Anda di halaman 1dari 44

LITERATURE REVIEW:

PENGARUH PEMBERIAN KINESIO TAPING TERHADAP


KEMAMPUAN MOBILITAS PADA PASIEN
OSTEOARTRITHIS LUTUT

Skripsi
Diajukan guna memenuhi
sebagian syarat untuk memperoleh derajat Sarjana Kedokteran
Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat

Oleh
Siti Amira Fauziah
1810911320020

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN PROGRAM SARJANA


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS KEDOKTERAN
BANJARMASIN
November 2021
Skripsi oleh Siti Amira Fauziah
Telah diperiksa dan disetujui untuk diseminarkan

Banjarmasin, 25
November 2021
Pembimbing I

dr. Muhammad Siddik,


Sp.KFR NIP. 19780906
200501 2 001

Banjarmasin, 25
November 2021

Pembimbing II
Dr. dr. Didik Dwi Santoyo, M.Kes.,
M.Med.Ed NIP. 19720307 199702 1
002

ii

Universitas Lambung Mangkurat


PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya

yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan

tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat

yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis

diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Banjarmasin, November 2021

Siti Amira Fauziah

iii

Universitas Lambung Mangkurat


ABSTRAK

LITERATURE REVIEW:
PENGARUH PEMBERIAN KINESIO TAPING TERHADAP
KEMAMPUAN MOBILITAS PADA PASIEN
OSTEOARTRITHIS LUTUT

Siti Amira Fauziah

Osteoarthritis (OA) merupakan penyakit degenerative yang terjadi pada


lanjut usia dan menyerang sendi. Kasus OA banyak terjadi di seluruh dunia dan
menyebabkan gangguan kesehatan dan mobilitas lanjut usia. Salah satu upaya
pengobatan yang dapat dilakukan untuk meminimalisir OA yaitu dengan terapi Ki
nesio Taping. Tinjauan literatur review ini bertujuan untuk memberikan gambaran
umum terkait efek pemberian kinesio taping terhadap kemampuan mobilitas pada
pasien Osteoarthritis lutut. Desain penelitian ini merupakan Systematic Literature
Reviews (SLR) yang diperoleh berdasarkan penelusuran sumber artikel berbahasa
inggris dan Indonesia pada database PubMed, Science Direct, dan Google
Scholar. Kriteria pencarian artikel yang digunakan dalam tinjauan literature
review yaitu artikel yang menggunakan bahasa inggris dan bahasa Indonesia serta
dipublikasikan pada tahun 2010-2021 dan responden dalam artikel penelitian.
Pencarian artikel pada tinjauan literature review menggunakan kata kunci yang
sesuai yaitu terdiri dari kinesio taping, mobilitas, dan osteoartrithis lutut sehingga
diperoleh artikel sebanyak delapan jurnal literatur. Strategi yang digunakan untuk
mencari artikel jurnal menggunakan PICO (Patient/population, Intervention,
Comparison, Outcome). Hasil tinjauan literature menunjukkan bahwa pemberian
kinesio taping dari 8 artikel menunjukkan berpengaruh signifikan terhadap
kemampuan mobilitas dan rentang gerak pasien Osteoartrithis lutut sehingga
mampu meningkatkan mobilitas (p<0,05). Pengaruh yang signifikan tersebut
ditunjukkan dengan adanya penurunan rentang waktu yang dibutuhkan untuk
timed up and go test (TUG).

Kata-kata kunci: kinesio taping, mobilitas, osteoarthritis lutut

iv

Universitas Lambung Mangkurat


ABSTRACT

LITERATURE REVIEW:
THE EFFECT OF KINESIO TAPING ON MOBILITY ABILITY
IN KNEE OSTEOARTRITHIS PATIENTS

Siti Amira Fauziah

Osteoarthritis (OA) is a degenerative disease that occurs in the elderly an


d attacks the joints. OA cases occur throughout the world and cause health proble
ms and mobility of the elderly. One of the treatment efforts that can be done to mi
nimize OA is by using Kinesio Taping therapy. This literature review aims to prov
ide an overview of the effects of kinesio taping on the ability to mobilityin patients
with knee osteoarthritis. The design of this research is Systematic Literature Revi
ews (SLR) which was obtained based on searching the sources of articles in Engli
sh and Indonesian in the PubMed, Science Direct, and Google Scholar databases.
The article search criteria used in the literature review are articles that use Engli
sh and Indonesian and were published in 2010-2021 and respondents in research
articles. Search articles in the literature review using the appropriate keywords c
onsisting of kinesio taping, mobility, and knee osteoarthritis so that eight articles
were obtained from literature journals. The strategy used to search for journal art
icles uses PICO (Patient/population, Intervention, Comparison, Outcome). The re
sults of a literature review showed that the administration of kinesio taping from
8 articles showed a significant effect on the mobility ability and range of motion o
f patients with knee osteoarthritis so as to increase mobility (p<0.05). This signifi
cant effect is indicated by a decrease in the time required for timed up and go test
(TUG).

Keywords: kinesio taping, mobility, knee osteoarthritis

Universitas Lambung Mangkurat


KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul “LITERATURE

REVIEW: PENGARUH PEMBERIAN KINESIO TAPING TERHADAP

KEMAMPUAN MOBILITAS PADA PASIEN OSTEOARTRITHIS

LUTUT”, tepat pada waktunya.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian syarat guna memperoleh

derajat Sarjana Kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Lambung

Mangkurat Banjarmasin. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih

kepada:

1. Dekan Fakultas Kedokteran, Dr. dr. Iwan Aflanie, M.Kes., Sp.F., S.H., yang

telah memberikan kesempatan dan fasilitas dalam pengerjaan skripsi.

2. Koordinator Program Studi Pendidikan Dokter, Dr.dr. Triawanti, M.Kes.,

yang telah memberi kesempatan dan fasilitas dalam pengerjaan skripsi.

3. Kedua dosen pembimbing, dr. Muhammad Siddik, Sp. KFR dan dr. Didik

Dwi Sanyoto, M. Kes., M.Med.Ed yang berkenan memberikan saran dan

arahan dalam penyelesaian skripsi ini.

4. Kedua dosen penguji, dr. Bambang Dwiputranto, Sp.KFR dan Dr. dr. Pagan

Pambudi, M.Si, Sp.S yang memberi kritik dan saran sehingga skripsi ini

menjadi semakin baik.

5. Kedua orang tua penulis tercinta serta seluruh keluarga yang tak pernah

henti mendukung, mendoakan, memperhatikan.

vi

Universitas Lambung Mangkurat


6. Kakak tingkat sekaligus teman saya yaitu Muhammad Kholish Abiyyu atas

kebersamaan dan kerjasamanya dalam membantu penulisan skripsi ini.

7. Kawan-kawan saya yang selalu mendukung dan siap membantu saya

selama penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan

tetapi penulis berharap skripsi ini bermanfaat bagi dunia ilmu pengetahuan.

Banjarmasin, November 2021

Penulis

vii

Universitas Lambung Mangkurat


DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL................................................................................ i

HALAMAN PENGESAHAN................................................................. ii

HALAMAN PERNYATAAN................................................................. iii

ABSTRAK................................................................................................ iv

ABSTRACT............................................................................................... v

KATA PENGANTAR............................................................................. vi

KATA PENGANTAR.............................................................................vii

DAFTAR ISI............................................................................................ viii

DAFTAR ISI............................................................................................ ix

DAFTAR SINGKATAN......................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN................................................................. 1

A. Latar Belakang................................................................... 1

B. Rumusan Masalah.............................................................. 2

C. Tujuan ............................................................................... 2

D. Manfaat.............................................................................. 3

BAB II METODE............................................................................... 4

A. Metode............................................................................... 4

B. Kriteria Pencarian.............................................................. 4

C. Analisis............................................................................... 5

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN............................................. 6

viii

Universitas Lambung Mangkurat


BAB IV PENUTUP............................................................................. 18

A. Kesimpulan...................................................................... 18

B. Saran................................................................................ 18

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................. 19

DAFTAR SINGKATAN

KOOS : Knee Injury and Osteoartrithis outcome scores

KT : Kinesio Taping

NPRS : Numeric pain rating scale

NSAID : Nonsteroidal anti inflammatory drugs

OA : Osteoarthritis

ROM : Range of motion

ST : Sham Taping

TENS : Transcutaneous electrical nerve stimulation

VAS : Visual analog scale

WOMAC : Western Ontario and McMaster Universities Osteoarthritis Index

TUG : Time Up and Go test

ix

Universitas Lambung Mangkurat


x

Universitas Lambung Mangkurat


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Osteoarthritis (OA) adalah penyakit sendi degeneratif yang secara epidemik

disebabkan oleh bertambahnya umur dan obesitas. OA merupakan penyebab

utama dari kecacatan diseluruh dunia.1 OA diakibatkan oleh etiologi tertentu dan

targetnya sendi-sendi tertentu saja.2

OA merupakan penyakit sendi paling umum di seluruh dunia. Diperkirakan

mengenai 10% pria dan 18% wanita pada usia 60 tahun ke atas. 3 OA mempunyai

etiologi yang bersifat multifaktorial dan dapat dianggap sebagai produk hubungan

antara sistemik dan faktor lokal.4

OA lutut adalah salah satu penyakit sendi yang paling umum pada lansia,

ditandai dengan degradasi kartilago secara progresif dan hipertrofi tulang yang

terjadi bersamaan. Dalam praktiknya, diagnosis dan penilaian OA lutut secara

konvensional didasari pada riwayat klinis dan melihat gambaran radiologis.5

Pengobatan konservatif untuk OA lutut terdiri dari latihan (latihan

penguatan dan peregangan), terapi elektro (Ultrasound, TENS, stimulasi listrik

neuromuskuler, mandi kontras, mandi pusaran air), NSAID, terapi kortikosteroid,

akupuntur, manajemen berat badan, penggunaan orthosis, dan kinesio taping.2

Namun sekarang dipercaya kalau pendekatan farmakologi dan non-farmakologi

yang ada mempunyai batas efektifitas, sehingga perlu dicari cara manajemen nyeri

yang lebih efektif.6

Universitas Lambung Mangkurat


2

Kinesio taping (KT) muncul sebagai metode menarik yang dapat diterapkan

pada berbagai kondisi cidera muskuloskeletal apa pun.7 The American College of

Rheumatology ikut merekomendasikan teknik taping ini untuk OA Lutut. Kinesio

taping dipakai untuk mengurangi rasa sakit, menghambat atau memfasilitasi otot,

mengurangi peradangan, memberikan dukungan mekanis, meningkatkan pola

berjalan, meningkatkan hasil fungsional pasien, dan meningkatkan Range of

Motion (ROM) yang berhubungan dengan mobilitas. 8 Mobilitas atau mobilisasi

merupakan kemampuan individu untuk bergerak secara mudah, bebas dan teratur

untuk mencapai suatu tujuan, yaitu untuk memenuhi kebutuhan hidupnya baik

secara mandiri maupun dengan bantuan orang lain dan hanya dengan bantuan

alat.9

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah pada

literature review ini adalah bagaimana mobilitas lutut pasien setelah pemberian

kinesio taping pada pasien osteoartrithis lutut?

C. Tujuan

1. Mengetahui mobilitas lutut pada pasien Osteoartrithis lutut sebelum

pemberian kinesio taping.

2. Mengetahui mobilitas lutut pasien Osteoartrithis lutut sesudah pemberian

kinesio taping.

3. Menganalisis pengaruh pemberian kinesio taping terhadap mobilitas lutut

pada pasien Osteoartrithis.

Universitas Lambung Mangkurat


3

D. Manfaat

Literature review ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada klinisi

terkait efek KT terhadap kemampuan mobilitas pada pasien osteoarthritis lutut

dan sebagai bahan pertimbangan dalam penanganan pasien selanjutnya.

Universitas Lambung Mangkurat


BAB II

METODE

A. Metode

Pada penelitian ini, desain yang digunakan adalah Systematic Literature

Reviews (SLR), yakni sebuah sintesis dari studi literatur yang bersifat sitematik,

jelas, menyeluruh, dengan mengidentifikasi, dan menganalisis melalui

pengumpulan data-data yang sudah ada dengan metode pencarian yang eksplisit

dan melibatkan proses telaah kritis dalam pemilihan studi. Studi literatur dalam hal

ini merupakan studi yang berkaitan dengan mengumpulkan data, mempelajari,

membahas dan mengaitkan dengan pokok bahasan penelitian atau studi pustaka

tertentu.

Tinjauan literatur ini dibuat berdasarkan penelusuran sumber artikel

pada database PubMed, Science Direct, dan Google Scholar. Penelusuran

artikel yang dicari sesuai dengan judul tinjauan literature yaitu terkait

pengaruh pemberian kinesio taping terhadap kemampuan mobilitas pada

pasien osteoarttritis lutut. Penelitian ini menggunakan Systematic Literature

Reviews, bertujuan untuk mengetahui gambaran umum pengaruh pemberian

kinesio taping terhadap kemampuan mobilitas pada pasien osteoarthritis

lutur.

B. Kriteria Pencarian

Universitas Lambung Mangkurat


5

Kriteria pencarian artikel yang digunakan dalam tinjauan literature

review yaitu artikel yang menggunakan bahasa inggris dan bahasa Indonesia

serta dipublikasikan pada tahun 2010-2021 dan responden dalam artikel

penelitian. Pencarian artikel pada tinjauan literature review menggunakan

kata kunci yang sesuai yaitu terdiri dari kinesio taping, mobilitas, dan

osteoartrithis lutut. Strategi yang digunakan untuk mencari artikel jurnal

menggunakan PICO (Patient/population, Intervention, Comparison,

Outcome). Meta analysis PICO merupakan teknik yang digunakan untuk

menjawab pertanyaan klinis dalam hal permasalahan pasien tertentu yang

relevan secara klinis yang dibuktikan dalam literattur.8

PICO
Kriteria Inklusi Kriteria Eksklusi
Framework
Population Sampel penelitian adalah dewasa Sampel penelitian anak-anak
dan remaja
Intervention Artikel yang melakukan penelitian Artikel yang tidak melakukan
terkait intervensi kinesio taping intervensi kinesio taping
Comparators Artikel yang menggunakan Tidak ada kriteria
karakteristik sampel lain selain
kinesio taping pada orang dewasa
dalam mengetahui kemampuan
mobilitas
Outcomes Kemampuan mobilitas pada pasien Artikel yang tidak membahas
osteoarthritis lutut kemampuan mobilitas pada
pasien osteoarthritis lutut

C. Analisis

Pada tinjauan literature ini, tahapan awal yang dilakukan dalam

sistematika review adalah melakukan pencarian pada database yang sesuai

dengan kriteria inklusi. Selanjutnya dilakukan penyaringan artikel yang

sesuai terkait pengaruh pemberian kinesio taaping terhadap kemapuan

Universitas Lambung Mangkurat


6

mobilitas pada pasien osteoartrithis lutut. Berdasarkan hasil penelusuran

dari ketiga database ditemukan secara keseluruhan sebanyak 601artikel,

yang terdiri dari: 278 artikel dari Google Scholar, 151 artikel dari Science

Direct, dan 250 artikel dari PubMed. Dari total artikel 679 tersebut

diperoleh sebanyak 319 artikel yang tidak sesuai kriteria inklusi atau

termasuk dalam kategori eksklusi dan 15 artikel lainnya merupakan review

artikel. Selanjutnya, dari 343 artikel sisanya terdapat 25 artikel yang sesuai

dengan judul dan abstrak serta yang termasuk duplikasi 18 artikel. Setelah

menerapkan proses seleksi berupa pengecekan judul dan abstrak serta

duplikasi, maka artikel yang digunakan dalam tinjauan literatur sesuai

dengan kriteria inklusi yaitu sebanyak 8 artikel. (Gambar 2.1).

Universitas Lambung Mangkurat


7

Artikel dari Google Artikel dari Science


Artikel dari PubMed
Scholar direct
n=250
n=278 n=151

Total artikel
n=679

Artikel yang termasuk


kriteria eksklusi n= 319
Dan review artikel, n= 15

Artikel yang diperoleh


sesuai judul dan abstrak n=
25

Artikel yang dieksklusi


karena duplikat, n= 18

Artikel yang sesuai kriteria


inklusi n= 8

Gambar 2.1 Diagram Alur Penelusuran Literatur

Universitas Lambung Mangkurat


BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Pada tinjauan literature ini, penulis mengidentifikasi 8 artikel atau jurnal

penelitian yang berasal dari berbagai Negara di dunia, baik di luar Indonesia

maupun Indonesia. Jika dilihat dari delapan jurnal yang diperoleh seluruh jurnal

menyimpulkan bahwa pemberian perlakuan terapi kinesio taping berpengaruh

signifikan terhadap tingkat mobilitaas dan rentang gerak atau range of motion

(ROM) pada pasien osteoartrithis lutut dengan nilai p value < 0,05910111213141516.

Data hasil pencarian artikel dari 3 database terkait pengaruh pemberian

kinesio taping terhadap kemampuan mobilitas pasien osteoartrithis lutut disajikan

sebagai berikut:

8
9

Tabel 3.1 Literatur terkait Efek Pemakaian KT pada Pasien Osteoartrithis Lutut
Teknik Pengaruh kinesion
Desain
Sampel Pengukuran analisis data Kemampuan taping terhadap
No. Judul Penulis Penelitia
Penelitian mobilitas mobilitas lutut kemampuan
n
mobilitas lutut
1. Pengaruh Christine, Penelitia Pasien OA Pengukuran Uji t- Hasil yang Dari 23 subjek
Kinesio N., n lutut mobilitas berpasangan didapatkan kedua penelitian, setelah
taping Stefanus, eksperim b e r u s i a 4 5- dengan pada data yang puluh tiga subjek dilakukan pemasangan
terhadap A.L., & ental 65 tahun Timed Up berdistribusi mengalami kinesio taping
sebanyak 28
Peningkata Adelle, dengan and Go test normal dan uji penurunan waktu sebanyak 5 kali
sampel yang
n Mobilitas D.C., pretest- dipilih secara (TUG) dan Wilcoxon TUG dari waktu didapatkan
dan tahun postest consecutive kemampuan Signed Rank rata-rata 10,41 peningkatan yang
Kemampua 2017 design sampling.sehin fungsioanl untuk data (awal) menjadi signifikan pada
n gga diperoleh dengan yang tidak 9,61 (setelah terapi mobilitas (p<0,0001)
Fungsional 23 sampel Western. berdistribusi kinesio taping ke dan WOMAC
Pada membantu normal. 3) dan menjadi (p<0,001).
Osteoartriti melekatkan 8,90 (setelah akhir Terapi kinesio taping
s Lutut tape di kulit. terapi kinesio dapat meningkatkan
Perlakuan taping). mobilitas dan
dilakukan 5 kemampuan fungsional
kali dalam 3 pada pasien OA lutut.
minggu
dengan
aplikasi
selama 3
hari,
setelah 3
hari tape
dilepas.
2. Immediate Park et Penelitia 10 orang Kemampuan Wilcoxon Nilai TUG pada KT secara signifikan
10

effects of al., tahun n ini lanjut usia keseimbanga singed rank KT 10,24 dan pada meningkatkan gaya
kinesiology 2019 dilakukan yang tinggal n dinamis test non KT 11,69 berjalan dan
tape on the dengan di komunitas dinilai dengan rata-rata keseimbangan dengan
pain and menggun yang menggunaka perubahan dari non pengurangan nyeri
gait akan one- didiagnosis n timed up KT-KT sebesar lutut selama berjalan
function in group, dengan OA and go test 1,44. daripada non-KT
older adults pre and lutut dan (TUG). (P<.05).
with knee post berusia 60
osteoarthriti design. tahun atau
s lebih dan
dibagi secara
acak menjadi
2 kelompok
perlakuan
yaitu kinesio
taping dan
non kinesio
taping.
3. The Donec, V Penelitia Sebanyak 187 Rentang Uji-t Student Nilai mobilitas Peningkatan fleksi lutut
effectivenes & n subjek dengan gerak diukur atau analisis sebelum kinesio dan peningkatan fungsi
s of Kinesio Kubilius, eksperim gejala KO dengan varians taping 15.6ss±5.6 yang dinilai oleh
Taping® R. tahun ental derajat I-III plastic pengukuran sesudah kinesio KOOS terlihat pada
for mobility 2020 dengan berusia lebih goniometer berulang taping 13.4ss±4.5 kedua kelompok,
and pretest- dari 18 tahun, (ANOVA) dan dengan persentase dengan perbaikan yang
functioning postest dari jumlah uji Mann- peningkatan 80,2% bertahan lama. Kinesio
improveme design tersebut 157 Whitney U (65) di grup Taping terhadap
nt in knee subjek atau Friedman Kinesio Taping berpengaruh terhadap
osteoarthriti dimasukkan digunakan dan 67,1% (51) pengurangan gejala dan
s: a dalam untuk pada kelompok mobilitas dibandingkan
randomized kelompok membandingka kontrol. kelompok kontrol (p

Universitas Lambung Mangkurat


11

, double- intervensi n sampel <0,005).


blind, ssecara acak, kuantitatif dan
controlled n=81 2 tes untuk
trial kelompok variabel
journals.sag kontrol, n=76 kategori
epub.com/
home/cre
4. Acute effect Altas, Penelitia Sebanyak 34 Tes Timed Uji t-test TUG: Setelah taping, terjadi
of E.U., n pasien wanita Up and Go dengan uji Sebelum taping: peningkatan kekuatan
kinesiology Ucurum, eksperim berusia 50-75 (TUG) normalitas data 12,57 dan sesudah otot yang signifikan
taping on S.G., & ental tahun yang digunakan menggunakan taping 11,82 selama ekstensi dan
muscle Kaya, dengan didiagnosis untuk Shapiro Wilk fleksi (p<.001,
strength, D.O., pretest- dengan penilaian dan p¼.005). Tidak ada
tissue tahun postestde Kellgren- mobilitas. Kolmogorov perbedaan yang
temperature 2021 sign Lawrence Tes TUG Smirnov test. signifikan secara
, balance, Grade 2 OA mengukur Selanjutnya, statistik dalam suhu
and menurut waktu untuk menggunakan jaringan
mobility in kriteria bangkit dari analisis dan skor keseimbangan
female American kursi Wilcoxon sebelum dan sesudah
patients Rheumatology berlengan, signed rank perekaman (p=.219,
with Association berjalan 3 m, test untuk data p>.05). Ada
osteoarthriti (ACR-1986) dan kembali yang tidak peningkatan yang
s of the ke posisi terdistribusi signifikan dalam
knee duduk penuh normal. Skor TUG, yang
di kursi. mengevaluasi
Waktu mobilitas, setelah
dicatat perekaman (p=.033).
dalam
hitungan
detik.

Universitas Lambung Mangkurat


12

5. Mobilizatio Altmis, Randomi Wanita Timed One-way Nilai TUG pada Kinerja di semua tes
n with H., et al., zed berusia antara walking Anova analysis perlakuan meningkat secara
movement tahun sham- 40 dan 70 (TUG) test Mulligan signifikan pada
and kinesio 2018 controlle tahun dengan merupakan mobilization with kelompok Mulligan
taping in d trial OA lutut yang Waktu movement/MwM+ mobilization with
knee dikelompokka tersingkat kinesio taping: movement/MwM +
arthritis— n ke dalam 3 saat pasien 19,60; kinesio taping,
evaluation macam bangun dari MwM+placebo sementara hanya duduk
and kelompok, kursi tempat taping: 26,65 dan dan berdiri, berjalan
outcomes yaitu Group 1 mereka placebo taping: sepuluh meter, dan
received duduk, 30,80 kinerja tes TUG
MwM and berjalan meningkat pada
taping sejauh tiga kelompok MwM
according to meter yang +kinesio taping (p
Mulligan’s telah <0,05).
concept. ditentukan,
Group 2 dan kembali
received ke tempat
MwM and duduk
placebo taping
with no
recovery
effect and
group 3
received
placebo taping
masing-
masing 20
pasien
6. Clinical Aydogdu, Penelitia Pasien yang Rentang Uji Wilcoxon Pengukuran Ada peningkatan yang

Universitas Lambung Mangkurat


13

outcomes of O., Sari, n didiagnosis gerak diukur Signed Rank flexion range of signifikan secara
kinesio Z., eksperim OA lutut yaitu dengan untuk data motion sebelum statistik dalam ukuran
taping Yurdalan, ental sebanyak 54 goniometer yang tidak kinesio taping= nyeri, rentang gerak
applied in S.U., & dengan pasien berusia universal berdistribusi 102.85 ± 16.74 (ROM), kekuatan otot
patients Polat, desain lebih dari 50 normal. Uji dan setelah paha depan
with knee M.G. penelitian tahun dan lanjut dari intervensi 112.5 ± dan status fungsional
osteoarthriti tahun pretest- dikelompokka kedua 14.04 antara sebelum dan
s: A 2017 postest n secara acak kelompok sesudah perawatan
randomized menjadi 2 perlakuan pada kedua kelompok
controlled kelompok menggunakan (p <0,05)
trial masing- analisis Mann-
masing 28 whitny u test
pasien yaitu
kelompok
kinesio taping
dan control.
7. Effects of Kim, E.J. Desain 22 lansia Miracle Kolmogorov- Nilai TUG pada Berdasarkan hasil
kinesio & Lee, penelitian wanita yang Tape KTG Smirnov perlakuan pre KTG penelitian ini, Kinesio
taping to K.B., eksperim mengunjungi (Miracle digunakan = 9,67 detik dan Taping Grup
the tahun ental pusat Tape, Tera untuk sesudah KTG = menunjukkan
quadriceps 2017 dengan kesejahteraan Medical, memverifikasi 8,88 detik perbedaan yang
femoris pretest di Kota Republik normalitas sedangkan signifikan pada K-
muscles on dan Seongnam dan Korea) data, uji perlakuan WOMAC, TUG, dan
functions of posttest didiagnosis diaplikasika Wilcoxon GEG/general STS antara sebelum
elderly Osteoarthritis n tiga kali digunakan exercise group pre dan sesudah intervensi
women dan per minggu untuk = 10,46 dan (p<0,05), sedangkan
dikelompokka selama membandingka sesudah = 10,38 GEG menunjukkan
n secara acak empat n perubahan detik. tidak ada perbedaan
ke dalam 2 minggu. variabel yang signifikan pada
grup masing- Untuk time terukur antara K-WOMAC, TUG, dan

Universitas Lambung Mangkurat


14

masing 12 up & go test pra dan pasca STS (p>0,05).


pasien OA. (TUG), intervensi, dan
penyidik Mann-Whitney
mengukur Uji U untuk
waktu membandingka
(dalam n perbedaan
detik) dari hasil
duduk pengukuran
bersandar pada masing-
pada kursi masing
sandaran kelompok.
tangan
setinggi 46
cm hingga
duduk di
kursi lagi
setelah
melewati
titik tengah 3
meter dari
kursi.
8. The Effects Castrogio Penelitia Sampel Tes Timed Pengukuran Nilai rata-rata Terapi kinesio taping
of Exercise vanni, P. n sebanyak 66 Up and Go mobilitas mobiltias pasien lutut yang dikaitkan
and Kinesio et a., eksperim pasien untuk dengan analisis OA pada kelompok dengan pelatihan
Tape on tahun ental berumur 54- mengukur ANOVA 2 dengan kinesio stabilitas adalah
Physical 2016 dengan 72 tahun mobilitas dengan uji taping dan teknik metode yang efektif
Limitations pretest- terdiri dari 35 pasien OA lanjut Tukey stabilisasi pada untuk manajemen
in Patients postest laki-laki dan selama awal pemeriksaan keterbatasan nyeri dan
with Knee design 31 perempuan diberikan 14,8detik, setelah mobilitas pada pasien
Osteoarthrit yang kinesio 15 hari 11,9detik dengan osteoarthritis

Universitas Lambung Mangkurat


15

is mengalami taping mulai dan setelah 3 bulan lutut dengan nilai p


nyeri dan dari bangun 9,5 detik lebih baik <0,05
gangguan dari kursi dibandingkan
fungsional (tinggi kelompok olahraga
dengan tempat dan teknik KT
osteoarthritis duduk 46 tanpa stabilisasi
dan hanya 57 cm) dengan yaitu 15,3-13,3-
pasien yang sandaran 11,4 detik serta
tersisa karena tangan, 15,8-11,3-11,1
sembilan berjalan 3 m, detik.
pasien berbalik,
dikeluarkan. berjalan
Pasien secara mundur dan
acak duduk lagi.
dialokasikan Pengukuran
ke tiga mobilitas
kelompok dilakukan 3
perlakuan: (1) kali mulai
kelompok awal, 15 hari
olahraga; (2) dan setelah 3
latihan KT bulan.
dengan
kelompok
aplikasi
ketegangan
(stabilizing
effect); (3)
kelompok
latihan KT
tanpa aplikasi

Universitas Lambung Mangkurat


16

ketegangan
(draining
effect)

Universitas Lambung Mangkurat


17

Tabel 3.2 Karakteristik Studi Penelitian


Penulis Karakteristik
Umur Grade Jenis kinesio Cara pasang kinesio taping
Sampel osteoartrithis taping
Christine, N., Pasien OA Pasien Tape bentuk Pasien posisi supine
Stefanus, A.L., lutut Kellgren dan potongan dengan hip dan lutut
& Adelle, D.C., berusia Lawrence “Y”, I, ekstensi. Bersihkan area
tahun 2017 45-65 derajat II dan yang akan diterapi dengan
tahun III alkohol 70%. Tape bentuk
potongan “Y”
diaplikasikandari origo
ke insersio (proksimal ke
distal) dengan tarikan
50%. Tape bentuk I
direkatkan mulai dari SIAI
sampai tepi superior
patella. Kedua ujung tape
(anchor) tanpa tarikan.
Kemudian fleksikan lutut
30º, pisahkan 2 cabang
membentuk “Y”,
kemudian ke 2 ekor tape
dilekatkan mengelilingi
patela dan berakhir pada
tuberositas tibia. Gosok
tape dengan tangan untuk
membantu melekatkan
tape di kulit. Perlakuan
Park et al., Berusia 60 Grade of knee BB Tape, KT diterapkan dari bawah
tahun 2019 tahun atau OA (1–3) WETAPE Inc., patela ke area lateral otot
lebih according to Pyeongtaek, paha depan dengan
the Kellgren Korea perkiraan peregangan 10%
and Lawrence sampai 15% (Gbr. 1A).
KT diterapkan dari bawah
patela ke area medial otot
paha depan dengan
perkiraan peregangan 10%
sampai 15%. KT
diterapkan dari atas patela
ke proksimal
tibia dengan perkiraan
peregangan 10% hingga

Universitas Lambung Mangkurat


18

15% di kedua arah ke


bawah.
Donec, V & Berusia KO derajat I- Kinesio Tex Dua strip Y (ketegangan
Kubilius, R. lebih dari III Gold FP, Y “paper off”) diterapkan
tahun 2020 18 tahun, terutama untuk koreksi
limfatik, mengatasi
kemungkinan efusi lutut
kronis, upaya kedua untuk
meningkatkan fungsi otot
paha anterior (elemen
koreksi limfatik dan
teknologi koreksi otot -
nique digabungkan).
Kemudian dua strip I
(75%–100% dari tegangan
yang tersedia)
ditempatkan di atas tendon
patela dan ligamen
kolateral medial/lateral
untuk meningkatkan
stimulasi mekanoreseptor
di area tersebut,
meningkatkan
proprioseptif dan stabilitas
lutut.
Altas, E.U., Pasien Kellgren– KT dengan Teknik Y superior, teknik
Ucurum, S.G., wanita Lawrence pita Y untuk otot paha depan.
& Kaya, D.O., berusia Grade 2 OA superior, Y Rekaman itu,yang
tahun 2021 50-75 inferior dan U . dipotong dengan
tahun Para pasien mengukur tinggi badan
dirawat dengan pasien, dibelah menjadi
pita dua pada salah satu
kinesiologi ujungnya dan diberi
fleksibel bentuk 'Y'. Ujung atas pita
(TheraBandVR dimulai di atas otot vastus
Kinesiology medialis di bagian tengah
Tape; paha. Paha ditempatkan
Performance dalam posisi sedikit
Health, Akron, tertekuk dan pemisahan
OH) 'Y' melekat pada tepi
superior patela dengan
sekitar 25% ketegangan.
Lutut kemudian ditekuk
secara maksimal dan

Universitas Lambung Mangkurat


19

ujung plester dilekatkan di


sekitar tepi medial dan
lateral patela.
Altmis, H., et Berusia OA bilateral Tidak Penerapan pita
al., tahun 2018 antara 40 menurut dicantumkan kinesiologis melalui
dan 70 kriteria ACR peregangan submaksimal
tahun dan Grade 2 setelah mobilisasi. Selama
atau 3 OA perekaman, pasien diminta
Kellgren- untuk berdiri dengan aman
Lawrence sambil memegang
penyangga. Pasien
kemudian diminta untuk
membawa kaki ke rotasi
internal, lutut ke fleksi 5-
10 °, dan pinggul ke rotasi
eksternal sementara kaki
tetap di lantai. Sementara
pasien mempertahankan
posisinya, fisioterapis
menempelkan plester
secara horizontal dari 2
cm posterior kepala fibula
proksimal.
Aydogdu, O., Berusia Unilateral KO KT pita Y Subyek berbaring dalam
Sari, Z., lebih dari American posisi terlentang dengan
Yurdalan, S.U., 50 tahun College of pinggul tertekuk pada 30◦
& Polat, M.G. Rheumatology dan lutut tertekuk pada
tahun 2017 dan grade 2 60◦. Pada posisi
dan 3 terlentang, plester pertama
Kellgren- kali diterapkan pada paha
Lawrence depan. Pita dipasang dari
titik 10 cm di bawah spina
iliaka anterior superior,
dibelah dua di
persimpangan antara
tendon paha depan
femoris dan patela, dan
dilingkari di sekitar patela,
berakhir di SISI
INFERIORNYA. 5 cm
pertama pita tidak
diregangkan. Bagian
antara bagian pertama pita
dan patela superior

Universitas Lambung Mangkurat


20

diregangkan hingga 50-


70%. Pita penahan di
sekitar patela tetap tidak
diregangkan. Setelah itu,
pada posisi tengkurap,
hamstring kedua
direkatkan dengan metode
yang sama
Kim, E.J. & Berusia Tidak Miracle Tape, Ketika seorang pasien
Lee, K.B., lebih dari dicantumkan Tera Medical, duduk di tempat tidur, pita
tahun 2017 70 tahun Republic of kinesio selebar 5 cm
Korea dipotong menjadi bentuk
Y dan dipasang dari
tuberkulum tibialis
sebagai titik nol paha
depan femoris melalui sisi
lutut ke tulang belakang
iliaka anterior inferior
sebagai asal. lokasi.
Castrogiovanni, Berumur Pasien OA Taping Aplikasi pita Kinesio
P. et a., tahun 54-72 grade II dan Elastico®, dengan tegangan (efek
2016 tahun III Kellgren ATS— menstabilkan, Grup 2): 2
dan Lawrence Advanced 'Y-strip' dengan
Training panjangkira-kira 20 cm,
System, Roma, jangkar 2 cm dan satu
Italy bagian membujur yang
menyambung dari satu
ujung untuk jarak tertentu
di sepanjang pusat pita; 1
'I-strip' yang tidak
memotong bagian tengah
pita. Strip pertama adalah
perwakilan Y-strip dari
paha depan. Ekor strip
paha depan diaplikasikan
pada patela, membungkus
patela secara medial dan
lateral dengan tegangan
25%. Dasar strip
diaplikasikan dengan
paper-off tension ke arah
spina iliaka anterior
superior. Untuk strip
kedua, strip Y diterapkan

Universitas Lambung Mangkurat


21

dengan lutut tertekuk 90◦


antara tuberositas tibialis
dan kutub inferior patela.
Ekor strip kedua
diaplikasikan
membungkus patela
secara medial dan lateral
dengan tegangan 25%.
Ekor diarahkan ke vastus
medialis dan vastus
lateralis. Untuk strip
ketiga, strip-I
diaplikasikan dengan lutut
tertekuk 30◦. Strip
diaplikasikan pada patela
secara mediolateral
dengan tegangan 75% di
tengah

B. Pembahasan

Osteoarthritis merupakan salah satu jenis penyakit degenerative yang

umumnya terjadi pada orang tua lanjut usia, terutama yang berusia lebih dari 60

tahun. Jenis penyakit OA ini dicirikan dengan adanya kelemahan otot, penurunan

rentang gerak (range of motion) dan hilangnya proprioseptif dan menurunkan

fungsi kerja sendi17. Dengan kata lain, penderita penyakit Osteoarthritis ini

didominasi oleh kalangan lanjut usia, dimana pada rentang usia tersebut terjadi

penurunan fungsi kerja tubuh dan kekuatan fisik yang melemah. Jika dilihat dari

delapan jurnal literature yang diperoleh, diketahui hampir seluruh jurnal

menggunakan sampel penelitian atau subjek penelitian yang berada pada rentang

usia dewasa yaitu sekitar lebih dari 18 tahun hingga lanjut usia 75 tahun dan

sebagian besar merupakan wanita. Di India, osteoarthritis lutut ditemukan pada

Universitas Lambung Mangkurat


22

wanita sebesar 31,6% dan pada pria sebesar 28,1%. Studi osteoartritis lutut

menunjukkan bahwa peningkatan prevalensi osteoartritis lutut sepanjang tahun

pada lanjut usia, lebih banyak terjadi pada wanita daripada pria. Hal ini terjadi

karena pada wanita lanjut usia berada pada usia menopause dimana peristiwa

tersebut berkaitan dengan pengaruh hormone estrogen dan body mass index 18.

Karakteristik pasien OA yang digunakan pada 8 jurnal literatur review

sebagian besar berada pada grade I-III skala Kellgren dan Lawrence9101112131416.

Selanjutnya, sisanya sebanyak satu studi penelitian tidak mencantumkan grade

OA pada pasien yang dijadikan sampel15. Perbedaan grade OA pada pasien yang

digunakan sebagai sampel diduga dapat berpengaruh terhadap tingkat

kesembuhan dan efektivitas pengaruh terapi kinesio taping terhadap kemampuan

mobilitas pasien.

Body Mass Index merupakan pengukuran berat badan ideal seseorang,

dimana berdasarkan hasil penelitian factor body mass index berhubungan positif

dengan OA lutut pada wanita dan menunjukkan bahwa individu yang lebih aktif

memiliki risiko OA lutut yang lebih rendah19. Dengan kata lain, individu dengan

nilai body mass index yang lebih tinggi akan berisiko menderita OA,

dibandingkan dengan individu dengan nilai BMI yang lebih rendah. Selain itu,

lansia yang lebih aktif bergerak, seperti berjalan kaki dan melakukan aktivitas

fisik diketahui juga berisiko lebih rendah menderita OA. Hal ini juga dapat

memiliki arti, bahwa lansia yang cenderung melakukan aktivitas fisik dapat

meningkatkan mobilitas dalam kegiatan sehari-hari. Berbeda halnya dengan lansia

yang tidak banyak melakukan aktivitas fisik, maka akan berisiko lebih tinggi

Universitas Lambung Mangkurat


23

terkena OA dan kondisi tersebut dapat mengganggu mobilitas dalam melakukan

aktivitas sehari-hari.

Pada penelusuran jurnal sebelumnya telah dijelaskan bahwa osteoarthritis

lutut merupakan penyakit rematik kronis yang menyebabkan kecacatan pada

lanjut usia terutama kalangan wanita. Jika tidak segera dilakukan penanganan

pada penyakit OA maka dapat berisiko lebih besar pada kondisi kesehatan lanjut

usia. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengelola dan mengatasi

penyakit osteoarthritis lutut yaitu dengan teknik kinesio taping. Kinesio taping

atau KT merupakan teknik terapi dengan menggunakan tape elastis yang dapat

direngangkan dan dilakukan untuk memperbaiki dan mengobati banyak gangguan

musculoskeletal seperti osteoarthritis lutut yang dilakukan dengan proses

penyembuhan alami20. Selain itu, Kinesio Taping diperkirakan mampu

meningkatkan sirkulasi darah lokal dengan meningkatkan area interstisial kulit

dan subkutan, mengurangi peradangan dan nyeri, memberikan pendidikan ulang

neuromuskular, mencegah cedera dan mempercepat penyembuhan21. Selain itu,

Kinesio taping juga dapat meregangkan otot dan meningkatkan mobilitas pada

area lutut yang nyeri. KT lutut dapat mengurangi nyeri lutut dengan meningkatkan

keselarasan patellofemoral dan menurunkan tekanan mekanis pada jaringan

lunak16.

Metode penerapan terapi kinesio taping pada pasien osteoarthritis lutut dari

beberapa jurnal penelitian sebenarnya tidak jauh berbeda, dimana kinesio taping

diterapkan dari bawah patella ke dalam areal lateral otot paha depan dengan

perkiraan peregangan 10% sampai 15%. KT diterapkan dari atas patela ke

Universitas Lambung Mangkurat


24

proksimal tibia dengan perkiraan peregangan 10% hingga 15% di kedua arah ke

bawah. Setiap sesi pengujian terdiri dari tindakan, aplikasi (atau tidak) KT dari

bawah patela ke paha depan dan tibia proksimal, penilaian kemampuan berjalan,

kemampuan keseimbangan dinamis, dan keparahan nyeri10. Sedangkan metode

intervensi kinesio taping lainnya pada pasien OA lutut, yaitu dengan

memposisikan pasien pada posisi supine dengan hip dan lutut ekstensi. Kemudian,

Tape bentuk potongan “Y” diaplikasikan dari origo ke insersio (proksimal ke

distal) dengan tarikan 50%. Tape bentuk I direkatkan mulai dari SIAI sampai

tepi superior patella. Kedua ujung tape (anchor) tanpa tarikan. Kemudian

fleksikan lutut 30º, dan dipisahkan 2 cabang membentuk “Y”, kemudian ke 2 ekor

tape dilekatkan mengelilingi patela dan berakhir pada tuberositas tibia 916. Rata-

rata studi penelitian menerapkan metode maupun cara kerja kinesio taping

berdasarkan standar Kinesiological Taping oleh Kase et al. Metode tersebut

dilakukan dengan penerapan sebuah tali I medial dan lateral serta 1 tali I di atas

patella. I strap pita tidak dipotong menjadi bagian yang berbeda, tetapi diterapkan

dalam lebar yang sama dan berfungsi membattasi edema dan nyeri. Tali di patela

diterapkan dalam fleksi lutut maksimum individu. Dasar pita dipasang pada

tuberositas tibialis dan ditarik dengan tegangan maksimum di atas patela, berakhir

pada sepertiga bagian bawah otot paha depan femoris. Tali medial dan lateral

dipasang pada fleksi lutut 45° sepanjang ligamen medial dan lateral kolateral.

Penerapan kinesio taping ini dilakukan selama kurang lebih 3 hari berturut-turut22.

Metode penerapan kinesio taping yang diberikan kepada pasien OA lanjut

usia dari kedelapan studi penelitian sebagian besar menggunakan tape bentuk

Universitas Lambung Mangkurat


25

potongan Y dan I yang diaplikasikan dari origo ke insersio atau proksimal ke

distal dengan tarikan 50%9. Studi penelitian juga diketahui menggunakan terapi

kinesio taping dengan dua strip bentuk Y yang diterapkan untuk mengatasi

kemungkinan efusi lutut kronis dan meningkatkan fungsi otot paha anterior.

Selanjutnya, dua strip I dengan ketegangan 75%-100% diletakkan pada atas

tendon patella dan ligament kolateral medial untuk meningkatkan stimulasi

mekanoreseptor, proprioseptif dan stabilitas lutut11. Bahkan penerapan metode

kinesio taping didasarkan pada penelitian Kase yang terdiri dari teknik Y superior,

Y inferior dan strip U. perbedaan dari ketiga model penerapan kinesio taping

tersebut terletak pada bagian yang diberikan, dimana teknik Y pita diletakkan

pada otot paha depan. Paha ditempatkan dalam posisi sedikit tertekuk dan

pemisahan 'Y' melekat pada tepi superior patela dengan sekitar 25% ketegangan.

Lutut kemudian ditekuk secara maksimal dan ujung plester dilekatkan di sekitar

tepi medial dan lateral patela. Teknik Y inferior pita diletakkan tepat di bawah

tuberositas tibialis dan teknik strip U dimana pita 15-20 cm yang terbelah tepat

dari titik tengah dan melekat pada tepi inferior patella 12. Penerapan teknik KT

pada otot quadriceps dan hamstring dilakukan dengan teknik berbentuk Y, dimana

sebelumnya kulit pasien dibersihkan terlebih dahulu menggunakan alcohol14.

Beberapa studi penelitian juga menunjukkan jika terapi kinesio taping

merupakan intervensi yang cocok untuk meminimalisir nyeri, meningkatkan

kinerja dan aktivitas oto, serta lingkup gerak sendi23. Teknik kinesio taping juga

dapat berfungsi dalam meningkatkan dan memperbaiki mobilitas dan rentang

gerak pasien Osteoartritis Lutut16. Pernyataan tersebut diperkuat oleh hasil penelitian

Universitas Lambung Mangkurat


26

terdahulu yang menunjukkan bahwa pemasangan kinesio taping pada otot rektus

femoris yang dilakukan sebanyak 5 kali selama 3 minggu mampu meningkatkan

mobilitas pada pasien OA9. Hasil studi penelitian lain juga mengungkapkan pemberian

kinesio taping selama kurang lebih 3 bulan diketahui mampu meningkatkan mobilitas

pasien OA16.

Penerapan terapi kinesio taping pada pasien OA lutut diketahui mampu

meningkatkan kemampuan mobilitas dan rentang gerak pasien. Hal ini

ditunjukkan pada ke delapan jurnal penelitian910111213141516 yang menyimpulkan

bahwa penerapan terapi kinesio taping mampu meningkatkan kemampuan

mobilitas dan rentang gerak pasien OA lutut. Kemampuan Kinesio taping tersebut

dibuktikan dengan hasil rentang waktu mobilitas pasien OA lutut yang semakin

menurun setelah diterapkan kinesio taping beberapa hari.

Umumnya pengukuran rentang waktu kemampuan mobilitas pasien OA

dilakukan sebelum dan 30 menit sesudah diterapkan kinesio taping. Pengukuran

mobilitas pasien dilakukan dengan menggunakan uji Timed Up and Go atau TUG.

Adapun parameter dari pengukuran Timed Up and Go meliputi, pengukuran

waktu untuk bangkit atau berdiri dari kursi berlengan, berjalan 3 meter, dan

kembali ke posisi duduk di kursi12. Pada umumnya, alat ukur time up and go

banyak digunakan dalam mengukur kemampuan mobilitas dan rentang gerak

pasien OA lutut. Berdasarkan hasil penelusuran studi penelitian dalam literature

review menunjukkan terdapat enam jurnal penelitian yang menggunakan metode

pengukuran timed up and go dalam menganalisis kemampuan mobilitas dan

rentang gerak pasien OA lutut91012131516. Biasanya pengukuran kemampuan

Universitas Lambung Mangkurat


27

mobilitas dan rentang gerak dilakukan dengan menilai kemampuan pasien

berjalan sejauh 10 meter dan 15 meter serta duduk dan bangun dari kursi 24. Selain

itu, penggunaan test timed up and go memiliki kelebihan tersendiri dibandingkan

dengan metode lain, hal ini disebabkan karena TUG termasuk metode yang efektif

dalam menilai mobilitas, bersifat objektif, cepat dan mudah dilakukan. Tes

tersebut meliputi keterampilan gerak dasar, seperti bangkit dari kursi, berjalan 3

meter, berputar dan duduk di kursi yang sama25.

Tes TUG ini memiliki sensitivitas dan spesifisitas yang tinggi untuk

individu yang berisiko mengalami gangguan mobilitas dan jatuh, dimana durasi

lebih dari 12 detik menunjukkan risiko jatuh. Peningkatan kemampuan mobilitas

pasien OA lutut juga telah ditunjukkan dari hasil penelitian kedelapan studi

penelitian, yang mengungkapkan jika rata-rata nilai TUG sebelum diterapi dengan

menggunakan kinesio taping cukup tinggi, yaitu berkisar 12,57 dan mengalami

penurunan hingga mencapai 11,82 detik setelah penerapan kinesio taping12, 10,41-

9,61 detik9, 10,2410dan 9,67-8,8815 serta 14,8s-9,5s16.

Menurut salah satu studi literature, parameter kemampuan mobilitas pasien

OA terdiri dari kekuatan dan jangkauan gerak (range of motion)10. Berdasarkan

hasil penelusuran dua studi literature review lainnya juga telah menunjukkan

bahwa terdapat dua jurnal penelitian yang menggunakan metode pengukuran

kemampuan mobilitas dengan parameter range of motion atau rentang gerak lutut

pada pasien OA goniometer universal1411. Tingkat kesalahan standar dari

goniometer elastic berkisar antara 10-50. Mobilitas, kekuatan ekstremitas bawah,

dan keterampilan transfer diperiksa dengan five times sit to stand test. Bahkan

Universitas Lambung Mangkurat


28

berdasarkan hasil penelitian 11


nilai mobilitas pasien OA lutut mengalami

penurunan yang cukup signifikan, dimana sebelum penerapan kinesio taping nilai

mobilitas pasien sebesar 15,6 detik dan mengalami penurunan menjadi 13,4 detik

setelah terapi kinesio taping kurang lebih selama satu bulan. Perubahan kecepatan

berjalan dan mobilitas yang bermakna secara klinis cenderung meningkat seiring

waktu. Perbaikan tersebut dikaitkan dengan kinerja fungsional yang lebih baik

dan kelangsungan hidup pada lanjut usia. Kondisi tersebut terjadi karena dengan

adanya kinesio taping yang diberikan mampu meringankan mobilitas pasien OA

dan meringkan aktivitas sehari-hari, merasa lebih baik dan mudah bergerak serta

lebih stabil dibandingkan terapi non kinesio taping. Hasil yang tidak berbeda jauh

juga diperoleh dari penelitian 14


yang menunjukkan nilai range of motion flexion

sebelum kinesio taping 99,46 dan 102,85 derajat setelah diberikan kinesio taping.

Peningkatan kemampuan mobilitas pasien OA lutut tersebut dinilai lebih

tinggi jika dibandingkan dengan kelompok perlakuan control lain yang tidak

menggunakan terapi kinesio taping. Dalam hal ini, terapi kinesio taping yang

diberikan kepada pasien OA lutut mampu memberikan rasa aman, cepat, nyaman

dan menurunkan rasa takut serta cemas maupun nyeri lutut pasien karena adanya

penekanan rangsangan dari nosiseptor setelah distimulasi mekanoreseptor dan

saraf, sehingga mendorong munculnya kekuatan pada otot dan lebih efektif dalam

melakukan pergerakan secara bebas12. Dengan kata lain, penerapan terapi kinesio

taping yang diberikan dapat meningkatkan kekuatan dan fungsi otot pada lutut

untuk bergerak seperti biasa. Teknik ini akan memperluas ruang antara otot dan

kulit sehingga kondisi tersebut dapat meningkatkan sirkulasi darah dan getah

Universitas Lambung Mangkurat


29

bening. Kinesio taping juga dapat merubah kondisi fisiologis dengan

meningkatkan keterampilan motoric otot untuk meningkatkan jangkauan gerak

sendi dan keseimbangan pada lanjut usia. Peningkatan terjadi karena adanya

stimulus proprioseptif yang dihasilkan dari terapi kinesio taping sehingga mampu

mencegah terjadinya jatuh dan kerusakan sendi lutut15. Penelitian lainnya juga

menjelaskan cara kerja terapi kinesio taping tersebut dalam menunjukkan efek

signifikan terhadap range of motion atau rentang gerak (ROM) sendi lutut pada

lansia. Pada kalangan lanjut usia yang menderita artritits lutut degenerative

cenderung memiliki kelemahan otot ekstremitas bawah dan tonus otot abnormal di

sekitar sendi lutut. Adapun dengan adanya terapi kinesio taping akan merangsang

kulit yang bekerja pada gelendong otot atau organ tendon untuk menopang otot-

otot di sekitar sendi. Kinesio taping juga akan melegakan tonus otot melalui

pengaruh penekanan timbal balik dari otot, sehingga dapat menghaluskan fleksi

dan ekstensi sendi dan meningkatkan ekstensibilitas dan fleksibilitas yang

nantinya mampu meningkatkan range of motion sendi lutut26.

Universitas Lambung Mangkurat


30

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasakan hasil penelusuran tinjauan literatur yang telah diuraikan

diatas, maka dapat disimpulkan bahwa mobilitas dan rentang gerak lutut (range

of motion) pasien Osteoarthritis sebelum dilakukan terapi kinesio taping

membutuhkan waktu timed up and go test (TUG) lebih banyak jika dibandingkan

ketika setelah diberikan perlakuan kinesio taping. Dengan kata lain, pemberian

kinesio taping dari 8 artikel menunjukkan berpengaruh signifikan terhadap

kemampuan mobilitas dan rentang gerak (Range of motion) pasien Osteoartrithis

lutut sehingga mampu meningkatkan mobilitas (p<0,05).

B. Saran

Berdasarkan hasil penelusuran systematic review beberapa artikel

penelitian diatas, disimpulkan beberapa saran yang diharapkan mampu

memberikan masukan yaitu diperlukan pencarian artikel lain dengan database

lainnya diluar yang sudah digunakan yaitu google scholar, science direct dan

pubmed yang berkaitan dengan pengaruh pemberian kinesio taping terhadap

kemampuan mobilitas pada pasien Osteoartrithis lutut. Selain itu, meskipun

seluruh artikel menyatakan terdapat pengaruh signifikan antara pemberian

kinesio taping terhadap kemampuan mobilitas pasien OA, akan tetapi masih

Universitas Lambung Mangkurat


31

diperlukan penelusuran lebih lanjut terkait factor-faktor lainnya yang

mempengaruhi kemampuan mobilitas pasien OA.

Universitas Lambung Mangkurat


32

DAFTAR PUSTAKA

1. Lespasio MJ, Piuzzi NS, Husni ME, Muschler GF, Guarino A, Mont MA.
Knee Osteoarthritis: A Primer. Perm J. 2017;21:1–7.
2. Tiwari AK, Sarkar B. Efficacy of Kinesio Taping In the Management of
Knee Osteoarthritis. Int J Heal Sci Res. 2017;7(10):107–19.
3. Glyn-Jones S, Palmer AJR, Agricola R, Price AJ, Vincent TL, Weinans H,
et al. Osteoarthritis. Lancet. 2015;386(9991):376–87.
4. Yuqing Zhang DS and JMJ. Epidemiology of Osteoarthritis Yuqing. Clin
Geriatr Med. 2011;26(3):523–36.
5. Inoue R, Ishibashi Y, Tsuda E, Yamamoto Y, Matsuzaka M, Takahashi I, et
al. Knee osteoarthritis, knee joint pain and aging in relation to increasing
serum hyaluronan level in the Japanese population. Osteoarthr Cartil.
2011;19(1):51–7.
6. Kim ED, Won YH, Park SH, Seo JH, Kim DS, Ko MH, et al. Efficacy and
safety of a stimulator using low-intensity pulsed ultrasound combined with
transcutaneous electrical nerve stimulation in patients with painful knee
osteoarthritis. Pain Res Manag. 2019;2019.
7. Donec V, Kubilius R. The Effectiveness of kinesio taping in severe pain
treatment due to knee osteoarthritis. A randomized double-blinded
controlled trial. Ann Phys Rehabil Med. 2018;61:e131.
8. Roever L. PICO: Model for Clinical Questions. Evid Based Med. 2018;
(August).
9. Christine N, Stefanus AL, Adelle DC. Penelitian Pengaruh Kinesio taping
terhadap Peningkatan Mobilitas dan Kemampuan Fungsional Pada
Osteoartritis Lutut. J Med dan Rehabil. 2018;1(1).
10. Park JS, Yoon T, Lee SH, Hwang NK, Lee JH, Jung YJ, et al. Immediate
effects of kinesiology tape on the pain and gait function in older adults with
knee osteoarthritis. Medicine (Baltimore). 2019;98(45):e17880.
11. Donec V, Kubilius R. The effectiveness of Kinesio Taping® for mobility

Universitas Lambung Mangkurat


33

and functioning improvement in knee osteoarthritis: a randomized, double-


blind, controlled trial. Clin Rehabil. 2020;34(7):877–89.
12. Altaş EU, Günay Uçurum S, Ozer Kaya D. Acute effect of kinesiology
taping on muscle strength, tissue temperature, balance, and mobility in
female patients with osteoarthritis of the knee. Somatosens Mot Res
[Internet]. 2021;38(1):48–53. Available from:
https://doi.org/10.1080/08990220.2020.1840347
13. Altmış H, Oskay D, Elbasan B, Düzgün İ, Tuna Z. Mobilization with
movement and kinesio taping in knee arthritis—evaluation and outcomes.
Int Orthop. 2018;42(12):2807–15.
14. Aydoǧdu O, Sari Z, Yurdalan SU, Polat MG. Clinical outcomes of kinesio
taping applied in patients with knee osteoarthritis: A randomized controlled
trial. J Back Musculoskelet Rehabil. 2017;30(5):1045–51.
15. Kim EJ, Lee KB. Effects of kinesio taping to the quadriceps femoris
muscles on functions of elderly women. J Phys Ther Sci. 2017;29(7):1205–
7.
16. Castrogiovanni P, Giunta A Di, Guglielmino C, Roggio F, Romeo D,
Fidone F, et al. The effects of exercise and kinesio tape on physical
limitations in patients with knee osteoarthritis. J Funct Morphol Kinesiol.
2016;1(4):355–68.
17. Van Der Straaten R, Wesseling M, Jonkers I, Vanwanseele B, Bruijnes
AKBD, Malcorps J, et al. Functional movement assessment by means of
inertial sensor technology to discriminate between movement behaviour of
healthy controls and persons with knee osteoarthritis. J Neuroeng Rehabil.
2020;17(1):1–12.
18. Pal CP, Singh P, Chaturvedi S, Pruthi KK, Vij A. Epidemiology of knee
osteoarthritis in India and related factors. Indian J Orthop. 2016;50(5):518–
22.
19. Martin KR, Kuh D, Harris TB, Guralnik JM, Coggon D, Wills AK. Body
mass index, occupational activity, and leisure-time physical activity: An

Universitas Lambung Mangkurat


34

exploration of risk factors and modifiers for knee osteoarthritis in the 1946
British birth cohort. BMC Musculoskelet Disord. 2013;14.
20. Varma S V, Purohit A. Effect of Kinesio taping versus Mulligan’s
mobilization with movement on pain and function in subjects with
osteoarthritis of knee: a comparative study. Int J Sci Res. 2020;9(1):761–8.
21. Öğüt H, Güler H, Yildizgören MT, Velioğlu O, Turhanoğlu AD. Does
kinesiology taping improve muscle strength and function in knee
osteoarthritis? A single-blind, randomized and controlled study. Arch
Rheumatol. 2018;33(3):335–43.
22. Rahlf AL, Braumann KM, Zech A. Kinesio taping improves perceptions of
pain and function of patients with knee osteoarthritis: A randomized,
controlled trial. J Sport Rehabil. 2019;28(5):481–7.
23. Cho HY, Kim EH, Kim J, Yoon YW. Kinesio taping improves pain, range
of motion, and proprioception in older patients with knee osteoarthritis : A
randomized controlled trial. Am J Phys Med Rehabil. 2015;94(3):192–200.
24. Richards R, van den Noort JC, van der Esch M, Booij MJ, Harlaar J. Gait
retraining using real-time feedback in patients with medial knee
osteoarthritis: Feasibility and effects of a six-week gait training program.
Knee [Internet]. 2018;25(5):814–24. Available from:
https://doi.org/10.1016/j.knee.2018.05.014
25. Bischoff HA, Stähelin HB, Monsch AU, Iversen MD, Weyh A, von
Dechend M, et al. Identifying a cut-off point for normal mobility: A
comparison of the timed “up and go” test in community-dwelling and
institutionalised elderly women. Age Ageing. 2003;32(3):315–20.
26. Lee K, Yi CW, Lee S. The effects of kinesiology taping therapy on
degenerative knee arthritis patients’ pain, function, and joint range of
motion. J Phys Ther Sci. 2016;28(1):63–6.

Universitas Lambung Mangkurat

Anda mungkin juga menyukai