Anda di halaman 1dari 3

Sejarah

Di Kediri banyak terdapat bangunan kuno peninggalan Belanda, salah satunya


Komplek Pabrik Gula. Sisa bangunan kuno berupa Komplek Pabrik Gula
peninggalan Kolonial Belanda ini ada di Kecamatan Kandat, Kabupaten Kediri,
Jawa Timur. Sayangnya, kondisi bangunan yang tidak terawat justru
menimbulkan kesan angker.

Penelusuran sisa bangunan kuno peninggalan Belanda di Kecamatan Kandat ini


dimulai dari sebuah tower air dengan ketinggian sekitar 15 meter dan lebar 5
meter. Bangunan tua ini sangak unik, karena berbentuk segi 10. Sekitar 200 tahun
silam, bangunan ini dimanfaatkan sebagai tempat penampungan air. Menurut
masyarakat setempat, air dari tower penampungan, kemudian dialirkan menuju
tanaman tebu, serta dipakai untuk mesin kereta lori.

Di sekitar bangunan Torn Air tersebut, juga terdapat jalur untuk rel Kereta Lori.
Jalur tersebut menjadi akses jalan bagi kereta lori yang mengangkut panen tebu
dari lahan menuju ke pabrik gula. Dan dibawah bangunan torn ini ada kubangan
atau bendungan air yang sudah modern, dibangun menggunakan batu bata dan
pasir. Bangunan Tower Air sendiri, selain unik dengan model segi 10, juga sangat
khas Belanda. Bangunan tinggi besar dan kokoh, serta terdapat lubang-lubang di
dindingnya sebagai fentilasi. Di belakang Tower Air tersebut terdapat Sumur Bor.
Sumur tua tersebut berukuran besar. Dari sumur itu terdaat pipa panjang menuju ke
puncak bangunan torn.
Secara administratif, menara tersebut terletak di dalam komplek Gudang Quality
Control Pabrik Gula Ngadirejo. Di era sebelum kemerdekaan hingga akhir tahun
1980an, bangunan itu merupakan bagian penting dari komoditas gula PG
Ngadirejo. Keberadaannya menjadi titik transit bagi sepur angkutan tebu di
perkebunan Kediri Selatan. Misalnya daerah Kandat, Butuh, Jimbun, Sambi,
Ngadiluwih, Kras, dan Plosoklaten.
Bangunan kuno sisa peninggalan Belanda ini berada di area persawahan.
Kondisi tidak terawat yang memberi kesan angker. Dikatakan bahwa dulunya
Galoean Tapioca Estates merupakan kompleks industri yang cukup megah namun
sekarang hanya tersisa beberapa bangunan saja yang masih berdiri, kemungkinan
bangunan-bangunan di wilayah ini hancur akibat agresi militer yang dilakukan
oleh tentara Belanda pasca kemerdekaan.
Perlu di ingat bahwa kompleks industri perkebunan di Galuan ini sering
mengalami perubahan fungsi, misalnya pada tahun 1942-1945 wilayah ini oleh
tentara Jepang digunakan sebagai Kamp interniran orang-orang Belanda yang
masih tertinggal di Indonesia dan menunggu untuk dipulangkan kenegara asalnya.
Tidak jauh dari kompleks industri juga ditemukan gua Jepang, yang kemungkinan
besar pada masa pendudukan Jepang digunakan sebagai tempat perlindungan
apabila terjadi serangan dari pihak sekutu.
Sumber:https://www.dhahanews.com/travel/pr-5755208771/melihat-sisa-
bangunan-kuno-peninggalan-belanda-di-kediri-komplek-pabrik-gula-jadi-tempat-
wisata-alternatif?page=2
Gambar Terkait

Anda mungkin juga menyukai