Anda di halaman 1dari 12

PERANAN LEMBAGA SENI BUDAYA

DALAM UPAYA MELESTARIKAN


BUDAYA LOKAL DI KABUPATEN
MAROS PROVINSI SULAWESI
SELATAN
Penulis
Muh. Aulia
-
June 19, 2017
0
4756

Share ke Facebook

Tweet on Twitter

gsgdrhdfbdfhdfhd

Abdul Hafid

Balai Pelestarian Nilai Budaya Sulawesi Selatan

Jalan Sultan Alauddin Km7 Makassar, 90221

hafidabdul30@yahoo.com

Abstrak

Keberadaan lembaga seni budaya di Kabupaten Maros sangat mendukung pengembangan dan
pelestarian budaya lokal. Tugas dan fungsi lembaga seni budaya ini mengembangkan
sumberdaya manusia yang potensial dalam bidang seni dan budaya dengan
menyelenggarakan  berbagai kegiatan pagelaran dan festival kesenian daerah dan tradisi 
sebagai upaya melestarikan budaya lokal. Penelitian ini bersifat deskriftif dengan pendekatan
kualitatif, yang memfokuskan pada salah satu lembaga seni budaya, yaitu lembaga seni
budaya Lontara. Teknik pengumpulan data melalui pengamatan, wawancara dan studi
pustaka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan struktur organisasi
lembaga seni budaya, dan kegiatan-kegiatan yang dilakukan dan efektivitas pengolahan
bantuan yang diberikan. Dari hasil penelitian diketahui bahwa lembaga seni budaya Lontara
adalah lembaga swadaya masyarakat yang telah melakukan berbagai kegiatan pagelaran seni
budaya dengan melibatkan beberapa sanggar seni dan seniman yang ada di Kabupaten Maros.
Lembaga ini juga melakukan pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan  potensi sumberdaya
manusia para pekerja seni di bidang seni dan budaya.

Kata kunci: lembaga seni budaya, Lontara.

1. PENDAHULUAN

                Budaya tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat  karena semua aspek
dalam kehidupan masyarakat dapat dikatakan sebagai wujud dari kebudayaan, misalnya
gagasan atau pikiran manusia, aktivitas manusia, atau karya yang dihasilkan manusia. Budaya
juga merupakan identitas bangsa yang harus dihormati dan dijaga dengan baik oleh para
penerus bangsa. Hal ini menjadi satu kebanggaan sekaligus suatu tantangan bagi seluruh
rakyat Indonesia untuk dapat mempertahankan budaya lokal yang ada di tengah banyaknya
pengaruh budaya asing yang dapat merusak budaya lokal. Tugas ini tentunya dikhususkan
bagi generasi penerus bangsa yang mulai mengabaikan pentingnya peranan budaya lokal
untuk memperkokoh ketahanan budaya bangsa. Sementara ketahanan budaya bangsa
merupakan salah satu identitas negara di mata Internasional (File:///D:/bahan peran lembaga
budaya lokal.htm).

Budaya lokal Indonesia sangat membanggakan karena memiliki keanekaragaman yang sangat
bervariasi serta memiliki keunikan tersendiri. Seiring berkembangnya zaman, menimbulkan
perubahan pola hidup masyarakat yang lebih modern. Akibatnya, masyarakat lebih memilih
kebudayaan baru yang mungkin dinilai lebih praktis dibandingkan dengan budaya lokal.
Banyaknya faktor yang menyebabkan budaya lokal dilupakan dimasa sekarang ini, misalnya
masuknya budaya asing. Masuknya budaya asing ke suatu negara sebenarnya merupakan hal
yang wajar, asalkan budaya tersebut sesuai dengan kepribadian bangsa. Namun pada
kenyataannya budaya asing mulai mendominasi sehingga budaya lokal mulai dilupakan.
Faktor lain yang menjadi masalah adalah kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya
peranan budaya lokal, di mana budaya lokal itu adalah identitas bangsa. Dan sebagai identitas
bangsa, maka budaya lokal tersebut harus terus dijaga keaslian maupun kepemilikannya agar
tidak dapat diakui oleh Negara lain. Meskipun demikian, tidak menutup kemungkinan budaya
asing masuk asalkan sesuai dengan kepribadian negara karena suatu negara juga
membutuhkan input-input dari negara lain yang akan berpengaruh terhadap perkembangan di
negaranya. Oleh karena itu, tugas utama yang harus dilakukan adalah bagaimana
mempertahankan, melestarikan, menjaga, serta mewarisi budaya lokal dengan sebaik-baiknya
agar memperkokoh budaya bangsa yang akan mengharumkan nama Indonesia. Untuk
memperkokoh dan melestarikan budaya lokal sebagai warisan budaya bangsa, maka
diperlukan peran lembaga-lembaga budaya yang ada di masyarakat untuk mengembangkan
dan memelihara kebudayaan lokal.
Lembaga budaya adalah lembaga publik dalam suatu negara yang berperan dalam
pengembangan budaya, ilmu pengetahuan, seni, lingkungan dan pendidikan pada masyarakat
yang ada pada suatu daerah atau negara. Lembaga kebudayaan baik yang berbentuk lembaga
swadaya masyarakat (LSM), sanggar, atau paguyuban merupaka elemen lain yang dapat
berperan serta dalam pelestarian seni dan budaya. Sejauh ini lembaga kebudayaan dipandang
sebagai elemen masyarakat relatif memiliki perhatian dan kepedulian terhadap eksistensi dan
kelangsungan seni dan budaya daerah . Dengan adanya lembaga seni budaya tersebut.
diharapkan seni dan budaya baik seni dan budaya daerah maupun seni dan budaya nasional
akan tetap dapat lestari dan berkembang.

Kabupaten Maros memiliki beberapa lembaga seni budaya yang dikelolah masyarakat.
Lembaga ini merupakan suatu lembaga swadaya masyarakat  (LSM) yang bekerjasama
dengan para seniman lokal, sanggar-sanggar seni dan lembaga budaya lainnya, dalam
pengembangan dan pelestarian seni budaya di Kabupaten Maros. Keberadaan lembaga seni
budaya lokal di Kabupaten Maros ini, adalah dalam rangka menunjang dan memotivasi
masyarakat dalam mengakomodasi kreativitas dan apresiasi masyarakat pekerja seni atau
seniman dalam pembangunan dan pengembangan kehidupan kesenian sesuai kebutuhan
masyarakat, dan juga berperan serta dalam mensejahterakan pelaku atau para pekerja seni.
Selain itu, untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang serasi, seimbang, selaras
antara kebutuhan material dan spiritual untuk mencerdaskan masyarakat serta sumber daya
manusia (SDM). Dan hingga saat ini lembaga seni budaya tersebut tetap eksis dalam
melestarikan seni budaya lokal.

Salah satu lembaga seni budaya  yang telah mendapat dukungan dan bantuan sosial dari
Direktorat Pembinaan Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Tradisi
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dalam memfasilitasi pelaksanaan  beberapa event,
adalah lembaga seni Budaya Lontara yang ada di Kabupaten Maros. Lembaga seni budaya ini
telah memperlihatkan berbagai upaya pengembagan seni budaya pada berbagai pagelaran dan
festival seni budaya yang ada di Kabupaten Maros. Dari konteks inilah yang mendasari
peneliti untuk menulis peran lembaga seni budaya Lontara dalam upaya melestarikan budaya
lokal di Kabupaten Maros.

Dalam penelitian ini di fokuskan untuk mengkaji peran lembaga seni budaya Lontara, yang
merupakan salah satu wadah  bagi para seniman, sanggar-sanggar, dan lembaga kesenian
lainnya, untuk mengapresiasikan berbagai seni budaya yang dimiliki masyarakat Maros.
Untuk mendeskripsikan peran lembaga seni budaya Lontara yang ada di Kabupaten Maros,
maka dibuat rumusan masalah sebagai berikut: 1) Bagaimana struktur organisasi lembaga
seni budaya Lontara, 2) Bagaimana bentuk usaha/kegiatan yang dilakukan lembaga seni
budaya Lontara, dalam melestarikan budaya lokal dan 3) Bagaimana efektifitas bantuan yang
diberikan kepada lembaga seni budaya Lontara dalam meningkatkan kesejahteraan pekerja
seni

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan struktur organisasi lembaga seni budaya
lontara dan bentuk usaha atau kegiatan apa saja yang dilakukan dalam menghidupkan dan
mengembangkan seni budaya lokal, serta untuk mengetahui upaya lembaga seni budaya
tersebut dalam rangka melestarikan budaya lokal. Selanjutnya, hasil penelitian ini dapat
memberi manfaat baik dalam kegiatan praktisi maupun akademik. Dalam kegiatan praktisi
diharapkan dapat menjadi infut bagi pengambil kebijakan terutama kepada pemerintah dalam
upaya pelestarian dan pengembangan kebudayaan, sekaligus dalam rangka pengembangan
objek wisata budaya lokal di Sulawesi Selatan. Dari segi manfaat akademik, diharapkan dapat
memberi kontribusi ilmiah dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan tentang fenomena
sosial budaya dalam suatu suku bangsa. Selain itu, diharapkan pula akan menjadi rujukan
bagi peneliti lain yang akan meneliti tema dan nuansa yang sama dalam rangka mendalami
dan menambah wawasan mereka.

Adapun konsep-konsep yang digunakan dalam tulisan meliputi : pengertian Peranan menurut
Soekanto (2002:27), peran adalah aspek dinamis dari kedudukan (status). Apabila seseorang
melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka ia menjalankan
suatu peran.  Peran mungkin mencangkup tiga hal yaitu : 1) Peranan meliputi norma-norma
yang di hubungkan dengan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat. 2) Peranan dalam
arti ini merupakan rangkaian peraturan-peraturan yang membimbing seseorang dalam
kehidupan masyarakat.3) Peranan adalah suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh
individu dalam masyarakat sebagai organisasi.

Pengertian Seni, dapat diartikan dengan sesuatu yang diciptakan manusia yang mengandung
unsur keindahan. Suatu set nilai-nilai yang menentukan apa yang pantas dikirimkan dengan
ekspresi lewat medium itu, untuk menyampaikan baik kepercayaan, gagasan, sensasi, atau
perasaan dengan cara seefektif mungkin untuk medium itu.                 Menurut Soedarso SP
(2002:54), Seni adalah karya manusia yang mengkomunikasikan pengalaman-pengalaman
batinnya; pengalaman batin tersebut disajikan secara indah sehingga merangsang timbulnya
pengalaman batin pula pada manusia lain yang menghayatinya.

                  Pengertian kebudayaan Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan


keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan,
kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat
seseorang sebagai anggota masyarakat. Selanjutnya menurut Koentjaraningrat (1984)
mendefinisikan kebudayaan yaitu keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya
manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan
belajar. Taylor, (dalam Porwanto 2000:50) mengemukakan bahwa kebudayaan adalah
keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung ilmu pengetahuan, kepercayaan,
kesenian, moral, hukum, adat istiadat dan kemampuan yang lain serta kebiasaan yang didapat
oleh manusia sebagai anggota masyarakat.            Menurut Haviland, (1988), mengatakan
kebudayaan adalah seperangkat peraturan dan norma yang dimiliki bersama oleh para
anggota masyarakat, yang jika dilaksanakanoleh para anggotanya akan melahirkan perilaku
yang dipandang layak dan dapat diterima oleh semua masyarakat.

       Pengertian pelestarian adalah sesuatu aktivitas atau penyelenggaraan kegiatan


melindungi, mempertahankan, menjaga, memelihara, memanfaatkan, membina dan
mengembangkan. Pelestarian juga merupakan sebuah proses atau upaya-upaya aktif dan
sadar, yang mempunyai tujuan untuk memelihara, menjaga, dan mempertahankan, serta
membina dan mengembangkan suatu hal yang berasal dari sekelompok masyarakat yaitu
kesenian dan tradisi budaya. Menurut Koentjaraningrat (1983:83) Pelestarian kebudayaan
merupakan sistem yang besar, mempunyai berbagai macam komponen yang berhubungan
dengan subsistem kehidupan di masyarakat. Kebudayaan merupakan cikal bakal dari
masyarakat. Budaya dibuat oleh masyarakat, tidak ada masyarakat tanpa budaya, yang berarti
hampir semua tindakan manusia adalah kebudayaan. Hakekat pelestarian budaya sendiri
bukanlah sekedar memelihara sesuatu hal dari kepunahan dan atau menjadikannya awet
semata-mata. Pelestarian budaya selain mempunyai idologis yaitu sebagai gerakan untuk
mengukuhkan kebudayaan, sejarah dan identitas, juga sebagai penumbuh kepedulian
masyarakat untuk mendorong munculnya rasa memiliki masa lalu yang sama diantara
anggota komunitas.

METODE PENELITIAN

                Penelitian ini lebih ditekankan pada pendekatan kualitatif, karena pendekatan ini
lebih mengandalkan kekuatan pengamatan pancaindra untuk merefleksi fenomena budaya.
Menurut  Endraswara (2003:16) pendekatan kualitatif adalah lebih kepada pertimbangan
pancaindra secara akurat untuk melihat kebudayaan yang cenderung berubah-ubah seiring
perubahan jaman. Bahwa tradisi kualitatif cenderung peneliti sebagai pengumpul data
mengikuti asumsi kultural, dan mengikuti data, dengan kata lain penelitian kualitatif budaya
lebih fleksibel, tidak member harga mati, reflektif dan imajinatif.

Penelitian ini dilakukan pada salah satu lembaga seni budaya yaitu lembaga seni budaya
Lontara yang berlokasi  dalam wilayah Kelurahan PettuadaE Kecamatan. Torikale Kabupaten
Maros. Lembaga Seni Budaya Lontara yang merupakan suatu lembaga swadaya masyarakat
yang bergerak di bidang seni, budaya dan pengembangan pariwisata. Lembaga ini terbentuk
sejak beberapa tahun yang lalu, yangdari gagasan beberapa pemuda Maros yang
berkomitmen dalam mengembangkan daerahnya baik dari segi seni, budaya maupun wisata.
Sehingga dalam hal ini, kelurahan tersebut layak untuk dipilh dengan cara purposive
sampling atau berdasarkan kebutuhan untuk menjawab pertanyaan penelitian.

Untuk menjaring data digunakan teknik pengamatan dilapangan dan  wawancara secara
intensif terhadap para informan yang telah dipilih secara purposive sampling, dengan kriteria
orang tersebut dianggap mampu dan bersedia memberikan informasi sesuai dengan substansi
penelitian. Data yang diperoleh dari wawancara, observasi dan dokumentasi dianalisis secara
kualitatif. Selanjutnya, data yang akan dianalisis adalah bagaimana upaya bagi para seniman
lokal, sanggar-sanggar seni dan lembaga budaya lainnya, dalam menghidupkan dan
mengembangkan seni budaya lokal di Kabupaten Maros.

PEMBAHASAN

1.  1. Profil Lembaga Seni Budaya Lontara

            Lembaga Seni Budaya Lontara ini merupakan suatu lembaga swadaya masyarakat
yang bergerak di bidang seni, budaya dan pengembangan pariwisata serta lembaga kesenian
lainnya, dalam pengembangan dan pelestarian seni budaya di Kabupaten Maros. Lembaga
Seni Budaya Lontara didirikan berdasarkan akte notaris No 07 tanggal 1 Oktober 2010.
Namun jauh sebelum pengesahannya sebagai lembaga seni budaya lontara, hanyalah sebuah
sanggar seni yang melakukan aktivitas pengembangan seni budaya telah dilakukan dengan
mengikuti berbagai pagelaran dan festival seni budaya yang ada di Kabupaten Maros. Mula
terbentuknya Lembaga Lontara  berawal dari gagasan beberapa pemuda Maros yang
berkomitmen untuk mengembangkan kesenian tradisional, budaya dan wisata Kabupaten
Maros. Dengan bermodalkan fasilitas dan peralatan seni seadanya, serta biaya operasional
hanya mengandalkan biaya sendiri dan iuran para anggota untuk menghidupi sanggar. Namun
sanggar seni mampu terus berkreasi mengembangkan kesenian tradisional, budaya dan wisata
di Kabupaten Maros.

Lembaga Seni Budaya Lontara bertujuan sebagai sarana untuk mengakomodasi partisipasi
serta apresiasi masyarakat pekerja seni, budaya dan pariwisata di dalam pembangunan,
khususnya dalam menggali dan mengembangkan sumber daya manusia. Sedangkan tujuan
dari lembaga seni budaya ini adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang
serasi, seimbang, selaras antara kebutuhan material dan spiritual, untuk mencerdaskan
masyarakat serta sumber daya manusia (SDM) melalui usaha-usaha yang teratur, terencana
dan berkesinambungan yang terkomodir pada sistem sosial kemasyarakatan yang memiliki
dedikasi dalam kesenian, kebudayaan dan pariwisata.

Selain maksud dan tujuan Lembaga seni budaya seperti tersebut, juga memiliki peran dan
fungsi yang sangat penting dalam melestarikan kebudayaan yang kita miliki. Dan sebagai
fungsi lembaga seni budaya ini adalah untuk melestarikan kebudayaan, di mana lembaga
budaya ini dapat dipandang sebagai elemen masyarakat yang relatif memiliki perhatian dan
kepedulian terhadap eksistensi dan kelangsungan seni dan budaya daerah. Dengan adanya
lembaga budaya tersebut diharapkan seni dan budaya baik daerah maupun nasional akan tetap
dapat lestari dan berkembang. Sedangkan peran dari lembaga seni budaya tersebut, adalah
peran dalam melestarikan kebudayaan yang ada di masyarakat, serta berperan juga dalam
pengembangan kebudayaan yang sudah ada saat ini.

                Lembaga Seni Budaya Lontara Kabupaten Maros, merupakan sebuah organisasi
masyarakat untuk bekerjasama dengan para seniman lokal, sanggar-sanggar, lembaga seni
budaya lainnya dalam pengembangan dan pelestarian seni budaya di Kabupaten Maros.
Keberadaan Lembaga Seni Budaya Lontara di Kabupaten Maros ini, haruslah diakui dan
diterima oleh seluruh anggotanya, dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat
yang serasi, seimbang, selaras antara kebutuhan material dan spiritual untuk mencerdaskan
masyarakat serta sumber daya manusia (SDM). Dan hingga saat ini Lembaga Seni Budaya
Lontara, tetap eksis dalam melestarikan seni budaya lokal dari warisan leluhur secara turun-
temurun dalam lingkup sistem sosial mereka. Meskipun hal ini mengalami dinamika sosial
serta transformasi dari berbagai unsur kebudayaan, namun dalam hal tertentu masih tetap
terpelihara dengan baik di tengah-tengah dinamika perkembangan masyarakat modern.

Dalam kondisi yang demikian, Lembaga Seni Budaya Lontara yang telah memiliki wadah
dan struktur organisasi, dapat menunjang dan memotivasi masyarakat dalam mengakomodasi
kreativitasi dan apresiasi pekerja seni atau seniman lokal. Kegiatan ini dilakukan dalam
upaya pengembangan  kesenian tradisional dan tradisi lokal di Kabupaten Maros. Berbagai
usaha yang dilakukan Lembaga Seni Budaya Lontara melalui pagelaran dan event-event
kesenian dan tradisi merupakan  pemberdayaan  para seniman lokal dalam mensejahterakan
para pekerja seni.

2.  Struktur Organisasi Lembaga Seni Budaya Lontara

Sebagai satu organisasi, lembaga seni budaya lontara dalam menjalankan aktivitas keseharian
di kelolah oleh dewan pengurus, yang terdiri dari seorang ketua dan tiga orang anggota yang
menjabat sebagai, wakil ketua, sekretaris dan bendahara. Para pengurus ini adalah pengurus
harian yang wajib melaksanaakan segala keputusan dan kebijakan badan pengurus serta
menjalankan tugas dan kewajiban badan pengurus sehari-hari. Dewan pengurus berkewajiban
menjalankan peraturan yang telah ditetapkan dalam anggaran dasar  lembaga.

Adapun tugas dan wewenang selaku pembina dalam Lembaga Seni Budaya Lontara itu
diantaranya adalah: Mengambil keputusan mengenai perubahan anggaran dasar; Mengangkat
dan memberhentikan anggota pengurus dan anggota pengawas; Mengesahkan program kerja
dan rancangan anggaran tahunan lembaga; Menetapkan keputusan mengenai penggabungan
atau pembubaran lembaga dan mengesahkan laporan tahunan.

Para pengurus Lembaga Seni Budaya Lontara ini, diberi tugas untuk: Bertanggung jawab
penuh atas kepengurusan  kepentingan lembaga; Wajib menyusun program kerja dan
rancangan anggaran tahunan Lembaga untuk disahkan Pembina; Pengurus berhak mewakili
Lembaga dan di dalam dan di luar pengadilan tentang segala hal  kejadian dengan pesetujuan
dari Pembina; serta Pengurus tidak berwenang mewakili Lembaga dalam hal mengikat
Lembaga sebagai penjamin utang, membebani kekayaan lembaga demi kepentingan lain.

Keuangan dan kekayaan lembaga meliputi iuran anggota dan pemasukan dari berbagai
kegiatan yang dilakukan lembaga Lontara. Menurut penyataan dari ketua lembaga lontara
bahwa banyak kegiatan yang ingin dilakukan, akan tetapi terkendala dengan biaya. Kalau
hanya  mengandalkan dari iuran anggota dan pemasukan berbagai kegiatan hanya mampu
untuk membiayai kegiatan operasional keseharian dari lembaga. Sehingga kami
mengharapkan bantuan dari berbagai pihak pemerhati pelestarian kebudayaan dan pemerintah
setempat untuk memberi bantuan baik dana maupun peralatan kesenian yang dapat kami
pergunakan untuk penyelenggaraan event-event yang luas ke masyarakat (wawancara 16 juni
2015).

3. Bentuk Usaha/Kegiatan Yang Akan Dilakukan Oleh Lembaga Seni Budaya di


Kabupaten Maros Dalam Rangka Melestarikan Budaya Lokal

               Lembaga seni budaya di Kabupaten Maros, mempunyai maksud dan tujuan sebagai
sarana untuk mengakomodasi partisipasi serta apresiasi masyarakat pekerja seni, budaya dan
pariwisata di dalam pembangunan, khususnya dalam menggali dan mengembangkan sumber
daya manusia. Hal ini dilaksanakan demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang
serasi, seimbang, selaras antara kebutuhan material dan spiritual, untuk mencerdaskan
masyarakat serta sumber daya manusia (SDM) melalui usaha-usaha yang teratur, terencana
dan berkesinambungan yang terkomodir pada sistem sosial kemasyarakatan yang memiliki
dedaksi dalam kesenian, kebudayaan dan pariwisata. Dalam upaya mencapai maksud dan
tujuan tersebut, di mana Lembaga Seni Budaya Lontara di Kabupaten Maros terus melakukan
berbagai strategi pengembanganan dengan cara aksi pertunjukkan melalui promosi ke
sekolah-sekolah, mengajar seni tari dan lain-lain. Dengan strategi ini diharapkan minat
masyarakat khususnya generasi muda dapat termotivasi untuk ikut melestarikan nila-nilai
luhur kebudayaan bangsa yang hampir punah ditengah invasi budaya barat/modern.

Untuk mencapai maksud dan tujuan yang telah dikemukakan, Lembaga Seni Budaya Lontara
menjalankan usaha-usahanya atau aktivitasnya untuk pengembangan dan pelestarian kesenian
tradisional, budaya dan pariwisata Kabupaten Maros.  Adapun usaha-usaha  yang akan
dilakukan Lembaga seni Budaya Lontara, adalah sebagai berikut :  1) Pengembangan sumber
daya manusia yang meliputi : a) Konsultan seni, budaya dan pariwisata, b) sebagai lembaga
pembina dan pemberdayaan masyarakat dan pengembangan potensi masyarakat seni, budaya
dan pariwisata, c) Pendidikan dan latihan,  serta Keolahragaan; mendirikan dan/atau
mengelolah lembaga pendidikan formal seni, budaya dan pariwisata. 2) Melakukan
pengkajian, Riset serta Komunikasi Informasi seni, budaya, pariwisata yang meliputi: a) Data
base seni, budaya dan pariwisata, b)Penelitian, pengkajian dan riset, Bidang usaha sistem
komunikasi informasi, c) Ekspedisi seni, budaya dan pariwisata, d) Fotografi, dan
membangun komunikasi dan kerja sama dengan pihak-pihak yang terkait. 3) Pengembangan
seni, budaya dan pariwisata serta kewirausahaan yang meliputi: a) Even Organizer (EO), b)
Production house (PH), c) Pengelolaan travel, percetakan, penerbitan, konveksi, koperasi dan
bidang usaha pariwisata.

Dari ke tiga poin tersebut, sebagian besar telah terealisasi dalam bentuk event-event yang
melibatkan para pekerja seni,  sanggar seni dan lembaga-lembaga budaya  yang ada di
Kabupaten Maros. Dari hasil penelitian lapangan, diketahui bahwa Lembaga Seni Budaya
Lontara telah melaksanakan berbagai bentuk kegiatan sebagai perwujudan dari kreativitas
dan program lembaga   untuk mewujudkan peran Lembaga Seni Budaya lontara dalam
melestarikan budaya lokal dan pariwisata. Adapun bentuk kegiatan yang telah dilaksanakan
sebagai berikut : Festival film Maros tahun 2010 dan 2013, Festival ramadhan Maros,
Festival musik Maros, Festival akustik pelajar, Pemilihan dara dan daeng tahun
2011,2012,2013 se Kabupaten. Maros,  workshop seni dan musik tradisional Maros, Lomba
aru dan gendang tradisional, Pameran seni budaya, Dialog seniman dan budayawan se
Kabupaten Maros, Lomba mewarnai KB/TK, SD se-kab. Maros, Promo album solo guitar
moexin a life inspiration, klinik guitar, workshop music (Makassar, Maros, Pangkep), festival
teater pelajar 2012, Festival Bantimurung, Kampung budaya nusantara 2012, Kampung
lontara 2013,Workshop sejarah dan budaya pelajar, Workshop fotografi, Lomba permainan
rakyat / tradisional (asing-asing, dende-dende), Kemah seni dan budaya, Lontara musik
festival, Festival aru dan gendang tradisional, Pameran foto dan lukisan budaya, Seminar
antologi puisi “kalumbampa” dan launching buku antologi puisi, dan Festival seni budaya
2013.

Dari keselurahan event-event yang telah dilakukan, lembaga seni budaya melibatkan berbagai
pihak dalam penyelenggaraannya untuk menggalang dana, dukungan dan fasilitas-fasilitas
yang dapat mendukung penyelenggaraan kegiatan tersebut. Lembaga seni budaya lontara
sangat giat menggalang dana untuk penyelenggaraan event-event, hal ini tidak terlepas dari
kerjasama yang terkoordinir dari seluruh pengurus lembaga. Dalam menyelenggarakan setiap
event lembaga seni budaya lontara menjalin kerjasama dengan LSM, Ormas, OKP, media
dan berbagai perusahaan yang peduli dengan pengembangan kesenian tradisional, budaya dan
pariwisata di Kabupaten Maros.

Perusahaan-perusahaan yang  telah mensponsori kegiatan lembaga seni budaya lontara


diantaranya adalah Bosowa corporation, Yamaha, Telkomsel, Gramedia, Primagama, Toyota
Kalla Maros, Indofood, Honda, ClasMild, Indomaret, Garudafood, Kedai Coklat 189, bank
Sul-sel dan WOM Finance. Beberapa ormas dan LSM diantaranya Musik Indonesia, Forum
film Makassar KNPI, Marfografi, dan lain-lain. Sementara media yang menjadi publikasi
setiap lembaga seni Lontara menyelenggarakan event yaitu Koran Fajar, Ujungpandang
Ekspress, Berita Makassar, Tribun Timur Radio Venus, Koran Tempo, Mitra vision.

Penyelenggaraan event-event dengan melibatkan berbagai pihak, secara tidak langsung


memberi keuntungan bagi anggota dan pengurus lembaga, baik secara financial maupun
kesempatan dalam mengapresiasikan diri untuk pengembangan potensi sumber daya manusia
para pekerja seni yang terlibat dalam berbagai event. Sementara bagi pemerintah Kabupaten
Maros keberadaan Lembaga Seni Budaya Lontara memberi kontribusi yang cukup potensial
dalam memperkenalkan kesenian tradisional, budaya dan pariwisata yang ada di Kabupaten
Maros.

Pergelaran pentas seni oleh para budayawan bersama seniman se- Kabupaten Maros, yang
digelar di Lapangan Pallantikan, dimaksudkan untuk mengantisipasi agar adat budaya tidak
terkikis dan hilang dari dalam diri generasi muda yang tersebar di Provinsi Sulawesi Selatan
maupun Kabupaten Maros. Event ini sangat penting bagi pelestarian budaya yang dimiliki
sehingga dapat memotivasi generasi muda untuk cinta terhadap budayanya sendiri.
Selanjutnya, di mana Lembaga seni budaya ini telah pula berupaya melestarikan adat budaya
tersebut, seperti menerbitkan buku tentang lontara, di mana dalam buku tersebut diceritakan
bahwa adat budaya Bugis Makassar sangat luas pengaruhnya di dunia internasional.
Demikian juga bagi Pemkab Maros akan berupaya pula menjadikan event Kampung Lontara
ini masuk dalam ajang tahunan promosi budaya Maros, sehingga budaya yang tersimpan dan
tidak diketahui oleh masyarakat domestik hingga mancanegara bisa terekspos.

Adanya Pemberian fasilitas dan dukungan dana dari berbagai pihak, memotivasi seluruh
pengurus lembaga untuk lebih giat lagi  beraktivitas dan berkreasi di berbagai bidang seni,
budaya dan pariwisata. Untuk mewujudkan hal tersebut Lembaga Seni Budaya Lontara,
senantiasa membuat program-program yang dapat menunjang pelestarian kesenian daerah,
potensi budaya dan pariwisata. Adapun program-program kegiatan yang akan dilakukan
Lembaga Seni Budaya Lontara ke depan  yang berkaitan dengan seni, budaya dan pariwisata
yaitu : Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM), Riset dan Penelitian, meliputi:
Melaksanakaan ekspedisi budaya ke tempat-tempat potensial di Maros. Ekspedisi ini akan
mempelajari lebih jauh terkait sejarah dan tradisi masyarakat lokal sehingga memungkinkan
dijadikan asset budaya dan wisata, Penyelenggaraan seminar, simposium dan dialog seni
budaya guna mengetahui langkah strategis pengembangan wisata, seni dan budaya Maros,
serta pengembangan pekerja seni. Pelatihan serta pembentukan kegiatan seni (teater, tari,
lukis, cinematografi dan fotografi) di sekolah-sekolah. Pengembangan Data dan Inventarisasi
Potensi Lokal, Sosialsasi penggunaan aksara lontara di setiap nama dan jalan yang ada di
Kabupaten Maros, Penyediaan tempat  sebagai sarana pembelajaran siswa dalam mengenal
potensi lokal yang ada di Maros, Pembuatan papan bicara di setiap objek wisata di Maro,
Pendataaan seluruh objek wisata di Maros, sanggar kesenian, travel, Hotel yang ada di
Maros, serta data basik yang terkait dan penting.

Program-program kerja akan dilakukan Lembaga seni budaya Lontara   nantinya akan
melibatkan dukungan dari berbagai pihak untuk menfasilitasi dan memberi bantuan dana
sebagai wujud dan partisipasi pengembagan seni, budaya dan pariwisata yang ada di
Kabupaten Maros. Menurut penuturan Hidayat (35 tahun), bahwa penyusunan program-
program kegiatan yang akan dilakukan lembaga seni budaya lontara terlebih dahulu
memperhitungkan  ketersediaan sumber daya Manusia, kesediaan berbagai pihak untuk
membantu terselenggaranya kegiatan tersebut. Oleh karena itu segala sesuatunya dilakukan
dengan perencanaan yang baik, dan matang agar dapat  bermanfaat secara maksimal. Untuk
penyelenggaraan ivent-ivent seni dan budaya kami senantiasa menjalin kerjasama dengan
berbagai sanggar seni baik yang dikelolah masyarakat, sekolah-sekolah maupun  dinas yang
terkait (wawancara 9 Juni 2015).

1. Efektifitas Bantuan Sosial Terhadap Lembaga Seni Budaya Lontara     

Salah satu lembaga seni budaya  di Kabupaten Maros yang telah mendapat dukungan dan
bantuan sosial (Bantuan Fasilitas Rumah Budaya Nusantara) dari Direktorat Pembinaan
Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Tradisi Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, adalah Lembaga Seni Budaya Lontara. Bentuk kegiatan fasilitas bantuan
Rumah Budaya Nusantara yang diberikan kepada Lembaga seni budaya Lontara dikemas
dalam event budaya “ Kampung Lontara “ yang terdiri dari 8 (delapan)  kegiatan seni budaya.
Adapun bentuk-bentuk event-event yang telah dilakukan dari  fasilitas Bantuan Rumah
Budaya Nusantara sebagai berikut: Seminar Ontologi puisi dan launching buku mozaik
kalubampa, Klinik dan diskusi music, Workshop Sejarah dan Budaya, Trainingof Trainer
(TOT) Tari dan Musik, Festival  aru dan Gendang tradisional, Festival Film pelajar Maros,
Lontara Musik Fest, Workshop dan Lomba Fotography, Festival Seni budaya, Kemah seni
dan budaya.

Dalam kegiatan workshop sejarah dan budaya yang diselenggarakan lembaga seni budaya
Lontara yang diikuti pelajar SMA se Kabupaten Maros mengusung tema “Maros dulu, kini
dan esok”. Kegiatan ini bertujuan untuk memberi pemahaman dan pengetahuan  tentang
sejarah lokal dan penanaman   nilai-nilai budaya serta tata krama di kalangan generasi muda.
Selanjutnya dalam kegiatan lontara musik fest menampilkan kepiawaian 20 band lokal
Sulawesi Selatan dari kalangan pemuda yang haus akan karya, kompetisi dan kreatifitas,
dengan merilis ulang lagu daerah Bugis Makassar sebagai persyaratan lagu wajib bagi setiap
peserta. Kegiatan ini diharapkan mengasah skill dan menumbuhkan kecintaan mereka
terhadap budaya lokal terutama dalam bidang seni musik tradisional.

Pergelaran Kemah Seni dan Budaya dilaksanakan di lapangan Pallantikan, Kabupaten Maros.
Kegiatan kemah seni ini dihadiri oleh puluhan sekolah SMA dan penggiat seni di Kabupaten
Maros. Acara ini merupakan salah satu kegiatan Kampung Lontara yang mengusung tema
tradisional ini diperlombakan dalam dua kategori yaitu kemah yang terbaik dan permainan
tradisional. Setiap kelompok dalam perkemahan ini diwajibkan menciptakan suasana design
kampung tradisional dan kostum yang digunakan pesertanya.

Menurut Olank Sukardi (37 tahun) sebagai ketua panitia kegiatan kemah seni bahwa siswa-
siswa yang ikut dalam kegiatan kemah seni tidak hanya dilatih mandiri, tapi mereka juga
diajak melestarikan kebudayaan dan seni tradisional yang ada di Kabupaten Maros. Kegiatan
kemah seni ini yang diikuti puluhan sekolah SMA dan sanggar seni se-Kabupaten Maros ini
diwarnai dengan aneka lomba, mulai dari lomba Aru, permainan tradisional, musik
tradisional serta pameran seni dan budaya. Lanjut, beliau mengemukakan  bahwa  kegiatan
kemah yang digelar ini akan diakhiri pula dengan Lontara musik Festival dengan
menghadirkannya aneka seni musik tradisional. (Hasil wawancara, 2015).

Menurut A. Hamil Matotorang (Wakil Bupati Maros) dalam sambutannya pada pembukaan
kemah seni budaya mengatakan, bahwa kegiatan kemah ini diharapkan bukan hanya
menampilkan ragam budaya, akan tetapi juga mampu dijadikan ajang untuk mempertahankan
budaya. Selain itu, kemah seni ini  diharapkan pula tidak hanya menampilkan ragam budaya
dan seninya tetapi lebih jauh dari itu pemahaman tentang upaya pelestarian dan pemanfaatan
mempertahankan adat istiadat dan seni budaya daerah perlu dipahami oleh masyarakat agar
dapat menjadi filter derasnya alur budaya asing. Selanjutnya, menurut Misbahuddin Nur dari
UKM Seni Toddolimayya, salah satu peserta kemah seni budaya mengatakan bahwa kegiatan
ini sangat luar biasa karena selain ajang untuk melestarikan budaya dan seni juga menjadi
ajang untuk bersilahturahmi dengan para seniman. Oleh karena kegiatan semacam ini,
mampu mempersatukan kita para seniman dalam melestarikan budaya dan seni.  
(http://makassarapasaja.com/pelajar-marosikuti kemah seni budaya).

Festifal film pelajar Maros itu merupakan sequel dari festival pelajar Maros tahun 2010 yang
lalu. Kegaiatan ini mengarahkan  ke parade pemutaran film secara umum, bukan hanya
pelajar akan tetapi  menghadirkan pula karya sineas-sineas lokal ( independent). Tema
kegiatan ini adalah “ Ekspresi seni, pendidikan dan budaya dalam sinema” dengan konsep
parade pemutaran film pendek/independent dengan kategori karya fiksi dan dokumenter.
Pada kegiatan antologi dan launching buku mozaik Kalumpa bertujuan untuk mengapresiasi
hasil karya penulis-penulis di Kabupaten Maros. Tercatat 98 karya puisi dari 11 penyair
dirangkum dalam sebuah buku antologi puisi bertajuk “Mozaik Kalubampa”.  Dengan
kegiatan ini diharapkan menumbuhkan minat pemuda untuk membaca dan menulis. Dalam
acara seminar ini antologi puisi dan launching buku Mozaik Kalubampa lahir rekomendasi
untuk menggiatkan calon penulis dibidang sastra. Selanjutnya pada kegiatan festival Aru dan
Gendang tradisional diikuti kalangan pelajar dan umum. Kegiatan ini bertujuan untuk
melestariakan budaya Aru dan gendang tradisional. Aru adalah   pernyataan sumpah setia
prajurit kerajaan kepada raja pada zaman dahulu yang diiringi tabuhan gendang.  Gendang
tradisional berupa permainan rakyat dan sebagai pengiring tamu-tamu kerajaan. Dalam event
ini diharapkan dapat memperkenalkan dan memupuk kembali semangat para pemuda untuk
mencintai budayanya dan menjadikan para pemuda berperan serta dalam melestarikan
kebudayaan Sulawesi Selatan. Kegiatan ini mengambil tema budayaku ,budayamu, budayata
kita semua.

Efektifitas dari penyelenggaraan event-event seni budaya yang diselenggarakan Lembaga


Seni Budaya Lontara seperti tersebut di atas, berdampak positif baik bagi masyarakat,
seniman, dan sanggar-sanggar seni yang menjadi binaannya maupun Lembaga Seni Budaya
itu sendiri.  Misalnya peningkatan potensi sumberdaya manusia di bidang seni tari, musik dan
atraksi seni budaya lainnya, karena jadwal latihan yang padat, peningkatan minat para
generasi muda dalam lingkup budaya dan seni terpenuhi.

Bantuan dana sosial Rumah Budaya yang diberikan kepada lembaga seni budaya Lontara,
mendapat respon positif  dan antusias dari masyarakat yang ingin  melihat dan mengetahui
keragaman budaya lokal khususnya seni budaya yang ada di Kabupaten Maros. Secara umum
masyarakat mengharapkan kegiatan yang diselenggarakan lembaga seni budaya Lontara
dapat berkelanjutan dan menjadi agenda tahunan. Pelaksanaan kegiatan itu selain berdampak
pada  pelestarian seni dan budaya Kabupaten Maros, juga secara ekonomi dapat menjadi
sumber devisa untuk kunjungan wisata baik lokal maupun mancanegara. Di sisi lain event-
event ini dapat menjadi sumber  pendapatan  bagi para sanggar-sanggar dan pekerja seni.
Dalam ajang seperti itu setidaknya para pekerja seni telah mampu mengepresiasikan kesenian
dan budaya daerahnya.

PENUTUP

1. Simpulan
2. Lembaga seni budaya Lontara merupakan salah satu lembaga swadaya masyarakat
yang berperan mengembangkan dan memajukan kebudayaan lokal di Kabupaten
Maros. Lembaga ini melakukan berbagai kegiatan berkaitan kesenian tradisional,
tradisi dan budaya yang dikemas dalam berbagai event yang bertujuan untuk
mengembangkan dan menggali kembali seni dan budaya lokal untuk diperkenalkan
kepada masyarakat umum, utamanya kepada generasi muda sebagai pewaris budaya
bangsa. Lembaga Seni Budaya Lontara merupakan sebuah organisasi yang memiliki
akte notaris dan struktur organisasi yang terdiri atas dewan pembinaan, ketua,
sekretaris, bendahara dan seksi-seksi yang melaksanakan tugas dan fungsi lembaga.
Lembaga ini mewadahi beberapa sanggar seni dan bekerjasama dengan berbagai
pekerja seni, LSM dan media sosial dalam penyelenggaraan berbagai pergelaran dan
festival.
3. Lembaga Seni Budaya Lontara melakukan berbagai usaha dan kegiatan baik untuk
kepentingan lembaga maupun kepentingan masyarakat secara umum dalam upaya
melestarikan budaya lokal. Bentuk kegiatan dan usaha Lembaga Seni Budaya Lontara
tidak terlepas dari anggaran dasar dari lembaga itu sendiri, yang terdiri atas
pengembagan sumberdaya manusia, melakukan pengkajian, riset serta komunikasi
Informasi seni, budaya, dan pariwisata, serta pengembangan seni, budaya dan
pariwisata serta kewirausahaan.  Bentuk dan usaha kegiatan yang dilakukan lembaga
Lontara bertujuan memperdayakan para pekerja seni untuk tetap berkreasi dan
berekspresi dalam pengembagan budaya lokal.
4. Dalam upaya melestarikan seni dan budaya lokal, Lembaga Seni Budaya Lontara
telah mendapat bantuan dana sosial dari Direktorat Pembinaan Kepercayaan Terhadap
Tuhan Yang Maha Esa dan Tradisi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Bentuk
kegiatan fasilitas bantuan Rumah Budaya Nusantara yang diberikan kepada Lembaga
Seni Budaya Lontara dikemas dalam event budaya  “Kampung Lontara”.  Efektifitas
bantuan yang diberikan berdampak positif bagi lembaga dalam meningkatkan kualitas
sumberdaya manusia yang dimiliki dan menumbuhkan kreativitas untuk selalu
menggali potensi kesenian tradisional dan budaya yang ada pada masyarakat Maros.
Dengan diselenggarakannya berbagai event dari bantuan tersebut telah melibatkan
pelajar, pekerja seni, akademisi dan masyarakat untuk mengambil bagian dalam
berbagai kegiatan dalam upaya melestarikan budaya lokal.
5. Saran-Saran
6. Keberadaan Lembaga Seni Budaya yang tumbuh dalam masyarakat, perlu selalu
mendapat dukungan dari pemerintah pusat, pemda dimana lembaga tersebut
berdomisili, agar tetap eksis dalam pengembagan budaya lokal dan pembedayaan para
pelaku seni untuk tetap berkiprah dalam uapaya melestarikan budaya dan kesenian
daerahnya.
7. Bagi Balai Pelestarian Nilai Budaya, perlu mengiventarisasi dan menjembatani
lembaga-lembaga seni budaya yang berada dalam wilayah kerjanya  dengan
Direktorat Pembinaa  Kepercayaan Terhadap Tuhan YME dan Tradisi, agar mendapat
dukungan dengan memfasilitasi pelaksanaan berbagai berbagai event dalam upaya
menggali kembali seni dan budaya lokal untuk diperkenalkan kepada generasi muda,
sebagai generasi  penerus bangsa dan ajang promosi budaya kepada wisatawan lokal
dan mancanegara.

Anda mungkin juga menyukai