Karena keterampilan khusus ini memerlukan keterampilan teknik dan pengetahuan teknik.
Keterampilan khusus ini meliputi:
1
sesuai, gaya yang digunakan untuk pembongkaran juga harus disesuaikan dengan komponen
yang dibongkar, sehingga pembongkaran dan pemasangan tidak merusak komponen mesin
itu sendiri.
Beberapa hal yang harus dipenuhi dalam pembongkaran maupun pemasangan
komponen mesin industri, yang harus dikuasai oleh teknisi atau operator mesin industri
adalah:
a. Pencatatan kondisi mesin yang meliputi:
1) Daftar pemeriksaan yg lengkap (data kerusakan)
2) Hasil pengujian/pengetesan menurut standart
3) Daftar keluhan dari operator
4) Daftar lama penggunaan mesin
5) Daftar observasi dalam operasi mesin (pembuatan benda kerja)
6) Benda pengetesan (master standard)
7) Semua gambar tehnik, dan manual mesin.
c. Beberapa hal yang perlu diperhatikan selama melakukan pembongkaran dan pemasangan
komponen mesin yaitu:
1) Membuat skema untuk setiap susunan unit komponen mesin
2) Semua komponen yg terbongkar harus ditandai
3) Pada waktu pembongkaran dan pemasangan hindarkan penggunaan gaya-gaya yang
kasar
Pada waktu melakukan bongkar, perbaikan dan pemasangan komponen mesin, yang
perlu dipikir dan dilakukan oleh teknisi perbaikan maupun operator mesin industri adalah
mampu mendiagnosis, mampu menelaah serta mampu memberikan solusi perbaikannya
dengan cermat dan benar. Maka teknisi perbaikan dan operator harus mampu mengetahui
sistem kerja dari unit komponen yang akan dibongkar dan diperbaiki, dapat memprediksi usia
komponen sesuai masa kritisnya dengan cermat (hal ini tentu memerlukan pengalaman yang
cukup), dapat menentukan komponen mana yg mudah rusak maupun yang tdk mudah rusak,
dapat melakukan tugas- tugas administrasi yang terkait dengan program pemeliharaan/
perawatan serta perbaikan mesin-mesin industri.
2
2. Teknik Perbaikan Komponen Mesin Perkakas
Jika terjadi kerusakan dudukan pasak pada poros misalnya karena gempil,
proses perbaikannya dapat dilakukan menggunakan teknik pengelasan. Untuk
membentuk alur pasak, dapat menggunakan kuningan. Pemakaian kuningan
dimaksudkan agar bahan tambah las tidak menempel.
3
2) Perbaikan Poros yang Patah
Perbaikan pada poros yang patah dapat dilakukan dengan proses pengelasan.
Langkah pertama sebelum melakukan pengelasan adalah mempersiapkan alur tempat
kampuh las dengan cara dikikir, dibubut, atau digerinda. Namun demikian, jika tidak
berhati-hati, kelemahan yang sering terjadi adalah antar poros yang disambungkan
tidak satu sumbu. Untuk mengatasi hal tersebut, dapat digunakan pena penepat, yang
sekaligus dapat berfungsi untuk membantu menahan beban radial. Selain itu, bisa juga
ditambahkan pena pengikat untuk membantu poros menahan beban puntiran,
terutama untuk poros dengan diameter besar. Pena pengikat dapat dibuat berbentuk
tirus atau menyesuaikan kebutuhan. Untuk menghindari terjadinya bengkok, proses
pengelasan perlu dilakukan secara bertahap dan diperiksa kelurusannya
menggunakan dial indikator. Ketika ditemukan kebengkokan, maka segera lakukan
perbaikan, sebelum meneruskan proses pengelasan pada bidang selanjutnya.
Sebagai langkah finishing, dapat dilakukan pembubutan pada bidang yang dilas.
4
3) Perbaikan Tumpuan Bearing pada Poros yang Aus
Perbaikan tumpuan bearing perlu dilakukan ketika tumpuan tersebut aus
sehingga menjadi longgar. Terdapat 3 (tiga) cara memperbaiki tumpuan bearing yang
aus. Cara pertama adalah menambah bush sisipan dari bahan yang sama dengan
bahan poros yang diperbaiki, atau bahan yang lebih keras. Hubungan antara poros
yang diperbaiki dengan lubang bush sebaiknya adalah suaian sesak. Jika poros
mengalami sliding dan beban puntiran yang besar, bisa ditambahkan pena pengikat
atau dilas.
Gambar 4.16. Perbaikan tumpuan bearing pada poros dengan memasang bush
Jika keausan atau kerusakan poros cukup parah, dapat dilakukan cara kedua
yaitu penggantian secara utuh dengan cara memotong poros dan membuatkan
tumpuan yang baru. Tumpuan tersebut kemudian disatukan dengan poros
menggunakan system ulir atau dilas. Langkah finishing dilakukan dengan proses
pembubutan dua senter.
Gambar 4.17. Penggantian tumpuan bearing pada poros dengan dilas atau diulir
Cara yang ketiga adalah dengan pelapisan menggunakan chrom. Cara ini
dilakukan jika keausan pada poros hanya kecil. Pelapisan dapat dilakukan pada
bagian yang aus saja, atau seluruh permukaan dengan ketebalan tertentu sesuai
keperluan.
4) Meluruskan Poros yang Bengkok
Untuk memperbaiki poros yang bengkok dan bukan poros yang sudah
dikeraskan, dapat dilakukan dengan cara dipanaskan kemudian dipress. Pemanasan
dapat dilakukan secara langsung atau menggunakan tungku (dapur) pemanas dengan
suhu maksimum 5000C. Kemudian, pendinginan poros dilakukan dalam keadaan
5
poros masih dipress untuk menghindari kebengkokan. Jika poros yang bengkok
merupakan poros yang sudah dikeraskan, maka perbaikannya dilakukan dengan cara
memukul bagian yang bengkok (bagian cekung) menggunakan palu khusus.
Sambungan atau hubungan antar poros atau lubang yang menggunakan pin
atau pena pengikat jika terjadi kebengkokan sering menyebabkan lubang pena
membesar. Akibatnya antara pena dan lubang pena terjadi kelunggaran dan dapat
menyebabkan munculnya gerakan aksial antara poros dengan lubangnya. Untuk
mengatasi hal ini, maka lubang pena diperbesar dengan bor secara bertingkat
kemudian dirapikan dengan reamer sesuai diameter pena pengikat standar.
5) Menambal Poros yang Aus
Poros yang mengalami keausan dapat ditambal menggunakan proses
pengelasan. Sebelum dilas, poros harus dibubut agar ikatan antara bahan tambah las
dengan poros kuat. Untuk poros yang berdiameter kecil (<200 mm) pengelasan
sebaiknya dilakukan dengan merendam sebagian permukaan poros dalam air untuk
menghindari deformasi. Untuk hasil maksimal, sebaiknya air yang digunakan adalah
air yang bersirkulasi.
Gambar 4.19. Pengelasan poros berdiameter <200 mm sebagian direndam dalam air
6
Gambar 4.20. Menambal poros yang aus dengan pengelasan memanjang (kiri) dan
melingkar (kanan)
Beberapa roda gigi terpasang kuat pada porosnya sehingga sulit untuk melepasnya.
Cara yang dapat dilakukan adalah melepas roda gigi menggunakan treker (puller). Roda gigi
yang mengalami kerusakan khususnya yang berukuran kecil, sebaiknya diganti bersamaan
dengan roda gigi pasangannya. Namun jika hanya kerusakan kecil atau patah pada satu atau
beberapa gigi, jika masih memungkinkan maka perbaikan dapat dilakukan dengan proses las
listrik atau pelapisan logam. Langkah finishing profil gigi dapat dilakukan melalui proses
pembubutan dan pengefraisan dengan pisau modul yang sesuai. Jika tidak terdapat mesin
frais, maka pengelasan dapat dilakukan menggunakan alat bantu alternatif yaitu sisipan yang
terbuat dari logam non-ferro. Alat bantu sisipan tersebut berfungsi sebagai cetakan gigi
sekaligus mencegah bahan tambah dari kawat las tidak menempel pada cetakan.
Pengecekan profil gigi dilakukan menggunakan jangka sorong khusus roda gigi dan dengan
roda gigi pasangannya.
Perbaikan roda gigi yang berukuran besar dan tidak memerlukan tigkat kepresisian
tinggi, dapat dilakukan dengan pengelasan setempat tanpa alat bantu khusus. Misalnya
terjadi kerusakan/keausan pada bagian kaki gigi yang cukup dalam, dapat dilakukan
pengelasan setempat kemudian dirapikan dengan kikir atau gerinda portable. Proses
perbaikan roda gigi berukuran besar semacam ini akan lebih baik jika dilakukan dalam
keadaan masih terpasang di mesin.
Apabila roda gigi mengalami pembebanan yang tinggi, maka sebelum dilas perlu diberi
pin (pena penguat). Pena tersebut akan meningkatkan kemampuan gigi dalam menahan
7
beban yang dapat membuat gigi patah. Usahakan diameter pena mendekati ketebalan kaki
gigi. Langkah perbaikan dimulain dengan meratakan permukaan gigi yang patah
menggunakan end mill, kemudian dibor. Pastikan bahwa pena benar-benar masuk sampai
dalam dasar lubang yang dibuat. Ketika pin sudah terpasang, maka tinggal dibrazing. Pena
dibuat dan dipasang agak lebih tinggi daripada gigi aslinya, jarak antar pena dekat, dan
masih ada celah pada lubangnya agar brazing dapat optimal mengisi lubang pena.
TUGAS : BUATLAH RINGKASAN DARI MATERI DIATAS, PADA BUKU TEORI ANDA MASING-
MASING (GAMBAR DIBUAT).
BUKU TULIS DIKUMPULKAN DIMEJA KERJA SAYA (RUANG BKK) SEBAGAI PRESENSI