Anda di halaman 1dari 2

MEMASANG NGT

No. Pol : No. Revisi : Halaman :


POLRI DAERAH JAWA BARAT
BIDANG KEDOKTERAN DAN KESEHATAN 1/2
RUMKIT BHAYANGKARA TK II
SARTIKA ASIH BANDUNG
Tanggal Terbit: DITETAPKAN
KARUMKIT BHAYANGKARA TK II
STANDAR PROSEDUR SARTIKA ASIH BANDUNG

OPERASIONAL
(SPO)
Dr. HISBULLOH HUDA, Sp.PD
KOMBES POL NRP 66070549

I. PENGERTIAN Memasukan selang ke lambung melalui hidung


II. TUJUAN 1. Mengeluarkan cairan dan gas dari lambung
2. Pemberian obat dan makanan langsung pada lambung
III. KEBIJAKAN
IV. PROSEDUR Pengkajian:
1. Mengkaji ulang program perawatan yang telah di programkan
(tujuan tindakan, jenis dan jumlah nutrisi serta frekuensi
pemberian)
2. Beri salam terapeutik kepada klien dan keluarga
3. Mengkaji kondisi umum klien (kesadaran, usia, status
pernafasan, perkiraan ukuran NGT, kondisi hidung,
kelapangan lubang hidung dan kebersihan)
Perencanaan:
1. Mencuci tangan
2. Menyiapkan alat-alat yang diperlukan
- Bak insrumen
- Kassa
- Selang NGT
- Sarung tangan steril
- Xillician Jelly
- Spuit 50 cc
- Stetoskop
- Plester
- Gunting
- Kapas lidi
- Bengkok
- Tissue
- Nutrisi parenteral yang dibutuhkan
- Gelas ukur + corong
- Handuk/ alas
Pelaksanaan:
1. Mendekatkan troli alat ke dekat bed klien
2. Mencuci tangan
3. Memberikan penjelasan kepada klien tentang prosedur
tindakan dan tujuannya
4. Memberikan penjelasan kepada klien tentang kerja sama yang
diharapkan
5. Memposisikan klien semifowler atau posisi yang nyaman bagi
klien dan memudahkan perawat memasang NGT
6. Mengatur pencahayaan ruangan
7. Menjaga privacy klien (pasang sampiran)
8. Meletakkan handuk/ alas di dada klien
9. Meletakkan bengkok di dekat klien
10. Mengeluarkan jelly ke kassa di dalam bak instrument
11. Memakai sarung tangan
12. Kaji lubang hidung klien yang paling memungkinkan untuk
jalan masuk NGT (lapang bersih dan tidak ada sumbatan)
13. Membuka NGT
14. Ukur panjang NGT yang akan dimasukkan dan diberi tanda.
Ada 2 cara mengukur:
- Hidung ke telinga ke procesus xypoideus
- Dahi ke procesus xypoideus
15. Lumuri NGT dengan jelly secukupnya (sampai ujung NGT)
16. Menganjurkan/ memposisikan kepala klien menengadah
(hiperkestensi) dan masukan NGT ke lubang hidung yang telah
dipilih secara perlahan. Bila sudah dimasukkan, klien batuk
dan tampak sianosis (biru), tarik NGT istirahatkan klien dan
coba masukkan lagi secara perlahan. Bila ujung NGT sudah
masuk ke nasofaring anjurkan klien untuk menunduk (fleksi)
dan menelan. Masukkan NGT secara perlahan, bila ada
tahanan, tarik sedikit dan kemudian masukkan kembali dengan
perlahan sampai batas yang telah ditentukan (selama
memasukkan NGT perhatikan respon klien)
17. Memastikan ujung NGT sudah masuk ke dalam lambung,
dengan cara masukkan 10-20 cc udara (menggunakan spuit 50
cc) cara cepat dan dengarkan menggunakan stetoskop di area
kuadran kiri atas
18. Memfiksasi NGT dengan menggunakan plester (lanjutkan
dengan tujuan pemasangan NGT (memberikan makanan, bilas
lambung, kompresi lambung, dll)
19. Memposisikan kembali klien senyaman mungkin
20. Membersihkan muka klien dengan tissue
21. Membereskan alat
22. Mencuci tangan
Evaluasi:
1. Evaluasi kenyamanan dan respon klien selama dan setelah
pemasangan (ada tidaknya trauma, tanda cianosis, perdarahan,
dan lain-lain)
2. Evaluasi pola nafas klien
3. Evaluasi keamanan NGT (fiksasi, tutup NGT, posisi NGT)
Dokumentasi:
1. Mencatat waktu (jam dan tanggal pemasangan), ukuran NGT,
makanan yang diberikan, jumlah, jenis dan frekuensi
pemberian)
2. Catat ditulis dengan jelas, mudah dibaca, di tanda tangani dan
disertai nama yang jelas
3. Tulisan yang salah dicoret, dibenarkan dan di paraf
4. Catatan dibuat dengan menggunakan tinta atau ballpoint
V. UNIT TERKAIT 1. IGD
2. Rawat Jalan
3. Rawat Inap
4. Instalasi Terkait

Anda mungkin juga menyukai