Anda di halaman 1dari 3

PERCAKAPAN COACH DENGAN COACHE

Kesulitan anak menjaga lingkungan


1. …
2. Asalamualaikum pak,
1. Walaikum salam bu,
2. Mohon maaf sebelumnya, apakah bapak ada waktu? Ada beberapa hal yang ingin
saya sampaikan.
1 Boleh bu, silahkan duduk. Kiranya ada apa ya bu?
2. Begini pak, saya mempunyai permasalahan pada siswa kelas 5
1. Kira-kira permasalahanya apa ya bu pada siswa kelas 5 yang ibu ajar?
2. Permasalahannya siswa saya kok pada malas membersihkan lingkungan ya
pak. Saya melihat di dalam kelas itu banyak sampah yang berserakan dimana-
mana, padahal saya sudah sering mengingatkan siswa saya untuk
membersihkan sebelum pelajaran dimulai.
3. Owh kamu punya permasalahan seperti itu. Kira-kira apa yang menyebabkan siswa
berperilaku seperti itu?
4. Saya kira karena perilaku anak-anak yang kurang tertib dan kurang
memahami pentingnya menjaga kebersihan lingkungan.
1. Kira-kira ada factor yang lain tidak selain itu?
2. Ada pak, mungkin karena lokasi tempat sampah yang agak jauh. Jadi anak-
anak malas membuang sampah pada tempatnya. O iya pak mungkin juga
karena belum ada jadwal piket secara tertulis.
1. Kalau boleh tau, menurut ibu, siswa yang bagaimana sih yang bisa menjaga
lingkungan?
2. Siswa yang bisa menjaga lingkungan tetap bersih pak. Rapi, nyaman serta
indah dipandang mata pak.
1. Terus yang ibu inginkan itu siswa yang bagaimana?
2. Saya ingin siswa yang mandiri, tertib serta mau membuang sampah pada
tempatnya pak.
1. Kalau menurut ibu berdasarkan level menjaga kebersihan lingkungan 1-10 kira-kira
anak ibu di posisi berapa?
2. Di level 6 pak
1. Apa alasannya anak tersebut pada posisi level 6
2. Karena hanya sebagian kecil anak yang mau membuang sampah pada
tempatnya pak.
1. Pengin ibu, anak tersebut di posisi berapa?
2. Saya inginnya di level 8 dulu pak.
1. Level 8 itu seperti apa kira-kira bu?
2. Level 8 itu mayoritas anak yang mau melaksanakan piket dengan tertib dan
mau membuang sampah pada tempatnya. baik sampah yang ada di dalam
kelas maupun di halaman kelas.
1. Apa yang dapat ibu lakukan untuk mencapai posisi tersebut?
2. Saya mencoba memotivasi siswa dan mengajak mereka bersama
membersihkan lingkungan. Serta membuat jadwal piket kebersihan.
1. Yang mana paling mungkin dilakukan dalam waktu dekat ini?
2. Mengajak mereka bersama membersihkan lingkungan.
1. Kapan ibu bisa melakukannya?
2. Minggu ini pak.
1. Nah, Kita kan sudah menemukan permasalahan ibu hari ini. Kira-kira apa yang ibu
dapatkan hari ini?
2. Saya sudah memiliki gambaran langkah kedepan untuk membuat anak
menjaga dan mencintai lingkungan pak.
1. Untuk mengetahui langkah yang diterapkan ibu berhasil atau tidak, kapan kira-kira
kita bisa bertemu untuk meihat perkembangan permasalahan ibu Erna ini?
2. Minggu depan pak,
1. Oke minggu depan. Ibu sudah yakin minggu depan sudah bisa memberi informasi
tentang perkembangannya?
2. Sudah pak
1. Kalau begitu kita bertemu lagi minggu depan ya? Untuk melihat perkembangan yang
akan ibu lakukan.
2. Siap pak,
1. Adakah lagi permasalahan yang ibu hadapi?
2. Tidak ada pak.
1. Oke, tidak ada.
1. Sekarang pak heru bertanya, bagaimana perasaan ibu setelah melaksanakan
Coaching ini?
2. Perasaan saya senang pak, karena bisa memperoleh solusi atas permasalahan
yang saya hadapi. Awalnya saya khawatir pak, namun setelah saya sharing
dengan pak heru akhirnya saya yakin akan tindakan kedepan yang saya
lakukan.
1. Baik, Adakah lagi yang ingin disampaikan?
2. Tidak pak sudah cukup.
1. Oke, berarti saya akhiri ya percakapan hari ini?
2. Iya pak, terima kasih atas waktunya.
1. Sama-sama bu Erna. Jangan lupa bila ada permasalahan silahkan komunikaan
dengan saya. Saya siap membantu.
2. Iya pak. Terima kasih.

Anda mungkin juga menyukai