Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kota Tangerang terletak di wilayah administrative Provinsi Banten,


berdampingan dengan Kabupaten Tangerang di sebelah barat dan sebelah selatan
terdapat Kota Tangerang Selatan. Sebelah timur Kota Tangerang berperbatasan
dengan Jakarta Selatan serta sebelah utara berbatasan dengan Jakarta Barat. Secara
geografi kedudukan Kota Tangerang sangat strategis karena dikelilingi oleh beberapa
kota yang sudah maju dan yang sedang berkembang.

Keberadaan kota-kota sekitar yang hampir memiliki kesamaan karakter


budaya yang banyak mempengaruhi perkembangan budaya masyarakat Kota
Tangerang. Kota Tangerang sendiri merupakan salah satu kota yang terbentuk karena
banyaknya para pendatang yang berasal dari hampir seluruh pelosok tanah air. Jumlah
penduduk Kota Tangerang menurut Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2017
adalah 2 139 891. Dengan jumlah penduduk yang cukup besar dan terdiri dari beberapa
etnis yang mendiaminya maka sudah dapat dipastikan terdapat banyak kebudayaan
yang tumbuh dan berkembang.

Undang Undang No 5 tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan, pada pasal


1 ayat 9 menjelaskan bahwa Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah adalah dokumen yang
memuat kondisi faktual dan permasalahan yang dihadapi daerah dalam upaya
Pemajuan Kebudayaan beserta usulan penyelesaiannya. Kondisi faktual dan
permasalahan yang kebudayaan di Kota Tangerang sangat beragam dan kompleks,
mengingat bahwa Kota Tangerang terdiri dari masyarakat urban dimana terdapat
banyak berkembang kebudayaan yang mereka bawa dari masing-masing daerahnya.

Pasal 11 Ayat 1 menyebutkan Penyusunan Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah


kabupaten/kota dilakukan oleh Pemerintah Daerah dengan melibatkan masyarakat
melalui para ahli yang memiliki kompetensi dan kredibilitas dalam Objek Kebudayaan
di kabupaten/kota. Berdasarkan pasal tersebut mengisyaratkan bahwa pemajuan
kebudayaan di kabupaten/kota di seluruh Indonesia menjadi tanggung jawab bersama

Amir sarifudin, 2019


REDISAIN PROGRAM SENI RUPA DEWAN KESENIAN KOTA TANGERANG
Universitas Pendidikan Indonesia I repository.upi.edu I perpustakaan.upi.edu
antara pemerintah sebagai pengambil kebijakan dan masyarakat yang memang
memiliki kompetensi dan ahli di bidang kebudayaan. Pasal 5 menyatakan bahwa Obyek
Pemajuan Kebudayaan yang di maksud pada pasal sebelumnya adalah meliputi tradisi
lisan, manuskrip, adat istiadat, ritus, pengetahuan tradisional, teknologi tradisional,
seni, bahasa, permainan rakyat, dan olahraga tradisional. Fokus penelitian ini pada
obyek pemajuan kebudayaan dibidang seni yaitu seni rupa.

Kajian penelitian di bidang seni rupa yang akan diteliti yaitu seni rupa yang
berkembang di Kota Tangerang yang memilki relevansi masa lalu, masa kini dan masa
depan ( Aji Purwanto dalam Lokakarya PEBT- 2018). Menurut Aji relevansi masa
lalu terdiri atas asal usul, perkembangan, pengaruh luar, warisan leluhur, kolonial,
misi dan dakwah. Berkaitan dengan relevansi masa kini yang merupakan praktek
sehari-hari solusi nyata dan merupakan wujud kebiasaan, kepantasan dan adat
istiadat. Sedangkan relevansi masa depan adalah adanya dialog dengan modernitas
revitalisasi sebagai alternatif solusi.

Dewan Kesenian Kota Tangerang (DKT) di bentuk atas prakarsa para seniman
dan budayawan yang bermukim atau bekerja di wilayah Kota Tangerang. Lembaga
atau organisasi ini di bangun atas semangat dan misi yang sama dari para pendirinya.
Misi yang sinergi dari para pendiri DKT antara lain melestraikan, membina dan
menumbuhkan kesenian yang berada di wilayah Kota Tangerang. Merujuk pada AD
(Anggaran Dasar) DKT pada pasal 4 menyebutkan bahwa DKT adalah organisasi masa
kesenian yang bersifat independent dan di bawah perlindungan wali kota Tangerang.
DKT merupakan organisasi masa yang yang terbentuk pada tahun 1999.

Unsur kepengurusan DKT tardiri atas Dewan Kehormatan, Dewan Penasehat


dan Pengurus Harian Lengkap (pasal 11- AD). Pasal 12 ayat 1 dan 2 menyebutkan
bahwa Pengurus DKT dipilih melalui Musyawarah Besar (Mubes) Dewan Kesenian
Kota Tangerang yang dihadiri oleh para seniman dan budayawan yang bertempat
tinggal atau berdomisili/ bekerja di wilayah Kota Tangerang. Ayat 2 menyebutkan
Pengurus DKT Kota Tangerang terdiri dari masyarakat seni, seniman, budayawan dan
unsur lain yang memiliki kompetensi di bidang kesenian yang berdomisili/ bekerja
diwilayah Kota Tangerang.

Amir sarifudin, 2019


REDISAIN PROGRAM SENI RUPA DEWAN KESENIAN KOTA TANGERANG
Universitas Pendidikan Indonesia I repository.upi.edu I perpustakaan.upi.edu
Badan Pengurus Harian terdiri dari Ketua Umum, dibantu oleh Sekretaris dan
Bendahara. Sedang bidang-bidang seni disebut komite, terdiri dari komite musik,
komite seni rupa, komite teater, komite tari, komite sastra, komite sinematografi dan
komite tradisional.

Komite seni rupa merupakan bidang yang bertanggung jawab dalam


perkembangan dan pemajuan kesenirupaan di Kota Tangerang. Tugas pokok dan
fungsinya harus menghasilkan pokok-pokok pikiran yang nantinya diserahkan ke
pemerintah daerah kota Tangerang yang akan dijadikan strategi kebudayaan,
berikutnya menjadi rumusan rencana induk kebudayaan. Rumusan rencana induk
merupakan serangkaian dokumen yang akan disusun secara berjenjang.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang dna fenomena diatas, maka rumusan masalah penelitian
adalah: “Bagaimanakah membuat formulasi dan mengimplementasi pokok-pokok
pikiran tentang pemeliharaan Seni Rupa di Kota Tangerang ?”. Rumusan masalah ini
diturunkan dalam tiga pertanyaan pokok, yakni:
1.2.1 Jenis seni rupa apa yang dijadikan objek pemajuan kebudayaan Dewan Kesenian
Tangerang (DKT) ?
1.2.2 Masalah-masalah apa yang dihadapi untuk menjadikan peran DKT lebih optimal
dalam mengembangkan seni rupa di Kota Tangerang?
1.2.3 Program dan kegiatan strategis apa yang dapat direalisasikan oleh DKT dalam
pemajuan kebudayaan masyarakat Kota Tangerang ?

1.3 Tujuan Penelitian


Sesuai dengan rumusan masalah penelitian, maka tujuan penelitian ini adalah :
1.3.1 Untuk mengetahui dan mendeskripsikan jenis-jenis seni rupa yang dijadikan
obyek pemajuan kebudayaan Dewan Kesenian Kota Tangerang.

Amir sarifudin, 2019


REDISAIN PROGRAM SENI RUPA DEWAN KESENIAN KOTA TANGERANG
Universitas Pendidikan Indonesia I repository.upi.edu I perpustakaan.upi.edu
1.3.2 Mendudukan permasalahan-permasalahan yang dihadapi untuk selanjutnya
menjadikan peran DKT lebih optimal dalam mengembangkan seni rupa di Kota
Tangerang.
1.3.3 Membuat rancangan program dan kegiatan strategis yang dapat direalisasikan
oleh DKT dalam pemajuan kebudayaan masyarakat Kota Tangerang.

1.4 Manfaat Penelitian


1.4.1 Bagi penulis, penelitian ini bermanfaat untuk menambah wawasan di bidang
penulisan.
1.4.2 Bagi dunia akademis penelitian mengenai pemeliharaan seni rupa di suatu daerah
dapat berguna sebagai perbandingan dengan daerah lain
1.4.3 Bagi Dewan Kesenian penelitian ini bermanfaat sebagai pedoman dalam
pembuatan program kerja kepengurusan ke depan dan sebagai acuan bidang atau
komite di luar seni rupa.
1.4.4 Bagi Pemerintah Kota Tangerang penelitian ini bisa dijadikan landasan dalam
menentukan Kebijakan di bidang seni dan budaya.

Amir sarifudin, 2019


REDISAIN PROGRAM SENI RUPA DEWAN KESENIAN KOTA TANGERANG
Universitas Pendidikan Indonesia I repository.upi.edu I perpustakaan.upi.edu

Anda mungkin juga menyukai