Anda di halaman 1dari 19

BAB.

I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Cilacap adalah sebuah kota kecil yang berada di selatan Jawa yang sebagian
daerahnya terdiri dari pantai dengan tabir Pulau Nusa Kambangan sebagai pelindung dari
ganasnya ombak Laut Selatan. Cilacap merupakan tempat terbaik untuk sistem
pertahanan di selatan pulau Jawa. Pada tanggal 4 Desember 1830, Pementah Hindia
Belanda memutuskan untuk menetapkan pos Nusa Kambangan masuk ke dalam garnisun
kecil di Pulau Jawa. Untuk kepentingan itu ditempatkanlah seorang letnan, dua sersan,
dua kopral orang Eropa ditambah dua sersan, dua kopral, dan satu penabuh tambur serta
53 prajurit bersenjata senapan. Selanjutnya pada tanggal 29 November 1847, Gubernur
Jenderal J.J. Rochussen (1845-1851) memutuskan bahwa pembukaan pelabuhan Cilacap
bukan semata-mata untuk kepentingan perdagangan saja, melainkan untuk militer dan
pertahanan. Sehingga pada tahun 1853 dikeluarkan keputusan untuk membangun sebuah
benteng.
Maka mereka memutuskan untuk membangun sebuah benteng besar yang
berlanggam Eropa di Semenanjung Cilacap. Benteng ini merupakan tiruan dalam
bentuk yang lebih kecil dari Benteng Rijnauwen yang dibangun pada waktu yang
hampir bersamaan yang mampu menampung 540 tentara dan 105 meriam.
Pemerintah Hindia Belanda kemudian mendirikan tangsi pasukan altileri yang ke 17
di Cilacap pada 15 Februari 1855.

A. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah dan proses pmbangunan Benteng Pendem Cilacap ?
2. Bangunan apa saja yang terdapat dalam Benteng Pendem Cilacap ?
3. Bagaimana kondisi Benteng Pendem Cilacap saat dilakukannya penelitian ?

B. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui sejarah dan proses pembangunan Benteng Pendem Cilacap
2. Untuk mengetahui ruangan yang terdapat di dalam Benteng Pendem Cilacap
3. Untuk mengetahui kondisi Benteng Pendem Cilacap saat penelitian
berlangsung

BAB. II TINJAUAN KEPUSTAKAAN


2

A. DASAR TEORI
1. Pengertian Benteng
Benteng adalah bangunan untuk keperluan militer yang dibuat untuk
keperluan pertahanan dalam peperangan. Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI) benteng merupakan dinding tembok besar untuk
melindungi diri dari serangan musuh dan untuk mengadakan perlawanan
kepada musuh yang mendekat. Bangunan itu dapat berupa dinding (satu
sisi, dua sisi, tiga sisi, empat sisi atau lebih) dan dapat pula berupa
bangunan

yang kompleks.

Dalam

bahasa

Belanda

dan

Inggris

benteng disebut fort atau fortifications.


2. Pengertian Benteng Pendem Cilacap
Benteng Pendem Cilacap (dalam bahasa Belanda : Kustbatterij op de
Landtong te Cilacap) bila diartikan ke dalam bahasa Indonesia, artinya
kurang lebih adalah tempat pertahanan pantai di atas tanah menjorok ke
laut menyerupai bentuk lidah.
B. HIPOTESIS PENULISAN
Benteng Pendem dahulunya merupakan markas pertahanan tentara Belanda
di Cilacap, Jawa Tengah yang didesain oleh arsitek Belanda. Benteng ini
merupakan markas pertahanan Belanda pada masa perang sebelum dan sesudah
kemerdekaan. Benteng ini juga menjadi saksi perjuangan rakyat Cilacap melawan
penjajahan Belanda. Benteng ini terletak di puncak sebuah bukit tertinggi di
Nusakambangan. Bangunan seluas 6,5 hektar tersebut dibangun oleh tentara
kerajaan Belanda pada tahun 1862. Tempat itu dijadikan sebagai markas
pertahanan Belanda sampai tahun 1942. Karena saat perang melawan Jepang,
Belanda kalah, sehingga tempat itu kemudian dikuasai penjajah Jepang. Pada
tahun 1945, saat kota Hirosima dan Nagasaki dibom oleh tentara sekutu dan
Jepang hengkang kembali ke negerinya bangunan yang berada tak jauh dari Pulau
Nusakambangan tersebut dikuasai TNI dari Banteng Loreng Kesatuan Jawa
Tengah. Di tempat itu pula, para tentara berlatih perang dan pendaratan laut.
C. METODOLOGI PENELITIAN
1. Tempat dan Waktu Penelitian
3

a) Tempat:
1. Obyek Penelitian : Benteng Pendem Cilacap
2. Pembuatan Karya Tulis Ilmiah : SMA N 1 Banguntapan
b) Waktu
: 7 Januari Maret 2014
2. Teknik Pengumpulan Data
a) Metode Observasi
Proses pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan
secara langsung dan mencatat hal-hal pokok yang ada di dalam obyek
pengamatan. Oleh karena itu penulis menggunakan metode ini agar
lebih jelas dan dapat mengetahui Benteng Pendem Cilacap secara
langsung.
b) Studi Kepustakaan
Merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan penulis
dengan cara mengambil informasi dan data yang ada di internet dan
media lain yang ada hubungannya dengan Karya Tulis Ilmiah ini.
3. Deskripsi Wilayah
Benteng Pendem terletak di bagian tenggara kota Cilacap, bagian
Selatan Benteng Pendem adalah Samudra Indonesia, bagian selatan adalah
Selat Nusakambangan ( pintu masuk Pelabuhan Alam Tanjung Intan, di
sebalah Barat adalah Kantor Pertamina Area 70, sebelah Utaranya
adalah tangkitangki penampungan bahan minyak mentah Pertamina UP
IV Cilacap yang berada di Area 70. Benteng Pendem terletak di wilayah
dusun

Kebonjati,desa

Cilacap,

Kecamatan

Cilacap,

kabupaten

Cilacap.Posisi geo-grafisnya adalah 108 4908 BT dan 7*4031. Letak


benteng ini sangat strategis yaitu di pantai Teluk Penyu Cilacap serta
menghadap ke arah samudera Hindia

BAB. III PEMBAHASAN


B. SEJARAH DAN PROSES PEMBANGUNAN BENTENG PENDEM CILACAP
Benteng Pendem Cilacap atau Kustbatterij op de Landtong te Cilacap adalah
benteng peninggalan Belanda di pesisir pantai Telukpenyu, Cilacap, Jawa Tengah.
Benteng Pendem ini dibangun pada tahun 1861. Bangunan ini merupakan bekas
markas pertahanan tentara Hindia Belanda yang dibangun di area seluas 6,5 hektar
secara bertahap selama 18 tahun, dari tahun 1861 1879. Bangunan benteng ini di
desain oleh arsitek Belanda. Teknik pembuatan benteng ini adalah dengan cara di
4

bangun terlebih dahulu, lalu setelah jadi kemudian ditimbun dengan tanah setebal
kurang lebih 3,5 meter sehingga bangunannya tidak terlihat/terpendam tanah.
Pembangunannya tidak menggunakan semen, hanya menggunakan batu bata merah
yang berasal dari gunung berapi. Baru setelah Belanda menghadapi perang dunia II
bangunannya ditambah dengan teknik pembuatan bangunan yang menggunakan
semen, bahkan ada bangunan yang sudah menggunakan system beton concret dan
besi tulang.
Awalnya benteng ini di fungsikan untuk menahan serangan yang datang dari
arah laut bersama dengan Benteng Karang Bolong, Benteng Klingker, dan Benteng
Cepiring. Benteng ini kemudian ditemukan dan mulai digali oleh pemerintah Cilacap
pada tahun 1986. Bangunan Benteng Pendem terdiri dari beberapa ruangan yang
masih kokoh hingga sekarang. Namun, sejak awal ditemukan, ruangan yang terdapat
di dalam benteng belum sepenuhnya diketahui. Ruangan dan bangunan yang
umumnya sudah diketahui antara lain terdiri dari parit, klinik pengobatan, ruang
akomodasi, ruang penjara I, pintu gerbang utama, benteng pengintai, terowongan,
ruang penjara II, gudang senjata dan benteng bertahan. Ada pula yang menyatakan
bahwa di dalam benteng ini terdapat terowongan yang menuju ke benteng-benteng
lain dan sejumlah gua yang berada di pulau Nusakambangan. Namun hingga kini hal
tersebut belum sepenuhnya terbukti.
Pada tahun 1853 dikeluarkan keputusan untuk membangun sebuah benteng besar
yang berlanggam Eropa di Semenanjung Cilacap. Namun Benteng ini baru mulai
dibangun pada tahun 1861. Benteng ini merupakan tiruan dalam bentuk yang lebih kecil
dari Benteng Rijnauwen yang dibangun pada waktu yang hampir bersamaan yang mampu
menampung 540 tentara dan 105 meriam. Pemerintah Hindia Belanda mendirikan tangsi
pasukan altileri yang ke 17 di Cilacap pada 15 Februari 1855. Turut dibangun pula
menara pengintai di Gunung Cimering, Nusa Kambangan pada 1857. Pembangunan
benteng di Semenanjung Cilacap ini tidak berjalan lancar sesuai yang diharapkan.
Kendala utama pembangunan benteng ini adalah masalah biaya yang semakin meningkat
tiap tahunnya. Saat itu juga, pemerintah Hindia Belanda juga sedang menangani
pembangunan benteng di beberapa wilayah. Semua pembangunan benteng bernasib sama
yakni tersendat-sendat. Setelah hampir 20 tahun benteng di Cilacap masih belum selesai,
5

akhirnya para perwira dan menteri negara jajahan membuat kesepakatan untuk
menyelesaikan pembangunan benteng. Namun, biaya yang dikeluarkan untuk
menyelesaikan pembangunan harus dikurangi dengan cara mengurangi tingkat kerumitan
sistem pertahanan yang mendekati sisi daratan.
Intensitas penggunaan benteng sangat tinggi pada periode 1880-1890. Kemudian mulai
meredup setelah tahun 1890 sampai pecahnya Perang Dunia II. Pada saat masuknya
tentara Jepang ke Indonesia, Benteng Pendem dijadikan markas tentara Jepang. Namun
pada tanggal 14 Agustus 1945 Jepang kalah perang dengan pihak Sekutu, Benteng
Pendem Cilacap kembali ke tangan tentara Hindia Belanda sampai dengan tahun 1950.
Akhirnya pada 1879 benteng selesai dibangun. Benteng Pendem ini merupakan bagian
dari sistem pertahanan New Dutch Waterline yang dilengkapi dengan :
a)
b)
c)
d)

6 meriam besi ukuran 24 cm


16 meriam perunggu ukuran 12 cm
14 meriam kecil ukuran 8 cm
4 mortar ukuran 29 cm

Dengan peralatan tempur seperti itu, Benteng Pendem dinobatkan sebagai salah satu
benteng dengan peralatan tempur berat paling modern di Indonesia pada waktu itu. Di
Nusantara, pemerintah Hindia Belanda bersiap untuk menghadapi perang dengan Jepang.
Benteng Pendem yang setelah ditinggalkan sempat dijadikan barak tanpa garnisun
kemudian diduduki kembali. Bungker dibangun, meriam untuk kebutuhan perang pesisir
dan pertahanan untuk menghalau pesawat tempur dengan lampu bidik dipasang. Pada 28
Februari 1942, Jepang mendarat hampir tanpa perlawanan di tiga tempat di pantai utara
Jawa. Pelabuhan Cilacap menjadi sangat sibuk, banyak kapal yang datang dan pergi.
Namun, banyak kapal yang dicegat oleh armada Jepang yang beroperasi di pantai selatan
Jawa. Cilacap dibom tiga kali oleh pesawat Jepang. Tangki minyak ditembaki dan
dibakar. Peristiwa itu mengubah pelabuhan Cilacap menjadi seperti neraka. Pimpinan
Belanda memerintahkan untuk menghancurkan dan meninggalkan pelabuhan dan sistem
pertahanan pesisir. Pertempuran berakhir sebelum tentara Jepang pertama tiba. Pada 9
Maret 1942 pemerintah Hindia Belanda menyerah.

C. RUANGAN YANG TERDAPAT DALAM BENTENG PENDEM CILACAP

1. Parit
Konon pada jaman dahulu lebar parit sekitar 18 m dengan kedalaman 3 m. Saat
ini lebar paritnya hanya 5 m dengan kedalaman 1-2 m. Fungsi parit yang utama
adalah melindungi benteng, menghambat laju musuh, patroli keliling menggunakan
perahu kecil, dan tempat pembuangan air dari terowongan.

2. Barak
Barak yang dibangun pada tahun 1877 dan terdiri dari 14 ruang. Tiap ruang bisa
menampung sekitar 30 prajurit. Dua ruang terakhir yang lebih luas digunakan sebagai
ruang untuk para komandan.

3. Klinik Pengobatan
Klinik ini dibangun pada tahun 1879 oleh Belanda dan difungsikan juga oleh
tentara Jepang saat menduduki Indonesia. Bangunan ini terdiri dari ruang tindakan
dan perawatan pasien.
8

4. Ruang Akomodasi
Ruang Akomodasi merupakan tempat untuk penyimpanan arsip, di ujung
bangunan sebelah kiri terdapat ruang komandan.

5. Ruang Penjara I
Ruang Penjara I seluas 6 m2 yang dibangun pada 1869. Difungsikan sebagai
tempat penahanan pertama atau ruang interogasi. Di dalamnya terdapat lingkar besi
yang menempel dinding. Gunanya untuk memborgol tahanan dengan posisi tangan
terbentang, atau bahkan lebih ekstrim lagi dengan kaki

Tampak depan ruang penjara

10

Tempat memberikan makanan pada tahanan


6. Pintu Gerbang Utama
Pintu Gerbang yang dahulunya langsung menghadap laut. Merupakan sebuah
ruang pertahanan terbuka yang saat ini berbatasan langsung dengan gedung milik
Pertamina. Pintu gerbang asli hanya sebatas tembok pertahanan saja. Simbol meriam
yang menjulang merupakan kenang-kenangan dari tentara marinir Indonesia setelah
melakukan latihan perang.

11

7. Benteng Pengintai
Di pintu gerbang terdapat benteng pengintai musuh. Lubang-lubang kecil
berfungsi untuk menyimpan senjata, sedangkan yang agak besar untuk menyimpan
amunisi

8. Terowongan
Terowongan sepanjang 50 meter yang dibangun tahun 1869. Terowongan ini
berfungsi sebagai tempat pengiriman senjata dan penyelamatan tentara Belanda
12

melalui bawah tanah menuju laut. Lubang sniper dibangun pada tahun 1873. Di
dalam terowongan terdapat ruang penjara untuk mengeksekusi tahanan dengan
menggunakan senjata laras pendek. Ruang tersebut berukuran 1,5 x 2,5 m. Dalam
terowongan ini terdapat ruang eksekusi, ruang perwira, ruang peluru, ruang rapat dan
dapur

Lubang bulat yang digunakan sebagai lubang sniper

Pintu masuk terowongan

13

9. Ruang Penjara II
Ruang Penjara ini dibangun pada tahun 1861. Penjara ini dilengkapi sistim
pendingin dengan cara direndam. Dalam satu rangkaian bangunan ini terdiri dari 3
ruang penjara dan satu ruang senjata. Tiap ruang penjara dibagi menjadi 3 blok sel
yang berkapasitas 20 orang.

10. Ruang Senjata


Di ruang senjata inilah yang merupakan cikal bakal penemuan Benteng.
Sekitar 7 m tinggi bangunan yang tertimbun tanah.

14

11. Benteng Pertahanan


Bagian belakang ini berbatasan langsung menghadap kilang minyak milik
Pertamina. Di bangunan ini terdapat 12 ruang penembakan/ruang jaga yang masingmasing diisi 2 orang tentara.

15

D. KONDISI BENTENG PENDEM CILACAP SAAT PENELITIAN


BERLANGSUNG
Kondisi benteng pendem saat ini seakan ikut terpendam tanpa ada perawatan dan
pengelolaan yang jelas dari Pemerintah Daerah maupun dinas pariwisata. Padahal,
bangunan bersejarah yang bernilai tinggi sebagai peninggalan Belanda itu menjadi objek
wisata andalan kota Cilacap. Hal itu karena pada zaman penjajahan Belanda (1861),
rakyat Cilacap dipaksa bekerja keras membangun benteng seluas 6,5 hektare dengan
menggali parit, mengangkut batubara, dan hingga menimbunnya dengan tanah tanpa
mendapatkan upah sepeser pun. Bahkan setelah itu, pekerja rodi tersebut dibunuh dengan
tujuan menjaga kerahasiaan benteng. Benteng yang terletak di pojok tenggara Kota
Cilacap itulah, yang dimanfaatkan oleh bangsa Belanda sebagai markas dan pertahanan
daerah pantai dalam menghadapi musuh yang datang dari Laut Hindia. Oleh karena itu,
masyarakat sekitar menyebutnya Benteng Pendem atau dalam bahasa Belanda disebut
Kusbatterij op de Lantong te Cilacap .Meskipun menyimpan banyak peninggalan sejarah
di dalamnya seperti barak, klinik, terowongan, penjara, ruang amunisi, ruang tembak
yang dilengkapi pagar dan parit, benteng itu belum mendapatkan perhatian penuh dari
masyarakat. Yang lebih memprihatinkan lagi, masyarakat Cilacap lebih senang memilih
16

berwisata di luar kota daripada ke Benteng Pendem. Masyarakat pun masih banyak yang
acuh tak acuh terhadap keberadaan benteng itu, padahal bangunan tersebut masih
menyimpan sejarah yang belum tersentuh jika diteliti dan dikaji lebih dalam, yang justru
nantinya akan menambah aset budaya yang tak ternilai.
Kondisi Benteng Pendem saat ini kurang perawatan, yang disebabkan karena
keterbatasan dinas pariwisata dalam hal pengaksesan informasi dan publikasi Benteng
Pendem, menjadikan keberadaannya seolah-olah terpendam bersama keindahan
panorama alam sekitarnya. Hal ini disebabkan karena letak benteng yang berada di
samping persis kilang minyak. Akibatnya, benteng itu berkesan kurang perawatan dan
perhatian, serta kurang tertata rapi. Faktanya, masih banyak sampah yang berserakan,
rumput-rumput ilalang yang tinggi dibiarkan tumbuh subur, serta makin banyak coretan
di hampir semua tembok bangunan itu. Mungkin dari sisi itulah, pengunjung merasa
malas untuk berlama-lama menyusuri Benteng Pendem. Mengingat hampir keseluruhan
bangunan itu sudah sangat tua, seharusnya mendapatkan perawatan dan perbaikan yang
memadai, terutama pada nilai estetikanya. Faktor utama yang mengakibatkan kerusakan
benda-benda di dalam benteng itu, selain dari faktor manusia, juga dari pengaruh alam
seperti kelembaban udara, panas, hujan, dan perbedaan temperatur udara yang kian hari
kian meningkat. Jika tetap berkondisi demikian maka tak akan pernah tercapai tujuan
pemda untuk menjadikan Benteng Pendem sebagai objek wisata andalan Cilacap.
Padahal, jika ingin menjadikan sebagai objek wisata sejarah andalan, haruslah terakses
dengan mudah oleh semua lapisan masyarakat, baik wisatawan domestik maupun
wisatawan mancanegara. Masih kurangnya perhatian pemda terhadap perkembangan
benteng itu, niminnya dana operasional dan perawatan, kurangnya penyebaran informasi
keberadaan benteng, serta kurangnya tenaga ahli dan tenaga sukarela dari masyarakat
sekitar yang bertugas merawat dan memelihara kekokohan bangunan bersejarah tersebut
mengakibatkan kondisi benteng menjadi semakin terpendam dari telinga wisatawan.
Cara untuk menghidupkan kembali keberadaan benteng itu, menurut saya, adalah
dengan melakukan strategi pendekatan pemasaran untuk memperkenalkan dan
menghidupkannya kembali melalui dukungan dan komitmen antara masyarakat dengan
pemda. Pemerintah Kabupaten Cilacap juga harus memberikan perhatian khusus di
bidang pariwisata sejarah itu, baik pada pengelolaan maupun manajemen benteng serta
17

sarana-prasaranya. Minimal, harus ada perbaikan ruas jalan menuju Benteng Pendem dan
sarana transportasi yang mempermudah wisatawan menuju lokasi benteng. Pemda perlu
memberikan alokasi dana yang lebih untuk kegiatan operasional dan perawatan. Baik itu
dengan cara melakukan pengajuan dana ke tingkat provinsi maupun ke pemerintah pusat
melalui APBD/APBN sesuai dengan rencana pembangunan jangka panjang yang selalu
disusun oleh pemerintah di tiap daerah. Dengan demikian, maka visi dan misi untuk
menghidupkan kembali Benteng Pendem di kalangan masyarakat dapat terwujud menjadi
nyata. Terlebih jika hal tersebut bisa direalisasi dengan cepat, maka wisatawan domestik
maupun mancanegara akan selalu berkunjung ke Benteng Pendem dengan kesan yang
selalu positif karena kenyamanan dan kepuasan yang bisa dirasakannya.

BAB. IV PENUTUP

A. KESIMPULAN
Benteng Pendem Cilacap (Belanda : Kustbatterij op de Landtong te Cilacap)
adalah benteng peninggalan Belanda di pesisir pantai Telukpenyu, Cilacap, Jawa
Tengah. Bangunan ini merupakan bekas markas pertahanan tentara Hindia
Belanda yang dibangun di area seluas 6,5 hektar secara bertahap selama 18 tahun
dari tahun 1861 1879.
Sejak awal ditemukan, ruangan yang terdapat di dalam benteng belum
sepenuhnya diketahui. Ruangan dan bangunan yang umumnya sudah diketahui
antara lain terdiri dari parit, klinik pengobatan, ruang akomodasi, ruang penjara I,
pintu gerbang utama, benteng pengintai, terowongan, ruang penjara II, gudang
senjata dan benteng bertahan.
Kondisi Benteng Pendem saat ini kurang perawatan, selain itu letaknya yang
berada di samping persis kilang minyak Pertamina mengakibatkan benteng itu
berkesan kurang perawatan dan perhatian, serta kurang tertata rapi. Parahnya lagi
di lingkungan benteng masih banyak sampah yang berserakan, rumput-rumput

18

ilalang yang tinggi dibiarkan tumbuh subur, serta semakin banyak coretan tangantangan jail di hampir semua tembok bangunan itu.
B. SARAN
Keindahan, kemegahan serta keunikan peninggalan bersejarah seperti Benteng
Pendem Cilacap merupakan bukti nyata betapa tingginya budaya bangsa
Indonesia. Ini merupakan kebanggaan sejarah bangsa Indonesia. Oleh karena itu,
tidak hanya pemerintah saja yang wajib memeliharanya, kita sebagai generasi
penerus wajib ikut memelihara dan menjaga peninggalan bersejarah itu. Selain
itu masyarakat umum juga dapat berpartisipasi dalam upaya pelestarian
peninggalan bersejarah ini dengan cara turut menjaga dan merawatnya.

DAFTAR PUSTAKA

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

http://id.wikipedia.org/wiki/Benteng
http://id.wikipedia.org/wiki/Benteng_pendem_cilacap
http://picasaweb.google.com/102163131656594740448/BentengPendemCilacap
http://perwakilan.jatengprov.go.id/wisata/kabupaten-cilacap.html
http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbjateng/2014/03/10/benteng-pendem-cilacap/
http://sdntambakreja04.blogspot.com/p/benteng-pendem.html
http://hilsya.wordpress.com/2012/03/16/wisata-sejarah-benteng-pendem-cilacap/
http://hilsya.files.wordpress.com/2012/03/p1030964.jpg

19

Anda mungkin juga menyukai