Anda di halaman 1dari 70

ANALISIS MUTU SUSU BUBUK MEREK V

YANG DIKEMAS ULANG OLEH PENJUAL

LAPORAN ANALISIS TERPADU II

TIARA DEASTRI PUTRI


NIS 187165

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN SMAK PADANG


BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA INDUSTRI
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
2021
PERSETUJUAN PEMBIMBING

LAPORAN ANALISIS TERPADU II

JUDUL
ANALISIS MUTU SUSU BUBUK MEREK V
YANG DIKEMAS ULANG OLEH PENJUAL

Disusun oleh :
Tiara Deastri Putri
NIS 187165

Telah disetujui tanggal :

di

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


SEKOLAH MENENGAH ANALIS KIMIA PADANG

Disetujui oleh:
Pembimbing Analisis Terpadu II,

Nindi Antika Febriana, S.Si.


NIP 199602122019012002

2
LAPORAN ANALISIS TERPADU II INI TELAH DIPERTAHANKAN

DIHADAPAN SIDANG PENGUJIAN DAN TELAH DINYATAKAN

LULUS PADA TANGGAL

TIM PENGUJI

No. Jabatan Nama Tanda Tangan

1. Moderator/Pembimbing Nindi Antika


Febriana,S.Si

2. Penguji I

3. Penguji II

4 Pemguji III

Padang, Desember 2021

Kepala SMK-SMAK Padang Ketua Analisis Terpadu II

Drs. Nasir Fifi Yarni,A.Md.Ak,S.Pd


NIP. 196605042002121001 NIP. 197707242005022001

3
ABSTRAK

.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) kualitas produk susu bubuk

bermerek V yang dikemas ulang oleh penjual (2) Kadar air,cemaran logam Cd dan

Angka Lempeng Total pada produk susu bubuk merek V dengan acuan

persyaratan SNI 2970-2015. Susu bubuk harus dikemas dan disimpan secara tepat

sebelum akhirnya dikonsumsi. Fungsi pengemasan susu bubuk yaitu untuk

mengawetkan susu bubuk dan mempertahankan mutu produk.Hasil analisis Kadar

Air adalah 4,70%,pada cemaran logam Cd dengan hasil konsentrasi 0,08

mg/kg,dan cemaran mikroba angka lempeng total dengan hasil 2 x 102.

Kata kunci: Susu bubuk, Pengemasan, SNI

ABSTRACT

This study aims to determine (1) the quality of powdered milk product

brand V which is repackaged by the seller (2) Water content, Cd metal

contamination and Total Plate Number in powdered milk product brand V with

the requirements of SNI 2970-2015. Powdered milk should be packaged and

stored right before consumption. The function of powdered milk packaging is to

preserve powdered milk and maintain product quality. The results of the water

content analysis were 4.70%, on Cd metal contamination with a concentration of

0.08 mg/kg, and microbial contamination with a total plate number of 2 x 102.

Keywords: Powdered milk, Packaging, SNI

4
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat dan karunia-Nya, dengan membuka pintu hati dan pikiran penulis

sehingga penulis dapat menyusun laporan Analisis Terpadu II ini yang berjudul

“ANALISIS MUTU SUSU BUBUK MEREK V YANG DIKEMAS ULANG

OLEH PENJUAL”.

Penyusun laporan Analisis Terpadu II adalah salah satu syarat

penyelesaian pembelajaran di sekolah menengah kejuruan-SMAK Padang tahun

ajaran 2021/2022 dan juga salah satu bahan pertanggung jawaban penulis selama

mengikuti pratikum Analisis Terpadu II yang dilaksanakan dari tanggal 11

Oktober 2021 sampai 12 November 2021.

Dalam pembuatan laporan ini penulis telah banyak dibantu oleh berbagai

pihak dan pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Ayah dan Ibu tercinta yang telah memberikan dorongan moral dan

materil kepada penulis sehingga laporan ini dapat tersusun dan

terselesaikan dengan baik.

2. Bapak Drs. Nasir selaku kepala SMK-SMAK Padang.

3. Ibu Fifi Yarni, A.Md., Ak., S.Pd. selaku ketua pelaksana Analisis

Terpadu II.

4. Ibu Nindi Antika Febriana,S.Si selaku pembimbing AT II yang telah

banyak memberikan saran, petunjuk,bimbingan serta nasihat kepada

penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal dengan baik.


5
5. Bapak/Ibu guru seluruh staff dan karyawan Sekolah Menengah

Kejuruan-SMAK Padang yang telah memberikan bekal ilmu

pengetahuan dan bimbingan yang sangat bermanfaat dan berharga

kepada penulis selama menuntut ilmu di Sekolah Menengah Kejuruan-

SMAK Padang.

6. Rekan rekan penulis, terutama Denia Hasanah, Selvi Desrika, Fajriah,

dan Rifa Aurelia yang telah membantu, mendukung, dan menghibur

penulis saat proses pembuatan laporan ini.

7. Rekan rekan sepembimbing AT II penulis,yaitu Leony Aliva Najwa,

Annisa Syahriani,Mutiara Intan Permatasari,Sovia Iradatillah,dan

Muhammad Ridwan.

Penulis sangat terbuka terhadap masukan yang sifatnya membangun

untuk penulis selanjutnya yang lebih baik lagi. Semoga tulisan ini dapat

bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Padang, Desember 2021

Penulis

Tiara Deastri Putri


NIS 187165

6
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING.........................................................................i


DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR............................................................................................................iii
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah..................................................................1
B. Pembatasan Masalah.......................................................................3
C. Rumusan Masalah...........................................................................4
D. Tujuan Penelitian............................................................................4
E. Manfaat Penelitian..........................................................................5
F. Definisi Istilah.................................................................................5

BAB II KAJIAN PUSTAKA


A. Deskripsi Teori................................................................................7
1. Susu Bubuk...............................................................................7
a. Pengertian Susu Bubuk.........................................................7
b. Proses Pengolahan Susu Bubuk............................................8
c. Tujuan Pengemasan Dalam Produk Susu Bubuk…………..10
2. Parameter Dan Metode Uji.......................................................11
a. Kadar Air...............................................................................11
b. Cemaran Logam Cd..............................................................13
c. Angka Lempeng Total..........................................................19
B. Penelitian yang Relevan…………………………………………..22

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


A. Waktu Dan Tempat Pelaksanaan..................................................23
B. Rancangan Penelitian....................................................................23
C. Metode Penelitian.........................................................................24
D. Alat Dan Bahan.............................................................................24
E. Teknik Analisis Data.....................................................................27

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil Analisis ................................................................................. 37
B. Pembahasan .................................................................................... 37

7
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................. 39
B. Saran ............................................................................................. 39

KEPUSTAKAAN..............................................................................................40
LAMPIRAN......................................................................................................42

8
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Proses Pengolahan Susu Bubuk ………………………………… 9


Gambar 2. Komponen Peralatan AAS …………………………………........ 14
Gambar 3. Kurva Kalibrasi Standar Larutan Cd ……………………………. 38

i
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Perhitungan ……………………………………………………… 42


Lampiran 2. Perhitungan Data Analisis……………………………………….. 46
Lampiran 3. Dokumentasi…………………………………………………….. 54
Lampiran 4. SNI 2970-2015 Tentang Susu Bubuk …………………………… 57

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Susu bubuk pertama kali dibuat pada 1802 oleh seorang dokter Rusia,

Osip Krichevsky.Susu bubuk banyak sekali ditemukan di negara-negara

berkembang karena biaya transportasi dan penyimpanannya sangat murah (karena

tidak membutuhkan pendingin). Seperti makanan-makanan kering lainnya, susu

kering dianggap tidak mudah rusak di karenakan sedikitnya kandungan air

(bakteri sangat cepat berkembangbiak pada makanan yang basah atau minuman)

dan disukai oleh orang untuk menolong mereka bertahan dalam bencana alam atau

kecelakaan, oleh pendaki gunung dan orang-orang yang membutuhkan bahan

makanan yang tidak cepat rusak. Pemakaian susu merupakan salah satu sumber

protein hewani yang bergizi tinggi (Arippin, Sutresno, & Rondonuwu, 2014).

Nasution (2009) menyatakan bahwa susu bubuk merupakan bentuk olahan

dari susu segar yang dibuat dengan cara memanaskan susu pada suhu 80°C selama

30 detik, kemudian dilakukan proses pengolahan dengan beberapa tahapan yaitu

evaporasi, homogenisasi, dan pengeringan yang dilakukan dengan menggunakan

spray dryer atau roller dryer produk ini mengandung 2-4% air.

Widodo (2003) menyatakan bahwa susu bubuk full cream memiliki

kandungan lemak sekitar 26%, lebih tinggi dibandingkan dengan susu bubuk skim

yang hanya sekitar 1%. Hasilnya adalah rasa yang lebih gurih sehingga susu

bubuk full cream banyak digunakan untuk pembuatan roti manis atau

kue.Dikarenakan kue yang membutuhkan lemak susu dalam membentuk tekstur

1
dan struktur kue,maka sebaiknya kita tetap menggunakan susu full cream supaya

hasilnya sesuai dengan yang diharapkan.

Susu bubuk bermerek V adalah produk dari perusahaan PT.Golden

Kreasi Inova,Bandung, Jawa Barat dimana merupakan premiks susu untuk produk

bakery istimewa yang digunakan untuk pembuatan

Biskuit,kue,wafer,snack,saus,soup,permen,coklat,eskrim,dan minuman.Pemakaian

10 – 20 % tergantung masing-masing formula.Dosis pemakaian ini berdasarkan

hasil percobaan perusahaan untuk menghasilkan cita rasa dan tekstur terbaik dari

produk.Dapat langsung dipakai sesuai dengan formula masing-masing (Ulina,

Risqie. 2001).

Susu bubuk full cream bermerek V ini banyak dijual dipasaran seperti

toko roti,E-Commerce,toko grosir serta di warung. Pada dasarnya susu bubuk

bermerk V ini dijual dengan ukuran 25 kg oleh perusahaan kemudian penjual

repacked (dikemas ulang) dengan menggunakan plastik biasa dan diberi label

yang dibuat sendiri oleh orang yang menjualnya kemudian di distribusikan

konsumen dengan berbagai macam ukuran seperti 250 g,500 g,dan 1 kg (Ulina,

Risqie.2001).

Widodo (2003) menyatakan bahwa produk susu bubuk mempunyai sifat

yang higroskopis dan mempunyai berat jenis ringan.Oleh karena itu susu bubuk

harus dikemas dan disimpan secara tepat sebelum akhirnya dikonsumsi.Fungsi

pengemasan susu bubuk yaitu untuk mengawetkan susu bubuk,mempertahankan

mutu produk,memberi kemudahan penyimpanan, dan memperlancar proses

distribusi serta yang lebih penting lagi dapat menekan kontaminasi yang dapat

membahayakan kosumen.Pembungkusan susu bubuk perlu menggunakan dua

2
pembungkus, yaitu wadah utama dan wadah sekunder untuk melindungi wadah

pertama.Wadah utama harus bersifat tahan terhadap perubahan warna, flavour,

rasa, dan perubahan-perubahan produk lainnya.Disamping itu wadah utama harus

bisa melindungi makanan dari kontaminasi, melindungi kandungan air dan lemak,

mencegah masuknya gas, melindungi dari sinar matahari, serta tahan terhadap

tekanan dan benturan.

Oleh karena itu saya tertarik untuk menganalisis produk susu bubuk

bermerek V ini dengan berkemasan ulang yang dimana banyak dijual di toko

grosir bahkan di e-commerce dengan bermacam berat kemasannya.Untuk

menjamin kualitas produk tersebut baik dan bagus, penulis menguji beberapa

parameternya yaitu kadar air,cemaran logam Kadmium (Cd),dan angka lempeng

total dimana kadar air maksimal 5% (b/b),cemaran logam Kadmium (Cd)

Maksimal 0,2 mg/kg,dan angka lempeng total maksimal 5 x 104 koloni/gram.

B. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, masalah yang diteliti dibatasi

sebagai berikut :

1. Dalam penelitian ini berguna untuk mengetahui kualitas susu bubuk

bermerek V yang dikemas ulang oleh penjual.

2. Dalam penelitian ini dilakukan pengujian atas tiga parameter,yaitu

Kadar air,Cemaran logam Cd,dan Angka lempeng total

3. Sampel yang digunakan susu bubuk fullcream bermerek V yang

dikemas ulang dalam plastik oleh penjual

3
C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dapat

dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut :

1. Berapakah Kadar air pada susu bubuk bermerek V yang dikemas ulang

ini?

2. Apakah pada susu bubuk bermerek V ini dicemari oleh logam Kadmium

(Cd)?

3. Apakah pada susu bubuk bermerek V yang dikemasan ulang ini dicemari

oleh mikroba Angka Lempeng Total (ALT)?

4. Apakah kadar air,cemaran logam Kadmium (Cd),dan cemaran mikroba

Angka Lempeng Total (ALT) pada susu bubuk bermerek V yang dikemas

ulang ini sesuai dengan SNI 2970-2015 yang telah ditetapkan?

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui kadar air,cemaran logam cadmium (Cd),dan angka

lempeng total dalam susu bubuk fullcream merek V.

2. Untuk mengetahui kualitas susu bubuk bermerek V yang dikemas ulang

oleh penjual.

3. Untuk membandingkan hasil kerja mandiri penulis dengan SNI 2970-

2015 tentang susu bubuk.

4. Salah satu syarat untuk menyelesaikan masa pelajaran produktif di

Sekolah Menengah Kejuruan – SMAK Padang dalam bentuk Analisis

Terpadu II.

4
5. Mampu mengimplementasikan pembelajaran yang telah didapat selama

belajar di SMK-SMAK Padang.

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Dari analisis yang dilakukan dapat diketahui kandungan air,cemaran

logam Kadmium (Cd),serta angka lempeng total pada susu bubuk

bermerek V ini.

2. Dari analisis yang dilakukan dapat mengetahui kualitas Susu bubuk

bermerek V yang berkemasan repacked (kemasan ulang).

3. Bagi penulis dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang kualitas

suatu produk susu bubuk yang berkemasan ulang ini.

F. Definisi Istilah

Untuk tidak menimbulkan adanya perbedaan pengertian, perlu ada

penjelasan istilah yang digunakan dalam penelitian ini. Definisi istilah yang

digunakan diambil dari beberapa pendapat para pakar dalam bidangnya.Namun

sebagian ditentukan oleh peneliti dengan maksud untuk kepentingan penelitian

ini. Beberapa batasan istilah yang perlu dijelaskan adalah sebagai berikut:

1. Susu bubuk adalah bubuk yang diciptakan dari susu kering yang solid.

2. Evaporasi adalah proses perubahan molekul di dalam keadaan cair dengan

spontan menjadi gas.

3. Kadar air adalah sejumlah air yang terkandung di dalam suatu benda,

seperti tanah, bebatuan, bahan pertanian, dan sebagainya.

4. Kadmium adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki

lambang Cd dan nomor atom 48.

5
5. Angka Lempeng Total merupakan angka yang menunjukkan jumlah

koloni

bakteri aerob mesofilik yang terdapat pada per gram ataupun per milliliter

sampel uji.

6. Analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan,

perbuatan,dan sebagainya) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya

(sebab penyebab,duduk perkaranya, dan sebagainya).

7. Repacked atau kemasan ulang adalah dengan mengganti kemasan yang

asli dengan yang kemasan yang baru.

8. E-Commerce adalah kegiatan membeli atau menjual produk secara

elektronik pada layanan online atau melalui Internet.

9. Standar Nasional Indonesia (SNI) adalah standar yang berlaku secara

nasional di Indonesia.SNI dirumuskan oleh panitia teknis dan ditetapkan

oleh Badan Standardisasi Nasional (BSN).

6
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teori

1. Susu Bubuk

a. Pengertian Susu Bubuk

Berdasarkan SNI 3752-2009, yang dimaksud susu bubuk adalah produk

susu yang diperoleh dengan cara mengurangi sebagian besar air melalui proses

pengeringan susu segar dan atau susu rekombinasi yang telah dipasteurisasi,

dengan atau tanpa penambahan vitamin, mineral, dan bahan tambahan pangan

yang diizinkan.Deputi MENLH (2006) menyatakan bahwa pembuatan susu bubuk

merupakan  salah satu upaya untuk mengawetkan susu sehingga dapat tahan lebih

lama. Susu jenis ini dapat langsung dibedakan dari bentuk dan penampilannya.

Produk susu bubuk merupakan hasil proses penguapan dan pengeringan dengan

cara penyemprotan dalam tekanan tinggi.

Susu bubuk adalah bubuk yang dibuat dari susu kering yang solid.Susu

bubuk mempunyai daya tahan yang lebih lama daripada susu cair dan tidak perlu

disimpan di lemari es karena kandungan uap airnya sangat rendah.Susu bubuk

sering digunakan dalam membuat kue,dalam resep-resep yang adonannya akan

terlalu cair bila digunakan susu cair.Susu bubuk tanpa lemak yang dibuat dengan

cara pengeringan atau spray dryer untuk menghilangkan sebagian air dan lemak

tetapi masih mengandung laktosa, protein, mineral, vitamin yang larut lemak, dan

vitamin yang larut air (B12).Susu bubuk paling disukai karena  kemudahan

penyimpanannya dan harga ekonomis dikarenakan daya tahan susu bubuk.


7
Susu bubuk dibedakan menjadi tiga kelompok yaitu susu bubuk

berlemak, susu bubuk rendah lemak, dan susu bubuk tanpa lemak.Susu bubuk

berlemak (full cream milk powder) adalah susu yang telah diubah

bentuknya menjadi bubuk.Susu bubuk rendah lemak (partly skim milk powder)

adalah susu yang telah diambil sebagian lemaknya dan diubah bentuknya menjadi

bubuk.Susu bubuk tanpa lemak (skim milk powder) adalah susu yang telah

diambil lemaknya dan diubah menjadi bubuk (BSN 2000).

Susu bubuk berlemak (full cream) adalah produk susu berbentuk bubuk

yang diperoleh dari susu cair atau susu hasil pencampuran susu cair dengan susu

kental atau krim bubuk atau susu hasil pencampuran susu cair dengan susu kental

atau susu bubuk, yang telah dipasteurisasi dan melalui proses pengeringan hingga

mencapai kadar air 2-4%.

Susu bubuk full cream memiliki kandungan lemak sekitar 26%,lebih

tinggi dibandingkan dengan susu bubuk skim yang hanya sekitar 1%.Hasilnya

adalah rasa yang lebih gurih sehingga susu bubuk full cream banyak digunakan

untuk pembuatan roti manis.

Sama seperti susu bubuk biasa,susu bubuk full cream juga dapat cepat

rusak jika dibiarkan terbuka. Karenanya sangat disarankan untuk menyimpan susu

bubuk yang telah dibuka di dalam wadah kering dan tertutup.

b. Proses Pengolahan Susu Bubuk

Proses pengolahan susu bubuk meliputi beberapa tahapan.Proses tersebut

secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu Wet Process (Proses

Basah), Dry Process (Proses kering) dan Blending (Pencampuran).

8
Gambar-Proses Pengolahan Susu Bubuk

Gambar 1. Proses Pengolahan Susu Bubuk.

Idris (1995) menyatakan bahwa prinsip dasar pembuatan susu bubuk

sama dengan pembuatan susu kental atau susu uapan,tetapi kemudian diteruskan

dengan pengeringan sampai kadar air dalam produk akhir tinggal 2 - 5% saja.

Tahap-tahap pembuatan susu bubuk adalah (1) perlakuan pemanasan,suhu

minimum adalah pada suhu pasteurisasi,dapat berkisar antara 82 – 99oC selama 15

– 30 menit ataupun 120 – 140oC selama 15 – 25 detik, (2) pengentalan, susu

dikonsentrasikan hingga mencapai kadar air tertentu (tidak sampai kering),dan (3)

pengeringan,susu yang telah kental diproses lebih lanjut hingga kadar airnya

mencapai 2 – 5%.

Nasution (2009) menyatakan bahwa proses pengolahan susu menjadi

bubuk mampu memperpanjang masa simpan susu hingga dua tahun dalam

kemasan alumunium dan kotak karton.Namun tahapan proses yang cukup panjang

dalam menghasilkan susu bubuk menjadikan kandungan nutrisi yang ada di dalam

susu berkurang, bahkan protein mengalami kerusakan hingga 30%. Karena itulah

9
pada proses pembuatan susu bubuk ditambahkan berbagai vitamin yang

diharapkan dapat menggantikan kandungan yang hilang selama proses pengolahan

agar kembali seperti semula,namun kondisinya tidak akan sama dengan susu

segar. Proses ini bahkan dapat menimbulkan reaksi Maillard, yaitu terjadinya

pigmen coklat antara gula dan protein susu karena pemanasan yang lama

menyebabkan protein semakin sulit untuk dicerna.

c. Tujuan Pengemasan dalam Produk Susu Bubuk.

Pengemasan adalah salah satu cara untuk melindungi atau mengawetkan

susu bubuk sebelum dikirim ke tempat tujuannya. Produk susu bubuk mempunyai

sifat yang higroskopis dan mempunyai berat jenis ringan.Oleh karena itu susu

bubuk harus dikemas dan disimpan secara tepat sebelum akhirnya dikonsumsi.

Fungsi pengemasan susu bubuk yaitu untuk mengawetkan susu bubuk dan

mempertahankan mutu produk, memberi kemudahan penyimpanan, dan

memperlancar proses distribusi, serta yang lebih penting lagi dapat menekan

kontaminasi yang dapat membahayakan kosumen.

Pembungkusan susu bubuk perlu menggunakan dua pembungkus, yaitu

wadah utama dan wadah sekunder untuk melindungi wadah pertama. Wadah

utama harus bersifat tahan terhadap perubahan warna, flavour, rasa, dan

perubahan-perubahan produk lainnya.Disamping itu wadah utama harus bisa

melindungi makanan dari kontaminasi,melindungi kandungan air, dan lemak,

mencegah masuknya gas, melindungi dari sinar matahari, serta tahan terhadap

tekanan dan benturan.Bahan pengemas susu bubuk terdiri dari pengemas primer,

pengemas sekunder dan pengemas tersier.

10
Pengemas primer (yang berhubungan langsung dengan produk) terbuat

dari kaleng dan almunium foil. Pengemas sekunder (tidak berhubungan langsung

dengan produk) terdiri dari dua pengemas yaitu folding box untuk membungkus

kemasan almunium foil dan kemasan karton box untuk membungkus kemasan

kaleng dan sachet. Karton box dapat juga berfungsi sebagai bahan pengemas

tersier yaitu untuk mengepak kemasan folding box untuk memudahkan proses

distribusi dan transportasi.Penyimpanan adalah suatu bagian dari proses produksi,

dimana produk yang sudah selesai (produk jadi) disimpan terlebih dahulu sebelum

didistribusikan.

2. Parameter dan Metode Uji

a. Kadar Air

Air merupakan salah satu unsur penting dalam bahan pangan, meskipun

bukan sumber nutrient namun keberadaannya sangat esensial dalam kelangsungan

proses biokimiawi organisme hidup.

Susilorini dan Sawitri (2007) menyatakan bahwa kadar air susu bubuk

sekitar 5%. Proses pembuatannya melalui tahap pemanasan pendahuluan dan

pengeringan. Pemanasan pendahuluan bertujuan untuk menguapkan air sehingga

tinggal sekitar 45-50%.Pemanasan pendahuluan menggunakan temperatur antara

65-170oC, tergantung jenis susu bubuk yang akan dibuat.Susu bubuk penuh

menggunakan suhu yang rendah dibanding susu bubuk skim.

Chan (2008) dan Heawaty, (2008) mengklasifikasikan susu bubuk

menjadi beberapa jenis seperti berikut: (1) susu bubuk full cream, susu bubuk

dengan kandungan lemak sampai 100%, (2) susu bubuk half cream, susu bubuk

kandungan lemaknya dikurangi hingga hanya 50%, (3) Susu skim, susu bubuk

11
yang kandungan lemaknya hanya sekitar 3%, dan (4) whey powder, merupakan

bahan sisa dari proses pembuatan susu bubuk.

Untuk menganalisis kadar air pada susu bubuk maka menggunakan cara

Pengeringan (Thermogravimetri). Prinsip penentuan kadar air dengan pengeringan

adalah penguapan air yang ada dalam bahan dengan jalan pemanasan.Kemudian

dilakukan penimbangan terhadap bahan hingga berat konstan yang

mengindikasikan bahwa semua air yang terkandung dalam bahan sudah teruapkan

semua.Penentuan kadar air dengan cara ini relative mudah dan ekonomis. Namun

terdapat beberapa kelemahan, yaitu :

1. Bahan lain selain air dapat ikut menguap dan ikut hilang bersama dengan

uap air , seperti alcohol, asam asetat,dan minyak atsiri.

2. Dapat terjadi reaksi selama pemanasan yang menghasilkan air atau zat

mudah menguap lain, seperti gula mengalami dekomposisi atau

karamelisasi, lemak mengalami oksidasi,dan sebagainya.

3. Bahan yang mengandung bahan yang mengikat air, secara sulit

melepaskan airnya meskipun sudah dipanaskan.

Bahan yang telah dikeringan, biasanya memiliki sifat higroskopis lebih

tinggi daripada bahan asalnya.Sehingga pendinginan bahan setelah pengeringan

sebelum penimbangan perlu dilakukan yaitu pendinginan di desikator yang telah

diberi zat penyerap air seperti kapur aktif, asam sulfat, silica gel, alumunium

oksida, kalium klorida, kalium hidroksida, kalium sulfat,atau barium oksida.

Silica gel yang digunakan diberi warna digunakan memudahkan untuk

mengidentifikasi kemampuan dalam menyerap air. Silica gel akan berwarna

12
merah muda apabila sudah jenuh dan apabila dipanaskan menjadi kering akan

berwarna biru.

b. Cemaran Logam Cd

Prinsip kerja Analisa menggunakan SSA, yaitu suatu sampel dibuat

dalam bentuk larutan dan dikabutkan, lalu disemburkan ke bagian burner

kemudian mengalami deatomisasi.Selanjutnya direaksikan dengan sumber energi

radiasi maka atom pada keadaan dasar membutuhkan energi yang besar dan untuk

mendapatkannya, atom tersebut menyerap energi dari sumber cahaya yang ada

pada alat SSA.

Metode AAS berprinsip pada absorbsi cahaya oleh atom.Atom-atom

menyerap cahaya tersebut pada panjang gelombang tertentu, tergantung pada sifat

unsurnya.Dengan absorpsi energi, berarti memperoleh lebih banyak energi,suatu

atom pada keadaan dasar dinaikan tingkat energinya ketingkat eksitasi.

Keberhasilan analisis ini tergantung pada proses eksitasi dan memperoleh garis

resonansi yang tepat.

  Spektrofotometri serapan atom adalah suatu metoda analisis untuk

penentuan unsur-unsur logam dan metaloid yang berdasarkan pada penyerapan

(absorbsi) radiasi oleh atom bebas unsur tersebut.Perkembangan yang sudah

dicapai hingga kini meliputi instrumen,sumber radiasi resonans,nyala yang lebih

stabil,suhu pengatoman yang lebih tinggi,efisiensi pengatoman lebih tinggi,dan

sebagainya serta usaha untuk dapat menentukan lebih banyak unsur dari sistem

periodik.

Banyak penentuan unsur-unsur logam yang sebelumnya dilakukan dengan

metoda polarografi,kemudian dengan metoda spektrofotometri,sekarang banyak

13
diganti dengan metoda AAS Flame.Analisis yang dapat dilakukan dengan metoda

AAS Flame adalah mulai dari analisis jumlah runutan sampai dengan analisis

komponen utama.

Dalam kimia analitik,teknik ini digunakan untuk menentukan konsentrasi

unsur tertentu (analit) dalam sampel yang akan dianalisis.AAS dapat digunakan

untuk menentukan lebih dari 70 elemen yang berbeda dalam larutan,atau secara

langsung dalam sampel padat melalui penguapan elektrotermal,Dan digunakan

dalam penelitian farmakologi, biofisika, arkeologi, dan toksikologi .

Spektrometri serapan atom memiliki banyak kegunaan di berbagai bidang

kimia seperti analisis klinis logam dalam cairan dan jaringan biologis seperti

darah utuh, plasma, urin, air liur, jaringan otak, hati, rambut, jaringan otot,

Spektrometri serapan atom dapat digunakan dalam analisis kualitatif dan

kuantitatif.

Gambar 2. Komponen Peralatan AAS

14
a. Lampu Katoda Berongga.

Lampu katoda berongga terdiri atas tabung gelas yang diisi dengan gas

argon (Ar) atau neon (Ne) bertekanan rendah (4-10 torr) dan di dalamnya

dipasang sebuah katoda berongga dan anoda. Rongga katoda berlapis logam

murni dari unsur objek analisis. Misalnya untuk pengukuran Fe diperlukan lapisan

logam Fe. Batang anoda terbuat dari logam wolfram / tungsten (W).

b. Ruang Pengkabutan.

Ruang pengkabutan merupakan bagian di bawah burner dimana larutan

contoh diubah menjadi aerosol.Dinding dalam dari spray chamber ini dibuat dari

plastik / teflon.Dalam ruangan ini dipasang peralatan yang terdiri atas :

1. Nebulizer glass bead atau impact bead (untuk memecahkan larutan menjadi

partikel butir yang halus).

2. Flow spoiler (berupa baling-baling berputar, untuk mengemburkan butir /

partikel larutan yang kasar).

3. Inlet dari fuel gas dan drain port (lubang pembuangan).

c. Pembakar.

Pembakar (Burner) merupakan alat dimana campuran gas (bahan bakar

dan oksida) dinyalakan. Dalam nyala yang bersuhu tinggi itulah terjadi

pembentukan atom-atom analit yang akan diukur.Alat ini terbuat dari

logam yang tahan panas dan tahan korosi.Desain burner harus dapat

mencegah masuknya nyala ke dalam spray chamber. Hal ini disebut ”blow

back” dan amat berbahaya. Burner untuk nyala udara asetilen (suhu 2000 –

22000 oC) berlainan dengan untuk nyala nitrous oksida-asetilen (suhu 2900

15
– 30000 oC).Burner harus selalu bersih untuk menjamin kepekaan yang

tinggi dan kedapatulangan (repeatability) yang baik.

a. Amplifier.

Berfungsi sebagai penguat sinyal listrik yang dihasilkan oleh detektor.

b. Atomisator (Pembakar).

Atomisator/pembakar berfungsi untuk mengatomisasi logam-logam

sehingga dapat menyerap energi radiasi yang diberikan.Untuk memperoleh

atom-atom dalam keadaan dasar dilakukan dengan cara pemanasan.

c. Pencatat.

Berfungsi sebagai pengubah sinyal listrik menjadi tampilan-tampilan

tertenttu sehingga bisa dibaca.

d. Monokromator dan split.

Fungsi untuk mengisolir sebuah resonansi dari sekian banyak spektrum

yang dihasilkan oleh lampu katoda berongga.

e. Detektor.

Detektor yang biasa digunakan dalam AAS ialah jenis photomultiplier

tube, yang jauh lebih peka daripada phototube biasa dan responnya juga

sangat cepat (10-9 det). Fungsinya untuk mengubah energi radiasi yng

jatuh pada detektor menjadi sinyal elektrik / perubahan panas.

c. Lain Lain.

1.Pembuangan gas dan udara kotor (exhaust dust)

2.Pipa saluran gas

Karena peralatan yang tersedia mengharuskan cuplikan atau contoh yang

akan ditentukan unsur logamnya berupa larutan,maka perlu diketahui cara-cara

16
melarutkan contoh.Cara melarutkan contoh akan tergantung dari susunan dan

bentuk (Boes. 1991).

Beberapa cara untuk melarutkan contoh dari materi biologis (Boes. 1991):

1. Melarutkan dengan Air.

Beberapa macam materi biologis dapat langsung dilarutkan dalam air.Namun

demikian agar hasil analisis memberikan hasil yang baik dan pengatoman dari

unsur yang lebih mudah, maka biasannya kepada larutan yang diperiksa

ditambahkan sedikit asam nitrat.

2. Melarutkan dengan Cara Hidrolisis.

Penentuan unsur unsur logam dengan cara ini banyak digunakan,terutama

untuk memeriksa unsur unsur tersebut dari cuplikan buah buahan dan tanah (Boes.

1991).

3. Melarutkan dengan Cara Ekstraksi.

Cara ini biasannya menggunakan zat pereaksi pengompleks seperti EDTA

yang membentuk kompleks kelat dengan ion logam.32 Cara ekstraksi ini

memberikan hasil yang baik untuk penetapan unsur Co, Ni, Fe, dan Cr dari

berbagai contoh pada pH 6 (Boes. 1991).

4. Melarutkan dengan Cara Destruksi.

Cara ini bertujuan untuk menghilangkan zat organic dari materi biologis

sehinnga yang tinggal hanya senyawa anorganiknya.

Ada 2 cara dekstruksi yang sering digunakan yaitu cara dekstruksi kering dan

dekstruksi basah (Boes. 1991):

17
a. Destruksi Kering.

Dalam cara kering, contoh dipanaskan secara bertahap di udara terbuka

untuk menguapkan air, menguraikan, dan mengoksidasi contoh, dan akhirnya

contoh diabukan dalam tungku pemanas dalam suhu maksimum yang berkisar

450º - 550º C, yaitu bergantung pada contoh yang akan diperiksa.Namun ada juga

dekstruksi kering dengan suhu maksimim atau suhu pengabuan mencapai 750º C

atau bahkan sampai 980º C. Hal ini akan mempercepat proses destruksi tersebut,

dilain pihak, untuk analisis unsur tertentu kadang-kadang diperlukan suatu

pengabuan yang tidak boleh terlalu tinggi misalnya hanya 300º -320ºC.

Boes.1991 menyatakan bahwa hal ini dapat dijumpai dalam analisis

unsur-unsur cadmium yang dikhawatirkan akan menguap pada suhu pengabuan

yang lebih tinggi. Makin rendah suhu pengabuan akan makin lama pula waktu

yang diperlukan untuk proses tersebut, sedangkan makin tinggi suhu pengabuan,

akan makin besar pula kemungkinan kehilangan unsur analit karena terbentuknya

senyawa yang sukar larut.

b. Destruksi Basah.

Noor,1989 menyatakan bahwa cara dekstruksi basah menggunakan asam

nitrat sebagai pengoksidasi, dengan kombinasi asam dengan pengoksidasi yang

lain seperti asam sulfat asam perklorat dan hidrogen peroksida.Karena adanya

masalah yang ditimbulkan oleh penggunaan dari zat zat tersebut sehingga cara ini

jarang dipakai.

Noor,1989 menyatakan bahwa dibandingkan dengan cara kering, cara

basah ini jelas berlangsung pada suhu yang jauh lebih rendah.Hal ini berarti

bahwa kehilangan unsur analit karena penguapan akan jauh lebih kecil atau

18
bahkan dapat ditiadakan.Di lain pihak cara basah menyita waktu yang lama dan

diperlukan perhatian analis yang besar, terus menerus disamping banyaknya uap

toxic yang terjadi jumlah asam asam yang dipakai juga merupakan sumber

kontaminan yang potensial.

c. Angka Lempeng Total

Pengujian Angka Lempeng Total (ALT) dimaksudkan untuk

menunjukkan jumlah mikroorganisme dalam suatu produk yang menunjukkan

pertumbuhan bakteri mesofil aerob setelah sampel diinkubasi dalam perbenihan

yang cocok selama 24-48 jam pada suhu 37oC.

Prinsip dari ALT yaitu metode hitungan cawan adalah jika sel mikroba

tersebut akan berkembang biak dan membentuk koloni yang dapat langsung

dilihat mata setelah cuplikan diinokulasikan pada lempeng agar dengan cara tuang

dan diinkubasi pada suhu yang sesuai.Pengujian dilakukan secara duplo.Setelah

diinkubasi, dipilih cawan petri dari satu pengenceran yang menunjukkan jumlah

koloni antara 30-300 koloni. Jumlah koloni rata-rata dari kedua cawan dihitung

lalu dikalikan dengan faktor pengencerannya.Hasil dinyatakan sebagai Angka

Lempeng Total (ALT) dalam tiap gram contoh bahan. 

Metode hitungan cawan merupakan cara yang paling sensitif untuk

menentukan jumlah jasad renik karena beberapa hal, yaitu:

1. Hanya sel yang masih hidup yang dihitung.

2. Beberapa jenis jasad renik dapat dihitung sekaligus.

3. Dapat digunakan untuk isolasi dan identifikasi jasad renik karena koloni

yang terbentuk mungkin berasal dari suatu jasad renik yang mempunyai

penampakan pertumbuhan spesifik.

19
Adapun kelemahan dari metode ini adalah :

1. Memungkinkan ini akan memperkecil jumlah sel mikroba yang

sebenarnya. Kemungkinan adanya jenis mikroba yang tidak dapat tumbuh

karena penggunaan jenis media agar, suhu, pH, atau kandungan oksigen

selama masa inkubasi.

2. Memungkinkan ada jenis mikroba tertentu yang tumbuh menyebar di

seluruh permukaan media, sehingga menghalangi mikroba lain. Hal ini

akan mengakibatkan mikroba lain tersebut tidak terhitung.

3. Penghitungan dilakukan pada media agar yang jumlah populasi

mikrobanya antara 25 – 250 koloni.Bila jumlah populasi kurang dari 25

koloni akan menghasilkan penghitungan yang kurang teliti secara statistik,

namun bila lebih dari 250 koloni akan menghasilkan hal yang sama karena

terjadi persaingan diantara koloni.

4. Penghitungan populasi mikroba dapat dilakukan setelah masa inkubasi

yang umumnya membutuhkan waktu 24 jam atau lebih.

5. Memungkinkan terjadinya koloni yang berasal lebih dari satu sel mikroba,

seperti pada mikroba yang berpasangan, rantai atau kelompok sel.

Teknik yang harus dikuasai oleh dalam metode ini ialah mengencerkan

sampel dan mencawankan hasil pengenceran tersebut. Sebelum mikroorganisme

ditumbuhkan dalam media, terlebih dahulu dilakukan pengenceran sampel

menggunakan larutan fisiologis.Tujuan dari pengenceran sampel yaitu untuk

mengurangi jumlah kandungan mikroba dalam sampel sehingga nantinya dapat

diamati dan diketahui jumlah mikroorganisme secara spesifik sehingga didapatkan

20
perhitungan yang tepat.Pengenceran memudahkan dalam perhitungan koloni.

Setelah diinkubasi, jumlah koloni masing-masing cawan diamati.

Untuk memenuhi persyaratan statistik, cawan yang dipilih untuk

perhitungan koloni ialah yang mengandung antara 25 sampai 250 koloni.

Pengenceran biasanya dilakukan secara desimal yaitu 1:10, 1:100, 1:1000, dan

seterusnya, atau 1:100, 1:10000, 1: 1000.000,dan seterusnya. Tahapan

pengenceran dimulai dari membuat larutan sampel sebanyak 10 mL (campuran 1

mL/1g sampel dengan 9 mL larutan BPW sehingga didapatkan pengenceran 10-2.

Dari pengenceran 10-2 diambil lagi 1 mL dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi

berisi 9 mL larutan fisiologis sehingga didapatkan pengenceran 10-3, begitu

seterusnya sampai mencapai pengenceran yang kita harapkan.Jumlah organisme

yang terdapat dalam sampel asal ditentukan dengan mengalikan jumlah koloni

yang terbentuk dengan faktor pengenceran pada cawan yang bersangkutan.

Setelah dilakukan pengenceran,kemudian dilakukan penanaman pada

media lempeng agar.Setelah diinkubasi,jumlah koloni masing-masing cawan

diamati dan dihitung.Koloni merupakan sekumpulan mikroorganisme yang

memiliki kesamaan sifat seperti bentuk, susunan, permukaan, dan sebagainya.

Sifat-sifat yang perlu diperhatikan pada koloni yang tumbuh di permukaan

medium adalah sebagai berikut:

1. Besar kecilnya koloni,ada koloni yang hanya berupa satu titik, namun ada

pula yang melebar sampai menutup permukaan medium.

2. Ada koloni yang bulat dan memanjang, Ada yang tepinya rata, dan tidak

rata.

21
3. Kenaikan permukaan. ada koloni yang rata dengan permukaan medium,

dan ada pula yang timbul diatas permukaan medium.

4. Halus kasarnya pemukaan,ada koloni yang permukaannya halus,ada yang

permukaannya kasar,dan tidak rata.Wajah permukaan,ada koloni yang

permukaannya mengkilat,dan ada yang permukaannya suram.

5. Kebanyakan koloni bakteri berwarna keputihan atau kekuningan.

6. Ada koloni yang lunak seperti lender, ada yang keras dan kering.

B. Penelitian Yang Relevan

Para peneliti pendahulu yang dilakukan oleh Putri 2017,Penelitian ini

dilakukan pendugaan umur simpan susu bubuk menggunakan alumunium foil dan

metalized plastik.Pendugaan umur simpan dilakukan dengan mengamati

parameter kadar air menggunakan metode oven dan organoleptik menggunakan

metode pembedaan dengan kontrol atau Difference from Control Test (DCT) pada

masing – masing jenis kemasan. Produk disimpan pada tiga tingkatan suhu yang

berbeda yaitu 37, 47 dan 550C. Waktu pengamatan yaitu hari ke 0, 7, 14, 21, 28,

hingga 35. Penentuan parameter mutu kritis pendugaan umur simpan dipilih

berdasarkan nilai R2 mendekati 1 yaitu DCT susu bubuk yang dikemas

menggunakan alumunium foil (AL7). Persamaan Arrhenius ordo 1 yang

dihasilkan berdasarkan perhitungan yaitu Ln k = 38.597 - 13632 (1/T). Umur

simpan yang dikemas menggunakan alumunium foil (AL7) berdasarkan parameter

kadar air yaitu 17.2 bulan, sedangkan berdasarkan DCT yaitu 50.2 bulan. Umur

simpan susu bubuk yang dikemas menggunakan metalized plastic berdasarkan

kadar air yaitu 12.0 bulan, sedangkan berdasarkan DCT yaitu 33.8 bulan.

22
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Penelitian ini akan dilaksanakan pada tanggal 11 Oktober-12 November 2021

di Laboratorium SMK-SMAK Padang.

B. Rancangan Penelitian

1. Pengumpulan Bahan Baku

Pengumpulan bahan baku yang dimaksud disini adalah sampel susu

bubuk merek V yang akan di analisis, dimana susu bubuk yang dibeli

sebanyak 2 bungkus dengan berat 250 g per bungkus, dimana 1 bungkus untuk

sampel uji mikrobiologi dan 1 bungkus untuk sampel uji kimia dan lebihnya

dijadikan arsip karna jumlah seluruh parameter yaitu 21 gram dan selebihnya

dijadikan untuk arsip dimana menyimpan apabila pada saat praktikum

terjadinya kesalahan.

2. Pengambilan Sampel

Sampel yang digunakan pada analisis ini adalah susu bubuk merek V

yang dibeli di sekitar Jalan Kampung Cina,Pondok,Padang,Sumatera Barat.

Teknik pengambilan sampel yang dilakukan yaitu representative (mewakili)

karena produk merupakan hasil produksi dalam skala besar maupun pabrik.

Cara pengambilan sampelnya yaitu menggunakan cara purposive sampling

yaitu pengambilan sampel hanya untuk tujuan tertentu saja. Persiapan sampel

susu bubuk ini adalah:

23
1) Untuk sampel uji mikrobiologi

buka kemasan contoh susu bubuk dan ambil contoh secara aseptic

sebanyak 1 gram , kemudian tempatkan dalam botol contoh atau

gelas piala steril.

2) Untuk sampel uji kimia

Buka kemasan contoh susu bubuk dan ambil contoh sebanyak 20 g,

kemudian tempatkan dalam botol contoh atau gelas piala yang bersih

dan kering

C. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam melakukan analisis pada produk

susu bubuk full cream ini yaitu:

1.Penentuan kadar Air dengan metode gravimetri.

2.Penentuan Kadar Kadmium (Cd) dengan metode AAS.

3.Penentuan angka lempeng total dengan metode tuang (pour plate).

D. Alat Dan Bahan

a. Penetapan Kadar Air dengan Metode Gravimetri

Alat :

1. Desikator.

2. Cawan Penguap.

3. Oven.

4. Neraca Analitik.

5. Tang Cawan.

6. Baki.

7. Spatula.

24
Bahan :

1. Silica Gel.

2. Sampel ( Susu Bubuk full cream merek V).

b. Penetapan Kadar Kadmium (Cd) dengan Metode AAS

Alat :

1. AAS dan lampu katoda Cd.

2. Furnance.

3. Neraca Analitik.

4. Hot Plate.

5. Penangas air.

6. Kompor dan gas.

7. Buret 25 mL.

8. Labu ukur 1000 mL.

9. Labu ukur 100 mL.

10. Labu ukur 50 mL

11. Gelas ukur 50 mL.

12. Gelas piala 250 mL.

13. Gelas piala 1000 mL.

14. Botol polipropilen.

15. Cawan porselen.

16. Batang Pengaduk.

17. Pipet tetes.

18. Tabung reaksi.

19. Rak Tabung Reaksi.

25
20. Pipet takar 10 mL.

21. Corong.

22. Standar dan klem.

23. Desikator.

24. Labu ukur 25 mL.

Bahan :

1. Sampel (Susu Bubuk full cream merek V).

2. HNO3 Pekat.

3. HNO3 0,1 N.

4. Tritisol Cd.

5. Aquabidest.

6. Aquadest.

7. Kertas Serap.

8. Kertas saring tak berabu.

9. Plastik dan karet.

c. Penetapan Angka Lempeng Total dengan Metode Tuang (Pour

Plate)

Alat :

1. Autoklaf.

2. Neraca analitik.

3. Neraca kasar.

4. Penangas air.

5. Kompor dan gas.

6. Gelas piala 250 mL.

26
7. Erlenmeyer 250 mL.

8. Pipet takar 10 mL.

9. Tabung reaksi.

10. Rak tabung reaksi.

11. Tabung reaksi bertutup.

12. Spatula.

13. Cawan petri.

14. Lampu spiritus.

15. Oven.

16. Inkubator.

Bahan :

1. Sampel (Susu Bubuk fullcream merek V).

2. Buffered Peptone Water (BPW).

3. Plate Count Agar (PCA).

4. Aquadest.

5. Spiritus.

6. Korek Api.

7. Kapas.

E. Teknik Analisis Data

a. Penetapan Kadar Air dengan Metode Gravimetri

Prosedur Kerja :

1. Dipanaskan cawan penguap dalam oven dengan suhu (105-110 0C)

Selama lebih kurang satu jam.

2. Didinginkan cawan penguap dalam desikator selama 15 menit.

27
3. Ditimbang dengan neraca analitik sampai didapatkan bobot konstan (W0).

4. Ditimbang 1 g sampel ke dalam cawan penguap (W1).

5. Dipanaskan cawan penguap yang berisi sampel pada oven dengan suhu

(105-110 0C) selama 2 jam (2 jam setelah temperature oven mencapai

1050C).

6. Didinginkan cawan penguap yang berisi sampel dalam desikator selama

15 menit.

7. Ditimbang cawan penguap berisi sampel setelah dipanaskan dengan neraca

analitik sampai bobot konstan (W 2) (diulangi dari memasukan cawan

sampai ditimbang).

8. Lakukan pekerjaan triplo.

9. Hitung kadar air dalam sampel.

Perhitungan :

(W 1−W 2)
Kadar Air (%) = x 100 %
(W 1−W 0)

Dengan :

W0 = Cawan penguap kosong (g).

W1 = Cawan penguap dan sampel sebelum dikeringkan (g).

W2 = Cawan penguap dan sampel setelah dikeringkan (g).

b. Penetapan Kadar Kadmium (Cd) dengan Metode AAS

- Pembuatan Reagen HNO3 0,1 N

1. Masukan Aquabidest sebanyak 1/3 gelas piala 1000 mL

2. Pipet HNO3 pekat sebanyak 6,25 mL ke gelas piala melalui dinding gelas

piala secara perlahan lahan

3. Paskan sampai 1000 mL dan Homogenkan


28
- Pembuatan Reagen HCL 6 N

1. Masukan Aquabidest sebanyak 1/3 gelas piala 100 mL

2. Ambil HCL pekat sebanyak 66,67 mL dan masukan ke gelas piala melalui

dinding gelas piala secara perlahan lahan

3. Paskan sampai 100 mL dan homogenkan

- Pembuatan Larutan Induk

1. Masukkan titrisol Cd kedalam labu ukur 1000 mL.

2. Tambahkan 2-3 tetes HNO3 pekat.

3. Paskan dengan aquabidest dan homogenkan.

- Pembuatan Larutan Intermediet 10 ppm.

1. Pipet 10 mL larutan induk kedalam labu ukur 50 mL.

2. Paskan dengan aquabidest dan homogenkan.

- Pembuatan Larutan Intermediet 1 ppm.

1. Pipet 10 mL larutan baku 10 ppm ke dalam labu ukur 100 mL.

2. Paskan dengan aquabidest dan homogenkan.

- Pembuatan Larutan Deret Standar ( 0 ppm, 0,03 ppm,0,06 ppm,0,09

ppm,0,12 ppm,0,15 ppm ) Masukan larutan intermediet 1 ppm ke

dalam buret 25 mL.

1. Turunkan kedalam labu ukur 25 mL sebanyak (0 mL, 0.75 mL, 1,5 mL,

2,25 mL, 3 mL,3,75 mL)

2. Masing-masing labu ukur ditambahkan 2-3 Tetes larutam HNO3 0.1N.

3. Paskan dengan aquabidest dan homogenkan.

29
- Pembuatan Larutan Sampel.

1. Timbang 3 g contoh (m) dengan teliti dalam cawan

porselen/platina/kuarsa.

2. Tempatkan cawan berisi contoh di atas pemanas listrik dan panaskan

secara bertahap sampai contoh tidak berasap lagi.

3. Lanjutkan pengabuan dalam tanur (450 ± 5) °C sampai abu berwarna

putih, bebas dari karbon.

4. Apabila abu belum bebas dari karbon yang ditandai dengan warna keabu

abuan, basahkan dengan beberapa tetes air dan tambahkan tetes demi tetes

HNO3 pekat kira-kira 0,5 sampai dengan 3 mL.

5. Keringkan cawan di atas pemanas listrik dan masukkan kembali ke dalam

tanur pada temperatur (450 ± 5)°C kemudian lanjutkan pemanasan sampai

abu menjadi putih.Penambahan HNO3 pekat dapat diulangi apabila abu

masih berwarna keabu-abuan.

6. Larutkan abu berwarna putih dengan HNO3 0,1 N sebanyak 10 mL dan

masukkan ke dalam labu ukur 50 mL kemudian tepatkan hingga tanda

garis dengan air suling (V), jika perlu, saring larutan menggunakan kertas

saring ke dalam botol polipropilen.

7. Siapkan larutan blanko dengan penambahan pereaksi dan perlakuan yang

sama seperti contoh.

8. Baca absorbans larutan baku kerja dan larutan contoh terhadap blanko

menggunakan SSA pada panjang gelombang maksimum sekitar 228,8 nm

untuk Cd.

30
9. Buat kurva kalibrasi antara konsentrasi logam (μg/mL) sebagai sumbu X

dan absorbans sebagai sumbu Y.

10. Plot hasil pembacaan larutan contoh terhadap kurva kalibrasi (C).

11. Hitung kandungan logam dalam contoh.

- Pengukuran dengan AAS

1. Hubungkan alat ke sumber arus listrik.

2. Siapkan sampel dan deret standar yang digunakan beserta lampu

katodanya.

3. Hidupkan blower dan hidupkan kompresor udara.

4. Buka aliran gas asetilen (Catatan: untuk analisis dengan suhu tinggi buka

aliran gas nitrogen lalu ganti burner head dengan high temperature heat

dan masukkan pin flame selektor).

5. Pasang lampu katoda unsur yang akan dianalisis pada soket (tersedia

socket).

6. Hidupkan UPS AA-700 tunggu hingga inisialisasi selesai.

7. Hidupkan CPU, monitor, dan printer.

8. Setelah tampil menu utama pada windows computer klik wizaard dan

tampilan menu utama wizaard klik gambar AA dan akan muncul menu

login ID dan password masukkan ID dan password, masukan ID, dan

kosongkan saja password klik OK.

9. Pada menu berikutnya klik “Element selevtion” klik OK, pilih select

elemen pilih flame continous dan klik OK.

10. Pada tampilan berikutnya klik “next” dan pada tampilan berikutnya klik

“calibration curve set up” isi data sesuai deret standar yang digunakan

31
kurung (isi jenis conc. Yang akan digunakan misal ppm,jumlah standar

pada selanjutnya isi kolom “sample ID” dengan jenis standar ( misal

Standar 1,2, dst) dan isi “true value” dengan konsentrasi standar, klik OK.

11. Setelah muncul lembaran kerja MPT, nyalakan flame dengan menekan

tombol PURGE dan IGNITE pada instrumen AA, 27 posisikan blanko

pada pipa aspirator AA, klik “blank” pada bagian bawah lembaran kerja

MRT,susun standar sesuai urutan yang dimasukkan, dan ukur satu persatu

untuk mendapatkan kurva kalibrasi.

12. Setelah itu ukur konsentrasi sampel.

13. Setelah pengukuran selesai, matikan flame dengan menekan tombol

EXTINGUISH pada AA, keluar dari lembar kerja MRT, matikan

komputer, CPU, AA, dan tutup kembali aliran gas yang digunakan pada

regulatornya.

14. Putuskan hubungan alat dengan arus listrik.

Perhitungan :

C
Perhitungan kandungan Kadmium (Cd) (mg/kg) = xV
W

Keterangan :

C : konsentrasi logam dari kurva kalibrasi, dinyatakan dalam miligram

per liter, (mg/L);

V: volume larutan akhir (volume sampel dalam labu ukur,dinyatakan

dalam mililiter (L);

W : berat contoh, dinyatakan dalam kilogram (kg).

32
Penetapan angka lempeng total metode tuang (pour plate)

- Pembuatan Larutan Pengencer (Buffered Peptone Water) :

1. Timbang 1,2750 gram BPW lalu masukan kedalam gelas piala 250 mL

2. Ditambahkan aquades sebanyak 50 mL, lalu dipanaskan sambil diaduk

sampai larut.

3. Dibungkus dengan kertas dan diikat dengan karet (diberi nama media).

4. Disterilisasi menggunakan autoclave pada suhu 121°C Selama 15 menit.

- Pembuatan Media PCA (Plate Count Agar).

1. Timbang media PCA sebanyak 1,6875 gram didalam gelas piala dengan

menggunakan neraca kasar

2. Masukan aquades sebanyak 75 mL.

3. Homogenkan dengan cara diaduk hingga medium larut.

4. Panaskan media sampai media lebih larut dari sebelumnya.

5. Masukan media kedalam erlenmeyer 250 mL

6. Tutup mulut erlenmeyer dengan kapas dan tutup dengan kertas.

7. Disterilisasi menggunakan autoclave pada suhu 121°C Selama 15 menit.

- Prosedur penggunaan Alat Autoklaf ( Untuk mensterilkan bahan).

1. Periksa banyaknya air (aqua destilat) dalam autoclave. Air harus berada

pada batas yang ditentukan.

2. Apabila jumlah air kurang dari batas, tambahkan air (aqua destilat) sampai

batas.

3. Masukkan peralatan dan bahan yang akan disterilisasi.

4. Untuk botol bertutup ulir, tutup harus dikendorkan.

33
5. Tutup autoclave dengan rapat lalu kencangkan baut pengaman agar tidak

ada uap yang keluar dari bibir autoclave.

6. Hubungkan stop kontak dengan sumber tenaga.

7. Posisikan tombol power ke posisi ‘ON’.

8. Tunggu sampai air mendidih dan uapnya terdesak keluar dari klep

pengaman (Tutup klep pengaman).

9. Amati penanda tekanan, hitung waktu sterilisasi sejak tekanan mencapai

15 Psi (2 atm).

10. Tunggu proses sterilisasi selama 15 menit.

11. Tunggu tekanan dalam kompartemen turun hingga sama dengan tekanan

udara di lingkungan (jarum pada preisure gauge menunjuk ke angka nol).

12. Buka klep pengaman dan keluarkan isi autoclave dengan hati-hati.

13. Posisikan tombol power ke ‘OFF’.

14. Lepas stop kontak dari sumber tenaga.

- Prosedur menggunakan Oven ( untuk mensterilkan Alat).

1. Pertama, hubungkan oven dengan sumber listrik.

2. Tekanlah tombol “ON” dan tunggu beberapa saat hingga display muncul.

3. Lalu sesuaikan timer dengan kebutuhan Anda dan tunggu hingga suhu

menyala.

4. Letakkan alat Laboratorium yang ingin Anda proses di dalam oven.

5. Kemudian tunggulah hingga proses pengovenan selesai.

6. Jika sudah selesai, matikan oven dengan cara menekan tombol “OFF” dan

tunggulah hingga display mati.

34
- Prosedur kerja Angka Lempeng Total.

1. Timbang 1 gram contoh, masukkan ke dalam kuvet yang telah berisi 9 mL

larutan pengencer steril (10-1) lalu dihomogenkan dengan cara dikocok

sebanyak 25 kali.

2. Dipipet 1 mL (10-1) menggunakan pipet takar steril, dimasukan kedalam 9

mL larutan pengencer steril (10-2) lalu dihomogenkan dengan cara dikocok

sebanyak 25 kali. Dipipet 1 mL (10-2) dimasukan kedalam cawan steril

secara aseptis (duplo).

3. Dipipet 1 mL (10-2) menggunakan pipet takar steril, dimasukan kedalam 9

mL larutan pengencer steril (10-3) lalu dihomogenkan dengan cara dikocok

sebanyak 25 kali. Dipipet 1 mL (10-3) dimasukan kedalam cawan steril

secara aseptis (duplo).

4. Dituang medium yang masih cair (47-50°C) kedalam cawan petri yang

telah berisi sampel uji sebanyak 1/3 cawan, lalu homogenkan dengan

memutar membentuk pola angka delapan.

5. Ditunggu sampai mengeras, dan masukan semua cawan petri dengan

posisi

terbalik kedalam inkubator.

6. Diinkubasi selama 24 - 48 jam, diamati dan dihitung jumlah koloni yang

tumbuh.

Perhitungan :

Angka Lempeng Total (Koloni/gram) :

1
Jumla h koloni(n) x
Faktor Pengenceran(FP )

35
Dimana :

n = Rata rata koloni dari dua cawan petri dari satu pengenceran,dinyatakan

dalam koloni per gram (koloni/gram).

F = Faktor pengenceran dari rata-rata koloni yang dipakai.

36
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Kadar Air

PARAMETER HASIL SNI

Kadar Air (Thermogravimetri) 4,70 % (b/b) Max. 5% (b/b)

Berdasarkan hasil yang saya dapatkan ini,Sampel susu bubuk merek V

ini bagus untuk dikonsumsi ,dimana kadar air pada sampel susu bubuk merek V

ini sudah masuk range SNI dimana menurut SNI 2970-2015,kadar air pada susu

bubuk fullcream harus mempunyai maksimal 5% (b/b).Dan setelah dianalisis

kadar air pada susu bubuk fullcream merek V ini mempunyai kadar air sebanyak

4,70 % (b/b).

B. Analisis Cemaran Logam Cd

PARAMETER HASIL SNI

Cemaran Logam Cd 0,11 mg/kg Max. 0,2 mg/kg

Berdasarkan hasil analisis yang telah di lakukan di dapatkan hasil

analisis sebanyak 0,11 mg/Kg,yang mana ini sudah masuk dalam range yang di

tetapkan pada SNI yaitu max 0,2 mg/kg,dan hasil ini menunjukkan bahwa sampel

ini telah memenuhi syarat SNI 2970-2015 dengan parameter Cemaran Logam

37
Cd.Apabila pada suatu produk mempunyai logam Cd yang melebihi SNI maka

akan menyebabkan banyak penyakit seperti destruksi eritrosit, proteinuria,

rhinitis, emphysema, dan bronkhitis kronis. Gejala keracunan kronis adalah

terjadinya ekskresi ß-mikro-globulin dalam urin akibat kerusakan fungsi ginjal.

Keracunan Kadmium juga dapat menyebabkan gangguan paru dan reproduksi.

Serangan yang paling hebat akibat keraciunan Cd adalah kerapuhan tulang (Palar,

2004).

Berikut kurva kalibrasi standar Cd dengan menggunakan Excell :

KURVA KALIBRASI STANDAR LARUTAN Cd


0.035
0.03
f(x) = 0.197619047619048 x + 0.000461904761904764
0.025 R² = 0.992963016631926
Absorban (y)

0.02
0.015
0.01
0.005
0
0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 0.12 0.14 0.16
-0.005
Konsentrasi (x)

Gambar 3. Kurva Kalibrasi Standar Larutan Cd.


C. Analisis Angka Lempeng Total

PARAMETER HASIL SNI

Angka Lempeng Total 2 x 102 koloni/gram Max. 5 x 104 Koloni/gram

Berdasarkan hasil analisis yang telah di lakukan di dapatkan hasil

analisis sebanyak 2 x 102 ,yang mana ini sudah masuk dalam range yang di
38
tetapkan pada SNI yaitu max. 5 x 104. dan hasil ini menunjukkan bahwa sampel

ini telah memenuhi syarat SNI 2970-2015 dengan parameter Angka lempeng

total.

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan analisis yang telah saya lakukan didapatkan hasil sebagai berikuit:

PARAMETER HASIL ANALISIS SNI

Kadar Air 4,70 % (b/b) Max. 5% (b/b)

Cemaran Logam Cd 0,11 mg/kg Max. 0,2 mg/kg

Angka Lempeng Total 2 x 102 koloni/gram Max. 5 x 104 koloni/gram

Dapat analisis yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa susu bubuk fullcream

merek V yang dikemas ulang ini adalah didapatkan hasil yang sesuai dengan

persyaratan SNI 2970-2015 dengan menguji 3 parameter yaitu kadar

air,cemaran logam Cd,dan angka lempeng total.

B. SARAN

Saat melaksanan praktikum baca dan pahami prosedur yang telah ada agar saat

melaksanakan praktikum dapat berjalan dengan baik dan benar,dan menggunakan

peralatan sesuai SOP,serta gunakan APD yang sesuai agar terlindungi dari bahan

kimia yang dipakai saat praktikum.

39
DAFTAR KEPUSTAKAAN

Adnan, M. 1994. Kimia dan Teknologi Pengolahan Air Susu. Andi Offset,
Yogyakarta.
Aprida,Dian Putri.2017. Pendugaan Umur Simpan Susu Bubuk Fullcream Yang
Dikemas Ulang Dengan Aluminium Foil (A17) Atau Metalized Plastic (VM-PET
12).Agroindustri Halal,3,1.
Buckle, K.A.,R.A. Edwards., G.H. Fleet and M. Wooton. 1987. Ilmu pangan. UI
Press. Jakarta.
Boes.1991. Jurnal Kimia Terapan Indonesia,Volume 1 No.1 Jakarta.
Fardiaz, S. 1987. Penuntun Praktikum Mikrobiologi Pagan. LSI_IPB Bogor.
Idris,S.1995.Pengantar Teknologi Pengolahan Susu. Malang: Fakultas
Peternakan, Brawijaya.
Imanningsih,Nelis.2013. Pengaruh Suhu Ruang Penyimpanan Terhadap Kualitas
Susu Bubuk. Penyimpanan,7,4-5.
Nasution. 2009. Metode Research (Penelitian Ilmiah). Jakarta: Bumi Aksara.
Permendiknas No.22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi
Noor. 1989. Spektroskopi Analitik. Laboratorium Kimia Analitik Jurusan Kimia
FMIPA. Ujung Pandang : UNHAS.
Rippin, Joko N., Sutresno, Adita., dan Rondonuwu, Ferdy S. 2014. Identifikasi
Susu Sapi Murni Dan Susu Sapi Yang Mengandung Peroksida Dengan
Spektroskopi Inframerah Dekat Dengan Teknik PCA. Prosiding Seminar
Nasional Sains dan Pendidikan Sains IX, Fakultas Sains dan Matematika,
UKSW, 5(1).
Suhartati T, 2013. Dasar-dasar Spektrofotometri Uv-vis dan spektrometri Massa
untuk Penentuan struktur Senyawa organic. Lampung: AURA.
Susilorini, T.E. dan Sawitri, M.E.2007. Produk Olahan Susu. Jakarta: Penebar
Swadaya

Standard Nasional Indonesia (2015). Susu Bubuk. Badan Standardisasi Nasional,


Jakarta

Standar Nasional Indonesia (2009). Susu Bubuk Coklat. Badan Standarisasi


Nasional,Jakarta
40
Ulina, Risqie. 2001. Gizi Dan Pengolahan Pangan. Yogyakarta: Karya Nusa.
Hal: 1-2.
Widodo. 2003. Teknologi Proses Susu Bubuk. Yogyakarta. Lacticia Press.
Palar, H. 2004, Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat, Jakarta, Penerbit
Rineka Cipta.

41
LAMPIRAN

Lampiran 1. Perhitungan Reagen,Intermediet,Deret Standar,dan Media

1. Pembuatan Larutan Untuk Analisis Cemaran Logam Kadmium (Cd)

a. Larutan Induk Cd

Massa Zat Terlarut (mg)


ppm =
Volume Larutan( L)

Massa Zat Terlarut (mg) = ppm x Volume Larutan (L)

mg
= 1000 x1L
L

Massa Zat Terlarut (mg) = 1000 mg

Massa Zat Terlarut (g) = 1 gram

b. Larutan Intermediet 10 ppm

(VxC)induk = (VxC)intermediet

(V x 1000 ppm) = (100 mL x 10 ppm)

100 mL x 10 ppm
Vinduk =
1000 ppm

Vinduk = 1 mL

c. Larutan Intermediet 1 ppm

(VxC)induk = (VxC)intermediet

(V x 10 ppm) = (100 mL x 1 ppm)

100 mL x 1 ppm
Vinduk =
10 ppm

Vinduk = 10 mL
42
d. Larutan Deret Standar

- Konsentrasi 0 ppm

(VxC)intermediet = (VxC)deret standar

(V x 1 ppm) = (25 mL x 0 ppm)

25 mL x 0 , ppm
Vinduk =
1 ppm

Vinduk = 0 mL

- Konsentrasi 0.03 ppm

(VxC)intermediet = (VxC)deret standar

(V x 1 ppm) = (25 mL x 0,05 ppm)

25 m L x 0,05 ppm
Vinduk =
1 ppm

Vinduk = 0,75 mL

- Konsentrasi 0,06 ppm

VxC)intermediet = (VxC)deret standar

(V x 1 ppm) = (25 mL x 0,06 ppm)

25 mL x 0,06 ppm
Vinduk =
1 ppm

Vinduk = 1,5 mL

- Konsentrasi 0,09 ppm

VxC)intermediet = (VxC)deret standar

(V x 1 ppm) = (25 mL x 0,09 ppm)

25 mL x 0,09 ppm
Vinduk =
1 ppm

Vinduk = 2,25 mL

- Konsentrasi 0,12 ppm

43
VxC)intermediet = (VxC)deret standar

(V x 1 ppm) = (25 mL x 0,12 ppm)

25 mL x 0,12 ppm
Vinduk =
1 ppm

Vinduk = 5 mL

- Konsentrasi 0,15 ppm

VxC)intermediet = (VxC)deret standar

(V x 1 ppm) = (25 mL x 0,15 ppm)

25 mL x 0,15 ppm
Vinduk =
1 ppm

Vinduk = 6,25 mL

2. Pembuatan Reagen

- HNO3 0,1 N

(VxN)pekat = (VxN)encer

(V x 16 N) = (1000 mL x 0,1 N)

1000 mL x 0,1 N
Vpekat =
16 N

Vpekat = 6,25 mL

- HCL 6 N

(VxN)pekat = (VxN)encer

(V x 9 N) = (100 mL x 6 N)

100 mL x 6 N
Vpekat =
9N

Vinduk = 66,6666667 mL

V pekat = 66,67 mL

3. Pembuatan Media Dan Pengenceran Pada Analisis Angka Lempeng Total

44
- BPW (packing = 25,5 g/L)

Berat ( g) Berat ( g)
( Packing )= (Yang dibutu h kan)
Volume(mL) Volume(mL)

25,5 g Berat (g)


( Packing )= (Yang dibutu h kan)
1000 mL 50 mL

25,5 g x 50 mL
Berat (g)yang dibutuhkan =
1000 mL

Berat (g)yang dibutuhkan = 1,2750 gram

- PCA ( Packing = 22,5 g/L)

Berat ( g) Berat ( g)
( Packing )= (Yang dibutu h kan)
Volume(mL) Volume(mL)

22,5 g Berat (g)


( Packing )= (Yang dibu tu h kan)
1000 mL 75 mL

22,5 g x 75 mL
Berat (g)yang dibutuhkan =
1000 mL

Berat (g)yang dibutuhkan = 1,6875 gram

45
Lampiran 2. Perhitungan Data Analisis

A. Kadar Air

1. Mengonstankan Cawan Penguap Kosong

Pengonstanan Berat Cawan Penguap Kosong


1 2 3 4 5
Cawan 1 40,0286 g 40,0262 g 40,0250 g 40,0253 g 40,0252 g
Cawan 2 30,0876 g 30,0857 g 30,0850 g 30,0847 g 30,0845 g
Cawan 3 35,4573 g 35,4554 g 35,4550 g 35,4550 g -

2. Data Penimbangan Sampel

Cawan 1 Cawan 2 Cawan 3


BCPK 40,0252 g 30,0845 g 35,4550 g
Berat Sampel 1,0000 g 1,0000 g 1,0000 g
+ + +
BCPK + Sampel 41,0252 g 31, 0845 g 36,4550 g
+ + +
BCPK + Sampel 41,0254 g 31,0845 g 36,4550 g
Tertimbang
BCPK 40,0252 g 30,0845 g - 35,4550 g -
Berat Sampel 1,0002 g - 1,0000 g 1,0000 g
+ +
Sebenarnya +

3. Mengonstankan Cawan Penguap Kosong + Sampel

Berat Cawan Penguap Kosong + Sampel

Sebelum 1 2 3 4 5

Pemanasan

Cawan 1 41,0254 g 40,9893 g 40,9811 g 40,9805 g 40,9790 g 40,9783 g

46
Cawan 2 31,0845 g 31,0454 g 31,0390 g 31,0377 g 31,0375 g -

Cawan 3 36,4550 g 36,4140 g 36,4121 g 36,4093 g 36,4082 g 36,4080 g

4. Perhitungan Kadar Air

(W 1−W 2)
Kadar Air (%) = x 100 %
(W 1−W 0)

Dengan :

W0 = Cawan penguap kosong (g).

W1 = Cawan penguap dan sampel sebelum dikeringkan (g).

W2 = Cawan penguap dan sampel setelah dikeringkan (g).

a. Sampel 1

(W 1−W 2)
Kadar Air (%) = x 100 %
(W 1−W 0)

( 41,0254−40,9783 ) gram
= x 100 %
( 41,0254−40,0252 ) gram

0,0471 gram
= x 100 %
1,0002 gram

= 4,71 %

b.Sampel 2

(W 1−W 2)
Kadar Air (%) = x 100 %
(W 1−W 0)

( 31,0845−32,0375 ) gram
= x 100 %
( 31,0845−30,0845 ) gram

0,0470 gram
= x 100 %
1,0000 gram

= 4,70 %

c. Sampel 3

47
(W 1−W 2)
Kadar Air (%) = x 100 %
(W 1−W 0)

( 36,4550−36,4080 ) gram
= x 100 %
( 36,4550−35,4550 ) gram

0,0470 gram
= x 100 %
1,0000 gram

= 4,70 %

Sampel 1+ Sampel 2+Sampel 3


Kadar Air Rata Rata =
3

4,71 %+ 4,70 %+ 4,70 %


= = 4,70 %
3

5. Perhitungan SD dan RSD

x x-ẋ ( x-ẋ ) 2

4,71 0,01 0,0001

4,70 0 0

4,70 0 0

ẋ = 4,70 Ʃ = 0,0001

a. Standar Deviasi (SD)

SD =
√ Ʃ( x−ẋ )2
n−1

=
√0,0001
3−1

=
√0,0001
2

= 0,007

b. Relative Standar Deviation (RSD)

SD
RSD = x 100 %

48
0,007
= x 100 %
4,70

= 0,14 %

B. CEMARAN LOGAM CD

1. Data Penimbangan Sampel (Dengan Cawan Porselen)


Sampel 1 Sampel 2 Sampel 3
BCPK 28,5025 g 30,6260 g 27,5017 g
Berat Sampel 3,0000 g 3,0000 g 3,0000 g
+ + +
BCPK + Sampel 31,5025 g 33,6260 g 30,5017 g
+ + +
BCPK + Sampel 31,5025 g 33,6260 g 30,5017 g
Tertimbang
BCPK 28,5025 g 30,6260 g - 27,5017 g -
Berat Sampel 3,0000 g - 3,0000 g 3,0000 g
+ +
Sebenarnya +
2. Tabel Perhitungan

x y x-ẋ y-ẏ ( x-ẋ)2 (y-ẏ)2 (x-ẋ)( y-ẏ)


0 -0,0006 -0,075 -0,015883333 0,005625 0,000252280 0,001191
2672 249975
0,03 0,0074 -0,045 -0,007883333 0,002025 0,0000621469 0,000354
3919 749985
0,06 0,0122 -0,015 -0,003083333 0,000225 0,0000095069 0,0000462
42389 49995
0,09 0,0186 0,015 0,003316667 0,000225 0,000011000 0,00004975
27999 0005
0,12 0,0251 0,045 0,009816667 0,002025 0,000096366 0,00044175
95099 0015
0,15 0,0290 0,075 0,013716667 0,005625 0,00018814 0,00202875
69536 0025
ẋ= ẏ = 0,0 Ʃ = 0,01 Ʃ = 0,000 Ʃ = 0,00311
0,075 152833 575 61944833 25
33 34

a. Koefisien Korelasi Regresi (r)

Ʃ ( x−ẋ)( y − ẏ)
r =
√ Ʃ ( x−ẋ ) 2 . Ʃ ( y− ẏ )2
0,0031125
=
√ 0,01575. 0,006194483334

49
0,0031125
=
√ 0,000009756311251
0,0031125
=
0,003123509445

= 0,9965

b. Slope

Ʃ( x−ẋ)( y − ẏ)
b=
√ Ʃ ( x−ẋ ) 2
0,0031125
=
0,01575

= 0,1976

c. Intersep

y = a + bx

0,015283333 = a + 0,1976 (0,075)

0,015283333 = a + 0,01482

a = 0,0152833333 – 0,01482

= 0,000463333

d. Persamaan Korelasi Regresi

y = a + bx

y = 0,000463333 + 0,1976x

e. Kurva Kalibrasi Standar Yang Linear

y = 0,000463333 + 0,1976x

- X1 = 0 ppm

y = 0,000463333 + 0,1976 (0)

50
= 0,00046

- X2 = 0,03 ppm

y = 0,000463333 + 0,1976 (0,03)

= 0,0063

- X3 = 0,06 ppm

y = 0,000463333 + 0,1976 (0,06)

= 0,0123

- X4 = 0,09 ppm

y = 0,000463333 + 0,1976 (0,09)

= 0,0182

- X5 = 0,12 ppm

y = 0,000463333 + 0,1976 (0,12)

= 0,0242

- X6 = 0,15 ppm

y = 0,000463333 + 0,1976 (0,15)

= 0,0301

f. Konsentrasi Sampel

y = 0,000463333 + 0,1976x

Sample ID Conc (ppm) Absorban

Tiara 1 0,0074 0,0015

Tiara 2 0,0045 0,0009

Tiara 3 0,0099 0,0020

- Sampel Tiara 1

51
0,0015 = 0,000463333 + 0,1976x

0,0015−0,000463333
X1 =
0,1976

X1 = 0,0052

- Sampel Tiara 2

0,0020 = 0,000463333 + 0,1976x

0,0020−0,000463333
X2 =
0,1976

X2 = 0,0077

g. Kadar Cemaran Logam Cd

C
Kadar Cd (mg/kg) = xV
W

- Kadar Cd Sampel Tiara 1

C
Kadar Cd (mg/kg) = xV
W

0,0020 mg /L
= x 0,05 L
0,003 kg

mg
= 0,09
kg

- Kadar Cd Sampel Tiara 2

C
Kadar Cd (mg/kg) = xV
W

0,0077 mg / L
= x 0,05 L
0,003 kg

mg
= 0,13
kg

Kadar Cd 1+ Kadar Cd 2
Rata Rata Kadar Cd =
2

52
mg mg
0,09 +0,13
=
kg kg
2

mg
= 0,11
kg

h. Perhitungan SD dan RSD

x x-ẋ ( x-ẋ ) 2

0,0052 -0,0013 0,0000017

0,0077 0,00012 0,0000014

ẋ = 0,0065 Ʃ = 0,0000031

c. Standar Deviasi (SD)

SD =
√ Ʃ( x−ẋ )2
2

=
√ 0,0000031
2

= √ 0,0000016

= 0,0013

d. Relative Standar Deviation (RSD)

SD
RSD = x 100 %

0,0013
= x 100 %
0,0065

= 20 %

C. ANGKA LEMPENG TOTAL

Sampel Jumlah 10-2 10-3 ALT


Koloni
Susu Bubuk A 1 2
Fullcream B 3 0 2 x 102
Merek V Rata Rata 2 1

53
PERHITUNGAN :

1
ALT = Jumlah Koloni x
Faktor pengenceran

- Faktor Pengenceran = 10-2

1
ALT = Jumlah Koloni x
Faktor pengenceran

1
=2x
10−2

= 2 x 102

- Faktor Pengenceran = 10-3

1
ALT = Jumlah Koloni x
Faktor pengenceran

1
=1x
10−3

= 1 x 103

(1 x 103 )
ALT =
(2 x 102 )

1000
=
200

=5

Lampiran 3. Dokumentasi

A. Kadar Air

54
Pengonstanan cawan Memasukan ke Oven Memasukan Ke Desikator

Menimbang Sampel

B. Cemaran Logam Cd

Mengarangkan Sampel Mengabukan Sampel Melarutkan Sampel

Menambahkan Aquabidest Menglap labu ukur Mempaskan Labu

ukur
55
Menambahkan HNO3 pekat Mempipet Intermediet Mengukur dengan AAS

Data Sampel

Data Deret Standar

Mengukur dengan AAS

Kurva Kalibrasi Standar

C. Angka Lempeng Total

56
Larutan BPW sebagai pengencer Sampel susu bubuk sebelum dibuka

BPW sebelum di sterilkan

Dalam autoklaf dibungkus dengan

kertas

Lampiran 4. SNI 2970-2015 Tentang Susu Bubuk

Tabel Persyaratan Mutu Susu Bubuk

NO Kriteria Uji Satuan Persyaratan

Susu Bubuk Susu Bubuk Susu Bubuk


Fullcream Semi Skim Skim
1. Keadaan

1.1 Bau - Normal Normal Normal

57
1.2 Rasa - Normal Normal Normal

1.3 Warna - Normal Normal Normal

2 Air % (b/b) Maks. 5 Maks.5 Maks. 5

3 Lemak susu 1) % (b/b) Min.26 dan Lebih dari Maks 1,5


Kurang dari 42 1,5 dan
Kurang Dari
26
4 Protein (N x 6,38)% (b/b) Min. 32 Min. 32 Min.32

5 Scorched - Maks. Disc B Maks. Disc B Maks. Disc B


particles
6 Indeks Ketidak mL Maks. 1,0 Maks.1,0 Maks.1,0
Larutan
7 Cemaran

Logam

7.1 Timbal (Pb) 3) mg/kg Maks. 0,02 Maks. 0,02 Maks. 0,02

7.2 Kadmium (Cd) mg/kg Maks. 0,2 Maks. 0,2 Maks. 0,2

7.3 Timah (Sn) mg/kg Maks 40,0 Maks 40,0 Maks 40,0
/250,0 4) /250,0 4)
/250,0 4)

7.4 Merkuri (Hg) 3) mg/kg Maks. 0,03 Maks. 0,03 Maks. 0,03

7.5 Cemaran arsen mg/kg Maks. 0,1 Maks. 0,1 Maks. 0,1
(As) 3)
8 Cemaran

Mikroba

8.1 Angka lempeng Koloni/g Maks. 5 x 104 Maks. 5 x 104 Maks. 5 x 104
total
8.2 Coliform 5) APM/g Maks. 10 Maks. 10 Maks. 10

8.3 Salmonella sp. - Negative/25 g Negative/25g Negative/25g

8.4 Staphylococcus Koloni/g Maks. 1 x 102 Maks. 1 x 102 Maks. 1 x 102


aureus
9 Aflatoksin M1 µg/kg Maks. 5 Maks. 5 Maks. 5

58
CATATAN : 1) Dihitung sebagai total lemak
2)
Dihitung dalam padatang susu tanpa lemak
3)
Dihitung terhadap produk yang siap dikonsumsi
4)
Kadar Sn Susu bubuk yang dikemas dalam kaleng
5)
Jika pengujian Enterobacteriaceae menunjukan hasil negative per
2x1 g maka tidak diperlukan pengujian koliform

RIWAYAT HIDUP

Penulis yang memiliki nama

lengkap Tiara Deastri Putri dilahirkan di

Padang,18 Maret 2003,anak ketiga dari

empat bersaudara dari pasangan Bapak Asrizal


59
dan Ibu Desra Yenti.Memulai pendidikan di SD Budi Mulia Padang Pada tahun

2009 dan tamat pada tahun 2015. Setelah itu melanjutkan pendidikan di SMP

Negeri 30 Padang dan tamat pada tahun 2018,dan Insyaallah akan segera

menamatkan pendidikan SMK di Sekolah Menengah Kejuruan-SMAK Padang

pada tahun 2022. Pada pembuatan karya tulis ini penulis dibimbing oleh Ibu Nindi

Antika Febriana,S.Si sebagai pembimbing pratikum Analisis Terpadu II serta

orang tua dan teman-teman yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan

laporan ini. Penulis berharap karya tulis yang berjudul “Analisis mutu susu bubuk

merek V yang dikemas ulang oleh penjual” ini dapat bermanfaat bagi penulis

sendiri khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Email : tiaradeastrii@gmail.com

60

Anda mungkin juga menyukai