NAMA PENULIS:
INDIRA AMELIA PUTRI HENDRA
NIS 0059385848
i
LEMBAR PENGESAHAN
Setelah melalui pembimbingan, maka karya tulis ini dinyatakan layak untuk
dipresentasikan pada saat ujian KTI.
Menyetujui, Mengetahui,
Kepala Sekolah Pembimbing
SMA Islam Athirah Bukit Baruga
ii
KATA PENGANTAR
Penulis
iii
ABSTRAK
Kegiatan pembelajaran dapat dilakukan dalam dua hal yaitu pembelajaran secara
langsung di kelas untuk menyampaikan materi atau teori dan pembelajaran
praktikum untuk melakukan suatu percobaan guna membuktikan dan menemukan
suatu teori dari materi yang diperoleh dalam proses pembelajaran di kelas. Hal ini
diharapkan dapat meningkatkan pemahaman, motivasi dalam mempelajari teori
dan konsep sains. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana persepsi
siswa terhadap pembelajaran praktikum dalam memahami konsep sains siswa
kelas XII IPA SMA Islam Athirah Bukit Baruga. Populasi pada penelitian ini
sebanyak 89 siswa. Penentuan sampel secara sampling random dengan
menentukan besarnya ukuran yaitu 34 % dari jumlah populasi yakni 89 x 34 % =
30 responden. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode
penelitian kuantitatif. Hasil penelitian diperoleh berdasarkan angket yang disebar
ke beberapa siswa untuk mengetahui tanggapan atau persepsi terhadap
pembelajaran praktikum dalam memahami konsep sains. Dari hasil analisis angket
yang berjumlah 10 pernyataan terdiri dari pernyataan negatif dan positif, maka
diperoleh hasil yaitu 77,08 % berkategori tinggi yang artinya pembelajaran
praktikum memberikan nilai tambah dalam pemahaman materi.
iv
ABSTRACT
Learning activities can be carried out in two ways, namely direct learning
in class to convey material or theory and practical learning to conduct an
experiment to prove and find a theory from the material obtained in the classroom
learning process. This is expected to increase understanding, motivation in
studying theories and concepts of science. This study aims to determine how
students' perceptions of practicum learning in understanding science concepts for
grade XII science students at SMA Islam Athirah Bukit Baruga. The population in
this study were 89 students. Determination of the sample by random sampling by
determining the size of 34% of the total population, namely 89 x 34% = 30
responden. The method used in this study is a quatitative research method. The
results of the study were obtained based on a questionnaire distributed to several
students to find out the responses or perceptions of practical learning in
understanding science concepts. From the results of the questionnaire analysis
which amounted to 10 statements consisting of negative and positive statements,
the results obtained were 77.08% in the high category, which means that practical
learning provides added value in understanding the material.
v
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL.................................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN..................................................................... ii
KATA PENGANTAR............................................................................. iii
ABSTRAK ............................................................................................. iv
ABSTRACT ........................................................................................... v
DAFTAR ISI........................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ................................................................................ viii
DAFTAR GAMBAR.............................................................................. ix
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................ 2
C. Tujuan Penelitian ............................................................ 2
D. Manfaat Penelitian .......................................................... 3
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Tinjauan Pustaka ............................................................ 4
1. Pengertian Persepsi .................................................. 4
2. Pengertian Praktikum .............................................. 5
3. Pemahaman Konsep ................................................ 8
4. Pembelajaran Sains .................................................. 9
B. Kerangka Pikir ................................................................ 12
C. Hipotesis ......................................................................... 12
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ............................................................. 13
B. Variabel dan Desain Penelitian .................................... 13
C. Defenisi Operasional Variabel ..................................... 13
D. Populasi dan Sampel .................................................... 14
E. Teknis Pengumpulan Data ........................................... 14
F. Instrumen ...................................................................... 15
G. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................... 15
H. Teknik Analisis Data .................................................... 16
vi
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ............................................................ 18
B. Pembahasan .................................................................. 22
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ...................................................................... 24
B. Saran ................................................................................ 24
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 25
LEMBAR ORISINALITAS.................................................................... 27
LAMPIRAN............................................................................................ 28
CURRICULUM VITAE........................................................................... 32
vii
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
DAFTAR LAMPIRAN
x
BAB I
PENDAHULUAN
1
materi. Seperti melakukan kegiatan praktikum, laboratorium membantu siswa
memahami konsep dan mengembangkan keterampilan siswa dalam proses sains.
Adanya kegiatan praktikum dapat membuat siswa melakukan suatu
percobaan untuk membuktikan dan menemukan suatu teori dari materi yang
diperoleh dalam proses pembelajaran di kelas (Wahyuni dan Taiyed, 2021). Hal
tersebut dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan
sehingga peningkatan hasil belajar dapat tercapai. Pengamatan secara langsung
sangat perlu dilakukan oleh siswa agar siswa lebih termotivasi dalam mempelajari
teori dan dapat meningkatkan rasa ingin tahu siswa.
Praktikum dalam pembelajaran sains adalah cara yang efektif untuk
mencapai tujuan belajar. Keterampilan proses ilmiah dan pengembangan sikap
ilmiah yang mendukung proses kognitif siswa sangat dimungkinkan dalam
kegiatan praktikum. Praktikum memberikan siswa kesempatan melalui
pengalaman langsung, untuk menemukan sendiri fakta-fakta yang dibutuhkan
untuk memperdalam pemahaman tentang materi yang dipelajari.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis bermaksud melakukan
penelitian yang berjudul “Persepsi Siswa Terhadap Pembelajaran Praktikum
Dalam Memahami Konsep Pembelajaran Sains Siswa Kelas XII IPA SMA Islam
Athirah Bukit Baruga”.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana persepsi siswa terhadap pembelajaran praktikum dalam
memahami konsep sains siswa kelas XII IPA SMA Islam Athirah Bukit Baruga?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana persepsi siswa
terhadap pembelajaran praktikum dalam memahami konsep sains siswa kelas XII
IPA SMA Islam Athirah Bukit Baruga.
2
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu:
1. Secara teoritis
Penelitian ini memiliki manfaat teoritis yaitu untuk menjadi landasan atau
bahan referensi bagi penelitian lebih lanjut sebagai acuan.
2. Secara praktis
a. Bagi peneliti
Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman bagi peneliti
dalam memecahkan masalah serta memperoleh gambaran tentang
pengaruh persepsi siswa terhadap pembelajaran praktikum dalam
memahami konsep sains siswa kelas XII IPA.
b. Bagi guru
Diharapkan adanya hasil penelitian dapat dijadikan sebagai
bahan masukan untuk lebih meningkatkan minat siswa dalam
memahami konsep sains siswa.
c. Bagi siswa
Hasil penelitian akan sangat bermanfaat untuk meningkatkan
minat siswa dalam mempelajari konsep sains serta dapat lebih mudah
memahami dan mengingat konsep-konsep pada pembelajaran sains
sehingga mampu mendapatkan hasil belajar yang lebih tinggi.
3
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Tinjauan Pustaka
1. Definisi Persepsi
Menurut Caplin (2006 dalam Yulanda, 2020), mengatakan bahwa “Secara
etimologi, istilah persepsi berasal dari bahasa inggris yaitu “perception” yang
artinya proses mengetahui atau mengenali objek dan kejadian objektif dengan
bantuan indera. Persepsi menurut Walgito (1994 dalam Yulanda, 2020), adalah
“persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh pengindraan, yaitu
merupakan proses yang berwujud di terima stimulus oleh individu melalui arah
reseptornya”. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti kata persepsi
adalah proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui panca indranya. Arti
lainnya dari persepsi adalah tanggapan (penerimaan) langsung dari sesuatu.
Melalui persepsi, siswa terus berinteraksi dengan lingkungannya. Saat
siswa menerima informasi atau saran tentang sesuatu akan memiliki pandangan
yang berbeda beda. Kesadaran dan pandangan yang berbeda terhadap objek yang
sama menunjukkan persepsi yang berbeda terhadap objek tersebut oleh setiap
orang.
Walgito (dalam Arifin dkk., 2017), menyatakan bahwa terjadinya persepsi
merupakan suatu yang terjadi dalam tahap-tahap berikut:
a. Tahap pertama, merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses kealaman
atau proses fisik, merupakan proses ditangkapnya suatu stimulus oleh alat
indera manusia.
b. Tahap kedua, merupakan tahap yang dikenal dengan proses fisiologis,
merupakan proses diteruskannya stimulus yang diterima oleh reseptor (alat
indera) melalui saraf-saraf sensoris.
c. Tahap ketiga, merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses psikologik,
merupakan proses timbulnya kesadaran individu tentang stimulus yang
diterima reseptor.
4
d. Tahap ke empat, merupakan hasil yang diperoleh dari proses persepsi yaitu
berupa tanggapan dan perilaku.
Menurut Toha (2003 dalam Arifin dkk., 2017), faktor-faktor yang
mempengaruhi persepsi seseorang adalah sebagai berikut:
a. Faktor internal: perasaan, sikap dan karakteristik individu, prasangka,
keinginan atau harapan, perhatian (fokus), proses belajar, keadaan fisik,
gangguan kejiwaan, nilai dan kebutuhan juga minat, dan motivasi.
b. Faktor eksternal: latar belakang keluarga, informasi yang diperoleh,
pengetahuan dan kebutuhan sekitar, intensitas, ukuran, keberlawanan,
pengulangan gerak, hal-hal baru dan familiar atau ketidak asingan suatu
objek.
Menurut Walgito Bimo (2006:95 dalam Yulanda, 2020), agar individu
dapat menyadari mengadakan persepsi, ada beberapa syarat yang perlu di penuhi,
yaitu:
a. Adanya objek yang di persepsi
Objek yang memunculkan stimulus yang mengenai alat indera atau respon.
Stimulus dapat datang dari luar langsung mengenai alat indera (reseptor),
yang dapat datang dari dalam, yang langsung mengenai syaraf penerimaan
(sensoris) yang bekerja sebagai reseptor.
b. Alat indera atau reseptor
Merupakan alat untuk menerima stimulus. Di samping itu pula harus ada
syaraf sensoris, sebagai alat untuk mengadakan respon diperlukan syaraf
motoris.
c. Adanya perhatian
Untuk mempersiapkan suatu objek yang diperlukan perhatian sebagai langkah
pertama.
2. Pengertian Praktikum
Praktikum diartikan sebagai suatu metode pembelajaran yang bertujuan
meningkatkan keterampilan siswa melalui observasi secara lengkap dan selektif
yang mendukung pemecahan masalah, menerapkan pengetahuan dan keterampilan
5
terhadap situasi yang dihadapi, melatih dalam merancang eksperimen,
menginterpretasi data, dan membina sikap ilmiah.
Praktikum merupakan salah satu metode pembelajaran yang
dilakukan untuk menemukan atau membuktikan suatu konsep atau prinsip yang
telah ada atau yang dirumuskan para ahli (Agustina, 2019).
Menurut Gott dan Duggan (dalam Putri 2021), praktikum memiliki tiga
ranah yang berkaitan, yaitu
6
a. Langkah Persiapan
1) Menetapkan tujuan praktikum
2) Mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan
3) Mempersiapkan tempat praktikum
4) Mempertimbangkan jumlah peserta didik dengan jumlah alat yang
tersedia dan kapasitas tempat praktikum
5) Mempersiapkan faktor keamanan dari praktikum yang akan dilakukan,
6) Mempersiapkan tata tertib dan disiplin selama praktikum
7) Membuat petunjuk praktikum dan juga langkahlangkah praktikum.
b. Langkah pelaksanaan
Selama berlangsungnya proses pelaksanaan metode praktikum, guru
perlu melakukan observasi terhadap proses praktikum yang sedang
dilaksanakan baik secara menyeluruh maupun perkelompok.
c. Tindak Lanjut Metode Praktikum
1) meminta peserta didik membuat laporan praktikum,
2) mendiskusikan masalah-masalah yang terjadi selama praktikum,
3) memeriksa kebersihan alat dan menyimpan kembali semua perlengkapan
yang telah digunakan
Djamarah (2006 dalam kurniawati dkk., 2015), menyatakan kelebihan dan
kekurangan metode praktikum sebagai berikut:
Kelebihan Metode Praktikum
a. Membuat peserta didik lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan
berdasarkan percobaan
b. dapat membina peserta didik untuk membuat trobosan-trobosan baru dengan
penemuan dari hasil percobaannya dan bermanfaat bagi kehidupan manusia.
c. Hasil-hasil percobaan yang berharga dapat dimanfaatkan untuk kemakmuran
umat manusia.
Kekurangan Metode Praktikum
a. Metode ini lebih sesuai dengan bidang-bidang sains dan teknologi,
b. metode ini memerlukan berbagai fasilitas peralatan dan bahan yang tidak
selalu mudah diperoleh dan mahal
7
c. keuletan ketabahan setiap percobaan tidak selalu memberikan hasil yang
sesuai karena mungkin ada faktor tertentu yang berada diluar jangkauan
kemampuan.
3. Pemahaman Konsep
Menurut KBBI pemahaman adalah proses, perbuatan memahami atau
memahamkan dan konsep adalah rancangan. Menurut Rosmawati (2008 dalam
Fajar dkk., 2018), Pemahaman konsep adalah yang berupa penguasaan sejumlah
materi pembelajaran, dimana siswa tidak sekedar mengenal dan mengetahui,
tetapi mampu mengungkapkan kembali konsep dalam bentuk yang lebih mudah
dimengerti serta mampu mengaplikasikannya.
Indikator-indikator pemahaman konsep secara umum menurut Nana
Sudjana (dalam Minarnik, 2021):
a. Mampu menerjemahkan kalimat matematika kedalam bentuk yang lebih
sesuai, yaitu saat siswa mampu menuliskan tentang informasi matematika
dalam soal dalam bentuk kalimat matematika yang lebih sesuai secara
lengkap dan menggunakan bahasa sendiri.
b. Mampu menghubungkan bagian- bagian terdahulu dengan yang diketahui
berikutnya, atau menghubungkan beberapa bagian dari grafik dengan
kejadian, membedakan yang pokok dan yang bukan pokok, yaitu saat siswa
mampu memnghubungkan secara tulisan informasi-informasi yang sudah
didapat dengan menuangkan dalam bentuk simbol, notasi, atau grafik yang
sesuai dan lengkap.
c. Mampu melihat dapat membuat ramalan tentang konsekuensi atau dapat
memperluas presepsi dalam arti waktu, dimensi, kasus, ataupun
permasalahan, yaitu saat siswa mampu menentukan rumus atau perhitungnan
mana yang dapat diterapkan untuk menyelesaikan soal serta dapat
menghitungnya sampai mendapatkan hasil jawabannya dengan runtut dan
tepat.
8
4. Pembelajaran Sains
Menurut Zubaidah (2017), pembelajaran adalah suatu sistem atau proses
pembelajaran siswa yang direncanakan atau didesain, dilaksanakan, dan
dievaluasi secara sistematis agar siswa dapat mencapai tujuan-tujuan
pembelajaran secara efektif dan efisien. Sains merupakan salah satu disiplin ilmu
yang berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis,
sehingga sains bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan berupa fakta-
fakta, konsep konsep atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses
penemuan, sehingga dapat membantu peserta didik memperoleh pengalaman
langsung dan pemahaman untuk mengembangkan kompetensinya agar dapat
menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah.
Menurut Zubaidah (2017), hakikat sains meliputi empat unsur utama.
a. Sikap: rasa ingin tahu tentang benda, fenomena alam, makhluk hidup, serta
hubungan sebab akibat yang menimbulkan masalah baru yang dapat
dipecahkan melalui prosedur yang benar; sains bersifat open ended.
b. Proses: prosedur pemecahan masalah melalui metode 6 ilmiah; metode ilmiah
meliputi penyusunan hipotesis, perancangan eksperimen atau percobaan,
evaluasi, pengukuran, dan penarikan kesimpulan.
c. Produk: berupa fakta, prinsip, teori, dan hukum.
d. Aplikasi: penerapan metode ilmiah dan konsep sains dalam kehidupan sehari-
hari.
Sains memiliki rekam jejak panjang dalam menghasilkan pengetahuan
baru yang dapat diterapkan pada berbagai pengalaman manusia dan memfasilitasi
perkembangan teknologi. Sains terkait dengan konsep yang berbeda di berbagai
bidang. Penguasaan sains dituntut harus lengkap dan inklusif agar tidak terjadi
ketimpangan. Pembelajaran sains diharapkan dapat menjadi sarana bagi siswa
untuk belajar lebih banyak tentang diri dan lingkungannya, serta prospek
kemajuan dalam penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Proses pembelajaran sains menekankan pada pemberian pengalaman
langsung untuk mengembangkan kemampuan mengeksplorasi dan memahami
lingkungan alam secara ilmiah. Pembelajaran sains memiliki peran strategis dalam
9
meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Indonesia. Dunia menuntut setiap
orang untuk mengetahui dan berpikir tentang sains. Oleh karena itu, sains yang
sarat dengan aktivitas berpikir dapat menjadi sarana untuk meningkatkan kualitas
sumber daya manusia di Indonesia, khususnya untuk membangun keterampilan
berpikir. Pendidikan sains juga membantu mengembangkan pemahaman dan
kebiasaan berpikir untuk mengembangkan keterampilan bertahan hidup.
Menurut Bryce dkk (1990:56 dalam Fatimah 2017) ditinjau dari proses,
sains memiliki berbagai keterampilan proses sains. Keterampilan proses sains
mencakup keterampilan dasar (basic skill) sebagai kemampuan yang terendah
yang mencakup
a. kemampuan melakukan pengamatan (observational skill),
b. kemampuan mencatat data (recording skill),
c. kemampuan melakukan pengukuran (measurement skill),
d. kemampuan mengimplementasikan prosedur (procedural skill),
e. kemampuan mengikuti instruksi (following instruction).
Kemudian diikuti dengan keterampilan proses (process skill) yang meliputi
a. kemampuan menginferensi (skill of inference)
b. kemampuan untuk menyeleksi berbagai cara atau prosedur (selection of
procedure)
Di tingkat SMA pembelajaran sains dibagi menjadi berikut:
a. Fisika
Menurut Sutarto (2008 dalam Setiawan dkk., 2012), fisika adalah
bidang ilmu yang banyak membahas tentang alam dan gejalanya, dari yang
bersifat riil (terlihat secara nyata) hingga yang bersifat abstrak atau bahkan
hanya berbentuk teori yang pembahasannya melibatkan kemampuan imajinasi
atau keterlibatan gambaran mental yang kuat.
Mempelajari fisika mempunyai banyak manfaat. Menurut Suparno
(2007 dalam Harefa, 2019), beberapa manfaat mempelajari fisika antara lain:
1) Fisika berperan besar dalam penemuan-penemuan teknologi.
2) Melalui fisika dapat menyingkap rahasia alam.
3) Fisika berada di depan dalam perkembangan teknologi.
10
4) Fisika sebagai ilmu dasar yang mempunyai andil dalam pengembangan
ilmu-ilmu lain.
5) Fisika melatih kita untuk berpikir logis dan sistematis
b. Kimia
Menurut Redhana (2019), kimia mempelajari tentang komposisi,
struktur, sifat, perubahan, dan energi yang menyertainya. Dalam kimia
dipelajari tentang fenomena alam. Berdasarkan fenomena-fenomena alam ini,
disusun konsep-konsep, teori-teori, dan hukum-hukum. Konsep-konsep, teori-
teori, dan hukum-hukum ini kemudian dapat digunakan kembali untuk
menjelaskan berbagai fenomena yang terjadi di alam.
Pembelajaran kimia hanya sedikit menyebut peran kimia dalam
kehidupan sehari-hari, yang merupakan esensi utama pembelajaran kimia
untuk meningkatkan kualitas hidup dan kehidupan manusia. Pembelajaran
kimia didominasi dengan menghafal nama kimia, rumus kimia, hukum dasar
kimia, dan perhitungan kimia (stoikiometri).
c. Biologi
Istilah biologi berasal dari Bahasa Yunanni, yaitu bios (kehidupan)
dan logos (ilmu). Dengan kata lain, biologi adalah ilmu yang mempelajari
tentang keadaan dan sifat makhluk hidup.
Pembelajaran biologi di kelas XII terdiri atas enam bab, dengan bab
pertama membahas mengenai pertumbuhan dan perkembangan makhluk
hidup yang dalam pembelajarannya dapat dilakukan praktikum, seperti
praktikum untuk mengetahui pengaruh cahaya dan air terhadap pertumbuhan
biji kacang hijau. Bab dua membahas mengenai peranan dan mekanisme
enzim serta metabolisme yang dalam pembelajarannya dapat dilakukan
praktikum, seperti praktikum mengenai enzim katalase pada ekstrak hati
ayam.
11
B. Kerangka Pikir
Pembelajaran Sains
Pemahaman Konsep
Metode Praktikum
C. Hipotesis
Berdasarkan kerangka pikir diatas maka hipotesis yang dirumuskan dalam
penelitian ini yaitu:
1. Adanya perspektif positif siswa terhadap pembelajaran praktikum dalam
memahami konsep sains siswa kelas XII IPA SMA Islam Athirah Bukit
Baruga
2. Tidak adanya perspektif positif siswa terhadap pembelajaran praktikum
dalam memahami konsep sains siswa kelas XII IPA SMA Islam Athirah
Bukit Baruga.
12
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam karya tulis ini yang berjudul
Persepsi Siswa Terhadap Pembelajaran Praktikum dalam Memahami Konsep
Sains Siswa Kelas XII IPA SMA Islam Athirah Bukit Baruga adalah penelitian
kuantitatif. Data yang diperoleh, diolah secara kuantitatif disertai analisis sehingga
menunjukkan hasil berdasarkan rumusan masalah.
13
melatih dalam merancang eksperimen, menginterpretasi data, dan membina
sikap ilmiah melalui panca indranya.
2. Pemahaman Konsep Sains (Biologi)
Pemahaman konsep sains (biologi) adalah berupa penguasaan
sejumlah materi pembelajaran sains (biologi), dimana siswa tidak sekedar
mengenal dan mengetahui, tetapi mampu memahami dan mengungkapkan
kembali konsep sains dalam bentuk yang lebih mudah dimengerti.
14
F. Instrumen
Adapun instrumen pernyataan sebanyak 10 dengan tingkat penilaian seperti
yang ditampilkan pada tabel 1.
Tabel 1. Instrumen Pernyataan Persepsi Siswa Terhadap Pembelajaran Praktikum
Dalam Memahami Konsep Sains Siswa Kelas XII IPA SMA Islam
Athirah Bukit Baruga, 2022.
Tingkat Penilaian
No Pernyataan
SS S TS STS
15
H. Teknik Analisis Data
Berikut tahap-tahap pengelolaan data:
1. Pengumpulan
Peneliti mengumpulkan data yang dibutuhkan untuk penelitian. Pada tahap ini
saya menggunakan kuesioner atau angket untuk mengumpulkan data dari
eksponden
2. Tabulasi
Tahap menyusun dan menghitung data hasil jawaban responden, kemudian
disajikan dalam bentuk tabel.
3. Analisis Data
Pengolahan data dengan menerapkan skala likert (Sugiyono, 2006),
yang pengukurannya diberikan skor pada setiap persepsi terhadap jawaban
atas pernyataan yang disiapkan dalam angket. Skala likert digunakan untuk
mengukur tanggapan, pengetahuan, dan sikap persepsi siswa terhadap
pembelajaran praktikum untuk memahami konsep sains. Untuk mengukur
persepsi siswa disusun 4 pernyataan negatif dan 6 pernyataan positif dengan
total 30 responden. Setiap jawaban dihubungkan dengan bentuk pernyataan
sikap yang diungkapkan sebagai berikut:
16
Data yang diperoleh dari angket diolah dengan menggunakan
rumus statistik sederhana yang dikemukakan Sudjana (dalam Yulanda,
2020) adalah sebagai berikut:
f
P= × 100 %
N
Keterangan:
P = Angka Persentase
F = Frekuensi yang muncul
N = Jumlah sampel
Data dianalisis dengan menggunakan skala likert sebagai berikut:
Perhitungan Skor Maksimum = Jumlah Pernyataan x Jumlah Responden x
Skor Tertinggi Skala Likert
Skor Hasil Pengumpulan Data = Pernyataan x Jumlah Responden x Skor
Jumlah Skor Hasil Pengumpulan Data
Data Tingkat Perpsepsi Siswa =
Jumlah Skor Ideal(Maksimum)
Data angket dari hasil jawaban responden akan dibuat penafsiran
tabel dan menarik kesimpulan:
Angka 0% - 25% = Rendah
Angka 25,1% - 50% = Sedang
Angka 50,1% - 75% = Cukup
Angka 75,1% - 100% = Tinggi
17
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
18
Adapun perhitungan angket pernyataan siswa terhadap pembelajaran
praktikum dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3. Hasil Angket Persepsi Siswa Terhadap Pembelajaran Praktikum Dalam
Memahami Konsep Sains, 2022.
Alternatif Persentase
No Pernyataan Frekuensi Ket
Jawaban (%)
SS 1 3,33
Pembelajaran praktikum
S 5 16.67
1 tidak membuat saya Sedang
TS 14 46.67
bersemangat untuk belajar
STS 10 33.33
Pembelajaran praktikum SS 0 0
menyulitkan saya menjawab S 5 16.67
2 Cukup
permasalahan yang TS 21 70
berkaitan dengan sains STS 4 13.33
Saya mendapat wawasan SS 18 60
dan pengetahuan baru S 10 33.33
3 Cukup
tentang materi yang TS 2 6.67
dipelajari melalui praktikum STS 0 0
Praktikum memudahkan SS 15 50
saya mengaitkan konsep S 14 46.67
4 sains yang telah TS 1 3.33 Sedang
disampaikan guru STS 0 0
19
Alternatif Persentase
No Pernyataan Frekuensi Ket
Jawaban (%)
memahami konsep materi STS 0 0
sains yang sedang dipelajari
SS 9 30
Praktikum mempermudah
S 20 66.67
9 saya memahami konsep Cukup
TS 1 3.33
sains yang sedang dipelajari
STS 0 0
Saya dapat menjelaskan SS 1 3.33
konsep sains hanya dengan S 18 60
Cukup
10 pembelajaran secara TS 10 33.33
langsung di kelas STS 1 3.33
Jumlah 30 100
Total Skor
Indeks Persepsi Siswa = × 100 %
Skor Tertinggi
925
= ×100 %
1200
= 77.08%
20
Tabel 4. Hasil Angket Persepsi Siswa terhadap Pembelajaran Secara Langsung di
Kelas XII IPA SMA Islam Athirah Bukit Baruga, 2022.
Alternatif Persentase
No Pernyataan Frekuensi Ket
Jawaban (%)
Pembelajaran secara SS 2 6.67
langsung di kelas sudah S 18 60
cukup membuat saya TS 10 33.33
8 Cukup
memahami konsep materi STS 0 0
sains yang sedang
dipelajari
Saya dapat menjelaskan SS 1 3.33
konsep sains hanya dengan S 18 60
10 Cukup
pembelajaran secara TS 10 33.33
langsung di kelas STS 1 3.33
21
Alternatif Persentase
No Pernyataan Frekuensi Ket
Jawaban (%)
TS 2 6.67
tentang materi yang STS 0 0
Pembelajaran praktikum SS 15 50
memudahkan saya S 14 46.67
4 mengaitkan konsep sains TS 1 3.33 Sedang
yang telah disampaikan guru STS 0 0
B. Pembahasan
Pada Tabel 5, terlihat bahwa pada umumnya responden dalam hal ini siswa
Athirah Bukit Baruga kelas XII IPA diperoleh hasil 81,87% berkategori tinggi
22
yang artinya mereka setuju bahwa pembelajaran parktikum sangat membantu
dalam meningkatkan pemahaman materi pembelajaran. Bahwa materi dalam
pembelajaran di kelas akan lebih dipahami dan lebih mudah di mengerti apabila di
barengi dengan pembelajaran praktikum. Hal ini sesuai dengan pendapat Sagala
(2005 dalam Zahara dkk., 2017), bahwa pembelajaran praktikum mempunyai
kelebihan yaitu dapat membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau
kesimpulan berdasarkan percobaan yang dilakukan sendiri daripada hanya
menerima penjelasan dari guru atau dari buku, dapat mengembangkan sikap untuk
mengadakan studi eksplorasi tentang sains dan teknologi, dapat menumbuhkan
sikap-sikap ilmiah seperti bekerjasama, bersikap jujur, terbuka, kritis, dan
bertoleransi, siswa belajar dengan mengalami atau mengamati sendiri suatu proses
atau kejadian, memperkaya pengalaman siswa dengan hal-hal yang bersifat
objektif dan realistis, Mengembangkan sikap berpikir ilmiah.
Pemahaman konsep sains akan lebih mudah di pahami dan di jelaskan
setelah melakukan praktikum artinya bahwa praktikum sangatlah penting
dilakukan bagi siswa untuk mempermudah memahami materi yang telah di terima
dalam pembelajaran di kelas. Sesuai dengan pendapat Nisa (2017), “contohnya
dengan melalui praktikum, maka siswa akan lebih mudah membangun
pengetahuan dan lebih mudah memahami konsep-konsep mengenai suatu hal
dalam IPA dan dengan sendirinya siswa dapat menghafal dan mengingat materi
yang diberikan.”
Pembelajaran secara langsung siswa di kelas dalam memahami konsep
sains pada Tabel 4 diperoleh hasil 57,91% (cukup) yang artinya pemahaman siswa
dalam mendalami materi yang disampaikan secara langsung di kelas perlu ada
pendampingan kegiatan karena hasil yang diperoleh belum maksimal, sehingga
ada kegiatan tambahan dlam hal ini kegiatan praktikum dapat membantu siswa
lebih memahami konsep sains yang telah diterima di kelas. Hal ini sesuai dengan
pendapat Wahyuni dan Taiyed (2021) bahwa adanya kegiatan praktikum dapat
membuat siswa melakukan suatu percobaan untuk membuktikan dan menemukan
suatu teori dari materi yang diperoleh dalam proses pembelajaran di kelas.
23
Dari keseluruhan hasil angket untuk mengetahui persepsi siswa dalam
memahami konsep sains kelas XII sekolah Islam Athrirah Bukit Baruga terlihat
pada Tabel 3 diperoleh hasil sebesar 77,08 % (Tinggi) yang artinya pembelajaran
praktikum memberikan nilai tambah dalam pemahaman materi.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari hasil penelitian Persepsi Siswa Terhadap
Pembelajaran Praktikum Dalam Memahami Konsep Sains Siswa Kelas XII IPA
SMA Islam Athirah Bukit Baruga yaitu tanggapan siswa terhadap pembelajaran
praktikum dalam memahami konsep sains sebesar 77,08 % (Tinggi) yang artinya
pelaksanaan praktikum sangat membantu untuk meningkatkan pemahaman
konsep sains terutama pada pelajaran biologi.
B. Saran
Adapun saran dalam hasil penelitian ini, yaitu;
1. Bagi Guru, sebaiknya dilaksanakan kegiatan praktikum untuk membuat siswa
lebih bersemangat dan memahami materi pembelajaran yang diterima di kelas.
2. Bagi Siswa, kegiatan praktikum harus di ikuti sehingga pemahaman materi
lebih mudah dipahami dan di mengerti.
3. Kerjasama antara guru dan siswa dalam memamfaatkan fasilitas laboratorium
demi peningkatan ilmu pengetahuan.
24
DAFTAR PUSTAKA
Agustina, P., Saputra, A., Akbar, I., & Rahayu, S. (2021). Studi Pelaksanaan
Praktikum IPA dan Biologi Sekolah Menengah selama Masa Pandemi
COVID-19. Cilacap: LPPM PTMA.
Arifin , H. S., Fuady, I., & Kuswarno, E. (2017). Analisis Faktor Yang
Mempengaruhi Persepsi Mahasiswa Untirta Terhadap Keberadaan Perda
Syariah Di Kota Serang. Jurnal Penelitian Komunikasidan Opini Publik,
21(1), 88-101.
Fajar, A. P., Kodirun, Suhar, & Arapu, L. (2018). Analisis Kemampuan
Pemahaman Konsep Matematis Siswa Kelas VIII SMP Negeri 17 Kendari.
Jurnal Pendidikan Matematika, 9(2), 230.
Fatimah, S. (2017). Analisis Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas V Pada Mata
Pelajaran IPA. Prosiding Seminar Nasional KSDP Prodi S1 PGSD
“Konstelasi Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia di Era Globalisasi,
182.
Harefa, A. R. (2019). Peran Ilmu Fisika Dalam Kehidupan Sehari-Hari. Jurnal
Warta Edisi : 60, 3-5.
Irnawati. (2019). Persepsi Siswa Terhadap Pendidikan Tinggi Dan
Kecendrungannya Memilih Pendidikan Tinggi Lanjutan (Studi Pada Siswa
Kelas XII SMA Negeri 3 Luwu Tahun Ajaran 2017/2018). Makassar:
Universitas Negeri Makassar.
Kurniawati, L., Akbar, R. O., & Misri, M. A. (2015). Pengaruh Penerapan
Metode Pembelajaran Praktikum Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis
Matematika Siswa Kelas VIII SMPN 3 Sumber Kabupaten Cirebon.
EduMa, 4(2), 64-65.
Minarnik, T. S. (2021). Analisis Tingkat Pemahaman Konsep Ditinjau Dari
Kemampuan Komunikasi Matematis Tulis Siswa Pada Materi
Perbandingan Kelas VII. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang.
Nasution, M. K. (2017). Penggunaan Metode Pembelajaran Dalam Peningkatan
Hasil Belajar Siswa. STUDIA DIDAKTIKA: Jurnal Ilmiah Bidang
Pendidikan, 11(1), 9-10.
25
Ningsyih, S., Junaidi, E., & Al Idrus, S. W. (2016). Pengaruh Pembelajaran
Praktikum Berbasis Inkuiri Terbimbing Terhadap Kemampuan Berpikir
Kritis Dan Hasil Belajar Kimia Siswa. Jurnal Pijar Mipa, 11(1), 3.
Nisa, U. M. (2017). Metode Praktikum untuk Meningkatkan Pemahaman dan
Hasil Belajar Siswa Kelas V MI YPPI 1945 Babat pada Materi Zat
Tunggal dan Campuran. Proceeding Biology Education Conference,
14(1), 62-68.
Putri, S. (2021). Analisis Pelaksanaan Praktikum Dalam Menumbuhkan
Psikomotorik Siswa Pada Mata Pelajaran Biologi Secara Daring Di MTs
Pab 2 Sampali. Medan: Universitas Islam Negeri Sumatera Utara.
Redhana, I. W. (2019). Mengembangkan Keterampilan Abad Ke-21 Dalam
Pembelajaran Kimia. Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, 13(1), 2239-2253.
Sari, E. P. (2020). Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Berbasis
Praktikum Terhadap Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Ipa Di Kelas V
Sd Negeri 197 Desa Bukit Harapan Kecamatan Pinang Raya Bengkulu
Utara. Bengkulu: Institut Agama Islam Negeri (Iain) Bengkulu .
Setiawan, A., Sutarto , & Indrawati. (2012). Metode Praktikum Dalam
Pembelajaran Pengantar Fisika Sma : Studi Pada Konsep Besaran Dan
Satuan Tahun Ajaran 2012-2013. Jurnal Pembelajaran Fisika, 1(3), 285-
290.
Sugiyono. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Wahab, A. (2021). Pengaruh Metode Praktikum Berbasis Arduino Uno Terhadap
Keterampilan Proses Sains Dan Kemampuan Pemahaman Konsep Fisika
Peserta Didik Kelas X Mia Man 1 Majene. Makassar: Universitas Negeri
Makassar.
Wahyuni, S., & Taiyeb, M. (2021). Analisis Keterlaksanaan Praktikum dan Hasil
Belajar Biologi Siswa Kelas XI SMA. Musamus Journal of Science
Education, 3(2), 72-74.
Yulanda, H. (2020). Persepsi Siswa Terhadap Pemahaman Konsep Ipa Secara
Tematik Di MTsN 4 Banda Aceh. Banda Aceh: Universitas Islam Negeri
Ar-Raniry Darussalam.
Zahara, R., Wahyuni, A., & Mahzum, E. (2017). Perbandingan Pembelajaran
Metode Praktikum Berbasis Keterampilan Proses Dan Metode Praktikum
Biasa Terhadap Prestasi Belajar Siswa. Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM)
Pendidikan Fisika, 2(1), 172.
26
Zubaidah, S. (2011). Pembelajaran Sains (IPA) Sebagai Wahana Pendidikan
Karakter. Malang: Universitas Negeri Malang.
27
LAMPIRAN
28
Lampiran 2. Bukti adanya angket
29
30
31
CURRICULUM VITAE
Identitas Penulis
1 Nama Lengkap Indira Amelia Putri Hendra
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 NISN 0059385848
4 Kelas XII IPA 1
5 Tempat Tanggal Lahir Makassar, 30 Mei 2005
6 Email indira.amelia05@gmail.com
7 Nomor Telepon/HP 081342921204
Riwayat Pendidikan
1 SD MIN 2 Makassar
2 SMP SMPN 25 Makassar
Prestasi
1 Meraih Juara 3 Tingkat Nasional Bidang Kimia pada Indonesia
Students Science Competition (ISSC)
2 Meraih Medali Emas Tingkat Nasional Bidang Kimia pada
Olimpiade Sains Nasional Hardiknas (OSN-H)
32
33