Anda di halaman 1dari 3

ANGINA PEKTORIS STABIL

No. Dokumen : SOP/UKP/III/099


SOP No. Revisi :
Tanggal Terbit : 28 Februari 2021
Halaman 1 dari 4

PUSKESMAS Drg. Kuncoro Sakti.MM.,M.Kes


SEWON II NIP.196405041992031009

Pengertian Angina pektoris adalah suatu sindrom klinis berupa serangan nyeri dada
yang khas, yaitu seperti rasa ditekan atau terasa berat di dada yang sering
menjalar ke lengan kiri.
Tujuan Sebagai pedoman petugas dalam menegakkan diagnosis dan
melaksanakan tatalaksana angina pektoris stabil.

Kebijakan 1. Surat Keputusan Kepala Puskesmas Sewon II Nomor 095/SK/2020


Tentang Kebijakan Pelayanan Klinis di Puskesmas Sewon II.
2. Surat Keputusan Kepala Puskesmas Sewon II Nomor 101/SK/2020
Tentang Pemberian Pelayanan Klinis di Puskesmas Sewon II.

Referensi Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.02.02/ MENKES/ 514/ 2015


Tentang Panduan Praktik Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Tingkat Pertama.
Prosedur/ 1. Petugas menerima pasien.
Langkah-
langkah 2. Petugas melakukan anamnesis :
a. Nyeri dada dada yang khas yaitu seperti tertekan arau
tertindih benda berat.
b. Nyeri dada di dareah sternum atau bawah sternum, nyeri
dada sebelah kiri, kadang menjalar ke lengan kiri, dapat pula
menjalar ke punggung, rahang, leher atau lengan kanan.
c. Nyeri dada biasanya muncul pada saat melakukan aktivitas
dan segera hilang bila pasien menghentikan aktivitasnya.
Nyeri dada yang timbul pada waktu istirahat atau pada waktu
tidur malam sering akibat angina pektoris tidak stabil.
d. Lama serangan nyeri dada berlangsung 1-5 menit, bila nyeri
dada berlangsung lebih dari 20 menit mungkin pasien
mengalami sindrom coroner akut dan bukan angina pektoris
biasa.
e. Nyeri dada bisa disertai mual, muntah, keringat dingin, sesak
nafas dan pucat.

3. Petugas melakukan pemeriksaan fisik :


a. Sewaktu terjadi serangan angina dapat tidak menunjukkan
kelainan. Walau jarang, pada auskultasi dapat terdengar
derap atrial atau ventrikel dan murmur sitolik di daerah apeks.
b. Dapat ditemukan pembesaran jantung.
4. Petugas melakukan pemeriksaan penunjang yaitu EKG.
Gambaran EKG pada saat istirahat dan bukan pada saat
serangan angina sering masih normal. Gambaran EKG dapat
menunjukkan bahwa pasien pernah mendapat infark miokard di
masa lampau. Pada saat serangan angina, EKG akan
menunjukkan depresi segmen ST dan gelombang T dapat
menjadi negative.
5. Petugas menegakkan diagnosa berdasarkan anamnesis,
pemeriksaan fisik dan penunjang.
Klasifikasi Angina :
a. Stable Angina Pectoris (angina pektoris stabil)
Keluhan nyeri dada timbul bila melakukan suatu pekerjaan
sesuai dengan berat ringannya pencetus, dibagi atas
beberapa tingkatan :
1) Selalu timbul sesudah latihan berat.
2) Timbul sesudah latuhan sedang.
3) Timbul waktu latihan ringan.
4) Angina timbul jika gerak badan ringan.
b. Unstable Angina Pectoris (angina pektoris tak stabil/ ATS)
Nyeri dada terjadi pada saat istirahat maupun bkerja.
c. Angina prinzmetal (Variant angina)
Terjadi tanpa peningkatan jelas beban kerja jantung dan
sering timbul pada waktu beristirahat atau tidur. Pada angina
prinsmetal terjadi spasme arteri coroner yang menimbulkan
iskemi jantung di bagian hilir.
6. Petugas melaksanakan tatalaksana dengan :
a. Oksigen dimulai 2 liter/menit.
b. Nitar dikombinasikan dengan Beta-blocker atau Calcium
Channel Blocker (CCB) non dihidropiridine yang tidak
meningaktkandenyut jantung. Pemberisan dosis pada saat
serangan akut :
- Nitrat 5 mg sublingual dapat dilanjutkan dengan 5mg per
oral sampai mendapat pelayanan rawat lanjutan di
pelayanan sekunder.
- Beta blocker : Propanolol 20-80mg dalam dosis terbagi
atau Bisprolol 2,5-5mg per 24 jam
- Calcium Channel Blocker (CCB) non dihidropiridine,
dipakai bila Beta blocker merupakan kontraindikasi, misal
Dilitiazem 30mf (3-4kali sehari)
c. Antiplatelet, Aspirin 160-320 mg pada serangan akut.
7. Petugas merujuk pasien ke rumah sakit (spesialis jantung atau
spesialis penyakit dalam) untuk tatalaksana lebih lanjut.
8. Petugas mendokumentasikan semua tindakan di dalam rekam
medis pasien.

Diagram Alir -

Unit Terkait Ruang Pemeriksaan Umum

Dokumen Rekam Medis


Terkait

Rekaman Historis Perubahan

No Isi Perubahan Tgl Mulai


Diberlakukan
1. Nomor Dokumen

2. Nomor SK Kepala Puskesmas Sewon II

3. Nama Kepala Puskesmas Sewon II

Anda mungkin juga menyukai