Anda di halaman 1dari 4

Selamat sore...

Mengingatkan kembali...Untuk mendaftarkan peserta sebagai peserta PRB harus memenuhi kriteria 3B
:

a. Benar diagnosanya (termasuk dalam 9 diagnosa PRB)

1. diabetes melitus

2. hipertensi

3. jantung

4. asma

5. penyakit paru obstruktif kronis (PPOK)

6. epilepsi

7. stroke

8. schizophrenia

9. Systemic Lupus Erythematosus (SLE)

b. Benar kondisinya stabil (pastikan ada Surat Rujuk Balik dari Dokter Spesialis dan telah terisi lengkap)

c. Benar obatnya (pastikan semua obat kronisnya masuk dalam daftar obat Formularium Nasional utk
PRB, sesuai restriksi dan peresepan maksimal).

Apabila 3 syarat di atas ada yang tidak terpenuhi , maka pasien tersebut tidak bisa di-PRB-kan.

Jika pada resep ditulikan obat PRB dan ada obat tambahan yang dapat diberikan di PPK I (misal
paracetamol diminum bila perlu) maka paracetamol tsb diberikan oleh FKTP (termasuk obat kapitasi),
dan yang dituliskan di resep PRB MTM maupun copy resep manual untuk ambil obat di apotek PRB
hanya obat PRB saja.

Berikut kami sampaikan kembali Kepmenkes tentang Formularium Nasional (Fornas) sebagai acuan.

Fornas untuk PRB ditandai dengan tanda bintang (*) di belakang nama obat.
9.3.2 Prinsip perawatan luka
 
Tujuan dari peraawatan luka adalah untuk menghentikan perdarahan, mencegah infeksi,
menilai kerusakan yang terjadi pada struktur yang terkena dan untuk menyembuhkan luka.
 Menghentikan perdarahan
o Tekanan langsung pada luka akan menghentikan perdarahan (lihat gambar di
bawah).

o Perdarahan pada anggota badan dapat diatasi dalam waktu yang singkat (<
10 menit) dengan menggunakan manset sfigmomanometer yang dipasang
pada bagian proksimal pembuluh arteri.

o Penggunaan torniket yang terlalu lama bisa merusak ekstremitas.

 
 Mencegah infeksi
o Membersihkan luka merupakan faktor yang paling penting dalam
pencegahan infeksi luka. Sebagian besar luka terkontaminasi saat pertama
datang. Luka tersebut dapat mengandung darah beku, kotoran, jaringan mati
atau rusak dan mungkin benda asing.
o Bersihkan kulit sekitar luka secara menyeluruh dengan sabun dan air atau
larutan antiseptik. Air dan larutan antiseptik harus dituangkan ke dalam luka.

o Setelah memberikan anestesi lokal, periksa hati-hati apakah ada benda asing
dan bersihkan jaringan yang mati. Pastikan kerusakan apa yang terjadi. Luka
besar memerlukan anestesi umum.

o Antibiotik biasanya tidak diperlukan jika luka dibersihkan dengan hati-hati.


Namun demikian, beberapa luka tetap harus diobati dengan antibiotik, yaitu:

 Luka yang lebih dari 12 jam (luka ini biasanya telah terinfeksi).

 Luka tembus ke dalam jaringan (vulnus pungtum), harus


disayat/dilebarkan untuk membunuh bakteri anaerob.

 Profilaksis tetanus

o Jika belum divaksinasi tetanus, beri ATS dan TT. Pemberian ATS efektif bila
diberikan sebelum 24 jam luka

o Jika telah mendapatkan vaksinasi tetanus, beri ulangan TT jika sudah


waktunya.

 Menutup luka

o Jika luka terjadi kurang dari sehari dan telah dibersihkan dengan seksama,
luka dapat benar-benar ditutup/dijahit (penutupan luka primer).

o Luka tidak boleh ditutup bila: telah lebih dari 24 jam, luka sangat kotor atau
terdapat benda asing, atau luka akibat gigitan binatang.

o Luka bernanah tidak boleh dijahit, tutup ringan luka tersebut dengan
menggunakan kasa lembap.

o Luka yang tidak ditutup dengan penutupan primer, harus tetap ditutup ringan
dengan kasa lembap. Jika luka bersih dalam waktu 48 jam berikutnya, luka
dapat benar-benar ditutup (penutupan luka primer yang tertunda).

o Jika luka terinfeksi, tutup ringan luka dan biarkan sembuh dengan sendirinya.

 Infeksi luka

o Tanda klinis: nyeri, bengkak, berwarna kemerahan, terasa panas dan


mengeluarkan nanah.

o Tatalaksana

 Buka luka jika dicurigai terdapat nanah

 Bersihkan luka dengan cairan desinfektan


 Tutup ringan luka dengan kasa lembap. Ganti balutan setiap hari,
lebih sering bila perlu

 Berikan antibiotik sampai selulitis sekitar luka sembuh (biasanya


dalam waktu 5 hari).

 Berikan kloksasilin oral (25–50 mg/kgBB/dosis 4 kali sehari)


karena sebagian besar luka biasanya
mengandung Staphylococus.

 Berikan ampisilin oral (25–50 mg/kgBB/dosis 4 kali sehari),


gentamisin (7.5 mg/kgBB IV/IM sekali sehari) dan metronidazol
(7.5 mg/kgBB/dosis 3 kali sehari) jika dicurigai terjadi
pertumbuhan bakteri saluran cerna.

Anda mungkin juga menyukai