Anda di halaman 1dari 22

10 ADAB RUMAH TAHFIDZ

1. SENYUM
a. Definisi Senyum

Senyum adalah sikap wajah yang merekah saat berhadapan dengan orang lain.

Senyum memberikan dan meningkatkan rasa kasih sayang dan cinta, meningkatkan ikatan
persaudaraan, menghilangkan ketakutan dan kekhawatiran, menghilangkan rasa aman dan
ketenangan.

Senyum ditandai dengan bertambahnya garis bibir 2cm ke kiri dan ke kanan dan dapat di tahan
selama 1 menit.

Sikap senyum disempurnakan dengan menggerakkan seluruh tubuh kepada lawan bicara / orang
lain.

b. Dalil Senyum

َ ًَ ِ‫ت َعا ِئ َش ُة َرض‬


ُ‫ّللا‬ ْ َ‫ َقال‬،‫ فما كان ٌقهقه أو ٌبالغ فً الضحك‬،‫ وهو غالب ضحكه‬،‫ومن حسن خلقه علٌه الصالة والسالم كثرة تبسمه‬
‫ان ٌَ َت َب َس ُم» رواه الشٌخان‬ َ ‫ إِ َن َما َك‬،ِ‫ َح َتى أَ َرى ِم ْن ُه لَ َه َوا ِته‬،‫ضا ِح ًكا‬
َ ‫صلَى ّللاُ َعلَ ٌْ ِه َو َسلَ َم مُسْ َتجْ ِمعًا َق ُّط‬ ُ ٌَ‫ « َما َرأ‬:‫ َع ْن َها‬.
َ ًَ‫ْت ال َن ِب‬

‫ و َقا َل‬.‫صلَى ّللاُ َعلَ ٌْ ِه َو َسلَ َم» رواه أحمد‬


َ ‫ّللا‬ ِ ‫ان أَ ْك َث َر َت َب ُّسمًا مِنْ َرس‬
ِ ‫ُول‬ َ ‫ْت أَ َح ًدا َك‬
ُ ٌَ‫ « َما َرأ‬:‫ث رضً ّللا عنه‬ ِ ‫ار‬ِ ‫ّللا بْنُ ا ْل َح‬
ِ ‫َقا َل َع ْب ُد‬
َ َ َ ُ َ َ ُ ْ َ َ
‫ َوال َرآنًِ إِال ت َب َس َم فًِ َوجْ ِهً» رواه الشٌخان‬،‫صلى ّللاُ َعل ٌْ ِه َو َسل َم ُمنذ أسْ لمْ ت‬ َ َ ْ َ
َ ًُّ‫ « َما َح َج َبنًِ الن ِب‬:ُ‫ّللا َرضِ ًَ ّللاُ َعنه‬ ِ ‫َج ِرٌ ُر بنُ َع ْب ِد‬

‫ حدٌث حسن غرٌب‬:‫ص َدقَة» رواه الترمذي وقال‬ َ ٌِ‫ك فًِ َوجْ ِه أَخ‬
َ َ‫ك ل‬
َ ‫ك‬ َ ‫صلَى‬
َ ‫ « َت َب ُّس ُم‬:‫ّللاُ َعلَ ٌْ ِه َو َسلَ َم‬ َ ً‫ َقا َل النب‬.

Terjemah:

Dan dari baik nya akhlaq Rasulullah saw adalah beliau banyak tersenyum. Mudah tertawa
ringan.. dari Aisyah ra, tidaklah aku melihat nabi berkumpul pasti tertawa, sampai saya merasa
kesenangan nya memang tersenyum" HR Bukhari Muslim

Abdullah Bin Haris berkata, saya tidak pernah melihat seorangpun yang paling banyak senyum nya
dari Rasulullah HR Ahmad.

Jarir bin Abdillah, tidaklah nabi menjabatku dan melihat aku setelah aku memeluk Islam kecuali
wajahnya tersenyum kepadaku" HR Bukhori dan Muslim

Nabi Muhammad saw bersabda "Senyummu untuk wajah saudaraku, dan engkau mendapatkan
pahala sedekah. HR Tirmidzi dan beliau menyampaikan Hadits Hasan Ghorib.

c. Sikap Senyum

1. Senyum saat bertemu dengan orang tua

2. Senyum saat bertemu orang di jalan sambil mengucapkan salam

3. Senyum saat membantu dan menawarkan bantuan kepada teman

4. Senyum saat berhadapan dengan ustadz atau guru


5. Senyum saat menyapa orang lain

6. Senyum saat menyambut orang lain

d. Sikap Kontra Senyum

1. Memasang wajah cemberut kepada Orang Tua/Guru dan Teman

2. Acuh saat berbicara dengan orang lain

2. SALAM
a. Definisi Salam

Salam adalah keselamatan. Salam adalah sikap adab diri menjaga perlakuan yang baik kepada orang
lain.

Salam menjadi cara diri dalam memberikan perlakukan kepada orang lain dengan doa salam,
menjaga lisan (tidak menyakiti hati teman dan orang lain dengan bahasa yg baik dan santun -
intonasi-) juga menyampaikan keinginan dan obrolan dengan sikap dan perilaku yang
menyelamatkan.

Salam juga adalah tujuan Agama Islam sendiri, karena Islam dari kata salam yang artinya adalah
kedamaian dan keselamatan. Siapapun yang menjadi orang Islam akan selamat dari lisan dan
perilakunya.

Jangan sampai orang Islam memiliki perkataan yang menyakiti hati orang lain, apalagi kata-kata
sampah. Yang menunjukkan diri nya jauh dari yang menyelamatkan orang.

b. Dalil

َ ‫ٌِن َءا َم ُنوا َال َت ْد ُخلُوا ُبٌُو ًتا َغٌ َْر ُبٌُو ِت ُك ْم َح ّٰ ّتى َتسْ َتأْ ِنسُوا َو ُت َسلِّمُوا َع ّٰل ٰٓى أَهْ لِ َها ۚ ّٰذلِ ُك ْم َخٌْر لَ ُك ْم لَ َعلَ ُك ْم َت َذ َكر‬
‫ُون‬ َ ‫ّٰ ٌٰٓأ َ ٌُّ َها الَذ‬

"Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu
sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya. Yang demikian itu lebih baik
bagimu, agar kamu (selalu) ingat." (QS. An-Nur 24: Ayat 27)

‫َت ِح ٌَ ُت ُه ْم ٌَ ْو َم ٌَ ْل َق ْو َن ُهۥ َس ّٰلم ۚ َوأَ َع َد لَ ُه ْم أَجْ رً ا َك ِرٌمًا‬

"Penghormatan mereka (orang-orang mukmin itu) ketika mereka menemui-Nya ialah, "Salam," dan
Dia menyediakan pahala yang mulia bagi mereka." (QS. Al-Ahzab 33: Ayat 44)
ٰٓ
‫ص ُّلوا َعلَ ٌْ ِه َو َسلِّمُوا َتسْ لٌِمًا‬ َ ‫ون َعلَى ال َن ِبىِّ ۚ ّٰ ٌٰٓأ َ ٌُّ َها الَذ‬
َ ‫ٌِن َءا َم ُنوا‬ َ ٌُ ‫ّللا َو َم ّٰل ِئ َك َت ُهۥ‬
َ ُّ‫صل‬ َ َ َ‫إِن‬

"Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang
beriman! Bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan
kepadanya." (QS. Al-Ahzab 33: Ayat 56)

َ ‫َوإِ َذا َس ِمعُوا اللَ ْغ َو أَعْ َرضُوا َع ْن ُه َو َقالُوا لَ َنا ٰٓ أَعْ ّٰملُ َنا َولَ ُك ْم أَعْ ّٰملُ ُك ْم َس ّٰلم َعلَ ٌْ ُك ْم َال َن ْب َتغِى ْال ّٰج ِهل‬
‫ٌِن‬
"Dan apabila mereka mendengar perkataan yang buruk, mereka berpaling darinya dan berkata,
"Bagi kami amal-amal kami dan bagimu amal-amal kamu, semoga selamatlah kamu, kami tidak ingin
(bergaul) dengan orang-orang bodoh."" (QS. Al-Qasas 28: Ayat 55)

‫ون َقالُوا َس ّٰلمًا‬


َ ُ‫اط َب ُه ُم ْال ّٰج ِهل‬ ِ ْ‫ون َعلَى ْاْلَر‬
َ ‫ض َه ْو ًنا َوإِ َذا َخ‬ َ ‫ش‬ َ ‫َوعِ َبا ُد الرَ حْ ّٰم ِن الَذ‬
ُ ْ‫ٌِن ٌَم‬

"Adapun hamba-hamba Tuhan Yang Maha Pengasih itu adalah orang-orang yang berjalan di bumi
dengan rendah hati dan apabila orang-orang bodoh menyapa mereka (dengan kata-kata yang
menghina), mereka mengucapkan, "salam,"" (QS. Al-Furqan 25: Ayat 63)

‫ض أَنْ َتحْ َب َط أَعْ ّٰملُ ُك ْم َوأَ ْن ُت ْم َال‬


ٍ ْ‫ت ال َن ِبىِّ َو َال َتجْ َهرُوا لَ ُهۥ ِب ْال َق ْو ِل َك َجه ِْر َبعْ ضِ ُك ْم لِ َبع‬ َ ‫ٌِن َءا َم ُنوا َال َترْ َفع ُٰٓوا أَصْ ّٰو َت ُك ْم َف ْو َق‬
ِ ‫ص ْو‬ َ ‫ّٰ ٌٰٓأ َ ٌُّ َها الَذ‬
َ ‫َت ْش ُعر‬
‫ُون‬

"Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu meninggikan suaramu melebihi suara Nabi, dan
janganlah kamu berkata kepadanya dengan suara keras sebagaimana kerasnya (suara) sebagian
kamu terhadap yang lain, nanti (pahala) segala amalmu bisa terhapus sedangkan kamu tidak
menyadari." (QS. Al-Hujurat 49: Ayat 2)

،‫ َع ْشر‬:‫ َف َقا َل النبًُّ ﷺ‬،‫س‬ َ ‫ ُث َم َج َل‬،ِ‫ َف َر َد َع َل ٌْه‬،‫ السَال ُم َع َلٌ ُكم‬:‫ جا َء رجُل إِ َلى ال َنبًِّ ﷺ َف َقا َل‬:‫عن عِ مران بن حصٌن رضً ّللا عنهما َقا َل‬
،‫ السَال ُم َعلٌَ ُكم َو َرحْ َم ُة ّللا َو َب َر َكا ُته‬:‫آخ ُر َف َقا َل‬ َ ‫ ُث َم َجا َء‬،‫ عِ ْشرون‬:‫ َف َقا َل‬،‫س‬ َ ‫ُث َم َجا َء‬
ِ ‫ السَال ُم َع َلٌ ُكم َو َرحْ َم ُة‬:‫آخ ُر َف َقا َل‬
َ َ‫ َف َجل‬،ِ‫ فَ َر َد علٌه‬،‫ّللا‬
‫ حدٌث حسن‬:‫ والترمذي وقال‬،‫ون رواه أَبُو داود‬ َ ‫الث‬ ُ ‫ َث‬:‫ َف َقا َل‬،‫س‬
َ َ‫ َف َجل‬،ِ‫َف َر َد علٌه‬

Dari Imron bin Hushoin ra berkata, seorang data kepada nabi saw berkata, Assalamualaikum,
kemudian Nabi menjawab salamnya. Kemudian orng tsb duduk, Nabi saw bersabda, "10 pahala",
kemudian datang orang lain dan berkata, "Assalamualaikum warohmatullah”

Kemudian orang tsb duduk, Nabi saw bersabda, "20 pahala", kemudian datang orang lain dan
berkata, "Assalamualaikum warohmatullah wa barokatuh”

Kemudian orang tsb duduk, Nabi saw bersabda, "30 pahala". HR Abu Daud, At-Tirmidzi (Hadits Hasan
Shohih)

c. Sikap Salam

1. Mengucapkan salam saat masuk rumah, Saat masuk Kelas, masuk majlis

2. Mengucapkan salam saat bertemu dengan orang lain

3. Mengucapkan salam kepada Orang Tua, Guru dan Teman2

4. Memperbanyak ungkapan dengan tasbih, tahlil, tahmid, sholawat dan takbir

5. Suka Memberikan nasihat kepada orang lain

6. Menjaga Intonasi suara saat berbicara dengan orang lain, terutama orang tua, ustadz dan teman

7. Tidak membuat keributan dan berbicara sendiri dalam majlis ilmu, ruang kelas

8. Mendengarkan orang lain yang berbicara dengan seksama, terutama orang tua dan asatidz hingga
selesai
9. Tidak menghina teman dengan sebutan yang jelek dan kasar

10. Tidak menghina makanan yang tidak disukai

11. Tidak menghina kekurangan orang lain

12. Memastikan memahami apa yang disampaikan orang tua, bila perlu menanyakan kembali dan
mengulang yang disampaikan orang tua dan ustadz

13. Tidak menggunjing dan berghibah dengan orang lain

14. Tidak mudah berjanji

d. Sikap Kontra Salam

1. Suka menghina orang lain

2. Mengeluarkan kata-kata sampah dan sumpah serapah

3. Tidak mengucapkan salam saat bertemu dengan orang lain

4. Suka berbohong

5. Suka membicarakan aib orang lain dan berghibah

3. IZIN

a. Definisi Izin

Izin adalah sikap diri dalam memulai aktifitas yang berhubungan dengan orang lain.

izin adalah pernyataan permohonan atas persetujuan pemilik kewenangan dan sekaligus penyataan
persetujuan atas permohonan tersebut.

Izin memiliki hubungan erat atas keridhoan pemilik kewenangan dan meng-eratkan tali ukhuwah.

Izin memberikan dampak yang positif akan rasa tanggung jawab dalam menggunakan barang,
menempati tempat, menyelesaikan amanah jabatan dan lain sebagainya.

Oleh karena sikap izin menjadi bagian dalam akhlak Islam dalam menyikapi interaksi sesama insan.

Bahkan izin kepada Allah atas segala aktifitas menjadi ciri utama cara untuk dapat menggapai segala
keridha-an Nya.

b. Dalil Izin

َ ‫ٌِن َءا َم ُنوا َال َت ْد ُخلُوا ُبٌُو ًتا َغٌ َْر ُبٌُو ِت ُك ْم َح ّٰ ّتى َتسْ َتأْ ِنسُوا َو ُت َسلِّمُوا َع ّٰل ٰٓى أَهْ لِ َها ۚ ّٰذلِ ُك ْم َخٌْر لَ ُك ْم لَ َعلَ ُك ْم َت َذ َكر‬
‫ُون‬ َ ‫ّٰ ٌٰٓأ َ ٌُّ َها الَذ‬

"Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu
sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya. Yang demikian itu lebih baik
bagimu, agar kamu (selalu) ingat." (QS. An-Nur 24: Ayat 27)
ِ ْ‫ٌَ ْو َم ٌَأ‬
‫ت َال َت َكلَ ُم َن ْفس إِ َال ِبإِ ْذ ِن ِهۦ ۚ َف ِم ْن ُه ْم َشقِىٌّ َو َسعٌِد‬

"Ketika hari itu datang, tidak seorang pun yang berbicara, kecuali dengan izin-Nya; maka di antara
mereka ada yang sengsara dan ada yang berbahagia." (QS. Hud 11: Ayat 105)

‫عن أبً هرٌرة رضً ّللا عنه‬

‫قال‬

‫ فبكى وأبكى من حوله فقال‬،‫زار النبً صلى ّللا علٌه وسلم قبر أمه‬

‫ فإنها تذكر الموت‬،‫ فزوروا القبور‬، ً‫ واستأذنته فً أن أزور قبرها فأذن ل‬، ً‫استأذنت ربً فً أن أستغفر لها فلم ٌؤذن ل‬

Dari Abu Hurairoh ra berkata, Nabi Muhammad saw mengunjungi kuburan Ibunya, maka beliau
menangis dan menangislah sekeliling nya, beliau bersabda aku meminta izin kepada Allah untuk
mengampuninya, Allah belum mengizinkan ku, dan aku meminta izin untuk mengunjungi makan
ibuku aku diberikan izin, maka kunjungilah kubur, karena sesungguhnya ia dapat mengingatkan
kematian. HR Muslim.

c. Sikap Izin

1. Meminta izin memasuki rumah saat hendak bertamu

2. Meminta izin kepada teman saat meminjam barang temannya

3. Meminta izin kepada orang tua saat ingin bermain

4. Meminta izin kepada orang tua saat ingin membeli sesuatu

5. Bersikap dan Meminta izin kepada ustadz saat ingin menyampaikan sesuatu di dalam forum

6. Meminta izin kepada ketua kelas saat tidak dapat memenuhi amanah

7. Meminta izin kepada Ustadz saat hendak pulang belajar

8. Meminta izin kepada orang tua saat hendak berangkat belajar atau saat keluar rumah

9. Meminta izin kepada orang yang duduk saat melewatinya

10. Meminta izin kepada Ustadz saat tidak dapat mengikuti kegiatan Rumah Tahfidz

d. Sikap Kontra Izin

1. Bersikap Acuh saat masuk kedalam rumah

2. Langsung pergi saat bermain bersama teman

3. Langsung Mengambil barang milik orang lain tanpa izin

4. Berbicara sendiri saat sedang di dalam forum belajar

5. Langsung pulang selesai belajar tanpa pamit

6. Bersikap acuh saat melewati orang yang duduk


4. JUJUR
a. Definisi Jujur

Jujur merupakan sikap diri untuk bertindak dan berkata apa adanya, sesuai dengan fakta dan
kenyataan

Jujur merupakan kelurusan hati dan keikhlasan untuk menerima diri dengan kualitas diri nya.

Jujur menghindari sikap curang dan berbohong atas sebuah kondisi dan melindungi diri dari
kelakuan sikap buruk.

Sikap jujur dikuatkan dengan komitmen diri nya memiliki kecenderungan terhadap kebenaran dan
kebaikan serta menjunjung sportifitas.

Jujur memberikan titip temu sikap saling menghargai dan kepercayaan dari orang lain. Sikap jujur
juga yang menjadikan ciri sebagai seorang muslim.

b. Dalil

َ َ َ‫َوإِمَا َت َخا َفنَ مِنْ َق ْو ٍم ِخ ٌَا َن ًة َف ۢان ِب ْذ إِلٌَ ِْه ْم َع ّٰلى َس َوآٰ ٍء ۚ إِن‬
َ ‫ّللا َال ٌُحِبُّ ا ْل َخا ٰٓ ِئن‬
‫ٌِن‬

"Dan jika engkau (Muhammad) khawatir akan (terjadinya) pengkhianatan dari suatu golongan, maka
kembalikanlah perjanjian itu kepada mereka dengan cara yang jujur. Sungguh, Allah tidak menyukai
orang yang berkhianat." (QS. Al-Anfal 8: Ayat 58)

‫ان ِب ْالقِسْ طِ ۚ َال ُن َكلِّفُ َن ْفسًا إِ َال وُ سْ َع َها ۚ َوإِ َذا قُ ْل ُت ْم‬ َ ‫ش َدهُۥ ۚ َوأَ ْوفُوا ْال َك ٌْ َل َو ْالم‬
َ ‫ٌِز‬ ُ َ‫ِى أَحْ َسنُ َح ّٰ ّتى ٌَبْلُ َغ أ‬َ ‫َو َال َت ْق َربُوا َما َل ْال ٌَت ٌِِم إِ َال ِبالَتِى ه‬
ّ ّٰ ‫ّللا أَ ْوفُوا ۚ ّٰذلِ ُك ْم َو‬
َ ‫صى ُك ْم ِب ِهۦ لَ َعلَ ُك ْم َت َذ َكر‬
‫ُون‬ ِ َ ‫ان َذا قُرْ ّٰبى ۚ َو ِب َع ْه ِد‬ َ ‫َفاعْ ِدلُوا َولَ ْو َك‬

"Dan janganlah kamu mendekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih bermanfaat,
sampai dia mencapai (usia) dewasa. Dan sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan adil. Kami
tidak membebani seseorang melainkan menurut kesanggupannya. Apabila kamu berbicara, bicaralah
sejujurnya, sekalipun dia kerabat(mu) dan penuhilah janji Allah. Demikianlah Dia memerintahkan
kepadamu agar kamu ingat."" (QS. Al-An'am 6: Ayat 152)

‫ص ا ْل َح ُّق أَ َن ۠ا‬
َ ‫ٌز ا ْل ّٰئ َن َحصْ َح‬ ُ َ‫ت امْ َرأ‬
ِ ‫ت ا ْل َع ِز‬ َِِ ‫ش‬
ِ َ‫ّلِل َما َعلِمْ َنا َعلَ ٌْ ِه مِنْ س ُٰٓو ٍء ۚ َقال‬ َ ‫ُف َعنْ َن ْفسِ ِهۦ ۚ قُ ْل َن ّٰح‬ َ ‫َقا َل َما َخ ْط ُب ُكنَ إِ ْذ ّٰر َود ُّتنَ ٌُوس‬
‫ٌِن‬
َ ‫ص ِدق‬ّٰ
ّ ‫ّٰر َود ُّت ُهۥ َعنْ َن ْفسِ ِهۦ َوإِ َن ُهۥ لَم َِن ال‬

"Dia (raja) berkata (kepada perempuan-perempuan itu), "Bagaimana keadaanmu ketika kamu
menggoda Yusuf untuk menundukkan dirinya?" Mereka berkata, "Maha Sempurna Allah, kami tidak
mengetahui sesuatu keburukan darinya." Istri Al 'Aziz berkata, "Sekarang jelaslah kebenaran itu,
akulah yang menggoda dan merayunya, dan sesungguhnya dia termasuk orang yang benar.""
(QS. Yusuf 12: Ayat 51)

َ ‫َوٌْل لِّ ْلم‬


َ ‫ُط ِّفف‬
‫ٌِن‬

"Celakalah bagi orang-orang yang curang (dalam menakar dan menimbang)!" (QS. Al-Muthaffifiin 83:
Ayat 1)

‫ّللاُ َعلَ ٌْ ِه َو َس َل َم َعلَ ٌْ ُك ْم ِبالص ِّْد ِق َفإِنَ الص ِّْد َق ٌَ ْه ِدي إِ َلى ْال ِبرِّ َوإِنَ ْال ِبرَ ٌَ ْهدِي ِإلَى ْال َج َن ِة َو َما ٌَ َزا ُل الرَ ُج ُل ٌَصْ ُد ُق‬َ ‫ص َلى‬ ِ َ ‫َقا َل َرسُو ُل‬
َ ‫ّللا‬
‫ار َو َما ٌَ َزا ُل الرَ ُج ُل‬ َ َ
ِ ‫ُور ٌَ ْهدِي إِلى الن‬ ُ ْ
َ ‫ُور َوإِنَ الفج‬ ُ ْ َ
ِ ‫ِب ٌَ ْهدِي إِلى الفج‬ ْ
َ ‫ِب َفإِنَ ال َكذ‬ ْ ُ ً
َ ‫ّللا صِ ِّدٌقا َوإٌَِاك ْم َوال َكذ‬ َ
ِ ‫ب عِ ن َد‬ْ ْ َ
َ ‫َو ٌَ َت َحرَ ى الص ِّْد َق َحتى ٌُك َت‬
‫ّللا َك َذابًا (رواه مسلم‬ َِ ‫ب عِ ْن َد‬ َ َ
‫ت‬ ‫ُك‬ْ ٌ ‫ى‬ ‫ِب َح َت‬َ ‫) ٌَ ْكذِبُ َو ٌَ َت َحرَ ى ْال َكذ‬

Rasulullah Saw bersabda : “Kalian harus jujur, karena kejujuran itu akan membimbing kepada
kebaikan. Dan kebaikan itu akan membimbing ke surga. Seseorang yang senantiasa berlaku jujur dan
memelihara kejujuran, maka ia akan dicatat sebagai orang yang jujur di sisi Allah. Dan hindarilah
dusta, karena kedustaan itu akan menggiring kepada kejahatan dan kejahatan itu akan
menjerumuskan ke neraka. Seseorang yang senantiasa berdusta dan memelihara kedustaan, maka ia
akan dicatat sebagai pendusta di sisi Allah.” (HR. Muslim)

‫ ((أربع إذا كنَ فٌك فال علٌك ما فاتك‬:‫ أن رسول ّللا صلى ّللا علٌه وسلم قال‬،‫وعن عبد ّللا بن عمرو بن العاص رضً ّللا عنهما‬
‫ وعفة فً طعمة‬،‫ وحسن خلٌقة‬،‫ وصدق حدٌث‬،‫ حفظ أمانة‬:‫فً الد نٌا‬

Dari Abdullah bin Amru Bin Ash Ra, Rasulullah Saw bersabda: 4 hal yg membuat engkau sukses
didunia: menjaga amanah, berkata jujur, baik akhlaknya dan mesucikan makanannya

‫ اصدقوا‬:‫ ((اضمنوا لً س ًّتا من أنفسكم أضمن لكم الجنة‬:‫ أنَ النبً صلى ّللا علٌه وسلم قال‬- ‫رضً ّللا عنه‬- ‫وعن عبادة بن الصامت‬
‫ وك ُّفوا أٌدٌكم‬،‫ وغضُّوا أبصاركم‬،‫ واحفظوا فروجكم‬،‫ وأدوا إذا ائتمنتم‬،‫ وأوفوا إذا وعدتم‬،‫إذا حدَثتم‬

Dari Ubadah bin Shamit Ra, Rasulullah bersabda: Jaminlah 6 hal dari diri kalian, aku menjamin surga
bagi kalian: jujurlah jika berbicara, penuhilah jika berjanji, sempurnakan jika diamanahi, jagalah
kemaluan, tundukkanlah pandangan dan jagalah tangan kalian

c. Sikap Jujur

1. Berbicara dengan jujur kepada Guru, Orang Tua, teman dan orang lain

2. Berani mengakui kesalahan

3. Menakar timbangan dengan benar

4. Tidak mencontek saat ujian berlangsung

5. Mengembalikan uang belanja saat berlebihan

6. Tidak memfitnah orang

7. Bertabayyun atas setiap informasi yang diterima

8. Mengindari perkumpulan-perkumpulan ghibah

9. Tidak menyogok orang lain untuk meringankan kesalahan kita


10. Tidak meng-ghosob atau mencuri barang orang lain

11. Mengembalikan yang bukan hak milik

Sikap Kontra Jujur

1. Berbohong dan berdusta saat berbicara kepada ustadz, guru, orang tua dan teman

2. Berbuat curang saat bermain

3. Darmaji

4. Mengambil yang bukan hak

5. Mencuri makanan dan barang orang lain

6. Mengadu domba temen

5. ITSAR
a. Definisi Itsar

Itsar adalah sikap diri untuk mendahulukan atau mengutamakan keinginan /kepentingan teman atau
saudaranya dalam urusan duniawi

Itsar juga berarti berusaha mengerti, memahami dan mencintai apa yang disukai oleh teman, ustadz,
orang tua atau orang lain

Itsar adalah adab diri untuk terus menjalin ikatan persaudaraan yang lebih kuat.

Itsar mendorong sikap kebermanfaatan sesama insan dan sikap memuliakan orang lain

b. Dalil Itsar

‫ان‬ َ ‫اج ًة ِّم َما ٰٓ أُو ُتوا َوٌ ُْؤ ِثر‬


َ ‫ُون َع ّٰل ٰٓى أَ ْنفُسِ ِه ْم َولَ ْو َك‬ ِ ‫ص ُد‬
َ ‫ور ِه ْم َح‬ َ ‫اج َر إِلٌَ ِْه ْم َو َال ٌَ ِج ُد‬
ُ ‫ون فِى‬ َ ‫ُّون َمنْ َه‬ ِ ْ ‫َار َو‬
َ ‫اْل ٌّٰم َن مِنْ َق ْبل ِِه ْم ٌُ ِحب‬ َ ‫َوالَذ‬
َ ‫ٌِن َتبَوَ ءُو الد‬
ٰٓ ّٰ ُ ‫ش َح َن ْفسِ ِهۦ َفأ‬
َ ‫ك ُه ُم ْال ُم ْف ِلح‬
‫ُون‬ َ ‫ول ِئ‬ ُ ‫ُوق‬
َ ٌ ْ‫صة ۚ َو َمن‬ َ ‫صا‬ َ ‫ِب ِه ْم َخ‬

"Dan orang-orang (Ansar) yang telah menempati Kota Madinah dan telah beriman sebelum
(kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka mencintai orang yang berhijrah ke tempat mereka. Dan
mereka tidak menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa yang diberikan kepada mereka
(Muhajirin); dan mereka mengutamakan (Muhajirin) atas dirinya sendiri, meskipun mereka juga
memerlukan. Dan siapa yang dijaga dirinya dari kekikiran, maka mereka itulah orang-orang yang
beruntung." (QS. Al-Hasyr 59: Ayat 9)

ِ َ ‫ون َفضْ ًال م َِّن‬ َ ِ َ ‫م َُّحمَد رَ سُو ُل‬


‫ّللا َو ِرضْ ّٰو ًنا ۚ سِ ٌ َما ُه ْم فِى‬ َ ‫ُح َما ٰٓ ُء َب ٌْ َن ُه ْم ۚ َت ّٰرى ُه ْم ُر َكعًا سُجَ ًدا ٌَ ْب َت ُغ‬ ِ ‫ٌِن َم َع ُهۥٰٓ أشِ َدآٰ ُء َعلَى ا ْل ُك َف‬
َ ‫ار ر‬ َ ‫ّللا ۚ َوالَذ‬
ّٰ َ َ ْ ْ َ ْ ْ ُ َ ُ َ ّٰ
َ ِ‫وُ جُوه ِِه ْم مِّنْ أَ َث ِر ال ُّسجُو ِد ۚ ذل‬
‫از َرهُۥ فَاسْ َت ْغلظ َفاسْ َت ّٰوى َعلى سُوقِ ِهۦ‬َ ‫ٌل َك َزرْ ٍع أخ َر َج َشط َئ ُهۥ َف َئ‬ ِ ‫اْلن ِج‬ ِ ‫ك َمثل ُه ْم فِى ال َت ْو ّٰرى ِة ۚ َو َمثل ُه ْم فِى‬
‫ت ِم ْن ُه ْم م َْغف َِر ًة َوأَجْ رً ا عَظِ ٌمًا‬
ِ ‫صل ِّٰح‬ ّ ّٰ ‫ٌِن َءا َم ُنوا َو َع ِملُوا ال‬َ ‫ّللاُ الَذ‬َ ‫ار ۚ َو َع َد‬ َ ‫اع ِل ٌَغٌِ َظ ِب ِه ُم ا ْل ُك َف‬ ُّ ُ‫ٌُعْ ِجب‬
َ َ‫الزر‬
"Muhammad adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia bersikap keras
terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu melihat mereka rukuk dan
sujud mencari karunia Allah dan keridaan-Nya. Pada wajah mereka tampak tanda-tanda bekas sujud.
Demikianlah sifat-sifat mereka (yang diungkapkan) dalam Taurat dan sifat-sifat mereka (yang
diungkapkan) dalam Injil, yaitu seperti benih yang mengeluarkan tunasnya, kemudian tunas itu
semakin kuat, lalu menjadi besar dan tegak lurus di atas batangnya, tanaman itu menyenangkan hati
penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan
orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan
kebajikan di antara mereka, ampunan dan pahala yang besar." (QS. Al-Fath 48: Ayat 29)

‫ ( ال ٌؤمن أحدكم حتى‬: ‫عن أنس بن مالك رضً ّللا عنه خادم رسول ّللا صلى ّللا علٌه وسلم أن النبً صلى ّللا علٌه وسلم قال‬
‫ رواه البخاري ومسلم‬، ) ‫ ٌحب ْلخٌه ما ٌحب لنفسه‬.

Dari Anas bin Malik Ra pelayan Rasulullah Saw beliau bersabda "Tidak sempurna iman seseorang
diantara kalian hingga ia mencintai saudaranya spt ia mencintai dirinya sendiri HR Bukhari dan
Muslim

Hadits :

ْ‫س ّللاُ َع ْن ُه ُكرْ َب ًة مِن‬ ِ ‫س َعنْ م ُْؤ ِم ٍن ُكرْ َب ًة مِنْ ُك َر‬


َ ‫ب ال ُّد ْن ٌَا َن َف‬ َ ‫ َمنْ َن َف‬: ‫ص َلى ّللاُ َع َل ٌْ ِه َو َسلَ َم َقا َل‬ َ ًِّ‫ َع ِن ال َن ِب‬،ُ‫َعنْ أَ ِبً ه َُرٌ َْر َة َرضِ ً ّللاُ َع ْنه‬
‫ َو َمنْ َس َت َر مُسْ لِما ً َس َت َرهُ ّللاُ فًِ ال ُّد ْن ٌَا َواآلخ َِر ِة َوّللاُ فًِ َع ْو ِن‬،ِ‫ َو َمنْ ٌَس ََر َعلَى مُعْ سِ ٍر ٌَس ََر ّللاُ َعلَ ٌْ ِه فًِ ال ُّد ْن ٌَا َواآلخ َِرة‬،ِ‫ب ٌَ ْو ِم ا ْل ِق ٌَا َمة‬ ِ ‫ُك َر‬
‫ت‬ِ ‫ت مِنْ ُبٌ ُْو‬ ْ َ ْ
ٍ ٌْ ‫ َو َما اجْ َت َم َع َق ْوم فًِ َب‬،ِ‫ك ط ِرٌْقا ً ٌَل َتمِسُ ِف ٌْ ِه عِ لما ً َس َه َل ّللاُ ِب ِه ط ِر ٌْقا ً إِ َلى ال َج َنة‬ ْ َ َ
َ َ‫ َو َمنْ َسل‬.ِ‫ا ْل َع ْب ِد َما كا َ َن ال َع ْب ُد فًِ َع ْو ِن أ ِخ ٌْه‬
ْ
َ ‫ َو َمنْ َب َطأ‬،ُ‫ َو َذ َك َر ُه ُم ّللاُ فِ ٌْ َمنْ عِ ْن َده‬،‫ َو َح َف ْت ُه ُم ا ْل َمالَ ِئ َك ُة‬،‫ت َعلٌَ ِْه ْم ال َس ِك ٌْ َن ُة َو َغشِ ٌَ ْت ُه ُم الرَ حْ َم ُة‬ ْ َ‫َارس ُْو َن ُه َب ٌْ َن ُه ْم إِالَ َن َزل‬
َ ‫ّللا َو ٌَ َتد‬
ِ ‫اب‬ َ ‫ّللا ٌَ ْتلُ ْو َن ِك َت‬
ِ
‫ [متفق علٌه‬.ُ‫]فًِ َع َملِ ِه لَ ْم ٌُسْ ِرعْ ِب ِه َن َس ُبه‬

Terjemah :

Dari Abu Hurairah radhiallahuanhu, dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: Siapa yang
menyelesaikan kesulitan seorang mu’min dari berbagai kesulitan-kesulitan dunia, niscaya Allah akan
memudahkan kesulitan-kesulitannya di Hari kiamat. Dan siapa yang memudahkan orang yang
sedang kesulitann niscaya akan Allah mudahkan baginya di dunia dan akhirat dan siapa yang
menutupi (aib) seorang muslim Allah akan tutupi aibnya di dunia dan akhirat. Allah selalu menolong
hamba-Nya selama hamba-Nya menolong saudaranya. Siapa yang menempuh jalan untuk
mendapatkan ilmu, akan Allah mudahkan baginya jalan ke syurga. Suatu kaum yang berkumpul di
salah satu rumah Allah membaca kitab-kitab Allah dan mempelajarinya di antara mereka, niscaya
akan diturunkan kepada mereka ketenangan dan dilimpahkan kepada mereka rahmat, dan mereka
dikelilingi malaikat serta Allah sebut-sebut mereka kepada makhluk disisi-Nya. Dan siapa yang
lambat amalnya, hal itu tidak akan dipercepat oleh nasabnya. (Shahih Muslim no 2699)

c. SIKAP ITSAR

1. memberikan majlis (tempat duduk) kepada teman dalam majlis ilmu

2. Menawarkan makanan yang dimiliki kepada teman

3. Suka berbagi kepada orang di jalan

4. Mengunjungi orang yang sakit


5. Menawarkan bantuan kepada teman yang kesusahan

6. Menawarkan pinsil kepada teman

7. Suka menyajika air minum dan makanan kepada orang lain

8. Sergap melayani tamu dengan air minum dan makanan (memuliakan tamu)

9. Menyingkirkan duri dan penghalang di jalan

10. Mendahulukan duduk kepada yang lebih tua

d. Sikap Kontra Itsar

1. Bersikap kasar kepada orang tua dan teman

2. Suka menghina orang lain

3. Bersikap sombong (merasa lebih baik dari orang lain)

4. Mau menang sendiri

5. Acuh tak acuh dengan kesusahan orang yang kelaparan dan kekurangan

6. Mempersempit majlis

7. Mengganggu teman yang sedang belajar atau beribadah

8. Berbicara sendiri dalam majlis

9. Mengajak teman lain untuk berbuat curang

6. SYUKUR
a. Definisi Syukur

Syukur adalah sikap diri untuk mengakui seluruh keni'matan datang nya dari Allah SWT untuk
kemudian penuh dengan penerimaan sempurna dan menggunakan nya untuk kebaikan.

Syukur juga memberikan rasa membalas keni'matan Allah dengan ketaatan dan kegigihan beribadah
lebih dan berusaha Istiqomah dalam menjalankan nya

Syukur juga ditandai dengan ungkapan pujian kepada Allah SWT dan melanjutkan rasa syukur
dengan menjalankan ketaatan kepada Allah..

Untuk mengetahui syukur, santri juga memahami definisi ni'mat secara khusus dan umum.

Tanda dari keberhasilan menggoda manusia adalah dijauhkan nya rasa syukur dalam dirinya.

b. Dalil Syukur

‫َوإِ ْذ َتأ َ َذ َن َر ُّب ُك ْم لَئِنْ َش َكرْ ُت ْم َْلَ ِزٌ َد َن ُك ْم ۚ َولَئِنْ َك َفرْ ُت ْم إِنَ َع َذ ِابى لَ َشدٌِد‬
"Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku
akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku
sangat berat."" (QS. Ibrahim 14: Ayat 7)

ِ َ ِ ْ‫َولَ َق ْد َءا َت ٌْ َنا لُ ْق ّٰم َن ْالح ِْك َم َة أَ ِن ا ْش ُكر‬


َ َ َ‫ّلِل ۚ َو َمنْ ٌَ ْش ُكرْ َفإِ َن َما ٌَ ْش ُك ُر لِ َن ْفسِ ِهۦ ۚ َو َمنْ َك َف َر َفإِن‬
‫ّللا َغنِىٌّ َحمٌِد‬

"Dan sungguh, telah Kami berikan hikmah kepada Luqman, yaitu, "Bersyukurlah kepada Allah! Dan
barang siapa bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya dia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan
barang siapa tidak bersyukur (kufur), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya, Maha Terpuji.""

(QS. Luqman 31: Ayat 12)

‫ك ۚ َفلَمَا َر َءاهُ مُسْ َتقِ ًّرا عِ ْن َدهُۥ َقا َل ّٰه َذا مِنْ َفضْ ِل َربِّى لِ ٌَبْلُ َون ِٰٓى‬َ ُ‫ك َطرْ ف‬ َ ٌْ َ‫ك ِب ِهۦ َق ْب َل أَنْ ٌَرْ َت َد إِل‬
َ ٌ‫ب أَ َن ۠ا َءا ِت‬
ِ ‫َقا َل الَذِى عِ ْن َدهُۥ عِ ْلم م َِّن ْالك ِّٰت‬
‫َءأَ ْش ُك ُر أَ ْم أَ ْكفُرُ ۚ َو َمنْ َش َك َر َفإِ َن َما ٌَ ْش ُك ُر لِ َن ْفسِ ِهۦ ۚ َو َمنْ َكفَ َر َفإِنَ َربِّى َغنِىٌّ َك ِرٌم‬

"Seorang yang mempunyai ilmu dari Kitab berkata, "Aku akan membawa singgasana itu kepadamu
sebelum matamu berkedip." Maka ketika dia (Sulaiman) melihat singgasana itu terletak di
hadapannya, dia pun berkata, "Ini termasuk karunia Tuhanku untuk mengujiku, apakah aku
bersyukur atau mengingkari (nikmat-Nya). Barang siapa bersyukur, maka sesungguhnya dia
bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri, dan barang siapa ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku
Maha Kaya, Maha Mulia."" (QS. An-Naml 27: Ayat 40)

َ ‫ان‬
‫ّللاُ َشا ِكرً ا َعلٌِمًا‬ َ ‫مَا ٌَ ْف َع ُل‬
َ ‫ّللاُ ِب َع َذ ِاب ُك ْم إِنْ َش َكرْ ُت ْم َو َءا َم ْن ُت ْم ۚ َو َك‬

"Allah tidak akan menyiksamu jika kamu bersyukur dan beriman. Dan Allah Maha Mensyukuri, Maha
Mengetahui." (QS. An-Nisa' 4: Ayat 147)

َ ‫َقا َل َف ِب َما ٰٓ أَ ْغ َو ٌْ َت ِنى َْلَ ْق ُعدَنَ لَ ُه ْم صِ ّٰر َط‬


‫ك ا ْلمُسْ َتقٌِ َم‬

َ ‫ٌِه ْم َومِنْ َخ ْلف ِِه ْم َو َعنْ أٌَ ّْٰمن ِِه ْم َو َعنْ َش َما ٰٓ ِئل ِِه ْم ۚ َو َال َت ِج ُد أَ ْك َث َر ُه ْم ّٰشك ِِر‬
‫ٌن‬ ِ ‫ْن أَ ٌْد‬
ِ ٌ‫ُث َم َل َءا ِت ٌَ َن ُه ْم م ِّۢن َب‬

"(Iblis) menjawab, "Karena Engkau telah menghukum aku tersesat, pasti aku akan selalu
menghalangi mereka dari jalan-Mu yang lurus,"

"kemudian pasti aku akan mendatangi mereka dari depan, dari belakang, dari kanan, dan dari kiri
mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur." (QS. Al-A'raf 7: Ayat 16-
17)

‫ “انظروا إلى من هو أسفل منكم وال تنظروا إلى‬:‫ أن النبً – صلى ّللا علٌه وسلم – قال‬:- ‫من حدٌث أبً هرٌرة – رضً ّللا عنه‬
‫ روى البخاري ومسلم‬.”‫من فوقكم فهو أجدر أن ال تزدروا نعمة ّللا علٌكم‬

Dari Abu Hurairoh ra, bahwa Nabi saw bersabda :

Lihatlah orang-orang yang ada dibawah kalian dan jangan melihat orang yang ada di atas kalian,
karena ia lebih tepat untuk mu dan tidak memandang rendah ni'mat Allah kepada Mu" (HR Bukhari
dan Muslim)

،‫ َ أنَ ال َن ِبًَ – صلى ّللا علٌه وسلم – كان إذا صلى قام حتى تفطر رجاله‬:- ‫وفً الصحٌحٌن من حدٌث عائشة – رضً ّللا عنها‬
‫ “أفال أكون عب ًدا شكورً ا؟‬:‫ ٌا رسول ّللا أتصنع هذا وقد جاءك من ّللا أن قد غفر لك ما تقدم من ذنبك وما تأخر؟! فقال‬:‫”! قالت عائشة‬
Dan Dari Bukhari dan Muslim dari Aisyah ra, bahwa Nabi saw disaat sholat tahajjud hingga bengkak
kakinya, Aisyah berkata, "Ya Rasulullah mengapa engkau melakukan demikian padahal Allah telah
mengampuni dosa-dosamu yang lampau maupun yang akan datang. Beliau bersabda, "bukanlah aku

c. Sikap Syukur

1. Senantiasa Berfikir, apa tindakan balasan terimakasih atas pemberian ni'mat?

2. Mengucapkan kalimat Tahmid atas setiap ni'mat yg diberikan

3. Belajar sujud syukur dan membaca doa sujud syukur setiap mendapat ni'mat

4. Senantiasa berbagi dengan orang yang membutuhkan

5. Merasa cukup dengan ni'mat yg di dapat

6. Menjaga amanah dan tanggung jawab dengan ni'mat yg diberikan

7. Menjaga titipan barang orang, merawat dan melindungi nya dg baik

8. Mensyukuri nikmat sehat yang diberikan dengan berlolah raga

9. Menghindari mengeluh

d. Sikap Kontra Syukur

1. Suka Mengeluh

2. Merasa Kurang

3. Tidak mengerjakan sholat

4. Pelit

5. Sombong

6. Menjadi teman syetan

7. SABAR
a. Definisi Sabar

Sabar adalah sikap diri untuk menahan diri dari sesuatu yang diharamkan Allah, menjalankan
perintah Allah, menerima dengan ikhlas dan lapang dada atas segala ketentuan Allah dengan kondisi
ada rasa yang tidak disukai dalam diri. Baik kejadian yang sudah terjadi, ketentuan syariat, maupun
yang telah disepakati dengan insan.

Sabar adalah muara sikap kedewasaan diri untuk bersikap menerima dengan penuh kepasrahan
kepada Allah sehingga mendapatkan ketenangan jiwa dan Fikiran.

Atas sikap tersebut, Allah memberikan kejernihan jiwa dan Fikiran sehingga memberikan kekuatan
jiwa untuk melaksanakan segala syariat sesuai dengan ketentuan Nya.
memberikan kekuatan jiwa Terus menjalani mimpi dan cita-cita hingga Allah memberikan kebaikan
bagi diri Nya.

Allah SWT sendiri yang menyampaikan syarat permintaan kepada Nya juga diiringi dengan Sabar dan
Sholat.

b. Dalil Sabar

‫ٌن‬
َ ‫ص ِب ِر‬ َ َ َ‫صب ِْر َوالص َّٰلو ِة ۚ إِن‬
ّ ّٰ ‫ّللا َم َع ال‬ َ ‫ّٰ ٌٰٓأ َ ٌُّ َها الَذ‬
َ ‫ٌِن َءا َم ُنوا اسْ َتعٌِ ُنوا ِبال‬

"Wahai orang-orang yang beriman! Mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan sholat.
Sungguh, Allah beserta orang-orang yang sabar." (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 153)

ّ ّٰ ‫الث َم ّٰرتِ ۚ َو َب ِّش ِر ال‬


َ ‫س َو‬ َ َ
‫ص ِب ِرٌن‬ ِ ُ‫ص م َِّن ْاْلمْ ّٰو ِل َو ْاْل ْنف‬
ٍ ‫ُوع َو َن ْق‬ ْ ْ ُ
ِ ‫َولَ َنبْل َو َن ُك ْم ِب َشىْ ٍء م َِّن ال َخ ْوفِ َوالج‬
َ ‫ّلِل َوإِ َنا ٰٓ إِ َل ٌْ ِه ّٰر ِجع‬
‫ُون‬ ّٰ َ‫ٌِن إِ َذ ٰٓا أ‬
ِ َ ِ ‫ص َب ْت ُه ْم مُّصِ ٌ َبة َقالُ ٰٓوا ِإ َنا‬ َ ‫الَذ‬

"Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa,
dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar,"

"(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata "Inna lillahi wa inna ilaihi
raji'un" (sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali)." (QS. Al-Baqarah 2: Ayat
155-156)

‫ٌن‬ ّ ّٰ ‫ٌِن ّٰج َه ُدوا ِم ْن ُك ْم َو ٌَعْ لَ َم ال‬


َ ‫ص ِب ِر‬ َ ‫أَ ْم َحسِ ْب ُت ْم أَنْ َت ْد ُخلُوا ا ْل َج َن َة َولَمَا ٌَعْ لَم‬
َ ‫ّللاُ الَذ‬ ِ
"Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang
yang berjihad di antara kamu, dan belum nyata orang-orang yang sabar." (QS. Ali 'Imran 3: Ayat 142)

َ ‫ّللا لَ َع َل ُك ْم ُت ْفلِح‬
‫ُون‬ ُ ‫ص ِابرُوا َو َر ِاب‬
َ َ ‫طوا َوا َتقُوا‬ َ ‫ّٰ ٌٰٓأ َ ٌُّ َها الَذ‬
َ ‫ٌِن َءا َم ُنوا اصْ ِبرُوا َو‬

"Wahai orang-orang yang beriman! Bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah
bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung." (QS.
Ali 'Imran 3: Ayat 200)

ُ‫ ( َما مِنْ مُسْ ل ٍِم ُتصِ ٌ ُب ُه مُصِ ٌ َبة َف ٌَ ُقو ُل َما أَ َم َره‬: ‫ّللاُ َع َل ٌْ ِه َو َس َل َم ٌَ ُقو ُل‬
َ ‫صلَى‬ ِ َ ‫ت َرسُو َل‬
َ ‫ّللا‬ ُ ْ‫ َسمِع‬: ‫ت‬ ْ َ‫َعنْ أ ُ ِّم َسلَ َم َة رضً ّللا عنها أَ َن َها َقال‬
‫ف ّللاُ لَ ُه َخٌْرً ا ِم ْن َها ) رواه مسلم‬ َ َ َ ْ
َ ‫ اللَ ُه َم أ ُجرْ نًِ فًِ مُصِ ٌ َبتًِ َوأ ْخلِفْ لًِ َخٌْرً ا ِم ْن َها " إِال أ ْخ َل‬، ‫ُون‬ ِ َ ِ ‫ّللاُ " إِ َنا‬
َ
ِ ‫ّلِل َوإِ َنا ِإلَ ٌْ ِه َر‬
َ ‫اجع‬

Dari Ummi Salamah ra beliau berkata, saya mendengar Rasulullah Saw bersabda : "siapapun dari
seorang muslim yang mendapat kan musibah kemudian ia mengatakan apa yg Allah perintahkan. "
Innalillah.. dst" ya Allah berilah aku pahala atas musibahku dan gantikan lah untukku dengan yang
lebih baik dari nya, pasti Allah akan menggantikan yang lebih baik baginya". HR Muslim.

‫للمؤمن؛ إنْ أصا َب ْته سرَ ا ُء َش َك َر فكان‬


ِ ‫ْلح ٍد َإال‬
َ ‫ ولٌس ذلك‬،‫مرهُ كلَه له خٌر‬
َ ‫المؤمن؛ إنَ أ‬
ِ ‫ ( َع َجبًا ِْلَمْ ِر‬:‫قول النبً صلّى ّللا علٌه وسلم‬
‫ص َب َر فكان خٌرً ا له‬ َ ‫ وإن أصا َب ْته ضَرَ ا ُء‬،‫)خٌرً ا له‬

Rasulullah Saw bersabda " Setiap urusan orang beriman adalah istimewa, karena seluruh urusan
baginya adalah kebaikan. Dan tidak mungkin dimiliki siapapun kecuali orang yang beriman. Jika dia
mendapatkan ni'mat maka ia bersyukur dan itu baik baginya, jika dia mendapatkan musibah maka ia
bersabar dan itu baik baginya.
c. Sikap Sabar

1. Menahan emosi disaat marah

2. Menerima setiap musibah, diawali dengan membaca kalimat istirja "innalillahi wa Inna ilaihi
Raji'un"

3. Memahami makna kalimat Istirja

4. Memaafkan kesalahan orang lain

5. Tidak memiliki niat balas dendam atas perlakukan buruk orang lain

6. Menyesali perbuatan yang salah dan keliru

7. Meminta maaf atas perlakukan dzolim kepada orang lain

8. Memanfaat kesabaran dengan berdoa kepada Allah

9. Menghilangkan mengeluh kepada orang lain

10. Melaksanakan kewajiban sholat 5 waktu

11. Hidup berhemat dan menabung

d. Sikap Kontra Sabar

1. Suka Mengeluh

2. Suka marah-marah

3. Tidak mengingat Allah saat terjadi musibah

4. Tidak suka memaafkan

5. Menyimpan dendam dan menginginkan balas dendam

6. Suka bermaksiat

7. Suka meninggalkan sholat

8. Boros dan berfoya-foya

9. Tidak suka berdoa kepada Allah

8. ADIL
a. Definisi Adil

Adil adalah sikap diri dengan memperlakukan segala sesuatu dengan proporsional, jujur dan bebas
dari diskriminatif.
Sikap adil berarti sikap yang hanya memihak pada kebenaran, tidak berat sebelah dan tidak bersikap
sewenang-wenang.

Adil adalah akhlaq yang paling banyak disampaikan oleh Allah di dalam al-Quran.

Adil adalah sikap paling bijaksana yang memberikan nilai-nilai kebaikan dan kepercayaan orang lain.

Adil adalah sikap yang sangat di cintai oleh Allah.

b. Dalil Sikap Adil

‫ّللاُ أَ َن ُهۥ َالٰٓ إِ ّٰل َه إِ َال ه َُو َو ْال َم ّٰ ٰٓل ِئ َك ُة َوأُولُوا ْالع ِْل ِم َقا ٰٓ ِئ ۢ ًما ِب ْالقِسْ طِ ۚ َالٰٓ إِ ّٰل َه إِ َال ه َُو ْال َع ِزٌ ُز ْال َحكٌِ ُم‬
َ ‫َش ِه َد‬

"Allah menyatakan bahwa tidak ada tuhan selain Dia; (demikian pula) para malaikat dan orang
berilmu yang menegakkan keadilan, tidak ada tuhan selain Dia, Yang Maha Perkasa, Maha
Bijaksana." (QS. Ali 'Imran 3: Ayat 18)

‫ان َسمٌِ ۢ ًعا‬ ُ ‫ّللا ِن ِعمَا ٌَع‬


َ َ َ‫اس أَنْ َتحْ ُكمُوا ِب ْال َع ْد ِل ۚ إِن‬ ّٰ ِ ‫ّللا ٌَأْ ُم ُر ُك ْم أَنْ ُت َؤدُّوا ْاْلَ ّٰم ّٰن‬
َ َ َ‫ِظ ُك ْم ِب ِه ٰٓۦ ۚ إِن‬
َ ‫ّللا َك‬ ِ ‫ت إِل ٰٓى أَهْ لِ َها َوإِ َذا َح َكمْ ُت ْم َبٌ َْن ال َن‬ َ َ َ‫إِن‬
‫بَصِ ٌرً ا‬

"Sungguh, Allah menyuruhmu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan
apabila kamu menetapkan hukum di antara manusia hendaknya kamu menetapkannya dengan adil.
Sungguh, Allah sebaik-baik yang memberi pengajaran kepadamu. Sungguh, Allah Maha Mendengar,
Maha Melihat." (QS. An-Nisa' 4: Ayat 58)

ۚ ‫اّلِلُ أَ ْو ّٰلى ِب ِه َما‬ َ ‫ْن َو ْاْلَ ْق َر ِب‬


َ ‫ٌن ۚ إِنْ ٌَ ُكنْ َغ ِن ًٌّا أَ ْو َف ِقٌرً ا َف‬ ّٰ
ِ ٌ‫ّلِل َولَ ْو َعل ٰٓى أَ ْنفُسِ ُك ْم أَ ِو ا ْل ّٰولِ َد‬
ِ َ ِ ‫ش َه َدآٰ َء‬ َ ‫ٌِن َءا َم ُنوا ُكو ُنوا َق ّٰوّ م‬
ُ ِ‫ٌِن ِبا ْلقِسْ ط‬ َ ‫ّٰ ٌٰٓأ َ ٌُّ َها الَذ‬
‫ون َخ ِبٌرً ا‬َ ُ‫ان ِب َما َتعْ َمل‬ َ َ َ‫َف َال َت َت ِبعُوا ا ْل َه ّٰو ٰٓى أَنْ َتعْ ِدلُوا ۚ َوإِنْ َت ْلوُ ۥٰٓا أَ ْو ُتعْ ِرضُوا َفإِن‬
َ ‫ّللا َك‬

"Wahai orang-orang yang beriman! Jadilah kamu penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah,
walaupun terhadap dirimu sendiri atau terhadap ibu bapak dan kaum kerabatmu. Jika dia (yang
terdakwa) kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tahu kemaslahatan (kebaikannya). Maka janganlah
kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu
memutarbalikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, maka ketahuilah Allah Maha Mengetahui
terhadap segala apa yang kamu kerjakan." (QS. An-Nisa' 4: Ayat 135)

َ َ ‫ش َه َدآٰ َء ِب ْالقِسْ طِ ۚ َو َال ٌَجْ ِر َم َن ُك ْم َش َن َئانُ َق ْو ٍم َع ّٰل ٰٓى أَ َال َتعْ دِلُوا ۚ اعْ دِلُوا ه َُو أَ ْق َربُ لِل َت ْق ّٰوى ۚ َوا َتقُوا‬
‫ّللا‬ َ ‫ٌِن َءا َم ُنوا ُكو ُنوا َق ّٰوّ م‬
ِ َ ِ ‫ٌِن‬
ُ ‫ّلِل‬ َ ‫ّٰ ٌٰٓأ َ ٌُّ َها الَذ‬
‫ون‬ َ َ َ‫ۚ إِن‬
َ ُ‫ّللا َخ ِبٌر  ِۢب َما َتعْ َمل‬

"Wahai orang-orang yang beriman! Jadilah kamu sebagai penegak keadilan karena Allah (ketika)
menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah kebencianmu terhadap suatu kaum mendorong kamu
untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah. Karena (adil) itu lebih dekat kepada takwa. Dan
bertakwalah kepada Allah, sungguh, Allah Maha Mengetahui terhadap apa yang kamu kerjakan."
(QS. Al-Ma'idah 5: Ayat 8)

‫ (ثالثة ال تر ُّد دعو ُتهُم الصَائ ُم ح َتى ٌُ ْفطِ َر واْلما ُم العاد ُل والمظلو ُم‬:‫صلَى ّللاُ علٌه وسلَ َم‬ ِ َ ‫)قال َرسو َل‬
َ ‫ّللا‬

dari Abu Huraoroh Rasulullah Saw bersabda 3 orang yang doa nya tidak tertolak adalah orang yang
berpuasa hingga ia berbuka, Imam yang Adil dan orang yang terdzolimi.

َ
‫الحق‬ ‫ف‬
َ ‫عر‬ ِ ً‫ واثنان ف‬، ‫ واحد فً الجن ِة‬: ‫ (القضاةُ ثالثة‬:‫صلَى ّللاُ علٌه وسلَ َم‬
َ ‫ فأما الذي فً الجن ِة فرجل‬، ‫النار‬ ِ َ ‫قال َرسو َل‬
َ ‫ّللا‬
‫جهل‬
ٍ ‫الناس على‬
ِ ً‫ ورجل قضى ف‬، ‫كم‬ ِ ُ‫فجار فً الح‬
َ َ
‫الحق‬ ‫عرف‬
َ ‫النار رجل‬ِ ً‫ واللذان ف‬، ‫)فقضى به‬.
Rasulullah Saw bersabda: " Hakim itu ada 3 model. Hanya 1 yang masuk surga dan 2 model nya
masuk ke dalam neraka. Hakim yang masuk ke surga adalah hakim yang memahami kebenaran dan
memutuskan dengan nya, sedangkan yang kedua hakim yg di dalam neraka adalah hakim yang
mengetahui kebenaran tapi tidak menggunakan nya untuk memutuskan perkara dan yang kedua
hakim yang menghukum dengan kebodohan nya.

َ ‫(س ْب َعة ٌُظِ لُّ ُه ُم‬


‫ إ َمام َع ْدل‬:ُ‫ّللاُ َت َعالَى فً ظِ لِّ ِه ٌَو َم ال ظِ َل َإال ظِ لُّه‬ َ ‫صلَى‬
َ :‫ّللا َعلَ ٌْ ِه َو َسلَ َم‬ ِ َ ‫) َقا َل َرسُو ُل‬
َ ‫ّللا‬

Rasulullah Saw bersabda : 7 golongan yang mendapatkan naungan Allah pada hari tidak ada
naungan kecuali hanya naungan nya: 1. Imam yang Adil.

c. Sikap Adil

1. Memahami masalah sedetail dan seakurat mungkin (BAL, Benar Akurat, Lengkap)

2. Tetap bersikap adil kepada pembuat kedhaliman dan korban kedhaliman

3. Membantu menegakkan kebenaran

4. Menggunakan uang jajan dengan hemat dan cermat

5. Tidak membeda-bedakan teman

6. Tidak membeda-bedakan kakak dan adik

7. Berbagi tugas kebersihan sekolah dengan adil

8. Bersikap sportif jika dirinya atau teman nya berbuat salah

9. Tidak ada pilih kasih kepada santri/guru di Rumah Tahfidz

10. Memberikan hak yang memiliki perjanjian dengan nya

11. Mendengarkan Guru yang sedang berbicara dan tausiyah

12. Memberikan kesempatan untuk bergantian mengobrol

13. Menghormati keputusan sesuai kesepakatan

d. Sikap Kontra Adil

1. Dholim

2. Membantu teman yang salah

3. Mencontek

4. Pilih kasih kepada teman

5. Pilih kasih kakak dan adik

6. Boros dalam berbelanja


7. Menghianati kesekapatan

8. Mengingkari janji

9. Menggampangkan cara

9. TAHADI
a. Definisi Tahadi

Tahadi adalah Memberi hadiah. Tahadi adalah sikap diri untuk mencoba peduli dengan niat
memberikan hadiah kepada sesama dimulai dengan doa yang tulus

Tahadi adalah sikap untuk mudah memberi kepada orang lain dari hasil usaha nya sendiri untuk
sama-sama menyenangkan orang lain.

Slogan pada sikap tahadi adalah "Senang melihat orang senang"

Memudahkan orang yang susah

"Jika bisa dipermudah, kenapa harus di persulit?"

Tahadi juga merupakan fungsi manusia yang paling utama berdasarkan Hadits Rasulullah "bahwa
orang yang paling baik adalah orang yang paling bermanfaat untuk sesamanya"

Sikap tahadi membuat diri mencoba untuk menjauhi sikap kikir dan Bakhil yang akan merugikan diri
sendiri

b. Dalil Sikap Tahadi

َ ‫ار سِ ًّرا َو َع َال ِن ٌَ ًة َفلَ ُه ْم أَجْ ُر ُه ْم عِ ْن َد َرب ِِّه ْم َو َال َخ ْوف َعلَ ٌْ ِه ْم َو َال ُه ْم ٌَحْ َز ُن‬
‫ون‬ َ َ ُ‫ٌِن ٌُ ْن ِفق‬
ِ ‫ون أمْ ّٰولَ ُه ْم ِبالٌَ ِْل َوال َن َه‬ َ ‫الَذ‬

"Orang-orang yang menginfakkan hartanya malam dan siang hari (secara) sembunyi-sembunyi
maupun terang-terangan, mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada rasa takut pada
mereka dan mereka tidak bersedih hati." (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 274)

َ ُ‫َوإِ ِّنى مُرْ سِ لَة إِلٌَ ِْه ْم ِب َه ِد ٌَ ٍة َف َناظِ َرة  ِۢب َم ٌَرْ ِج ُع ْال ُمرْ َسل‬
‫ون‬

"Dan sungguh, aku akan mengirim utusan kepada mereka dengan (membawa) hadiah, dan aku akan
menunggu apa yang akan dibawa kembali oleh para utusan itu."" (QS. An-Naml 27: Ayat 35)

ْ ‫ص َقا َل َال َت َخ‬


‫ف‬ َ ‫ص‬ َ ٌ‫ك أَجْ َر َما َس َق‬
َ ‫ْت لَ َنا ۚ َفلَمَا َجا ٰٓ َءهُۥ َو َقصَ َعلَ ٌْ ِه ْال َق‬ َ ‫ت إِنَ أَ ِبى ٌَ ْدعُو‬
َ ٌَ ‫ك لِ ٌَجْ ِز‬ ْ َ‫َف َجا ٰٓ َء ْت ُه إِحْ ّٰدى ُه َما َتمْ شِ ى َعلَى اسْ تِحْ ٌَا ٰٓ ٍء َقال‬
‫ٌِن‬ ّ ّٰ ‫ت م َِن ا ْل َق ْوم‬
َ ‫الظلِم‬ َ ‫ۚ َن َج ْو‬
ِ
"Kemudian datanglah kepada Musa salah seorang dari kedua perempuan itu berjalan dengan malu-
malu, dia berkata, "Sesungguhnya ayahku mengundangmu untuk memberi balasan sebagai imbalan
atas (kebaikanmu memberi minum ternak) kami." Ketika (Musa) mendatangi ayah wanita itu (Syeikh
Madyan) dan dia (Syeikh Madyan) menceritakan kepadanya kisah (mengenai dirinya), dia berkata,
"Janganlah engkau takut! Engkau telah selamat dari orang-orang yang zalim itu."" (QS. Al-Qasas 28:
Ayat 25)

ِ ْ ‫اْلحْ ّٰس ِن إِ َال‬


ُ‫اْلحْ ّٰسن‬ ِ ْ ‫َه ْل َج َزآٰ ُء‬
"Tidak ada balasan untuk kebaikan selain kebaikan (pula)." (QS. Ar-Rahman 55: Ayat 60)

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

‫الط َعا َم َع ّٰلى ُح ِّب ِهۦ مِسْ كٌِ ًنا َو ٌَتٌِمًا َوأَسِ ٌرً ا‬ َ ‫َوٌ ُْط ِعم‬
َ ‫ُون‬

‫ش ُكورً ا‬ ِ َ ‫إِ َن َما ُن ْط ِع ُم ُك ْم ل َِوجْ ِه‬


ُ ‫ّللا َال ُن ِرٌ ُد ِم ْن ُك ْم َج َزآٰ ًء َو َال‬

"Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim, dan orang
yang ditawan,"

"(sambil berkata), "Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah karena


mengharapkan keridaan Allah, kami tidak mengharap balasan dan terima kasih dari kamu." (QS. Al-
Insan 76: Ayat 8-9)

‫ ( َت َها ُدوا َت َحابُّوا ) رواه البخاري فً اْلدب المفرد‬:‫صلى ّللا علٌه وسلم ا التً حض علٌها حٌث قال‬

Rasulullah Saw bersabda : salinglah kalian memberikan hadiah, maka membuat kalian saling
mencintai, HR Bukhari dalam kitab Adabul Mufrod

‫ وٌشكر‬،‫ ثم ٌثٌب علٌها إذا قدر‬،‫ “ فالواجب على المرء إذا أهدٌت إلٌه هدٌة أن ٌقبلها وال ٌردها‬:-‫رحمه ّللا تعالى‬- ‫قال ابن حبان‬
‫ وتذهب الضغٌنة‬،‫ وإنً ْلستحب بعث الهداٌا إلى اْلخوان بٌنهم؛ إذ الهدٌة تورث المحبة‬،‫”عنها‬.

ُّ‫اري‬ ِ َ ‫ان َرسُو ُل‬


ِ ‫ َر َواهُ ا ْلب َُخ‬.”‫ و ٌُثٌِبُ َعلَ ٌْ َها‬،‫ّللا ﷺ ٌَ ْق َب ُل ا ْل َه ِد ٌَ َة‬ َ ًَ ِ‫ َعنْ َعا ِئ َش َة َرض‬.
ْ َ‫ّللاُ َع ْن َها َقال‬
َ ‫ “ َك‬:‫ت‬

Ibnu Hibban rahimahullah berkata, wajib bagi seseorang jika ia diberi hadiah maka diterima dan
jangan dikembalikan lagi. Kemudian jika mampu membalas nya, maka balaslah dan bersyukurlah
atas pemberian hadiah tersebut. Dan saya sarankan memberikan hadiah kepada saudara2 nya.
Karena hadiah itu melahirkan cinta dan menghilangkan dendam.

Dari Siti Aisyah Ra berkata, sesungguh nya Rasulullah menerima pemberian hadiah dan juga
memberi mereka hadiah. HR Bukhari.

c. Sikap Tahadi

1. Suka memberikan doa kepada orang lain

2. Istiqomah bersedekah

3. Memberikan jajanan kepada teman

4. Memberikan bantuan pulpen kepada teman

5. Membantu Ibu mencuci piring, menyapu, mengepel dan merapihkan rumah

6. Suka menyumbangkan pakaian untuk orang yang membutuhkan


7. Suka membantu mudahkan urusan nya orang

8. Suka melayani dan menghormati tamu

9. Suka memberikan hadiah surprise kepada orang yang di sayangi

10. Suka membagikan makanan kepada orang yang membutuhkan

11. Suka memberikan hadiah kepada saudara2 pada saat Memon spesial

d. Sikap Kontra Tahadi

1. Suka Mengeluh kekurangan

2. Pelit dan Bakhil

3. Memandang rendah orang lain

4. Menganggap temen tidak penting

5. Mengajak orang lain (Provokasi) untuk pelit dan Bakhil

6. Memcurigai orang lain (suudon) yg berbuat kebaikan

10. TAWASHAU
a. Definisi Tawashau

Tawashau adalah sikap diri untuk senantiasa peduli mengajak orang lain pada kebaikan dan
kebenaran.

Sikap Tawashau wajib menjadi sikap dan kebiasaan diri untuk mendapatkan bekal pahala sebanyak-
banyak nya

Sikap Tawashau didapat didasarkan atas rasa kasih sayang dan kepedulain kepada sesama untuk
senantiasa menghidupkan kebiasaan-kebiasaan baik dan syariat.

Sikap Tawashau ini membuat diri menjadi awas untuk senantiasa meningkatkan kebaikan diri dan
menyampaikan nya kepada orang lain.

Tawashau harus lah di mulai dengan menjaga kata-kata dan intonasi yang baik sesuai dengan lawan
bicara.

Tawashau tidak boleh memberikan justifikasi atas perbuatan jahat orang tersebut, tetapi hanya
mengajak untuk meninggalkan keburukan dan kejahatan karena itu akan buruk bagi kehidupan nya
dimasa yang akan datang.

Sikap Tawashau akan membimbing diri memiliki sifat Furqon, dimana seorang muslim dapat
membedakan dengan antara hak dan bathil.
b. Dalil Tawashau

‫وب ِه ْم َفأَعْ ِرضْ َع ْن ُه ْم َوعِ ْظ ُه ْم َوقُل لَ ُه ْم ف ِٰٓى أَ ْن ُفسِ ِه ْم َق ْو ۢ ًال َبلٌِ ًغا‬ َ ‫ٌِن ٌَعْ لَ ُم‬
ِ ُ‫ّللاُ َما فِى قُل‬ َ ‫ك الَذ‬
ٰٓ ّٰ ُ ‫أ‬
َ ‫ول ِئ‬

"Mereka itu adalah orang-orang yang (sesungguhnya) Allah mengetahui apa yang ada di dalam
hatinya. Karena itu, berpalinglah kamu dari mereka dan berilah mereka nasihat, dan katakanlah
kepada mereka perkataan yang membekas pada jiwanya." (QS. An-Nisa' 4: Ayat 63)

ِ َ ‫ص ُح لَ ُك ْم َوأَعْ لَ ُم م َِن‬
َ ‫ّللا َما َال َتعْ لَم‬
‫ُون‬ ِ ‫أ ُ َبلِّ ُغ ُك ْم ِر ّٰس ّٰل‬
َ ‫ت َربِّى َوأَ ْن‬

"Aku menyampaikan kepadamu amanat Tuhanku, memberi nasihat kepadamu, dan aku mengetahui
dari Allah apa yang tidak kamu ketahui."" (QS. Al-A'raf 7: Ayat 62)

‫ض َل َعنْ َس ِبٌلِ ِهۦ ۚ َوه َُو أَعْ لَ ُم‬


َ ْ‫َك ه َُو أَعْ لَ ُم ِب َمن‬
َ ‫ِى أَحْ َسنُ ۚ إِنَ َرب‬
َ ‫ك ِب ْالح ِْك َم ِة َو ْال َم ْوعِ َظ ِة ْال َح َس َن ِة ۚ َو ّٰجد ِْل ُه ْم ِبالَتِى ه‬ ِ ‫ْاد ُع إِ ّٰلى َس ِب‬
َ ‫ٌل َر ِّب‬
َ ‫ِب ْال ُم ْه َتد‬
‫ٌِن‬

"Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan
berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih
mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat
petunjuk." (QS. An-Nahl 16: Ayat 125)

ّٰ َ ‫ّللاُ مِنْ َشىْ ٍء إنْ أَ ْن ُت ْم إ َال فِى‬


َ ‫َقالُوا َب ّٰلى َق ْد َجا ٰٓ َء َنا َنذٌِر َف َك َذ ْب َنا َوقُ ْل َنا َما َن َز َل‬
ٍ ‫ضل ٍل َك ِب‬
‫ٌر‬ ِ ِ
‫ٌِر‬ ِ ‫َو َقالُوا لَ ْو ُك َنا َنسْ َم ُع أَ ْو َنعْ قِ ُل َما ُك َنا ف ِٰٓى أَصْ ّٰح‬
ِ ‫ب ال َسع‬
"Mereka menjawab, "Benar, sungguh, seorang pemberi peringatan telah datang kepada kami, tetapi
kami mendustakan(nya) dan kami katakan, "Allah tidak menurunkan sesuatu apa pun, kamu
sebenarnya di dalam kesesatan yang besar."

"Dan mereka berkata, "Sekiranya (dahulu) kami mendengarkan atau memikirkan (peringatan itu)
tentulah kami tidak termasuk penghuni neraka yang menyala-nyala." (QS. Al-Mulk 67: Ayat 9-10)

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

‫َو ْال َعصْ ِر‬

ِ ْ َ‫إِن‬
‫اْل ْن ّٰس َن َلفِى ُخسْ ٍر‬

‫صب ِْر‬ َ ‫ص ْوا ِب ْال َح ِّق َو َت َوا‬


َ ‫ص ْوا ِبال‬ ّ ّٰ ‫ٌِن َءا َم ُنوا َو َعمِلُوا ال‬
َ ‫صل ِّٰحتِ َو َت َوا‬ َ ‫إِ َال الَذ‬

"Demi masa." "Sungguh, manusia berada dalam kerugian," "kecuali orang-orang yang beriman dan
mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk
kesabaran.” (QS. Al-'Asr 103: Ayat 1-3)

‫ َفإِنْ لَ ْم‬،ِ‫ َمنْ َرأَى ِم ْن ُك ْم ُم ْن َكراً َف ْل ٌُ َغٌِّرْ هُ ِب ٌَ ِده‬: ‫ّللا صلى ّللا علٌه وسلم ٌَقُ ْو ُل‬
ِ ‫ت َرس ُْو َل‬ ُ ْ‫ َسمِع‬: ‫َعنْ أَ ِبً َس ِعٌْد ْال ُخ ْد ِري َرضِ ًَ ّللاُ َع ْن ُه َقا َل‬
َ َ ِ‫ َفإِنْ لَ ْم ٌَسْ َتطِ عْ َف ِب َق ْل ِب ِه َو َذل‬،ِ‫] ٌَسْ َتطِ عْ َف ِبلِ َسا ِنه‬
‫ [رواه مسلم‬.‫ان‬ ِ ‫ك أضْ َعفُ ْا‬
ِ ‫ْل ٌْ َم‬

Dari Abu Sa'id Al Khudri radiallahuanhu berkata: Saya mendengar Rasulullah shallallahu'alaihi wa
sallam bersabda: Siapa yang melihat kemunkaran maka rubahlah dengan tangannya, jika tidak
mampu maka rubahlah dengan lisannya, jika tidak mampu maka (tolaklah) dengan hatinya dan hal
tersebut adalah selemah-lemahnya iman. Shahih Muslim no 49
‫ ((من د َل على‬:- ‫ صلى ّللا علٌه وسلم‬- ‫ قال رسول ّللا‬:‫ قال‬- ‫ رضً ّللا عنه‬- ‫عن أبً مسعود عقبة بن عمرو اْلنصاري البدري‬
‫ فله مثل أجر فاعله))؛ رواه مسلم‬،‫خٌر‬
ٍ
Dari Abi Mas'ud 'Uqbah bin Amru Al-Anshori Al-Badri Ra berkata Rasulullah Saw bersabda, "Siapapun
yang menunjukkan sebuah kebaikan maka ia mendapatkan pahala yang sama seperti orang yang
mengerjakan nya". HR Muslim

َ ‫ الَ َت ْغ‬: ‫ َقا َل‬،ًِ‫ أَ ْوصِ ن‬:‫ص َلى ّللاُ َعلَ ٌْ ِه َو َسلَ َم‬
َ ‫ الَ َت ْغ‬:‫ َقا َل‬،ً‫ضبْ َف َر َد َد م َِرارا‬
. ْ‫ضب‬ َ ًِّ‫َعنْ أَ ِبً ه َُرٌ َْر َة َرضِ ًَ ّللاُ َع ْن ُه أَنَ َرجُالً َقا َل لِل َن ِب‬
‫][رواه البخاري‬

Dari Abu Hurairah radhiallahuanhu sesungguhnya seseorang bertanya kepada Rasulullah


shallallahu'alaihi wa sallam: Ya Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam nasihatilah saya. Beliau
bersabda : Jangan kamu marah. Dia menanyakan hal itu berkali-kali. Maka beliau bersabda: Jangan
engkau marah. Shahih Bukhari no 6116

c. Sikap Tawashau

1. Mengajak orang untuk mengenal Allah dan beribadah hanya kepada-Nya

2. Mengajak teman untuk sholat

3. Melerai perkelahian teman

4. Suka Mencegah kemungkaran

5. Mengajak orang rajin membaca dan menghafal Al-Quran

6. Suka Meminta nasihat kepada orang tua, kepada teman, kepada ustadz, kepada siapapun

7. Mengajak orang untuk memberikan makan (membuat gerakan kebaikan)

8. Menasehati teman yang sedang berbuat salah, usil dan mengganggu teman

9. Menggunakan wall Facebook dan sosial media dengan nasihat-nasihat kebaikan

10. Suka mengajak dan mem-Broadcast k baikan yang telah dipastikan kebenaran nya

11. Merapihkan yang berantakan

12. Membuang sampah di tempatnya

13. Suka Merapihkan diri sendiri pakaian yang baik dan wewangian

14. Membuat dan mengikuti gerakan kebaikan

d. Sikap Kontra Tawashau

1. Acuh dengan kemungkaran

2. Tidak peduli dengan kesusahan orang lain

3. Diam melihat kerusakan di depan mata


4. Tidak menegur yang membuang sampah sembarangan

5. Ghibah

6. Merencanakan kejatuhan orang lain

7. Membiarkan sesuatu yang berantakan

Anda mungkin juga menyukai