Anda di halaman 1dari 4

Nama : Nendita Syalwa Nurfadillah (21030804200021)

Mata Kuliah : Operasional dan Risiko Bank Syariah


Dosen : Dian Rosinawati, SE., MM

KASUS MONEY LAUNDERING


“GAYUS TAMBUNAN”

PENDAHULUAN

Istilah money laundering atau pencucian uang telah dikenal sejak tahun 1930 di
Amerika Serikat. Pada saat itu organisasi kejahatan mafia (Al Capone) membeli perusahaan-
perusahaan pencucian pakaian sebagai tempat pencucian uang yang dihasilkan dari bisnis
ilegalnya (perjudian, pelacuran, dan minum-minuman keras). Kemudian istilah ini popular
pada tahun 1984 tatkala Interpol mengusut pemutihan uang mafia Amerika Serikat yang
terkenal dengan pizza connection. Kasus ini menyangkut dana sekitar US $ 600 juta yang
ditranfer ke sejumlah bank di swiss dan Italia. Cara pencucian uang dilakukan dengan
menggunakan restoran- restoran pizza yang berada di Amerika Serikat sebagai usaha untuk
mengelabui sumber-sumber dana tersebut.

Pencucian uang adalah suatu upaya perbuatan untuk menyembunyikan atau


menyamarkan asal usul uang/dana atau Harta Kekayaan hasil tindak pidana melalui berbagai
transaksi keuangan agar uang atau Harta Kekayaan tersebut tampak seolah-olah berasal dari
kegiatan yang sah/legal.

Banyak kasus korupsi, penggelapan bahkan pencucian uang yang sampai sekarang
tidak diketahui ujung pangkalnya. Salah satunya adalah kasus korupsi yang dilakukan oleh
seorang pegawai pajak golongan IIIA, yang sempat menggegerkan Mabes Polri, yaitu Gayus
Tambunan. Keterkejutan semua orang terhadap apa yang telah dilakukan oleh Gayus
Tambunan adalah suatu hal yang wajar. Karena apabila kita melihat dari statusnya yang
hanyalah seorang pegawai negeri biasa, tetapi memiliki tabungan yang begitu banyak, tentu
saja hal ini mengundang tanya: Apalagi kalau bukan korupsi Padahal, pekerjaan Gayus sehari-
hari cuma menjadi penelaah keberatan pajak (banding) perorangan dan badan hukum di Kantor
Pusat Direktorat Pajak, hal ini menegaskan bahwa seorang Gayus Tambunan pasti telah
melakukan kecurangan yang dapat merugikan Negara dan masyarakat banyak.
PEMBAHASAN

Kasus yang menjerat Gayus Tambunan

1. Kasus Suap
• Gayus menerima uang RP 925 Juta (Roberto Santonius) terkait kepengurusan
keberatan pajak perusahaan
• Menyuap sejumlah petugas Rutan Mako Brimob Depok.
• Menyuap Ketua Pengadilan Negeri Tanggerang
• Menyuap penyidik kepolisian.
2. Gratifikasi
• Menerima gratifikasi US $ 659.800 dan 9,6 Juta Dollar Singapura.
3. Pencucian Uang
• Tidak bisa membuktikan kekayaannya (RP 925 Juta, US $ 3,5 Juta, US $ 659.800,
SIN $ 9,6 Juta dan 31 keping logam mulia).
4. Kasus Pajak
• Tidak teliti menangani keberatan pajak PT. Surya Alam Tunggal sehingga
merugikan negara RP 570 Juta
• Terlibat penggelapan pajak PT Megah Citra Raya.
5. Pemalsuan Dokumen
• Memalsukan paspor palsu atas nama Sony Laksono.

Proses Penyelesaian Hukum Kasus Gayus Tambunan

Mahkamah Agung (MA) memotong hukuman Gayus Tambunan, “dari 31 tahun


menjadi 29 tahun penjara”. MA menilai vonis yang dijatuhkan kepada mantan pegawai
Dirjen Pajak itu melebihi aturan yang ada.

Hal itu sebagaimana tertuang dalam vonis Peninjauan Kembali (PK) Nomor 66
PK/Pid.Sus/2016 yang dilansir website Mahkamah Agung (MA), Selasa (17/1/2017). Total
kejahatan yang dilakukan Gayus ada empat kasus, tiga di antaranya dari tindak pidana
korupsi yang dituntut secara terpisah.

Ketiga kejahatan korupsi tersebut adalah:


1. Perkara kasasi nomor 1146 K/Pid.Sus/2010 dengan hukuman 8 tahun penjara.
2. Perkara kasasi nomor 1198 K/Pid.Sus/2011 dengan hukuman 12 tahun penjara.
3. Perkara kasasi nomor 52 K/Pid.Sus/2013 dengan pidana selama 8 tahun penjara.

Sehingga dalam ketiga perkara tersebut, terpidana total telah dipidana selama 28
tahun. Namun, Gayus tidak terima dengan vonis Nomor 52 K/Pid.Sus/2013 itu karena total
hukuman yang ia terima dalam kasus korupsi tersebut selama 28 tahun penjara.

Keberatan Gayus diamini MA. Menurut MA, berdasarkan Pasal 65 ayat 2 KUHP,
dalam hal gabungan perbuatan maksimum adalah 20 tahun ditambah maksimal sepertiga.
Untuk kasus yang dilakukan Gayus, total hukumannya adalah 26 tahun penjara. Di luar itu,
MA memvonis Gayus penjara 3 tahun dalam kasus pemalsuan paspor.

Jadi total hukuman yang dijalani Gayus adalah 29 tahun penjara, yaitu:
1. Kasus pemalsuan paspor dihukum 3 tahun penjara.
2. Kasus penggelapan pajak I dihukum 12 tahun penjara.
3. Kasus penggelapan pajak II dihukum 8 tahun penjara.
4. Kasus pencucian uang dihukum 6 tahun penjara.

Pencegahan Money Laundering Sebagai Petugas Bank

Sebagai upaya untuk mencegah tindakan Pencucian Uang, pihak perbankan


melalukan KYC (Know Your Customer). Prinsip mengenal nasabah (Know Your Customer
Principles) adalah prinsip yang diterapkan bank untuk mengetahui indentitas nasabah,
memantau kegiatan transaksi nasabah termasuk pelaporan transaksi yang mencurigakan.
Dalam pelaksanaan prinsip mengenal nasabah bertujuan dan berorientasi pada tindak pidana
pencucian uang. Operasional prinsip KYC sebagai berikut:

1. Dimulai pada saat nasabah baru yang akan membuka rekening diharuskan mengisi
seluruh aplikasi pembukaan rekening dan aplikasi KYC dengan identitas yang
lengkap baik untuk rekening perorangan maupun perusahaan.
2. Dilakukan wawancara untuk maksud dan tujuan pembukaan rekening bank
3. Meminta identitas lain yang diperlukan (keluarga/instansi tempat ia bekerja)
4. Dilakukan recheck atas kebenaran dokumen-dokumen yang disampaikan oleh
nasabah, dengan mempertimbangkan keadaan nasabah, jenis usaha dan
kewarganegaraannya. Politically Exposed Persons:
- High risk customer
- High risk business
- High risk countries.
PENUTUP

Money Laundering adalah suatu upaya perbuatan untuk menyembunyikan atau


menyamarkan asal usul uang/dana atau Harta Kekayaan hasil tindak pidana melalui berbagai
transaksi keuangan agar uang atau Harta Kekayaan tersebut tampak seolah-olah berasal dari
kegiatan yang sah/legal.

Salah satu contoh kasus pencucian uang adalah yang terjadi pada Gayus Tambunan
seorang pegawai pajak golongan IIIA yang melakukan 5 kasus sekaligus yaitu: suap,
gratifikasi, pencucian uang, kasus pajak dan pemalsuan dokumen, dengan penyelesaian hukum
29 tahun penjara.

Oleh karena itu petugas bank memiliki upaya untuk mencegah terjadinya money
laundering yaitu dengan prinsip KYC (Know Your Customer). Prinsip mengenal nasabah
(Know Your Customer Principles) adalah prinsip yang diterapkan bank untuk mengetahui
indentitas nasabah, memantau kegiatan transaksi nasabah termasuk pelaporan transaksi yang
mencurigakan. Yaitu dengan cara mengenal identitas nasabah, mengetahui maksud dan tujuan
pembukaan rekening baru, dan meminta identitas lain yang diperlukan dengan
mempertimbangkan keadaan nasabah, jenis usaha dan kewarganegaraannya.

Anda mungkin juga menyukai