Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN KEGIATAN INDIVIDU

KULIAH KERJA NYATA (KKN) REGULER ANGKATAN KE-79


“PARTISIPASI MAHASISWA DALAM PENGABDIAN KEPADA
MASYARAKAT MELALUI KKN BERBASIS RISET KEARIFAN LOKAL
DALAM PENGEMBANGAN POTENSI LOKAL”

UPAYA GURU TPA AL-HIDAYAH DALAM MENINGKATKAN


KEMAMPUAN MENGHAFAL AL-QUR’AN MELALUI METODE
SAMBUNG AYAT
Oleh:
Nurul Luthfiah (2030304077)

Dosen Pembimbing Lapangan:


Hasril Atieq Pohan, M. M

PUSAT PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT


LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG
TAHUN 2023
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN ARTIKEL ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Nurul Luthfiah

NIM : 2030304077

Jurusan/Program Studi : Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir

Fakultas : Ushuluddin

Menyatakan Bahwa:

Artikel ini adalah karya tulis sendiri, bukan contekan/plagiat, dan belum
pernah dipublikasi di jurnal manapun.

Palembang, 11 Maret 2023


Mengetahui,

DPL KKN Reguler Angkatan-79 Yang Membuat

Pernyataan

Hasril Atieq Pohan, M. M Nurul Luthfiah

NIP/NIK NIM: 2030304077


UPAYA GURU TPA AL-HIDAYAH DALAM MENINGKATKAN
KEMAMPUAN MENGHAFAL AL-QUR’AN MELALUI METODE TAKRIR

Nurul Luthfiah1, Hasril Atieq Pohan, M. M2, Dr. Komaruddin, M. Si3

1
Prodi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir, UIN Raden Fatah Palembang
2
Prodi Manajemen Dakwah, UIN Raden Fatah Palembang
3
LP2M UIN Raden Fatah Palembang

Email: nurulluthfiah301@gmail.com

Abstrak

PENDAHULUAN

Al-Qur’an secara Bahasa berasal dari kata “Qoroa’, yaqrou, qiro’atan, wa


qur’anan” yang berarti sesuatu yang dibaca, arti ini mempunyai makna anjuran
kepada umat islam untuk membaca Al-Qur’an. Menurut M. Quraisy Syihab Al-
Qur’an secara harfiah berarti bacaan yang sempurna. Yang merupakan suatu nama
pilihan Allah yang tepat, karena tidak suatu bacaanpun sejak manusia mengenal tulis
baca lima tahun lalu yang menandingi Al-Qur’an, bacaan sempurna lagi mulia.
Berdasarkan istilah tersebut Al-Qur’an merupakan pedoman bagi hidup manusia di
dunia dan akhirat. Melalui ilmu pengetahuan manusia mampu mempelajari Al-
Qur’an, dengan mempelajari manusia mampu memahami serta menghafal Al-Qur’an.
Selain itu untuk mempelajari Al-Qur’an kita harus memerlukan bimbingan
dari seorang guru. Dimana guru merupakan orang yang memberikan ilmu
pengetahuan kepada anak didik. Guru dalam pandangan masyarakat adalah orang
yang melaksanakan pendidikan di tempat-tempat tertentu, tidak mesti dilembaga
pendidikan formal, tetapi bisa juga di masjid, di surau atau musholla dan di rumah.
Guru memang menempati kedudukan yang terhormat di masyarakat. kewibaanlah
yang menyebabkan guru di hormati, sehingga masyarakat tidak meragukan figur
guru. Selain itu, Guru merupakan subjek paling penting dalam keberlangsungan
pendidikan. Untuk meningkatkan keberlangsungan Pendidikan maka seorang guru
harus mampu menciptakan berbagai metode pembelajaran supaya anak didik atau
perserta didik mampu menerima serta merangsang materi yang di ajarkan secara
langsung. Adapun salah satu metode yang tepat untuk meningkatkan hafalan bacaan
Al-Qur’an ialah melalui metode takrir

Metode Takrir merupakan suatu metode untuk mengulang hafalan, jadi


metode ini sangat penting sekali diterapkan. Karena menghafalkan serta menjaga
hafalan merupakan suatu kegiatan yang sulit dan kadangkala terjadi kebosanan.
Sangat dimungkinkan sekali suatu hafalan yang sudah baik dan lancar menjadi tidak
lancar atau bahkan menjadi hilang sama sekali. Sewaktu takrir, materi yang
diperdengarkan kehadapan instrukstur harus selalu seimbang dengan hafalan yang
sudah dikuasainya. Jadi tidak boleh terjadi bahwa hafalan yang telah dihafalkan, jauh
ketinggalan dari yang dihafalnya dengan metode Takrir. Tepatnya materi hafalan satu
juz yang terdiri dua puluh halaman, maka dalam menghafalkan dengan metode Takrir
harus mendapat imbangan sekira tidak memberatkan bagi seorang hafidz, demikian
seterusnya. Dan apabila materi satu juz itu sudah mendapat imbangan, umpama
hafalannya sudah mendapat dua puluh halaman, maka kesempatan untuk menghafal
Al-Qur'an dengan metode Takrir bisa ditambahkan sesuai dengan kebutuhan.

Takrir sebagian dari proses menghafalkan Al-Qur'an yang juga sebagai kunci
keberhasilan dari semua yang diusahakan dalam menghafalkan dan menjaga hafalan
Al-Qur'an pada diri seseorang. Menghafalkan Al-Qur'an dengan metode takrir itu
mudah dan efisien, itu harus imbangi dengan usaha pengulangan secara ketat, karena
kalau hafalan yang sudah ada tidak akan bertahan lama dan akan sia- sia jikalau
pemeliharaan tidak dilaksanakan. Karena hal yang telah dihafalkan tadi akan
tertimbun dengan hafalan yang baru dan begitu seterusnya. Sedangkan kunci
keberhasilan menghafal Al-Qur'an adalah mengulang-ulang hafalan yang dihafalnya
yang disebut "takrir". Adapun tujuan penggunaan metode takrir sendiri di antaranya
(1) untuk mengetahui letak kesalahan bacaan dalam hafalan, (2) untuk memperkokoh
hafalan yang pernah di hafal, (3) sebagai peringatan (mengasah otak) bagi otak dan
hafalannya, (4)Untuk memantapkan hafalannya sebelum waktunya dan menyingkat
waktu. Dengan menggunakan metode takrir sendiri guru mampu menciptakan tujan
pembelajaran yang di inginkan.

METODE

Adapun dalam program pengabdian ini dilaksanakan di TPA Al-Hidayah


Desa Kemang, Kecamatan Lembak, Kabupaten Muara Enim. Adapun subjek yang
telibat dalam pelaksanaan program pengabdian ini sebanyak 20 anak, kemudian 2
orang guru TPA.

Teknik pengumpulan data menggunakan metode pengumpulan data melalui


observasi, wawancara dan dokumentasi. Menurtu Sugiyono (2014:145), observasi
adalah sebuah proses yang kompleks, yaitu proses yang tersusun dari berbagai proses
biologis atau psikologis. Menurut patton dalam Haryono (2020: 19) observasi
merupakan merupakan metode yang penting untuk memahami dan memperkaya
pengetahuan tentang fenomena yang diteliti.

Anda mungkin juga menyukai