t=0 t=T
1 FV= 1 + 𝑖𝑖 𝑇𝑇
Sebaliknya,
Saat t = 1, nilai investasi berakumulasi adalah 𝐴𝐴 1 = 1.
−1
Saat t=0, nilai sekarang atau present value (PV) adalah: 1 + 𝑖𝑖 .
t=0 t=T
PV= 1 + 𝑖𝑖 −𝑇𝑇 1
Contoh:
Terdapat tiga jenis pembayaran (dalam ribuan rupiah) pada setiap
akhir tahun selama 5 tahun seperti di bawah ini.
A. 14, 16, 17, 18, 20;
B. 18, 16, 15, 15, 15;
C. 19, 17, 15, 12, 10.
Jumlah total terbesar adalah A(85), lalu B (79) dan C (73), tetapi
apakah besar present value juga memenuhi urutan yang sama?
𝒓𝒓 Rangkaian Pembayaran
A B C
0,1 63,44 60,42 56.99
0,5 27,67 28,49 28,35
0,8 18,40 19,73 20,05
Contoh 1.2:
Sebuah pabrik kopi membutuhkan suatu mesin dengan tipe
tertentu untuk lima tahun ke depan. Saat ini mereka memiliki suatu
mesin yang bernilai $500 tetapi akan menyusut sebesar $100 per
tahun. Biaya operasi mesin tersebut per tahun adalah $300 dengan
perkiraan biayanya akan terus meningkat sebesar $75 di setiap
tahun penggunaan.
Sebuah mesin baru dapat dibeli pada awal tahun dengan
harga $1000. Nilai mesin baru ini akan terus berkurang $100
di dua tahun awal masa penggunaan dan pada tahun-tahun
berikutnya menurun sebesar $200. Biaya operasi dari mesin
tersebut adalah $200 pada 3 tahun pertama dan meningkat
$50 di setiap tahun berikutnya. Bila dihitung sampai akhir
tahun ke-5 dan interest rate 8%, kapan waktu terbaik selama
5 tahun perusahaan tersebut harus membeli mesin yang
baru?
Cost flow untuk pembelian tahun pertama
Pengeluaran = positif, Pemasukan = negatif
Pada awal tahun ke-6, mesin baru dijual setelah 5 tahun,
1000 − 2 × 100 + 3 × 200 = 200
Awal thn Harga Ongkos Harga Ongkos Costflow
ke- jual operasi mesin operasi
mesin mesin baru mesin
lama lama baru
1 -500 1000 200 700
2 200 200
3 200 200
4 250 250
5 300 300
6 -200 -200
Cost flow untuk pembelian tahun kedua, dan seterusnya
Awal thn Harga Ongkos Harga Ongkos Cost flow
ke- jual operasi mesin operasi
mesin mesin baru mesin
lama lama baru
1 300 300
2 -400 1000 200 800
3 200 200
4 250 250
5 300 300
6 -400 -400
Untuk menentukan waktu yang terbaik, present value dari masing-
masing costflow dihitung dan dipilih yang terkecil.
Present value dari costflow dengan pembelian tahun pertama
dihitung sebagai berikut:
700 + 200𝑣𝑣 + 200𝑣𝑣 2 + 250𝑣𝑣 3 + 300𝑣𝑣 4 − 200𝑣𝑣 5 = 1339,50
Tahun Present
ke- Value
1 1339,50
2 1282,49
3 1316,24
4 1429,39
5 1645,79
1
Dengan 𝑊𝑊 = 10.000.000 dan 𝛽𝛽 = ,
nilai A adalah
1.005
𝐴𝐴 = 3.020.961,42
Karena 𝑅𝑅𝑗𝑗−1 adalah sisa hutang dari bulan sebelumnya dan saat
bulan ke-j berbunga sebesar 𝑟𝑟𝑅𝑅𝑗𝑗−1 , maka:
Hutang dari pokok yang dibayarkan pada bulan ke-j adalah:
𝐿𝐿 𝛼𝛼 − 1 𝛼𝛼 𝑛𝑛 − 𝛼𝛼 𝑗𝑗−1
𝐼𝐼𝑗𝑗 = 𝑟𝑟𝑅𝑅𝑗𝑗−1 =
𝛼𝛼 𝑛𝑛 − 1
𝑗𝑗−1
𝐿𝐿 𝛼𝛼 − 1 𝐿𝐿 𝛼𝛼 − 1 𝛼𝛼
𝑃𝑃𝑗𝑗 = 𝐴𝐴 − 𝐼𝐼𝑗𝑗 = 𝑛𝑛 𝛼𝛼 𝑛𝑛 − 𝛼𝛼 𝑛𝑛 − 𝛼𝛼 𝑗𝑗−1 = 𝑛𝑛
.
𝛼𝛼 − 1 𝛼𝛼 − 1
Perhatikan bahwa
𝑛𝑛
� 𝑃𝑃𝑗𝑗 = 𝐿𝐿.
𝑗𝑗=1
Perbandingan Present Value Dua Barisan
Proporsi:
Jika 𝑎𝑎𝑛𝑛 ≥ 𝑏𝑏𝑛𝑛 dan 𝑎𝑎0 ≥ 𝑏𝑏0 , maka untuk setiap 𝑟𝑟 > 0
𝑛𝑛 𝑛𝑛
−𝑖𝑖 −𝑖𝑖
� 𝑎𝑎𝑖𝑖 1 + 𝑟𝑟 ≥ � 𝑏𝑏𝑖𝑖 1 + 𝑟𝑟
𝑖𝑖=0 𝑖𝑖=0
Pembuktian menggunakan induksi:
Misal 𝑘𝑘 = 0, jika 𝑎𝑎0 ≥ 𝑏𝑏0 maka 𝑃𝑃𝑃𝑃 𝑎𝑎0 ≥ 𝑃𝑃𝑃𝑃 𝑏𝑏0 terbukti.
(1 + r ) n
−i
=b0 +
(1 + r )
( a0 − b0 ) + ∑
i =1
ai (1 + r )
1 n−2
an
=b0 +
(1 + r )
(1 + r )( a0 − b0 ) + ∑ ai +1 (1 + r ) −i
+
(1 + r ) n −1
i =0
1 an
= b0 + (1 + r )( a0 − b0 ) + PV ( a*) +
(1 + r ) (1 + r ) n −1
n n
PV (b) =∑ bi (1 + r ) =b0 + ∑ bi (1 + r ) − i
−i
=i 0=i 1
(1 + r ) n −1 1 n−2 bn
b0 +
= ∑
(1 + r ) i 0=
− i −1
bi +1 (1 + r ) = b0 + ∑
(1 + r ) i 0
bi +1 (1 + r ) +
−i
(1 + r ) n −1
1 bn
b0 +
= PV (b*) +
(1 + r ) (1 + r ) n −1
PV (a ) − PV (b) =
an bn
(1 + r )(a0 − b0 ) + (1 + r ) PV (a*) − PV (b*) + n −1
− n −1
≥0
(1 + r ) (1 + r )
Kasus 𝑎𝑎0 < 𝑏𝑏0 .
Pinjam 𝑏𝑏0 − 𝑎𝑎0 lalu kembalikan 𝑏𝑏0 − 𝑎𝑎0 1 + 𝑟𝑟 pada periode
berikutnya, sehingga cahsflownya adalah
𝑏𝑏0 , 𝑎𝑎1 − 𝑏𝑏0 − 𝑎𝑎0 1 + 𝑟𝑟 , 𝑎𝑎2 , … , 𝑎𝑎𝑛𝑛
a1 − (b0 − a0 )(1 + r ) a2 a3 an
PV (c) = b0 + + 2
+ 3
+ +
(1 + r ) (1 + r ) (1 + r ) (1 + r ) n
(1 + r ) n
−i
= b0 +
(1 + r )
− (b0 − a0 ) + ∑
i =1
ai (1 + r )
1 an
=b0 + (1 + r )(a0 − b0 ) + PV (a*) +
(1 + r ) (1 + r ) n −1
n n
PV (b) =∑ bi (1 + r ) =b0 + ∑ bi (1 + r ) − i
−i
=i 0=i 1
(1 + r ) n −1 1 n−2 bn
b0 +
=
(1
=i 0=i 0 + r )
∑ bi +1 (1 + r ) − i −1
=b 0 +
(1 + r )
∑ bi +1 (1 + r ) −i
+
(1 + r ) n −1
1 bn
b0 +
= PV (b*) +
(1 + r ) (1 + r ) n −1
Dengan demikian
PV (a ) − PV (b) =
an bn
(1 + r )(a0 − b0 ) + (1 + r ) PV (a*) − PV (b*) + n −1
− n −1
≥0
(1 + r ) (1 + r )
Karena 𝑎𝑎0 < 𝑏𝑏0 maka harus ada tambahan asumsi bahwa
an bn
(a0 − b0 ) < PV (a*) − PV (b*) + n −1
− n −1
(1 + r ) (1 + r )