Namun sebenarnya bila kita memiliki kemapuan Mereka komunikatif, sehingga bisa menjadi
4C (Critical thinking, Creativity, Communication, mesin terapi pada penderita gangguan jiwa.
Collaboration), kita tidak perlu khawatir. Namun untuk bisa menyampaikan pesan yang
Seluruh mesin AI tak ada yang bisa diajari 4C ini. sesuai dengan setiap audience, masih jauh.
Mereka bekerja berdasarkan algoritma dan data. Tentu saja mereka hanya terbatas berkolaborasi,
baik dengan manusia maupun mesin lainnya.
Mereka mengasumsikan data itu benar ketika Ada banyak pekerjaan manusia yang tak dapat
orang tidak memberikan downvote (dislike). diwakilkan ke mesin, terutama yang memerlukan
Mereka tidak kritis. kemampuan menata emosi, mempererat jalinan
Meski ChatGPT seperti kreatif karena mampu sosial, dan meneguk energi spiritual.
membuat dongeng atau puisi, namun karyanya Maukah kita menggantikan pasangan kita, orang
itu belum tentu memiliki makna, rasa, atau tua kita atau imam sholat kita dengan robot AI ?
memberikan solusi pada persoalan baru.
PINTAR VS BIJAK
“Dari Syaddad Ibn Aus, Rasulullah saw. Bersabda : orang yang cerdas adalah orang yang merendahkan dirinya dan
beramal untuk persiapan sesudah mati (H.R. At-Tirmidzi)”.
APAKAH AI DAPAT MENGENALI HOAX?
Ya, AI (Artificial Intelligence) dapat digunakan untuk mengenali hoax atau informasi palsu. Teknologi AI dapat
digunakan untuk mengumpulkan, menganalisis, dan memproses data dengan cara yang lebih cepat dan efisien
daripada manusia. Beberapa metode yang dapat digunakan oleh AI untuk mengenali hoax adalah:
1. Analisis sentimen: AI dapat menganalisis sentimen atau perasaan yang terkandung dalam sebuah teks atau
pesan. Misalnya, AI dapat mengidentifikasi kalimat yang mengandung emosi yang berlebihan atau ekspresi
yang terlalu dramatis, yang bisa menjadi tanda adanya hoax.
2. Analisis kebenaran: AI dapat digunakan untuk membandingkan sebuah informasi dengan data atau fakta yang
terpercaya. Jika informasi tersebut tidak cocok dengan fakta atau data yang valid, maka AI dapat mengenali
informasi tersebut sebagai hoax.
3. Analisis jaringan: AI dapat mengidentifikasi pola atau jaringan dari sumber informasi yang sama. Jika suatu
informasi berasal dari sumber yang sama dan tersebar di banyak media sosial atau platform lain, maka AI
dapat mengenali informasi tersebut sebagai hoax atau disebarkan oleh sebuah jaringan.
Namun demikian, tetap diperlukan peran manusia dalam memverifikasi informasi dan memastikan kebenaran
informasi tersebut. AI dapat membantu mempermudah proses verifikasi, namun keputusan akhir tetap berada di
tangan manusia untuk memastikan kebenaran informasi tersebut.
HOAX
• Hoax politik: Hoax jenis ini biasanya dibuat untuk mempengaruhi pendapat publik terhadap suatu
calon atau partai politik. Contoh, hoaks tentang tindakan negara yang tidak sesuai kenyataan.
• Hoax kesehatan: Hoax jenis ini biasanya berkaitan dengan kesehatan, seperti tentang obat-obatan
atau pengobatan alternatif yang tidak terbukti keefektifannya.
• Hoax sosial: Hoax jenis ini berkaitan dengan isu sosial, seperti hoaks tentang pengungsi atau isu-isu
yang sensitif secara sosial.
• Hoax bencana: Hoax jenis ini menyebarkan informasi palsu tentang bencana alam atau kecelakaan,
seperti informasi tentang gempa atau tsunami yang akan terjadi, yang sebenarnya tidak benar.
• Hoax teknologi: Hoax jenis ini biasanya beredar di media sosial dan terkait dengan teknologi,
seperti hoaks tentang virus komputer atau informasi palsu tentang kemampuan teknologi.
• Hoax agama: semisal klaim palsu tentang isi kitab suci, atau tentang tokoh agama yang disakralkan.
HOAX-HOAX BENCANA
ان الَّ ِذي أ َ ْس َرى ِبعَ ْب ِد ِه لَ ْيالً ِم َن ْال َم ْس ِج ِد ْال َح َر ِام َ س ْب َح ُ
ار ْكنَا َح ْولَهُ ِلنُ ِريَهُ ِم ْن آيَا ِتنَا َ َصى الَّ ِذي ب َ ِإلَى ْال َم ْس ِج ِد األ َ ْق
﴾١﴿ ير ُ ص ِ َس ِمي ُع الب َّ ِإنَّهُ ُه َو ال