BAB I
NAMA, WAKTU, DAN KEDUDUKAN
Pasal 1
Nama dan Waktu
Organisasi ini bernama Himpunan Mar’ah Rifa’iyah disingkat dengan HIMMAH yang didirikan
pada tanggal .........H bertepatan dengan ....M di ...... untuk waktu yang tidak terbatas.
Pasal 2
Kedudukan
BAB II
ASAS, AQIDAH, DAN SIFAT
Pasal 3
Asas
Pasal 4
Aqidah
HIMMAH beraqidah Islamiyah yang berhaluan Ahlussunah wal Jamaah yang dalam bidang
Ushul mengikuti madzhab Imam Abu Hasan Al Asy’ari dan Imam Abu Mansur Al Maturidi;
dalam bidang fiqih mengikuti salah satu dari madzhab empat Imam yaitu Hanafi, Maliki,
Syafii’i, dan Hambali serta dalam bidang Tasawuf mengikuti Imam Abu Qosim Junaidi Al
Baghdadi.
Pasal 5
Sifat
Pasal 6
Tujuan
Pasal 7
Fungsi
1. HIMMAH berfungsi sebagai wadah penyalur ide dan gagasan serta kegiatan
keanggotaannya dalam mempersiapkan generasi demi terwujudnya masyarakat yang
adil dan makmur.
2. HIMMAH berfungsi sebagai sarana komunikasi antar perempuan muda Rifaiyah.
BAB IV
USAHA
Pasal 8
1. Menghimpun dan membina Perempuan Muda Rifa’iyah dengan sifat dan tujuan HIMMAH
serta peraturan perundang-undangan HIMMAH yang berlaku
2. Melaksanakan usaha kegiatan:
a. Memupuk dan mengembangkan ukhuwah Islamiyah, ukhuwah wathoniyah dan
ukhuwah insaniyah.;
b. Memupuk dan mengembangkan rasa cinta dan setia kepada ajaran yang
disampaikan KH. Ahmad Rifa’i;
c. Mempertinggi mutu ilmu pengetahuan dan IPTEK
d. Menumbuhkembangkan kepada Anggota rasa percaya diri, sikap dan perilaku
kreatif, inovatif dan proaktif serta tanggung jawab;
e. Menumbuhkembangkan jiwa dan sikap kewirausahaan;
f. Memupuk dan mengembangkan kepemimpinan.
3. Kegiatan-kegiatan tersebut dalam pasal 8 (1) dilaksanakan melalui :
a. Mengadakan kemitraan, kerjasama dengan Organisasi kepemudaaan lain untuk
memupuk dan mengembangkan semangat kepeloporan dan pengabdian kepada
agama, bangsa dan negara;
b. Mengadakan kerjasama dengan instansi pemerintah maupun swasta untuk
berpartisipasi dalam pembangunan nasional;
c. Menyediakan sarana dan prasarana pendidikan, pelatihan dan kegiatan;
d. Mengadakan usaha-usaha lain yang sesuai dengan tujuan HIMMAH dan tidak
bertentangan dengan syariat Islam dan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
BAB V
ATRIBUT
Pasal 9
Lambang HIMMAH berbentuk.........
Dengan filosofi :
1.
2.
3.
BAB VI
ANGGOTA DAN KADER
Pasal 9
1. Anggota HIMMAH adalah seluruh perempuan muda Rifa’iyah yang telah berusia
minimal 15 tahun dan maksimal 30 tahun.
2. Kader HIMMAH adalah Anggota HIMMAH yang minimal telah mengikuti proses
pengkaderan dasar dan atau pernah/sedang menjadi pengurus HIMMAH.
Pasal 10
Hak dan Kewajiban
Pasal 11
BAB VIII
PERMUSYAWARATAN DAN REFERENDUM
Pasal 13
Permusyawaratan
Pasal 14
Referendum
BAB IX
PENDAPATAN
Pasal 15
Pendapatan
Pasal 16
Anggaran Rumah Tangga
HIMMAH
1. Anggaran Dasar HIMMAH dijabarkan lebih lanjut didalam Anggaran Rumah Tangga
HIMMAH.
2. Anggaran Rumah Tangga HIMMAH ditetapkan Pimpinan Pusat HIMMAH dan tidak boleh
bertentangan dengan Anggaran Dasar HIMMAH.
BAB XI
PEMBUBARAN
Pasal 17
Pembubaran
BAB XII
PERUBAHAN ANGGARAN DASAR
Pasal 18
Perubahan Anggaran Dasar
1. Perubahan Anggaran Dasar hanya dapat dilakukan dalam Kongres yang dihadiri oleh
perutusan Daerah sekurang-kurangnya 2/3 jumlah Wilayah.
2. Usulan perubahan Anggaran Dasar HIMMAH diterima Kongres jika disetujui oleh
sekurang-kurangnya ¾ dari jumlah suara yang hadir.
BAB XIII
PENUTUP
Pasal 19
Penutup
BAB I
ATRIBUT
Pasal 1
1. Lambang HIMMAH, Bendera, Mars dan Seragam
2. Untuk lebih jelasnya atribut diatur dalam peraturan organisasi
BAB II
KEANGGOTAAN
Pasal 2
Pasal 3
Pasal 4
Pasal 5
Pasal 6
Pasal 7
Pimpinan Pusat
Pasal 8
Pimpinan Wilayah
Pasal 9
Pimpinan Daerah
Pasal 10
Pimpinan Cabang
Pasal 11
Pimpinan Komisariat
Pimpinan Ranting:
1. Pimpinan Ranting dapat dibentuk di Desa/Kelurahan
2. Pimpinan Ranting dapat dibentuk apabila sekurang-kurangnya ada 10 anggota
3. Selanjutnya Tata cara pembentukan PR diatur dalam peraturan organisasi.
4. Masa Jabatan Pimpinan Ranting adalah 2 (dua) tahun
5. Pengurus Pimpinan Ranting akan mendapat surat peringatan pembekuan dari PD
apabila sekurang-kurangnya dalam masa kepengurusan tidak menyelenggarakan
Musyawarah Ranting.
6. Jika dalam jangka waktu 6 bulan pasca diturunkan surat peringatan, tidak
melaksanakan Muscab, maka akan dilakukan pembekuan kepengurusan.
7. Pengurus Ranting dapat dianggap Sah apabila telah mendapat pengesahaan dari PD
8. Pimpinan Ranting terdiri dari:
a. Ketua
b. Wakil Ketua
c. Sekretaris
d. Wakil Sekretaris
e. Bendahara
f. Wakil Bendahara
g. Seksi-Seksi
h. Lembaga Semi Otonom
9. Seksi-seksi dimaksud dalam ayat (8) point (g) adalah:
a. Seksi kaderisasi dan pengembangan sumber daya anggota;
b. Seksi Seni dan Budaya
c. Seksi hubungan dan komunikasi Instansi;
d. Seksi hubungan dan komunikasi organisasi dan kepemudaan;
e. Seksi dakwah dan kajian Islam
10. Lembaga semi otonom dapat dibentuk berdasarkan azas lokalitas kebutuhan seperti
Bulletin, Grup Rebana, Jama’ah Tahlil dan lain-lain.
11. Ketua PR dipilih oleh Musran.
12. Ketua PR dapat dipilih kembali lebih dari 1 (satu) periode.
13. Ketua PR memilih Sekretaris dan menyusun perangkat kepengurusan secara lengkap
dibantu 5 (lima) orang formatur yang dipilih Musran selambat-lambatnya 7 x 24 jam
14. Pimpinan Ranting memiliki tugas dan wewenang:
a. Menjalankan keputusan AD/ART Kongres, keputusan Muspimnas, Keputusan Muswil,
keputusan Musda, Keputusan Muscab, Keputusan Musran dan memperhatikan
nasehat, pertimbangan dan saran Majelis Penasehat Ranting (Mapenran).
b. Menyampaikan pemberitahuan kepengurusan kepada PC dan PD secara periodik 6
(enam) bulan sekali.
c. Pemberitahuan yang disampaikan kepada PC dan PD meliputi, perkembangan
jumlah anggota, serta aktivitas internal dan eksternal.
d. Mekanisme pemberitahuan lebih lanjut akan ditentukan dalam peraturan organisasi.
BAB VI
PERSYARATAN PIMPINAN ORGANISASI
Pasal 13
Yang dipilih menjadi Pimpinan Organisasi HIMMAH ialah yang memiliki kriteria :
a. Beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT.
b. Setia pada Pancasila dan UUD 1945.
c. Memiliki jiwa dan pengabdian yang tinggi terhadap perjuangan Rifa’iyah.
d. Mampu bekerjasama secara kolektif dan mampu mengembangkan peranan generasi
HIMMAH sebagai Organisasi otonom yang mengemban amanat untuk mencapai tujuan
Organisasi.
e. Menjadi panutan generasi muda Rifaiyah.
f. Mendapat dukungan dari lapisan generasi muda Rifaiyah.
g. Menjamin kesinambungan perjuangan Organisasi Rifaiyah.
h. Berakhlaq mulia.
i. Bersedia mengabdi kepada HIMMAH dengan ikhlas.
BAB VII
LEMBAGA SEMI OTONOM
Pasal 14
1. Lembaga semi otonom adalah badan yang dibentuk oleh ketua umum (Pimpinan
Tertinggi) HIMMAH di setiap tingkat kepengurusan beradasarkan azas lokalitas
kebutuhan.
2. Pengurus lembaga semi otonom bertanggung jawab kepada pleno badan pengurus
harian pada tingkat kepengurusan masing-masing.
3. Lembaga-lembaga semi otonom sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) di atas dapat
berupa:
a. LBH;
b. Koperasi;
c. Group Rebana;
d. Dan/atau lainnya.
4. Pemimpin lembaga semi otonom yang selanjutnya bisa disebut direktur atau ketua
ditunjuk oleh ketua umum (Pimpinan Tertinggi) HIMMAH dengan meminta
pertimbangan pleno dan di-SK-kan oleh ketua umum (Pimpinan Tertinggi) HIMMAH
pada tingkatan masing-masing.
5. Kepengurusan lembaga semi otonom sekurang-kurangnya terdiri dari ketua dan
sekretaris.
6. Lembaga semi otonom tidak punya struktur hierarkhi ke bawah.
7. Pedoman dan tata kerja lembaga disusun oleh lembaga masing-masing.
8. Kebijakan tentang tata kerja, pola koordinasi dan mekanisme organisasi lembaga semi
otonom akan diatur kemudian dalam ketentuan tersendiri.
BAB VIII
TATA CARA PEMILIHAN KETUA UMUM
Pasal 15
Pimpinan Pusat
1. Ketua Umum Pimpinan Pusat HIMMAH dipilih peserta Kongres melalui perwakilan
Pimpinan Wilayah dan perwakilan Pimpinan Daerah.
2. Pengusungan bakal calon Ketua Umum Pimpinan Pusat HIMMAH dilakukan secara
terbuka.
3. Setiap Pimpinan Wilayah dan Pimpinan Daerah hanya boleh mencalonkan satu bakal
calon Ketua Umum Pimpinan Pusat HIMMAH.
4. Syarat-syarat Ketua Umum Pimpinan Pusat HIMMAH adalah sebagai berikut :
a. Pernah aktif menjadi pengurus Pimpinan HIMMAH di tingkat Pusat atau Wilayah
atau Daerah sekurang-kurangnya 1 (satu) periode
b. Berusia tidak lebih dari 40 (empat puluh) tahun pada saat dipilih.
c. Beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, Berakhlakul karimah, berprestasi,
berdedikasi tinggi dan loyal kepada organisasi.
d. Setia kepada Pancasila dan UUD 1945.
e. Mampu dan aktif menjalankan organisasi.
f. Telah lulus dalam jenjang kaderisasi HIMMAH tingkat Menengah.
Pasal 16
Pimpinan Wilayah
Pasal 17
Pimpinan Daerah
1. Ketua Pimpinan Daerah HIMMAH dipilih peserta Musyawarah Daerah melalui perwakilan
Pimpinan Cabang dan Pimpinan Ranting.
2. Pengusungan bakal calon Ketua Pimpinan Daerah HIMMAH dilakukan secara terbuka.
3. Setiap Pimpinan Cabang hanya boleh mencalonkan satu bakal calon Ketua Pimpinan
Daerah HIMMAH.
4. Nama-nama bakal calon akan diverifikasi oleh panitia untuk ditetapkan menjadi calon.
5. Syarat-syarat Ketua Pimpinan Daerah HIMMAH adalah sebagai berikut:
a. Pernah aktif menjadi pengurus Pimpinan HIMMAH di tingkat Daerah atau Cabang
sekurang-kurangnya 1 (satu) periode
b. Berusia tidak lebih dari 35 (tiga puluh lima) tahun pada saat dipilih.
c. Beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, Berakhlakul karimah, berprestasi,
berdedikasi tinggi dan loyal kepada organisasi.
d. Setia kepada Pancasila dan UUD 1945.
e. Mampu dan aktif menjalankan organisasi.
f. Telah lulus dalam jenjang kaderisasi HIMMAH tingkat Dasar.
Pasal 18
Pimpinan Cabang
Pasal 19
Pimpinan Komisariat
Pasal 20
Pimpinan Ranting
BAB IX
PENGISIAN LOWONGAN JABATAN ANTAR WAKTU
Pasal 21
1. Apabila terjadi lowongan jabatan antar waktu, maka lowongan tersebut diisi oleh
anggota pengurus yang berada dalam urutan langsung di bawahnya
2. Apabila ketua umum PP, Ketua PW, PD, PC, PK, PR berhenti atau mengundurkan diri
dari jabatan digantikan oleh:
a. Apabila ketua umum PP, jabatan digantikan ketua bidang pengkaderan
b. Apabila ketua PW, jabatan digantikan Wakil ketua bidang internal.
c. Apabila ketua PD, jabatan digantikan Wakil ketua bidang Internal.
d. Apabila ketua PC, digantikan wakil ketua bidang internal.
e. Apabila ketua PK, digantikan wakil ketua bidang keorganisasian.
f. Apabila ketua PR, digantikan wakil ketua.
3. Dalam kondisi dimana tidak dapat dilakukan pengisian lowongan jabatan antar waktu
maka lowongan jabatan akan diisi oleh anggota pengurus lainnya berdasarkan
keputusan rapat badan pengurus harian yang khusus diadakan untuk itu.
BAB X
MAJELIS PENASEHAT
Pasal 27
1. Majelis Penasehat adalah badan yang terdapat di seluruh tingkatan organisasi HIMMAH
2. Majelis Penasehat di tingkat PP disebut Majelis Penasehat Nasional (Mapenas) dan
berjumlah maksimal 20 orang.
3. Majelis Penasehat di tingkat PW disebut Majelis Penasehat Wilayah (Mapenwil) dan
berjumlah maksimal 15 orang
4. Majelis Penasehat di tingkat PD disebut Majelis Penasehat Daerah (Mapenda) dan
berjumlah maksimal 15 orang
5. Majelis Penasehat di tingkat PC disebut Majelis Penasehat Cabang (Mapencab) dan
berjumlah maksimal 10 orang
6. Majelis Penasehat di tingkat PR disebut Majelis Penasehat Ranting (Maperan) dan
berjumlah maksimal 10 orang
Pasal 28
Pasal 29
Pasal 30
Kongres
Pasal 31
Musyawarah Pimpinan Nasional (Muspimnas)
Pasal 32
Rapat Kerja Nasional (Rakernas)
Pasal 33
Rapat Koordinasi Nasional (RAKORNAS)
1. Rakornas adalah Rapat yang dihadiri oleh pimpinan PP HIMMAH dengan PW yang
berfungsi untuk merumuskan kebijakan strategis yang menyangkut kebijakan internal
dan eksternal organisasi.
2. Rakornas dilaksanakan setiap 1 tahun sekali dan atau sesuai dengan
kebutuhan organisasi.
Pasal 34
Musyawarah Wilayah (Muswil)
Pasal 35
Musyawarah Pimpinan Wilayah (Muspimwil)
Pasal 36
Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil)
1. Rakerwil dilaksanakan oleh PW paling sedikit satu kali dalam masa kepengurusan.
2. Rakerwil berwenang merumuskan action plan berdasarkan program kerja yang
diputuskan di Muswil
Pasal 37
Musyawarah Daerah (Musda)
Pasal 38
Musyawarah Pimpinan Daerah (Muspimda)
Pasal 39
Rapat Kerja Daerah (Rakerda)
1. Menyusun dan menetapkan action planning selama satu periode berdasarkan hasil
dari Musda.
2. Rakerda dilaksanakan oleh PD.
3. Peserta Rakerda adalah seluruh jajaran pengurus harian dan bidang-bidang seta Badan-
Badan dan Lembaga dilingkungan PD.
Pasal 40
Musyawarah Cabang (Muscab)
Pasal 41
Rapat Kerja Cabang (Rakercab)
1. Menyusun dan menetapkan action planning selama satu periode berdasarkan hasil
dari Muscab.
2. Rakercab dilaksanakan oleh PC.
3. Peserta Rakercab adalah seluruh jajaran pengurus harian dan bidang-bidang serta
Badan-Badan dan Lembaga dilingkungan PC.
Pasal 42
Musyawarah Komisariat (Muskom)
Pasal 43
Rapat Kerja Komisariat (Rakerkom)
1. Menyusun dan menetapkan action planning selama satu periode berdasarkan hasil
dari Muskom.
2. Rakerkom dilaksanakan oleh PK.
3. Peserta Rakerkom adalah seluruh jajaran pengurus harian dan bidang-bidang dan
Lembaga di lingkungan PK.
Pasal 44
Musyawarah Ranting (Musran)
Pasal 45
Rapat Kerja Ranting (Rakerran)
1. Menyusun dan menetapkan action planning selama satu periode berdasarkan hasil
dari Musran.
2. Rakerran dilaksanakan oleh PR.
3. Peserta Rakerran adalah seluruh jajaran pengurus harian, seksi-seksi dan Lembaga
di lingkungan PR.
Pasal 46
Kongres Luar Biasa (KLB)
Pasal 47
Musyawarah Wilayah Luar Biasa (Muswilub)
Pasal 48
Musyawarah Daerah Luar Biasa (Musdalub)
Pasal 49
Musyawarah Cabang Luar Biasa (Muscablub)
Pasal 50
Musyawarah Komisariat Luar Biasa (Muskomlub)
Pasal 51
Musyawarah Ranting Luar Biasa (Musranlub)
Pasal 52
Pasal 53
BAB XIV
PEMBUBARAN
Pasal 54
Akibat Hukum dan Pembubaran
Apabila terjadi pembubaran HIMMAH, maka dilaksanakan likuidasi dan seluruh kekayaan
diserahkan ke Organisasi Rifaiyah.