Anda di halaman 1dari 9

BUKU PANDUAN /SOP SARANA DAN PRASARANA

MTS I’ANATUL MUTA’ALIMIN

YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM AL-MUTA’ALIMIN


MTS I’ANATUL MUTA’ALIMIN
Jl. Cidahu No 2 Desa Gunung Karung Maniis Purwakarta
41166
PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR
PEMELIHARAAN SARANA DAN PRASARANA
MTS I’ANATUL MUTA’ALIMIN
MANIIS PURWAKARTA
A. Latar Belakang
Penyelenggaraan proses pendidikan perlu dilakukan secara fleksi
bel danterbuka. Proses yang fleksibel dan terbuka ini juga memungkinkan
berkembangnya berbagai pola belajar-pembelajaran, dimana peserta didik
dapat belajar mandiri,belajar jarak jauh, belajar di rumah (home-
schooling), dan belajar dengan memanfaatkan sarana dan prasarana yang
tersedia di sekolah.
Sarana dan prasarana sekolah adalah salah satu komponen dala
m sistemsekolah. Oleh karena itu keberadaannya harus selaras dengan kom
ponen yang lain,dan ditentukan berdasarkan fungsi dan tujuan pendidikan di
sekolah. Tujuan pendidikanuntuk pengembangan potensi peserta didik secar
a optimal, menyiratkan bahwa hasil (berkembangnya kemampuan optimal)
pendidikan lebih diutamakan dari prosesdiselenggarakannya pendidikan itu.
Agar program belajar-
pembelajaran dapat berlangsung dengan efektif danefisien, diperlukan terci
ptanya lingkungan dan suasana yang menyenangkan danmerangsang. Ling
kungan fisik perlu dirancang dan dikembangkan untuk memungkinkanterselen
garanya berbagai proses belajar dan pembelajaran.
Perlunya dilakukanperbandingan sarana & prasarana pendidikan di negara lai
n baik secara langsungmaupun tidak langsung.
Permen No. 19 tahun 2007 tentang pengelolaan sarana dan prasarana
butir 7 (bidang sarana dan prasarana ) menyebutkan bahwa sekolah
menetapkan kebijakan program secara tertulis mengenai pengelolaan sarana
dan prasarana. Program pengelaolaan sarana dan prasarana mengacu pada
standar dalam hal 1) merencanakan, memenuhi dan mendayagunakan
sarana dan prasarana pendidikan, 2) mengevaluasi dan melakukan
pemeliharaan sarana dan prasarana agar tetap berfungsi mendukung proses
pendidikan, 3) melengkapi fasilitas pembelajaran pada setiap tingkat kelas di
sekolah, 4) menyusun skala prioritas pengembangan fasilitas pendidikan sesuai
dengan tujuan pendidikan dan kurikulum masing-masing tingkat, dan 5)
memelihara semua fasilitas fisik dan peralatan dengan memperhatikan
kesehatan dan keamanan lingkungan.
Sarana pendidikan terdiri atas berbagai sumber belajar yaitu media
belajar, alat praktik pendidikan, laboratorium, buku teks, buku perpustakaan
dan sarana yang lainnya yang diperlukan untuk kelancaran proses
pembelajaran di suatu lembaga pendidikan. Sedangkan prasarana pendidikan
meliputi tanah, gedung dan infrastruktur lainnya yang menunjang kegiatan
pendidikan. Saran dan fasilitas yang ada di sekolah perlu didayagunakan dan
dikelola untuk kepentingan proses pembelajaran. Mengupayakan
pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan sehingga keberadaannya
selalu dalam kondisi siap pakai setiap diperlukan.
Pemeliharaan terhadap sarana dan fasilitas pendidikan di sekolah
merupakan aktivitas yang haris dijalankan untuk menjaga agar perlengkapan
yang dibutuhkan oleh personel sekolah dalam kondisi siap pakai. Kondisi siap
pakai ini sangat membantu terhadap kelancaran proses pembelajaran yang
dilaksanakan di sekolah. Oleh karena itu, semua perlengkapan yang ada di
sekolah membutuhkan perawatan, pemeliharaan, dan pengawasan agar
dapat diberdayakan dengan sebaik mungkin.
B. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor
78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301)
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4496).
3. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 63 Tahun 2009 tentang SIstem
Penjaminan Mutu Pendidikan.
4. Peraturan Pemerintah Nomor 29 tahun 1990 tentang pendidikan menengah
kejuruan
5. Peraturan Pemerintah Nomor 48 tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan
6. Permendiknas Nomor 19 tahun 2007 tentang pengelolaan Pendidikan
7. Permendiknas Nomor 24 tahun 2007 tentang Standar Sarana dan Prasarana
Sekolah dasar dan Menengah
8. Permendiknas Nomor 25 tahun 2008 tentang Standar Perpustakaan
9. Permendiknas Nomor 26 tahun 2008 tentang Standar Laboratorium

C. Definisi Operasional
Dalam Prosedur Oprasional Standar ini yang dimadsud dengan:
1. Standar sarana dan prasarana adalah standar nasional pendidikan yang
berkaitan dengan kriteria minimal tentang ruang belajar tempat berolah raga,
tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat
bermain, tempat berkreasi, dan tempat berekreasi serta sumber belajar lain
yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran termasuk penggunaan
teknologi informasi dan komunikasi
2. Sarana pendidikan merupakan peralatan dan perlengkapan yang secara
langsung dipergunakan dan menunjang proses pendididkan khususnya proses
belajar mengajar, seperti gedung, ruang kelas, meja, kursi, serta alat-alat dan
media pengajaran.
3. Prasarana adalah fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalannya
proses pendidikan atau pengajaran seperti, halaman, kebun, taman sekolah,
jalan menuju sekolah dan lainnya.
4. Pemeliharaan merupakan aktivitas yang harus dijalankan untuk menjaga agar
perlengkapan yang dibutuhkan oleh personel sekolah dalam kondisi siap pakai.
5. Kerusakan adalah tidak berfungsinya sarana dan prasarana akibat:
a) Penyusutan/berkurangnya umur sarana dan atau prasarana.
b) Salah penanganan (beban fungsi yang berlebih, kebakaran, dan sebagainya)
c) Bencana alam.
6. Biaya pemeliharaan adalah sejumlah uang yang dikeluarkan untuk keperluan
perawatan sarana dan prasarana yang sesuai dengan ketentuan yang
ditentukan oleh sekolah.

D. Tujuan dan manfaat


Adapun tujuan dan manfaat dibuatnya prosedur operasional
pemeliharaan sarana dan prasarana ini adalah sebagai berikut:
1. Tujuan POS pemeliharaan sarana dan prasarana adalah untuk memberikan
pedoman, arahan, informasi tentang tata cara melakukan tindakan
pemeliharaan terhadap sarana dan prasarana sekolah.
2. Manfaat POS pemeliharaan sarana dan prasarana adalah memberikan
kewenangan/ruang bagi petugas dalam pengambilan kebijakan untuk
memelihara sarana dan prasarana.
E. Distribusi/sasaran
Distribusi prosedur operasional standar pemeliharaan sarana dan
prasarana ini ditujukan terhadap pihak-pihak berikut:
1. Kepala Sekolah Menengah Kejuruan MTs I’anatul Muta’alimin sebagai
penanggung jawab
2. Wakil-wakil Kepala Sekolah
3. Ketua Program Studi Keahlian
4. Guru dan wali kelas.
5. Siswa dan Orang Tua /Wali
6. Pengawas Pembina MTs I’anatul Muta’alimin
7. Pengawas Mata Pelajaran Adaptif, Normatif, dan Produktif
8. Dinas Pendidikan Kabupaten Purwakarta
9. Pemangku Kepentingan (Stakeholder) / Dunia Usaha/Industri Lainnya
F. Prosedur dan Mekanisme
Berikut merupakan prosedur dan mekanisme pemeliharaan sarana dan
prasarana yaitu:
1. Melakukan pencatatan dan penyusunan barang-barang/perlengkapan milik
negara secara sistematis, tertib, dan teratur berdasarkan ketentuan-ketentuan
atau pedoman-pedoman yang berlaku.
2. Setiap barang dan peralatan yang masuk ke sekolah harus dimasukan daftar
infentasis terlebih dahulu.
3. Membuat laporan berkala/periode tertentu tentang keadaan sarana dan
prasarana / perlengkapan/barang dengan memberi keterangan terhadap
barang/perlengkapan baik jumlah dan kondisinya.
4. Melakukan pengawasan terhadap barang/perlengkapan baik dalam hal
pemeliharaan atau pemberdayaannya
5. Barang-barang dan sarana sekolah yang ada harus dipelihara/dijaga agar
selalu dalam kondisi siap pakai sesuai dengan dana yang tersedia
6. Pemeliharaan sarana dan fasilitas pendidikan meliputi pemeliharaan yang
bersifat pengecekan, pencegahan perbaikan ringan dan perbaikan berat,
serta pemeliharaan (dalam skala waktu) pemeliharaan sehari-hari
(membersihkan ruang dan perlengkapannya), dan pemeliharaan berkala
seperti pengecetan dinding, pemeriksaan bangku, genteng, dan perabot
lainnya.
7. Pemeliharaan barang/perlengkapan dilakukan dengan mempertimbangkan
nilai ekonomis.

G. Unsur-unsur yang Menyetujui


Dengan mengucapkan syukur kepada Allah YME dan terimakasih
terhadap pihak pihak yang telah membantu dan bekerjasama dalam
penyusunan POS Ketentuan Kenaikan Kelas MTs I’anatul Muta’alimin
menetapkan dan memutuskan pemberlakuannya sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di : PURWAKARTA
Pada Tanggal : 10 Januari 2018

Unsur-Unsur Yang Menyetujui:

Kepala Madrasah Komite Sekolah

Hj. Siti Dewi Ratna, S.Pd Endang

Perwakilan Orang Tua

Yusuf Abo
PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR (POS)
TENTANG PEMUNGUTAN BIAYA PENDIDIKAN
MTS I’ANATUL MUTA’ALIMIN MANIIS PURWAKARTA

A. Latar Belakang
Lembaga pendidikan dalam melaksanakan tugasnya menerima dana dari berbagai
sumber. Penerimaan dari berbagai sumber tersebut perlu dikelola dengan baik dan benar.
Banyak pendekatan yang digunakan dalam pengelolaan penerimaan keuangan pendidikan,
namun dalam pelaksanaannya pendekatan-pendekatan tersebut memiliki berbagai
persamaan. Sumber-sumber dana pendidikan antara lain meliputi: Anggaran rutin (DIK);
Anggaran pembangunan (DIP); Dana Penunjang Pendidikan (DPP); Dana BP3; Donatur; dan
lain-lain yang dianggap sah oleh semua pihak yang terkait.
Partisipasi dan keterlibatan masyarakat dalam pengembangan sekolah sudah menjadi
hal yang umum dibicarakan, baik di negara maju maupun negara berkembang. Dalam teori
pengembangan sekolah di era desentralisasi, ada tiga segitiga stakeholder yang harus
dibangun, yaitu kerjasama sekolah, orang tua dan masyarakat. Partisipasi masyarakat seakan
menjadi kata kunci untuk memecahkan masalah di sekolah. Pemerintah di negara manapun,
dengan dalih mengembalikan lembaga sekolah kepada pemilik utamanya yaitu masyarakat,
menggembar-gemborkan ide ini. Tapi sebenarnya ada sebuah misi utama dibalik propaganda
ini, yaitu meringankan beban keuangan pemerintah dengan mengajak masyarakat untuk
menyediakan dana lebih dalam pengembangan sekolah.
Saat ini, kegiatan pendidikan sumber pendanaannya diambil dari APBN dan APBD.
Jika dari dua sumber itu masih kurang maka akan dicarikan solusi. Bisa saja dengan melibatkan
peran serta masyarakat, komite, para alumni, dunia usaha, dan sebagainya. “Tentu partisipasi
tersebut harus disesuaikan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku”. Prinsipnya
adalah, RAPBS harus disusun berdasarkan analisis kebutuhan bukan keinginan. Kemudian harus
melalui azas musyawarah mufakat. Selain itu harus ada subsidi silang dan dicarikan solusi bagi
peserta didik yang tidak mampu. Yang tak kalah pentingnya adalah, sekolah dilarang
mengeluarkan siswa hanya karena faktor keuangan atau yang bersangkutan dari keluarga
tidak mampu.
Terkait hal tersebut, sejatinya pihak sekolah boleh meminta dukungan materi dari para
orangtua murid. Akan tetapi sifatnya tidak memaksa. Ini untuk menunjang peningkatan mutu
pendidikan dan subsidi bagi siswa yang berasal dari keluarga tidak mampu. Mengenai besar
kecilnya, tergantung dari kebutuhan sekolah masing-masing. Karena sekolah diberi
kewenangan untuk menyusun RAPBS sesuai dengan manajemen yang berbasis sekolah.
Administrasi keuangan merupakan tolok ukur tingkat kepercayaan atas
penyelenggaraan kegiatan. Transparansi/keterbukaan dan ketepatan penggunaan anggaran
(akuntabel) sangat terkait dengan tingkat kepercayaan masyarakat. Sedangkan tambahan
biaya pendidikan yang harus dikeluarkan oleh siswa yang jumlahnya bervariasi belum diatur
secara rinci sehingga perlu “dikawal” agar terhindar dari hal-hal yang “tidak pada tempatnya/
tidak wajar”.
B. Landasan Hukum
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4301)
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4496).
3. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 63 Tahun 2009 tentang SIstem Penjaminan Mutu
Pendidikan.
4. Peraturan Pemerintah Nomor 29 tahun 1990 tentang pendidikan menengah kejuruan
5. Peraturan Pemerintah Nomor 48 tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan
6. Permendiknas Nomor 19 tahun 2007 tentang pengelolaan Pendidikan
7. Permendiknas Nomor 24 tahun 2007 tentang Standar Sarana dan Prasarana Sekolah dasar dan
Menengah

C. Tujuan dan Manfaat


1. Prosedur Operasi Standar ini bertujuan untuk memberikan informasi kepada warga sekolah
tentang mekanisme dan tata cara pungutan biaya operasional sekolah dari orang
tua/wali siswa dalam rangka untuk kelancaran penyelenggaraan pendidikan di SMK Negeri 8
Muaro Jambi
2. Manfaat dari POS ini adalah dapat menjadi acuan tentang tata cara pungutan biaya
operasional sekolah dari orang tua/wali siswa.

D. Definisi Operasional
1. Biaya Pendidikan adalah biaya yang dipakai dalam penyelenggaraan pendidikan yang terdiri
atas biaya investasi, biaya personal dan biaya operasional.
Biaya investasi satuan pendidikan
meliputi biaya penyediaan sarana dan prasarana, pengembangan sumberdaya
manusia, dan modal kerja tetap.
Biaya personal meliputi biaya
pendidikan yang harus dikeluarkan oleh peserta didik untuk bisa mengikuti proses
pembelajaran secara teratur dan berkelanjutan.
2. Orang tua/wali siswa adalah individu orang dewasa yang memiliki hubungan kekerabatan
atau kekeluargaan dan bertanggung jawab penuh terhadap peserta didik
3. Dana pendidikan adalah sumber daya keuangan yang disediakanuntukmenyelenggarak
andan mengelola pendidikan.
4. Pendanaan pendidikan adalah penyediaan sumber daya keuangan yangdiperlukan u
ntuk penyelenggaraan dan pengelolaan pendidikan.
5. Pemangku kepentingan pendidikan adalah orang, kelompok orang, atau organisasiyang memili
ki kepentingan dan/atau kepedulian terhadap pendidikan.

E. Prosedur dan Mekanisme


1. Kepala Sekolah dan para wakil kepala sekolah membentuk tim untuk menyusun
anggaran tahunan dan melakukan analisis kebutuhan biaya penyelenggaraan sekolah
dalam satu tahun.
2. Hasil kerja tim dibawa ke dalam Rapat Komite dan Majelis Guru untuk
membahas besaran kekurangan biaya penyelenggaraan sekolah dalam satu tahun
pelajaran.
Rancangan ini dibuat dalam format sumbangan tertinggi dan sumbangan terendah yang
terdiri dari:
a) Sumbangan sukarela untuk pertama masuk sekolah kelas X.
b) Sumbangan Komite yang bersifat pembayaran bulanan.
3. Besaran biaya yang disanggupi untuk dibayar orang tua berada dalam rentang
sumbangan terendah dan sesuai dengan batas /wali siswa.
4. Bagi orang tua/wali siswa yang tidak mampu secara ekonomi maka mereka
dapat mengajukan keringanan atau pembebasan biaya sumbangan menurut
persyaratan yang ditentukan oleh pemerintah sebagai warga miskin.
5. Pembayaran Sumbangan Sukarela saat pertama kali masuk dapat dicicil
sebanyak maksimal tiga kali dan harus lunas paling lambat pada akhir semester ganjil
kelas X.
6. Sumbangan Komite dibayar setiap bulan paling lambat tanggal 10 Kalender
Masehi.
7. Pengelolaan terhadap dana yang berasal dari orang tua /wali siswa, pihak
lainnya dilakukan secara akuntabel, berdaya guna dan transparan. Orang
tua/wali siswa, masyarakat, pemerintah dan personal sekolah dapat memantau,
mengawasi dan melaporkan kepada pihak yang berwajib jika terjadi penyalahgunaan
dana tersebut.
8. Pada akhir tahun, kepala sekolah selaku penanggung jawab pengelolaan dana
tersebut memberikan laporan dan pertanggung-jawaban dalam rapat komite sekolah
dan orang tua
F. Distribusi
Distribusi prosedur operasional standar pemungutan biaya ini ditujukan terhadap pihak-
pihak berikut:
1. Kepala Madrasah MTs I’anatul muta’alimin sebagai penanggung jawab
2. Wakil-wakil Kepala Madrasah
3. Ketua Program Studi Keahlian
4. Pengurus komite sekolah
5. Siswa dan Orang Tua /Wali
6. Pengawas Pembina MTs I’anatul Muta’alimin Maniis Purwakarta
7. Departemen Agama Kabupaten Purwakarta
8. Unit Pelayanan Pendidikan Keecamatan Maniis
9. Pemangku Kepentingan (Stakeholder) / Dunia Usaha/Industri Lainnya

G. Persetujuan
Dengan mengucapkan syukur kepada Allah YME dan terimakasih terhadap pihak pihak
yang telah membantu dan bekerjasama dalam penyusunan POS pemungutan biaya
di SMK Negeri 8 Muaro Jambi menetapkan dan memutuskan pemberlakuannya sejak tanggal
ditetapkan.
Ditetapkan di : Purwakarta
Pada Tanggal : 10 Januari 2018

Unsur-Unsur Yang Menyetujui:

Kepala Sekolah Komite Sekolah

H. Siti Dewi Ratna, S.Pd Endang

Perwakilan Orang Tua

Yusuf Abo

Anda mungkin juga menyukai