Anda di halaman 1dari 29

MODUL M9.

2A

KEGIATAN BELAJAR 3
PROYEKSI

a. Tujuan Kegiatan Pemelajaran


Setelah menyelesaikan kegiatan belajar ini, Anda akan dapat:
 Menjelaskan cara aplikasi dari sistem proyeksi ortograpik.
 Menjelaskan cara aplikasi sistem proyeksi sudut pertama (proyeksi Eropa)
dan proyeksi sudut ketiga (proyeksi Amerika).

b. Uraian Materi
Proyeksi pada umumnya digunakan untuk menggambar sebuah benda pada
sebuah bidang. Pada kegiatan belajar ini akan diuraiakan secara rinci proyeksi
yang digunakan pada gambar kerja teknik, yaitu proyeksi orthogonal.
1). Proyeksi Orthogonal
Menurut Satandar / ISO metode proyeksi orthogonal yang harus digunakan
ada 2 yaitu : metode proyeksi sudut pertama (dikenal sebagai proyeksi
Eropa atau metode E) dan metode proyeksi sudut ketiga (dikenal sebagai
proyeksi Amerika atau metode A).
2). Metode Proyeksi Sudut Pertama
Metode proyeksi sudut pertama mengatur letak pandangan seperti
ditunjukkan pada gambar 3.1

Gambar 3.1 Arah pandangan

BIDANG KEAHLIAN TEKNIK MESIN 30


KURIKULUM IMPLEMENTATIF SMK EDISI 2004
MODUL M9.2A

Pandangan arah a = Pandangan depan


Pandangan arah b = Pandangan atas
Pandangan arah c = Pandangan kiri
Pandangan arah d = Pandangan kanan
Pandangan arah e = Pandangan bawah
Pandangan arah f = Pandangan belakang
Dengan acauan pandangan depan (a) pandangan-pandangan yang lain
digambarkan sebagai berikut (gambar 3.2)

Gambar 3.2 Tata letak pandangan metode proyeksi sudut pertama

Pandangan atas (b) digambarkan di bawah (a)


Pandangan bawah (e) digambarkan di atas (a)
Pandangan kiri (c) digambarkan di sebelah kanan (a)
Pandangan kanan (d) digambarkan di sebalah kiri (a)
Pandangan belakang (f) digambarkan disebelah kanan atau kiri
disesuakan dengan keadaan.
Lambang yang digunakan untuk menyatakan metode proyeksi sudut
pertama seperti ditunjukkan pada gambar 3.3.

Gambar 3.3 Lambang metode proyeksi sudut pertama

BIDANG KEAHLIAN TEKNIK MESIN 31


KURIKULUM IMPLEMENTATIF SMK EDISI 2004
MODUL M9.2A

Penjelasan lebih lanjut metode proyeksi sudut pertama dapat dilihat pada
gambar dan keterangan sebagai berikut:
Sebuah bidang tegak dan sebuah bidang datar yang saling tegak lurus.
Kedaan demekian disebut orthogonal (lihat gambar 3.4)

Gambar 3.4 Bidang orthogonal

Sebuah benda dibayangkan terletak pada ruang diantara bidang tersebut.


Kemudian dilihat dari arah depan dan atas (lihat gambar 3.5).

Gambar 3.5 Sebuah benda terletak diantara bidang orthogonal

BIDANG KEAHLIAN TEKNIK MESIN 32


KURIKULUM IMPLEMENTATIF SMK EDISI 2004
MODUL M9.2A

Pandangan dari arah depan diproyeksikan dengan cara mendorongnya


pada bidang tegak. Sedangkan pandanagan dari arah atas proyeksi
dengan cara mendorongnya pada bidang datar (lihat gambar 3.6).

Gambar 3.6 Cara memproyeksikan benda pada bidang tegak dan datar.

Benda yang dibayangkan telah diambil, bidang datar diputar 90 o sehingga


posisi bidang datar sama denagn posisi bidang tegak. Hal ini menghasilkan
dua gambar pandangan dari benda, yaitu pandangan depan dan
pandangan atas, pandangan atas terletak di bawah pandangan depan (lihat
gambar 3.7).

Gambar 3.7 Pandangan depan pada bidang tegak dan pandangan atas
pada bidang datar

BIDANG KEAHLIAN TEKNIK MESIN 33


KURIKULUM IMPLEMENTATIF SMK EDISI 2004
MODUL M9.2A

Untuk membuat pandangan yang ketiga dua bidang dikembalikan pada


posisi semula dan ditambah dengan bidang tegak yang dikedua sebelah
kanannya. Benda kemudian dilihat dari arah kiri dan diproyeksikan dengan
cara mendorongnya pada bidang tegak yang kedua tersebut (lihat gambar
3.8).

Gambar 3.8 Cara memproyeksikan benda pada bidang tegak yang kedua

Semua bidang diputar 90o sehingga posisinya sama dengan bidang tegak
yang pertama. Hal ini menghasilkan tiga gambar pandangan dari benda,
yaitu pandangan depan, pandangan atas dan pandangan kiri (lihat gambar
3.9).

Gambar 3.9 Bidang tegak, bidang datar dan bidang tegak kedua
direbahkan
BIDANG KEAHLIAN TEKNIK MESIN 34
KURIKULUM IMPLEMENTATIF SMK EDISI 2004
MODUL M9.2A

Penggambaran pada ruang gambar, garis-garis yang menunjukkan bidang


proyeksi tidak perlu (lihat gambar 3.10).

Gambar 3.10 Penggambaran pada ruang gambar

Pada gambar kerja, garis proyeksi dihilangkan, jumlah pandangan dibatasi


menurut keperluan (bila gambar bisa dibaca satu atau dua pandangan,
maka tidak perlu gambar pandangan yang lain lihat gambar 2.11).

Gambar 3.11 Garis proyeksi dihilangkan

3). Metode Proyeksi Sudut Ketiga


Dengan acuan pandangan depan (a), pandangan-pandangan lain
digambarkan sebagai berikut (gambar 3.12).

BIDANG KEAHLIAN TEKNIK MESIN 35


KURIKULUM IMPLEMENTATIF SMK EDISI 2004
MODUL M9.2A

Gambar 3.12 Tata letak pandangan metode proyeksi sudut ketiga

Pandangan atas (b) digambarkan di bawah (a)


Pandangan bawah (e) digambarkan di atas (a)
Pandangan kiri (c) digambarkan di sebelah kanan (a)
Pandangan kanan (d) digambarkan di sebalah kiri (a)
Pandangan belakang (f) digambarkan disebelah kanan atau kiri disesuaikan
dengan keadaan.
Lambang yang digunakan untuk menyatakan metode proyeksi sudut
pertama adalah sebagai berikut (gambar 2.13).

Gambar 3.13 Lambang metode proyeksi sudut ketiga

Penjelasan lebih lanjut metode proyeksi sudut ketiga dapat dilihat pada
gambar dan keterangan sebagai berikut :
Sebuah bidang tegak dan bidang datar yang saling tegak lurus. Perhatikan
perbedaan posisinya dengan metode proyeksi sudut pertama (gambar
3.14).

BIDANG KEAHLIAN TEKNIK MESIN 36


KURIKULUM IMPLEMENTATIF SMK EDISI 2004
MODUL M9.2A

Gambar 3.14 Bidang orthogonal

Sebuah benda dibayangkan terletak pada ruang diantara kedua bidang


tersebut. Kemudian dilihat dari arah depan dan dari arah atas, berarti
pandangan kita menembus pada kedua bidang tersebut (gambar 3.15).

Gambar 3.15 Sebuah benda terletak di antara bidang orthogonal

Pandangan dari arah depan diproyeksikan dengan cara menarik pada


bidang tegak. Sedangkan pandangan dari arah atas diproyeksikan dengan
cara menarik pada bidang datar (gambar 3.16).

BIDANG KEAHLIAN TEKNIK MESIN 37


KURIKULUM IMPLEMENTATIF SMK EDISI 2004
MODUL M9.2A

Gambar 3.16 Cara memproyeksikan benda pada bidang tegak dan bidang
datar.

Benda dibayangkan telah diambil, bidang datar diputar 90 o sehingga posisi


bidang datar sama dengan posisi bidang tegak. Hal ini menghasilkan dua
gambar pandnagan dari benda yaitu pandangan depan dan pandangan
atas, pandangan atas terletak di atas pandangan depan (gambar 2.17).

Gambar 3.17 Pandangan depan pada bidang tegak dan pandangan atas
padangan bidang datar
BIDANG KEAHLIAN TEKNIK MESIN 38
KURIKULUM IMPLEMENTATIF SMK EDISI 2004
MODUL M9.2A

Untuk membuat pandangan ketiga dua bidang dikembalikan pada posisi


semula dan ditambah dengan bidang tegak yang kedua disebelah
kanannya. Benda kemudian dilihat dari arah kanan dan diproyeksikan
dengan cara menariknya pada bidang tegak yang kedua tersebut (gambar
3.18).

Gamabar 3.18 Cara memproyeksikan benda pada bidang tegak yang


Kedua

Semua bidang diputar 90o sehingga posisinya sama dengan bidang tegak
yang pertama. Hal ini mengahsilkan tiga gambar pandangan dari benda
yaitu pandangan depan, pandangan atas dan pandangan kanan (gambar
3.19).

Gambar 3.19 Bidang tegak, bidang datar dan bidang tegak kedua
direbahkan
BIDANG KEAHLIAN TEKNIK MESIN 39
KURIKULUM IMPLEMENTATIF SMK EDISI 2004
MODUL M9.2A

4). Tata Letak Pandangan


Bila pengaturan letak pandangan tidak menggunakan aturan metode sudut
pertama atau sudut ketiga, maka pemakaian panah acuan arah
memberikan kebebasan meletakkan pandangan tersebut. Namun, hal ini
sebaiknya dihindari, karena pada praktiknya akan menyulitkan operator
untuk membaca gambarnya.
Tiap-tiap pandangan harus diidentifikasikannya dengan huruf besar yang
diletakkan dekat dengan panah-panah petunjuk arah pandangan, kecuali
pandangan utama.
Letak pandangan dapat disusun tanpa acuan terhadap pandangan utama.
Huruf besar yang menunjukkan arah pandangan harus diletakan di atas
atau di bawah pandangan yang sesuai. Dalam satu gambar huruf-huruf
harus diletakan dengan cara yang sama. Tidak di perlukan tanda pengenal
yang lain (gambar 3.20).

Gambar 3.20 Tata letak pandangan menggunakan acuan tanda panah

5). Pemilihan Pandangan, Jumlah Pandangan dan Posisi Gambar


a). Pemilihan Pandangan
Pandangan suatu benda yang memberikan suatu informasi terbanyak,
dinyatakan sebagai pandangan utama atau pandangan depan
(gambar 3.21).

BIDANG KEAHLIAN TEKNIK MESIN 40


KURIKULUM IMPLEMENTATIF SMK EDISI 2004
MODUL M9.2A

Gambar 3.21 Memilih pandangan depan


b). Jumlah Pandangan
Jumlah pandangan (termasuk potongan) yang dibutuhkan
disesuaikan dengan keperluan, tanpa dapat menimbulkan keraguan,
misalnya untuk benda silindris dengan bentuk sederhana cukup
digambar satu pandangan (gambar 3.22).

Gambar 3.22 Cara menentukan jumlah pandangan

c). Posisi
Posisi gambar, terutama pandangan depan harus digambarkan sesuai
dengan kedudukan utama saat dibuat (gambar 3.23).

Gambar 3.23 Cara menentukan posisi gambar pandangan

BIDANG KEAHLIAN TEKNIK MESIN 41


KURIKULUM IMPLEMENTATIF SMK EDISI 2004
MODUL M9.2A

6). Pandangan Sebagian


Pandangan sebagian dapat digunakan apabila pandangan lengkap tidak
memberikan kejelasan informasi yang diperlukan (gambar 3.24).

Gambar 3.24 Pandangan sebagian

7). Pandangan setempat


Bila cara penyajian dapat dilakukan tanpa menimbulkan keraguan, maka
diperbolehkan memberikan pandangan setempat, sebagai ganti pandangan
utuh untuk benda simetri. Pandangan setempat harus digambarkan dengan
metode proyeksi sudut ketiga, tidak tergantung pada cara penyajian yang
dipakai pada gambar (lihat gambar 3.25).

Gambar 3.25 Pandangan setempat

BIDANG KEAHLIAN TEKNIK MESIN 42


KURIKULUM IMPLEMENTATIF SMK EDISI 2004
MODUL M9.2A

11). Perpotongan yang sebenarnya


Perpotongan geometri sebenarnya bila tampak harus digambarkan dengan
garis tebal kontinyu (tipe A), apabila terhalang, digambarkan dengan garis
tipe E atau F, yaitu garis putus-putus (lihat gambar 3.30).

Gambar 3.30 Contoh potongan yang sebenarnya

12). Potongan maya


Garis perpotongan maya. Misal pada rusuk atau sudut uang membulat,
ditandai dalam pandangan dengan garis tipis kontiyu (tipe B) tidak
menyentuh garis tepi (lihat gambar 3.31).

Gambar 3.31 Perpotongan maya


13). Penggambaran Perpotongan Yang Disedrhanakan
Penggambaran perpotongan geometri sesungguhnya yang disedrhanakan
atau garis perpotongan maya, dapat diberlakukan pada perpotongan:
 Antara dua silinder: garis lengkung perpotongan dapat diganti dengan
garis lurus (lihat gambar 3.25 dan 3.32).

BIDANG KEAHLIAN TEKNIK MESIN 43


KURIKULUM IMPLEMENTATIF SMK EDISI 2004
MODUL M9.2A

 Antara suatu silinder dengan prisma segi empat: pergeseran garis lurus
perpotongan dapat diabaikan (lihat gambar 3.33).

Catatan :
Penggamabaran perpotongan yang disederhanakan harus dihindari, apa
bila hal itu mempengaruhi pengertian gambar, misalnya pada gambar
bentangan.

Gambar 3.32 Penyajian perpotongan yang disederhanakan

Gambar 3.33 Garis perpotongan yang disederhanakan

14). Ujung poros berpenampang bujur sangkar


Untuk menghindari pengambaran pandangan atau potongan tambahan,
ujung poros berpenampang bujur sangkar, dapat ditunjukan dengan
diagonal, dibuat dari garis tipis kontiyu tipe B (lihat gambar 3.34).

BIDANG KEAHLIAN TEKNIK MESIN 44


KURIKULUM IMPLEMENTATIF SMK EDISI 2004
MODUL M9.2A

Gambar 3.34 Ujung poros berpenampang bujur sangkar

15). Pandangan benda-benda simetri


Untuk menghemat waktu dan ruang, suatu objek simetri dapat digambar
sebagian saja.
Garis simetri ditunjukkan dengan dua garis pendek sejajar pada ujungnya,
yang digambarkan tegak lurus pada garis sumbu (lihat gambar 3.35 dan
gambar 3.36).
Cara lain ialah dengan menggambarkan garis-garis gambar pada benda
tersebut sedikit melewati sumbu simetri tersebut (lihat gambar 3.37).
Dalam hal ini, garis pendek sejajar dapat ditinggalkan.
Catatan : dalam pemakaian praktik, kehati-hatian diperlukan untuk
menggambarkan benda dengan cara ini, agar tidak menimbulkan salah
penafsiran.

Gambar 3.35 Pandangan benda simetris digambar setegah bagian

BIDANG KEAHLIAN TEKNIK MESIN 45


KURIKULUM IMPLEMENTATIF SMK EDISI 2004
MODUL M9.2A

Gambar 3.36 Pandangan benda simetris digambar seperempat bagian

Gambar 3.37 Pandangan benda simetris digambarkan tanpa lambang


sama dengan

16). Pandangan yang terselang (diperpendek)


Untuk menghemat ruangan, suatu benda yang panjang dapat digambarkan
sebagian untuk memotongnya. Batas pemotongan bagian-bagian ini
digambarkan berdekatan satu dengan yang lain menggunakan tipis
kontinyu bergelombang atau tipis kontinyu (lurus) dengan sigsag (lihat
gambar 2.38).

Gambar 3.38 Pandangan yang terselang


BIDANG KEAHLIAN TEKNIK MESIN 46
KURIKULUM IMPLEMENTATIF SMK EDISI 2004
MODUL M9.2A

17). Penggambaran bagian yang berulang


Apabila dalam suatu gambar terdapat beberapa bagian gambar yang
mempunyai bentuk dan ukuran sama cara penggambarannya dapat
disederhanakan dengan menggambarkan satu bagian yang berulang.
Walaupun demikian, jumlah, macam dan letak bagian yang berulang harus
ditunjukkan (gambar 3.39).

Gambar 3.39 Penggambaran bagian yang berulang

18). Elemen digambarkan dalam skala yang lebih besar


Dalam hal skala terlalu kecil, sehingga rincian suatu bagin benda tidak
dapat ditunjukan atau diberi ukuran, maka bagian tersebut dapat dibingkai
dengan garis tipis kontiyu (tipe B) dan diberi pengenal dengan huruf besar
(lihat gambar 3.40). Bagian yang dibingkai , digambarkan dengan skala
yang lebih besar, dengan disertai skala dan huruf pengenalnya (lihat
gambar 3.41).

Gambar 3.40 Acuan untuk gambar detail

BIDANG KEAHLIAN TEKNIK MESIN 47


KURIKULUM IMPLEMENTATIF SMK EDISI 2004
MODUL M9.2A

Gambar 3.41 Detail skala yang besar, disertai dengan skala dan huruf
pengenalnya

19). Garis batas benda


Apabila diperlukan penggambaran garis batas benda asal atau bagian
benda yang terbentuk, garis benda skala ditunjukkan dengan garis rantai
tipis ganda tipe K (lihat gambar 2.42).

Gambar 3.42 Penggambaran sebelum dibentuk

21). Pemakaian warna


Pemakaian warna pada gambar teknik tidak dianjurkan. Apabila untuk
kejelasan diperlukan warna, maka arti warna tersebut harus ditunjukkan
secara jelas pada gambar atau pada dokumen yang lain yang
berhubungan.

22). Benda transparan (tembus pandang)


Semua benda yang dibuat dari bahan tembus pandang, harus digambarkan
seperti tidak tembus pandang (lihat gambar 3.43).

BIDANG KEAHLIAN TEKNIK MESIN 48


KURIKULUM IMPLEMENTATIF SMK EDISI 2004
MODUL M9.2A

Gambar 3.43 Benda transparan

BIDANG KEAHLIAN TEKNIK MESIN 49


KURIKULUM IMPLEMENTATIF SMK EDISI 2004
MODUL M9.2A

c. Rangkuman

1). Proyeksi Orthogonal


Proyeksi orthogonal yang harus digunakan ada 2 yaitu : metode proyeksi sudut
pertama ( dikenal sebagai proyeksi Eropa atau metode E) dan metode proyeksi
sudut ketiga (dikenal sebagai proyeksi Amerika atau metoe A).
2). Bila pengaturan letak pandangan tidak menggunakan aturan metode sudut
pertama atau sudut ketiga, maka pemakaian panah acuan arah memberikan
kebebasan meletakkan pandangan tersebut.
3).

Gambar lambang metode proyeksi sudut pertama

Gambar lambang metode proyeksi sudut ketiga

4). Pandangan suatu benda yang memberikan suatu informasi terbanyak,


dinyatakan sebagai pandangan utama atau pandangan depan.
5). Jumlah pandangan (termasuk potongan) yang dibutuhkan disesuaikan dengan
keperluan, tanpa dapat menimbulkan keraguan.
6). Posisi gambar, terutama pandangan depan harus digambarkan sesuai dengan
kedudukan utama saat dibuat.
7). Tebal garis dipilih sesuai dengan ukuran dan macam gambar, perbandingan
antara garis tebal dan tipis tidak kurang dari 2 : 1.
8). Pemakaian warna pada gambar teknik tidak dianjurkan.
9). Semua benda yang dibuat dari bahan tembus pandang, harus digambarkan
seperti tidak tembus pandang.

BIDANG KEAHLIAN TEKNIK MESIN 50


KURIKULUM IMPLEMENTATIF SMK EDISI 2004
MODUL M9.2A

d. Tugas
 Kerjakan tugas sesuai kriteria unjuk kerja yang dipersyaratkan, yaitu metode
proyeksi sudut pertama dan metode proyeksi sudut ketiga diterapkan pada
sketsa tangan.
 Pahami uraian materi pembelajaran dan jika memungkinkan pelajari juga
materi yang sama dari sumber lain.
 Susunlah hasil kegiatan belajar Anda dalam bentuk arsip untuk keperluan
kegiatan penilaian.
 Lakukan kajian dari keseluruhan kegiatan belajar Anda.
 Konsultasikan dan lakukan tutorial dengan Guru semua kegiatan belajar
Anda.

e. Tes Formatif
Isilah soal-soal di bawah ini dengan singkat, jelas dan benar.
1. Proyeksi yang digunakan pada proyeksi orthogonal adalah ….
a. ……………………………………..
b. ……………………………………..

2. Lambang proyeksi pada gambar di bawah ini adalah ….

a. ………………………………. b. …………………………….
3. Ketentuan untuk menentukan padangan depan / pandangan utama
adalah ….
4. Posisi gambar, terutama pandangan depan harus digambarkan sesuai
dengan ….

5. Lihat gambar, garis diagonal pada ujung poros


dibuat dari garis ….

BIDANG KEAHLIAN TEKNIK MESIN 51


KURIKULUM IMPLEMENTATIF SMK EDISI 2004
MODUL M9.2A

6. Lihat gambar; pandangan benda simetri, garis


simetri ditunjukkan dengan ….

7. Lihat gambar, penggambaran batas garis


benda asal, ditunjukkan dengan garis ….

f. Balikan dan Tindak Lanjut


Cocokanlah jawaban anda dengan kunci jawaban Tes Formatif yang ada pada
bagian modul ini. Hitung jawaban yang benar, kemudian gunakan rumus di
bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan anda terhadap materi
pemelajaran kegiatan belajar 2.
Rumus :

Tingkat penguasaan =

Tingkat penguasaan yang anda capai :


90 % - 100 % = baik sekali
80 % - 89 % = baik
70 % - 79 % = cukup
< 70 % = kurang
Jika anda mencapai tingkat penguasaan 80 % ke atas, anda dapat
meneruskan kegiatan belajar berikutnya.
Tetapi jika kurang dari 80 % sebaiknya anda mengulangi materi
pemelajaran kegiatan belajar 2, terutama pada bagian yang anda belum
kuasai.
BIDANG KEAHLIAN TEKNIK MESIN 52
KURIKULUM IMPLEMENTATIF SMK EDISI 2004
MODUL M9.2A

g. Lembar Kerja
1). Alat
 Peralatan gambar.
 Standar ISO.

2). Bahan
 Kertas untuk menggambar

3). Kebersihan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja


 Jagalah kebersihan lingkungan kerja.
 Perhatikan ventilasi dan penerangan ruang kerja.
 Alat-alat ukur harus dibersihkan, dirawat dan disimpan setelah
digunakan sesuai dengan prosedur pengoperasian standar.

4). Langkah Kerja


 Pelajari gambar kerja dengan seksama, jika ada yang kurang jelas,
tanyakan kepada guru.
 Buatlah sketsa sesuai dengan spesifikasi yang diminta, konsultasikan
sketsa tersebut kepada guru.
 Siapkan peralatan gambar yang diperlukan.
 Berdasarkan sketsa, buatlah gambar dengan menggunakan peralatan
gambar yang standar.
 Konsultasikan gambar yang telah dibuat dan arsipkan untuk
keperluan penilaian.

5). Gambar Kerja


Latihan 1
Buatlah pandangan depan, pandangan atas dan pandangan kiri dengan
menggunakan metode proyeksi sudut pertama (pandangan depan dari arah
anak panah).

BIDANG KEAHLIAN TEKNIK MESIN 53


KURIKULUM IMPLEMENTATIF SMK EDISI 2004
MODUL M9.2A

BIDANG KEAHLIAN TEKNIK MESIN 54


KURIKULUM IMPLEMENTATIF SMK EDISI 2004
MODUL M9.2A

Latihan 2
Dari gambar pandangan cara gambar prespektifnya dengan cara mencantumkan huruf
A, B, C, atau D, dalam kolom yang disediakan.

BIDANG KEAHLIAN TEKNIK MESIN 55


KURIKULUM IMPLEMENTATIF SMK EDISI 2004
MODUL M9.2A

Latihan 3
Lengkapi gambar dibawah ini sehingga menjadi tiga pandangan metode
proyeksi sudut pertama.

BIDANG KEAHLIAN TEKNIK MESIN 56


KURIKULUM IMPLEMENTATIF SMK EDISI 2004
MODUL M9.2A

BIDANG KEAHLIAN TEKNIK MESIN 57


KURIKULUM IMPLEMENTATIF SMK EDISI 2004
MODUL M9.2A

BIDANG KEAHLIAN TEKNIK MESIN 58


KURIKULUM IMPLEMENTATIF SMK EDISI 2004

Anda mungkin juga menyukai