Anda di halaman 1dari 2

Sejarah dan Isi Teks Proklamasi Kemerdekaan RI 17 Agustus 1945

Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia (RI) pada 17 Agustus 1945 menjadi tonggak
sejarah bahwa negara Indonesia telah merdeka. Sebelum pembacaan teks proklamasi dilakukan,
banyak sekali peristiwa yang terjadi mulai dari perumusan naskah, penentuan tempat proklamasi
dan peristiwa penting lainnya. Sebagai generasi yang menikmati kebebasan dari penjajahan, penting
mengetahui sejarah dan isi teks proklamasi agar tidak lupa jasa para pahlawan bangsa.

Sejarah Proklamasi Kemerdekaan

Dalam menyambut HUT RI Ke-77, mengingat sejarah proklamasi kemerdekaan penting bagi
seluruh masyarakat Indonesia. Melansir dari laman resmi Kemdikbud, peristiwa Proklamasi
Kemerdekaan bermula saat Sekutu menjatuhkan bom atom di kota Hiroshima pada 6 Agustus 1945,
disusul dengan jatuhnya bom atom di Nagasaki pada 9 Agustus 1945. Peristiwa ini yang
mengakibatkan kekalahan Jepang dalam Perang Asia Timur Raya. Hal ini membuat Jepang menyerah
tanpa syarat kepada Sekutu pada tanggal 14 Agustus 1945.

Golongan muda yang terdiri dari Sukarni, Wikana, Chairul Saleh, Yusuf Kunto, dan lainnya
mendengar kabar tentang peristiwa tersebut melalui siaran Radio BBC milik Inggris. Kemudian,
mereka mendesak Soekarno untuk menyelenggarakan Proklamasi Kemerdekaan guna
memanfaatkan situasi.

Namun, usulan tersebut ditolak oleh golongan tua dengan alasan belum adanya pernyataan
resmi dari pemerintah Jepang. Golongan tua berpendapat, lebih baik Proklamasi Kemerdekaan
dilaksanakan setelah 24 Agustus, yaitu tanggal yang ditetapkan Marsekal Terauchi untuk waktu
kemerdekaan Indonesia.

Pada 15 Agustus 1945, para golongan muda sepakat untuk mengamankan Soekarno ke
Rengasdengklok. Mereka menculik Soekarno dengan tujuan agar golongan tua menuruti keinginan
golongan muda. Namun, sampai 16 Agustus 1945 itu, tidak tercapai kesepakatan apapun. Di sore
harinya, Ahmad Soebardjo datang dan membujuk para golongan muda untuk melepaskan Soekarno.
Akhirnya mereka mencapai kesepakatan dengan jaminan bahwa proklamasi akan dilaksanakan esok
hari.

Malam itu, golongan muda dan golongan tua berangkat menuju rumah Laksamana Maeda di
Jakarta. Laksamana Maeda mempersilahkan rombongan tersebut untuk menemui Gunseikan (Kepala
Pemerintahan Militer) Jenderal Moichiro Yamamoto. Namun, Jenderal Nishimura menolak rencana
Proklamasi Kemerdekaan.

Perumusan Naskah Proklamasi

Teks proklamasi disusun oleh Soekarno, Hatta dan Soebardjo di rumah Laksamana Maeda
pada tanggal 17 Agustus 1945 pukul 03.00 WIB. Setelah perumusan teks Proklamasi selesai, teks
kemudian diserahkan kepada Sayuti Melik untuk diketik. Setelah itu, teks ditandatangani kembali
oleh Soekarno.
Pembacaan teks proklamasi dilakukan pada 17 Agustus 1945, pukul 10.00 WIB, di Jalan
Pegangsaan Timur No. 56 (Proklamasi No. 5, Jakarta Pusat). Pembacaan teks Proklamasi
Kemerdekaan diumumkan oleh BM Diah dan Jusuf Ronodipuro melalui radio, surat kabar, telegram,
dan lisan. Pembacaan teks Proklamasi Kemerdekaan juga diabadikan oleh pewarta yang bernama
Frans dan Alex Mendoer dari IPPHOS.

Naskah Proklamasi Kemerdekaan

Dikutip dari buku Undang-Undang Dasar 1945 (Amandemen), karya Redaksi Pustaka
Grhatama, berikut ini naskah Proklamasi Kemerdekaan RI:

Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia.

Hal-hal jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l, diselenggarakan dengan tjara seksama dan
dalam tempo jang sesingkat-singkatnja.

Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05

Atas nama bangsa Indonesia.

Soekarno/Hatta

Anda mungkin juga menyukai