Anda di halaman 1dari 2

Catatan Sesi 3: Memasarkan Produk Wakaf

Pemateri: Prof Nurul Huda


Notulen: Muhammad Abu Rivai
Pemasaran dalam konteks filantropi adalah fundraising. Proses mempengaruhi supaya orang
mau berwakaf.
Tujuan marketing/fundraising:
1. Menghimpun dana: bisa cari lembaga, perusahaan, dan organisasi yang bisa memberikan
dana dalam jumlah besar. Semisal link sukuk.
2. Perbanyak wakif: bisa jalur melalui komunitas, jumlah wakifnya besar, tapi biasanya
dananya kecil.
3. Bangun citra lembaga
4. Bangun simpatisan/relasi
5. Tingkatkan kepuasan donatur
Metode fundraising: direct (langsung) & indirect (tidak langsung).
Kalau langsung, bisa langsung ke calon wakif. Presentasi, email, ads, broadcast, dst. Kalau
tidak langsung, bisa via tokoh sebagai brand ambassador, pemasaran secara umum, lebih ke
arah awareness.
Unsur Fundraising:
1. Analisis kebutuhan: bisa cek trend juga
2. Segmentasi
3. Identifikasi profil wakif: misalnya pejabat negara, perlu dipelajari. Pendekatan
menyesuaikan. Cara menjual atau memperkenalkannya pasti berbeda cara pembahasaannya.
Kalau wakifnya dari perguruan tinggi, tentu pakai bahasa akademisi. Kalau wakifnya orang
umum, tentu bahasa juga menyesuaikan.
4. Produk: Ini HBW bergerak atau tidak bergerak. Berupa uang atau tidak.
5. Harga biaya transaksi
6. Promosi
Profiling calon wakif: bisa secara demografis, psikologis, dan perilaku.
Pelajari: 7Ps
Wakaf VS Zakat (Lebih menantang dari sisi marketing)
1. Wakaf tidak wajib (voluntary), zakat wajib (obligatory)
2. Orang yang zakat, belum tentu wakaf. Karena wakaf tidak wajib.
Lembaga Kenazhiran: diawasi oleh BWI. Dimintai laporan kinerjanya oleh BWI. Setiap 6 bulan
sekali wajib laporan. Tidak laporan, ada SP.
Tahapan calon wakif:
Ilmul yaqin → Ainul yaqin (zam zam tower, dst) → Haqqul yaqin (sudah mau wakaf)
Faidah:
Dakwah wakaf kepada orang tua biasanya lebih mudah diterima, karena memang itu
dianggap penutup defisit atas kekurangan kebajikan usia yang telah berlalu. Benefit wakaf
begitu terasa bagi mereka yang tua.
Salah satu model promosi: presentasi
Lembaga Kenazhiran BWI misalnya: mendatangi kampus-kampus untuk menampung dana
abadi milik kampus. Bisa dijadikan diskonto dan bagi hasil. Mauquf 'alaihi adalah mahasiswa
di kampus masing-masing yang kurang mampu secara ekonomi.
Konsep: Produk wakaf harus dicreate dulu. Karena ini yang mau dijual dan dipromosikan.
Peringatan keras: nazhir jangan main potong-potong jumlah wakaf dari wakif. Bahaya. Kalau
mau buka infak, disampaikan saja transparan dan sukarela. Jangan dipotong dari nominal
wakaf.
Memasarkan produk wakaf ke nonmuslim?
Boleh, selama mauquf alaihi sesuai syariat. Jangan sampai nanti hasil wakaf untuk gereja atau
yang lain. Ini nazhir harus hati-hati.
Wakaf dana nonhalal untuk wakaf?
Fatwa MUI tentang bunga bank adalah riba. Fatwa tidak mengikat. Hukum Positif mengikat.
Ambil hukum positif. Bunga bank ranah ijtihad melalui fatwa. Ini kondisi fatwa dalam konteks
hukum.
Ini nanti disebut: wakaf melalui uang untuk pembangunan jembatan atau jalan.
Kebun sawit (visibility study):
- Bisa konsep syirkah; musaqah atau muzara'ah. Bisa dikembangkan skema-skema
disyariah.
- Bisa pakai mudharabah muqayyadah. Dana wakaf yang dihimpun bisa disalurkan ke
perkebungan misalnya.
- Bisa pakai SCF untuk membiayai.
Faidah:
Otak yang kelola aset wakaf harus otak komersial. Biar terus berkembang aset wakaf. Supaya
naik marwah wakaf. Lakukan komersialisasi aset wakaf.
Satu nazhir untuk satu yayasan. Biar tidak terjadi conflict of interest.
Aset wakaf adalah milik Allah. Diserahkan jadi milik Allah. Aset wakaf tidak masuk jadi milik
negara. Sertifikat untuk memudahkan dan mencegah konflik. Justru memperkuat dan
perlindungan terhadap aset wakaf. BWI hanya pengelola juga sebenarnya.

Anda mungkin juga menyukai