Anda di halaman 1dari 2

TERSAYAT LECET DAN LUKA

Penanggulangan Mandiri Akibat Tersayat, Lecet, dan Luka


Seorang karyawan pabrik sedang terburu-buru bekerja. Entah karena sedang mengejar
waktu atau ada yang harus segera ditangani, meski pun tampaknya pada hari itu tidak
terjadi apa-apa alias bukan dalam kondisi ‘emergency’. Karyawan tersebut lengah saat
sedang berlari-lari kecil melewati lorong sempit di antara barang-barang yang ada. Dia
tidak melihat ada semacam logam yang menjulur ke arah jalan yang dilaluinya. Walhasil,
saat itulah karyawan tersayat dan mengeluarkan darah pada betisnya. Peristiwa ini
pernah terjadi di lingkungan kita dan seringkali terhitung sebagai kecelakaan akibat kerja.
Biasanya sayatan, lecet maupun luka yang dialami sehari-hari tidak sampai harus membawa
korban ke unit gawat darurat atau ke dokter. Namun tetap diperlukan perawatan yang benar
untuk menghindari infeksi atau komplikasi lain seperti Tetanus, contohnya. EHS Weekly Tips
kali ini memberikan pedoman yang dapat membantu Anda dalam merawat luka-luka ringan.
Sedangkan untuk luka tusuk lebih membutuhkan perawatan medis.

Tetanus dan Vaksin Tetanus


Sayatan, robekan, gigitan, atau luka lain, meskipun kecil dapat menimbulkan infeksi tetanus.
Infeksi ini biasanya disertai reaksi seperti terkuncinya rahang, yang terjadi beberapa hari atau
bahkan beberapa minggu kemudian. Rahang terkunci, atau disebut sebagai tetanus, adalah
kakunya otot-otot rahang dan otot lain. Hal tersebut dapat diikuti dengan serangkaian gejala
lain yang dapat menjurus pada kejang-kejang, kesulitan bernapas, bahkan berujung pada
kematian.

Bakteri tetanus biasanya ditemukan di tanah, walaupun sebenarnya bisa ditemukan di mana
saja. Apalagi di daerah peternakan dan perkebunan. Apabila spora bakteri ini memasuki luka
yang tidak terkena oksigen, ia akan berkembang biak dan menghasilkan semacam racun
yang bisa mengganggu saraf pengendali otot. Imunisasi aktif sangat penting bagi siapa pun
sebelum terjadinya luka. Umumnya, vaksin biasanya diberikan kepada anak-anak sebagai
suntikan DPT. Sedangkan untuk orang dewasa biasanya diberikan lewat suntikan booster
tetanus.

Penanggulangan Secara Mandiri


Untuk menanggulangi luka ringan akibat tersayat, lecet maupun luka, ikuti langkah-langkah
perawatan mandiri berikut ini:

• Hentikan pendarahan. Pendarahan pada sayatan atau lecet ringan umumnya akan berhenti
sendiri. Bila tidak, tekan luka dengan lembut dengan menggunakan kain bersih atau
pembalut.

• Jaga agar luka tetap bersih. Cuci luka dengan air bersih. Bersihkan sekeliling luka dengan
sabun dan kain bersih. Jangan sampai luka tersebut terkena sabun. Sabun dapat
menyebabkan iritasi. Apabila masih ada kotoran atau serpihan di luka, gunakan penjepit
bersih untuk membuangnya. Berilah alkohol pada penjepit sebelum digunakan. Bila serpihan
masih melekat, sebaiknya pergi ke dokter, dan jangan mencoba membuangnya sendiri.
Membersihkan luka secara seksama dapat menguarangi resiko terkena tetanus. Hidrogen
peroksida (H2O2 3% v/v), yodium atau pembersih yang mengandung yodium boleh digunakan
di bagian sekitar luka. Namun penggunaannya lebih baik dilakukan oleh orang yang
berpengalaman, terutama dalam PPGD.

• Kenali Penyebabnya. Hal ini sangat bermanfaat sebagai informasi penting guna perawatan
lebih lanjut. Luka tusuk, sayatan yang dalam, gigitan binatang atau terutama luka yang kotor
menimbulkan resiko terjadinya infeksi tetanus. Bila lukanya cukup serius, mungkin Anda
membutuhkan suntikan booster tetanus tambahan walaupun dalam 10 tahun terakhir Anda
sudah menerima suntikan tersebut. Suntikan perlu diberikan untuk luka kotor atau luka dalam
bila dalam waktu 5 tahun terakhir Anda belum mendapatkan suntikan. Bila dalam jangka
waktu lebih dari 5 tahun Anda belum mendapatkan suntikan tersebut, pada saat terjadi
cedera perlu diberikan tetanus toxoid sesegera mungkin.

• Mencegah infeksi. Setelah membersihkan luka, oleskan tipis-tipis krim, salep atau lotion
antibiotik. Obat tersebut tidak membuat luka cepat sembuh, tetapi menghindari infeksi dan
memungkinkan faktor penyembuh tubuh menutup luka dengan lebih efisien. Namun anda
perlu berhati-hati, ada unsur tertentu dalam salep yang dapat menimbulkan ruam ringan
pada sejumlah orang. Kalau sampai muncul ruam, hentikan segera penggunaan salep
tersebut.

• Tutuplah luka. Luka yang terkena udara akan lebih cepat sembuh, tetapi bagi orang
aktivitasnya tinggi atau sering berada di luar rumah, perban membuat luka tetap bersih dan
mencegah masuknya bakteri yang berbahaya. Lepuhan-lepuhan yang mongering biasanya
mudah terluka sehingga harus ditutup sampai terbentuk keropeng.

• Untuk membantu mencegah infeksi, gantilah perban sekurang-kurangnya sehari sekali atau
setiap kali menjadi basah atau kotor. Apabila Anda alergi terhadap zat perekat yang
digunakan dalam perban, gantilah dengan perban yang tidak menggunakan zat perekat atau
kasa steril dan plester kertas. Semuanya biasanya tersedia di apotek.

Pertolongan Medis
• Apabila pendarahan terus berlangsung atau mengalir meskipun sudah ditekan beberapa
menit, berarti dibutuhkan pertolongan dokter atau gawat darurat

• Amati tanda-tanda infeksi. Resiko infeksi akan meningkat apabila luka tidak sembuh dari
hari ke hari. Pergilah ke dokter segera bila luka tidak juga sembuh, timbul warna kemerahan,
kering, rasa hangat, atau bengkak.

Anda mungkin juga menyukai