https://drive.google.com/file/d/1vNVIPa-LKQmDtV-HARM-
MDRQ_J9n5PRo/view?usp=drivesdk
LEMBAR KERJA PENUGASAN AGENDA I
1. Belum optimalnya jumlah tempat penampungan air bersih (ground tank) dengan kuantitas
besar
a. Deskripsi isu : Untuk melakukan kegiatan pelayanan kesehatan rumah sakit
membutuhkan bahan seperti air dalam melakukan pelayanan kesehatan. Air yang
digunakan untuk kegiatan pelayanan kesehatan di rumah sakit adalah air bersih yang
dapat juga digunakan untuk keperluan sehari- hari dan kualitasnya memenuhi
persyaratan kesehatan air bersih. Sumber penyediaan air bersih pada rumah sakit
dapat diperoleh dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), sumber air tanah, atau
air lainnya yang telah diolah.
Pada Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Banyumas penyediaan air bersih yang
digunakan untuk keperluan pelayanan kesehatan dan keperluan sehari- hari didapat
dari hasil Kerjasama dengan 5 PDAM yang ada disekitar wilayah RSUD Banyumas
dan sumber air tanah sebagai cadangan. Air bersih dari PDAM tersebut kemudian
ditampung pada groudtank dan didistribusikan ke seluruh ruang dan fasilitas- fasilitas
sanitasi yang ada pada rumah sakit. Ground tank merupakan suatu konstruksi
penampungan air di dalam tanah yang berfungsi untuk menampung air bersih yang
akan digunakan dalam kebutuhan sehari-hari dan pada umumnya terdapat di area
bangunan yang berukuran besar seperti Gedung perkantoran, rumah sakit,
apartemen, hotel dan lain-lain.
b. Kondisi saat ini : Belum optimalnya jumlah penampungan air bersih ( ground tank)
yang tersedia. Faktor ini bisa menjadi penyebab kurangnya suplai air bersih untuk
kegiatan yang membutuhkan air bersih di RS terganggu.
c. Data dukung : RSUD Banyumas saat ini memiliki 2 groundtank air bersih dengan
volume ± 125 m3 dan ±80 m3 dengan jumlah tempat tidur 439 unit. Debit air yang
dihasilkan dari PDAM 314 m3/hari dan dari sumur artesis 120 m3/hari.
d. Kondisi yang diharapkan: Dengan proses pembangunan jangka Panjang yang
kemungkinan terjadi penambahan tempat tidur pasien atau fasilitas poliklinik yang
baru maka diperlukan penambahan bangunan ground tank baru sebagai
penampungan air bersih.
2. Kurangnya sumber air bersih cadangan di RSUD Banyumas jika sumber air bersih utama
yaitu air bersih dari PDAM mengalami masalah
a. Deskripsi Isu : Air bersih merupakan air yang dapat digunakan untuk keperluan
sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat-syarat kesehatan dan dapat diminum
apabila telah dimasak. Menurut permenkes no.7 tahun 2019 tentang Kesehatan
lingkungan Rumah Sakit, Rumah sakit kelas A dan B harus menyediakan air minimum
400 liter/tempat tidur/hari dan maksimum 450 liter/tempat tidur/hari. Volume
maksimum ini dimaksudkan agar rumah sakit mempunyai upaya untuk menghemat
pemakaian air agar ketersediaannya tetap terjamin tanpa mengorbankan kepentingan
pengendalian infeksi.
b. Kondisi saat ini : RSUD Banyumas menjadikan sumber air dari Perusahaan Daerah
Air Minum (PDAM) sebagai sumber utama ketersediaan air bersihnya. Dengan
bekerjasama dengan beberapa PDAM di sekitar wilayah RSUD Banyumas antara lain
PDAM Kejawar, PDAM Banyumas, PDAM Pugag. Pada umumnya dengan suplai dari
beberapa PDAM tersebut sudah bisa memenuhi kebutuhan air bersih, namun Ketika
ada masalah dari salah satu PDAM tersebut pasokan air yang tersedia di ground tank
bisa menurun. Sumur artesis yang merupakan sumber air cadangan belum bisa
memenuhi semua kebutuhan air bersih di RSUD Banyumas.
c. Data Dukung :
3. Belum optimalnya sistem pelaporan perbaikan sarana prasarana air limbah dan air bersih
dari user atau unit lain kepada teknisi ISPL
a. Deskripsi isu : belum optimalnya sistem pelaporan perbaikan sarana prasarana air
bersih dan air limbah dari user / unit lain kepada teknisi ISPL. Sesuai uraian tugas
pengelola limbah di RSUD Banyumas salah satunya adalah melaksanakan perbaikan
sarana air bersih dan sarana di IPAL (air limbah). Keluhan kerusakan sarana air bersih
dan air limbah yang membutuhkan perbaikan di tempat kerja unit lain bisa melaporkan
ke petugas pengelola limbah atau teknisi ISPL RSUD Banyumas.
b. Kondisi saat ini : apa yang dilaporkan bisa berbeda dengan apa yang sebenarnya
terjadi di tempat kerja user sehingga alat dan bahan yang dibawa oleh tekisi ISPL
bukan untuk peruntukan yang seharusnya. Dengan begitu proses perbaikan menjadi
lebih lama dan kurang efisien.
c. Data dukung : pelaporan kerusakan hanya dengan pesan suara lewat telepon
d. Kondisi yang diharapkan : sistem pelaporan perbaikan kerusakan sarana air bersih
dan air limbah menggunakan aplikasi yang memungkinkan user bisa menampilkan
gambar dan video keluhan kerusakan tersebut atau digitalisasi sistem pelaporan
kerusakan dengan media yang lebih representatif dan mudah diakses oleh semua
unit/user. Dengan ini maka teknisi ISPL tidak salah dalam membawa alat dan bahan
yang dibutuhkan.
4. Belum optimalnya ketersediaan barang habis pakai untuk proses perbaikan kerusakan
sarana prasarana air bersih dan air limbah
a. Deskripsi isu : Belum optimalnya ketersediaan barang habis pakai untuk proses
perbaikan kerusakan sarana prasarana air bersih dan air limbah. Dalam menjalankan
tugas perbaikan sarana air bersih dan air limbah pengelola limbah / teknisi ISPL
membutuhkan peralatan dan bahan habis pakai berupa material perpipaan, material
terkait sanitasi, material perpompaan dan material pendukung di Instalasi Pengolahan
Air Limbah (IPAL).
b. Kondisi saat ini : banyak material yang tidak terpenuhi sehingga menghambat proses
perbaikan sarana air bersih dan air limbah.
c. Data dukung : pengajuan permintaan barang habis pakai hanya dilakukan jika pada
kondisi urgen/mendesak
d. Kondisi yang diharapkan : setiap 3 bulan sekali ISPL selaku instalasi yang
bertanggungjawab terhadap sarana air bersih dan air limbah mengajukan permintaan
barang habis pakai yang sesuai dengan kondisi tempat kerja.
Managemen dalam hal ini bidang pelayan penunjang menunjuk salah satu rekanan
yang bisa menyediakan material material bahan habis pakai yang dibutuhkan.
A: Aktual : Isu yang sedang terjadi atau dalam proses kejadian, atau
diperkirakan akan terjadi dalam waktu dekat
Berdasarkan analisis terhadap isu yang terjadi di RSUD Banyumas dengan menggunakan
kriteria APKL, maka isu yang layak untuk dibahas lebih mendalam adalah isu nomor 3, 2 dan
5 sesuai tabel di atas.
C. IDENTIFIKASI / ANALISIS PRIORITAS ISU (USG)
Analaisis USG merupakan salah satu cara menetapkan urutan prioritas masalah dengan
metode pemberian skoring pada kriteria berikut:
SKOR
NO DESKRIPSI ISU JUMLAH PRIORITAS
U S G
1 Belum optimalnya sistem pelaporan
5 5 4 14 I
perbaikan sarana prasarana air limbah
dan air bersih dari user atau unit lain
kepada teknisi ISPL
2 Kurangnya sumber air bersih
4 5 4 13 II
cadangan di RSUD Banyumas jika
sumber air bersih utama yaitu air
bersih dari PDAM mengalami masalah
3 Kurangnya rambu-rambu peringatan
4 5 4 13 III
bahaya Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3) di area IPAL
Berdasarkan analisis prioritas isu / masalah dengan pendekatan USG diperoleh isu strategis
yang harus segera dipecahkan adalah belum optimalnya sistem pelaporan perbaikan sarana
prasarana air limbah dan air bersih dari user atau unit lain kepada teknisi ISPL.
D. Dampak bila isu tidak segera diselesaikan:
Dampak jika isu belum optimalnya sistem pelaporan perbaikan sarana prasarana air limbah
dan air bersih dari user atau unit lain kepada teknisi ISPL tidak segera diselesaikan adalah :
1. Teknisi atau petugas pengelola limbah sering kali salah dalam membawa material yang
diperlukan sehingga proses perbaikan kerusakan sarana air bersih dan air limbah
terhambat.
2. Banyak waktu dan tenaga yang terbuang karena kesalahan atau ketidaksesuaian
pelaporan kerusakan.
E. ANALISIS PENYEBAB MASALAH
Dari hasil analisis isu melalui pendekatan USG maka isu strategis yang perlu diselesaikan adalah
Belum optimalnya sistem pelaporan perbaikan sarana prasarana air limbah dan air bersih dari
user atau unit lain kepada teknisi ISPL. Akar penyebab masalah selanjutnya didiagnosa
menggunakan fishbone diagram. Diagram ini merupakan sualtu alat untuk mengidentifikasi,
mengekploitasi, dan menggambarkan secara detail semua penyebab yang berhubungan dengan
suatu permasalahan. Kategori penyebab permasalahan yang digunakan sebagai start awal
meliputi manpower ( sumber daya manusia ), material (bahan baku), method (metode) dan mileau
(lingkungan) atau melalui pendekatan lain yang dimantapkan melalui brainstrorming bersama
rekan kerja di instansi, sehingga hasilnya dirumuskan sebagai berikut ( analog ) :
MATERIAL MAN
Belum tersedia
pelaporan permintaan Perbedaan persepsi antara
Belum
perbaikan dalam bentuk unit pelapor kerusakan dengan
foto atau video teknisi ISPL optimalnya sistem
pelaporan
perbaikan sarana
prasarana air
limbah dan air
bersih dari user
Kualitas suara yang atau unit lain
Digitalisasi proses pelaporan kepada teknisi
terdengar via telepon perbaikan kerusakan ISPL
kurang jelas ditangkap
Melakukan komunikasi
Pada saat melakukan
efektif antara pelapor /
panggilan untuk
user dgn petugas
perbaikan, tidak ada
menggunakan metode
petugas yang berjaga
Tulis Baca Konfirmasi
telepon
MILLEU METHOD
Form. 2d. LEMBAR KERJA PERSEORANGAN
Analisis Isu Kontemporer
https://drive.google.com/file/d/1vWHl0Hm9DeaGAUxihjAMVOnJV8LJKMxq/view?usp=dri
vesdk
FORM 3. LEMBAR KERJA PERSEORANGAN KESIAPSIAGAAN BELA NEGARA
NIP : 198807102022031004
No Nilai-Nilai Bela Indikator Sikap dan Aksi Tempat Waktu Bukti Paraf
Negara Perilaku Mentor
1. Cinta Tanah 1. Menjaga tanah dan 1. Membersihkan meja dan kursi RSUD Setiap hari
Air pekarangan serta sebelum dan sesudah bekerja. Banyumas
seluruh ruang
wilayah Indonesia
2. Membuang sampah dengan RSUD Setiap hari
membedakan jenis sampah Banyumas
medis maupun non medis
sesuai SOP agar tercipta
lingkungan yang bersih, aman
dan nyaman.
2. Jiwa dan raganya 1. Menggunakan Bahasa RSUD Setiap hari
bangga sebagai Indonesia yang baik dan benar Banyumas
bangsa Indonesia dalam berkomunikasi dengan
pasien, penunggu pasien,
rekan sejawat dsb.
3. Menjaga nama baik 1. Menjaga nama baik dengan RSUD Setiap hari
bangsan dan cara berperilaku 5S (Senyum, Banyumas
negara Sapa, Salam, Sopan, dan
Santun).
2. Sadar 1. Berpartisipasi 1. Menjadi anggota organisasi RSUD Setiap hari
Berbangsa aktif dalam profesi HAKLI ( Himpunan Ahli Banyumas
dan Bernegara organisasi Kesehatan Lingkungan
kemasyarakatan Indonesia )
dan profesi
https://drive.google.com/file/d/1w5AzeH9xTiEH_dpnwSEC-gunhlF152DP/view?usp=drivesdk