1. Identifikasi Isu
Dalam pencatatan, pengelolaan dan pendistribusian alat dan obat kontrasepsi pada
Dinas Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
muncul beberapa isu, diantaranya:
b. Penyimpanan persediaan alat dan obat kontrasepsi masih belum rapi dan
teratur.
Penerapan prinsip penyimpanan secara FIFO belum dilakukan secara
maksimal. Tidak ada pemisahan antara barang baru dengan barang lama yang
hamper kadaluarsa. Alat dan obat kontrasepsi yang memiliki tanggal
kadaluwarsa lebih pendek seharusnya didistribusikan terlebih dahulu.
d. Terdapat perbedaan jumlah jenis alokon antara kenyataan fisik dengan yang
tercatat di kartu stok.
Obat yang disimpan di gudang dikontrol dengan kartu stok dan kartu kendali.
Namun di beberapa fasilitas kesehatan masih kerap dijumpai ada yang tidak
melakukan pencatatan dengan menerapkan penggunaan kartu stok. Jumlah
fisik stok obat yang ada di gudang sering kali tidak sesuai dengan kartu stok,
hal tersebut mengakibatkan dalam pengelolaan mutasi persediaan kadang
terjadi selisih dan ketidakvalidan.
2. Analisis Isu
Beberapa isu strategis tersebut perlu dilakukan analisis prioritas untuk menentukan
isu strategis prioritas yang harus segera diselesaikan pada jangka pendek. Untuk
menganalisis permasalahan isu strategis menggunakan metode APKL (Aktual,
Problematik, Kekhalayakan, dan Layak). Adapun kriteria metode tersebut antara lain :
i. AKTUAL artinya benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan di
kalangan masyarakat.
ii. PROBLEMATIK artinya isu yang memiliki dimensi masalah yang kompleks,
sehingga perlu dicarikan solusinya.
iii. KHALAYAK artinya isu yang menyangkut hajat hidup orang banyak.
iv. LAYAK artinya isu yang masuk akal, logis, realistis, dan memang prioritas
untuk di tangani.
FORM 2a. LEMBAR KERJA PERSEORANGAN
Identifikasi/Analisis Isu (APKL)
2 Penyimpanan persediaan 3 3 3 3 12 V
alat dan obat kontrasepsi
masih belum rapi dan
teratur.
3 Kurang validnya informasi 5 5 5 5 20 I
pada saat rekonsiliasi data
persediaan dan
pendistribusian alat dan
obat kontrasepsi.
4 Terdapat perbedaan jumlah 5 4 3 4 16 II
jenis alat dan obat
kontrasepsi antara
kenyataan fisik dengan
yang tercatat di kartu stok.
5 Cara Distribusi Obat yang 3 4 4 3 14 IV
Baik (CDOB) masih belum
maksimal.
Keterangan: dibuat skor APKL pada kisaran 1 – 5
Hasil analisis tersebut di atas kemudian dilakukan penapisan prioritas isu dengan
metode Urgency, Seriousness, dan Growth (USG). Analisis USG mempertimbangkan
tingkat kepentingan, keseriusan, serta perkembangan. Masing-masing isu diberikan skor
1-5 sesuai dengan skala likert. Adapun indikator analisis USG sebagai berikut :
i. URGENCY (urgensi), yaitu dilihat dari tersedianya waktu, mendesak atau tidak
masalah tersebut diselesaikan.
ii. SERIOUSNESS (keseriusan), yaitu melihat dampak masalah tersebut
terhadap produktivitas kerja, pengaruh terhadap keberhasilan,
membahayakan sistem atau tidak, dan sebagainya.
iii. GROWTH (berkembangnya masalah), yaitu apakah masalah tersebut
berkembang sedemikian rupa sehingga sulit dicegah. Hasil analisis isu-isu
dengan metode USG ditampilkan dalam tabel sebagai berikut:
Berdasarkan analisis isu menggunakan metode Urgency, Seriousness, dan Growth (USG),
maka isu strategis yang harus diselesaikan adalah Kurang Validnya Informasi pada saat
Rekonsiliasi Data Persediaan dan Pendistribusian Alat dan Obat Kontrasepsi.
3. Analisis Penyebab
Akar penyebab masalah selanjutnya didiagnosa menggunakan fishbone diagram.
Diagram ini merupakan merupakan suatu alat untuk mengidentifikasi, mengeksplorasi,
dan menggambarkan secara detail semua penyebab yang berhubungan dengan suatu
permasalahan. Hasil analisis penyebab isu menggunakan teknik Fishbone ditampilkan
dalam bentuk diagram sebagai berikut:
Sebab Akibat
MATERIAL METHODE
RENCANA AKSI BELA NEGARA PESERTA PELATIHAN DASAR CPNS TAHUN 2022