Anda di halaman 1dari 3

Rahasia Kesempatan PDF Print E-mail

Rahasia KesempatanFiqhislam.com - Suatu pagi tidak jauh dari sebuah pasar, tampak seorang pemuda
sedang tidur bermalas-malasan. Walau pasar dipenuhi oleh para penjual dan pembeli yang berlalu
lalang, namun si pemuda tampak tenang-tenang saja dengan kemalasannya...

Kebetulan lewatlah seorang pedagang yang baru saja berhasil menjual dagangannya. Si pedagang
tampak keheranan melihat tingkah pemuda tadi. Ia menghampiri dan bertanya, "Anak muda, pagi begitu
indah. Semua orang sibuk bekerja, tapi mengapa engkau hanya tidur-tiduran di sini?" Sambil
memicingkan sebelah mata, si pemuda menjawab dengan suara malas, "Aku sedang menunggu
kesempatan."

Mendengar jawaban seperti itu, si pedagang tampak keheranan. "Apakah kau tahu seperti apa bentuk
kesempatan yang kamu tunggu itu?" Pemuda itu menggelengkan kepala. "Kata orang, aku harus
menunggu kesempatan datang, baru kemudian nasibku bisa berubah baik. Lalu aku bisa kaya, bisa
sukses, bisa memiliki apa saja yang aku mau. Karena itulah aku dengan sabar menunggu kesempatan
datang di sini," jelas si pemuda.

"Bentuknya saja kamu tidak tahu, buat apa kamu tunggu? Lebih baik ayo ikut membantu aku melakukan
hal berguna. Kelak nasibmu akan berubah jika kau mau belajar mengikuti jejakku," bujuk si pedagang.

"Ahh, omong kosong.. Pergi sana! Jangan menggangguku lagi!" teriak si pemuda, kesal. Karena dihardik,
si pedagang buru-buru pergi meninggalkan si pemuda itu sambil menggeleng-gelengkan kepala.

Sesaat kemudian, datang seorang kakek tua menghampiri si pemuda. Kakek tua masih sempat
memandangi langkah kepergian si pedagang. Lalu ia menoleh kepada si pemuda. "Hai.. anak muda. Aku
perhatikan, sudah lama kamu tidur-tiduran menunggu kesempatan di tempat ini. Apa kau sudah
mendapatkan kesempatan itu?"

Si pemuda dengan malas menggeleng-gelengkan kepalanya.


"Lho, bukankah kesempatan itu baru saja menghampirimu? Mengapa tidak kau tangkap, tapi malah kau
usir? Orang yang kau usir tadi adalah seorang pedagang besar dari negeri seberang yang kaya raya.
Mengapa tidak kau terima ajakannya..?" si kakek keheranan. Mendengar ucapan itu, si pemuda seolah
baru tersadar dari mimpinya. Ia bergegas bangkit dan berteriak-teriak memanggil si pedagang tadi.
Namun sayang, pedagang itu sudah tidak tampak lagi. Walau begitu, si pemuda tetap memanggil-
manggil dia.

"Percuma teriak-teriak. Kesempatan itu sudah berlalu," ujar si kakek. Pemuda itu tampak sedih dan ingin
menangis. Ia tertunduk lesu dan tak tahu harus berbuat apa untuk mendapatkan kesempatan. Karena
pikirannya yang sempit, kesempatan berlalu begitu saja dan penantiannya pun sia-sia belaka. "Aku harus
bagaimana, Kek? Apakah seumur hidup aku tidak akan memiliki kesempatan lagi?" tanya si pemuda
penuh penyesalan.

"Kesempatan datang pada setiap orang tidak hanya sekali seumur hidup. Bila yang satu terlewatkan,
suatu ketika pasti akan datang kesempatan lain," jawab si kakek dengan bijak. "Tetapi dia tidak datang
dengan sendirinya. Kesempatan harus diciptakan dan diperjuangkan! Kau juga harus tahu, tidak ada satu
saat pun yang benar-benar tepat untuk memulai mencari dan menemukan kesempatan. Makanya anak
muda, jangan hanya menunggu. Mulailah berusaha, bekerja, berjuang. Kesempatan pasti akan tiba pada
waktunya. Dan saat kesempatan tiba di hadapanmu, kamu telah siap!"

Dengan gembira, si anak muda mengucapkan terima kasih. Walau di dalam hatinya ada penyesalan
karena telah kehilangan kesempatan, tapi dia tahu bahwa bila dirinya mulai berusaha dan berjuang,
maka suatu hari nanti kesempatan pasti datang padanya.

***

Hidup adalah pilihan. Kita sebagai manusia mempunyai hak untuk memilih, termasuk memilih
kesempatan apa saja yang kita inginkan, dengan cara memutuskan, menciptakan, dan memperjuangkan
kesempatan itu.

Memutuskan berarti menciptakan komitmen untuk mendapatkan kesempatan melalui keaktifan kita.
Menciptakan berarti mengambil langkah-langkah pasti supaya peluang-peluang tercipta atau
mendatangi kita karena sikap proaktif. Sementara memperjuangkan berarti membuat usaha-usaha yang
benar supaya kesempatan dapat dimanfaatkan dan memberikan hasil seperti yang kita inginkan.
Kadangkala, kesempatan itu pada awalnya tampak sepele sekali. Tapi jangan remehkan kesempatan
sekecil apa pun. Seringkali pencapaian besar justru diawali dari kesempatan-kesempatan kecil, yang
umumnya dilewatkan banyak orang. Dan benar, hanya orang-orang yang mampu mengenali
kesempatan saja yang bakal mendapatkan manfaat terbesar darinya.

Mereka yang berhasil biasanya jeli memanfaatkan kesempatan-kesempatan kecil dan kemudian
melakukan tindakan-tindakan yang tepat untuk mendapatkan manfaat terbesar. Merekalah yang
disebut sebagai orang-orang yang beruntung. Semoga Anda termasuk orang yang beruntung itu!

Oleh Andrie Wongso

yy/andriewongso.com

http://www.fiqhislam.com/index.php?
option=com_content&view=article&id=83603&catid=133&Itemid=244

Anda mungkin juga menyukai