Anda di halaman 1dari 14

RESUME MATERI

UNSUR LAPORAN KEUANGAN LEMBAGA SYARIAH

Diajukan untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Akuntansi Perbankan Syariah 1

Dosen Pengampu : Irni Sri Cahyanti, ME

Disusun Oleh :

Nendita Syalwa Nurfadillah (21030804200021)

PRODI PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA BANDUNG

2022-2023
UNSUR LAPORAN KEUANGAN LEMBAGA SYARIAH
Laporan keuangan menggambarkan dampak keuangan dari transaksi dan
peristiwa lain yang diklasifikasikan dalam beberapa kelompok besar menurut
karakteristik ekonominya. Kelompok besar ini merupakan unsur laporan keuangan.
Unsur yang berkaitan secara langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah
aset, kewajiban, dana syirkah temporer, dan ekuitas. Sedang unsur yang berkaitan
dengan pengukuran kinerja dalam laporan laba rugi adalah penghasilan dan beban.
Laporan perubahan posisi keuangan biasanya mencerminkan berbagai unsur
laporan laba rugi dan perubahan dalam berbagai unsur neraca; dengan demikian,
kerangka dasar ini tidak mengidentifikasikan unsur laporan perubahan posisi
keuangan secara khusus.

Sesuai karakteristik maka laporan keuangan entitas syariah antara lain


meliputi:

1. komponen laporan keuangan yang mencerminkan kegiatan komersial:


a) laporan posisi keuangan;
b) laporan laba rugi;
c) laporan arus kas; dan
d) laporan perubahan ekuitas.
2. komponen laporan keuangan yang mencerminkan kegiatan sosial:
a) laporan sumber dan penggunaan dana zakat; dan
b) laporan sumber dan penggunaan dana kebajikan.
3. komponen laporan keuangan lainnya yang mencerminkan kegiatan dan
tanggung jawab khusus entitas syariah tersebut.

A. Laporan Posisi Keuangan (Neraca)


Dalam KDPPLK syariah dijelaskan tentang Laporan Posisi Keuangan
(Neraca) Entitas Syariah sebagai berikut:
1. Aset adalah sumber daya yang dikuasai oleh entitas syariah sebagai akibat
dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan
diharapkan akan diperoleh entitas syariah.
2. Kewajiban merupakan hutang entitas syariah masa kini yang timbul dari
peristiwa masa lalu, penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar
dari sumber daya entitas syariah yang mengandung manfaat ekonomi.
3. Dana syirkah temporer adalah dana yang diterima sebagai investasi dengan
jangka waktu tertentu dari individu dan pihak lainnya dimana entitas syariah
mempunyai hak untuk mengelola dan menginvestasikan dana tersebut
dengan pembagian hasil investasi berdasarkan kesepakatan.
4. Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas syariah setelah dikurangi semua
kewajiban dan dana syirkah temporer.

Ilustrasi Neraca Untuk Perbankan Syariah

PT Bank Syariah “X”


Laporan Posisi Keuangan (Neraca)
Per 31 Desember 200-A dan 200-B
ASET 200-B 200-A
Kas xxx xxx
Penempatan pada Bank Indonesia xxx xxx
Giro pada bank lain xxx xxx
Penempatan pada bank lain xxx xxx
Investasi pada efek/surat berharga xxx xxx
Piutang:
Murabahah xxx xxx
Salam xxx xxx
Istishna' xxx xxx
Ijarah xxx xxx
Jumlah Piutang xxx xxx
Pembiayaan:
Mudharabah xxx xxx
Musyarakah xx xxx
x
Jumlah Pembiayaan xxx xxx
Persediaan xxx xxx
Tagihan dan kewajiban akseptasi xxx xxx
Aset Ijarah xxx xxx
Aset Istishna dalam penyelesaian xxx xxx
Penyertaan pada entitas lain xxx xxx
Aset tetap dan akumulasi penyusutan xxx xxx
Aset lainnya xx xxx
x
Jumlah Aset xxx xxx
KEWAJIBAN
Kewajiban segera xxx xxx
Bagi hasil yang belum dibagikan xxx xxx
Simpanan xxx xxx
Simpanan dari bank lain xxx xxx
Utang:
Salam xxx xxx
Istishna’ xxx xxx
Jumlah utang xxx
Kewajiban kepada bank lain xxx xxx
Pembiayaan yang diterima xxx xxx
Hutang pajak xxx xxx
Estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi xxx xxx
Pinjaman yang diterima xxx xxx
Pinjaman subordinasi xxx xxx
Jumlah Kewajiban xxx xxx

DANA SYIRKAH TEMPORER (DST)


Dana syirkah temporer dari bukan bank:
Tabungan mudharabah xxx xxx
Deposito mudharabah xxx xxx
Jumlah DST bukan bank xxx xxx
Dana syirkah temporer dari bank:
Tabungan mudharabah xxx xxx
Deposito mudharabah xxx xxx
Jumlah DST dari bank xxx xxx
Musyarakah xxx xxx
Jumlah Dana Syirkah Temporer Xxx xxx
EKUITAS
Modal disetor Xxx xxx
Tambahan modal disetor xxx xxx
Saldo laba (rugi) xxx xxx
Jumlah Ekuitas xxx xxx
Jumlah Kewajiban, DST dan Ekuitas xxx xxx

B. Laporan Laba Rugi (Laporan Kinerja)


Laporan Laba Rugi entitas syariah disajikan sedemikian rupa yang
menonjolkan berbagai unsur kinerja keuangan yang diperlukan bagi penyajian
secara wajar. Dalam paragraf 60, Laporan laba rugi minimal mencakup pos-pos
berikut:
a. pendapatan usaha;
b. bagi hasil untuk pemilik dana;
c. beban usaha;
d. laba atau rugi usaha;
e. pendapatan dan beban nonusaha;
f. laba atau rugi dari aktivitas normal;
g. beban pajak; dan
h. laba atau rugi bersih untuk periode berjalan
Ilustrasi Laporan Laba Rugi Bank Syariah
PT Bank Syariah “X”
Laporan Laba Rugi dan Saldo Laba
Periode 1 Januari s.d. 31 Desember 200-B dan 200-A

200-B 200-A
Pendapatan Pengelolaan Dana oleh Bank sebagai Mudharib
Pendapatan dari jual beli:
Pendapatan marjin murabahah xxx xxx
Pendapatan bersih salam paralel xxx xxx
Pendapatan bersih istishna paralel xxx xxx
Jumlah pendapatan jual beli xxx xxx
Pendapatan dari sewa:
Pendapatan bersih ijarah xxx xxx
Pendapatan dari bagi hasil:
Pendapatan bagi hasil mudharabah xxx xxx
Pendapatan bagi hasil musyarakah xxx xxx
Jumlah pendapatan bagi hasil xxx xxx
Pendapatan usaha utama lainnya xxx xxx
Jumlah Pendapatan Pengelolaan Dana oleh Bank sbg Mudharib xxx xxx
Hak pihak ketiga atas bagi hasil (xxx) (xxx)
Hak bagi hasil milik Bank (xxx) (xxx)
Pendapatan Usaha Lainnya
Pendapatan imbalan jasa perbankan xxx xxx
Pendapatan imbalan investasi terikat xxx xxx
Jumlah Pendapatan Usaha Lainnya xxx xxx
Beban Usaha
Beban kepegawaian (xxx) (xxx)
Beban administrasi (xxx) (xxx)
Beban penyusutan dan amortisasi (xxx) (xxx)
Beban usaha lain (xxx) (xxx)
Jumlah Beban Usaha (xxx) (xxx)
Laba (Rugi) Usaha xxx xxx
Pendapatan dan Beban Non-usaha
Pendapatan nonusaha xxx xxx
Beban nonusaha xxx xxx
Jumlah Pendapatan (Beban) Nonusaha xxx xxx
Laba (Rugi) sebelum Pajak xxx xxx
Beban Pajak xxx xxx
Laba (Rugi) Bersih Periode Berjalan xxx xxx
C. Laporan Arus Kas
Laporan arus kas disusun berdasarkan ketentuan yang telah ditetapkan dalam
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan terkait yaitu PSAK 2 tentang Laporan
Arus Kas. Laporan arus kas harus melaporkan arus kas selama periode tertentu
dan diklasifikasi menurut aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.
1. Aktivitas Operasi, arus kas dari aktivitas operasi terutama diperoleh dari
aktivitas penghasilan utama pendapatan perusahaan. Oleh karena itu, arus
kas tersebut pada umumnya berasal dari transaksi dan peristiwa lain yang
mempengaruhi penetapan laba aau rugi bersih.Contohnya : Penerimaan
kas dari penjualan barang dan jasa, Penerimaan kas dari royalty, fees,
komisi, dan pendapatan lain, Pembayaran kas kepada karyawan dll.
2. Aktivitas Investasi, Pengungkapan terpisah arus kas yang berasal dari
aktivitas investasi perlu dilakukan sebab arus kas tersebut mencerminkan
penerimaan dan pengeluaran kas sehubungan dengan sumber daya yang
bertujuan menghasilkan pendapatan dan arus kas masa depan.
Contohnya: Pembayaran kas untuk membeli aset tetap, aset tidak
berwujud, dan aset jangka penjang lain, termasuk biaya pengembangan
yang dikapitalisasi dan aset tetap yang dibangun sendiri, Perolehan saham
atau instrumen keuangan perusahaan lain, dll.
3. Aktivitas Pendanaan, Pengungkapan terpisah arus kas yang timbul dari
aktivitas pendanaan perlu dilakukan sebab berguna untuk memprediksi
klaim terhadap arus kas masa depan oleh pemasok modal perusahaan.
Contohnya : Penerimaan kas dari emisi saham atau instrumen modal
lainnya, Penerimaan kas dari emisi obligasi, pinjaman, wesel, hipotek, dan
pinjaman lainnya, dll.

PT BANK MUAMALAT INDONESIA


LAPORAN ARUS KAS
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR
PADA 31 DESEMBER 2008 DAN 2007
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI 2008 2007
Penerimaan pendapatan pengelolaan 1.325.426.321 1.145.026.616
Pembayaran bagi hasil dana syirkah temporer (513.376.205) (498.722.137)
Penerimaan pendapatan usaha lainnya 164.961.543 107.792.296
Penerimaan kembali piutang dan pembiayaan yg telah
dihapusbukukan 8.910.694 3.404.417
Pembayaran beban kepegawaian (108.040.191) (89.889.734)
Pembayaran beban lainnya (611.215.871) (339.708.151)
Pembayaran pajak penghasilan (96.628.241) (49.283.351)
Penerimaan pendapatan non usaha 3.639.502 1.073.111
Pembayaran beban non usaha (16.897.269) (11.188.828)
Arus kas dari aktivitas operasi aset dan pasiva 156.780.283 268.504.239
Penurunan (kenaikan) Aktiva operasi
Penempatan pada Bank Indonesia 445.000.000 260.000.000
Penempatan pada Bank Lain 13.251.004 (41.000.000)
Piutang (774.289.740) (909.658.674)
Pinjaman Qardh (63.252.495) (88.805.112)
Pembiayaan Mudharabah 434.099.112 11.360.516
Pembiayaan Musyarakah (1.264.294.437 (950.572.894)
)
Penyertaan (320.796) (34.560.986)
Aktiva Ijarah (213.554.467) (39.443.003)
Aktiva lain-lain (124.025.303) (215.111.420)
Kenaikan (penurunan) kewajiban operasi
Kewajiban segera 66.012.495 26.846.674
Simpanan (180.035.225) 281.721.250
Simpanan dari bank lain (7.429.669) (3.264.641)
Hutang pajak 1.321.738 (7.220.233)
Kewajiban lain-lain (32.053.584) (164.748.573)
Kas Bersih Dipergunakan untuk Aktivitas Operasi (1.542.791.084) (1.276.455.711)
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI
Penjualan efek tersedia untuk dijual dan dimiliki (15.000.000) 00
hingga jatuh tempo
Hasil penjualan aktiva tetap 277.061 613.478
Pembelian aktiva tetap (34.976.911) (24.664.170)
Kas bersih Digunakan untuk Aktivitas Investasi (49.699.850) (24.050.692)
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN
Kenaikan dana syirkah temporer 1.796.719.948 1.680.452.772
Pembayaran deviden tunai (87.194.958) (85.602.217)
Pembayaran pinjaman (53.767.962) (25.568.950)
Penerimaan sukuk mudharabah subordinasi 312.436.175 00
Arus Kas Bersih Diperoleh dari aktivita pendanaan 1.968.193.203 1.569.281.605
KENAIKAN BERSIH KAS DAN SETARA KAS 375.702.269 268.775.202
KAS DAN SETARA KAS PADA AWAL TAHUN 897.963.411 629.188.209
KAS DAN SETARA KAS PADA AKHIR THN 1.273.665.680 897.963.411

Kas dan Setara Kas Akhir Tahun terdiri


dari: Kas
227.098.427 173.671.330
Giro pada Bank Indonesia 789.382.515 612.651.614
Giro pada Bank Lain 175.757.271 47.110.141
Giro pada bank PT Pos Indonesia (persero) 81.427.467 64.530.326
Jumlah 1.273.665.680 897.963.411
D. Laporan Perubahan Ekuitas
Dalam PSAK 101 tentang Penyajian Laporan Keuangan Syariah dijelaskan
bahwa entitas syariah harus menyajikan laporan perubahan ekuitas sebagai
komponen utama Laporan Keuangan, yang menunjukkan :
a. Laba atau rugi bersih periode yang bersangkutan;
b. Setiap pos pendapatan dan beban, keuntungan atau kerugian beserta
jumlahnya yang berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
terkait diakui secara langsung dalam ekuitas;
c. Pengaruh kumulatif dari perubahan kebijakan akuntansi dan perbaikan
terhadap kesalahan mendasar sebagaimana diatur dalam Pernyataan
Standar Akuntansi Keuangan terkait;
d. Transaksi modal dengan pemilik dan distribusi kepada pemilik;
e. Saldo akumulasi laba atau rugi pada awal dan akhir periode serta
perubahannya; dan
f. Rekonsiliasi antara nilai tercatat dari masing-masing jenis modal saham,
agio dan cadangan pada awal dan akhir periode yang mengungkapkan
secara terpisah setiap perubahan.

PT BANK MUAMALAT INDONESIA , Tbk


LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR
PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2008 DAN 2007
Modal Saham Tambahan Modal Saldo Laba
Ditempatkan Disetor Bersih Telah Belum
dan Disetor Ditentukan Ditentukan
Penuh Penggunaan Penggunaan
nya nya
Saldo per 31 Des 2006 492.790.792 132.498.258 45.559.662 115.592.280 786.440.991
Pembentukan Cad 22.755.020 (22.755.020) 0
umum
Deviden Kas (85.602.216) (85.602.216)
Laba bersih tahun 2007 145.324.930 145.324.930
Saldo per 31 Des 2007 492.790.792 132.498.258 68.314.682 152.559.974 846.163.706
Pembentukan Cad 58.129.972 (58.129.972) 0
umum
Deviden Kas (87.194.958) (87.194.958)
Laba bersih tahun 2008 207.210.886 207.210.886
Saldo per Des 2008 492.790.792 132.498.258 126.444.654 214.445.930 966.179.634
E. Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Zakat
Dalam PSAK 101 tentang Penyajian Laporan Keuangan Syariah dijelaskan
(paragraf 64 – 68) bahwa entitas syariah menyajikan Laporan Sumber dan
Penggunaan Dana Zakat sebagai komponen utama Laporan Keuangan, yang
menunjukkan:
a. Dana zakat berasal dari wajib zakat (muzakki):
1) Zakat dari dalam entitas syariah;
2) Zakat dari pihak luar entitas syariah;
b. Penggunaan dana zakat melalui lembaga amil zakat untuk:
1) Fakir;
2) Miskin;
3) Riqab;
4) Orang yang terlilit hutang (gharim);
5) Muallaf;
6) Fiisabilillah;
7) Orang yang dalam perjalanan (ibnu sabil); dan
8) Amil;
c. Kenaikan atau penurunan dana zakat;
d. Saldo awal dana zakat; dan
e. Saldo akhir dana zakat.

PT Bank Syariah “X”


Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Zakat
Periode yang berakhir pada 31 Desember 200-A dan 200-B
200-B 200-A
Sumber Dana Zakat
Zakat dari dalam bank syariah xxx xxx
Zakat dari pihak luar bank syariah xxx xxx
Jumlah sumber dana zakat xxx xxx
Penggunaan Dana Zakat
Fakir (xxx) (xxx)
Miskin (xxx) (xxx)
Amil (xxx) (xxx)
Muallaf (xxx) (xxx)
Orang yang terlilit hutang (gharim) (xxx) (xxx)
Riqab (xxx) (xxx)
Fisabilillah (xxx) (xxx)
Orang yang dalam perjalanan (ibnu sabil) (xxx) (xxx)
Jumlah penggunaan dana zakat (xxx) (xxx)
Kenaikan (penurunan) dana zakat xxx xxx
Saldo awal dana zakat xxx xxx
Saldo akhir dana zakat xxx xxx

F. Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Kebajikan


Dalam PSAK 101 tentang Penyajian Laporan Keuangan Syariah dijelaskan
(paragraf 69 -73) bahwa entitas syariah menyajikan Laporan Sumber dan
Penggunaan Dana Kebajikan sebagai komponen utama Laporan Keuangan, yang
menunjukkan:
1. Sumber dana kebajikan berasal dari penerimaan:
a) Infak;
b) Sedekah;
c) Hasil pengelolaan wakaf sesuai dengan perundang-undangan yang
berlaku;
d) Pengembalian dana kebajikan produktif;
e) Denda; dan
f) Pendapatan nonhalal.
2. Penggunaan dana kebajikan untuk:
a) Dana kebajikan produktif;
b) Sumbangan; dan
c) Penggunaan lainnya untuk kepentingan umum.
3. Kenaikan atau penurunan sumber dana kebajikan;
4. Saldo awal dana penggunaan dana kebajikan; dan
5. Saldo akhir dana penggunaan dana kebajikan.

PT Bank Syariah “X”


Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Kebajikan
Periode yang berakhir pada 31 Desember 200-B dan 200-A
200-B 200-A
Sumber Dana Kebajikan
Infak dari dalam bank syariah xxx xxx
Sedekah xxx xxx
Hasil pengelolaan wakaf xxx xxx
Pengembalian dana kebajikan produktif xxx xxx
Denda xxx xxx
Pendapatan nonhalal xxx xxx
Jumlah Sumber Dana Kebajikan xxx xxx

Penggunaan Dana Kebajikan


Dana kebajikan produktif (xxx) (xxx)
Sumbangan (xxx) (xxx)
Penggunaan lainnya untuk kepentingan umum (xxx) (xxx)
Jumlah Penggunaan Dana Kebajikan (xxx) (xxx)

Kenaikan (penurunan) dana kebajikan xxx xxx


Saldo awal dana kebajikan xxx xxx
Saldo akhir dana kebajikan xxx xxx

G. Laporan Perubahan Dana Investasi Terikat


Laporan Perubahan Dana Investasi Terikat ini dibuat oleh Lembaga
Keuangan Syariah sebagai laporan dalam menjalankan amanah dalam
menjalankan pengelolaan dana. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
pembuatan Laporan Perubahan Dana Investasi Terikat antara lain:
1. Laporan Perubahan Dana Investasi Terikat memisahkan dana investasi
terikat berdasarkan sumber dana dan memisahkan investasi berdasarkan
jenisnya.
2. Bank syariah menyajikan Laporan Perubahan Dana Investasi Terikat
sebagai komponen utama Laporan Keuangan, yang menunjukkan:
a) Saldo awal dana investasi terikat;
b) Jumlah kelompok investasi pada setiap jenis investasi dan nilai per
kelompok pada awal periode;
c) Dana investasi yang diterima dan kelompok investasi yang diterbitkan
bank syariah selama periode laporan;
d) Penarikan atau pembelian kembali kelompok investasi selama periode
laporan;
e) Keuntungan atau kerugian dana investasi terikat;
f) Imbalan bank syariah sebagai agen investasi;
g) Beban administrasi dan beban tidak langsung lainnya yang dialokasikan
oleh bank syariah ke dana investasi terikat;
h) Saldo akhir dana investasi terikat; dan
i) Jumlah kelompok investasi pada setiap jenis investasi dan nilai per
kelompok pada akhir periode.
3. Investasi terikat adalah investasi yang bersumber dari pemilik dana investasi
terikat dan sejenisnya yang dikelola oleh bank syariah sebagai agen
investasi. Investasi terikat bukan merupakan aset maupun kewajiban karena
bank syariah tidak mempunyai hak untuk menggunakan atau mengeluarkan
investasi tersebut, serta bank syariah tidak memiliki kewajiban
mengembalikan atau menanggung risiko investasi.
4. Dana yang diserahkan oleh pemilik investasi terikat dan sejenisnya adalah
dana yang diterima bank syariah sebagai agen investasi. Dana yang ditarik
oleh pemilik dana investasi terikat adalah dana yang diambil atau
dipindahkan sesuai dengan permintaan pemilik dana.
5. Keuntungan atau kerugian investasi terikat adalah jumlah kenaikan atau
penurunan bersih nilai investasi terikat, selain kenaikan yang berasal dari
penyetoran atau penurunan yang berasal dari penarikan.
6. Dalam hal bank syariah bertindak sebagai agen investasi, imbalan yang
diterima adalah sebesar jumlah yang disepakati tanpa memperhatikan hasil
investasi.
7. Catatan atas Laporan Perubahan Dana Investasi Terikat harus
mengungkapkan:
a) sifat hubungan antara entitas syariah dan pemilik dana investasi terikat;
b) hak dan kewajiban yang terkait dengan setiap jenis dana investasi
terikat atau unit investasi.

PT Bank Syariah “X”


Laporan Perubahan Dana Investasi Terikat
Periode yang berakhir pada 31 Desember 200-B dan 200-A
200-B 200-A
Saldo awal xxx xxx
Jumlah kelompok investasi awal periode xxx xxx
Nilai per kelompok investasi xxx xxx
Penerimaan dana xxx xxx
Penarikan dana (xxx) (xxx)
Keuntungan (kerugian) investasi xxx xxx
Biaya administrasi (xxx) (xxx)
Imbalan bank sebagai agen investasi (xxx) (xxx)
Saldo investasi pada akhir periode xxx xxx
Jumlah kelompok investasi pada akhir periode xxx xxx
Nilai kelompok investasi pada akhir periode xxx xxx
H. Laporan Rekonsiliasi Pendapatan dan Bagi Hasil

Tujuan pembuatan laporan rekonsilasi pendapatan dan bagi hasil ini


antara lain untuk mengetahui kebenaran pendapatan yang nyata-nyata
diterima (cash basis) yang diterima oleh Lembaga Keuangan Syariah yang
merupakan pendapatan yang dibagi hasilkan dengan pemilik dana.
Beberapa hal yang perlu diketahui dalam membuat laporan rekonsiliasi
pendapatan dan bagi hasil antara lain:
1. Bank syariah menyajikan Laporan Rekonsiliasi Pendapatan dan Bagi
Hasil yang merupakan rekonsiliasi antara pendapatan bank syariah
yang menggunakan dasar akrual dengan pendapatan yang
dibagihasilkan kepada pemilik dana yang menggunakan dasar kas.
2. Perbedaan dasar pengakuan tersebut mengharuskan bank syariah
menyajikan Laporan Rekonsiliasi Pendapatan dan Bagi Hasil sebagai
bagian komponen utama Laporan Keuangan.
3. Dalam Laporan Rekonsiliasi Pendapatan dan Bagi Hasil, bank syariah
menyajikan:

a) Pendapatan pengelolaan dana oleh bank sebagai mudharib;


b) Penyesuaian atas:
i. pendapatan pengelolaan dana oleh bank sebagai mudharib
periode berjalan yang kas atau setara kasnya belum diterima;
ii. pendapatan pengelolaan dana oleh bank sebagai mudharib
periode sebelumnya yang kas atau setara kasnya diterima di
periode berjalan;
c) Pendapatan yang tersedia untuk bagi hasil;
d) Bagian bank syariah atas pendapatan yang tersedia untuk bagi hasil;
e) Bagian pemilik dana atas pendapatan yang tersedia untuk bagi hasil:
i. Bagi hasil yang sudah didistribusikan ke pemilik dana;
ii. Bagi hasil yang belum didistribusikan ke pemilik dana.
PT Bank Syariah “X”
Laporan Rekonsiliasi Pendapatan dan Bagi Hasil
Periode yang berakhir pada 31 Desember 200-B dan 200-A
200-B 200-A
Pendapatan Usaha Utama (Akrual) Pengurang: xxx xxx
Pendapatan periode berjalan yang kas atau setara kasnya belum
diterima:
Pendapatan margin murabahah Pendapatan istishna’
Hak bagi hasil:
Pembiayaan mudharabah Pembiayaan musyarakah (xxx) (xxx)
Pendapatan sewa Jumlah pengurang Penambah: (xxx) (xxx)
Pendapatan periode sebelumnya yg kasnya diterima pada periode
berjalan:
Penerimaan pelunasan piutang: Margin murabahah Istishna’ (xxx) (xxx)
Pendapatan sewa Penerimaan piutang bagi hasil: (xxx) (xxx)
Pembiayaan mudharabah Pembiayaan musyarakah (xxx) (xxx)
Jumlah penambah
(xxx) (xxx)

xxx xxx
xxx xxx
xxx xxx

xxx xxx
xxx xxx

xxx xxx

Pendapatan yang tersedia untuk bagi hasil


Bagi hasil yang menjadi hak bank syariah Bagi hasil yang menjadi xxx xxx
hak pemilik dana Dirinci atas: xxx xxx
Hak pemilik dana atas bagi hasil yang sudah didistribusikan
Hak pemilik dana atas bagi hasil yang belum didistribusikan
xxx xxx
xxx xxx

Anda mungkin juga menyukai