Anda di halaman 1dari 5

Nama : Fatkhul Ngalim

NIM : P07133122056
Prodi : D3 Sanitasi
Kelas : 2/A

Pengendalian Pencemaran Tanah Oleh Sampah B3 Dari Rumah Tangga

A. Jenis Limbah B3
1. Baterai Bekas
2. Lampu TL dan Bohlam
3. Kaleng Aerosol Kosong
4. Thermometer Merkuri
5. Wadah Bekas Kosmetik, Skincare, dan Cairan Pembersih
6. Obat Kadaluarsa
7. Barang Elektronik Bekas

B. Dampak Limbah B3 Terhadap Pencemaran Tanah


1. Baterai Bekas
Baterai bekas adalah salah satu contoh limbah B3 rumah tangga yang tidak mudah terurai.
Baterai mengandung berbagai logam berat seperti merkuri, nikel, timbal, kadmium, dan
lithium. Jika kandungan dalam baterai bekas tersebut dibuang ke tanah maka tanah dapat
tercemar dan berbahaya jika disekelilingnya terdapat tanaman pangan. Tanah yang
mengandung berbagai logam berat dari baterai mengakibatkan tanaman yang ada disekitarnya
menyerap logam berat baterai tersebut hingga akhirnya terkontaminasi.
2. Lampu TL dan Bohlam
Dalam setiap lampu TL setidaknya ada 5 miligram merkuri yang sangat berbahaya bagi
metabolisme manusia dan dapat berakibat fatal jika terakumulasi dalam tubuh. Limbah lampu
TL yang dibuang sembarangan akan mencemari tanah sehingga merusak struktur tanah.
3. Kaleng Aerosol Kosong
Ada banyak produk rumah tangga yang dikemas dalam bentuk kaleng atau spray, seperti obat
nyamuk, pewangi ruangan, hairspray, dan lainnya. Isi kaleng aerosol bervariasi, dari minyak
masak dapur hingga bahan kimia berbasis pelarut beracun. Kaleng yang mengandung zat
beracun membutuhkan perawatan khusus. Jika pembuangan limbah B3 ini tidak diperhatikan
dan dicampur dengan sampah lainya yang tertimbun di tanah, maka bisa saja kandungan zat
beracun di kaleng tersebut masuk ke tanah hingga tercampur ke air tanah.
4. Thermometer Merkuri
Thermometer merkuri mengandung sekitar 500 miligram merkuri yang berbahaya bagi tubuh
manusia. Zat ini bisa merusak syaraf dan harus dijauhkan dari bayi serta anak kecil. Sebaiknya
limbah ini jangan sampai terbuang begitu saja di tanah. Merkuri yang mengendap di tanah bisa
masuk ke tubuh manusia jika sedang beraktifitas di sekitanya seperti bermain atau melakukan
aktifitas lainya.
5. Wadah Bekas Kosmetik, Skincare, dan Cairan Pembersih
Tanpa banyak diketahui terdapat beberapa kosmetik bisa jadi mengandung bahan kimia
berbahaya. Banyak oknum yang tidak bertanggung jawab yang membeli atau mengambil
wadah bekas kosmetik dan skincare lalu oknum tersebut melakukan produksi ilegal dan dijual
kembali demi meraup keuntungan. Jika wadah ini digunakan untuk bahan media tanaman seprti
cabai, karena bahan ini dapat menampung tanah, maka yang akan terjadi adalah zat berbahaya
yang ada didalamnya dapat masuk ke tanaman, mengendap dan terkontaminasi zat berbahaya
sehingga tidak layak untuk dikonsumsi.
6. Obat Kadaluarsa
Sisa obat di rumah yang seringkali mengalami kedaluwarsa memang tidak sebanding dengan
limbah farmasi di rumah sakit akan tetapi tetap saja pembuangan yang dilakukan sembarangan
bisa membahayakan. Apapun jenis obatnya, jika sudah melewati masa kedaluarsa sebaiknya
obat tersebut segera disingkirkan atau dibuang. Komposisi obat kedaluarsa dapat berubah dan
jika dikonsumsi, berpotensi membahayakan kesehatan.
7. Barang Elektronik Bekas
Sampah elektronik mengandung berbagai macam material berbahaya dan beracun, seperti
logam berat, PVC, PcB, dan sebagainya.

C. Cara Pengendalian Limbah B3


1. Baterai Bekas

1. Pisahkan baterai dari sampah lain dan pasang selotip bening pada kedua ujungnya
2. Simpan dalam wadah khusus yang tidak konduktif
3. Buang di fasilitas pengolahan limbah B3 yang sudah disediakan oleh pemerintah atau
lingkungan pemerintahan

2. Lampu TL dan Bohlam

1. Pisahkan neon, atau bohlam dengan sampah rumah tangga lainnya


2. Simpan dalam wadah khusus yang tidak mudah pecah dan diberikan informasi di
plastik sampah agar petugas kebersihan berhati-hati
3. Buang di fasilitas pengolahan limbah B3 yang sudah disediakan oleh pemerintah atau
lingkungan pemerintahan
4. Jangan membuangnya begitu saja ke tempat sampah umum, namun buang ke fasilitas
pengolahan limbah B3
3. Kaleng Aerosol Kosong

1. Pisahkan kaleng aerosol dengan sampah rumah tangga lainnya


2. Baca bagian belakang setiap kaleng aerosol. Sisihkan setiap kaleng yang mengandung
CFC atau bahan kimia berbahaya.
3. Simpan dalam wadah khusus atau kotak kardus di area yang berventilasi baik dan
diberikan informasi diplastik sampah agar petugas kebersihan berhati-hati
4. Kocok kaleng aerosol yang tidak mengandung CFC atau bahan kimia beracun.
Arahkan ujung kaleng di kotak kardus, dengan kaleng 4 hingga 6 inci dari bagian
bawah kotak. Tekan ujung untuk mengeluarkan isi ke dalam kotak kardus sampai
kaleng kosong
5. Buang di fasilitas pengolahan limbah B3 yang sudah disediakan oleh pemerintah atau
lingkungan pemerintahan
6. Jangan membuangnya begitu saja ke tempat sampah umum, namun buang ke fasilitas
pengolahan limbah B3

4. Thermometer Merkuri

1. Pisahkan thermometer merkuri dengan sampah rumah tangga lainnya


2. Simpan dalam wadah khusus yang tidak mudah pecah dan diberikan informasi
diplastik sampah agar petugas kebersihan berhati-hati
3. Buang di fasilitas pengolahan limbah B3 yang sudah disediakan oleh pemerintah atau
lingkungan pemerintahan
4. Jangan membuangnya begitu saja ke tempat sampah umum, namun buang ke fasilitas
pengolahan limbah B3

5. Wadah Bekas Kosmetik, Skincare, dan Cairan Pembersih

1. Bersihkan Sisa Produk di kemasan dengan mencuci dengan air bersih sampai sisa
produknya tidak ada, keringkan, dan bisa kamu jemur juga di bawah sinar matahari.
Jangan biarkan wadah bekas lembab atau masih basah karena tempat yang lembab
bisa memicu munculnya bakteri atau jamur.
2. Pisahkan sesuai dengan jenis produknya dan kandungan yang digunakan. Ada yang
kaca, plastik, atau yang model saset biasa, kamu bisa pisahkan dalam kardus atau box
besar sesuai dengan jenis wadah yang gunakan.
3. Simpan dalam wadah khusus yang tidak mudah pecah dan diberikan informasi di
plastik sampah agar petugas kebersihan berhati-hati
4. Buang di fasilitas pengolahan limbah B3 yang sudah disediakan oleh pemerintah atau
lingkungan pemerintahan
5. Jangan membuangnya begitu saja ke tempat sampah umum, namun buang ke fasilitas
pengolahan limbah B3
6. Kembalikan Produk Kosong ke Brand Offline Store menerima wadah kosong bekas
produk yang dibeli sebelumnya. Kumpulkan dalam sebuah box atau tas tertentu dari
wadah produk yang dibeli dari brand tertentu. Pastikan dalam wadah sudah kosong,
dalam keadaan bersih, dan kering.
6. Obat Kadaluarsa

1. Baca label obat terlebih dahulu dan jika ada petunjuk pembuangan khusus yang
tertempel, maka ikuti petunjuknya.
2. Pisahkan obat yang sudah kedaluarsa dari kemasan atau plastik obat.
3. Jangan menghancurkan obat berbentuk tablet atau kapsul, tetapi campur obat
kedaluwarsa dengan tanah, kotoran kucing, ampas kopi atau zat lain yang menyerap
obat.
4. Tempatkan obat yang hendak dibuang dalam kantong plastik tertutup untuk mencegah
anak kecil, binatang peliharaan atau orang lain mengorek dari sampah
5. Buang obat dalam tempat sampah.
6. Jika membuang obat yang diresepkan dokter, coret semua informasi yang ada di label
botol atau plastik obat.
7. Hapus informasi dari label resep obat untuk membantu menjaga privasi dan
melindungi informasi tentang kesehatan pribadi
8. Buang di fasilitas pengolahan limbah B3 yang sudah disediakan oleh pemerintah atau
lingkungan pemerintahan
9. Jangan membuangnya begitu saja ke tempat sampah umum, namun buang ke fasilitas
pengolahan limbah B3

7. Barang Elektronik Bekas

1. Kumpulkan sampah elektronik yang sudah tidak bisa digunakan pada suatu tempat,
jangan langsung dibuang ke tempat sampah hingga bercampur dengan sampah rumah
tangga.
2. Memilah sampah menurut jenis-jenis elektronik
3. Memisahkan jenis elektronik yang sekiranya masih bisa direparasi, sehingga
pengelolaannya adalah membuat alat elektronik menjadi bermanfaat kembali.
4. Buang di fasilitas pengolahan limbah B3 yang sudah disediakan oleh pemerintah atau
lingkungan pemerintahan
5. Jangan membuangnya begitu saja ke tempat sampah umum, namun buang ke fasilitas
pengolahan limbah B3

D. Metode Pengolahan Limbah B3

1. Pengelolaan dengan Cara Kimiawi

Pengelolaan limbah dengan cara kimiawi dilakukan untuk menghilangkan partikel yang sulit
mengendap, logam berat, senyawa fosfor, dan zat organik beracun. Cara ini dilakukan dengan
bantuan bahan kimia tertentu tergantung jenis dan kadar limbahnya. Pengolahan limbah B3
dengan bahan kimia umumnya dilakukan menggunakan metode stabilisasi/ solidifikasi.
Metode ini adalah proses mengubah bentuk fisik dan atau senyawa kimia dengan menambah
bahan pengikat atau zat pereaksi tertentu. Penambahan zat tersebut bertujuan untuk
memperkecil kelarutan, pergerakan, dan penyebaran racun limbah sebelum dibuang. Contoh
bahan yang digunakan untuk proses stabilisasi/ solidifikasi yaitu semen, kapur, dan bahan
termoplastik.
2. Pengelolaan dengan Cara Fisik

Pengelolaan limbah B3 dengan cara fisik ini dilakukan dengan penyisihan bahan tersuspensi
berukuran besar dan mudah mengendap atau mengapung. Metode ini biasanya digunakan
untuk menyisihkan bahan yang mengapung seperti minyak dan lemak. Cara ini juga digunakan
untuk menyisihkan bahan tersuspensi atau pemekatan lumpur endapan dengan memberikan
aliran udara ke atas.

3. Pengelolaan dengan Cara Biologi

Cara pengelolaan limbah B3 lainnya yaitu menggunakan cara biologi. Metode ini dikenal juga
dengan istilah bioremediasi dan fitoremediasi. Bioremediasi adalah pengelolaan limbah
menggunakan bakteri atau mikroorganisme lain untuk mengurai limbah B3. Sementara
fitoremediasi adalah pengelolaan limbah menggunakan tumbuhan untuk mengabsorbsi dan
mengakumulasi bahan beracun dari tanah. Kedua cara tersebut memiliki manfaat yang sama
yakni untuk mengatasi pencemaran lingkungan akibat limbah B3 dengan biaya yang relatif
lebih murah dibandingkan metode kimia dan fisik. Bamun cara ini memiliki kekurangan karena
membutuhkan waktu yang cukup lama untuk membersihkan limbah dalam jumlah besar.

Anda mungkin juga menyukai