Anda di halaman 1dari 11

PENDAHULUAN Sejak orang mengenal kegiatan

Pemasaran merupakan sebuah pemasaran, telah banyak ahli menge-


faktor penting dalam siklus yang ber- mukakan definisi tentang pemasaran
hubungan dengan pemenuhan kebu- yang kelihatannya sedikit berbeda te-
tuhan konsumen. Dalam perusahaan, tapi memiliki arti yang sama. Perbe-
pemasaran merupakan salah satu dari daan ini disebabkan karena mereka
kegiatan pokok yang dilakukan per- meninjau pemasaran dari sudut pan-
usahaan untuk mempertahankan ke- dang yang berbeda.
langsungan hidupnya, berkembang Selanjutnya Drucker (1969)
dan mendapatkan laba, kegiatan pe- mengartikan pemasaran sebagai beri-
masaran pada perusahaan juga harus kut: Marketing is not only much
dapat memberikan kepuasan pada broader than selling, it is not spe-
konsumen jika menginginkan usaha- cialized activity at all. Marketing
nya tetap berjalan. encompasses the entire business. It
is

Perkembangan Konsep Pemasaran: Implementasi dan Implikasi (Ambar Lukitaningsih) 1


the whole business seen from the dengan orang lain sebagai suatu sis-
point of view of its final result, tem. Selanjutnya Stanton beranggap-
that is, from the customer point of an bahwa keberhasilan pelayanan da-
view. lam pemasaran menentukan keberha-
Dari pengertian di atas dapat silan perusahaan. Untuk itu kegiatan
dikatakan bahwa pemasaran merupa- pemasaran harus dikoordinasikan
kan tanggung jawab manajemen se- dan dikelola dengan cara yang baik.
cara umum dan memprioritaskan Meskipun istilah pemasaran sukses
pelanggan merupakan tangung jawab dalam fenomena pemasaran sejak
semua unsur yang ada dalam perusa- awal kemunculannya sangat bera-
haan. Banyak yang berpendapat bah- gam, namun dilihat dari berbagai
wa pemasaran seharusnya memegang definisi konsep pemasaran, bisa ter-
peranan penting dalam penetapan lihat secara jelas ada sesuatu yang
arah strategi suatu perusahaan. Hal saling berhubungan antara produsen
ini cukup beralasan mengingat peren- dan konsumen. Lebih jauh terdapat
canaan strategis perusahaan merupa- kecenderungan hubungan pertukaran
kan suatu usaha untuk mempertahan- yang merupakan hal penting dalam
kan perusahaan tetap konsisten de- memahami dasar konsep pemasaran
ngan lingkungan bisnisnya, dan pe- yang muaranya adalah untuk meme-
masaran memiliki fungsi tradisional nuhi human needs dan wants.
sebagai katalisator antara perusahaan Merupakan perkerjaan yang
dengan pelanggan, distributor dan tidak mudah bagi sebuah organisasi
pesaingnya. Kotler (1997) mengata- bisa memenuhi human needs dan
kan bahwa: Pemasaran adalah proses wants, untuk itu dalam implementasi
sosial yang didalamnya individu dan konsep pemasaran dalam organisasi
kelompok mendapatkan apa yang masih memerlukan perbaikan orien-
mereka butuhkan dan inginkan de- tasi dan filosofi managerial. Lebih-
ngan menciptakan, menawarkan dan lebih di kebanyakan organisasi me-
secara bebas mempertukarkan pro- nunjukan pertentangan filosofi dan
duk yang bernilai dengan pihak lain. ini memunculkan masalah dalam
Stanton (1994) mempunyai pendapat, implementasi konsep. Filosofi pema-
pemasaran adalah suatu sistem kese- saran biasanya ditunjukan sebagai
luruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis satu di antara sejumlah filosofi ma-
yang ditujukan untuk merencanakan, najerial yang secara terus menerus
menentukan harga, mempromosikan bersaing untuk kejelasannya di dalam
dan mendistribusikan barang dan jasa organisasi.
yang dapat memuaskan kebutuhan Penulisan paper ini dilakukan
baik kepada pembeli yang ada mau- dengan tujuan untuk mengungkap
pun pembeli potensial. Dari definisi perkembangan konsep pemasaran,
tersebut, dapat dikatakan bahwa ke- implementasi dan implikasinya. Pen-
giatan pemasaran adalah kegiatan- jelasan diawali dengan uraian tentang
kegiatan yang saling berhubungan
2 Jurnal Ekonomi dan Kewirausahaan Vol. 14, No. 1, April 2014: 16 – 29
ruang lingkup pemasaran, bahasan nali melalui dimensi positif – norma-
kedua tentang konsep pemasaran dan tive, micro – macro dan profit – non
perkembanganya, kemudian dilanjut- profit. Dalam perspektif positif yang
kan dengan pembahasan tentang im- menggambarkan, menjelaskan, mem-
plementasi konsep pemasaran dan di- prediksi dan memahami aktivitas
akhiri dengan implikasi manajerial- pemasaran dalam bentuk fenomena-
nya. fenomena yang eksis. Sementara itu
dalam perspektif normative, perspek-
Ruang Lingkup Pemasaran tif yang dipakai adalah memberikan
Keberadaan pemasaran tidak gambaran tentang apa yang seharus-
terlepas dari sebuah fenomena dan nya dilakukan organisasi atau indi-
fakta yang berkaitan aktivitas pema- vidu atau sistem pemasaran.
saran atau praktik pemasaran dan Fenomena marketing bisa ter-
praktik pemasaran ini muncul sejak jadi dalam organisasi atau institusi
adanya kegiatan bisnis di tahun 1870. profit maupun non profit. Pada insti-
Di mana Fenomena pemasaran yang tusi profit adalah organisasi yang
muncul pada saat itu sangat bervaria- mempunyai tujuan untuk mendapat
si (beranekaragam), dengan keanera- profit atau keuntungan. Sebaliknya
gaman ini mengakibatkan pandangan organisasi atau institusi non-profit
yang berbeda-beda bagi ahli pema- adalah organisasi yang mempunyai
saran, tapi hasil dari keanekaragaman tujuan tidak mencari profit. Fenome-
ini justru bisa memberikan kontribusi na marketing dalam cakupan mikro,
bagi perkembangan ilmu pemasaran. aktivitasnya dijalankan oleh unit
Membahas tentang perkem- secara individual sedangkan pada
bangan konsep pemasaran, tentunya cakupan makro lebih menunjuk pada
tidak bisa dilepaskan dengan ruang tingkat kelompok consumers, social
lingkup pemasaran yang luas, meli- responsibility.
puti marketing mix, perilaku konsu- Dengan berkembangnya pe-
men, komunikasi pemasaran dan ma- ngertian pemasaran mulai dari lem-
sih banyak lagi yang menimbulkan baga bisnis sampai dengan non-
keaneragaman fenomena. Berkaitan bisnis dan juga perluasan dari pihak
dengan hal itu maka agar lebih bisa yang terlibat dalam pertukaran dalam
dipahami, oleh Hunt (1991) dilaku- pemasaran baik secara langsung
kan pengelompokan pada konferensi maupun tidak langsung, maka cakup-
AMA tahun 1972, Hunt (1991) ber- an bahasan pemasaran juga semakin
usaha mengungkapkan hasil peng- luas. Secara umum cakupan bahasan
amatannya terkait dengan bagaimana dalam pemasaran meliputi antara lain
mengklasifikasikan fenomena mar- (Hunt, 1976): consumer behavior,
keting. pricing, purchasing, sales manage-
Hunt (1991) mengatakan bah- ment, product managemet, marekting
wa fenomena marketing dapat dike- communication, comparative
market-
Perkembangan Konsep Pemasaran: Implementasi dan Implikasi (Ambar Lukitaningsih) 3
ing, social marketing, the efficiency/ Perkembangan Konsep Pemasaran
productivity of marketing system, the Konsep pemasaran adalah se-
role of marketing in economic deve- buah falsafah bisnis yang menyata-
lopment, packaging, channel of dis- kan bahwa pemuas kebutuhan debit-
tribution, marketing research, so- ur merupakan syarat ekonomis dan
cietal issues in marketing, retailing, sosial bagi kelangsungan hidup per-
whloesaling, the social responsibility usahaan (Henry Assael, 1990). Ber-
of marekting, international market- dasarkan definisi tersebut, dapat di-
ing, commodity marketing, and ambil makna bahwa seluruh kegiatan
physical distribution. dalam perusahaan harus ditujukan
Cakupan lain yang cukup me- kepada pemuas kebutuhan konsu-
narik dilakukan oleh Kotler (dalam men, sehingga dapat diperoleh laba
Hunt, 1991) dengan mengklasifikasi- maksimum dalam jangka panjang,
kan pemasaran ke dalam konsep demi kelangsungan hidup perusaha-
mikro, makro, normatif, dan positif, an. Awal mula munculnya konsep
sehingga diperluas menjadi 8 area pemasaran dikenalkan pada tahun
yaitu profit sector, mikro, positf; 1950, bermula pada penilaian bahwa
non-profit sector, mikro, positif; perusahaan terlalu berorientasi pada
profit sector, mikro, normatif; non- volume penjualan dan cenderung
profit sector, mikro, normatif; profit mengabaikan kepentingan konsu-
sector, makro, positif; non-profit men. Karena pemasaran pada waktu
sector, makro, positif; profit sector, itu, dianggap hanya mempunyai
makro, normatif; dan non-profit sec- fungsi untuk menciptakan perminta-
tor, makro, normatif. Terkait dengan an atas produk yang dihasilkan oleh
mikro-makro/positif ini telah me- perusahaan (Boarden, 1964). Konsep
munculkan berbagai macam konsep ini berpendapat bahwa faktor kunci
pemasaran. Konsep pemasaran yang untuk kemampuan memperoleh laba
demikian beragam ini kemudian bukan hanya terletak pada jumlah
menjadi semacam pedoman dalam penjualan yang dicapai, melainkan
praktik bisnis sehingga berakumulasi terletak pada kepuasan konsumen
menjadi normative atau preskriptif jangka panjang. Pada akhir tahun
(profit – non profit/mikro-makro/ 1950-an dan awal tahun 1960-an,
normative). Proses demikian terus muncul perkembangan konsep pema-
berlanjut sehingga memunculkan saran modern. Ada dua isu penting
semakin banyak fenomena pemasar- yang ada di dalamnya yang pertama
an. Fenomena-fenomena yang ada marketing domain, area di mana kon-
sep dipertimbangkan untuk diperluas
dianalisis dan disajikan oleh para ahli
dengan karakter yang jelas dari kon-
pemasaran, selanjutnya digunakan
sep itu sendiri dan yang ke dua ada-
sebagai acuan dalam memahami im-
nya debat tentang domain yang tepat
plementasi konsep pemasaran.
telah di awali oleh Kotler dan Levy

4 Jurnal Ekonomi dan Kewirausahaan Vol. 14, No. 1, April 2014: 16 – 29


(1969) yang menyatakan bahwa akti- tara pucuk pimpinan berkewajiban
vitas marketing telah menembus pe- untuk menciptakan lingkungan, pan-
nerapannya dalam bidang politik, dangan, sikap, dan aspirasi yang
universitas dan lembaga charitas se- mendukung orientasi kepada pelang-
perti halnya pada perusahaan dengan gan ini. Tahap perkembangan selan-
orientasi profit. jutnya teori pemasaran memasuki
Perkembangan teori pemasaran masa yang disebut oleh Kotler
telah melampaui beberapa tahap. Se- (1972) dengan consciousness. Debat
cara historis perkembangan teori pe- panjang tentang konsep marketing
masaran dimulai dengan “The Mar- tidak dapat terelakkan, dalam pan-
keting Revolution” yang di konsep- dangan Brown (1995) suatu masa di
kan Keith (1960) dengan dasar pada mana dalam teori pemasaran terjadi
fenomena pemasaran pada saat itu, debat panjang itulah teori pemasaran
yaitu mengambil contoh kasus per- memasuki periode modifikasi. Debat
usahaan Pillsbury sebagai satu-satu- panjang ini kemudian mengharuskan
nya perusahaan yang menjadi amatan para ahli pemasaran untuk mencer-
Keith. Pada waktu yang hampir ber- mati kembali terhadap konsep dan
samaan teoritisi pemasaran disibukan filosofi pemasaran. Ketidak puasan
oleh hasil pemikiran Levitt (1960) dan ketidaksempurnaan konsep dan
teori pemasaran inilah yang kemudi-
dengan “Marketing Myopia” yang
an memunculkan critical marketing
mengungkap kegagalan perusahaan
theory yang awalnya dipicu adanya
dalam merespon perubahan atas per- keraguan mereka. Tahap perkem-
syaratan customers. bangan berikutnya muncul upaya
Selama itu para praktisi pema- untuk memikirkan kembali konsep
saran lebih memfokuskan pada pro- pemasaran yang memunculkan ga-
duk yang dihasilkan dari pada pasar gasan tentang paradigma baru dalam
yang dilayani, yaitu terkait dengan marketing yaitu apa yang disebut de-
tendensi untuk mendefinisikan tujuan ngan post-modern marketing (Brown,
perusahaan dan customers needs 1993). Perspektif post-modernism
terlampau sempit. Drucker (1969) dalam teori pemasaran bukan hanya
juga mengungkapkan bahwa tujuan menghindar dari evolusi konseptuali-
perusahaan yang paling tepat adalah sasi, tetapi juga mempertanyakan se-
menciptakan kepuasan konsumen. jumlah generalisasi. Sikap penghin-
Karena konsumen adalah merupakan daran ini merupakan bentuk ketidak-
foundasi bagi perusahaan untuk tetap percayaan terhadap metanarative,
mempertahankan kelangsungan hi- sehingga memunculkan keraguan.
dupnya. Mendukung konsep yang Maka keraguan atas sejumlah teori
diajukan Drucker, Levitt (1960) me- pemasaran adalah kecenderungan
nyatakan bahwa kebutuhan pelang- reaksi dari post-modernist atas capai-
gan harus menjadi sentral dalam pen- an dalam pengembangan teori-teori
definisian tujuan perusahaan, semen- pemasaran.

Perkembangan Konsep Pemasaran: Implementasi dan Implikasi (Ambar Lukitaningsih) 5


Modern marketing muncul pa- oleh para ahli pemasaran, selanjutnya
da saat awal abad 20. Dalam perkem- digunakan sebagai acuan dalam me-
bangan selanjutnya kemajuan pema- mahami implementasi konsep pema-
saran ditunjukkan empat tahap yang saran antara tahun 1960 – 1980-an.
dicermintakan dengan pendekatan Pada organisasi yang berorien-
yang diadopsi: pendekatan komoditi, tasi pada sektor profit secara tegas
pendekatan institusi, pendekatan ma- menyatakan keberadaannya adalah
najerial dan pendekatan keperilakuan untuk mencapai profit. Dan pada sek-
(Nataraajan, 1999). Abad 20 meski tor profit ini banyak sekali dijumpai
hanya beberapa tingkatan, momen- fenomena pemasaran. Sektor profit
tum besar telah ditunjukan oleh mar- meliputi makro-mikro/positif dan
keting sebagai mesin ekonomi: makro-mikro normative. Keith
large- scale retailing, chain-store, (1960) dalam tulisannya telah meng-
internet marketing, global market awali pembahasan pada sektor profit/
dan seba- gainya. Bidang marketing mikro/positif, Keith mempercayai
sendiri telah berkembang secara bahwa dalam setiap aktivitas pema-
spektakuler, yaitu dengan saran terpusat pada consumers. De-
diperkenalkannya kon- sep empat P ngan mengambil contoh kasus pada
(Product, Price, Promo- tion dan perusahaan Pillbury, Keith (1960)
Place) oleh McCarthy. menggambarkan terjadinya revolusi
pemasaran di perusahaan Pillsbury
Implementasi Konsep Pemasaran yang terbagi dalam empat masa, yai-
Semenjak tahun 1960-an pen- tu masa: orientasi produksi, orientasi
dekatan profit/mikro-makro/positif penjualan, orientasi pemasaran, dan
maupun profit/makro-makro/norma- pengendalian pemasaran (marketing
tif banyak menjadi fokus bahasan control).
untuk menjelaskan fenomena pema- Dalam masa orientasi produksi,
saran yang terjadi di institusi bisnis pusat perhatian perusahaan adalah
maupun non-bisnis (Kotler 1972). terkait dengan (permasalahan fungsi)
Kajian-kajian terkait dengan mikro- produksi, bukan pemasaran. Sehing-
makro/positif ini telah memunculkan ga keputusan tentang produk baru
berbagai macam konsep pemasaran. adalah dari sudut pandang produksi,
Konsep pemasaran yang demikian bukan sudut pandang pemasaran. Pa-
beragam ini kemudian menjadi sema- da masa ini perusahaan dapat menda-
cam pedoman dalam praktik bisnis patkan economics lot of scales di ma-
sehingga berakumulasi menjadi nor- na semakin banyak yang diproduksi
mative atau preskriptif (profit – non dapat menurunkan biaya yang signi-
profit/mikro-makro/normative). Pro- fikan, demikian pula akhirnya keun-
ses demikian terus berlanjut sehingga tungan yang akan didapatkan. Hasil-
memunculkan semakin banyak feno- nya adalah pemasaran diabaikan
mena pemasaran. Fenomena-fenome- (Levit, 1960).
na yang ada dianalisis dan disajikan
6 Jurnal Ekonomi dan Kewirausahaan Vol. 14, No. 1, April 2014: 16 – 29
Dalam masa orientasi penjual- ngan suatu konsekuensi bahwa pe-
an, perusahaan sudah mulai meman- masaran harus dan selalu terkait de-
dang pentingnya konsumen sebagai ngan manajemen puncak (top mana-
kunci keberhasilan perusahaan, dan gement)
juga mulai timbul kesadaran tentang Fullerton (1988) menyatakan
peran penting saluran distribusi seba- apa yang dilakukan Keith dengan
gai kunci keberhasilan perusahaan. mengangkat kasus Pillbury masih
Permasalah inti yang dihadapi oleh belum mampu menjelaskan kondisi
perusahaan adalah adalah bagaimana eksternal sosial dan ekonomi yang
produk yang dibuat perusahaan dapat terjadi pada saat itu. Fullerton juga
dibeli konsumen, sehingga upaya mengatakan bahwa depresiasi yang
yang perlu dilakukan adalah dengan besar yang terjadi pada 1930-an telah
melakukan kegiatan hard selling, menjadikan situasi yang kurang baik
bukan pemasaran. Pemasaran adalah bagi keberlanjutan dari era produksi
lebih kompleks dari pada sekedar sebab kondisi saat itu, sehingga bisa
penjualan dan juga bukan hanya menghambat para pelaku bisnis da-
sekedar perbedaan bahasa. Penjualan lam menjual akibat terjadi overpro-
lebih dahulu melihat kebutuhan dan duction. Keith dianggap telah meng-
kepentingan penjual, sementara pe- abaikan fakta sejarah di mana dalam
masaran terlebih dahulu melihat ke- masa itu juga ada fenomena persa-
butuhan konsumennya (Levit, 1960). ingan, overproduction dan demand
Dalam masa orientasi pemasar- tidak pasti. Maka jika pada masa itu
an, konsumen sudah menempati po- tidak ada demand stimulation maka
sisi inti di mana kegiatan perusahaan hal ini adalah salah, artinya upaya-
bermula dan berakhir dari konsumen. upaya pemasaran yang dilakukan
Perusahaan tidak menghasilkan pro- produsen telah diabaikan karena
duk apa yang dapat diproduksi, tetapi Keith dianggap telah mengabaikan
produk apa yang dibutuhkan dan di- pertumbuhan dan pasar baru.
inginkan konsumen itulah yang seha- Bagozzi (1975) dan Webster
rusnya dihasilkan perusahaan. Se- (1992) adalah penulis yang telah
hingga tujuan perusahaan tidak lagi memaparkan fenomena yang eksis
menghasilkan produk, tetapi memu- pada dimensi makro. Bagozzi (1975)
askan kebutuhan dan keinginan kon- melakukan kajian atas sejumlah di-
sumen baik yang riil maupun yang mensi paradigma pertukaran dengan
potensial. penekanan pada apa yang menjadi
Dalam masa pengendalian pe- pertimbangkan dalam pertukaran de-
masaran (marketing control) sudah ngan fokus direct transfer dan media
terjadi perubahan yang mendasar, di beserta makna dari exchange. Menu-
mana perusahaan tidak hanya meng- rut Bagozzi secara umum pertukaran
gunakan konsep pemasaran, tetapi dibagai menjadi tiga tipe: (1) secara
menjadi ‘marketing company’ de- umum pertukaran terjadi antara dua

Perkembangan Konsep Pemasaran: Implementasi dan Implikasi (Ambar Lukitaningsih) 7


fihak, (2) pertukaran yang terjadi mana peran fungsional pemasaran
paling tidak dilakukan oleh tiga fihak bergeser dari local firm yang berge-
dalam satu situasi (3) pertukaran se- rak sepanjang kontimum, dari tran-
cara mutual relationship dalam sebu- saksi ke organisasi network. Peran
ah sistem dengan pelaku paling tidak baru marketing harus fokus pada
ada tiga pihak. Makna dari pertukar- people, proses dan organisasi. Serta
an itu sendiri menurut Bagozzi bukan mensyaratkan mengenali operasi
hanya sekedar transfer produk untuk pada tiga jenjang yang berbeda
mendapatkan uang. Webster (1992), corporate, unit bisnis dan fungsional.
berpendapat bahwa marketing seba- serta merefleksikan dalam tiga
gai objek kajian sudah dimulai sejak tingkatan strategi atau tiga dimentisi
tahun 1910 yang dilatar belakangi strategi (culture, strategy, tactic).
oleh sektor pertanian. Pada saat itu Marketer harus bisa memanage tiga
marketing hanyalah sebagai proses hubungan, yaitu customers, supplier
sosial ekonomi dari aktivitas dan dan re-seller karena ini berkaitan
tanggung jawab manajerial. dengan customer needs.
Webster juga mengungkap bah- Implementasi Profit/mikro-
wa tahun 1950 – 1960-an marketing makro/Normatif, diwakili dengan
manajemen mulai dipraktikan dan di tulisan-tulisan Ames (1970) dan
maknai sebagai proses decision Benneth and Cooper (1979), Semen-
making dan problem solving dengan tara Ames (1970) menyatakatan:
mengandalkan kerangka analisis eko- ‘marketing in industrial world is a
nomi, psikologi, sosiologi, dan statis- total business philosophy aimed at
tik. Dalam praktik secara luas diteri- improving profit performance by
ma sebagai fungsi bisnis dan tumbuh identifying the needs of each key
melampaui pendekatan tradisonal customer group and then designing
sales manajemen dengan penekanan and producing a product/services
pada product planning and develop- package that enable the company to
ment, pricing, promotion, distributi- serve selected groups more effective-
on. Pada saat itu riset pemasaran di- ly than does its competition’.
anggap penting karena bisa memban- Dari definisi yang dikemuka-
tu praktik manajemen. kan Ames (1970), terdapat empat
Webster menungkapkan sema- dimensi pemasaran industri yaitu:
kin besar organisasi, semakin banyak meningkatkan kinerja keuntungan;
manager, analis dan planner yang ti- penentuan kebutuhan konsumen; pe-
dak secara langsung terlibat dalam milihan pasar sasaran; dan, meran-
penciptaan penjualan product. Orga- cang dan menghasilkan alat pemuas
nisasi yang baru harus mampu me- kepada pasar sasaran tersebut,
respon secara cepat dan fleksibel Dalam kajiannya Ames (1970)
mengikuti perubahan teknologi, per- marketing dalam dunia industri ada-
saingan dan preferensi customers, di lah total business philosophy tertuju

8 Jurnal Ekonomi dan Kewirausahaan Vol. 14, No. 1, April 2014: 16 – 29


pada peningkatan profit performance Kotler (1972). Kajian Kotler dan
melalui identifikasi customers needs, Levy (1969) tentang interpretasi
dan kemudian mendesain dan mem- marketing bagi organisasi nirlaba
produksi goods/service sehingga per- tidak jauh berbeda dengan organisasi
usahaan mampu melayani kelompok profit. Dalam setiap organisasi
customers terpilih dengan cara yang product (physical, service, person,
lebih efektif dibandingkan dengan organization) dan idea consumers
competitor. Jadi esensi marketing (suppliers, clients, direktur), dan
lebih merupakan tanggung jawab marketing tools selalu menjadi titik
manajemen secara umum. sentral setiap pembahasan tentang
Benneth and Cooper (1981) marketing. Pemasaran organisasi
mengungkapkan profit/macro/nor- selalu fokus pada program yang telah
mative dengan mengambil mencon- didesain oleh pihak manajemen guna
toh terjadinya kalah persaingan dari memberikan kepuasan kepada
industri automobile Amerika yang stakeholder.
kalah bersaing dengan industri mobil Menurut Kotler (1969) prinsip
dari Eropa dan Jepang. Benneth dan marketing manajemen dalam organi-
Cooper berpendapat bahwa kesuk- sasi non-bisnis meliputi sembilan
sesan produk diawali dari needs, dan elemen: definisi generic product,
needs tidak muncul ketika invention definisi target group, differentiated
pada tahap product development. marketing, consumer behavior ana-
Pengembangan produk dilakukan lysis, differential advantage, multiple
oleh RD, sehingga marketing marketing tools, integrated market-
oriented juga ada pada RD. RD ing planning, continuous marketing
bertugas memberikan arahan untuk feedback dan marketing audit. Mar-
mengu- rangi risiko produk, inovasi, keting merupakan fungsi organisasi
peru- bahan model dan inilah yang di yang dapat menjaga hubungan de-
sebut dengan strategi produk dalam ngan consumers-nya, membaca ke-
konsep marketing. butuhannya, mengembangkan pro-
Pada organisasi yang berorien- duk untuk memenuhi kebutuhan dan
tasi pada sektor non profit keberada- membangun hubungan komunikasi
annya adalah tidak semata-mata un- untuk menyatakan tujuan-tujuan
tuk memperoleh profit. Sektor non organisasi.
profit yang mulai tumbuh pada tahun Fenomena terkait non-bisnis/
1960 ini juga banyak dijumpai feno- makro-mikro/positif adalah apa yang
mena pemasaran meskipun tidak se- diungkap oleh Kotler (1972). Dalam
banyak sektor profit. Fenomena pe- pandangan Kotler (1972), ada tiga
masaran yang terjadi pada sektor or- tahapan kesadaran pemasaran (mar-
ganisasi non profit pada dimensi ma- keting consciousness) yang mempe-
kro dan mikro positif terdapat dalam ngaruhi sempit luasnya konsep pe-
tulisan Kotler dan Levy (1969) dan masaran. Marketing consciousness

Perkembangan Konsep Pemasaran: Implementasi dan Implikasi (Ambar Lukitaningsih) 9


one (tingkat kesadaran pertama), marketing telah mengalami perge-
adalah terkait dengan konsepsi bah- seran melewati commodity focus,
wa pemasaran hanya terkait dengan institutional focus, functional focus,
lembaga bisnis sehingga pemasaran managerial focus dan social focus.
hanya terkait dengan penjual, pem- Pergeseran fokus terjadi akibat ada-
beli, dan barang atau jasa, di mana nya kesadaran (consciousness) di an-
konsep utamanya adalah terjadinya tara pelaku-pelaku pemasaran. Per-
transaksi dengan inti konsep subjek geseran kesadaran dari satu tingkatan
bisnis dengan fokus transaksi pasar. ke tingkatan yang lebih tinggi dari
Pokok perhatian kesadaran level per- para pelaku akan menjelaskan dan
tama adalah seller, buyer dan econo- membedakan batasan-batasan konsep
mics product. Marketing conscious- marketing.
ness two (tingkat kesadaran dua), Houston (1986) telah melaku-
menyatakan tidak mensyaratkan kan suatu kajian tentang fenomena
adanya pembayaran sebagai syarat terkait dengan organisasi non-bisnis
terjadinya pemasaran di mana konsep mikro-makro normative, ada dua hal
pemasaran diperluas meliputi hu- yang dapat digunakan untuk menguji
bungan antara organisasi dengan mana yang masuk konsep pemasaran
anggotanya dengan inti konsep orga- dan mana yang tidak masuk dalam
nization client transaction. Setiap kosep pemasaran dua hal yang di-
organisasi menghadapi masalah ter- ungkapkan Houston yaitu yang ber-
kait dengan produk yang dihasilkan kenaan dengan: (1) konsep produksi,
dengan kelompok customer-nya. sales dan marketing (2) statement
Untuk memecahkan masalah ini tentang konsep pemasaran setelah
organisasi harus memahami ukuran dilakukan review pendapat tentang
(size) dan komposisi dari pasar, serta marketing concept beserta ide-ide
kebutuhan, sikap dan kebiasaan cus- yang melatarbelakanginya.
tomer. Organisasi perusahaan harus Guna membedakan antara pro-
mendesain produk untuk menarik duction concept, sales concept dan
target market. Pada kesadaran level marketing concept, Houston mena-
dua ini marketing relevan pada se- warkan konsep alternatif atas dasar
mua situasi di mana marketer dapat perilaku seller – buyer dalam mene-
mengidentifikasi organisasi, kelom- mukan partner dalam pertukaran.
pok klien dan produk secara luas di- Marketing concept ditandai oleh di
definisikan. mana kondisi buyer dan seller secara
Pada fenomena non profit/ aktif mencari partner dalam
makro-mikro/positif, Kotler (1972) pertukar- an, sedangkan untuk sales
menyatakan bahwa marketing rele- concept ditandai oleh kondisi seller
van bagi semua organisasi, sepanjang yang se- cara aktif mencari partner
organisasi itu menghasilkan produk dalam per- tukaran. Sebaliknya untuk
dan mempunyai customers. Fokus production concept muncul dalam
situasi seller
10 Jurnal Ekonomi dan Kewirausahaan Vol. 14, No. 1, April 2014: 16 – 29
Perkembangan Konsep Pemasaran: Implementasi dan Implikasi (Ambar Lukitaningsih) 11

Anda mungkin juga menyukai