BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan wahana yang sangat penting dalam mengembangkan
kompetensi peserta didik. Metode dan media pembelajaran merupakan dua aspek
yang saling berkaitan. Hal ini sesuai dengan Undang-undang RI Nomor 20 Tahun
2003 pasal 17 ayat 1 yang menyebutkan bahwa “ Pendidikan dasar merupakan
jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah.” Dalam
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan untuk Satuan Pendidikan (Tahun 2007
Semester I & II) dijelaskan bahwa “Tujuan Pendidikan adalah meletakan dasar
kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlaq mulia, serta keterampilan untuk
hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.” Hampir semua orang
dikenai pendidikan dan melaksanakan pendidikan. Sebab pendidikan tidak pernah
terpisah dengan kehidupan manusia. Anak-anak menerima pendidikan dari orang
tuanya dan manakala anak-anak ini sudah dewasa dan berkeluarga mereka juga
akan mendidik anak-anaknya. Begitu pula di sekolah dan perguruan tinggi, para
siswa dan mahasiswa dididik oleh guru dan dosen. Jadi, pendidikan dapat
dikatakan sebuah proses atau kegiatan yang dilakukan oeh manusia. Bila kita
pandang pendidikan sebagai sebuah proses, maka proses tersebut akan berakhir
pada tercapainya tujuan akhir pendidikan. Suatu tujuan yang hendak di capai oleh
pendidikan pada hakikatnya adalah suatu perwujudan dari nilai-nilai ideal yang
terbentuk dalam pribadi manusia yang diinginkan. Setiap lembaga memiliki
tujuan pendidikan yang berbeda-beda.
Abad 21 merupakan era digital yang ditandai dengan pesatnya
perkembangan teknologi dan informasi. Perkembangan teknologi dan informasi
ini mempengaruhi segala aspek kehidupan, tak terkecuali bidang pendidikan,
dimana teknologi menjadi bagian yang integral dengan kehidupan pebelajar.
Pesatnya perkembangan zaman ini juga berbanding lurus dengan perkembangan
masalah-masalah yang dihadapi, dimana masalah-masalah yang timbul menjadi
semakin kompleks dan diperlukan sumber daya manusia yang mampu
menghadapi masalah-masalah tersebut. Oleh karena itu, pendidikan pada abad ini
dituntut untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas unggul yang
mampu menghadapi tantangan global abad 21. Metode dan media pembelajaran
merupakan dua aspek yang saling berkaitan. Pemilihan suatu metode mengajar
akan mempengaruhi jenis media pembelajaran yang digunakan. Banyak aspek
yang harus diperhatikan dalam memilih media pembelajaranantara lain tujuan
pengajaran, jenis tugas dan respon yang diharapkan karakteristik peserta didik,
dan konteks pembelajaran. Meskipun demikian, dapat dikatakan bahwa salah satu
fungsi utama media pengajaran adalah alat bantu mengajar yang turut
mempengaruhi iklim, kondisi dan lingkungan belajar yang ditata dan
diciptakanoleh pendidik. Penggunaan media pengajaran pada tahap orientasi
pengajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan
penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat ini. Media pembelajaran dapat
meningkatkan motivasi dan minat peserta didik, media pengajaran juga dapat
membantu peserta didikmeningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan
menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data, dan memadatkan
informasi.
2
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengembangan teknologi pada abad 21 ?
2. Apakah manfaat TIK dalam pembeljaran abad 21 ?
3. Apa yang di maksud dengan teknologi pendidikan dan pembelajaran abad
21 ?
4. Apakah yang dimaksud dengan guru dan teknologi abad 21 ?
5. Apakah yang dimaksud dengan pengembangan E-learning dalam dunia
pendidikan ?
C. Tujuan Kegiatan
1. Agar dapat mengetahui pengembangan teknologi abad 21
2. Agar dapat mengetahui manfaat TIK dalam pembelajaran abad 21
3. Agar dapat mengetahui teknologi pendidikan dan pembelajaran abad 21
4. Agar dapat mengetahui guru dan teknologi abad 21
5. Agar dapat mengetahui pengembangan E-learning dalam dunia pendidikan
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Kompetensi Abad 21
Kompetensi lebih dari sekedar pengetahuan dan atau keterampilan, di
dalamnya mencakup kemampuan untuk memenuhi tuntutan yang kompleks,
merepresentasi dan memobilisasi sumber daya psikologis seperti keterampilan dan
sikap khusus (Ontario, 2016). Antara kompetensi dan keterampilan memang
sering digunakan secara bersamaan, tetapi memiliki makna yang sangat berbeda.
Kompetensi menunjuk pada kemampuan dalam mengaplikasikan capaian
pembelajaran (learning outcomes) secara adekuat dalam konteks pendidikan,
pekerjaan, personal atau pengembangan profesional. Kompetensi tidak terbatas
pada komponen kognitif seperti penggunaan teori, konsep, dan atau pengetahuan,
tetapi juga meliputi aspek-aspek fungsional keterampilan teknis, atribut
interpersonal, dan nilai etik. Semetara keterampilan – “skill” menunjuk pada
kemampuan dalam menyelesaikan tugas dan atau memecahkan masalah.
Pendidikan dan pembelajaran harus mampu mengotimalkan perkembangan
kompetensi peserta didik, menjamin nahwa perserta pada saatnya mampu hidup,
bekerja, dan berpartisipasi dalam masyarakat abad 21, masyarakat
berpengetahuan, dan masyarakat ekonomi global.
cara berpikir, terdiri atas kreativitas dan inovasi, berpikir kritis, problem
solving, dan membuat keputusan;
cara bekerja, terdiri atas komunikasi dan kolaborasi;
perangkat bekerja, terdiri atas literasi informasi, dan literasi TIK;
hidup di dunia, terdiri atas kewarganegaraan lokal dan global,
keterampilan hidup dan karir (mencakup adaptif terhadap perubahan,
mengelola tujuan dan waktu, menjadi pembelajar mandiri, mengelola
kegiatan/projek, bekerja efektif dalam tim, fleksibel, membimbing dan
memimpin orang lain), tanggung jawab secara personal dan sosial
(Ontario, 2016).
Sementara Fullan and Scott (2014), Mengidentifikasi kompetensi abad 21 ke
dalam “The Six Cs”, yaitu;
Character education, mencakup karakter jujur, pengaturan diri dan
tanggung jawab, tekun, empati untuk memberikan rasa aman dan
kebermaknaan bagi orang lain, percaya diri, kepribadian yang sehat dan
sejahtera, keterampilan hidup dan karir.
Citizenship, mencakup aspek pengetahuan global, sensitifitas dan respek
terhadap budaya lain, aktif terlibat dalam kegiatan kemanusiaan dan
lingkungan.
Communication, mencakup kemampuan berkomunikasi secara efektif baik
dalam bentuk oral, tulis, dan pemanfaatan perangkat digital, serta
keterampilan dalam mendengar.
Critical thinking and problem solving, berpikir secara kritis dalam
merancang dan mengelola kegiatan (project), memecahkan masalah, dan
membuat keputusan dengan memanfaatkan perangkat digital dan sumber
yang bervariasi.
Collaboration, mencakup kemampuan bekerja dalam tim, belajar dari
yang lain dan berkontrinbusi tehadap yang lain, keterampilan social
networking, dan empati terhadap perbedaan dalam bekerja.
Creativity and imagination, mencakup kompetensi entrepeunership secara
ekonomi dan sosial, memperhatikan dan mendorong lahirnya berbagai ide
baru, dan kepemimpinan.
Kecakapan yang kedua ini sangat penting bagi guru. Betapapun pintarnya
seorang guru jika tidak mempunyai kecakapan ini maka tidak akan mampu
mentransfer ilmu kepada anak didiknya. Kecakapan ini meliputi : memahami,
mengelola, dan menciptakan komunikasi yang efektif dalam berbagai bentuk dan
isi baik secara lisan, tulisan, maupun menggunakan multimedia.
8) Pengarahan Pribadi
Sebagai guru tentu setiap harinya menghadapi siswa yang perilakunya
bermacam-macam. Oleh karena itu guru dituntut memiliki kemampuan dalam
memonitor pemahaman diri dan mempelajari kebutuhan yang diperlukan dalam
pembelajaran, menemukan sumber-sumber belajar yang tepat, serta mentransfer
pembelajaran dari satu bidang ke bidang lainnya.
3) Menjadi model cara belajar dan bekerja di era digital, dengan indikator
sebagai berikut :
Menunjukkan kemahiran dalam sistem teknologi dan mentransfer
pengetahuan ke teknologi dan situasi yang baru.
Berkolaborasi dengan siswa, sejawat, dan komunitas menggunakan tool-
tool dan sumber digital untuk mendorong keberhasilan dan inovasi siswa.
Mengkomunikasikan ide/gagasan secara efektif kepada siswa, orang tua,
dan sejawat menggunakan aneka ragam format media digital.
Mencontohkan dan memfasilitasi penggunaan secara efektif daripada tool-
tool digital terkini untuk menganalisis, mengevaluasi dan memanfaatkan
sumber informasi tersebut untuk mendukung penelitian dan belajar.
Di pandang dari segi diri pribadinya (self oriented), seorang guru berperan
sebagai:
1. Pekerja sosial (social worker), yaitu seorang yang harus memberikan
pelayanan kepada masyarakat.
2. Pelajar dan ilmuwan, yaitu seorang yang harus senantiasa belajar secara
terus menerus untuk mengembangkan penguasaan keilmuannya.
3. Orang tua, artinya guru adalah wakil orang tua peserta didik bagi setiap
peserta didik di sekolah.
4. Model keteladanan, artinya guru adalah model perilaku yang harus
dicontoh oleh para peserta didik.
5. Pemberi keselamatan bagi setiap peserta didik. Peserta didik diharapkan
akan merasa aman berada dalam didikan gurunya.
Dari sudut pandang secara psikologis, guru berperan sebagai :
1. Pakar psikologi pendidikan, artinya guru merupakan seorang yang memahami
psikologi pendidikan dan mampu mengamalkannya dalam melaksanakan
tugasnya sebagai pendidik.
2. Seniman dalam hubungan antarmanusia (artist in human relations), artinya guru
adalah orang yang memiliki kemampuan menciptakan suasana hubungan
antarmanusia, khususnya dengan para peserta didik sehingga dapat mencapai
tujuan pendidikan.
3. Pembentuk kelompok (group builder), yaitu mampu membentuk atau
menciptakan kelompok dan aktivitasnya sebagai cara untuk mencapai tujuan
pendidikan.
4. Catalyc agent atau inovator, yaitu guru merupakan orang yang yang mampu
menciptakan suatu pembaharuan bagi membuat suatu hal yang baik.
5. Petugas kesehatan mental (mental hygiene worker), artinya guru bertanggung
jawab bagi terciptanya kesehatan mental para peserta didik
1. Metode Penelitian
No. Judul Metode
1. Pengembangan E-Learning Metode penelitian ini mengunakan metode
Berbasis Moodle Dalam penelitian dan pengembangan atau disebut
Meningkatkan Pemahaman Research and Development (R & D) Model
Lagu Pada Pembelajaran pengembangan yang digu-nakan oleh peneliti
Bahasa Inggris mengadopsi model pengembangan multimedia
25
2. Hasil Penelitian
No. Judul Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil analisis data dan
pembahasan dapat disimpulkan bahwa produk
e-learning berbasis Moodle dalam peningkatan
pemahaman lagu pembelajar-an bahasa Inggris
Pengembangan E-Learning
untuk siswa SMK kelas X efektif dalam
Berbasis Moodle Dalam
meningkatkan hasil belajar, hasil dari
1. Meningkatkan Pemahaman
penelitian dan pengembangan be-rupa produk
Lagu Pada Pembelajaran
e-learning berbasis Moodle un-tuk
Bahasa Inggris
meningkatkan meningkatkan kemam-puan
listening pada pembelajaran bahasa Inggris
untuk siswa SMK kelas X yang da-pat diakses
melalui elearning4betterenglish. com.
2. Pengembangan E-Learning Hasil penelitian dan pembahasan ini adalah
Mata Pelajaran Geografi sebagai berikut: (1) Kelayakan produk e-
Untuk Meningkatkan Hasil learning berdasarkan hasil uji alpha oleh ahli
Belajar Peserta Didik Kelas materi 1 terhadap seluruh indikator yang
X SMA divalidasi diperoleh skor rata-rata 4,19 dengan
kategori “sangat baik” dan validasi ahli materi
27
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari penjabaran pada Bab Tinjauan Pustaka, kita dapat menyimpulkan
bahwa Pendidikan merupakan wahana yang sangat penting dalam
mengembangkan kompetensi peserta didik. Metode dan media pembelajaran
merupakan dua aspek yang saling berkaitan. Pemilihan suatu metode mengajar
akan mempengaruhi jenis media pembelajaran yang digunakan. Dalam proses
pembelajaran abad 21, teknologi informasi dan komunikasi merupakan alat bantu
dalam upaya mencapai proses pembelajaran yang mengutamakan kemampuan
keterampilan kecakapan abad 21 yang harus dimiliki oleh peserta didik. Banyak
perangkat-perangkat teknologi atau aplikasi-aplikasi berbasis teknologi informasi
yang menunjang aktivitas siswa dalam proses pembelajaran untuk mencapai
kemampuan kecakapan abad 21 seperti kecakapan kreativitas, inovasi,
komunikasi, kolaborasi, literasi informasi dan media, dan sebagainya.
Teknologi informasi dan Komunikasi (TIK) atau dalam Bahasa Inggris
dikenal dengan istilah Information and Communication Technologies (ICT)
merupakan media alat bantu untuk melakukan kegiatan seperti pemrosesan,
manipulasi, pengelolaan, dan transfer informasi. ICT sangat diperlukan dalam
pembelajaran di era sekarang ini. Dengan prinsip pengguna ICT yang efektif dan
efisien, optimal, menarik, dan merangsang daya kreativis. Pengguna ICT dalam
pembelajaran antara lain sebagai tutorial, eksplorasi, alat aplikasi, dan
komunikasi. Penerapan ICT dalam dunia Pendidikan adalah berupa buku elektrik
dan E-Learning. Peran ICT di abad 21 akan dimainkan oleh Guru, guru memiliki
tantangan pada abad 21 dengan adanya ICT, guru harus menguasai perkembangan
ICT baik dari perkembangan kecil hingga terbesar karena persaingan dalam dunia
Pendidikan pada abad 21 semakin pesat.