LITERATURE REVIEW (New)
LITERATURE REVIEW (New)
Skripsi
Diajukan guna memenuhi
sebagian syarat untuk memperoleh derajat Sarjana Kedokteran
Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat
Oleh
Siti Amira Fauziah
1810911320020
Banjarmasin, 25
November 2021
Pembimbing I
Banjarmasin, 25
November 2021
Pembimbing II
Dr. dr. Didik Dwi Santoyo, M.Kes.,
M.Med.Ed NIP. 19720307 199702 1
002
ii
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya
tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat
yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis
iii
LITERATURE REVIEW:
PENGARUH PEMBERIAN KINESIO TAPING TERHADAP
KEMAMPUAN MOBILITAS PADA PASIEN
OSTEOARTRITHIS LUTUT
iv
LITERATURE REVIEW:
THE EFFECT OF KINESIO TAPING ON MOBILITY ABILITY
IN KNEE OSTEOARTRITHIS PATIENTS
kepada:
1. Dekan Fakultas Kedokteran, Dr. dr. Iwan Aflanie, M.Kes., Sp.F., S.H., yang
3. Kedua dosen pembimbing, dr. Muhammad Siddik, Sp. KFR dan dr. Didik
4. Kedua dosen penguji, dr. Bambang Dwiputranto, Sp.KFR dan Dr. dr. Pagan
Pambudi, M.Si, Sp.S yang memberi kritik dan saran sehingga skripsi ini
5. Kedua orang tua penulis tercinta serta seluruh keluarga yang tak pernah
vi
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan
tetapi penulis berharap skripsi ini bermanfaat bagi dunia ilmu pengetahuan.
Penulis
vii
Halaman
HALAMAN JUDUL................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN................................................................. ii
ABSTRAK................................................................................................ iv
ABSTRACT............................................................................................... v
KATA PENGANTAR............................................................................. vi
KATA PENGANTAR.............................................................................vii
DAFTAR ISI............................................................................................ ix
DAFTAR SINGKATAN......................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN................................................................. 1
A. Latar Belakang................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.............................................................. 2
C. Tujuan ............................................................................... 2
D. Manfaat.............................................................................. 3
BAB II METODE............................................................................... 4
A. Metode............................................................................... 4
B. Kriteria Pencarian.............................................................. 4
C. Analisis............................................................................... 5
viii
A. Kesimpulan...................................................................... 18
B. Saran................................................................................ 18
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................. 19
DAFTAR SINGKATAN
KT : Kinesio Taping
OA : Osteoarthritis
ST : Sham Taping
ix
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
utama dari kecacatan diseluruh dunia.1 OA diakibatkan oleh etiologi tertentu dan
mengenai 10% pria dan 18% wanita pada usia 60 tahun ke atas. 3 OA mempunyai
etiologi yang bersifat multifaktorial dan dapat dianggap sebagai produk hubungan
OA lutut adalah salah satu penyakit sendi yang paling umum pada lansia,
ditandai dengan degradasi kartilago secara progresif dan hipertrofi tulang yang
yang ada mempunyai batas efektifitas, sehingga perlu dicari cara manajemen nyeri
Kinesio taping (KT) muncul sebagai metode menarik yang dapat diterapkan
pada berbagai kondisi cidera muskuloskeletal apa pun.7 The American College of
taping dipakai untuk mengurangi rasa sakit, menghambat atau memfasilitasi otot,
merupakan kemampuan individu untuk bergerak secara mudah, bebas dan teratur
untuk mencapai suatu tujuan, yaitu untuk memenuhi kebutuhan hidupnya baik
secara mandiri maupun dengan bantuan orang lain dan hanya dengan bantuan
alat.9
B. Rumusan Masalah
literature review ini adalah bagaimana mobilitas lutut pasien setelah pemberian
C. Tujuan
kinesio taping.
D. Manfaat
METODE
A. Metode
Reviews (SLR), yakni sebuah sintesis dari studi literatur yang bersifat sitematik,
pengumpulan data-data yang sudah ada dengan metode pencarian yang eksplisit
dan melibatkan proses telaah kritis dalam pemilihan studi. Studi literatur dalam hal
membahas dan mengaitkan dengan pokok bahasan penelitian atau studi pustaka
tertentu.
artikel yang dicari sesuai dengan judul tinjauan literature yaitu terkait
lutur.
B. Kriteria Pencarian
review yaitu artikel yang menggunakan bahasa inggris dan bahasa Indonesia
kata kunci yang sesuai yaitu terdiri dari kinesio taping, mobilitas, dan
PICO
Kriteria Inklusi Kriteria Eksklusi
Framework
Population Sampel penelitian adalah dewasa Sampel penelitian anak-anak
dan remaja
Intervention Artikel yang melakukan penelitian Artikel yang tidak melakukan
terkait intervensi kinesio taping intervensi kinesio taping
Comparators Artikel yang menggunakan Tidak ada kriteria
karakteristik sampel lain selain
kinesio taping pada orang dewasa
dalam mengetahui kemampuan
mobilitas
Outcomes Kemampuan mobilitas pada pasien Artikel yang tidak membahas
osteoarthritis lutut kemampuan mobilitas pada
pasien osteoarthritis lutut
C. Analisis
yang terdiri dari: 278 artikel dari Google Scholar, 151 artikel dari Science
Direct, dan 250 artikel dari PubMed. Dari total artikel 679 tersebut
diperoleh sebanyak 319 artikel yang tidak sesuai kriteria inklusi atau
artikel. Selanjutnya, dari 343 artikel sisanya terdapat 25 artikel yang sesuai
dengan judul dan abstrak serta yang termasuk duplikasi 18 artikel. Setelah
Total artikel
n=679
A. Hasil
penelitian yang berasal dari berbagai Negara di dunia, baik di luar Indonesia
maupun Indonesia. Jika dilihat dari delapan jurnal yang diperoleh seluruh jurnal
signifikan terhadap tingkat mobilitaas dan rentang gerak atau range of motion
(ROM) pada pasien osteoartrithis lutut dengan nilai p value < 0,05910111213141516.
sebagai berikut:
8
9
Tabel 3.1 Literatur terkait Efek Pemakaian KT pada Pasien Osteoartrithis Lutut
Teknik Pengaruh kinesion
Desain
Sampel Pengukuran analisis data Kemampuan taping terhadap
No. Judul Penulis Penelitia
Penelitian mobilitas mobilitas lutut kemampuan
n
mobilitas lutut
1. Pengaruh Christine, Penelitia Pasien OA Pengukuran Uji t- Hasil yang Dari 23 subjek
Kinesio N., n lutut mobilitas berpasangan didapatkan kedua penelitian, setelah
taping Stefanus, eksperim b e r u s i a 4 5- dengan pada data yang puluh tiga subjek dilakukan pemasangan
terhadap A.L., & ental 65 tahun Timed Up berdistribusi mengalami kinesio taping
sebanyak 28
Peningkata Adelle, dengan and Go test normal dan uji penurunan waktu sebanyak 5 kali
sampel yang
n Mobilitas D.C., pretest- dipilih secara (TUG) dan Wilcoxon TUG dari waktu didapatkan
dan tahun postest consecutive kemampuan Signed Rank rata-rata 10,41 peningkatan yang
Kemampua 2017 design sampling.sehin fungsioanl untuk data (awal) menjadi signifikan pada
n gga diperoleh dengan yang tidak 9,61 (setelah terapi mobilitas (p<0,0001)
Fungsional 23 sampel Western. berdistribusi kinesio taping ke dan WOMAC
Pada membantu normal. 3) dan menjadi (p<0,001).
Osteoartriti melekatkan 8,90 (setelah akhir Terapi kinesio taping
s Lutut tape di kulit. terapi kinesio dapat meningkatkan
Perlakuan taping). mobilitas dan
dilakukan 5 kemampuan fungsional
kali dalam 3 pada pasien OA lutut.
minggu
dengan
aplikasi
selama 3
hari,
setelah 3
hari tape
dilepas.
2. Immediate Park et Penelitia 10 orang Kemampuan Wilcoxon Nilai TUG pada KT secara signifikan
10
effects of al., tahun n ini lanjut usia keseimbanga singed rank KT 10,24 dan pada meningkatkan gaya
kinesiology 2019 dilakukan yang tinggal n dinamis test non KT 11,69 berjalan dan
tape on the dengan di komunitas dinilai dengan rata-rata keseimbangan dengan
pain and menggun yang menggunaka perubahan dari non pengurangan nyeri
gait akan one- didiagnosis n timed up KT-KT sebesar lutut selama berjalan
function in group, dengan OA and go test 1,44. daripada non-KT
older adults pre and lutut dan (TUG). (P<.05).
with knee post berusia 60
osteoarthriti design. tahun atau
s lebih dan
dibagi secara
acak menjadi
2 kelompok
perlakuan
yaitu kinesio
taping dan
non kinesio
taping.
3. The Donec, V Penelitia Sebanyak 187 Rentang Uji-t Student Nilai mobilitas Peningkatan fleksi lutut
effectivenes & n subjek dengan gerak diukur atau analisis sebelum kinesio dan peningkatan fungsi
s of Kinesio Kubilius, eksperim gejala KO dengan varians taping 15.6ss±5.6 yang dinilai oleh
Taping® R. tahun ental derajat I-III plastic pengukuran sesudah kinesio KOOS terlihat pada
for mobility 2020 dengan berusia lebih goniometer berulang taping 13.4ss±4.5 kedua kelompok,
and pretest- dari 18 tahun, (ANOVA) dan dengan persentase dengan perbaikan yang
functioning postest dari jumlah uji Mann- peningkatan 80,2% bertahan lama. Kinesio
improveme design tersebut 157 Whitney U (65) di grup Taping terhadap
nt in knee subjek atau Friedman Kinesio Taping berpengaruh terhadap
osteoarthriti dimasukkan digunakan dan 67,1% (51) pengurangan gejala dan
s: a dalam untuk pada kelompok mobilitas dibandingkan
randomized kelompok membandingka kontrol. kelompok kontrol (p
5. Mobilizatio Altmis, Randomi Wanita Timed One-way Nilai TUG pada Kinerja di semua tes
n with H., et al., zed berusia antara walking Anova analysis perlakuan meningkat secara
movement tahun sham- 40 dan 70 (TUG) test Mulligan signifikan pada
and kinesio 2018 controlle tahun dengan merupakan mobilization with kelompok Mulligan
taping in d trial OA lutut yang Waktu movement/MwM+ mobilization with
knee dikelompokka tersingkat kinesio taping: movement/MwM +
arthritis— n ke dalam 3 saat pasien 19,60; kinesio taping,
evaluation macam bangun dari MwM+placebo sementara hanya duduk
and kelompok, kursi tempat taping: 26,65 dan dan berdiri, berjalan
outcomes yaitu Group 1 mereka placebo taping: sepuluh meter, dan
received duduk, 30,80 kinerja tes TUG
MwM and berjalan meningkat pada
taping sejauh tiga kelompok MwM
according to meter yang +kinesio taping (p
Mulligan’s telah <0,05).
concept. ditentukan,
Group 2 dan kembali
received ke tempat
MwM and duduk
placebo taping
with no
recovery
effect and
group 3
received
placebo taping
masing-
masing 20
pasien
6. Clinical Aydogdu, Penelitia Pasien yang Rentang Uji Wilcoxon Pengukuran Ada peningkatan yang
outcomes of O., Sari, n didiagnosis gerak diukur Signed Rank flexion range of signifikan secara
kinesio Z., eksperim OA lutut yaitu dengan untuk data motion sebelum statistik dalam ukuran
taping Yurdalan, ental sebanyak 54 goniometer yang tidak kinesio taping= nyeri, rentang gerak
applied in S.U., & dengan pasien berusia universal berdistribusi 102.85 ± 16.74 (ROM), kekuatan otot
patients Polat, desain lebih dari 50 normal. Uji dan setelah paha depan
with knee M.G. penelitian tahun dan lanjut dari intervensi 112.5 ± dan status fungsional
osteoarthriti tahun pretest- dikelompokka kedua 14.04 antara sebelum dan
s: A 2017 postest n secara acak kelompok sesudah perawatan
randomized menjadi 2 perlakuan pada kedua kelompok
controlled kelompok menggunakan (p <0,05)
trial masing- analisis Mann-
masing 28 whitny u test
pasien yaitu
kelompok
kinesio taping
dan control.
7. Effects of Kim, E.J. Desain 22 lansia Miracle Kolmogorov- Nilai TUG pada Berdasarkan hasil
kinesio & Lee, penelitian wanita yang Tape KTG Smirnov perlakuan pre KTG penelitian ini, Kinesio
taping to K.B., eksperim mengunjungi (Miracle digunakan = 9,67 detik dan Taping Grup
the tahun ental pusat Tape, Tera untuk sesudah KTG = menunjukkan
quadriceps 2017 dengan kesejahteraan Medical, memverifikasi 8,88 detik perbedaan yang
femoris pretest di Kota Republik normalitas sedangkan signifikan pada K-
muscles on dan Seongnam dan Korea) data, uji perlakuan WOMAC, TUG, dan
functions of posttest didiagnosis diaplikasika Wilcoxon GEG/general STS antara sebelum
elderly Osteoarthritis n tiga kali digunakan exercise group pre dan sesudah intervensi
women dan per minggu untuk = 10,46 dan (p<0,05), sedangkan
dikelompokka selama membandingka sesudah = 10,38 GEG menunjukkan
n secara acak empat n perubahan detik. tidak ada perbedaan
ke dalam 2 minggu. variabel yang signifikan pada
grup masing- Untuk time terukur antara K-WOMAC, TUG, dan
ketegangan
(draining
effect)
B. Pembahasan
umumnya terjadi pada orang tua lanjut usia, terutama yang berusia lebih dari 60
tahun. Jenis penyakit OA ini dicirikan dengan adanya kelemahan otot, penurunan
fungsi kerja sendi17. Dengan kata lain, penderita penyakit Osteoarthritis ini
didominasi oleh kalangan lanjut usia, dimana pada rentang usia tersebut terjadi
penurunan fungsi kerja tubuh dan kekuatan fisik yang melemah. Jika dilihat dari
menggunakan sampel penelitian atau subjek penelitian yang berada pada rentang
usia dewasa yaitu sekitar lebih dari 18 tahun hingga lanjut usia 75 tahun dan
wanita sebesar 31,6% dan pada pria sebesar 28,1%. Studi osteoartritis lutut
pada lanjut usia, lebih banyak terjadi pada wanita daripada pria. Hal ini terjadi
karena pada wanita lanjut usia berada pada usia menopause dimana peristiwa
tersebut berkaitan dengan pengaruh hormone estrogen dan body mass index 18.
sebagian besar berada pada grade I-III skala Kellgren dan Lawrence9101112131416.
OA pada pasien yang dijadikan sampel15. Perbedaan grade OA pada pasien yang
mobilitas pasien.
dimana berdasarkan hasil penelitian factor body mass index berhubungan positif
dengan OA lutut pada wanita dan menunjukkan bahwa individu yang lebih aktif
memiliki risiko OA lutut yang lebih rendah19. Dengan kata lain, individu dengan
nilai body mass index yang lebih tinggi akan berisiko menderita OA,
dibandingkan dengan individu dengan nilai BMI yang lebih rendah. Selain itu,
lansia yang lebih aktif bergerak, seperti berjalan kaki dan melakukan aktivitas
fisik diketahui juga berisiko lebih rendah menderita OA. Hal ini juga dapat
memiliki arti, bahwa lansia yang cenderung melakukan aktivitas fisik dapat
yang tidak banyak melakukan aktivitas fisik, maka akan berisiko lebih tinggi
aktivitas sehari-hari.
lanjut usia terutama kalangan wanita. Jika tidak segera dilakukan penanganan
pada penyakit OA maka dapat berisiko lebih besar pada kondisi kesehatan lanjut
usia. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengelola dan mengatasi
penyakit osteoarthritis lutut yaitu dengan teknik kinesio taping. Kinesio taping
atau KT merupakan teknik terapi dengan menggunakan tape elastis yang dapat
Kinesio taping juga dapat meregangkan otot dan meningkatkan mobilitas pada
area lutut yang nyeri. KT lutut dapat mengurangi nyeri lutut dengan meningkatkan
lunak16.
Metode penerapan terapi kinesio taping pada pasien osteoarthritis lutut dari
beberapa jurnal penelitian sebenarnya tidak jauh berbeda, dimana kinesio taping
diterapkan dari bawah patella ke dalam areal lateral otot paha depan dengan
proksimal tibia dengan perkiraan peregangan 10% hingga 15% di kedua arah ke
bawah. Setiap sesi pengujian terdiri dari tindakan, aplikasi (atau tidak) KT dari
bawah patela ke paha depan dan tibia proksimal, penilaian kemampuan berjalan,
memposisikan pasien pada posisi supine dengan hip dan lutut ekstensi. Kemudian,
distal) dengan tarikan 50%. Tape bentuk I direkatkan mulai dari SIAI sampai
tepi superior patella. Kedua ujung tape (anchor) tanpa tarikan. Kemudian
fleksikan lutut 30º, dan dipisahkan 2 cabang membentuk “Y”, kemudian ke 2 ekor
tape dilekatkan mengelilingi patela dan berakhir pada tuberositas tibia 916. Rata-
rata studi penelitian menerapkan metode maupun cara kerja kinesio taping
dilakukan dengan penerapan sebuah tali I medial dan lateral serta 1 tali I di atas
patella. I strap pita tidak dipotong menjadi bagian yang berbeda, tetapi diterapkan
dalam lebar yang sama dan berfungsi membattasi edema dan nyeri. Tali di patela
diterapkan dalam fleksi lutut maksimum individu. Dasar pita dipasang pada
tuberositas tibialis dan ditarik dengan tegangan maksimum di atas patela, berakhir
pada sepertiga bagian bawah otot paha depan femoris. Tali medial dan lateral
dipasang pada fleksi lutut 45° sepanjang ligamen medial dan lateral kolateral.
Penerapan kinesio taping ini dilakukan selama kurang lebih 3 hari berturut-turut22.
usia dari kedelapan studi penelitian sebagian besar menggunakan tape bentuk
distal dengan tarikan 50%9. Studi penelitian juga diketahui menggunakan terapi
kinesio taping dengan dua strip bentuk Y yang diterapkan untuk mengatasi
kemungkinan efusi lutut kronis dan meningkatkan fungsi otot paha anterior.
kinesio taping didasarkan pada penelitian Kase yang terdiri dari teknik Y superior,
Y inferior dan strip U. perbedaan dari ketiga model penerapan kinesio taping
tersebut terletak pada bagian yang diberikan, dimana teknik Y pita diletakkan
pada otot paha depan. Paha ditempatkan dalam posisi sedikit tertekuk dan
pemisahan 'Y' melekat pada tepi superior patela dengan sekitar 25% ketegangan.
Lutut kemudian ditekuk secara maksimal dan ujung plester dilekatkan di sekitar
tepi medial dan lateral patela. Teknik Y inferior pita diletakkan tepat di bawah
tuberositas tibialis dan teknik strip U dimana pita 15-20 cm yang terbelah tepat
dari titik tengah dan melekat pada tepi inferior patella 12. Penerapan teknik KT
pada otot quadriceps dan hamstring dilakukan dengan teknik berbentuk Y, dimana
kinerja dan aktivitas oto, serta lingkup gerak sendi23. Teknik kinesio taping juga
gerak pasien Osteoartritis Lutut16. Pernyataan tersebut diperkuat oleh hasil penelitian
terdahulu yang menunjukkan bahwa pemasangan kinesio taping pada otot rektus
mobilitas pada pasien OA9. Hasil studi penelitian lain juga mengungkapkan pemberian
kinesio taping selama kurang lebih 3 bulan diketahui mampu meningkatkan mobilitas
pasien OA16.
mobilitas dan rentang gerak pasien OA lutut. Kemampuan Kinesio taping tersebut
dibuktikan dengan hasil rentang waktu mobilitas pasien OA lutut yang semakin
mobilitas pasien dilakukan dengan menggunakan uji Timed Up and Go atau TUG.
waktu untuk bangkit atau berdiri dari kursi berlengan, berjalan 3 meter, dan
kembali ke posisi duduk di kursi12. Pada umumnya, alat ukur time up and go
berjalan sejauh 10 meter dan 15 meter serta duduk dan bangun dari kursi 24. Selain
dengan metode lain, hal ini disebabkan karena TUG termasuk metode yang efektif
dalam menilai mobilitas, bersifat objektif, cepat dan mudah dilakukan. Tes
tersebut meliputi keterampilan gerak dasar, seperti bangkit dari kursi, berjalan 3
Tes TUG ini memiliki sensitivitas dan spesifisitas yang tinggi untuk
individu yang berisiko mengalami gangguan mobilitas dan jatuh, dimana durasi
pasien OA lutut juga telah ditunjukkan dari hasil penelitian kedelapan studi
penelitian, yang mengungkapkan jika rata-rata nilai TUG sebelum diterapi dengan
menggunakan kinesio taping cukup tinggi, yaitu berkisar 12,57 dan mengalami
penurunan hingga mencapai 11,82 detik setelah penerapan kinesio taping12, 10,41-
hasil penelusuran dua studi literature review lainnya juga telah menunjukkan
kemampuan mobilitas dengan parameter range of motion atau rentang gerak lutut
dan keterampilan transfer diperiksa dengan five times sit to stand test. Bahkan
penurunan yang cukup signifikan, dimana sebelum penerapan kinesio taping nilai
mobilitas pasien sebesar 15,6 detik dan mengalami penurunan menjadi 13,4 detik
setelah terapi kinesio taping kurang lebih selama satu bulan. Perubahan kecepatan
berjalan dan mobilitas yang bermakna secara klinis cenderung meningkat seiring
waktu. Perbaikan tersebut dikaitkan dengan kinerja fungsional yang lebih baik
dan kelangsungan hidup pada lanjut usia. Kondisi tersebut terjadi karena dengan
dan meringkan aktivitas sehari-hari, merasa lebih baik dan mudah bergerak serta
lebih stabil dibandingkan terapi non kinesio taping. Hasil yang tidak berbeda jauh
sebelum kinesio taping 99,46 dan 102,85 derajat setelah diberikan kinesio taping.
tinggi jika dibandingkan dengan kelompok perlakuan control lain yang tidak
menggunakan terapi kinesio taping. Dalam hal ini, terapi kinesio taping yang
diberikan kepada pasien OA lutut mampu memberikan rasa aman, cepat, nyaman
dan menurunkan rasa takut serta cemas maupun nyeri lutut pasien karena adanya
saraf, sehingga mendorong munculnya kekuatan pada otot dan lebih efektif dalam
melakukan pergerakan secara bebas12. Dengan kata lain, penerapan terapi kinesio
taping yang diberikan dapat meningkatkan kekuatan dan fungsi otot pada lutut
untuk bergerak seperti biasa. Teknik ini akan memperluas ruang antara otot dan
kulit sehingga kondisi tersebut dapat meningkatkan sirkulasi darah dan getah
sendi dan keseimbangan pada lanjut usia. Peningkatan terjadi karena adanya
stimulus proprioseptif yang dihasilkan dari terapi kinesio taping sehingga mampu
mencegah terjadinya jatuh dan kerusakan sendi lutut15. Penelitian lainnya juga
menjelaskan cara kerja terapi kinesio taping tersebut dalam menunjukkan efek
signifikan terhadap range of motion atau rentang gerak (ROM) sendi lutut pada
lansia. Pada kalangan lanjut usia yang menderita artritits lutut degenerative
cenderung memiliki kelemahan otot ekstremitas bawah dan tonus otot abnormal di
sekitar sendi lutut. Adapun dengan adanya terapi kinesio taping akan merangsang
kulit yang bekerja pada gelendong otot atau organ tendon untuk menopang otot-
otot di sekitar sendi. Kinesio taping juga akan melegakan tonus otot melalui
pengaruh penekanan timbal balik dari otot, sehingga dapat menghaluskan fleksi
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
diatas, maka dapat disimpulkan bahwa mobilitas dan rentang gerak lutut (range
membutuhkan waktu timed up and go test (TUG) lebih banyak jika dibandingkan
ketika setelah diberikan perlakuan kinesio taping. Dengan kata lain, pemberian
B. Saran
lainnya diluar yang sudah digunakan yaitu google scholar, science direct dan
kinesio taping terhadap kemampuan mobilitas pasien OA, akan tetapi masih
DAFTAR PUSTAKA
1. Lespasio MJ, Piuzzi NS, Husni ME, Muschler GF, Guarino A, Mont MA.
Knee Osteoarthritis: A Primer. Perm J. 2017;21:1–7.
2. Tiwari AK, Sarkar B. Efficacy of Kinesio Taping In the Management of
Knee Osteoarthritis. Int J Heal Sci Res. 2017;7(10):107–19.
3. Glyn-Jones S, Palmer AJR, Agricola R, Price AJ, Vincent TL, Weinans H,
et al. Osteoarthritis. Lancet. 2015;386(9991):376–87.
4. Yuqing Zhang DS and JMJ. Epidemiology of Osteoarthritis Yuqing. Clin
Geriatr Med. 2011;26(3):523–36.
5. Inoue R, Ishibashi Y, Tsuda E, Yamamoto Y, Matsuzaka M, Takahashi I, et
al. Knee osteoarthritis, knee joint pain and aging in relation to increasing
serum hyaluronan level in the Japanese population. Osteoarthr Cartil.
2011;19(1):51–7.
6. Kim ED, Won YH, Park SH, Seo JH, Kim DS, Ko MH, et al. Efficacy and
safety of a stimulator using low-intensity pulsed ultrasound combined with
transcutaneous electrical nerve stimulation in patients with painful knee
osteoarthritis. Pain Res Manag. 2019;2019.
7. Donec V, Kubilius R. The Effectiveness of kinesio taping in severe pain
treatment due to knee osteoarthritis. A randomized double-blinded
controlled trial. Ann Phys Rehabil Med. 2018;61:e131.
8. Roever L. PICO: Model for Clinical Questions. Evid Based Med. 2018;
(August).
9. Christine N, Stefanus AL, Adelle DC. Penelitian Pengaruh Kinesio taping
terhadap Peningkatan Mobilitas dan Kemampuan Fungsional Pada
Osteoartritis Lutut. J Med dan Rehabil. 2018;1(1).
10. Park JS, Yoon T, Lee SH, Hwang NK, Lee JH, Jung YJ, et al. Immediate
effects of kinesiology tape on the pain and gait function in older adults with
knee osteoarthritis. Medicine (Baltimore). 2019;98(45):e17880.
11. Donec V, Kubilius R. The effectiveness of Kinesio Taping® for mobility
exploration of risk factors and modifiers for knee osteoarthritis in the 1946
British birth cohort. BMC Musculoskelet Disord. 2013;14.
20. Varma S V, Purohit A. Effect of Kinesio taping versus Mulligan’s
mobilization with movement on pain and function in subjects with
osteoarthritis of knee: a comparative study. Int J Sci Res. 2020;9(1):761–8.
21. Öğüt H, Güler H, Yildizgören MT, Velioğlu O, Turhanoğlu AD. Does
kinesiology taping improve muscle strength and function in knee
osteoarthritis? A single-blind, randomized and controlled study. Arch
Rheumatol. 2018;33(3):335–43.
22. Rahlf AL, Braumann KM, Zech A. Kinesio taping improves perceptions of
pain and function of patients with knee osteoarthritis: A randomized,
controlled trial. J Sport Rehabil. 2019;28(5):481–7.
23. Cho HY, Kim EH, Kim J, Yoon YW. Kinesio taping improves pain, range
of motion, and proprioception in older patients with knee osteoarthritis : A
randomized controlled trial. Am J Phys Med Rehabil. 2015;94(3):192–200.
24. Richards R, van den Noort JC, van der Esch M, Booij MJ, Harlaar J. Gait
retraining using real-time feedback in patients with medial knee
osteoarthritis: Feasibility and effects of a six-week gait training program.
Knee [Internet]. 2018;25(5):814–24. Available from:
https://doi.org/10.1016/j.knee.2018.05.014
25. Bischoff HA, Stähelin HB, Monsch AU, Iversen MD, Weyh A, von
Dechend M, et al. Identifying a cut-off point for normal mobility: A
comparison of the timed “up and go” test in community-dwelling and
institutionalised elderly women. Age Ageing. 2003;32(3):315–20.
26. Lee K, Yi CW, Lee S. The effects of kinesiology taping therapy on
degenerative knee arthritis patients’ pain, function, and joint range of
motion. J Phys Ther Sci. 2016;28(1):63–6.