Anda di halaman 1dari 13

I.

Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan penelitian dan pengembangan dengan metode
penelitian Research and development (R&D) yang mengacu pada Borg and Gall
(Sugiyono, 2016). Penelitian dan pengembangan ini dilakukan terhadap LKPD sebagai
bahan ajar dalam pembelajaran kimia pada materi Asam Basa. Tujuan utama dari
penelitian dan pengembangan ini adalah untuk mengembangkan dan menghasilkan
produk LKPD sekaligus untuk mengetahui kelayakan berupa validitas, kepraktisan,
dan keefektifan produk yang dikembangkan.

2. Sasaran Penelitian
Sasaran yang digunakan pada penelitian ini yaitu untuk menguji kelayakan yang
berupa validitas, kepraktisan, dan keefektifan LKPD berorientasi inkuiri terbimbing
sebagai bahan ajar untuk melatihkan keterampilan metakognitif peserta didik pada
materi asam basa. Subjek yang menjadi sasaran dari penelitian ini yaitu peserta didik
kelas XI IPA 1 SMAN 1 Dawarblandong.

3. Sumber Data
Sumber data dari penelitian ini diperoleh dari validator, pengamat (observer)
dan peserta didik kelas XI IPA 1 SMAN 1 Dawarblandong.

4. Desain Penelitian
Pada penelitian ini menggunakan rancangan dengan metode penelitian dan
pengembangan R&D. Metode Research and Development (R&D) ialah metode penelitian
yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu serta menguji kevalidan,
kepraktisan, dan keefektifan produk . Langkah-langkah penelitian dan pengembangan
menurut Borg and Gall (Sugiyono, 2016) terdapat 10 langkah yang meliputi: (1)
Identifikasi potensi dan masalah, (2) Pengumpulan data dan studi literatur, (3) Desain
produk, (4) Validasi desain, (5) Revisi desain produk, (6) Uji coba produk, (7) Revisi
produk , (8) Uji coba pemakaian, (9) Revisi produk (10) Produksi massal. Namun, pada
penelitian ini hanya terbatas sampai uji coba produk hingga menghasilkan LKPD.
Berikut adalah gambaran tahapan kegiatan penelitian dan pengembangan:
Tahap Studi
Pengumpulan data Pendahuluan
Potensi masalah dan studi literatur

Tahap studi
Validasi Telaah dan Desain pengembangan
produk revisi produk

diterima ditolak

Uji coba
Revisi desain LKPD
produk
terbatas

Gambar 1. langkah-langkah metode penelitian


(Adaptasi Sugiyono, 2016)

Produk akhir dari penelitian pengembangan ini ialah lembar kerja peserta didik
(LKPD) berorientasi inkuiri terbimbing untuk melatihkan keterampilan metakognitif
peserta didik pada materi asam basa. Adapun penjelasan dari rancangan penelitian dan
pengembangan LKPD berorientasi inkuiri terbimbing pada materi asam basa adalah:
a. Tahap Studi Pendahuluan
Pada tahap studi pendahuluan terdiri dari dari tahap studi lapangan atau
potensi masalah dan tahap studi literatur atau pengumpulan data. Dua tahap ini
adalah tahap awal pada metode R&D.
i. Potensi dan masalah
Pada tahap ini bertujuan untuk mengetahui potensi dan masalah yang
terdapat di SMAN 1 Dawarblandong. Data tersebut diperoleh melalui
wawancara dengan guru kimia dan penyebaran angket pra penelitian kepada
peserta didik kelas XII IPA 3 di SMAN 1 Dawarblandong. Hasil yang diperoleh
dari tahap ini adalah mengenai materi kimia yang dianggap sulit oleh peserta
didik, keterampilan metakognitif peserta didik dan bahan ajar yang digunakan
selama pembelajaran.
ii. Pengumpulan data dan studi literatur
Tahap pengumpulan data bertujuan untuk memperoleh informasi yang
dapat digunakan sebagai bahan untuk merencanakan LKPD yang diharapkan
mampu mengatasi masalah yang diperoleh pada tahap sebelumnya.
Pengumpulan data yang dilakukan yaitu dengan mencari referensi berupa
teori-teori dari jurnal penelitian yang telah dilakukan sebelumnya yang
berkaitan dengan pengembangan LKPD, model pembelajaran inkuiri
terbimbing, keterampilan metakognitif, dan materi asam basa sub materi
indikator alami, sifat larutan dan kekuatan asam basa.
b. Tahap Studi Pengembangan
Pada tahap ini bertujuan untuk menghasilkan LKPD yang dapat digunakan
sebagai media pembelajaran yang telah direvisi berdasarkan masukan dari hasil
telaah dan validasi oleh dua dosen kimia UNESA dan satu guru kimia SMAN 1
Dawarblandong yang selanjutnya diuji cobakan kepada peserta didik kelas XI IPA
1 SMAN 1 dawarblandong. Tahap ini meliputi:
i. Desain produk
Pada tahap ini, peneliti merancang desain awal LKPD berorientasi inkuiri
terbimbing untuk melatihkan keterampilan metakognitif peserta didik (draf I).
Kegiatan yang dilakukan yaitu mulai mendesain cover, isi, memberi gambar,
tabel, dan informasi pendukung lainnya. Kemudian LKPD disusun sesuai
dengan urutan pada LKPD dan disesuaikan dengan sintaks model
pembelajaran inkuiri terbimbing.
ii. Telaah dan revisi
Setelah LKPD selesai didesain dan disusun, maka tahap selanjutnya yaitu
proses telaah dan revisi. Berikut merupakan penjelasan dari tahapan ini:
1. Telaah
Pada tahap ini bertujuan untuk mendapatkan masukan atau saran dari
penelaah yaitu dosen pembimbing skripsi terhadap LKPD yang
dikembangkan sebagai draf I. Masukan yang diperoleh digunakan sebagai
dasar untuk melakukan revisi.
2. Revisi
Hasil telaah dari dosen kimia kemudian dianalisis sebagai bahan revisi
sebelum divalidasi. Hasil revisi dari tahap ini yaitu draf II. Apabila revisi
diterima maka hasil revisi siap divalidasi, namun apabila ditolak maka
merancang desain awal produk kembali.
iii. Validasi desain produk
LKPD yang sudah direvisi kemudian divalidasi oleh dua dosen kimia
UNESA dan satu guru kimia SMAN 1 dawarblandong agar dihasilkan LKPD
yang valid dan layak dicobakan. Validator menilai kelayakan berdasarkan
validitas isi dan validitas konstruk dengan cara mengisi lembar validasi yang
disediakan.
iv. Revisi desain produk
Apabila pada tahap validasi desain terdapat aspek yang tidak layak oleh
validator, maka diperlukan revisi kembali untuk menyempurnakan LKPD yang
dikembangkan. Apabila revisi dinilai belum cukup, maka LKPD divalidasi
kembali hingga valid. Setelah revisi II selesai maka diperoleh draf LKPD yang
siap diuji cobakan kepada peserta didik.
v. Uji coba produk
Uji coba dilakukan setelah LKPD dinyatakan valid oleh validator. Uji coba
ini dilakukan pada peserta didik kelas XI IPA 1 SMAN 1 dawarblandong. Uji
coba ini menggunakan desain One Group Pretest Posttest Design. Desain One
Group Pretest Postest Design merupakan desain yang terdapat pretest sebelum
diberi perlakuan dan post-test setelah diberi perlakuan, sehingga untuk
mendapatkan data penelitian menggunakan metode pretest dan posttest. Dengan
menggunakan desain tersebut maka hasil perlakuan lebih akurat, karena
membandingkan hasil sebelum diberi perlakuan dan sesudah diberi perlakuan
(Sugiyono, 2014). Desain ini ditunjukkan pada Tabel 8 berikut:

Tabel 1. One Group Pretest Posttest design


Kelas eksperimen O1 X O2
(Sugiyono, 2014)
Keterangan :
O1 : Nilai pretest keterampilan metakognitif (sebelum diberi perlakuan)
O2 : Nilai posttest keterampilan metakognitif (setelah diberi perlakuan)
X : Penerapan LKPD berbasis inkuiri terbimbing
Pada penelitian ini, kelompok tunggal diberikan tes awal (pretest) terlebih
dahulu dan setelah itu diberi perlakuan tambahan lalu diberikan tes akhir
(posttest).

5. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian dan pengembangan LKPD berbasis inkuiri terbimbing untuk
melatihkan keterampilan metakognitif peserta didik dilakukan pada semester genap
tahun pelajaran 2022-2023 di SMAN 1 Dawarblandong.

6. Prosedur Penelitian
a. Tahap persiapan penelitian
Pada tahap ini meliputi:
1) Studi literatur terkait jurnal-jurnal penelitian dan pengembangan LKPD
berorientasi inkuiri terbimbing dengan keterampilan metakognitif
2) Melakukan analisis kompetensi inti, kompetensi dasar dan indikator
pencapaian kompetensi sesuai dengan kurikulum 2013 revisi pada materi asam
basa
3) Melakukan pengumpulan data awal dengan menyebar angket kepada peserta
didik kelas XII IPA 3 dan wawancara guru kimia kelas XI di SMAN 1
Dawarblandong
4) Menyusun instrumen dan perangkat penelitian
5) Membuat desain LKPD yang dikembangkan
6) Melakukan telaah LKPD
7) Merevisi LKPD yang sudah ditelaah
b. Tahap pelaksanaan penelitian
1) Validasi
Validasi LKPD dilakukan oleh dua dosen kimia Universitas Negeri
Surabaya dan satu guru kimia di SMAN 1 Dawarblandong. Validasi LKPD ini
dilakukan untuk mengetahui kelayakan berupa validitas isi dan konstruk
produk yang dikembangkan. Apabila dalam proses validasi terdapat aspek
yang tidak layak oleh validator, maka diperlukan revisi kembali untuk
menyempurnakan LKPD yang dikembangkan. Perangkat dan instrumen yang
digunakan dalam penelitian juga harus divalidasi terlebih dahulu oleh dua
dosen kimia UNESA.
2) Uji Coba LKPD
Setelah LKPD dinyatakan layak oleh validator, selanjutnya dilakukan uji
coba LKPD dengan menerapkan LKPD sesuai rancangan pelaksanaan
pembelajaran yang telah dibuat. Pada tahap uji coba terdapat pretest sebelum
penerapan LKPD dan posttest setelah penerapan LKPD.
3) Menyebarkan angket respon peserta didik dan angket inventori metakognitif
Setelah dilaksanakan uji coba LKPD, selanjutnya menyebarkan angket
respon dan angket inventori metakognitif kepada peserta didik.
b. Tahap evaluasi
1) Pengolahan data hasil penelitian,
2) Pembahasan hasil penelitian,
3) Penyusunan kesimpulan.

7. Instrumen dan Perangkat Penelitian


Instrumen penelitian merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengukur
fenomena alam maupun sosial yang dialami. Secara spesifik semua fenomena ini
disebut variabel penelitian (Sugiyono, 2015). Instrumen penelitian diuji terlebih dahulu
untuk mengetahui validitas data. Adapun Instrumen yang digunakan dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut:
a. Lembar Telaah LKPD
Lembar telaah LKPD diisi oleh dosen pembimbing untuk memberikan
komentar dan saran untuk perbaikan LKPD sebelum divalidasi.
b. Lembar Validasi LKPD
Lembar validasi LKPD berisi pernyataan-pernyataan dan skor penilaian yang
akan digunakan untuk menilai LKPD berorintasi inkuiri terbimbing yang meliputi
validitas isi dan konstruk yang dilakukan oleh 3 validator yakni 2 dosen kimia
Universitas Negeri Surabaya dan 1 guru kimia di SMAN 1 Dawarblandong.
c. Lembar Pengamatan Aktivitas dan Angket Respon Peserta Didik
Lembar pengamatan aktivitas peserta didik ini digunakan untuk melihat
bagaimana aktivitas peserta didik selama uji coba LKPD. Angket respon peserta
didik digunakan untuk mendeskripsikan respon peserta didik setelah diberikan
LKPD berorientasi inkuiri terbimbing untuk melatihkan keterampilan metakognitif
pada materi asam basa yang sudah dikembangkan. Lembar angket respon peserta
didik diberikan pada pertemuan terakhir setelah uji coba LKPD, sedangkan lembar
pengamatan aktivitas peserta didik dilakukan selama uji coba LKPD berorientasi
inkuiri terbimbing. Kedua instrumen tersebut digunakan untuk mengetahui
kepraktisan LKPD yang sudah dikembangkan.
d. Lembar pretest dan posttest Keterampilan Metakognitif
Lembar pretest dan posttest merupakan lembar tes yang berintegrasi
keterampilan metakognitif. Keterampilan metakognitif dapat dilihat dari cara
peserta didik menyelesaikan soal pretest dan posttest yang dianalisis berdasarkan
tahapan keterampilan metakognitif. Soal pretest dan posttes berupa soal uraian.
Sebelum soal tes ini diberikan kepada peserta didik tentunya sudah dilakukan
validasi terlebih dahulu kepada para ahli sebagai validator. Hasil nilai pretest dan
posttest digunakan untuk mengetahui keefektifan LKPD berorientasi inkuiri
terbimbing yang sudah dikembangkan.
e. Lembar Inventori Metakognitif
Lembar inventori metakognitif merupakan instrumen keterampilan
metakognitif peserta didik. Lembar inventori metakognitif berupa 20 pertanyaan
meliputi planning skills, monitoring skills, dan evaluating skills yang diberikan kepada
peserta didik setelah uji coba LKPD. Lembar ini digunakan sebagai pendukung
keefektifan LKPD berorientasi inkuiri terbimbing yang sudah dikembangkan.
Perangkat pembelajaran yang digunakan pada penelitian ini yaitu Silabus, RPP,
LKPD, dan buku ajar.
a. Silabus
Silabus merupakan rancangan pembelajaran pada suatu kelompok mata
pelajaran tertentu yang mencakup kompetensi inti, kompetensi dasar, materi pokok
pembelajaran, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar. Silabus digunakan
sebagai acuan bagi guru untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas
agar lebiih terarah dan berjalan dengan efektif dan efisien yang nantinya akan
dijabarkan lebih lanjut di dalam RPP. Silabus yang digunakan mengacu pada
Permendikbud Nomor 37 tahun 2018.
b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan penjabaran dari suatu
silabus ke dalam unit-unit kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan di kelas.
Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ini digunakan sebagai acuan dalam
proses pembelajaran selama penelitian. RPP berisi rancangan kegiatan
pembelajaran dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing selama proses
pembelajaran yang telah terintegrasi dengan keterampilan metakognitif yang
meliputi Planning Skills, Monitoring Skills, Evaluating skills.
c. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
LKPD merupakan lembar kerja yang sudah dikembangkan untuk diberikan
kepada peserta didik dan telah didesain sesuai dengan model pembelajaran inkuiri
terbimbing dan terintegrasi dengan keterampilan metakognitif. LKPD ini bertujuan
untuk membantu peserta didik memahami materi asam basa dan bertujuan untuk
melatihkan keterampilan metakognitif peserta didik.
d. Buku Ajar
Buku ajar yang digunakan yaitu buku paket kimia penerbit Intan Pariwara
edisi revisi yang digunakan oleh peserta didik kelas XI IPA 1 di SMAN 1
Dawarblandong.

8. Metode Pengumpulan Data


Pada penelitian ini terdapat 3 teknik pengumpulan data yang akan digunakan,
diantaranya yaitu:
a. Metode Observasi
Peneliti melakukan observasi bertujuan untuk menghimpun data yang
dilakukan dengan cara memperhatikan dan hasilnya telah terungkap kemudian
dicatat. Observasi ini digunakan untuk mengumpulkan data mengenai kebutuhan
pengembangan produk LKPD berorientasi inkuiri terbimbing sehingga dapat
melihat kesesuaian kebutuhan di lapangan dengan media yang sedang
dikembangkan oleh peneliti. Metode observasi berupa pengamatan aktivitas
peserta didik yang dilakukan oleh 4 orang pengamat pada saat uji coba LKPD.
b. Metode Tes
Pada penelitian ini metode tes digunakan untuk mengetahui keefektifan
LKPD berorientasi inkuiri terbimbing untuk melatihkan keterampilan metakognitif
peserta didik pada materi asam basa. Metode tes ini dilaksanakan sebanyak dua
kali, yaitu sebelum perlakuan (pretest) dan setelah perlakuan (posttest). Jenis tes
yang digunakan yaitu tes uraian.
c. Metode Angket
Metode angket diberikan kepada validator dan peserta didik. Angket validasi
digunakan untuk memperoleh validasi LKPD berorientasi inkuiri terbimbing yang
sudah dikembangkan. Pada angket validasi ini diberikan kepada validator yang
terdiri atas dua dosen kimia Universitas Negeri Surabaya dan satu guru bidang
studi kimia di SMAN 1 Dawarblandong untuk memberikan penilaian terhadap
LKPD yang sudah dikembangkan dengan meliputi validitas isi dan validitas
konstruk. Angket respon peserta didik digunakan untuk mengetahui kepraktisan
LKPD berorientasi inkuiri terbimbing yang sudah dikembangkan. Pada angket
inventori metakognitif diberikan kepada peserta didik yang digunakan untuk
mengetahui keefektifan LKPD.

9. Teknik Analisis Data


a. Analisis Kevalidan LKPD
Validasi LKPD meliputi validitas isi dan konstruk yang dilakukan oleh 3
validator yakni dua dosen kimia Universitas Negeri Surabaya dan satu guru kimia
di SMAN 1 Dawarblandong. Data hasil validasi dianalisis menggunakan metode
deskriptif kuantitatif. Para validator akan memberikan skor penilaian pada rentang
1-5 pada lembar validasi. Presentase dari data hasil validasi ini diperoleh
berdasarkan Skala Likert seperti pada Tabel 9 berikut:

Tabel 2. Skala Likert


Penilaian Nilai/Skor

Sangat Baik 5

Baik 4

Sedang 3

Buruk 2

Sangat Burut 1

(Riduwan,2015)

Kevalidan LKPD dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:

( )

Persentase dari hasil validasi diperoleh berdasarkan perhitungan Likert.


Hasil dari penilaian skor validitas yang telah diperoleh kemudian diinterpretasikan
menggunakan kriteria kevalidan pengembangan seperti pada Tabel 11 dengan
persentase LKPD yang dikembangkan dikatakan valid apabila mencapai kategori
minimal valid.

Tabel 3. Kategori Interpretasi Skor

Persentase (%) Kategori

0-20 Tidak Valid

21-40 Kurang Valid

41-60 Cukup Valid

61-80 Valid

81-100 Sangat Valid

(Adaptasi Riduwan, 2015)

Berdasarkan kategori pada tabel 9, LKPD berorientasi inkuiri terbimbing


dikatakan valid apabila validitas isi maupun konstruk masing-masing memperoleh
persentase yang dideskripsikan dalam keadaan valid (Riduwan, 2015).

b. Analisis Kepraktisan LKPD


Kepraktisan LKPD dapat diketahui dari hasil angket respon peserta didik
dan observasi aktivitas selama uji coba. Persentase hasil angket respon peserta
didik diperoleh berdasarkan perhitungan menggunakan skor skala Guttman pada
tabel 11 berikut ini.

Tabel 4. Skala Guttman


Skor
Jawaban
Pertanyaan positif Pertanyaan negatif

Ya 1 0

Tidak 0 1

(Riduwan, 2015)

Data yang diperoleh dihitung dengan menggunakan rumus di bawah ini:

Keterangan:
P = Presentase jawaban respon
F= jumlah jawaban “Ya” atau “Tidak”
N = Jumlah responden
Persentase hasil angket respon peserta didik kemudian diinterpretasikan
sesuai dengan kategori yang tercantum pada tabel 12 berikut:

Tabel 5. Kategori Interpretasi Skor


Persentase (%) Kategori

0-20 Tidak Baik

21-40 Kurang Baik

41-60 Cukup Baik

61-80 Baik

81-100 Sangat Baik

(Adaptasi Riduwan, 2015)

Berdasarkan kategori pada tabel 12, LKPD berorientasi inkuiri terbimbing


dikatakan praktis apabila hasil angket respon peserta didik memperoleh persentase
yang dideskripsikan dalam keadaan baik (Riduwan, 2015).
Analisis data observasi aktivitas peserta didik selama proses pembelajaran
berlangsung diperoleh dengan menggunakan lembar pengamatan aktivitas peserta
didik yang dilakukan pada saat pembelajaran dan diamati oleh pengamat. Data
dianalisis dengan menggunakan rumus, rentang persentase dan interpretasi kriteria
persentase sebagai berikut:

(Arifin, 2010)

Aktivitas peserta didik dikatakan terlaksana dengan baik dan mendukung


kepraktisan penerapan LKPD yang dikembangkan untuk melatihkan keterampilan
metakognitif peserta didik jika presentase aktivitas peserta didik yang relevan lebih
besar daripada aktivitas peserta didik yang tidak relevan.

c. Analisis keefektifan LKPD


Keefektifan LKPD dapat diketahui dari peningkatan hasil pretest dan posttest
keterampilan metakognitif setiap peserta didik dan angket inventori keterampilan
metakognitif.
1) Analisis hasil pretest dan posttest
Data skor pretest dan posttest diperoleh sesuai rubrik penilaian yang
terlampir pada kisi-kisi pretest dan posttest. Skor yang diperoleh peserta didik
akan dikonversikan menjadi nilai keterampilan metakognitif pada tiap-tiap
komponen keterampilan metakognitif meliputi planning skills, monitorng skills,
dan evaluating skills dengan rumus berikut:

Setelah nilai pretest dan posttest diperoleh, selanjutnya dilakukan


dianalisis dengan menggunakan cara berikut:
a) N-Gain
Peningkatan hasil pretest dan posttest keterampilan metakognitif
peserta didik dapat diketahui melalui perhitungan skor N-Gain. Persamaan
untuk menentukan skor N-Gain dituliskan seperti berikut:

Hasil N-gain yang diperoleh kemudian dikonversikan menurut


kriteria tingkat gain score dengan Tabel 13 berikut:

Tabel 6. Kriteria Gain Score


Nilai Kriteria
<g> ≥0,7 Tinggi

0,7> <g> ≥0,3 Sedang

<g> <0,3 Rendah

(Hake, 1999)

Berdasarkan skor N-gain yang diperoleh, keterampilan metakognitif


meningkat apabila setiap peserta didik memperoleh skor N-gain sebesar 0,7
> g ≥ 0,3 dengan kategori sedang atau g ≥ 0,7 dengan kategori tinggi.

b) Uji T
Untuk mengetahui perbedaan yang signifikan antara nilai pretest dan
posttest harus dilakukan uji T. Sebelum dilakukan uji T, data harus
dinormalisasi terlebih dahulu menggunakan uji Kolmogorov Smirnov pada
SPSS. Data dikatakan normal apabila nilai signifikan > 0,05 . Adapun uji
hipotesis dan kriteria pengujian uji normalitas disajikan pada Tabel 14
berikut:
Tabel 7. Kriteria Pengujian dan Uji Hipotesis Normalitas
Uji Hipotesis

H0 Sampel berasal dari populasi distribusi normal


H1 Sampel berasal dari populasi tidak berdistribusi normal

Kriteria Pengujian

Sig. > 0,05 H0 diterima


Sig. < 0,05 H0 ditolak

Apabila kedua data berpasangan berdistribusi normal maka


pengujian hipotesis menggunakan uji parametrik dengan uji Paired sampel t-
test. Sebaliknya, apabila kedua data berpasangan tidak berdistribusi normal
maka pengujian hipotesis menggunakan uji non parametrik dengan uji
Wilcoxon Signed Rank Test untuk mengetahui perbedaan yang signifikan
antara skor pretest dan posttest. LKPD dikatakan efektif dalam melatihkan
keterampilan metakognitiif apabila memperoleh nilai Signifikan 0,05
(Nuryadi, dkk, 2017). Interpretasi dari Paired sample t-test yaitu:
Apabila Sig. (0,05)  H0 ditolak

Apabila Sig. (0,05)  H0 diterima

Dengan hipotesis sebagai berikut:

H0 : Tidak ada pengaruh dari penerapan LKPD berorientasi inkuiri


terbimbing dalam melatihkan keterampilan metakognitif peserta didik
(tidak ada perbedaan rata-rata antara pretest dan posttest
keterampilan metakognitif).
H1 : Ada pengaruh dari penerapan LKPD berorientasi inkuiri terbimbing
dalam melatihkan keterampilan metakognitif peserta didik (ada
perbedaan rata-rata antara pretest dan posttest keterampilan
metakognitif).
2) Analisis Inventori Metakognitif
Analisis data inventori metakognitif digunakan sebagai pendukung
keterampilan metakognitif peserta didik yang diperoleh setalah mendapatkan
perlakuan model pembelajaran inkuiri terbimbing. Inventori metakognitif
dinilai menggunakan skala likert 4 pilihan jawaban dengan ketentuan skor
sebagai berikut:

Tabel 8. Kriteria penilaian inventori metakognitif

Kriteria penilaian
Skor penilaian
Pertanyaan positif Pertanyaan negatif

Selalu Tidak pernah 4

Sering Jarang 3

Jarang Sering 2

Tidak pernah Selalu 1

(Adaptasi Riduwan, 2015)


Nilai keterampilan metakognitif setiap peserta didik dapat ditentukan
dengan rumus sebagai berikut.

Kemudian menentukan nilai rata-rata keterampilan metakognitif pada


setiap aktivitas keterampilan metakognitif pesera didik dengan rumus sebagai
berikut.

Dari nilai rata-rata keterampilan metakognitif dapat dikategorikan


sebagai berikut.
Tabel 9. Konversi nilai aktivitas keterampilan metakognitif

Persentase (%) Keterangan

0-20 Sangat kurang

21-40 Kurang

41-60 Cukup
Persentase (%) Keterangan

61-80 Baik

81-100 Sangat baik

(Adaptasi Riduwan, 2015)


Angket inventori dikatakan mendukung keefektifan LKPD apabila nilai
yang diperoleh peserta didik ≥61% dengan kriteria baik atau sangat baik
(Riduwan, 2015).

Anda mungkin juga menyukai