Anda di halaman 1dari 11

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Model Pengembangan

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

dan pengembangan yang dikenal dengan Research and Development (R&D).

Menurut sukmadinata (2016 : 164) R&D adalah metode penelitian yang

menghasilkan sebuah produk untuk memperbaiki sebuah pendidikan. Peneliti

memilih penelitian ini untuk mengembangkan LKPD berbasis Discovery

Learning bermuatan Socio Scientific Issue pada materi suhu dan kalor untuk

kelas V Sekolah Dasar.

Produk yang dikembangan pada penelitian ini adalah LKPD berbasis

Discovery Learning yang bermuatan Socio Scientific Issue dengan memenuhi

kriteria yang valid dan praktis. Dengan adanya LKPD ini peserta didik dapat

memahami materi pembelajaran dengan mudah karena memiliki muatan

tentang fenoma-fenoma alam yang terjadi disekitar lingkungan dan juga dapat

melatih serta mengembangkan potensi peserta didik.

B. Prosedur Pengembangan

Prosedur pengembangan pada penelitian ini adalah menghasilkan

produk LKPD berbasis Dicovery Learning bermuatan Socio Scientific Issue.

Model pengembangan yang dilakukan pada penelitian ini adalah ADDIE

(Analysis, Design, Development, Implementation and Evaluation).

Menurut Tegeh, dkk (2014 : 41) model pengembangan ADDIE ini

disusun secara terprogram dengan urutan-urutan kegiatan dalam upaya

11
pemecahan yang berkaitan dengan sumber belajar yang sesuai dengan

kebutuhan peserta didik, seperti produk pengembangan video pembelajaran,

modul pembelajaran bahan ajar, multimedia dan lain sebagainya.

Adapun yang mejadi langkah-langkah dalam pengembangan model

ADDIE dalam Pengembnagan LKPD berbasis Discovery Learning bermuatan

Socio Scientific Issue ini adalah sebagai berikut:

1. Analysis (Analisis)

Tahap analisis merupakan tahap dimana peneliti menganalisis alasan perlu

dilakuan pengembangan. Dalam tahap analisis terdapat beberapa kegiatan

yang dilakukan , yaitu:

a. Melakukan analisis kebutuhan. Dalam menganalisis kebutuhan

peneliti melakukan analisis kebutuhan peserta didik, analisis

kebutuhan kebutuhan guru, dan wawancara terhadap guru kelas.

b. Melakukan analisis karakter peserta didik. Analisis ini dilakukan

dengan cara mempelajarai karakteristik peserta didik sehingga peneliti

mengetahui hal-hal yang dibutuhkan peserta ddik.

c. Melakukan analisis kurikulum. Dalam analisis ini peneliti

menganalisis buku guru karena didalam K13 pelaksanaan

pembelajaran tersusun di dalam buku guru.

2. Design (perancangan)

Pada tahap ini dilakukan perancangan LKPD sesuai dengan analisis

kebutuhan yang sudah dilakukan sebelumnya. Langkah design produk

yang dikembangkan dalam pembuatan LKPD ini adalah sebagai berikut:

12
a. Menentukan kelas dan materi

Menentukan kelasd dan materi yaitu LKPD yang dikembangkan

dikhusukan untuk kelas 5 sekolah Dasar pada materi Suhu dan Kalor.

b. Menentukan jenis LKPD

Menentukan jenis LKPD. LKPD yang dikembangkan adalah bahan

ajar yang digunakan peserta didik didalam pembelajaran.

c. Menentukan rancangan pembuatan

Menentukan rancangan pembuatan. Bahan ajar yang dikembangkan

adalah LKPD berbasis Discovery Learning bermuatan Socio Scientific

Issue. Materi yang digunakan didalam LKPD ini adalah isu-isu sains

yang terdapat diberita yang terbit pada media cetak ataupun media

technologi yang berkaitan dengan Suhu dan Kalor.

d. Membuat LKPD

Membuat LKPD yaitu pembuatan LKPD sebagai bahan ajar.

3. Development (Pengembangan)

Pada tahap ini akan dilakukan realisasi pengembangan bahan ajar

benbentuk LKPD. setelah itu LKPD divalidasi oleh ahli materi dan ahli

design. Pengembangan LKPD dilakukan sesuai dengan tahap-tahap yang

telah ditentukan.

4. Implementation (Implementasi)

Tahap implementasi berarti semua rancangan LKPD berbasis Discovery

Learning yang telah dikembangkan di uji coba ke peserta didik.

Implementasi dilakukan oleh peneliti ke semua peserta didik yang ada

13
didalam kelas, kemudian peneliti mengamati hasil dari penerapan LKPD

tersebut. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kekurangan dari penerapan

LKPD dan juga untuk melihat tiingkat kesulitannya.

5. Evaluation (Evaluasi)

Pada tahap ini, peneliti melakukan revisi terhadap LKPD yang

dikembangkan sesuai dengan saran dan komentar yang terdapat pada

lembar angket yang sudah di isi oleh guru dan peserta didik. Hal ini

bertujuan agar LKPD yang dikembangkan benar-benar sesuai dam dapat

digunakan oleh sekolah.

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian (uji coba pada skala besar yaitu 15 peserta didik

kelas V, dalam pengembangan ini peserta didik kelas V yang berjumlah 15

orang di SD Negeri 42 Pangkalpinang.

D. Desain Produk

Desain produk LKPD berisi 10 komponen yang akan menjadi isi

didalam LKPD tersebut dintaranya yaitu :

1. Sampul LKPD

Desain sampul LKPD dibuat dengan semenarik mungkin agar peserta

didik melihat tampilan awal LKPD bisa tertarik untuk menggunakannya, dan

juga tidak lepas dari identitas materi yang disampaikan. LKPD yang akan

dirancang dengan ukuran A4 (210 x 297mm)

14
2. Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar dan Tujuan Pembelajaran

Dalam poin ini berisikan pemaparan kompetensi inti, kompetensi dasar

dan tujuan pembelajaran.

3. Petunjuk penggunaan LKPD

Petunjuk penggunaan LKPD berisi tentang panduan penggunaan LKPD

yang sesuai dengan langkah-langkah Discovery Learning.

4. Ringkasan Materi

Ringkasan materi yang berupa uraian singkat dari materi yang diajarkan

dalam LKPD.

5. Kegiatan Belajar

Kegiatan belajar terdiri dari 4 kegaiatan yang berisi soal-soal pebelajaran

dengan menggunakan langkah-langkah Discovery Learning yang dimuat

dalam Socio Scientific Issue.

E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

1. Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data merupakan cara yang ditempuh oleh peneliti

untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian. Dalam

penelitian ini digugakan beberapa teknik pengumpulan data , antara lain :

a. Observasi

Menurut Sugiono (2017 : 223) observasi adalah data yang diambil

sebagai dasar untuk melakukan penelitian. Adapun jenis observasi yang

dilakukan peneliti adalah jenis observasi partisipasi, yang mana peneliti

terlibat langsung dalam dalam kegiatan. Observasi dilakukan saat

15
dilaksanakannya kegiatan pembelajaran dengan menggunakan LKPD

yang sudah dikembangkan.

b. Wawancara

Wawancara menurut Esterberg dalam Sugiono (2017 : 231) merupakan

kegiatan tanya jawab yang bertujuan membangun makna dalam topik

tertentu. Melalui wawancara peneliti berusaha menemukan permasalah

yang ada dan informasi yang berkaitan dengan permasalaham yang

diangkat. Adapun yang menjadi narasumber dalam wawancara ini adalah

guru kelas.

c. Kuisioner dan Angket

Menurut Sugiyono (2017 : 216) kuesioner merupakan teknik

pengumpulan data dengan memberikan pertanyaan tertulis kepada

responden. Kuesioner ini diberikan kepada ahli materi dan ahli design

dan responden yaitu peserta didik. Tujuan dari penggunaan kuisioner

adalah untuk melihat kevalidan dan keefektifan LKPD yang

dikembangkan.

2. Instrumen Pengumpulan Data

Beberapa instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu lembar

observasi, pedoman wawancara, lembar validasi ahli materi dan ahli

design, serta lembar respon pesertta didik. Adapun penjelasan dari setiap

instrumen adalah sebagai berikut:

a. Lembar observasi

16
Lembar observasi digunakan sebagai pedoman dalam pengamatan pada

saat kegiatan pembelajaran menggunakan LKPD. Adapun kisi-kisi dari

lembar observasi terdapat pada lampiran.

b. Pedoman wawancara

Pedoman wawancara digunakan sebagai arahan dalam melakukan

wawancara agar lebih terarah. Pertanyaan-pertanyaan yang ada didalam

wawancara menggambarkan permaslahan serta solusi yang ditawarkan

oleh peneliti dalam permasalahan tersebut. Adapun yang menjadi kisi-

kisi yang menjadi pedoman wawancara terdapat pada lampiran.

c. Kuisioner atau Angket

Penelitian ini akan menggunakan lembar kelayakan LKPD berbasi

Discovery Leaning bermuatan Socio Scientific Issue yang mana

dilakukan validasi pada bagian materi dan design.

F. Teknik Analisis Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berupa

teknik analisis data kuantitatif. Langkah-langkah dari analisis data adalah

mengubah data menjadi bentuk penilaian kuantitatif dengan menggunakan

teknik skala Likert dan skala Guttman. Adapun skala Likert dan skala

Guttman yang dilakukan dalam penilitian ini adalah sebagai berikut.

Tabel 1 Pedoman Skor Penilaian Skala Likert

Data Kualitatif Skor


SB (Sangat Baik) 5
B (Baik) 4
C (Cukup) 3
KB (Kurang Baik) 2

17
SK (Sangat Kurang) 1

Dengan menggukan rumus

∑×
Peresentase = X 100 %
SMI

Keterangan:

∑x : Jumlah Skor

SMI : Standar Maksimal Ideal

Tabel 2 Pedoman Skor Penilaian Skala Guttman

Skor Keterangan
1 Ya
0 Tidak
Selanjutnya untuk menghitung persentase keseluruhan subjek dengan

menggunakan rumus sebagai berikut (Tegeh, 2014:82)

Persentase = F : N

Keterangan:

F = Jumlah presentase keseluruhan subjek

N = Banyak subjek

Standar kecukupan dalam penelitian pengembangan ini ditentukan oleh nilai

B, yaitu dengan kategori “baik”. Jika rata-rata penilaian oleh ahli materi dan

ahli design, serta hasil pengujian dari penggunaan LKPD tersebut

menunjukan hasil B, maka pengembangan LKPD dikategorikan layak untuk

digunakan dalam pembelajaran.

Tabel 3 Konversi Tingkat Pencapaian dengan skala 5

Persentase kalayakan (%) Klasifikasi Skor


90-100 Sangat Baik Tidakperlu revisi
75-89 Baik Direvisi seperlunya

18
65-74 Cukup Cukup banyak direvisi
55-64 Kurang Baik Banyak direvisi
0-54 Sangat Kurang Direvisi total
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teknik analisis

deskriptif kuantitatif. Rumus yang digunakan dapat dilihat dari persamaan

Persentase kelayakan =

Skor yang diobservasi


X Jumlah (1)
skor yang diharapkan

Uji kevalidan

Uji kevalidan LKPD diperoleh dari hasil validasi LKPD oleh ahli materi dan

ahli design. Uji kevalidan LKPD dihitung dengan menggunakan rumus

berikut :

P=
∑ X ×100 %
N
Keterangan :

P = Persentase skor

∑x = Jumlah skor yang diperoleh

N = Skor maksimal

Hasil perhitungan uji kevalidan LKPD diubah ke dalam kriteria kualitatif

dengan pedoman seperti yang disajikan pada Tabel 8 berikut ini:

Tabel 4 Kriteria uji kevalidan LKPD

Kriteria Tingkat Kevalidan


85,01% - 100,00% Sangat Valid
75,01% - 85,00% Valid
60,01% - 75,00% Cukup Valid
50,01% - 60,00% Kurang Valid
<50,00% Sangat Kurang Valid
Sumber: Utomo (2018:4)

19
LKPD dikatakan valid apabila hasil validasi ahli materi, ahli media dan ahli
pembelajaran matematika minimal mencapai tingkat valid dengan kriteria
75,01% – 85,00%.

Uji Kepraktisan

Uji kepraktisan LKPD diperoleh dari angket respon peserta didik.

Penyebaran angket dilakukan setelah tahap implementasi LKPD dalam

pembelajaran. Uji kepraktisan LKPD dihitung menggunakan rumus berikut:

P=
∑ X ×100 %
N
Keterangan :

P = Persentase skor

∑x = Jumlah skor yang diperoleh

N = Skor maksimal

Hasil perhitungan uji kepraktisan LKPD diubah ke dalam kriteria kualitatif

dengan pedoman seperti yang disajikan pada Tabel 10 berikut ini:

Tabel 5 Uji Kepraktisan LKPD

Kriteria Tingkat Kepraktisan


85,01% - 100,00% Sangat Praktis
75,01% - 85,00% Praktis
60,01% - 75,00% Cukup Praktis
50,01% - 60,00% Kurang Praktis
<50,00% Sangat Kurang Praktis
Sumber: Irsalina (2018:174)

20
LKPD dikatakan praktis apabila penilaian terhadap angket respon guru dan

peserta didik minimal mencapai tingkat praktis dengan kriteria 75,01% –

85,00%

21

Anda mungkin juga menyukai