Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Buah-buahan sangat bermanfaat bagi manusia. Sebab, di dalam buah terkandung berbagai
macam vitamin yang dibutuhkan manusia. Misalnya, vitamin A yang baik untuk kesehatan mata
dan vitamin C untuk daya tahan tubuh. Selain vitamin, serat dalam buah juga dibutuhkan
manusia. Serat bermanfaat untuk melancarkan pencernaan, sehigga sangat baik dikonsumsi
setiap hari. Akan tetapi, kesadaran masyarakat untuk mengonsumsi buah ternyata masih rendah.
Hal ini terbukti dari intensitas mereka dalam membeli buah, terutama masyarakat dengan tingkat
ekonomi menengah ke bawah. Mengingat kebutuhan hidup yang beragam, mereka tentu lebih
memprioritaskan kebutuhan pokok, misalnya makan. Makan bagi mereka yang penting sudah
ada nasi, sayur, dan lauk, sedangkan buah hanya dikonsumsi sesekali saja. Permasalahan lain
muncul pada musim buah seperti sekarang ini. Produksi buah di berbagai daerah sangat
melimpah. Jika jumlah penawaran dan permintaan tidak sebanding, harga buah akan jatuh di
pasaran. Para petani buah tentu akan mengalami kerugian.
Kedua permasalahan tersebut perlu diatasi dengan bijak. Daya beli masyarakat rendah
akan tetapi produksi buah melimpah. Solusi yang kami tawarkan adalah membuat olahan dari
buah-buahan. Buah-buahan yang biasanya dijual segar, sekarang diolah menjadi produk yang
berbeda dan tetap mempertimbangan daya beli masyarakat. Kami memiliki gagasan untuk
membuat olahan rujak. Rujak yang selama ini dijual dengan menambahkan es batu kami
modifikasi dengan cara dibekukan. Produk tersebut kami beri nama “Rujak Beku Nasional”.
B.     Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, ditemukan beberapa masalah, antara lain:
1.      Bagaimana memanfaatkan musim buah sebagai peluang usaha?
2.      Bagaimana cara menciptakan produk yang berbeda dari berbagai produk yang telah ada?
3.      Apa saja keunggulan produk tersebut?
4.      Bagaimana peluang produk di pasaran?
5.      Bagaimana strategi yang akan digunakan dalam pemasaran produk?
6.      Apa saja kendala atau hambatan dalam menjalankan usaha tersebut?
7.      Bagaimana cara mengatasi kendala tersebut?

C.    Rumusan Masalah
1.      Bagaimana memanfaatkan musim buah sebagai peluang usaha?
2.      Bagaimana cara menciptakan produk yang berbeda dari berbagai produk yang telah ada?
3.      Bagaimana peluang produk di pasaran?
D. Tujuan Kegiatan
1.      Memanfaatkan produksi buah yang cukup melimpah.
2.      Menciptakan produk makanan yang inovatif dari buah-buahan.
3.      Menciptakan peluang usaha dan melatih jiwa kewirausahaan.
E. Manfaat Kegiatan
1.      Menumbuhkan kreativitas dan jiwa kewirausahaan mahasiswa.
2.      Menangkap peluang usaha yang ada di masyarakat.
3.      Melatih kepercayaan diri mahasiswa.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.  Teori KWU
            Kewirausahaan menurut Ronstad adalah sebuah proses dinamik dimana orang
menciptakan kekayaan incremental dan kekayaan tersebut diciptakan oleh individu-individu
yang menanggung resiko utama, dalam wujud resiko modal, waktu dan komitmen karier dalam
hal yang menyediakan nilai untuk produk atau jasa tertentu (Winardi, 2008).
            Pengertian kewirausahaan juga dikemukakan oleh schermerhorn yang mengatakan bahwa
entrepreneurship merupakan perilaku dinamik, menerima resiko, kreatif serta berorientasi pada
pertumbuhan (Winardi, 2008).
            Pengertian kewirausahaan itu sendiri adalah menciptakan sesuatu yang lain dengan
menggunakan waktu dan kegiatan disertai modal dan resiko serta menerima balas jasa dan
kepuasan serta kebebasan pribadi (Alma 2008)
            Menurut Zimmerer, and Scarborough (1998), dalam jurnal Silfia Nurul Malinda Sifitika
Anggraini, kewirausahaan adalah  ilmu yang mempelajari tentang nilai, kemampuan, dan
perilaku seseorang dalam menghadapi tantangan hidup (usaha). Kewirausahaan merupakan ilmu
yang memiliki obyek kemampuan menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda.
            Menurut Richard Cantillon (1775), dalam jurnal Ucik
Sugiyati mendefinisikan  kewirausahaan sebagai bekerja sendiri (self-employment). Seorang
wirausahawan membeli barang saat ini pada harga tertentu dan menjualnya pada masa yang akan
datang denganharga tidak menentu. Jadi definisi ini lebih menekankan pada bagaimana
seseorang menghadapi resiko atau ketidakpastian
            Oleh karena itu, disimpulkan bahwa kewirausahaan merupakan semangat, sikap,
perilaku, dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha dan atau kegiatan yang mengarah
pada upaya mencari, menciptakan, menerapkan cara kerja, teknologi dan produk baru, atau
inisiatif yang inovatif untuk menciptakan suatu peluang baru yang belum pernah ada sebelumnya
melalui usaha yang sudah ada maupun usaha baru, menanggung resiko peluang tersebut, dengan
meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik, dan berfokus pada
pertumbuhan untuk mendapatkan return margin yang lebih besar.
            Seiring dengan berjalannya waktu, kewirausahaan semakin berkembang maka lahirlah
berbagai teori tentang kewirausahaan berikut ini beberapa teori mengenai kewirausahaan,
teori Neo Klasik, Teori ini memandang perusahaan sebagai sebuah istilah teknologis, dimana
manajemen (individu-individu) hanya mengetahui biaya dan penerimaan perusahaan dan sekedar
melakukan kalkulasi matematis untuk menentukan nilai optimal dari variabel keputusan. Jadi
pendekatan neoklasik tidak cukup mampu untuk menjelaskan isu mengenai kewirausahaan.
Dalam teori ini kemandirian sangat tidak terlihat, wajar saja, karena ini memang pada masa
lampau dimana belum begitu urgen masalah kemandirian, namun cukup bisa menjadi teori awal
untuk melahirkan teori-teori berikutnya. Berikutnya teori Kirzerian Entrepreneur. Dalam teori
Kirzer menyoroti tentang kinerja manusia, keuletanya, keseriusanya, kesungguhanya, untuk
swa (mandiri), dalam berusaha, sehingga maju mundurnya suatu usaha tergantung pada upaya
dan keuletan sang pengusaha.
Dari berbagai disiplin ilmu, lahirlah teori kewirausahaan yang dipandang dari sudut pandang
mereka masing-masing, Teori ekonomi memandang bahwa lahirnya wirausaha disebabkan
karena adanya peluang, dan ketidakpastian masa depanlah yang akan melahirkan peluang untuk
dimaksimalkan, hal ini berkaitan dengan keberanian mengambil peluang, berspekulasi, menata
organisasi, dan melahirkan berbagai macam inovasi. Teori Sosiologi lebih mempelajari tentang,
asal-usul budaya dan nilai-nilai sosial disuatu masyarakat, yang akan berdampak pada
kemampuanya menanggapi peluang usaha dan mengolah usaha, sebagai contoh orang etnis cina
dan padang dikenal sebagai orang yang ulet berusaha, maka fakta dilapangan menunjukkan,
bahwa banyak sekali orang cina dan padang yang meraih kesuksesan dalam berwirausaha.
Selanjutnya teori psikologi, menurut saya teori ini lebih menekankan pada motif individu yang
melatarbelakangi dirinya untuk berwirausaha, apabila sejak kecil ditanamkan untuk berprestasi,
maka lebih besar kemungkinan seorang individu lebih berani dalam menanggapi peluang usaha
yang diperolehnya.
           
B.  Peluang Usaha
Masih banyak yang salah kaprah tentang pengertian peluang usaha, karena selama ini peluang
usaha diartikan sebagai sebuah peluang usaha yang menjanjikan dan akan mendapatkan
keuntungan yang sebesar-besarnya, hal itu merupakan harapan untuk yang menekuni bisnis.
Peluang usaha dapat diartikan sebagai suatu kesempatan atau waktu yang seharusnya diambil
atau dimanfaatkan bagi seorang wirausahawan agar mereka mendapatkan keuntungan. Banyak
peluang yang tersia-siakan sehingga berlalu begitu saja. Hal itu terjadi karena tidak semua orang
atau manusia dapat melihat peluang dan jika mereka melihat pun belum tentu berani untuk
memanfaatkan peluang tersebut. Hanya seorang wirausahawan yang bisa berpikir kreatif serta
berani dalam mengambil resiko dengan tanggap dan cepat untuk memanfaatkan peluang
itu. Perbedaan utama antara peluang kewirausahaan dengan situasi yang lain adalah dalam
peluang usaha adalah orang mencari keuntungan yang membutuhkan suatu kerangka pikir yang
baru dari pada sekadar mengoptimalkan kerangka pikir yang telah ada.
Peluang usaha yang telah diambil tentu akan terdapat konsekuensi oleh pengambil
keputusan itu. namun jika berhasil dapat dikatakan mendapat keuntungan, dan jika gagal maka
itu adalah bagian dari resiko yang harus dihadapi, meskipun demikian, hal itu dapat dijadikan
pengalaman yang berharga bagi seorang wirausahawan agar dapat bekerja lebih baik sehingga
mendapatkan keuntungan dari hasil kerja dan peluang yang telah ia manfaatkan tersebut.
Hal yang perlu dicermati dalam mencari peluang usaha, meliputi: informasi terhadap
minat dan daya beli konsumen, informasi seluk beluk pemasaran produk atau jasa, informasi
mengenai penjualan produk atau jasa, informasi mengenai produk atau jasa, informasi mengenai
manajemen usaha, informasi mengenai modal usaha, informasi mengenai tenaga kerja, informasi
mengenai perawatan peralatan, informasi mengenai administrasi pembukuan, serta informasi
mengenai penelitian pengembangan.
C.    Tantangan Berwirausaha
Dalam menjalankan sebuah rencana bisnis kemungkinan gagal akan selalu menyertai.
Wirausahawan harus menerima berbagai resiko yang berhubungan dengan kegagalan bisnis.
Untuk memulai dan mengoperasikan bisnis sendiri membutuhkan kerja keras, menyita banyak
waktu, membutuhkan kekuatan emosi dan rela berkorban demi hasil yang lebih besar untuk masa
yang akan datang. Sesungguhnya tantangan terbesar untuk memulai berwirausaha adalah diri
sendiri, karena sering sekali orang-orang kalah dengan rasa takutnya sendiri. Tantangan untuk
memulai wirausaha umumnya banyak sekali, namun disini ada beberapa diantaranya yaitu :
1.    Modal
Banyak orang beranggapan tanpa modal mana mungkin bisa membangun sebuah usaha.
Tetapi bukti memperlihatkan bahwa banyak orang yang benar-benar bisa memulai usaha dengan
modal yang relatif kecil.
Contoh : Masfuk adalah pengusaha perhiasan emas tiruan beromset Rp 1,5 milyar perbulan pada
tahun 1999. Dia memulai usaha pada 1989 dengan modal Rp 350 ribu dengan peralatan
seadanya. Purdie Chandra, raja bisnis bimbingan tes, bermodal awal (pada 1982) sebesar Rp 300
ribu, dll.
2.    Usia
Ada pula orang yang enggan berwirausaha karena merasa diri masih terlalu muda. atau
sebaliknya, ada juga yang berasalan karena sudah terlalu tua. Padahal banyak contoh-contoh
pengusaha yang sukses dengan memulai usahanya di usia muda dan usia tua.
Contoh : Dave Thomas, pendiri Wendy’s Restaurant memulai usaha rumah makan pada usia 15
tahun. Bill Gates, mulai berdikari pada usia 13 tahun yang kemudian pada usia 19 tahun
mendirikan Microsoft bersama Berry Gordy. James E Casey pendiri UPS (United Parcel
Service) memulai usahanya di usia 15 tahun. Atau contoh yang melegenda, di usia 66 tahun,
Kolonel Sanders baru memulai usaha dengan mendirikan Kentucky Fried Chicken (KFC) dan
berhasil gemilang di usia 80 tahun.
3.    Bakat
Banyak orang yang merasa diri tidak berbakat berwirausaha karena terbelenggu mitos
bahwa wirausahawan itu dilahirkan. Namun kajian ilmiah yang dilakukan oleh Brandeis
University dan Koch Foundation terhadap para peserta dan alumni program kewirausahaan
di National Foundation for Teaching Enterpreneurship, bahwa kewirausahaan dapat diajarkan.
Kemudian, pengakuan dari para wirausahawan. Moris, seorang wirausahawan mengatakan
bahwa wirausahawan itu ‘dilahirkan’ sekaligus ‘diciptakan’. Lebih lanjut Moris menyatakan
semua orang mempunyai peluang menjadi wirausaha.
Adapun tantangan yang lainnya, diantaranya yaitu :
1.      “ Golden Age” harus dimanfaatkan secara optimal
2.      Infrastruktur pendukung untuk menjadi wirausaha relatif lengkap
3.      Potensi pasar yang sangat luas
4.      Secara fisik memenuhi kebutuhan untuk “speed” dalam pelayanan
5.      Lebih mudah untuk beradaptasi dengan lingkungan luar
6.      Pengalaman dan pendidikan
7.      Keterampilan personal yang memadai

BAB III
PELAKSANAAN

A.  Tempat dan Waktu Kegiatan


4.    Tempat Produksi Rujak Beku     :  Produksi Rujak Beku dilaksanakan di Kos Barokah 1, Jl.
Kabut, Jebres, Surakarta dan Kos Basyiroh, Jebres, Surakarta.
5.    Waktu Kegiatan                          : Waktu memproduksi setelah pulang dari kampus sampai
selesai, kemudian untuk penjualannya dilaksanakan sekitar pukul 09.30 sebelum kuliah.
B.  Aktivitas Usaha
1.    Proses Pembuatan Produk
Awal berjalannya kegiatan dimulai dari proses pembuatan produk yaitu “Rubenas” Rujak
beku nasional . pembuatan produk ini bermula dari pemilihan bahan baku Buah-buahan yang
akan dijadikan sebagai bahan utama rujak beku kami , bahan baku yang kami pilih adalah buah-
buahan yang segar dan memiliki bermacam rasa ada manis dan juga asam sehingga akan menjadi
perpaduan rasa yang enak dan menarik . kemudian selain bahan baku tersebut kami juga
membutuhkan bahan tambahan yakni, cabai, gula jawa, garam dan juga asam. Dan sebagai
penunjang selanjutnya diperlukan juga alat-alat yang dibutuhkan antara lain cobek dan ulek,
pisau, ember, piring, pasah, dan juga mangkok.
Setelah bahan dan alat siap maka kami mulai memproduksi, hal pertama yang dilakukan
adalah mengupas semua buah-buahan hingga bersih kemudian dicuci dan dipasah sehingga
menjadi kecil-kecil untuk memudahkan buah-buahan tersebut masuk kedalam plastik es.
Selanjutnya membuat bumbu rujak, semua bumbu dimasukkan dalam cobek dan dihaluskan
hingga lembut tujuannya agar komposisi dari masing-masing bumbu tersebut bisa tercampur
merata. Langkah berikutnya buah-buahan tersebut dicampur dengan bumbu rujak tersebut.
Bumbu rujak dibagi menjadi dua yaitu dicampur langsung dengan buah dan diencerkan yang
berfungsi sebagai kuah. Langkah yang terakhir adalah membungkus rujak tersebut kedalam
plastik es, dalam memproduksi kami bisa mencapai 150 bungkus dalam sekali produksi. Setelah
semua terbungkus maka dimasukkan kedalam lemari es tujuannya agar membeku.

2.    Proses Penjualan
Setelah semua produk selesai dibuat maka kami memulai proses penjualan. kami
memulai berjualan pada tanggal. Pada hari pertama produk kami bisa laku cepat sekali karena
cuaca pada saat itu juga mendukung karena panas sehingga orang sangat berminat dengan yang
segar-segar. Kami berjualan selama 2 hari.  konsep penjualan yang kami lakukan yaitu dengan
cara personal selling. Ini menurut kami merupakan cara yang lebih efektif dibanding dengan
kami hanya menitipkannya di koperasi mahasiswa maupun warung-warung makan, karena
dengan cara personal selling ini kami bisa memberitahu mahasiswa maupun masyarakat
sekitar bahwa kami berjualan rujak dalam bentuk yang berbeda dari biasanya dan sekaligus
untuk mengetahui berbagai macam sifat dan perilaku konsumen.
Pada awal penjualan kami menawarkan produk kami masyarakat yang berada disekitar
Ngoresan, Surakarta dan juga di lingkungan kampus FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta.
tapi untuk hari berikutnya kami menawarkan produk kami kepada masyarakat dan juga orang tua
anak-anak TK Kristen di daerah Jl.Kabut.
Tabel target penjualan :
Hari
Target penjualan Realisasi penjualan
ke
1 74 bungkus 52 bungkus
2 74 bungkus 96 bungkus
Jumlah 148 bungkus 148 bungkus
           
C.  Laporan Keuangan
1.      Rincian Biaya Produksi
Harga bahan baku:
a.       Mentimun              (3 x @Rp1.000)……………………. Rp3.000
b.      Nanas                    (2 x @Rp2.000)……………………..Rp4.000
c.       Mangga                 (2 x @Rp2.500)……………………..Rp5.000
d.      Pepaya                   (1 x @Rp3.000)……………………. Rp3.000
e.       Bengkoang            (1 ikat x @Rp5.000)………………...Rp5.000
f.       Air galon               (1 x @Rp4.000)……………….…….Rp4.000         
                                                                                                                +
                                                                                                Rp24.000
Bumbu:
a.       Cabe rawit             (1 bks x @Rp1.000)………………….Rp1.000
b.      Asam jawa                        (1 bks x @Rp1.000)………………….Rp1.000
c.       Gula merah            (1/2kg x @Rp12.000)………………. Rp6.000
d.      Garam                   (1bks x @Rp1.000)…………………..Rp1.000
                                                                                                                                       +
                                                                                                                     Rp9.000
Perlengkapan:
a.       Plastik es               (1 bks x @Rp10.000)………………..Rp10.000
b.      Karet gelang          (1 bks x@Rp5.000).............................Rp5.000
+
             Rp15.000
      Biaya lain-lain                                                                                        Rp2.000 +
Total biaya per produksi                                                                     Rp50.000

2.      Pendapatan                 (@Rp500 x 148 bungkus)……………………Rp74.000


3.      Laba                            (Rp74.000 – Rp50.000)……………………....Rp24.000

D.  Peluang Usaha dan Keunggulan Produk


1.        Peluang Usaha
Produk “Rujak beku” memiliki peluang yang cukup bagus jika dilaksanakan dengan
baik. Hal ini karena produk ini belum ada di pasaran dan juga harganya cukup
terjangkau. Selain itu dengan melihat kondisi di kota Solo yang cenderung panas
maka kemungkinan besar produk ini dinikmati oleh masyarakat.
2.        Keunggulan Produk
Keunggulan produk “Rujak beku” ini antara lain:
a.       Bahan baku menggunakan buah segar, gula alami, dan air matang (oknum pedagang
rujak kemungkinan bisa saja menggunakan buah sisa jualan kemarin, pemanis
buatan, es balok mentah),
b.      Aman dikonsumsi karena tanpa bahan pengawet, melainkan awet karena dibekukan
(pedagang rujak kemungkinan bisa menggunakan formalin untuk mengawetkan buah
sisa jualan untuk dijual kembali),
c.       Terjaga kebersihannya sebab selama proses pembuatan, kebersihan merupakan hal
yang diutamakan (pedagang rujak gerobak biasanya dikerumuni banyak lalat),
d.      Harga lebih terjangkau sebab produk dibungkus dalam kemasan yang lebih kecil,
namun rasanya tidak kalah dengan rujak biasanya.

E.  Tantangan dan Hambatan


Dalam realisasi penjualan yang kami lakukan banyak kesulitan-kesulitan dan
hambatan yang harus kami lewati dan kami lawan untuk tercapai target penjualan kami.
Hambatan dan tantangan tersebut antara lain :
1.    Konsumen atau pembeli yang berbeda sifatnya.
Kadang ketika kami menawarkan produk kami ke satu konsumen feed back yang
konsumen berikan cukup baik dan membuat kami senang dan ketika kami menwarkan ke
konsumen yang lainnya feed back yang diberikan kurang baik dan membuat kami merasa
pesimis untuk menawarkan produk kami ke konsumen berikutnya.
2.    Kurang tertariknya konsumen dengan produk Rujak beku nasional.
Tidak sedikit konsumen yang tertarik dengan produk kami tapi tidak sedikit pula
konsumen yang kurang tertarik dengan produk kami. Alasan mereka bermacam-macam
mulai dari sudah membeli produk lain , tidak membawa uang dan masih banyak lagi.
3.    Minimnya waktu penjualan
Di setiap hari penjulan selain berjualan kami juga harus mengikuti proses kuliah
yang menjadi kewajiban kami sebagai mahasiswa. Ini membuat waktu berjualan kami
semakin sempit apalagi jikalau ketika dalam 1 hari kami mengikuti kuliah yang cukup padat,
ini akan menyita cukup banyak waktu jualan kami.
F.   Solusi
Selain hambatan yang kami hadapi , kami juga memilik solusi untuk setiap hambatan dan
masalah yang kami rasa solusi kami bisa memcahakan hambatan yang kami hadapi.
Adapun solusi dari berbagai hambatan tersebut adalah sebagai berikut :
1.      Solusi menghadapi sifat konsumen yang berbeda-beda.
Setiap konsumen pasti mempunyai sifat yang berbeda. Untuk itu,
kami mencoba melakukan pendekatan terlebih dahulu.
Kami melihat calon konsumen terlebih dahulu, apakah dia sedang dalam mood yang bagus
atau tidak. Biasanya konsumen yang sedang dalam mood jelek akan menolak ketika
ditawari produk. Keadaan mood konsumen bisa dilihat dari wajah atau raut muka mereka.
Cara ini pun kami lakukan untuk melancarkan pemasaran produk kami.
Hasilnya, 80% konsumen memberi respon positif terhadap produk kami.
2.      Solusi untuk mengatasi calon konsumen yang kurang tertarik terhadap produk kami.
Banyak konsumen yang tidak tertarik dengan produk kami. Untuk itu, kami
berusaha membuat mereka tertarik dengan menunjukkan sikap ramah, menunjukkan
produk yang kami jual, dan menjelaskan keunggulannya, antara lain: enak, murah dan
sehat.  Dengan cara tersebut, sebagian besar calon konsumen akhirnya tertarik untuk
membeli.
3.      Solusi untuk minimnya waktu penjualan
Waktu merupakan masalah yang paling utama bagi usaha kami. Hal ini dikarenakan usaha
kami bentrok dengan jadwal kuliah. Maka proses produksi dan pemasaran dilakukan
dengan menyesuaikan jadwal kuliah. Sehingga jadwal pemasaran dibuat fleksibel sesuai
dengan waktu luang kami.

DAFTAR PUSTAKA

Avin Fadilla Helmi dan Muhammad Sulkhan R. 2006. Kewirausahaan dari Perspektif


Ekonomi: Peluang Usaha tersedia dalam http://avin.filsafat.ugm.ac.id. Diakses
pada 8 November 2012
Meredith, Geoffrey. G et al. 1996. Kewirausahaan: Teori dan Praktik. Jakarta: PT Ikrar
Mandiriabadi.
Rhenald, Kasali dkk. 2010. Modul Kewirausahaan untuk Program Strata 1. Jakarta: PT Mizan
Publika.

Anda mungkin juga menyukai