Anda di halaman 1dari 26

Wacana Volume XIV No.

1, Maret 2015

PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL DI KAMPUS


DALAM MENDUKUNG PEMBELAJARAN PENDIDIKAN
Radja Erland Hamzah

Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama), Jakarta

Abstrak
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi secara bertahap semakin menonjol dan digunakan dalam
proses pendidikan serta sektor-sektor organisasi lainnya. Sebagian besar studi mengakui pembelajaran secara
kolaboratif yang didukung oleh komputer merupakan bagian penting dari pembelajaran yang efektif, yang
membuat peserta didik mampu berkomunikasi satu sama lain melalui media sosial. Penelitian ini untuk mengetahui
bagaimana mahasiswa menggunakan media sosial, serta menjelajahi kegunaan dan keterbatasan media sosial yang
mungkin dialami oleh pengguna. Rumusan masalah yang diambil adalah: “Bagaimana mahasiswa menggunakan
media sosial untuk mendukung pembelajaran pendidikan mereka, manfaat dan keterbatasan apa yang dirasakan
mahasiswa ketika menggunakan media sosial untuk mendukung pembelajaran pendidikan?”. Penelitian ini
menggunakan metode deskriptif kualitatif yang bertujuan memahami persepsi mahasiswa tentang media sosial,
maka keputusan mereka tentang apa yang termasuk media sosial dan yang bukan termasuk media sosial. Hasil
penelitian menunjukan Media sosial mendukung pembelajaran kolaboratif dan membuatnya lebih efisien dengan
memungkinkan peserta didik untuk berdialog atau berdiskusi melalui jarak tanpa perlunya berada di lokasi
geografis tertentu. Dengan menggunakan media sosial membuat interaksi yang lebih efisien dengan meningkatkan
fleksibilitas dan independensi mahasiswa. Selain itu, memungkinkan mereka untuk berbagi pengetahuan, mengirim
file ke mahasiswa lain secara lebih mudah dan lebih cepat, serta membangun komunikasi yang efektif.

Kata kunci: sosial media, studi kolaboratif.

Abstract
The evolution of information and communication technology is gradually becoming more prominent and used in
the educational process as well as other organizations sectors. Most studies acknowledge collaborative learning
supported by computer is an essential part of effective learning, which makes students able to communicate
with each other through social media. This study to find how students use social media, as well as exploring the
usefulness and limitations of social media that may be experienced by the user. “How do students use social media
to support the learning of their education, benefits and limitations of what students perceived when using social
media to support education learning?”. This study used a qualitative descriptive method that aims to understand
the perceptions of students about social media, then their decisions about what to include social media and that
is not including social media. The results showed social media to support collaborative learning and make it
more efficient by allowing learners to engage in dialogue or discussion over a distance without the need to be in
a particular geographic location. By using social media makes the interaction more efficient by improving the
flexibility and independence of the student. In addition, it allows them to share knowledge, send files to other
students more easily and more quickly, and build effective communication.

Keywords: social media, collaborative studies.

I
nformasi adalah hal yang sangat penting di media cetak, radio, televisi juga memiliki media online
segala aspek kehidupan. Informasi mudah sekali sebagai penunjang agar informasi lebih mudah diakses
didapatkan kapan saja dan dimana saja baik melalui oleh masyarakat dibandingkan media lainnya karena
media cetak, radio, televisi dan yang sekarang menjadi dapat diakses melalui personal computer, laptop, dan
primadona adalah media online. Sebagai pembanding, telepon genggam yang selalu melekat dengan para

45
Wacana Volume XIV No.1, Maret 2015

penggunanya untuk dapat memuaskan kebutuhan akan informasi dan komunikasi di perguruan tinggi bukanlah
informasi. fenomenon baru; e-learning baru-baru ini telah dibentuk
Media sosial merupakan konten online yang dibuat dengan menggunakan media digital, untuk mendukung
menggunakan teknologi penerbitan yang sangat mudah proses pembelajaran.
diakses dan terukur. Menurut Andreas Kaplan dan Sejumlah penulis menggambarkan, generasi muda
Michael Haenlein mendefinisikan media sosial sebagai sering menggunakan teknologi media sosial untuk
sekumpulan aplikasi berbasis internet yang dibangun berkomunikasi dan berkolaborasi. Seperempat abad
pada fondasi ideologis dan teknologi Web 2.0 yang lalu, digitalisasi dari semua aspek kehidupan merupakan
memungkinkan penciptaan dan pertukaran konten. dampak yang paling signifikan terhadap kehidupan
Atau jika ingin diringkas, Media sosial merupakan peserta didik. Dalam hal ini, Smith dan Curtin (1998)
media untuk interaksi sosial, sebagai seperangkat cara menyatakan, teknologi informasi dan komunikasi
memperkaya komunikasi sosial dengan menggunakan mendukung pendidikan dengan cara membantu
teknik komunikasi yang mudah diakses dan luas. orang-orang muda untuk hidup dalam dunia teknologi
Hal penting yang perlu diperhatikan dari teknologi ini informasi yang kaya. Generasi yang lahir setelah tahun
adalah terjadinya pergeseran cara mengetahui orang, 1980, terutama yang saat ini menjadi mahasiswa,
membaca dan berbagi cerita, serta mencari informasi merupakan kelompok usia digital. Untuk generasi ini,
dan konten. Menurut Horton (2009) menyatakan bahwa dunia digital lebih meresap daripada generasi lainnya,
ketika kita mengkaji definisi media sosial muncul dan teknologi menjadi dunia yang mereka ketahui
beberapa kriteria yaitu: Berbasis internet; pengguna serta menjadi dunia tempat mereka hidup di dalamnya.
menghasilakan dan menerbitkan informasi, kumunitas Andone et al. (2006a) telah mengklaim, siswa era
berbagi posting, komentar, data, bahkan hobi; digital yang bertumbuh dengan teknologi informasi
Multimedia; Langsung dapat melakukan publikasi dan komunikasi, memiliki karakteristik khusus dan
menghilangkan sekat geografis; Memasukkan teknologi kebiasaan belajar yang berbeda yang membuat mereka
internet lama dan baru. menggunakan teknologi yang berbeda. Kelompok
Perubahan dalam bidang teknologi tadi telah ini sebagai generasi dengan keterampilan teknologi
membawa kepada perspektif pendidikan yang diterima yang berbeda dan dengan kemampuan kognitif yang
secara umum. Menurut Seattler (2004:4), “fungsi sama sekali baru. Kaplan dan Haenlein, (2010) juga
teknologi pendidikan secara historis, merupakan sebuah mencatat, generasi muda memiliki pengetahuan teknis
proses daripada sebuah produk.” Pada awal abad ke yang cukup dan memiliki kecenderungan untuk terlibat
21, papan tulis menjadi alat untuk mendorong kerja menggunakan teknologi online, yang pada dasarnya
kelompok serta sebagai alat konsultasi individual antara membuat penggunaan yang berbeda dengan era media
siswa dengan guru. Selama abad ke 21 kejayaan media lainnya.
muncul melalui media massa. Saat ini kualitas yang Untuk peserta didik, isu utama dalam pembelajaran
tersusun dari partikel yang relatif besar ditambahkan online modern adalah untuk mendapatkan pengetahuan
oleh mikrokomputer. Sejak 1970-an, isu tentang yang bermakna dan jelas. Pendidikan terdistribusi
pengaruh teknologi terhadap belajar dan prestasi dan pendidikan jarak jauh telah eksis dalam dunia
akademik siswa, dibahas. Tetapi sejak 1980-an, alat dan akademis, awalnya dengan menggunakan TV dan
metode yang berbasis internet sedang dikembangkan radio, lalu disempurnakan melalui komunikasi
untuk mendukung sistem pendidikan, baik pendidikan sinkronis dan asinkronis, serta dengan program online.
di dalam kampus maupun pendidikan jarak jauh. Pengetahuan tentang perkembangan pendidikan
Teknologi informasi dan komunikasi secara bertahap terakhirini berhubungan dengan peserta didik dari abad
semakin lebih menonjol dan digunakan dalam proses ke-21. Munculnya e-learning atau teknologi online
pendidikan serta sektor-sektor organisasi lainnya. telah menyediakan peserta didik sebuah pendekatan
Sejumlah besar studi mengakui pembelajaran secara baru. Mereka memiliki akses ke keanekaragaman
kolaboratif yang didukung oleh komputer merupakan sumber daya, dan memanfaatkan landasan berbasis
bagian penting dari pembelajaran yang efektif, yang pengetahuan secara online, yang tidak lagi membuat
membuat peserta didik mampu berkomunikasi satu kehadiran fisik di tempat-tempat tertentu.
sama lain melalui media sosial. Pada abad kedua puluh Media sosial memiliki potensi untuk mendukung
satu, atribut pendidikan yang signifikan dan berbeda pembelajaran dengan cara yang tidak dibatasi oleh waktu
adalah komputasi berbasis internet, yang menawarkan dan tempat (Contreras-Castillo et al 2006;. Hrastinski
kemampuan teknis yang beragam, seperti pembelajaran 2006). Meskipun kemunculan media sosial memiliki
online. Bagaimana pun, pemanfaatan teknologi potensi untuk mendukung pembelajaran dengan cara

46
Wacana Volume XIV No.1, Maret 2015

baru, kita masih tahu sedikit tentang bagaimana media mendukung pembelajaran pendidikan mereka, manfaat
sosial yang saat ini digunakan dapat mendukung dan keterbatasan apa yang dirasakan mahasiswa
pembelajaran pendidikan siswa. Sebagai contoh, ketika menggunakan media sosial untuk mendukung
banyak dari karya-karya dalam sejarah dan jurnal pembelajaran pendidikan mahasiswa Fakultas
pembelajaran online memberikan saran yang saling Ilmu Komuikasi Universitas Prof. Dr. Moestopo
bertentangan, yang sering didasarkan pada anekdot (Bergama)?”.
dan preferensi pribadi daripada penelitian yang ketat. Ada perspektif yang berbeda tentang penggunaan
Contoh-contoh manfaat yang disarankan yaitu, media media sosial, yang mungkin berbeda dari orang ke orang.
sosial akan mendukung siswa untuk “menginvestasikan Perbedaan ini tentu saja tidak memungkinkan adanya
waktu dan energi dalam membangun hubungan sekitar cakupan semua aspek tentang bagaimana mahasiswa
kepentingan bersama dan masyarakat pengetahuan” menggunakan media sosial. Ada cukup banyak media
(Maloney 2007: 26), mempromosikan “berpikir kritis yang dapat digunakan dengan cara yang berbeda untuk
pada peserta didik” (Bugeja 2006), menawarkan meningkatkan pembelajaran. Oleh karena itu, sebagai
pendidik forum untuk “memudahkan jaringan kerja dan upaya memenuhi tujuan penelitian ini, wawancara
jaringan kerja positif dengan siswa” (Lemeul 2006) dan dilakukan untuk mencerminkan perspektif refleksi
akan “mengubah sistem pendidikan secara radikal... peserta didik pada cara mereka menggunakan media
untuk lebih memotivasi siswa” (Ziegler 2007). sosial serta manfaat dan keterbatasan media sosial.
Penggunaan interaksi face-to-face dan sistem Sebagian besar penelitian ini memfokuskan pada
pendidikan tradisional dengan ceramah di kelas sudut pandang mahasiswa, sebagai pengguna utama
secara fisik, dan biasanya komunikasinya satu arah, media sosial untuk mengembangkan pembelajaran.
adalah cara pembelajaran yang umum, yang telah Bahkan, jika para mahasiswa menggunakan media
dialami selama beberapa generasi. Akibatnya, ciri sosial yang sama, tetapi cara-cara pemanfaatannya
utama dari pembelajaran pendidikan secara tradisional dapat berbeda antara mahasiswa yang satu dengan
didefinisikan sebagai mentransfer pengetahuan dan mahasiswa yang lainnya.
informasi di kampus. Namun, baru-baru ini, kemunculan
TIK dan sistem berbasis internet telah menjadi sesuatu Media Baru (New Media)
perubahan yang revolusioner dan tak terelakkan dalam Media komunikasi dan informasi merupakan mesin
industri dan dunia akademik. Penggunaan teknologi pendorong proses sosial yang memungkinkan terjadinya
secara online membuka kesempatan baru dan tak ada interaksi antar manusia, mengukuhkan keberadaannya
habisnya dalam sistem akademik untuk menunjang sebagai makhluk sosial. Dalam kehidupannya, manusia
proses pembelajaran, dengan permasalahan bagaimana berinteraksi dengan beragam. cara, mulai dari yang se-
meyakinkan pendidik dan peserta didik untuk alamiah mungkin hingga yang melibatkan penggunaan
mengadopsi cara-cara interaksi yang baru. Bagaimana perangkat-perangkat teknis. Maka berbagai media
pun penggunaan teknologi untuk menunjang proses komunikasi diciptakan dan dikembangkan dalam
pembelajaran sering digunakan dalam sistem akademik. peradaban komunikasi manusia. Sejak peradaban
Cara media sosial yang digunakan dan isu-isu penting manual, mekanis dan era elektronika modern, banyak
yang harus dipertimbangkan untuk menggunakan sudah perangkat-perangkat komunikasi manusia.
teknologi baru, tidak bisa diselesaikan kecuali ada Loncatan teknologi pada era elektroniktidak hanya
penjelasan mengenai bagaimana cara pendidik dan menempatka media sebagai wahana penyampaian
peserta didik menggunakan media sosial dalam proses pesan semata (transportasional), namun media mampu
belajar mengajar. menyimpan dan mengolah informasi-informasi
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tersebut.
bagaimana mahasiswa menggunakan media sosial, Secara umum, media diartikan sebagai wadah atau
serta menjelajahi kegunaan dan keterbatasan media sarana. Dalam kajian komunikasi media merujuk pada
sosial yang mungkin dialami oleh pengguna. Penelitian saluran komunikasi melalui mana pesan disampaikan
ini bertujuan untuk menyelidiki persepsi mahasiswa dari satu pihak pada pihak lain. Dari asal katanya media
melalui jawaban dari pertanyaan penelitian. Penelitian merupakan bentuk jamak dari medium yang berarti
ini khususnya berkenaan dengan refleksi mahasiswa “perantara”. Media komunikasi menjadi elemen penting
tentang penggunaan media sosial dalam pendidikan dalam proses komunikasi karena akan menentukan
dan dalam proses belajar kolaboratif/kooperatif. kapasitas dan kualitas pesan yang disampaikan.
Yang menjadi rumusan masalah adalah: “Bagaimana Penelusuran perkembangan media komunikasi tidak
mahasiswa menggunakan media sosial untuk terlepas dari pentahapan perkembangan teknologi itu

47
Wacana Volume XIV No.1, Maret 2015

sendiri, yang di dalamnya berdinamika dengan aspek membentuk media untuk tujuan yang beranekaragam
sosial budaya, Untuk itu, memahami perkembangan (Jhon December 1997: 25).
media komunikasi manusia menuntut pemahaman Menurut pakar CMC, Joseph Walther dan Malcom
menangani aspek sosial budaya dan konteks historis Parks. Bentuk teknologi internet yang cenderung
serta perubahan dalam keseluruhan system. Fidler menarik di CMC yaitu: Email, mailing list, Weblog,
menyebutnya sebagai proses mediamorfosis, yaitu Group, dan news group, Instan Messagin. Dan saat ini
transformasi media komunikasi yang ditimbulkan banyak sekali perusahan-perusahaan media online yang
akibat hubungan timbal balik yang rumit antara membuka sarana atau wadah untuk menggalakan CMC
berbagai kebutuhan, tekanan persaingan social, budaya kepada khalayak luas. Diantaranta Yahoo, weblog,
dan politik serta berbagai inovasi teknologi (Fidler, kaskus, twitter (Thurlow, 2004: 24) dari beberapa
2003:23). definisi tentang CMC penulis dalam pemanfaatan
Konsepsi mediamorfosis ini bukan sebagai rangkaian weblog dan komunikasi digital, diantaranya : 1) Dunia
perkembangan media semata, melainkan suatu alur maya adalah realita yang terhubung secara global,
pikir yang memberikan pemahaman secara menyeluruh didukung komputer, berakses komputer, multidimensi
mengenai bentukan teknologi yang ada sebagai bagian atau virtual; 2) Komunitas Maya. Virtual communities
dari suatu sistem yang saling terkait. Di dalamnya atau komunitas maya adalah komunitas-komunitas yang
tercatat berbagai kesamaan dan hubungan antara lebih banyak muncul di dunia komunikasi elektronik
bentuk dan sifat media yang muncul di masa lalu, dari pada di dunia nyata; 3) Chat room, MUD, dan Bot.
masa sekarang dan yang masih berada dalam proses Fitur internet tertentu memungkinkan kita melakukan
kemunculannya. Pendeknya, ketika bentukan media interaksi dengan cara-cara baru dan menarik.Chat room
baru muncul bukan berarti media lama begitu saja mati, atu ruang ngobrol memungkinkan kita berkomunikasi
melainkan akan melebur dan menemukan bentukan langsung dengan orang lain yng belum kita kenal;
baru yang adaptatif. 4) Interaktivitas adalah salah satu fitur media baru
Istilah media baru sendiri merujuk pada pembedaannya yang paling banyak dan mendapat tempat khusus di
dengan media lama dikaitkan dengan kemampuan dan internet. Interaktivitas dapat didefinisikan sebagai
konsekuensi teknologisnya. Ron Rice (1984, dalam tingkat di mana pada proses komunikasi para partisipan
Lievrouw et.al, 2006:21-25) mengatakan,”new media memiliki control terhadap peran, dan dapat bertukar
as communication technologies typically involving peran, dalam dialog mutual mereka.Enam dimensi
computer capabilitesthat allow and facilitate interctivity interaktivitas: persuasi, kontrol tinggi - kontrol lemah,
among users or between users and information”. Media aktivitas rendah - aktivitas tinggi, satu arah – dua arah,
baru lebih menekankan pada kondisi keterhubungan waktu tertentu – waktu fleksibel, dan kesadaran rendah
(network) yang dalam aplikasinya dapat bersifat one to terhadap tempat – kesadaran tinggi terhadap tempat; 5)
one, one to many dan many to many. Hypertext adalah salah stau fitur yang paling istimewa
Lebih lanjut, media baru tidak hanya berbicara dalam world, wide, web adalah pemakaian hyperlink.
mengenai penggabungan (hibridasi) kemampuan Fitur ini dapat dikatakan spot-spot pada halaman
media. Sebagai suatu infrstruktur, media baru memiliki web yang dapat diklik oleh pengguna untuk pindah
beberapa dimensi yakni: 1) Artefak atau perangkat ke spot lain; 6) Multimedia adalah sebuah system
(devices) yang digunakan sebagai pembawa pesan komunikasi yang menawarkan perpaduan teks, grafik,
informasi; 2) Activitas dan Penggunaannya, yaitu suara, video, dan animasi.Multimedia abekerja dengan
ketika melalui perangkat tersebut manusia terlibat baik saat dipadu dengqn hyperlink atau hyperteks,
dalam komunikasi dan pertukaran informasi; 3) dan multimedia adalah beberapa fitur primer pada
Struktur Sosial dan keorganisasian yang berkembang dunia maya yang memerlukan investigasi; 7) Online
disekitar keberadaan dan pola penggunaan penggunaan Ethic. Etika online akan mempelajari filosofi moral,
perangkat tersebut. (Lievrouw dan Livingstone, menerangkan bagaiaman bersistematis, mengetahui
2006:23). tentang apa yang baik dan salah sesuai dengan yang
diberikan oleh konteks kebudayaan.
Computer-Mediated Communication (CMC) Computer-Mediated Communication (CMC) adalah
Internet telah menjadi salah satu mediator manusia berbagai jenis program aplikasi yang digunakan untuk
untuk saling berkomunikasi dan berhubungan atau melakukan komunikasi antar dua orang atau lebih
yang di sebut Computer-mediated Communication yang dapat saling berinteraksi melalui komputer yang
(CMC). CMC adalah interaksi antar manusia melalui berbeda. Yang dimaksud disini bukanlah bagaimana
teknologi komputer dan saling berkaitan dalam proses dua mesin atau lebih dapat saling berinteraksi, namun

48
Wacana Volume XIV No.1, Maret 2015

bagaimana dua orang atau lebih dapat berkomunikasi dalam pertukaran budaya dan penghubung pertukaran
satu dengan lainya dengan menggunakan alat budaya itu sendiri.
bantu komputer melalui program aplikasi yang ada Beberapa literatur membedakan dua jenis
pada komputer tersebut. Pixy Ferris secara general komunikasi yaitu, asynchronous communication serta
mendefinisikan komunikasi bermedia internet sebagai on line broadcast communications. Asynchronous
“interaksi secara interpersonal yang dihubungkan oleh communication adalah komunikasi melalui media
komputer, yang meliputi komunikasi asynchronous dan internet dengan pengirim dan penyampaian pesan
synchronous melalui fasilitas dalam internet”. dalam berinteraksi tidak berada pada kedudukan tempat
Sedangkan Jhon December mendefinisikan sebagai dan waktu yang sama, namun pesan tetap sampai pada
“telekomunikasi dengan menggunakan komputer dalam tujuan atau sasaran (penerima). Jenis komunikasi
bentuk massa”. Sedangkan terminologis aplikatifnya, ini diwakili oleh fasilitas electronis mail. Dalam
komunikasi bermedia internet adalah “penggunaan melakukan komunikasi melalui mail antara pengirim
komputer beserta fasilitas dan kemampuannya untuk pesan dengan penerima pesan kemungkinan besar tidak
didayagunakan sebagai alat penyampaian pesan baik berada pada tempat dan waktu yang bersamaan. Pesan
bersifat massa ataupun pribadi”. yang dikirim harus melalui suat rute transmisi sebelum
Secara rinci komunikasi bermedia internet dalam sampai pada alamat penerima. Dengan demikian, pesan
proses penggunaanya dapat diuraikan; 1) Aktivitas tidak langsung sampai tapi mengalami jeda waktu yang
dan proses komunikasi bermedia internet meliputi relatif singkat dengan ukuran maksimal dalam ukuran
a) Menciptakan pengertian dengan menulis “surat” jam.
melalui e-mail, menuliskan kata-kata pada waktu yang Sedangankan synchrounous communication adalah
sama dalam komunitas chatting, serta menciptakan komunikasi melalui internet dengan interaksi yang
web sites melakui penciptaan file multimedia; b) bersamaan waktunya. Jenis komunikasi bermedia
Menyebarkan pengertian melalui komunikasi point internet ini diwakili oleh fasilitas Internet Relay Chat.
to point (e-mail), dan komunikasi point to multi Komunikasi ini menggunakan kata-kata sebagai pesan
point (IRc, wev sites); c) Merasakan arti dalam teks yang disampaikan dan diterima seketika seolah-olah
dan multimedia pada web sites, e-mail dan IRC; d) sebagai percakapan dan sama dengan komunikasi
Berpartisipasi dalam forum untuk berkomunikasi yang interpersonal.
merupakan awal penjelajahan karakteristik komunitas On line broadcast communication merupakan istilah
seperti tujuan bersama, norma-norma dan tradisi, komunikasi yang dilakukan melalui fasilitas web.
(Sosiawan, 2011); 2) Level dan konteks komunikasi Meskipun bentuknya berbeda dengan materi dan fisik
bermedia internet; Meskipun dalam aktivitas dan media broadcast klasik lainya, namun web memiliki
proses komunikasi bermedia internet adalah pertukaran syarat untuk menjadi media massa yaitu memiliki
data melalui komputer namun tetap melibatkan unsur universalitas dan periodisasi (Thurlow, 2008:4).
manusia sebagai pemberi konteks atau situasi pada Konsepsi cyberspace melalui CMC mengingatkan pada
aktivitas dan proses komunikasi tersebut, yang meliputi apa yang disebut dengan “Agora” pada jaman Yunani
konteks individual, group, organisasi, massa dan Kuno. Agora adalah suatu ruang terbuka dimana
sosial. Pada level individual, pengguna menggunakan informasi dan barang dipertukarkan. Informasi hadir
internet tools untuk mencari dan menerima informasi darimulut ke mulut atau tertuliskan pada suatu dinding
dan berkomunikasi dengan pengguna lain. Electronic besar. Wadah ini kemudian dimodernisasikan dalam
mail adalah fasilitas yang paling banyak digunaka bentuk yang disebut sebagai “cosmopolitan coffee
pada level ini. pada tingkatan diatasnya yaitu level house” – inilah yang menjadi cikal bakal kemunculan
group communications, Electronic mail masih tetap cyberspace yang melakukan itu semua melalui mediasi
digunakan dalam bentuk list server atau mailing list komputer yang saling terhubung secara global.
serta penggunaan IRc. Tingkatan komunikasi massa Saat ini, keterhubungan antar individu baik secara
adalah fasilitas broadcast on line yaitu web sites identik one to one, one, to many dan many to many sudah dapat
dengan komunkasi di level ini; 3) Perspektif lintas terselenggara melalui berbagai fasilitas dalam aplikasi
budaya; karena karaketeristik yang mampu melintas internet. Keterhubungan da pembentukan jaringan
jarak dan batas benua, maka dimungkinkan komunikasi antar pengguna ini baik bersifat asyncronous maupun
bermedia internet akan memiliki fenomena terjadinya synchronous. CMC menyediakan ruang baru bagi
pertukaran antar budaya. Dalam penggunaanya user pembenrukan keterhubungan antar manusia dengan
internet akan menjadi semakin bertamba partisipasinya menanggalkan batasan waktu dan tempat.

49
Wacana Volume XIV No.1, Maret 2015

Holmes (2005:45) mengatakan, “Any medium which konvensional namun lebih memusatkan perhatiannya
enclose human communication in an electronically pada proses komunikasi yang berlangsung (on going
generated space could be a form of cyberspace”. communication).
Cyberspace sering kali disandingkan dengan internet, Dapat disimpulkan bahwa ruang-ruang berdimensi
mengingat ruang maya ini terbentuk dari kondisi computer memiliki arti yang sama dengan cyberspace
keterhubungan komputer dalam suatu jaringan dan ruang internet ketika diakses melalui teknologi;
(network). Bell (2001:7) mengungkapkan, “we can dan muatan (content) yang ada mengacu pada data,
define cyberspace in terms of hardware – as a global informasi, diskusi, ekspresi dan perasaan-perasaan
network computers, linked through communications yang timbul dalam diskusi yang terjadi sesama anggota.
infrastructures that facilitate form of interaction Secara sosial keberadaan komunitas biasanya akan
between remote actors”. Keterhubungan ini tidak memunculkan apa yang disebut sebagai “sense of
hanya bersifat perangkat teknis semata antar komputer community” yakni karakteristik suatu komunitas yang
(hardware network) – namun harus dipahami pula ditandai oleh perilaku saling membantu dan secara
bahwa keterhubungan manusia penggunanya ini emosional adal perasaaan memiliki “attachment”.
memungkinkan terjadinya pertukaran makna simbolik Demikian halnya dengan komunitas virtual, perasaan
hingga membentuk suatu realitas baru. berkelompok muncuil mellui pertukaran dukungan dan
Holmes dalam bukunya “Virtual Politics: Identity & rasa kepercayaan yang ditanamkan ketika melakukan
Community Cyberspace” (1997:3) mengungkapkan interaksi. Komunitas virtual bahkan memberikan cara
bahwa ruang maya merupakan dunia dimana dan kemudahan bagi individu mendapatkan perasaan
terbentuk nilai-nilai budaya (new cultural form) diikutsertakan (inclusion), terutama bagi para individu
baru yang terbangun melalui inetraksi keseharian yang mencari orang-orang yang berfikiran sama dengan
(daily life interaction) diantara penggunanya melalui mereka.
mediasi teknologi. Dalam ruang maya, masyarakat Pandangan mengenai komunitas dan pembentukan
penggunanya membangun dirinya dengan melakukan komunitas maya hingga saat ini memang masih menjadi
interaksi dan proses social dalam kehidupan kelompok perdebatan, beberapa kalangan masih melihat komunitas
(jaringan) intra dan antar sesama anggota masyarakat dalam bentukan yang nyata dalam suatu ikatan wilayah,
maya. Konstruksi masyarakat maya (cybercommunity) meskipun tidak semua orang yang berada dalam satu
pada awalnya kecil dan berkembang menggunakan pola lingkungan yang sama dapat dikatakan komunitas,
jarring laba-laba sehingga terbentuklah masyarakat dapat dikatakan komunitas jika anggota anggota yang
yang besar. ada di dalamnya memiliki pengalaman yang sama dan
Dengan demikian, keberadaan ruang maya selalu rasa sebagai suatu komunitas “sense of community”.
terkait dengan komunitas virtual, yaitu mereka Jones (1997) mengatakan, komunitas dapat dilihat
yang saling berinteraksi menggunakan teknologi dari dua sisi, yaitu komunitas yang berdasarkan pada
komputer (cyberspace - cyber community), karena lingkungan yang sama “place based community” dan
melalui interaksi antar mereka ruang itu tebentuk. komunitas yang berdasarkan kepentingan bersama
Sebagaimana yang diungkapkan oleh Oswald, “The “communities of interest” (dalam Sedyaningsih,
critical component of any definition of cyberspace is 2010:90).
the element of community” (Oswald, dalam Holmes, Sementara itu, Schement membagi kategori
2005:45). Anggota masyarakat maya tidak terikat komunitas menjadi dua berdasarkan sifat hubungannya
secara territorial atau bahkan tidak pernah bertemu yakni: Primary relationship dan Secondary relationship.
muka sekalipun. Melalui sarana virtual mereka ber- Komunitas virtual masuk dalam kategori secondary
interaksi, mempertukarkan makna dan membangun relationship. “internet communities are really made up
realitas dunia. Kelompok masyarakat ini diberikan label of secondary relationship in which pople only know
sebagai virtual communities. “Virtual communities each other in single, or few dimension” (Schement
are social aggregation that emerge from the net when dalam Livingstone, 2006:98)
enough people carry on those public discussion, with Sementara itu Van Djik membedakan bentukan
sufficient human feeling, to form webs of personal komunitas ini menjadi apa yang disebutnya sebagai
relationship in cyberspace” (Rheingold 1993:5). “organic community” dan “virtual community”.
Beberapa definisi menekankan bahwa komunitas Komunitas organic realtif memiliki homogenitas
maya sama sekali tidak menekankan adanya struktur diantara anggotanya, berbeda dengan komunitas virtual
dan pertemuan tatap muka sebagaimana yang yang lebih heterogen dan sifatnya melengkapi “virtual
biasanya menjadi karakteristik dari komunitas secara communities can’t replace organic communities since

50
Wacana Volume XIV No.1, Maret 2015

since they are limited, but perhaps they can supplement mengenai komunitas maya ini tidak terpisahkan
and strengthen organic communities” (Lievrouw dan dengan bentukan norma dan tata nilai diantara mereka
Living stone, 2006:99) (cyberculture).
Umumnya, kajian mengenai komunitas lebih banyak
pada jenis komunitas berdasarkan tempat. Meskipun Media Sosial
perilaku khas komunitas sepertihalnya memberikan Menurut  Andreas Kaplan dan Michael Haenlein,
perhatian dan dukungan emosional juga terjadi pada mendefinisikan media sosial sebagai  “sebuah
komunitas yang berdasarkan kepentingan bersama kelompok aplikasi berbasis internet yang membangun
tanpa batasan tempat. Pool (1983) menjelaskan, di atas dasar ideologi dan teknologi Web 2.0, dan yang
Cyberspace involvement can create alternative memungkinkan penciptaan dan pertukaran “user-
communities that are valuable and useful as our family, generated content”.
physically located communities” (dalam Lievrouw dan Hal penting yang perlu diperhatikan dari teknologi ini
Livingstone, 2006:99). adalah terjadinya pergeseran cara orang mengetahui,
Sense of community yang diungkapkan oleh Chavis membaca dan berbagi cerita, serta mencari informasi
tersebut hidup dan ada pada komunitas virtual. Ketika dan konten. Horton (2009) menyatakan bahwa ketika
rasa itu tercipta maka proses sosial terjadi; seperti saling kita mengkaji definisi media sosial muncul beberapa
memberikan dukungan, berbagi infomasi, menciptakan kriteria sebagai berikut : 1) Berbasis internet; 2)
memelihara dan menjalankan norma dan batasan, Pengguna menghasilkan dan menerbitkan informasi;
memberikan control social dan dukungan emosional 3) Komunitas berbagi posting, komentar, data, bahkan
hingga material. McMillan dan Chavis mengungkapkan, hobi; 4) Multmedia; 5) Langsung dapat melakukan
dalam sense of virtual community, anggota dalam publikasi; f) Menghilangkan sekat geografis; 7)
komunitas virtual mulai melakukan kegiatan komunitas Memasukkan teknologi internet lama dan baru.
sebagaimana disebutkan di atas. Kegiatan ini dilakukan Berbeda dengan media tradisional (media mainstream),
terus menerus sehingga terkukuhkan melalui aktivitas Social Media memiliki karakteristik khusus sebagai
CMC. berikut : a) Jangkauan (reach). Social Media memiliki
Lebih lanjut, Rheingold (dalam Gibson, 1996:5) daya jangkau yang cukup besar, dari skala kecil hingga
mengungkapkan, ketika CMC terjadi diantara dua khalayak global. Selain itu Social Mediamemiliki
orang atau satu orang dan banyak kelompok secara karakteristik lebh terdesentralisasi, kurang hirarkis, serta
berkelanjutan, maka komunitas virtual terwujud. dibedakan oleh berdasarkan perbedaan sistem produksi
Menurutnya, komunitas virtual adalah agregasi sosial dan penggunaannya (multiple point of productions and
yang muncul dari Net ketika orang melangsungkan utility); b) Aksesibilitas (accessibility). Social Media
interaksi dan diskusi secara terus menerus dengan lebih mudah diakses oleh dengan biaya yang terjangkau;
menyertakan perasaan pembentukan hubungan c) Penggunaan (usablity). Social Media relatif mudah
personal di ruang maya. Jadi, komunitas virtual berisi dgunakan karena tidak memerlukan keterampilan dan
sejumlah orang yang secara regular berhubungan dan pelatihan khusus; d) Aktualitas (immediacy). Social
terhubungkan melalui interest, keahlian, masalah, ide, Media dapat memancing respon khalayak jauh lebih
gagasan dan keinginan yang sama pada hal-hal tertentu. cepat atau secara aktual bahkan bisa saat itu juga,
Meskipun demikian, dikalangan para ahli masih dikenal dengan istilah real time; e) Tetap (permanence).
banyak yang mempermasalahkan keabsahan komunitas Social Media dapat mengganti komentar secara instan
maya sebagai suatu komunitas. Sebagian lain tetap atau mudah melakukan proses pengeditan.
mempertahankan bahwa komunitas virtual dapat saja Teknologi media sosial telah berkembang secara
terbentuk sepanjang perasaan berkelompok itu ada pada signifikan untuk mendukung pengguna agar
anggotanya. Peter L. Berger mengatakan masyarakat mendapatkan akses ke pengetahuan yang berharga
sebagai suatu keseluruhan kompleks hubungan manusia. melalui sumber daya yang berbeda. Ada keragaman
Dalam pandangan Cresswell masyarakat merupakan teknologi yang digunakan sebagai alat yang efektif
kelompk social, suatu commite yaitu sekelompok orang untuk mendukung pembelajaran pendidikan siswa.
orang yang membangun dan berbagi kebudayaan, nilai, Namun, mengategorikan mereka ke teknologi media
kepercayaan dan asumsi-asumsi bersama. sosial dan media non-sosial tidak mudah. Kaplan dan
Intinya, komunitas adalah hasil dari interaksi dan Haenlein (2010) mengatakan, meskipun beberapa
mempertahankannya melalui interaksi yang berlanjutan. teknologi dapat dibedakan sebagai media sosial,
Inilah mengapa keberadaan komunitas virtual selalu seperti Wikipedia, YouTube, Facebook, dan beberapa
memunculkan budaya virtual, sehingga pembahasan lingkungan virtual, tetapi tidak ada cara yang sistematis

51
Wacana Volume XIV No.1, Maret 2015

untuk membedakan dan mengategorikan aplikasi. kompetensi, untuk menemukan aplikasi pendidikan
Istilah media sosial telah didefinisikan dalam banyak potensial dan untuk mempelajari manfaat pedagogis
cara. Berdasarkan kajian literatur, Kaplan dan Haenlein dari media sosial ini.
(2010) mendefinisikan media sosial sebagai media Beberapa sarjana telah melakukan serangkaian
“…yang memungkinkan penciptaan dan pertukaran penelitian tentang penggunaan media sosial oleh para
konten yang dihasilkan oleh pengguna”. Hal ini berarti, mahasiswa. Selwyn (2009), contohnya, memfokuskan
semua media yang digunakan untuk mendukung penelitiannya pada penggunaan Facebook di antara 909
pertukaran antar orang, seperti e-mail, wiki, blog, dan mahasiswa di sebuah universitas di Inggris. Dengan
sebagainya, merupakan konten dan forum yang dapat melakukan analisis kualitatif terhadap komentar
digunakan sebagai media sosial. Kebanyakan media dan pesan yang diberikan oleh para mahasiswa, ia
sosial meningkatkan interaksi antar orang, yang sering menemukan, penggunaan facebook ini dapat dianggap
dikatakan memiliki dampak positif terhadap hasil merefleksikan pengalaman universitas dalam bertukar
belajar dalam pendidikan tinggi (Fredericksen et al informasi yang bersifat praktis/akademis, memberikan
2000; Hiltz et al, 2000). dukungan moral dan sosial serta sering memasukkan
Dalam studi ini, media sosial didefinisikan sebagai komentar yang bersifat ironis, sarkastik dan humoris.
alat yang berguna untuk mengintegrasikan teknologi Dengan demikian, para peserta didik mempertukarkan
online dan pembelajaran pendidikan untuk mendukung dukungan sosial dan studi terkoordinasi mereka,
serta mengembangkan dunia akademik. Hal ini berarti, daripada terlibat dalam pembelajaran kolaboratif.
teknologi-teknologi yang digunakan oleh peserta Demikian pula, Madge et al. (2009) menemukan,
didik, yang oleh mereka dipercaya dapat mendukung mahasiswa Inggris menggunakan Facebook sebagai
pembelajaran mereka, dapat dianggap sebagai media “perekat sosial” yang membantu mereka masuk ke
sosial. Berbagai fungsi, di dalam dan luar sistem dalam kehidupan universitas.
manajemen pembelajaran online, mendukung interaksi Jones et al. (2010) menemukan, siswa merasakan
siswa secara online. kesenjangan yang berbeda antara ruang belajar mereka
Aplikasi Internet dan media sosial yang berbeda dan ruang pribadi mereka. Mereka berpendapat,
membutuhkan interaksi yang lebih tinggi dari pengguna, pendidik perlu mengatasi preferensi individu mahasiswa
yang tidak hanya dilakukan antara peserta didik dengan untuk menggabungkan atau memisahkan dua domain.
instruktur, dan dengan peserta didik lainnya, tetapi Jaringan sosial melanda kehidupan sehari-hari. Mereka
juga antara peserta didik dengan konten atau aplikasi mewakili tempat untuk berbagi berita, gagasan dan
online lainnya. Walaupun demikian, dalam proses informasi dari semua jenis. Koneksi yang dibuat antara
pembelajaran, media sosial merupakan sistem berbasis orang-orang dalam jaringan ini, dan informasi yang
web untuk mendukung interaksi antara peserta didik dihasilkan bersama, dapat memiliki efek mendalam
dan instruktur serta peserta didik dan peserta didik. pada pikiran, sikap dan keyakinan individu, bahkan
arus informasi itu sendiri, dapat menjadi prediktor kuat
Media Sosial Dalam Dunia Pendidikan dari bisnis dan Program hasil kunci.
Web ditandai dengan desentralisasi kewenangan Clark et al. (2009) memetakan lanskap teknologi
dalam penciptaan pengetahuan dan kepemilikan untuk para pelajar yang berusia antara 11 – 16 tahun.
teknologi. Ini bisa memungkinkan bentuk-bentuk Mereka menciptakan istilah “disonansi digital”, yang
baru dari kolaborasi dan praktek berbagi pengetahuan menggambarkan ketegangan antara peserta didik
bagi peserta didik. Namun, penggunaan media sosial dalam menggunakan media sosial dan teknologi yang
di pendidikan tinggi sangat terbatas (Margaryan et al. terkait, baik di dalam maupun di luar sekolah. Clark
2011). Anderson et al. (1998) meneliti penggunaan dan rekannya menghimbau agar dilakukan penelitian
media sosial di antara peserta didik. Ia menemukan, lebih lanjut tentang pengalihan keterampilan media
mayoritas mahasiswa tertarik untuk menggunakan sosial dan bagaimana media tersebut dapat digunakan
media sosial dalam pengaturan pendidikan, tetapi untuk mendukung pendidikan formal. Sementara itu,
mahasiswa yang berpengalaman dalam menggunakan Alexander (2001) berpendapat, guru memainkan peran
media sosial, lebih tertarik menggunakan media sosial penting dalam menginspirasi siswa untuk menggunakan
untuk mendukung studi mereka, sedangkan sebagian media sosial untuk mendukung studi mereka, sedangkan
lainnya lebih tertarik menggunakan media sosial Dron (2007) mengemukakan, kontrol instruksional
untuk mendukung kolaborasi dengan mahasiswa yang berlebihan dapat menyebabkan kebosanan dan
lainnya. Anderson et al. menyimpulkan, siswa dan tidak merasa termotivasi.
guru membutuhkan dukungan untuk memperoleh Alexander (2001) berpendapat, semua inisiatif

52
Wacana Volume XIV No.1, Maret 2015

pendidikan bertujuan mendukung siswa untuk belajar menambahkan perspektif interaksi bagi (1) guru-guru,
terlepas dari media yang digunakan. Ada berbagai cara (2) guru-konten, dan (3) konten-konten dengan model
ketika teknologi media secara signifikan mendukung Moore yang sudah ada. Setelah itu, Dron (2007) telah
interaksi timbal balik antara pendidikan dengan memperkenalkan empat interaksi signifikan lebih
komunikasi (Bates, 1995). Interaksi sosial, yang lanjut: (1) mahasiswa-kelompok, (2) guru-kelompok,
didukung oleh teknologi baru sebagai kunci utama, telah (3) konten-kelompok, dan (4) kelompok-kelompok.
menyebabkan minat peserta didik meningkat dalam Teknologi media sosial mendukung semua tahapan,
pembelajaran kolaboratif dan kooperatif (Underwood, yang diperkenalkan oleh Moore, Garrison dan
& Underwood, 1999). Karena sistem pendidikan telah Anderson, serta Dron, untuk membuat interaksi secara
menjadi lebih berbasiskan pelajar, maka para guru lebih online.
memfokuskan diri pada proses pembelajaran daripada Dalam interaksi mahasiswa-konten, mahasiswa
terhadap konten (Mason & Rennie, 2008). berinteraksi dengan konten, yang di-upload oleh
Dengan menggunakan media sosial, peserta didik dosen (dosen-konten) atau mahasiswa (mahasiswa-
dimungkinkan untuk berkomunikasi dengan orang konten), untuk mengakses materi pengajaran. Seperti
lain yang terlibat dalam proses pembelajaran. Moore telah dibahas dalam studi yang berbeda, interaksi
(1989) menggambarkan tiga jenis utama interaksi online antara peserta didik dengan dosen telah menarik
dalam pembelajaran pendidikan: (1) pelajar-konten, perhatian yang signifikan dalam kehidupan kampus
(2) pelajar-guru, dan (3) interaksi pelajar-pelajar, dan pendidikan berbasis web (Hrastinski, 2009b). Pada
yang merupakan inti dari penelitian ini. Dibandingkan tahapan mahasiswa-dosen, mahasiswa berinteraksi
dengan model Moore, Anderson dan Garrison dengan dosen melalui teknologi media, seperti e-mail,
(1998) mengetengahkan model baru untuk menutupi untuk bertanya atau berbicara tentang isu pendidikan.
kemungkinan interaksi lain selain interaksi yang sudah Menurut Hrastinski (2009a), munculnya media sosial di
diperkenalkan oleh Moore. Garrison dan Anderson internet memungkinkan interaksi peserta didik dengan
(2003) menawarkan ide baru (Gambar 1). Model ini instruktur lebih sering. Tahap terakhir adalah interaksi

Gambar 1: Cara Interaksi dalam Jarak Jauh (Anderson & Garrison, 1998)

53
Wacana Volume XIV No.1, Maret 2015

mahasiswa-mahasiswa, yang interaksinya paling umum, menggunakan alat komunikasi yang sinkron dan
yang didukung oleh media sosial. Interaksi mahasiswa- asinkron, mahasiswa jarang bertemu muka.
kelompok, menjadi bagian dari interaksi mahasiswa- Ketersediaan penerima juga dianggap signifikan,
mahasiswa. Hal ini mengacu pada konstribusi akademik karena jika dalam suatu media, penerima dianggap
mahasiswa dalam kelompok kerja, yang didukung tidak tersedia, maka bisa jadi media lain lebih disukai
oleh media sosial untuk meningkatkan pembelajaran (Hrastinski, 2007). Misalnya, ketika mahasiswa tidak
kooperatif/kolaboratif. tersedia pada media tertentu, besar kemungkinan
Ketika seorang peserta didik bertujuan memahami mahasiswa tersebut memilih menggunakan media lain.
atau menjelaskan suatu masalah, maka ia harus Ketersediaan penerima merupakan faktor mujarab yang
mempertimbangkan interaksi yang diperlukan, selain membuat peserta didik menggunakan media sosial.
faktor yang memengaruhinya. Beberapa faktor yang Aksesibilitas media adalah sebuah isu yang
dapat memengaruhi partisipasi peserta didik secara merangsang peserta didik untuk menggunakan media.
online diilustrasikan pada Gambar 2. Tiga kategori Bila ada masalah teknis yang membatasi aksesibilitas
utama, yaitu faktor demografi, kontekstual dan perilaku, media, maka sangat kecil kemungkinan mahasiswa
mencakup berbagai faktor yang berbeda dalam tingkat dapat mengadopsi penggunaan media itu untuk interaksi
mikro. Di sini fokusnya adalah pada faktor-faktor, pendidikan mereka.
yang memengaruhi “bagaimana” siswa menggunakan Dalam faktor demografi, tiga faktor yang disebutkan
teknologi online. dan digunakan dalam penelitian ini, (1) usia, (2)
Gambar Faktor-faktor yang signifikan untuk tingkat pendidikan, dan (3) gaya belajar. Usia adalah
partisipasi mahasiswa secara online (Hrastinski, 2007) masalah yang kompleks, yang telah dibahas dalam
Kategori pertama, faktor-faktor kontekstual, yang banyak artikel ilmiah. Menurut Keller dan Hrastinski
menurut Massey dan Montoya-Weiss (2006) dapat (2006), usia adalah faktor yang signifikan untuk
memengaruhi utilitas yang dirasakan oleh media memengaruhi partisipasi yang dirasakan. Kelompok-
sosial, mencakup tiga faktor penting: (1) penyebaran kelompok generasi muda, yang menjadi pembelajar
partisipan secara geografis, (2) ketersediaan penerima, pada era digital, memiliki lebih banyak keinginan
dan (3) aksesibilitas dari Media. Faktor-faktor ini berpartisipasi dalam pembelajaran secara online
memengaruhi penggunaan media sosial dan partisipasi dengan menggunakan media sosial. Sebaliknya,
dalam pembelajaran online. Ketika ada penyebaran temuan lain dalam arah berlawanan menggambarkan,
geografis, peserta didik memiliki kecenderungan kuat pemanfaatan media sosial lebih terkait dengan sistem
menggunakan teknologi berbasis web untuk interaksi pembelajaran, terutama di tingkat universitas (Gerhard
mereka. Hrastinski (2007) menunjukkan, dengan & Mayr, 2002). Mengenai tingkat pendidikan, Gerhard

Gambar 2: Faktor-faktor yang signifikan untuk partisipasi mahasiswa secara online (Hrastinski, 2007)

54
Wacana Volume XIV No.1, Maret 2015

dan Mayr (2002) mencatat, tingkat pendidikan memainkan peran penting dalam membentuk interaksi
menimbulkan tuntutan siswa terhadap pendidikan yang pendidikan peserta didik, khususnya ketika mereka
sejalan. Namun, tidak semua tuntutan untuk pendidikan berkomunikasi dengan rekan-rekannya. Astin (1996)
terpenuhi, mengingat tidak banyak peserta didik menyimpulkan, “semakin besar interaksi dengan teman
mampu mengikuti semua kegiatan belajar di kampus. sebaya, hasilnya akan lebih menguntungkan” (dikutip
Oleh karena itu, media berbasis Internet meningkatkan dalam Hrastinski, 2009a: 79). Tugas, dirumuskan
jumlah peserta didik di tingkat pendidikan yang lebih oleh instruktur, untuk memotivasi mahasiswa untuk
tinggi dengan menawarkan kursus atau bahkan program berkolaborasi dengan mahasiswa lain. Akibatnya,
gelar lengkap secara jarak jauh. tugas atau konteks pengajaran memengaruhi partisipasi
Dalam faktor perilaku, faktor kuncinya adalah strategi mahasiswa dalam pembelajaran kooperatif dan
mengajar dan tugas. Menurut Alexander (2001), isu- kolaboratif, serta menggunakan media sosial untuk
isu penting dalam pendidikan online yang sukses yaitu bekerja secara efisien dalam kelompok.
strategi mengajar, perencanaan, berpikir dan belajar.
Strategi Pengajaran adalah kegiatan e-learning, dianggap Penggunaan media sosial untuk mendukung proses
sebagai isu utama dalam memenuhi tujuan pendidikan. belajar
Moore (1989) menyatakan, peran instruktur sangat Bouwen dan Taillieu (2004) menyatakan,
penting terutama dalam memotivasi, mendukung, dan pengembangan teknologi informasi dan komunikasi
meningkatkan minat partisipasi peserta didik. Hrastinski memungkinkan globalisasi yang mengubah perspektif
(2007) berpendapat, peran guru untuk menginspirasi belajar dalam organisasi dan masyarakat. Pembelajaran
para siswa untuk berpartisipasi secara online, sangat secara online baru-baru ini telah bertumbuh secara
penting, terutama dalam pendidikan berbasis web. Pada signifikan di perguruan tinggi, karena selain menghemat
Gambar 3, Alexander (2001) menunjukkan strategi waktu dan mengurangi biaya, peserta didik juga
pendidik, sebagai lapisan yang paling dekat dengan memiliki kemungkinan untuk terus belajar (Mitchell
peserta didik. Artinya, strategi pengajaran memainkan & Honore, 2008). Menurut Stephenson (2001), dalam
peran penting dalam mendorong peserta didik untuk pembelajaran secara online ini terdapat empat fitur
menggunakan media tersebut. Dalam batas tertentu, utama, yaitu dialog, keterlibatan, dukungan, dan
strategi mengajar dapat menginspirasi mahasiswa untuk pengendalian.
menggunakan teknologi secara online dan berpartisipasi Dialog berhubungan dengan media komunikasi yang
dalam kegiatan untuk mendukung pembelajaran dan berbeda, dalam berbagai bentuk, antara peserta didik
kolaborasi mereka. dengan peserta didik dan dengan pengajar. Dengan
Di sisi lain, Dron (2007) membahas, kontrol mengembangkan konsep sistem informasi, kolaborasi
instruksional yang terlalu banyak dapat menyebabkan berbasis dialog telah berubah dan menjadi lebih baik dari
metode tidak cocok, dan dapat membuat peserta didik waktu ke waktu. Dialog mencakup komunikasi timbal
bosan atau bingung. Tugas adalah masalah yang balik. Bila menggunakan komputer yang terhubung
memengaruhi kesuksesan proses belajar. Instruktur ke internet dengan perangkat lunak (alat fisik) yang

Gambar 3: Tingkat pengaruh terhadap pembelajaran mahasiswa (Alexander, 2001)

55
Wacana Volume XIV No.1, Maret 2015

sesuai, maka ada kemungkinan dapat berkomunikasi menghadapi dan memecahkan berbagai permasalahan
dengan orang lain dengan menggunakan bahasa (alat dalam kehidupannya.
psikologis) Komunikasi yang bersifat sinkron dan Dengan demikian hakekat pendidikan adalah
asinkron, forum untuk diskusi kelompok atau debat, pengembangan potensi atau kemampuan manusia
e-mail, bulletin board, dan texting, adalah beberapa secara menyeluruh yang pelaksanaannya dilakukan
contoh dialog itu. dengan cara mengajarkan pelbagai pengetahuan dan
Keterlibatan menganggap kegiatan seperti kolaborasi kecakapan yang dibutuhkan oleh manusia itu sendiri.
dalam tugas-tugas terstruktur, dan keterlibatan aktif Pengajaran merupakan totalitas aktivitas belajar
dengan bahan ajar. Dukungan mengacu pada fitur mengajar yang diawali dengan perencanaan dan
penting yang berkaitan dengan umpan balik pada kinerja, diakhiri dengan evaluasi, yang kemudian diteruskan
dukungan layanan dan perangkat lunak. Dukungan dengan tindak lanjut. Secara lebih jelas dapat
teknis online juga penting untuk interaksi peserta dikatakan, pengajaran adalah kegiatan yang mencakup
didik dalam pembelajaran online. Selain itu, Miller semua/meliputi seluruh kegiatan yang secara langsung
dan Lu (2003) menyajikan beberapa strategi untuk dimaksudkan untuk mencapai tujuan-tujuan khusus
dukungan pembelajaran online, seperti menawarkan pengajaran (menentukan entry-behavior peserta didik,
beberapa bahan tambahan seperti link referensi, link menyusun rencana pelajaran, memberikan informasi,
studi, opsi penugasan, atau posting pekerjaan siswa bertanya, menilai, dan seterusnya).
teladan. Dukungan alat ini dapat diimplementasikan Berdasarkan uraian tersebut di atas jelas sekali
dengan menggunakan teknologi online, misalnya, terdapat benang merah antara “pendidikan” dan
e-mail, sebagai cara mendukung untuk mendukung “pengajaran”. Pendidikan merupakan konsep idealnya,
pembelajaran online. sedangkan pengajaran merupakan konsep operasional
Pengendalian adalah tentang kekuatan otoritatif dalam rangka pengembangan potensi atau kemampuan
peserta didik atas kinerja pembelajaran dan cara untuk manusia dengan melakukan kegiatan mendidik, melatih
melaksanakan otoritas. Dron (2007) menunjukkan, atau mengajar. Kata mengajar di sini berarti memberi
menjadi seorang peserta didik menyiratkan kurangnya pelajaran.
pengetahuan dan akibatnya memerlukan kontrol yang Dengan begitu mengajar pada hakekatnya adalah
akan didelegasikan kepada orang yang memiliki suatu proses, yaitu proses mengatur, mengorganisasi
pengetahuan itu dan bersedia untuk berkomunikasi, lingkungan yang ada di sekitar peserta didik, sehingga
baik secara langsung maupun dimediasi melalui dapat menumbuhkan dan mendorong peserta didik
sebuah buku, halaman web atau program komputer”. melakukan proses belajar. Pada tahap berikutnya adalah
Pengendalian dapat mencakup tanggapan terhadap proses memberikan bimbingan dan bantuan kepada
latihan, tujuan, hasil belajar, dan penilaian kinerja peserta didik dalam melakukan proses belajar.
selama menghabiskan waktu di lapangan.
Pengembangan Media Dalam Teknologi
Pembelajaran dan Pendidikan Pembelajaran
Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan Pengembangan media dalam teknologi pembelajaran
tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha meliputi beberapa produk, salah satunya apa yang
mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran disebutkan Heinich, Molenda, dan Smaldino (2002)
dan pelatihan (proses; perbuatan; cara mendidik). sebagai teknologi cetak. Teknologi cetak adalah cara
Pendidikan merupakan suatu proses mengubah pola untuk memproduksi bahan, seperti buku-buku dan bahan
perilaku manusia. Perilaku di sini dalam pengertian visual yang statis, terutama melalu proses pencetakan
yang luas, yang meliputi pemikiran dan perasaan. mekanis atau foto grafis (Sheel & Richey, 1994). Pada
Pendidikan dipandang dengan cara ini adalah ketika umumnya bahan pembelajaran yang diharapkan dari
sebuah lembaga pendidikan menghendaki para peserta penelitian pengembangan yaitu menghasilkan bahan
didik belajar secara mandiri untuk mengidentifikasi ajar yang efektif, efisien, dan dapat menimbulkan daya
perubahan yang diperlukan dalam pola perilaku para tarik tersendiri kepada warga belajar (Reigeluth, 1983;
peserta didik. Degeng, 1989).
Proses pendidikan bukan hanya apa yang disebut Selain itu sebuah bahan ajar bukan hanya untuk dibaca,
dengan transfer of knowledge, transfer of value, tetapi melibatkan unsur-unsur proses pembelajaran
transfer of skills, namun totalitas kegiatan yang (Kemp, 1985; Marjohan, 1994). Lebih lanjut, Morrison,
dapat memanusiakan manusia sehingga menjadi Ross, dan Kemp (2001) menyatakan bahwa dalam
individu yang mampu mengembangkan dirinya dalam mengembangkan produk pembelajaran dan mendesain

56
Wacana Volume XIV No.1, Maret 2015

kegiatan pembelajaran, dapat dilakukan melalui sebuah merupakan interaksi antara beberapa peserta didik, yang
pendekatan sistem yang meliputi; merencanakan, berada pada beberapa tingkat pemahaman. Gagasan ini
mengembangkan, mengevaluasi, mengatur proses pembelajaran kolektif terbentuk atau berkembang dari
pembelajaran secara efektif agar tujuan pembelajaran pondasi dasar. Di dalam kolaborasi dan di dalam tim
tercapai. Sedangkan Dick, Carey, dan Carey (2001) kerjasama virtual, tindakan independen masing-masing
melalui kegitan mendesain, mengembangkan, individu dapat menghasilkan konsekuensi pada hasil
mengimplementasi, dan mengevaluasi. Kedua-duanya lainnya. Dalam pembelajaran kooperatif, mitra membagi
tidak jauh berbeda dan masing-masing merupakan pekerjaan, memecahkan sub tugas secara individual
sebuah sistem. Kegiatan melalui tahapan-tahapan inilah dan kemudian menyusun hasil secara parsial ke hasil
yang disebut sebagai kegiatan mendesain pembelajran akhir. Dalam melaksanakan tugas secara kerjasama,
(Morrison, Ross, & Kemp, 2001) peserta dapat menyetujui dan mendistribusikan elemen
Teknologi pembelajaran memiliki kawasan yaitu tugas ke seluruh anggota kelompok agar meeka dapat
ada lima bidang; desain, pengembangan, pemanfaatan, bekerja dan menyelesaikan setiap komponen secara
pengelolaan, dan penilaian (Sheel & Richey, 1994). independen. Mereka kemudian dapat mengirim sub
Sebelumnya Reigeluth (1983) menguraikan beberapa tugas yang telah selesai kepada anggota lain melalui
kegiatan yang berhubungan dengan kegiatan alat komunikasi yang bersifat sinkron atau asinkron.
pendidikan yaitu; desain, pengembangan, pelaksanaan, Dalam kerja kooperatif, sub tugas secara eksplisit
pengelolaan, dan evaluasi. Lima bidang kawasan dibagi sejak awal, yang berarti peran dan tanggung
teknologi pembelajaran tersebut di atas tertuang jawab telah ditetapkan.
dalam definisi bidang tahun 1994. Yaitu; Teknologi Media berbasis komputer dapat mendukung, dan
pembelajaran adalah teori dan praktek dalam desain, sedang mendukung, gaya pengajaran dan mode
pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan serta interaksi yang berbeda. Mereka menunjukkan, peserta
evaluasi proses dan sumber untuk belajar (Sheel & didik lebih termotivasi untuk belajar secara kolaboratif/
Richey, 1994). kooperatif melalui komputer daripada mengikuti kuliah
Teknologi pembelajaran tidak ubahnya seperti secara tradisional; meskipun, semua ini tergantung
”tulang” tempat melekatnya berbagai disiplin ilmu pada strategi mengajar dan pemberian tugas untuk
yang dibelajarkan. Karena itu pula, desainer tidak memotivasi peserta didik agar berkolaborasi atau
dapa bekerja sendiri, ia harus bekerja bersam ahli isi bekerja sama. Alat-alat yang mendukung belajar
pembelajaran atau subject matter expert (Dick, Carey kolaborasi atau koperasi para peserta didik secara
dan Carey, 2001). Demikian pula pernyataan Sheel elektronik yaitu e-mail, forum diskusi, kolaborasi
& Richey (1994) bahwa penelitian dalam teknologi teks tertunda dan berbagi file, brainstorming ide, dan
pembelajaran cenderung memadukan kekuatan semua kolaborasi grafis atau teks.
kawasan teknologi pembelajaran. Kecenderungan
itu diakibatkan karena penelitian dalam teknologi Aspek Positif dan Negatif Menggunakan Media
pembelajaran banyak dipengaruhi oleh teori- Sosial dalam Pembelajaran
teori dari berbagai disiplin ilmu lain, diantaranya; Aspek Positif
psikologi, rekayasa, komunikasi, ilmu komputer, Sebuah teknologi terbaru yang telah memungkinkan
bisnis, pendidikan dan lain-lainnya. Diantara lima untuk berkomunikasi melampaui jarak secara lebih
kawasan ini memiliki hubungan sangat erat sekali yang mudah, lebih cepat dan lebih murah adalah internet atau
mengakibatkan tidak jelas perbedaan antar kawasan. komunikasi yang diantarai oleh komputer (Computer
Mediated Communication - CMC). CMC adalah cara
Peran Media Sosial di pembelajaran kolaboratif/ berkomunikasi berbasiskan Internet melampaui jarak
kooperatif yang telah memenuhi tujuan pendidikan yang berbeda
Belajar kolaboratif adalah situasi di mana dua atau dan memiliki berbagai definisi yang bisa merujuk ke
lebih peserta didik mencoba untuk belajar sesuatu interaksi sinkron atau asinkron. CMC secara virtual
secara bersama-sama (Dillenbourg, 1999a: 1). Dalam disebut sebagai e-mail, chatting, konferensi komputer,
pembelajaran kolaboratif, semua peserta didik atau mengakses informasi melalui database online
berkontribusi dalam melakukan tugas, dan mereka sebagai aplikasi dari CMC.
bekerja sama. “Bersama-sama” dalam konteks ini Alat, jasa, atau lingkungan virtual berbasis web yang
dapat disebut bentuk interaksi yang berbeda, seperti ditandai dengan desentralisasi kewenangan dalam
tatap muka serta interaksi berbasis web, sinkron atau penciptaan pengetahuan dan teknologi kepemilikan. Hal
asinkron, sering atau jarang. Pembelajaran kolaboratif ini memungkinkan bentuk-bentuk baru dari kolaborasi

57
Wacana Volume XIV No.1, Maret 2015

dan berbagi pengetahuan bagi peserta didik. Selain itu, langsung tanpa ada waktu penundaan. Di sisi lain, jenis
hal ini meningkatkan pengalihan pengetahuan antara yang sangat umum dari komunikasi antar peserta didik
berbagai konteks, misalnya realitas online dan offline dalam pendidikan online adalah komunikasi asinkron,
atau jaringan lokal dan global. yang menyediakan peserta didik kontrol dan fleksibilitas
Pembelajaran online baru-baru ini telah bertumbuh pada tingkat yang lebih tinggi. Hal ini memungkinkan
secara signifikan dalam dunia akademis, karena peserta didik untuk masuk ke media online kapan saja
peserta didik memiliki kemungkinan untuk terus mereka inginkan, dengan mempertimbangkan apa yang
belajar selain menghemat waktu dan mengurangi biaya telah diposting dan merumuskan respon dengan memiliki
perjalanan. Pembelajaran online memiliki keuntungan lebih banyak waktu untuk merenung. Hrastinski (2007)
seperti kemudahan dan fleksibilitas yang melampaui membahas sumber daya berbasis video online, seperti
pendidikan tradisional. E-learning adalah sistem YouTube, yang mendukung siswa untuk mempelajari
berbasis internet/web, yang memberikan pendidikan pengetahuan baru dari ruang kelas. Selain itu, dengan
kepada peserta didik dan mendukung mereka untuk menggunakan forum diskusi membuat peserta didik
mengakses pengetahuan dan informasi, terlepas dari dapat kembali ke rekaman diskusi.
mana mereka berada. Pembelajaran online terdiri dari Ada banyak keuntungan menggunakan media sosial
pengetahuan yang ditransfer selama interaksi melalui dalam pembelajaran kolaboratif seperti, membantu
Internet langsung ke peserta didik, di luar kelas. satu sama lain bila diperlukan; bertukar sumber daya
Dalam pembelajaran online, karena kurang dan dokumen; mengklarifikasi pengetahuan yang
pembatasan dan pemisahan antara peserta didik dan kompleks; berbagi pengetahuan yang ada dengan orang
sistem pembelajaran, maka interaksi lebih mudah dan lain; memberi serta menerima refleksi dan umpan balik
proses pembelajaran lebih efisien. Perangkat lunak dari orang lain. Selain itu, adanya peningkatan usaha
sosial, yang digunakan dalam pembelajaran online, dan ketekunan antara rekan-rekan, yang terlibat dalam
mendukung komunikasi. Alat-alat ini membantu keterampilan kelompok, pemantauan upaya masing-
memperoleh pengetahuan baru dengan mengakses masing dan kontribusi pemanfaatan media yang
sumber daya online, selain memiliki kesempatan untuk signifikan dalam pembelajaran online.
berinteraksi dengan pengajar atau peserta didik kapan
saja, di mana saja. Keuntungan dari “kapan saja, di mana Aspek Negatif
saja” adalah peserta didik, dengan keterbatasannya, Interaksi online sangat berbeda dengan interaksi tatap
masih dapat berpartisipasi dalam pendidikan online, muka; interaksi online tidak memiliki isyarat nonverbal,
karena media sosial memungkinkan mereka untuk yang dapat mengurangi komunikasi yang terjadi. Salah
mengakses informasi dan berinteraksi dengan orang tafsir dari interaksi online merupakan aspek negatif,
lain secara online. komunikasi dan kolaborasi online karena keterbatasan kemampuan pertukaran perasaan,
memberikan peserta didik kemungkinan bekerja sama kekurangan transmisi nada suara, gerak tubuh, kontak
dengan orang-orang baru dengan latar belakang yang mata, dan tidak adanya barang-barang penting lainnya
berbeda untuk bertukar dan mendapatkan pengetahuan yang digunakan seperti dalam interaksi tatap muka.
baru. Ada empat faktor kegunaan media sosial, yaitu Penggunaan media sosial sangat terbatas, terutama
kedekatan umpan balik, penggunaan beberapa isyarat terbatas pada lingkungan belajar formal.
lisan maupun nonverbal, variasi bahasa, dan keuntungan Berbagai bentuk interaksi asinkron dibatasi oleh
untuk dapat mempersonalisasi pesan. kapasitas tautan komunikasi dan hanya interaksi
Bagi pengguna media sosial memiliki dua manfaat teks yang dapat diakses dan dapat diandalkan tanpa
umum: a) cepat, dan b) mengendalikan lingkungan. kesulitan. Kegiatan pembelajaran, membutuhkan
E-mail, Instant Messaging (komunikasi berbasis audio/ waktu yang cukup lama. Meskipun kolaborasi online
video atau teks), website interaktif dan jejaring sosial memiliki kelebihan, mungkin memakan waktu karena
membuat komunikasi jarak jauh dengan teman-teman, berusaha mengejar ketinggalan dengan semua orang
teman sekelas, dan kolega menjadi mungkin. Interaksi dan bergantung pada orang lain, yang bertanggung
online dengan menggunakan media termasuk video, jawab untuk bagian lain. Selain itu, percakapan
audio, dan berbagi dokumen atau waktu interaksi asinkron secara online terjadi dengan penundaan
teks yang nyata, lihat interaksi sinkron, dimana siswa penerimaan balasan. Masalah yang mungkin muncul
menunjukkan kebutuhan untuk menggunakan media sebagai keterbatasan dalam kolaborasi online yaitu
sosial. kesulitan interaksi dengan orang-orang baru, yang tidak
Dengan menggunakan perangkat komunikasi yang mengenal mereka dengan baik dan harus bergantung
sinkron, peserta didik mendapatkan balasan cepat dan pada mereka untuk menyelesaikan tugas.

58
Wacana Volume XIV No.1, Maret 2015

Dalam komunikasi asinkron untuk pembelajaran Manusia selalu memandang stimuli dalam konteksnya,
kolaboratif, waktu tunda adalah masalah negatif dalam strukturnya, maka ia pun akan mencoba mencari
karena tidak ada jadwal kerja yang disepakati atau sruktur pada rangkaian stimuli. Struktur ini diperoleh
diharapkan. Komunikasi melalui media sosial tidak dengan jalan mengelompokan berdasarkan kedekatan
dianggap berguna, dan peserta didik lebih memiliki atau persamaan.
kecenderungan untuk berinteraksi dengan orang lain Persepsi terbentuk melalui sensasi, atensi,
secara tatap muka. interpretasi. Sensasi itu sendiri terjadi melalu indera
kita, yang menangkap stimulus atau rangsang yang
Persepsi ada di sekitar kita. Atensi atau perhatian, menjadi
Persepsi merupakan penerapan atau pengamatan bagian penting dari persepsi karena sebelum individu
yang dilakukan seseorang secara inderawi terhadap merespon ataupun menanggapi kejadian ataupun
sesuatu yang ada diluar dirinya (Effendy, 1989). rangsang yang terlebih dahulu diproses oleh indera kita
Persepsi juga memberikan makna pada stimuli inderawi pada tahap sensasi, pasti individu akan memperhatikan
(sensory stimuli). Menurut Cohen yang dikutip oleh terlebih dahulu kejadian atau rangsang tersebut.
Sasa Djuarsa Senjaya (2007) menyatakan “persepsi Interpretasi atau tahap terpenting dari proses persepsi
adalah intrepretasi terhadap berbagai sensasi sebagai adalah pemahaman informasi yang diperoleh melaui
representasi dari objek-objek eksternal, maka persepsi dua proses sebelumnya yaitu sensasi dan atensi. Namun
adalah pengetahuan tentang apa yang ditangkap oleh yang perlu diketahui adalah dalam proses persepsi, kita
indera kita.” tidak dapat menginterpretasikan makna setiap objek
Sedangkan menurut Deddy Mulyana (2001) secara langsung, akan tetapi kita menginterpretasikan
mendefinisikan persepsi sebagai ”proses internal yang makna informasi yang kita percayai mewakili objek
memungkinkan kita memilih, mengorganisasikan, tersebut. Pemahaman atau interpretasi adalah proses
dan menafsirkan rangsangan dari lingkungan kita memadukan kegiatan memahami suatu fenomena
dan proses tersebut mempengaruhi tingkah laku dengan kegiatan mengungkapkan, menerangkan dan
kita.” Desiderato mendefinisikan persepsi sebagai menterjemahkannya menjadi suatu pesan yang siap
”pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan- untuk dikomunikasikan kepada orang lain (Effendy,
hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan 1989).
informasi dan menafsirkan pesan.” Stephen P. Robbins Dalam memahami suatu peristiwa, kita tidak dapat
(2001) mendefinisikan persepsi sebagai ”proses dimana meneliti data-data yang terpisah, namun kita harus
individu-individu mengorganisasikan dan menafsirkan memandangnya dalam hubungan secara keseluruhan.
kesan indera mereka agar memberi makna kepada Maka dalil persepsi yang kedua adalah medan perseptual
lingkungan mereka.” dan kognitif selalu diorganisasikan dan diberi arti.
Persepsi itu sendiri dapat terbentuk melalui adanya Dalam hubungannya dengan konteks maka lahirlah
rangsang (stimuli), perhatian (atensi), pemahaman dalil persepsi ketiga yaitu sifat-sifat perceptual dan
(interpretasi), ketiga proses tersebut terjadi pada waktu kognitif dari subtruktur ditentukan pada umumnya oleh
yang nyaris serempak. Persepsi juga sangat dipengaruhi sifat-sifat struktur secara keseluruhan. Setelah rumusan
oleh faktor personal dan faktor situasional. David Krech dalil ketiga maka muncul lah dalil ke empat yaitu objek
dan Richard S. Crutchfield yang dikutip oleh Jalaludin atau peristiwa yang berdekatan dalam ruang dan waktu
Rakhmat, menyebutnya adalah faktor fungsional atau menyerupai satu sama lain cenderung ditanggapi
dan faktor structural. Mereka juga merumuskan dalil sebagai bagian dari struktur yang sama.
persepsi mereka yang pertama yaitu, persepsi bersifat Sifat-sifat persepsi itu sendiri lebih jauh bahwa,
selektif secara fungsional, bahwa objek-objek yang persepsi adalah pengalaman, karena tanpa ada
mendapat tekanan dalam persepsi kita biasanya objek- pengalaman sebagai pembanding maka tidak mungkin
objek yang memenuhi tujuan individu yang melakukan untuk mempersepsikan suatu makna. Lalu persepsi
persepsi. adalah selektif, maksudnya ketika kita mempersepsi
Faktor fungsional sangat mempengaruhi persepsi sesuatu maka kita cenderung memperhatikan bagian-
yakni berasal dari kebutuhan, pengalaman masa lalu, bagian tertentu dari suatu objek. Persepsi adalah
dan hal-hal lain yang termasuk dalam apa yang kita penyimpulan. Interpretasi yang dihasilkan melalui
sebut sebagai faktor-faktor personal. (Rakhmat, 2005). persepsi pada dasarnya adalah penyimpulan atas
Beda halnya dengan faktor struktural, faktor ini berasal informasi yang tidak lengkap.
semata-mata dari sifat stimuli fisik dan efek-efek saraf Persepsi juga seringkali tidak akurat, hal ini disebabkan
yang ditimbulkannya pada system saraf individu. antara lain karena oleh pengaruh masa lalu, selektivitas,

59
Wacana Volume XIV No.1, Maret 2015

penyimpulan. Lalu yang terakhir, persepsi adalah bahwa persepsi merupakan sebuah proses pengenalan,
evaluatif, persepsi tidak akan pernah objektif, karena perhatian dan pemahaman terhadap informasi. Persepsi
kita melakukan interpretasi berdasarkan pengalaman merupakan pengalaman tentang objek, peristiwa
dan merefleksikan sikap atau nilai-nilai dan keyakinan atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan
pribadi yang digunakan untuk memberikan makna pada menyimpulkan informasi dan enafsirkan pesan.
objek persepsi. Selanjutnya persepsi dapat memengaruhi sikap
Persepsi sendiri yang berarti proses memberikan individu, bahkan sikap dapat menjadi landasan bagi
makna, yang berasal dari berbagai faktor, yaitu : a) Latar individu untuk melakukan persepsi. menurut Santrock
belakang budaya seseorang, kebiasaan, dan adat istiadat (1991: 593) sikap merupakan, “…beliefs and opinions
yang dianut seseorang.atau masyarakat; b) Pengalaman that predispose individuals to behave in certain
masa lalu seseorang atau kelompok tertentu menjadi ways.” Dengan demikian setiap individu memiliki
landasan atas pendapat atau pandangannya; c) Nilai- sikap tentang segala sesuatu dan berusaha untuk
nilai yang dianut (moral. etika, dan keagamaan, yang memengaruhi sikap orang lain. Menurut McConnell
dianut atau nilai nilai yang berlaku di masyarakat); d) (1989), ketika seseorang membentuk sebuah sikap,
Berita-berita dan pendapat-pendapat yang berkembang maka tanpa disadari sebenarnya ia sedang melakukan
yang kemudian mempunyai pengaruh terhadap prediksi tentang pemikiran, perasaan dan perilakunya
pandangan seseorang. Bisa diartikan berita-berita yang di masa datang.
dipublikasikan itu dapat sebagai pembentuk opini Ketika sikap individu didasarkan kepada pengalaman
masyarakat. pribadinya, maka perilaku individu tersebut lebih
Persepsi merupakan kesan atau pandangan seseorang mencerminkan sikapnya. Ketika ia berfikir tentang
terhadap objek tertentu. Persepsi merupakan sesuatu sikapnya dalam waktu yang lama, maka hubungan
proses ketika setiap individu mengorganisasikan dan sikap dengan perilaku kuat. Karena sikap, yang
menafsirkan kesan-kesan inderawinya agar dapat merupakan pikiran yang telah lama, secara cepat masuk
memberikan makna kepada mereka (Robbins, 1995). ke dalam benak dan begitu mudah diakses, maka sikap
Menurut Greenberg dan Barin (1997), persepsi ini memengaruhi persepsi seseorang tentang peristiwa,
merupakan sebuah proses ketika seseorang memilah sehingga sikap ini lebih tertutup dan mengikat
dan memilih, mengorganisir dan menginterpretasikan perilakunya. Begitu juga faktor-faktor pribadi dan
informasi yang dikumpulkannya dengan tujuan identifikasi situasional memengaruhi hubungan sikap
untuk memahaminya. Terdapat tiga faktor yang dapat dan perilaku.
memengaruhi persepsi, yaitu pelaku persepsi, target Seseorang memiliki kebutuhan yang kuat agar
dan situasi. Menurut Robbins (1995: 82) persepsi kognisinya tetap konsisten. Konsekuensinya, ia
dipengaruhi oleh kemampuan intelektual. Kemampuan mengubah sikapnya agar selaras dengan perilakunya.
intelektual merupakan kemampuan yang diperlukan Berdasarkan teori Cognitive Dissonance, seseorang
untuk mengerjakan kegiatan mental. merupakan mahluk rasional yang berusaha untuk
Dalam lapangan persepsi terdapat pertikaian besar membuat sikapnya sesuai dengan perilakunya
dalam memandang persepsi. Perspektif pertama melihat (Santrock, 1991). Jadi teori ini merujuk kepada
bahwa persepsi merupakan sesuatu yang alami, seperti motivasi individu terhadap kekonsistenan dan menjauhi
teori Gestalt dan Teori Gibson. Sedangkan perspektif ketidakkonsistenan. Sedangkan menurut teori Self-
yang kedua melihatnya sebagai sesuatu yang bersifat perception, seseorang akan membuat kesimpulan
buatan, seperti teori empirik dan teori proses informasi tentang sikapnya melalui penerimaan perilakunya
(McConnel, 1989). (Santrock, 1991). Jadi sikap seseorang dapat tidak
Teori Gestalt dan Gibson menekankan bahwa persepsi begitu jelas, sehingga ia mengamati perilaku dan
ditentukan oleh interaksi antara stimulus eksternal dan membuat kesimpulan tentang perilaku tersebut untuk
hal-hal yang bersifat bawaan. Di sini input memberi menggambarkan bagaimana sikapnya seharusnya.
perintah langsung kepada pikiran. Sedangkan teori Dengan demikian dapat disimpulkan, hubungan
empirik dan proses informasi lebih menekankan pada sikap dengan perilaku sangat tergantung kepada
proses belajar; persepsi ditentukan oleh sensasi saat ini situasi. Ketika tekanan situasional lemah, ketika sikap
dan gambar mental masa lalu. Jadi jika teori Gestalt didasarkan kepada pengalaman pribadi, ketika orang
dan Gibson mencirikan otak sebagai sesuatu yang berfikir tentang sikapnya, dan ketika sikap begitu
pasif, sebaliknya teori empirik dan proses informasi mudah diakses, maka terdapat hubungan yang kuat
mencirikan otak sebagai sesuatu yang aktif. antara sikap dan perilaku.
Berdasarkan pemikiran tersebut dapat disimpulkan Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif,

60
Wacana Volume XIV No.1, Maret 2015

penelitian kualitatif digunakan sebagai suatu cara untuk pembelajaran.


memahami bagaimana orang menerima, memahami dan Peneliti mewawancarai mahasiswa yang dipilih
mengnterpretasikan dunia. Tujuan penelitian kualitatif secara acak dari berbagai angkatan dan konsentrasi.
tidak menemukan realitas tunggal melainka realitas Selanjutnya peneliti akan membuat ringkasan dari
majemuk (Lincoln &Guba, 1985, dalam Creswell, setiap wawancara, sebagai cara untuk mendapatkan
2002:156). gambaran dan pemahaman tentang data dalam transkrip
Penelitian kualitatif menekankan pada sifat realita wawancara. Dengan membuat ringkasan dari data
yang terbangun secara sosial, hubungan erat antara yang dikumpulkan, peneliti dapat memusatkan pada
peneliti dengan subjek yang diteliti, serta tekanan situasi poin-poin penting dan tema utama yang muncul dari
yang membentuk penyelidikan. Tidak hanya melihat wawancara.
pada bentukan fenomena sosial, namun juga menyoroti Prosedur analisis melibatkan empat aktivitas
pada cara munculnya pengalaman sosial sekaligus utama yakni kategorisasi data, pengunitan data,
perolehan maknanya. Penelitian kualitatif berfokus pengenalan hubungan serta penarikan kesimpulan.
pada persepsi dan pengalaman peserta dan cara mereka Peneliti mengorganisir data wawancara sesuai dengan
memandang kehidupan mereka (Frankel&Wallen, pertanyaan wawancara, dan mengategorikan tanggapan
1990, Merriam, 1888, dalam Creswell, 2002:157). menurut tiga kategori pengguna: pengguna sering,
Penelitian kualitatif berusaha memahami secara menengah dan jarang. Akhirnya, kesimpulan diambil
mendalam perilaku manusia dan perilaku-perilaku berdasarkan kategori yang diidentifikasi dan pola yang
tersembunyi di balik tindakan para pelaku sosial ditemukan dalam kaitannya dengan setiap kategori
tersebut dan bermuara pada makna sosial (social penggunaan media sosial dan kategori pengguna.
meaning) dari suatu fenomena. Pendekatan kualitatif
digunakan dalam penelitian ini untuk dapat melihat dan Gambaran Umum Pemanfaatan Media Sosial
memahami persepsi mahasiswa tentang media sosial, Hampir setiap hari semua mahasiswa menggunakan
keputusan mereka tentang apa yang termasuk media media sosial; meskipun, pemanfaatan ini dalam
sosial dan yang bukan termasuk media sosial, serta apa banyak kasus tidak berhubungan dengan pembelajaran
yang bersifat personal dan edukasional, menjadi hal yang bersifat mendidik. Media sosial digunakan
yang penting. baik untuk interaksi atau komunikasi pribadi para
Oleh karena itu, peneliti tidak memberikan mahasiswa, dan untuk pembelajaran yang mendidik.
definisi formal-operasional sebelum wawancara, Berdasarkan hasil wawancara dapat diindetifikasikan
karena pandangan mereka tentang istilah-istilah tiga kelompok. Kelompok-kelompok ini dikategorikan
ini merupakan salah satu kontribusi penelitian. menurut keseringannya menggunakan media sosial
Konsekuensi dan keterbatasannya adalah setiap subjek secara umum dan berapa banyak penggunaan yang
yang diwawancarai memiliki persepsi yang sangat ditujukan untuk mendukung pembelajaran pendidikan.
berbeda dan akibatnya agak sulit untuk menjaga fokus Kelompok pertama merupakan penguna yang sangat
wawancara. Dengan demikian, ada resiko mahasiswa sering, yang menggunakan media sosial setiap
memiliki persepsi yang berbeda dari konsepsi media hari untuk kedua tujuan, baik untuk tujuan pribadi
sosial yang sebenarnya. maupun untuk tujuan pendidikan. Kelompok kedua
Teknik pengumpulan data kualitatif primer diambil yaitu pengguna menengah yang sering menggunakan
secara langsung melalui observasi dan wawancara media sosial untuk tujuan pembelajaran pendidikan.
mendalam terhadap pengguna media sosial di Kelompok terakhir adalah pengguna yang jarang, yang
kampus. Pertanyaan terbuka digunakan untuk menggunakan media sosial secara teratur, tetapi tidak
memandu wawancara semi-terstruktur. wawancara ini begitu terkait dengan studi mereka dan lebih untuk
bertujuan untuk menjelaskan dimensi yang berbeda keperluan pribadi. Semua mahasiswa menggunakan
dari pertanyaan penelitian. Melalui pertanyaan semi- media komunikasi informal, terutama untuk kehidupan
terstruktur ini, peneliti mencoba menjelajahi persepsi pribadi mereka, dan sistem manajemen pembelajaran
dan pengalaman mahasiswa dalam menggunakan media formal untuk kehidupan akademik mereka. Menurut
sosial untuk mendukung proses pembelajaran mereka. sebagian besar mahasiswa, relevansi penggunaan media
Sementara data sekunder adalah data pendukung yang sosial untuk tujuan akademik bervariasi, dan meningkat
terdapat dalam kepustakaan sebagai bahan referensi terutama selama periode ujian atau dekat tenggat waktu
yang diambil dengan pendekatan studi kepustakaan penyerahan tugas.
ataupun pengamatan yang dilakukan terhadap
konteks penggunaan sosial media dalam mendukung Teknologi yang Digunakan untuk Mendukung

61
Wacana Volume XIV No.1, Maret 2015

Pembelajaran model konseptual tentang teknologi berbasis web yang


Mahasiswa menggunakan teknologi yang berbeda berbeda yang disampaikan oleh mahasiswa bahwa
untuk mendukung interaksi pendidikan mereka, mereka menggunakan media sosial untuk mendukung
untuk memiliki akses ke atau berkomunikasi dengan pembelajaran pendidikan mereka.
isi, instruktur dan mahasiswa lainnya. Media Menurut salah seorang mahasiswa, “Melalui
sosial mencakup banyak teknologi online yang jaringan online, para mahasiswa memiliki akses ke
memungkinkan pengguna untuk berinteraksi dengan catatan kuliah, tugas, dan instruksi lainnya”. Dia
orang-orang lain yang terlibat dalam pembelajaran melanjutkan, mengakses catatan kuliah merupakan
pendidikan. Selain itu, media sosial juga digunakan keuntungan karena mahasiswa dapat mengunggah dan
untuk mendukung transformasi pengetahuan atau mempelajari catatan kuliah sebelumnya. Akibatnya,
informasi untuk mengembangkan pembelajaran mahasiswa mendapatkan visi yang lebih luas tentang
kolaboratif dan kooperatif. Menggunakan teknologi kuliah, yang membantu mereka memahami isi secara
secara online mendukung akses ke dokumen, seminar lebih baik. Sistem manajemen pembelajaran formal
dan ceramah yang diunggah oleh pendidik atau peserta sangat sering digunakan oleh peserta didik, yang secara
didik lainnya. Mengakses e-book dan jurnal online; signifikan membantu. Mahasiswa mempertimbangkan
selain berkomunikasi melalui internet misalnya jaringan online resmi yang berguna untuk mendapatkan
melalui e-mail, IM, Web 2.0 dan jaringan sosial, forum pedoman, catatan kuliah dan informasi lain mengenai
online, papan diskusi, dan banyak contoh lain adalah kuliah. Semua mahasiswa memiliki akses ke bahan-
ditunjukkan pada gambar 4. Gambar berikut merupakan bahan khusus dan informasi terkait yang diunggah

Gambar 4: Teknologi online yang digunakan untuk mendukung pembelajaran pendidikan

62
Wacana Volume XIV No.1, Maret 2015

oleh dosen mereka, dan yang disebutkan sebagai cara adalah untuk membuat kelompok, dan meng-upload
yang cepat untuk mendapatkan hasil kuliah. Memeriksa file untuk berbagi informasi dengan mahasiswa lain”.
situs resmi institusi secara teratur adalah cara yang Instant messaging (IM) juga digunakan untuk interaksi
bermanfaat bagi mahasiswa. Dengan memeriksa di antara mahasiswa. Beberapa mahasiswa percaya,
website universitas, mahasiswa dapat mencari dokumen media sosial sinkronis secara signifikan mendukung
baru dan menemukan data yang terkait dengan program. pembelajaran kolaboratif dan kooperatif mereka.
Selain itu, salah satu yang diwawancarai menunjukkan Mahasiswa berkomunikasi melalui jaringan IM atau
jaringan online sebagai cara komunikasi dengan teman jaringan sosial, untuk merencanakan janji, dan/atau
sekelas secara serentak dan efisien. berkolaborasi dalam sebuah kelompok kerja. Selain
Mahaiswa menyatakan, media sosial membantu itu, mahasiswa mendukung kerjasama seperti ini.
mereka untuk mengakses online database untuk Jadi mereka bekerja secara individual di tempat yang
menemukan artikel ilmiah terkait. Seorang mahasiswa berbeda dan berkonsultasi satu sama lain dari jarak
menyebutkan Wikipedia, karena mereka percaya jauh, lalu melalui media sosial mereka mendapatkan
bahwa menggunakan Wikipedia terutama membantu jawaban langsung atau ide-ide baru, di samping
mereka untuk mendapatkan gambaran yang luas, mengirimkan pemikiran mereka kepada anggota
dan untuk memahami latar belakang masalah yang kelompok lainnya. Menurut mahasiswa, jika mereka
lebih baik. “Wikipedia adalah sumber yang baik tidak bias berkomunikasi secara tatap muka, maka kita
untuk mendapatkan ide umum tentang hal-hal dan mereka melakukan komunikasi online dan masih dapat
mendapatkan petunjuk apa yang harus mencari menjaga kontak langsung satu sama lainnya”. Menurut
tentang di artikel”. Mahasiswa lain berbicara tentang mahasiswa, dalam kerja koperasi, peserta didik dapat
menggunakan teknologi berbasis web yang berbeda. berbagi ide dan dokumen, atau meng-upload versi
Dia mengatakan, penampilan perangkat lunak semacam terbaru dari karya-karya mereka untuk dapat diakses
ini membawa lebih independensi dalam belajar secara oleh anggota lain dari mana saja, kapan saja.
efektif. Skype dapat digunakan untuk diskusi kelompok
Mahasiswa menggunakan Teknologi Informasi dan mengenai mata kuliah atau tugas kelompok. Para
Komunikasi untuk mengakses informasi dan sumber mahasiswa menyebutkan, Facebook juga bisa menjadi
daya di Internet. Mereka menyebutkan YouTube untuk aplikasi yang berguna untuk menemukan materi kuliah
menonton video klip pendidikan, yang membantu atau ‘teman sekelas’ untuk dapat berkomunikasi dengan
mereka untuk meningkatkan pemahaman. Selain itu, mereka. Salah satu siswa mengatakan; mahasiswa dapat
video klip kadang-kadang dapat digunakan dalam berkomunikasi melalui Facebook untuk mengajukan
presentasi siswa untuk membantu orang lain memahami pertanyaan dan mendapatkan balasan cepat, karena
masalah ini. Mahasiswa juga menyebutkan, menonton mahasiswa menggunakan facebook begitu sering.
tutorial berbasis video terkait dari YouTube adalah cara Mahasiswa lain menyatakan, mereka membuat
yang lebih mudah dan lebih cepat daripada membaca kelompok tertutup untuk mengatur janji untuk belajar
buku untuk mengembangkan pembelajaran pendidikan. bersama-sama. Siapapun dapat menempatkan info di
Layanan e-mail terutama digunakan untuk tempat yang tersedia.
berinteraksi di antara mahasiswa. Semua mahasiswa
menggunakan e-mail untuk berbagi ide, mengatur janji, Persepsi Mahasiswa tentang Penggunaan Media
mengirim dokumen atau tugas, dan mengirim tugas Sosial
untuk dosen atau kelompok rekan atau teman sekelas Mahasiswa telah menunjukkan manfaat paling
lainnya, dan untuk hal-hal lainnya. Seorang mahasiswa signifikan yang diperoleh dengan menggunakan media
ekonomi mengatakan, “Ketika kita ingin mengirim sosial. Manfaat terbesar, disebutkan oleh sepuluh
dokumen, kita menggunakan email atau saat chatting “. mahasiswa adalah aksesibilitas interaksi kapan dan
Dengan menggunakan media sinkronis, mahasiswa di mana saja. Lima mahasiswa berbicara tentang
mendapatkan jawaban langsung ke pertanyaan dan menghemat waktu dan kemudahan mencari informasi
masalah mereka melalui jaringan online seperti MSN, sebagai salah satu manfaat penting. Masalah penting
kelompok Google, dan Facebook yang disebutkan oleh lainnya yang disebutkan oleh mahassiswa yaitu
beberapa siswa untuk meng-upload dokumen atau kenyamanan, gratis atau murah, fleksibel, cepat, dan
tugas dalam pembelajaran kolaboratif/kooperatif, untuk efisien karena pengguna memiliki waktu untuk berpikir
membuat file yang tersedia untuk anggota kelompok serta menjawab, dan independensi. Keuntungan ini
lainnya. membantu mahasiswa belajar berinteraksi secara efisien
Menurut mahasiswa, menggunakan grup Google sementara mereka memiliki akses ke sumber daya yang

63
Wacana Volume XIV No.1, Maret 2015

diperlukan dan berinteraksi dengan mahasiswa lain lain yang signifikan dari penggunaan e-mail, menurut
atau dosen. mahasiswa lain, adalah mahasiswa memiliki akses
Mahasiswa dapat berbagi data dan mengembangkan ke data mereka dari komputer yang berbeda, dengan
ide-ide baru tanpa harus berada di lokasi geografis yang menghubungkan ke internet dan masuk ke e-mail
sama. Seorang mahasiswa mengatakan, media sosial mereka. Bila mengirim e-mail, pengirim dapat
mengurangi waktu dan masalah ketidakcocokan lokasi. menyimpan salinan e-mail yang dikirim dengan
Melalui teknologi berbasis web ini, mahasiwa dapat semua informasi dan file lampiran. Manfaat utama
memiliki akses ke apa yang pendidik akan berbagi yang disebutkan oleh salah satu mahasiswa dalam
dengan mereka sama seperti catatan kuliah, tugas, menggunakan IM adalah untuk mendapatkan jawaban
informasi dan petunjuk. Sumber daya online membuat langsung dari mahasiswa lain, ketika ia memiliki
mahasiswa mampu untuk bersiap-siap sebelum kuliah. pertanyaan atau ingin mengatur pertemuan kelompok.
Peserta didik dapat menemukan dokumen terkait Bahkan mudah untuk mendapatkan refleksi dari
melalui mesin pencari atau menggunakan sumber daya mahasiswa lain dan mengatur pertemuan kelompok,
online berbasis video. Beberapa versi video tutorial ketika mahasiswa sedang online pada saat yang sama.
atau klip membantu mahasiswa untuk memahami topik Ketergantungan pada koneksi internet untuk
yang lebih baik, daripada membaca buku. mengakses data dan kemungkinan pemutusan internet
Mahasiswa menggunakan video klip online di online juga menmjadi aspek negatif. Ketidakandalan
database dan layanan perpustakaan yang berguna untuk adalah keterbatasan yang dapat dihindari. Ketika
memberikan akses ke jurnal ilmiah yang ada, Wikipedia merencanakan untuk pertemuan online dan ada masalah
juga merupakan sumber yang baik untuk mendapatkan dengan koneksi atau perangkat lunak, maka kerugian
ide umum tentang hal-hal dan mendapatkan petunjuk muncul, pekerjaan harus dibatalkan atau ditunda. Ada
apa yang harus dicari tentang sesuatu di artikel. berbagai jenis media sosial, seperti MSN, Skype, dan
Dengan demikian, hal ini membantu mahasiswa Google talk, yang digunakan oleh pengguna yang
untuk berinteraksi dengan sumber daya yang paling berbeda; dengan demikian, ketidakcocokan platform
memadai untuk mengakses data yang paling terkait dapat dianggap sebagai masalah. Pembatasan dapat
dan dapat diandalkan efisien. Mahasiswa mendapatkan mengurangi kesesuaian, yang berarti mahasiswa dapat
pengetahuan yang diinginkan dan mendapatkan menggunakan berbagai jenis media sosial yang dapat
pandangan yang lebih luas tentang aspek pembelajaran menyebabkan kurangnya komunikasi.
yang berbeda. Beberapa mahasiswa menyebutkan, tidak ada akses
Mahasiswa dipuaskan dengan penggunaan media ke teks artikel yang lengkap dalam database universitas.
sosial karena mereka dapat memiliki jadwal sendiri Mahasiswa tidak dapat mengakses materi umum dari
selain menjaga kontak dengan orang lain. Menggunakan luar jaringan dan mereka harus berada di kampus untuk
ensiklopedi online dan online software membuat memiliki akses penuh ke materi kuliah.
mahasiswa lebih mandiri. Menurut mahasiswa, Banyak mahasiswa yang diwawancarai percaya,
menggunakan media sosial meningkatkan keterampilan dengan menggunakan media sosial, tidak seefektif
interaksi, tanpa perlu menggunakan bahasa tubuh. komunikasi tatap muka. Hal ini menyebabkan mahasiswa
Karena media sosial membuat data tersedia, dan dapat kehilangan kontak tatap muka, yang mengarah ke
diakses oleh banyak pengguna secara bersamaan dari interaksi yang kurang langsung dan mengurangi
mana saja tanpa waktu tunggu. Hal ini dapat dilakukan efisiensi transfer pengetahuan yang eksplisit. Kadang-
kapan saja. Mahasiswa dapat bekerja dalam jarak jauh kadang, sangat sulit untuk menggambarkan gambaran
dan berinteraksi dengan narasumber dan mahasiswa dan mungkin ada kesalahpahaman karena kurangnya
lainnya. Menurut mahasiswa, dengan menggunakan bahasa tubuh atau interaksi perasaan. Mahasiswa
media sosial, membuat jarak fisik kurang signifikan. juga berbicara tentang pembatasan media sosial untuk
Dia melanjutkan,komunikasi telah menjadi lebih cepat menulis formula, di IM atau email, karena mereka
dan mudah melalui email, forum diskusi, IM. membutuhkan beberapa format dan simbol khusus.
Dengan menggunakan media sosial, mahasiswa Dengan menggunakan media sosial, maka kurang ada
dapat menghilangkan kewajiban pertemuan tatap muka diskusi kelompok secara tatap muka dan pengalaman
untuk bertanya atau berbagi file. Menurut mahasiswa, kerja kelompok kolaboratif, yang mengurangi reaksi
keuntungan utama adalah penghematan waktu. Selain spontan mahasiswa dan kemampuan berkolaborasi
itu, media sosial seperti e-mail menyimpan atau mereka. Hal ini membuat mahasiswa kurang inovatif
mendokumentasikan data. Misalnya memiliki salinan dan memiliki pemecahan masalah yang buruk.
dari apa yang mereka kirim via e-mail. Keuntungan Mahasiswa tidak benar-benar memahami makna dari

64
Wacana Volume XIV No.1, Maret 2015

kolaborasi. Akibatnya, mereka mungkin tidak pernah begitu terkait dengan kehidupan akademis mereka. Ada
belajar bagaimana bekerja sama dalam semua bagian interaksi yang berbeda dalam pembelajaran pendidikan.
dari sebuah proyek dengan orang lain. Sebagaimana dijelaskan pada bagian teoritis, fokus
Mahasiswa terlalu banyak mengandalkan atau dalam penelitian ini adalah pada tiga tahap: interaksi
bergantung pada informasi secara online dan mereka mahasiswa-konten, interaksi mahasiswa-dosen, dan
tidak memiliki pengetahuan sendiri tanpa akses ke interaksi mahasiswa-mahasiswa.
sumber daya online. Menggunakan Internet daripada
informasi lain yang tersedia adalah cara mahasiswa Mode interaksi dalam pembelajaran online
memecahkan masalah. Oleh karena itu, mereka terlalu Menurut penelitian, interaksi online mahasiswa
malas untuk menggunakan pengetahuan mereka sendiri dengan konten lebih umum daripada dengan dosen.
dan tidak dapat merespons dengan cepat, karena mereka Mahasiswa menyebutkan teknologi yang mendukung
perlu waktu untuk merumuskan pikiran mereka. Media berinteraksi dengan isi atau dokumen secara online,
sosial memiliki dampak negatif pada keterampilan yang sering digunakan untuk mengakses bahan. Buku
komunikasi mahasiswa untuk mengajukan pertanyaan. online, online database dan mesin pencari, kamus,
Media sosial tidak dapat mengompensasi transfer ensiklopedia, dan sumber daya online lainnya yang
pengetahuan dari dosen kepada siswa. Beberapa dosen tersedia, juga disebutkan oleh mahasiswa sebagai cara
berpikir, dengan pemanfaatan teknologi dan meng- penting untuk mendapatkan pengetahuan yang dapat
upload informasi tambahan, tidak ada kebutuhan untuk dipercaya dan mendapatkan jawaban dari pertanyaan.
kuliah tambahan lagi. Namun, mahasiswa percaya data Mahasiswa menggunakan media sosial seperti
secara online tidak akan membantu kuliah tradisional Wikipedia untuk mendapatkan ide atau visi umum pada
atau seminar. Selalu mengakses media sosial membuat mata pelajaran terkait.
siswa mampu membedakan kehidupan pribadi mereka Penggunaan yang paling sering disebutkan oleh
dan kehidupan sekolah. Media sosial membuat siswa mahasiswa adalah untuk mendukung interaksi
malas untuk pergi keluar dan membuat mereka kurang antara mahasiswa dengan mahasiswa. Namun,
aktif. e-mail merupakan alat utama untuk interaksi antara
mahasiswa dengan dosen. E-mail merupakan media
Penggunaan Media Sosial untuk Interaksi yang sosial yang penting yang mendukung pendidikan
Mendidik serta pembelajaran kolaboratif dan kooperatif. Studi
Sebagaimana dibahas dalam subbab hasil temuan, empiris menggambarkan, tidak ada media sosial khusus
semua mahasiswa sering menggunakan media untuk interaksi mahasiswa dan banyak media yang
sosial, dan hampir setiap hari menggunakan media berbeda yang digunakan untuk berkomunikasi dengan
sosial. Namun demikian, tidak semua dari mereka mahasiswa. Beberapa mahasiswa menyebutkan e-mail
menggunakan media sosial untuk tujuan akademik sebagai media yang digunakan untuk berkomunikasi dan
atau untuk mendukung interaksi pendidikan mereka. berbagi informasi serta dokumen dalam pembelajaran
Sebagian lainnya menggunakan media sosial terutama kooperatif; namun mahasiswa menghubungi rekan-
untuk komunikasi pribadi mereka dengan teman- rekan, berdiskusi dan berkolaborasi melalui alat
teman mereka, keluarga dan kontak lainnya, dan tidak mereka sendiri, seperti IM, e-mail pribadi dan lain-

65
Wacana Volume XIV No.1, Maret 2015

lain sesuai dengan kebutuhan mereka. Media sosial, saja. Artinya mahasiswa tidak harus hadir secara fisik di
seperti Facebook, kelompok Google, Google doc, dan lokasi geografis tertentu dan dapat menghubungi dosen
kelompok MSN dapat digunakan untuk berkomunikasi atau teman kelas/kelompok dengan cara yang sesuai.
baik serempak maupun asinkronis. Mahasiswa Menggunakan teknologi secara online memungkinkan
menggunakan media sosial seperti membuat studi mereka untuk mengakses data.
pribadi, kelompok dan berbagi ide selain untuk meng- Isu penting lainnya dalam menggunakan komunikasi
upload file, juga untuk mendukung pembelajaran atau sinkronis adalah ketersediaan penerima. Beberapa
kelompok studi kolaboratif/kooperatif. mahasiswa merujuk pada pentingnya kesesuaian
Media sosial sinkronis cocok untuk mendapatkan platform, yang mengacu pada pentingnya ketersediaan
jawaban langsung dari mahasiswa lain, ketika memiliki penerima. Mahasiswa menggunakan media yang
pertanyaan, ingin berbagi file dengan teman-teman digunakan oleh orang lain, dalam rangka untuk
kelompok, pengaturan pertemuan kelompok atau memiliki akses ke mahasiswa secara lebih sering.
membahas isu-isu terkait. Mayoritas mahasiswa Banyak mahasiswa termotivasi untuk menggunakan
yang disebutkan IM atau Skype sebagai komunikasi media sosial, karena yang lain menggunakannya dan
sinkronis utama untuk mendukung kerja kelompok. dengan demikian mereka dapat berinteraksi satu sama
Namun, meskipun teknologi mendukung pembelajaran lain kapan saja mereka online.
dan kooperatif mahasiswa, tetapi bisa jadi ia memiliki Mahasiswa ingin memiliki akses ke media sosial
dampak negatif pada pembelajaran kolaboratif. tanpa batasan. Mereka mencari media sosial dengan
Penggunaan media sosial membuat mahasiswa yang dukungan teknis yang baik, untuk mendapatkan lebih
berpartisipasi kurang dalam kegiatan kolaboratif dan mudah komunikasi dan menghindari masalah. Waktu
memotivasi mereka lebih untuk berbagi tugas dan melampirkan lama atau kadang-kadang ukuran batasan
bekerja pada bagian individual. Selanjutnya, dengan untuk melampirkan dokumen membuat siswa kecewa
menggunakan media sosial, seperti e-mail atau IM, dan mungkin menjadi alas an bermigrasi ke penggunaan
mereka mengirim subtugas satu sama lain. Aktivitas perangkat lunak lain. Seorang mahasiswa menyebutkan
ini mungkin berdampak negatif pada kemampuan di saat yang kritis mereka membutuhkan dukungan
kolaborasi siswa atau pada kerjasama sebagai sebuah teknis. Di sisi lain mahasiswa percaya dukungan
kelompok, untuk memecahkan masalah bersama-sama. dari para dosen diperlukan. Meng-upload beberapa
dokumen pelengkap mungkin mendukung; Namun,
Faktor penting untuk partisipasi secara online peserta didik diharapkan memiliki kuliah tambahan,
Faktor kontekstual meliputi isu utama, yaitu tampak bila diperlukan. Teknologi memungkinkan mahasiswa
lebih signifikan, karena hampir semua mahasiswa yang untuk mengakses lautan sumber daya dan informasi
diwawancarai berbicara tentang mereka. media sosial online, tetapi mungkin membuat mereka tidak dapat
sebagai jembatan untuk persebaran geografis yang terfokus pada masalah ini. Ada data yang secara online
membuat interaksi melalui jarak jauh menjadi mungkin. berlebihan dan cukup sulit untuk berkonsentrasi pada
Beberapa mahasiswa menyatakan, menggunakan tema perkuliahan. Terlebih lagi, mahasiswa harus
media sosial memungkinkan mereka untuk mengakses mencoba untuk menemukan data yang paling relevan
informasi dan berkomunikasi dengan mahasiswa dan dengan kepercayaan yang tinggi untuk mengembangkan
dosen lainnya yang terlibat, kapan saja dan di mana pendidikan mereka.

Persepsi Mahasiswa tentang Faktor-faktor Partisipasi

66
Wacana Volume XIV No.1, Maret 2015

Mahasiswa membutuhkan lebih banyak motivasi Mahasiswa bisa memiliki jadwal sendiri dan masih tetap
untuk terlibat dalam pendidikan online. Hal ini bukan berhubungan dengan orang lain. Mereka bisa mandiri
masalah baru tetapi lebih terkait dengan kecenderungan dengan menggunakan sumberdaya secara online dan
manusia. Meskipun usia rata-rata masing-masing informasi online yang tersedia. Satu siswa mencatat
kelompok antara 20 dan 26 tahun, mereka semua milik berbagi informasi massa, dan mentransfer dalam waktu
era digital. singkat. Selain itu, banyak mahasiswa dapat mengakses
Semua informan dalam penelitian ini adalah satu dokumen secara bersamaan, tanpa menunggu
mahasiswa. Mereka semua mengikuti strategi ajaran waktu. Misalnya, banyak mahasiswa dapat membaca
yang hampir sama. Dengan demikian, tidak ada artikel atau buku online secara bersamaan, bukannya
pola yang jelas yang ditemukan untuk menunjukkan memesan di perpustakaan dan menunggu untuk
perbedaan antara tingkat yang berbeda. mendapatkan versi cetak. Mahasiswa menyebutkan,
Penggunaan siswa media sosial oleh mahasiswa mereka dapat mengirim informasi yang berguna satu
untuk tujuan pendidikan berkaitan dengan strategi sama lain pada saat yang mereka inginkan, tanpa
pengajaran. Keterlibatan mahasiswa dalam kolaborasi perlu lagi bertemu orang dan menyerahkan data versi
online, kerjasama dan pembelajaran terutama dipandu lembaran kertas kepada mereka. Dengan demikian,
oleh strategi dosen dan konteks pengajaran atau tugas media berbasis web membuat mahasiswa mampu
yang diberikan oleh dosen. Mahasiswa mendapatkan membentuk kolaborasi online dan berbagi pengetahuan
motivasi untuk menggunakan media sosial dengan dengan orang lain secara lebih cepat, lebih murah dan
meng-upload tugas pada jaringan mahasiswa. Instruktur lebih nyaman
menginspirasi mahasiswa untuk menggunakan .
teknologi tersebut untuk menemukan data yang terkait Aspek-aspek Negatif Penggunaan Media Sosial
dan meningkatkan kolaborasi dan kerja kelompok Menurut temuan empiris dan sesuai dengan
secara online. kerangka teoritis, umumnya mahasiswa berpikir,
dengan menggunakan media sosial interaksi menjadi
Kenapa Mahasiswa Menggunakan Media Sosial? kurang efektif. Penurunan efektivitas mungkin
Temuan empiris menggambarkan hasil mengenai disebabkan karena kehilangan bahasa tubuh dan
manfaat yang signifikan dan keuntungan menggunakan kompleksitas penjelasan, kurangnya simbol dan
media sosial dalam pembelajaran. Seperti telah dibahas kesulitan menulis atau kesulitan berbagi formula.
di atas dalam bagian kerangka teori, hampir semua Memang ada ketergantungan yang berlebihan pada
mahasiswa percaya di mana saja/kapan saja, sebagai media sosial, namun hal itu dapat mengurangi tingkat
isu penting. Mahasiswa berniat untuk mengakses faktor keandalan karena mungkin ada masalah teknis seperti
pendidikan lain yang terlibat, misalnya konten, guru, dan listrik mati, pemutusan internet atau ketidakcocokan
mahasiswa, dari mana saja/kapan saja. Oleh karena itu, platform karena mahasiswa menggunakan berbagai
dengan menggunakan media sosial, jarak fisik kurang Media Sosial. Dengan demikian, mahasiswa tidak
signifikan dan mahasiswa lebih menyentuh globalisasi. dapat mencapai apa yang telah mereka rencanakan dan
Banyak mahasiswa menyebutkan, menggunakan media dalam beberapa kasus untuk menunda tugas mereka
membuat interaksi lebih nyaman, lebih cepat dan lebih atau mencari solusi spontan lainnya. Karena semuanya
murah. Para mahasiswa percaya, media sosial adalah tersedia di Internet, hampir seluruh mahasiswa
cara yang baik untuk berkomunikasi, karena sebagian menunjukkan, penggunaan rutin media sosial membuat
besar gratis, yang dapat dianggap sebagai keuntungan mereka kurang kreatif dan kurang berpikir inovatif.
besar bagi mahasiswa. Para mahasiswa juga berpikir, Mahasiswa lebih mengandalkan pengetahuan online,
menghemat waktu adalah masalah yang signifikan, yang membuat mereka malas untuk mencari ide-
yang membuat interaksi mereka lebih efisien, meskipun ide baru dan mencari solusi melalui membaca buku.
mungkin tidak lebih efektif. Efisiensi dalam komunikasi Terlalu sering berinteraksi melalui Internet mengurangi
asinkronis merupakan faktor penting, karena siswa aktivitas fisik dan mental mahasiswa, yang membuat
memiliki waktu untuk berpikir tentang pertanyaan atau mahasiswa kurang interaktif dan kurang bersosialisasi.
jawaban mereka dan mereka memiliki kesempatan Mereka sedikit berdiskusi dan kurang terampil dalam
interaksi biasa, meskipun mereka tidak bisa pergi ke bekerjasama, karena mereka hanya melakukan sesuatu
kampus. Misalnya, ketika salah satu rekan mereka tidak tanpa berkomunikasi langsung dan tanpa sepenuhnya
ada, rekan-rekan mahasiswa lain atau bahkan dosen memahami semua bagian yang berbeda dari yang
dapat membantunya untuk mengejar ketinggalan. mereka kerjakan. Mereka mengirim dokumen satu
Fleksibilitas dan independensi juga dua hal penting. sama lain melalui media sosial, sehingga mereka tidak

67
Wacana Volume XIV No.1, Maret 2015

memiliki kesempatan untuk menjelaskan semua rincian. online misalnya YouTube, serta Wikipedia. Selain itu,
Oleh karena itu, keterampilan komunikasi mereka teknologi suara dan video, misalnya IM, dan Skype,
menjadi miskin, yang mengarah ke kesalahpahaman, memungkinkan mahasiswa untuk meningkatkan
dan akhirnya berkomunikasi tatap muka akan lebih pembelajaran kooperatif/kolaboratif dengan cara
sulit bagi mereka. yang lebih cepat dan lebih murah. Mahasiswa dapat
Ada keterbatasan teknis untuk melampirkan menemukan teman sekelas mereka untuk berdialog,
dokumen seperti batasan ukuran dokumen ketioka bekerja sama atau berkolaborasi secara serentak atau
mengirimkannya ke mahasiswa atau dosen lainnya. asinkronis melalui chatting, forum, papan diskusi atau
Dalam kasus lain, ada juga keterbatasan fungsional, e-mail. Peserta didik dapat membagi proyek, memilih
misalnya waktu lama untuk mengirim dokumen, subtugas, mengambil tanggung jawab dan mengirim
pembatasan bahasa atau kesalahan dalam penyandian, file dengan cara yang lebih cepat dengan harga yang
dan batasan-batasan lainnya. Begitu pula dosen lebih lebih rendah dengan bantuan komunikasi sinkronis
bersandar pada teknologi daripada kebutuhan, dan (misalnya IM atau Skype) atau komunikasi asinkronis
bukannya mengalokasikan perkuliahan formal (bila (e-mail). Di sisi lain, media sosial berbasis video dan
diperlukan), kadang-kadang para dosen meng-upload suara (misalnya Skype) mendukung pembelajaran
dokumen pelengkap, yang tidak akan efektif. Selain itu, kolaboratif dan membuatnya lebih efisien dengan
ketersediaan sepanjang waktu, dengan menggunakan memungkinkan peserta didik untuk berdialog atau
teknologi online, menyebabkan campuran kehidupan berdiskusi melalui jarak tanpa perlunya berada di lokasi
pribadi dengan studi akademis. Kurangnya konsentrasi geografis tertentu.
dan tidak bisa fokus pada topic juga merupakan salah Globalisasi adalah sebuah isu yang akan lebih nyata
satu kelemahan belajar secara online. Mahasiswa dapat dengan menggunakan teknologi online untuk mengakses
dengan mudah teralihkan oleh isu-isu menarik lainnya sumber daya dan orang-orang di mana saja, kapan
di Internet, sehingga hal ini menyebabkan mahasiswa saja. Dengan menggunakan media sosial, mahasiswa
kurang produktif. mendapatkan kemungkinan mempromosikan
interkoneksi jarak. Selain itu, media sosial membuat
Simpulan interaksi yang lebih efisien dengan meningkatkan
Sebuah pendidikan yang didukung oleh media sosial fleksibilitas dan independensi mahasiswa. Aksesibilitas
adalah perkembangan teknologi pembelajaran online, data, dengan tidak perlu lagi berada di lokasi geografis
yang merupakan metode pelengkap pembelajaran tertentu, mendukung pengembangan pembelajaran
pendidikan tradisional. Untuk sampai pada suatu pendidikan. Selain itu, memungkinkan mereka untuk
kesimpulan yang layak dan berkelanjutan, penelitian berbagi pengetahuan, mengirim file ke mahasiswa lain
ini menggambarkan, hampir semua mahasiswa secara lebih mudah dan lebih cepat, serta membangun
sering menggunakan media sosial untuk interaksi komunikasi yang efektif. Namun, menurut persepsi
mereka. Tetapi hanya beberapa mahasiswa saja yang mahasiswa, karakteristik interaksi berbasis web berbeda
menggunakannya untuk mendukung pembelajaran dengan interaksi tatap muka. Komunikasi melalui
mereka. Sisanya adalah menggunakannya untuk media sosial ini tidak interaktif dan efektif seperti
tujuan non-akademis dalam kehidupan pribadi mereka. berkomunikasi tatap muka. Kebiasaan menggunakan
Mahasiswa sering menggunakan atau mengakses teknologi online membuat mahasiswa kurang aktif dan
konten dan e-mail sebagai media sosial utama untuk tidak sosial dan mungkin memiliki dampak negatif
berkomunikasi dengan dosennya. Namun, mereka pada keterampilan komunikasi dan kolaborasi mereka.
menggunakan media sosial yang berbeda untuk Kesimpulannya, media sosial dapat menjadi
menghubungi rekan-rekan, berdiskusi, berkolaborasi alat pelengkap sistem pendidikan tradisional di
atau bekerja sama dengan mahasiswa lainnya. Media pendidikan tinggi. Ada keuntungan yang signifikan
sosial memperkuat pembelajaran online dan kolaborasi/ untuk memotivasi akademisi untuk mengadopsi
kerjasama, yang mendukung proses pembelajaran menggunakan media sosial untuk mengurangi masalah
akademik. Interaksi berbasis Internet adalah solusi geografis dan masalah studi pendukung. Hasil penelitian
untuk keterbatasan dokumen berbasis kertas. Para menunjukkan, hampir semua mahasiswa merupakan
mahasiswa tidak perlu lagi berurusan dengan kertas pengguna teknologi online dan mereka semua
untuk mengakses ke sumber daya. menggunakan media sosial dalam cara yang serupa
Beberapa contoh Media Sosial untuk interaksi yang untuk berinteraksi. Selain itu, penggunaan media sosial
efisien untuk mendukung pembelajaran pendidikan mendukung pembelajaran kolaboratif dan kooperatif
adalah jejaring sosial, layanan e-mail, dan video mahasiswa, yang dipandu oleh strategi pengajaran dan

68
Wacana Volume XIV No.1, Maret 2015

faktor berpengaruh lainnya. Yogyakarta : Bentang


Penelitian ini memberi rekomendasi metodologis, Fredericksen, E., Picket, A., Shea, P., Pelz, W., & Swan,
bahwa fakta yang ada dalam penelitian ini bersifat K. (2000). Student satisfaction and perceived
deskriptif berkaitan dengan penggunaan media sosial learning with on-line courses: principles and
dalam mendukung pembelajaran pendidikan, namun examples from the SUNY learning network.
secara efektifitas pembelajaran pendidikan itu sendiri Journal of Asynchronous Learning Networks,
yang terdiri dari banyak variabel belum diketahui. 4(2), 7–41.
Berkaitan dengan hal tersebut hendaknya dilakukan Garrison, D. R. & Anderson, T. (2003). E-learning in
penelitian memiliki perspektif yang berbeda jika dilihat the 21st century: A framework for research and
dari sudut pandang alternatif, misalnya dari sudut practice. London: RoutledgeFalmer.
pandang dosen atau pengelola kampus. Gerhard, J., & Mayr, P. (2002). Competing in the
E-Learning Environment– Strategies for
Daftar Pustaka Universities. Proceedings of the 35th Hawaii
Alexander, S. (2001) E -learning developments and International Conference on System Sciences
experiences. Education + Training,Vol. 43 (4/5), 2002. Retrieved 2007 July 22, from http://www.
240-248 hicss.hawaii.edu/HICSS_35/HICSSpapers/
Anderson, T. & Garrison, D. R. (1998). Learning in a PDFdocuments/OSOST01.pdf.
networked world: New roles and responsibilities. Hiltz, S. R., Coppola, N., Rotter, N., Turoff, M., &
In Gibson, C. (Ed.), Distance Learners in Higher Benbunan-Fich, R. (2000). Measuring the
Education. Madison, WI.: Atwood Publishing. importance of collaborative learning for the
Andone, D., Dron, J., Boyne, C. & Pemberton, L. effectiveness of ALN: a multi-measure, multi-
(2006a). Are our students digital students? method approach. Journal of Asynchronous
Paper presented at Association for Learning Learning Networks, 4(2), 103–125.
Technology, 13th International Conference Hrastinski, S. (2006). The relationship between adopting
ALT-C 2006, Edinburgh, Scotland. a synchronous medium and participation in online
Bates, A. W. (1995). Technology: Open Learning and group work: an explorative study. Interactive
Distance Education. London: Routledge. Learning Environments, 14(2), 137–152.
Bouwen, R. & Taillieu, T. (2004). Multi-party Hrastinski, S. (2007). Participating in Synchronous
Collaboration as Learning for Interdependence Online Education. Lund: School of Economics
in Natural Resource Management. Journal of and Management, Department of Informatics,
Community &Applied Social Psychology, 14(3), Lund University.
137–153. Hrastinski, S. (2009a). A theory of online learning as
Bugeja, M. J., (2006). Facing the facebook. The online participation. Computers &Education,
Chronicle of Higher Education, 52(21), C1. 52(1), 78-82.
Contreras-Castillo, J., Perez-Fragoso, C., & Favela, J. Jones, C., & Czerniewicz, L. (2010). Describing or
(2006). Assessing the use of instant messaging debunking? The net generation and digital
in online learning environments. Interactive natives. Journal of Computer Assisted Learning,
Learning Environments, 14(3), 205–218. 26(5), 317–320.
Dillenbourg, P. (1999a). What do you mean by Kaplan, A. M. & Haenlein, M. (2010). Users of the
“collaborative learning”? (Introduction). In world, unite! The challenges and opportunities
P. Dillenbourg (Ed.), Collaborative learning: of Social Media. Business Horizons, 53(1), 59-
Cognitive and computational approaches (pp. 68.
1-19). Oxford: Elsevier Science. Retrieved Keller, C. & Hrastinski, S. (2006). Learning styles,
August 05, 2010 from http://mimas.dsv. age and perceptions of online discussions.
su.se/research/kogc/Kurser/Bakerkurs/ Proceedings of the 5th European Conference on
ReadingLecture1-2_What_do_you_mean_by_ e-Learning, Winchester.
collaborative_learning.pdf. Lemeul, J. (2006). Why I registered on Facebook. The
Dron, J. (2007). Designing the Undesignable: Social Chronicle of Higher Education, 53(2), C1.
Software and Control. Educational Technology Livingstone, Sonia.,Leah A. Lievrouw (red).(2006).
& Society, 10(3), 60-71. Handbook of New Media: Updated Student.
Fidler, Roger. (2003). Mediamorfosis: Memahami London: Sage Publication.
Media Baru. Terjemahan: Hartono Hadikusumo. Madge, C., Meek, J., Wellens, J., & Hooley, T. (2009).

69
Wacana Volume XIV No.1, Maret 2015

Facebook, social integration and informal Smith, R. & Curtin, P. (1998). Children, computers
learning at university: ‘it is more for socialising and life online: education in a cyber-world. In
and talking to friends about work than for actually Snyder, I. (Ed.). Page to screen: taking literacy
doing work’. Learning, Media and Technology, into the electronic era. London: Routledge.
34(2), 141–155. Sosiawan, Edwi, Arif. (2011). Jurnal Ilmu Komunikasi:
Maloney, E. (2007). What Web 2.0 can teach us about Volume 9 Nomor 1. Yogyakarta: Program Studi
learning. The Chronicle of Higher Education, 53 Ilmu Komunikasi FISIP UPN Veteran.
(18), B26. Stephenson, J. (2001). Teaching & learning online:
Mason, R. & Rennie, F. (2008). E-learning and social pedagogies for new technologies.London: Kogan
networking handbook: resources for higher Page.
education. New York: Taylor and Francis. Thurlow, Crispin, Laura Lengel and Alice Tomic.
Massey, A. P. & Montoya-Weiss, M. M. (2006). (2004). Computer Mediated Communication
Unravelling the temporal fabric of knowledge : Social Interaction and The Internet. London :
conversion: A model of media selection and use. SAGE Publications Ltd.
MIS Quarterly, 30(1), 99-114. Underwood, J., & Underwood, G. (1999). Task effects
Miller, M. T., & Lu, M. Y. (2003). Serving Non- on cooperative and collaborative learning with
Traditional Students in E-Learning Environments: computers. In K. Littleton & P. Light (Eds.).
Building Successful Communities in the Virtual Learning with computers: Analysing productive
Campus. Educational Media International, 40(1), interaction. London: Routledge.
163-169. Ziegler, S. (2007). The (mis)education of Generation
Mitchell, A. & Honore, S. (2008). E-learning – M. Learning, Media and Technology, 32(1), 69–
Critical for Success – the Human Factor. United 81.
Kingdom: Ashridge Business School.
Moleong, Lexy J. (1989). Metode Penelitian Kualitatif. Internet
Remadja Karya. Bandung. http://pasca.undiksha.ac.id/e-journal/index.php/
Moore, M. G. (1989). Three types of interaction. The jurnal_bahasa/article/viewFile/556/348 2.10.2014
American Journal of Distance Education, 3(2), http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/630/
1– 6. jbptunikompp-gdl-hendriyani-31454-12-unikom_h-h.
Seattler, P. (2004). The evolution of American pdf 3.10.2014
educational technology. California State https://www.academia.edu/5512804/Media_Sosial_
University Sacramento: Information age Sebagai_Penunjang_Proses_Perkuliahan. 9.10.2014
publishing. http://www.slideshare.net/dioaltha/pengaruh-
Selwyn, N. (2009). Faceworking: exploring students’ jejaring-sosial-sebagai-media-maya-yang-nyata-bagi-
education-related use of Facebook. Learning, siswa-xi-ipa-2-sma-2-kota-solok 11.10.2014
Media and Technology, 34(2), 157–174. http://www.hafiztepum.blogspot.com/ 20.02.2015
h t t p : / / w w w. a c a d e m y. g c a l . a c . u k / a n o u s h /
documents/DigitalNativesMythOrReality-
MargaryanAndLittlejohn-draft-111208.pdf.

70

Anda mungkin juga menyukai