TUGAS INDIVIDU
UJI T
Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
Kelas G/07
FAKULTAS PSIKOLOGI
2023
TUGAS UJI T
Dalam tabel tersebut, terlihat bahwa nilai signifikansi uji Shapiro-Wilk untuk
kedua variabel adalah 0.41 > 0.05 dan 0.74 > 0.05, yang mengindikasikan
bahwa data terdistribusi secara normal. Setelah memastikan distribusi data,
langkah berikutnya adalah melakukan Uji Homogenitas dan Uji T
Independent Sample secara bersamaan.
Tabel di atas menunjukkan hasil Uji Homogenitas dan Uji T Independent
Sample. Terlihat bahwa:
Nilai signifikansi Levene's Test adalah 0.543 > 0.05, yang
menunjukkan bahwa kedua data bersifat homogen, sehingga dapat
dilanjutkan ke Uji T.
Nilai signifikansi Uji T dengan interval kepercayaan 99% adalah
0.001 < 0.05, yang menunjukkan bahwa Ha diterima dan H0 ditolak.
Perbedaan Mean antara kedua variabel dapat dilihat pada tabel Group
Statistics, dimana mean prestasi belajar kelompok siswa yang
menonton Sesame Street adalah 93 dan mean prestasi belajar
kelompok siswa yang tidak menonton Sesame Street adalah 85.
2. Anxiety affects our ability to make decisions. Remmers and Zander (2018)
demonstrated that anxiety also prevents us from intuiting about our environments. In
their experiment, 111 participants were randomly assigned to receive either an
anxiety-inducing statement (e.g., “Safety is guaranteed neither in our neighborhoods
nor in our own homes”) accompanied by a photograph of a dangerous situation, or an
emotionally neutral statement (e.g., “A rolling pin is a kitchen tool that helps to
extend dough”) accompanied by an innocuous image. Researchers then measured
participants’ intuition index, which assesses ability to identify a word (e.g., “sea”)
that was semantically related to a list of three words (e.g., “foam,” “deep,” and
“salt”). Researchers observed reduced intuition among subjects who received
anxietyinducing statements and imagery than among those who received innocuous
stimuli. Data like those observed by the researchers are listed below:
Are the test scores significantly lower for the participants who received anxiety-
inducing statements? Use a two-tailed test with a = 0, 05.
Tabel yang tertera memuat hasil Uji Homogenitas dan Uji T Independent
Sample. Terlihat bahwa:
Nilai signifikansi Levene’s Test adalah 0,498 > 0,05, menandakan
bahwa kedua data memiliki homogenitas sehingga dapat dilanjutkan
ke Uji T.
Nilai signifikansi Uji T pada interval kepercayaan 95% adalah 0,013
< 0,05, mengindikasikan bahwa Ha diterima dan H0 ditolak.
Perbedaan Mean kedua variabel dapat dilihat pada tabel Group
Statistics, di mana mean Intuisi kelompok yang diberi kalimat pemicu
kecemasan adalah 5, sedangkan mean Intuisi kelompok yang diberi
kalimat netral adalah 12.
3. Binge-watching a television show might not be the best way to enjoy a television series
(Horvath, Horton, Lodge, & Hattie, 2017). Participants in an experiment watched an
entire television series in the laboratory during either daily one-hour sessions or a
single binge session. Participants were asked to rate their enjoyment of the television
series on a scale of 0–100. Data like those observed by the authors are listed below:
Test the hypothesis that binge-watching the television series resulted in less enjoyment
of the show. Use a = 0.05, two-tailed.
Independent Two Sample T Test
Berdasarkan permasalahan, dapat disimpulkan bahwa Variabel Independen
dalam kasus ini adalah Menonton seluruh episode sekaligus dan Menonton
satu jam per hari, sedangkan Variabel Dependennya adalah Tingkat
Kesenangan. Hipotesisnya adalah sebagai berikut:
H0: Tidak ada perbedaan tingkat kesenangan antara orang yang menonton
seluruh episode sekaligus dan orang yang menonton satu jam sehari.
Ha: Terdapat perbedaan tingkat kesenangan antara orang yang menonton
seluruh episode sekaligus dan orang yang menonton satu jam sehari, di mana
tingkat kesenangan pada orang yang menonton seluruh episode sekaligus
lebih rendah.
4. What causes us to overeat? One surprising factor might be the material of the plate on
which our food is served. Williamson, Block, and Keller (2016) gave n = 68
participants two donuts each and measured the amount of food that was wasted by
each participant. In an independent-samples design, participants received their donuts
either on a disposable paper plate or on a reusable plastic plate. Data like those
observed by the authors are listed below.
Test the hypothesis that participants who received donuts on a paper plate wasted more
food than participants who were served donuts on a plastic, reusable plate. Use a =
0.05,two-tailed.Independent Two Sample T Test
Independent Two Sample T Test
Berdasarkan permasalahan yang diberikan, Variabel Independen dalam studi
ini adalah jenis piring yang digunakan, yaitu piring kertas sekali pakai dan
piring plastik yang dapat digunakan kembali, sedangkan Variabel
Dependennya adalah jumlah donat yang terbuang. Hipotesisnya adalah sebagai
berikut:
H0 : Tidak terdapat perbedaan jumlah donat yang terbuang antara orang yang
menggunakan piring kertas sekali pakai dan orang yang menggunakan piring
plastik yang dapat digunakan kembali saat menerima donat.
Ha : Terdapat perbedaan jumlah donat yang terbuang antara orang yang
menggunakan piring kertas sekali pakai dan orang yang menggunakan piring
plastik yang dapat digunakan kembali saat menerima donat, dimana jumlah
donat yang terbuang oleh orang yang menggunakan piring plastik lebih sedikit.
6. The following data are from a repeated-measures study examining the effect of a
treatment by measuring a group of n = 9 participants before and after they receive the
treatment. Is there a significant treatment effect? Use a = 0.05, two tails.
Paired Sample T Test
Berdasarkan soal, dapat diketahui bahwa Variabel Independen kasus ini adalah
Pengobatan, sedangkan Variabel Dependennya adalah Kesehatan.
Hipotesisnya adalah:
Sebelum melakukan Uji T Paired Sampel, terdapat asumsi yang terlebih dahulu
harus dipenuhi, yaitu bahwa data-data kedua variabel terdistribusi dengan
normal. Uji Normalitas dilakukan dengan metode Shapiro-Wilk, karena data
sampel < 50.
Tabel di atas adalah hasil uji normalitas dengan aplikasi SPSS. Pada table
tersebut, dapat dilihat bahwa nilai signifikansi uji Shapiro-Wilk pada kedua
variabel adalah 0.161 > 0.05 dan 0.215 > 0.05, sehingga dapat disimpulkan
bahwa data terdistribusi dengan normal. Setelah data telah dipastikan
terdistribusi dengan normal, selanjutnya dilakukan Uji T Paired Sample.
Berdasarkan tabel berisi hasil Uji T Paired Sample di atas, dapat diketahui
bahwa:
Nilai signifikansi Uji T dengan interval kepercayaan 95% adalah
0.003 < 0.05, yang artinya data kedua variabel secara signifikan
menghasilkan perbedaan.
Berdasarkan table Paired Sample Statistics, mean tingkat kesehatan
sebelum pengobatan adalah 50.18, sedangkan mean tingkat kesehatan
setelah pengobatan adalah 53.82.
Berdasarkan Uji T Paired Sample di atas, dapat disimpulkan bahwa Ha
yang berbunyi, “Ada perbedaan kesehatan sebelum dan sesudah
pengobatan.” Diterima, dibuktikan dengan hasil T Test yang signifikan
dan Mean tingkat kesehatan yang meningkat 3.636 nilai sesudah
pengobatan.
7. Swearing is a common, almost reflexive, response to pain. Whether you knock your
shin into the edge of a coffee table or smash your thumb with a hammer, most of us
respond with a streak of obscenities. One question, however, is whether swearing has
any effect on the amount of pain you feel. To address this issue, Stephens, Atkins, and
Kingston (2009) conducted an experiment comparing swearing with other responses
to pain. In the study, participants were asked to place one hand in icy cold water for as
long as they could bear the pain. Half of the participants were told to repeat their
favorite swear word over and over for as long as their hands were in the water. The
other half repeated a neutral word. The researchers recorded how long each participant
was able to tolerate the ice water. After a brief rest, the two groups switched words
and repeated the ice water plunge. Thus, all the participants experienced both
conditions (swearing and neutral) with half swearing on their first plunge and half on
their second. The data in the following table are representative of the results obtained
in the study and represented the reports of pain level of n = 9 participants.
a) Treat the data as if the scores are from an independent-measures study using two
separate samples, each with n = 9 participants. Compute the pooled variance, the
estimated standard error for the mean difference, and the independent-measures t
statistic. Using a = 0.05, two-tailed, is there a significant difference between the two
sets of scores?
Independent Sample T Test
Berdasarkan soal, dapat diketahui bahwa Variabel Independen kasus ini adalah
mengucap kata netral dan menyumpah, sedangkan Variabel Dependennya adalah
durasi rasa sakit. Hipotesisnya adalah:
H0 : Tidak ada perbedaan durasi rasa sakit antara orang yang mengucap kata netral
dan orang yang menyumpah.
Ha : Ada perbedaan durasi rasa sakit antara orang yang mengucap kata netral dan
orang yang menyumpah, dimana orang yang menyumpah memiliki durasi rasa sakit
yang lebih sebentar.
Sebelum melakukan Uji T Independent Sampel, terdapat asumsi yang terlebih dahulu
harus dipenuhi, yaitu bahwa data-data kedua variabel terdistribusi dengan normal,
dan kedua data bersifat homogen. Uji Normalitas dilakukan dengan metode Shapiro-
Wilk, karena data sampel < 50, sedangkan Uji Homogenitas dilakukan dengan
Levene’s Test.
Tabel di atas adalah hasil uji normalitas dengan aplikasi SPSS. Pada table tersebut,
dapat dilihat bahwa nilai signifikansi uji Shapiro-Wilk pada kedua variabel adalah
0.032 < 0.05 dan 0.807 > 0.05, sehingga dapat disimpulkan bahwa pada kedua
variabel tersebut salah satunya terdistribusi dengan normal, sedangkan yang lainnya
tidak terdistribusi dengan normal. Setelah data telah dipastikan bahwa ada yang tidak
terdistribusi dengan normal, maka langkah selanjutnya, yaitu Uji Homogenitas dan
Uji T Independent Sample, tidak bisa dilakukan karena asumsi pertama tidak
terpenuhi.
b) Now assume that the data are from a repeated-measures study using the same sample
of n = 9 participants in both treatment conditions. Compute the variance for the
sample of difference scores, the estimated standard error for the mean difference, and
the repeated-measures t statistic. Using a = 0.05, is there a significant difference
between the two sets of scores? (You should find that the repeated-measures design
substantially reduces the variance and increases the likelihood of rejecting H 0.)
H0 : Tidak ada perbedaan durasi rasa sakit antara orang yang mengucap kata netral
dan orang yang menyumpah.
Ha : Ada perbedaan durasi rasa sakit antara orang yang mengucap kata netral dan
orang yang menyumpah, dimana orang yang menyumpah memiliki durasi rasa sakit
yang lebih sebentar.
Sebelum melakukan Uji T Paired Sampel, terdapat asumsi yang terlebih dahulu harus
dipenuhi, yaitu bahwa data-data kedua variabel terdistribusi dengan normal. Uji
Normalitas dilakukan dengan metode Shapiro-Wilk, karena data sampel < 50.
Tabel di atas adalah hasil uji normalitas dengan aplikasi SPSS. Pada table tersebut,
dapat dilihat bahwa nilai signifikansi uji Shapiro-Wilk pada kedua variabel adalah
0.032 < 0.05 dan 0.807 > 0.05, sehingga dapat disimpulkan bahwa pada kedua
variabel tersebut salah satunya terdistribusi dengan normal, sedangkan yang lainnya
tidak terdistribusi dengan normal. Setelah data telah dipastikan bahwa ada yang tidak
terdistribusi dengan normal, maka langkah selanjutnya, yaitu Uji T Paired Sample,
tidak bisa dilakukan karena asumsi tidak terpenuhi.
8. Traumatic brain injury (TBI) is a significant health problem. TBI is caused by impacts
to the head that might occur during contact sports, motor vehicle accidents, and similar
events. TBI is known to produce cognitive impairments and reductions in brain
volume. In a recent, repeated-measures study on TBI, Zagorchev et al. (2016) observed
that the size of the amygdala among mild TBI patients was reduced at 12 months after
injury, relative to two months after injury. Suppose that a researcher is interested in
replicating and extending this observation. She recruits n 5 8 participants with mild
TBI and records the volume of a brain region at 2 months and again at 12 months. Her
data are listed below.
Test the hypothesis that volume of the brain region changed between 2 and 12 months.
Use a = .05, two-tailed.
H0 : Tidak ada perbedaan ukuran Amigdala pasca 2 bulan kecelakaan maupun pasca
12 bulan kecelakaan.
Ha : Ada perbedaan ukuran Amigdala pasca 2 bulan kecelakaan maupun pasca 12
bulan kecelakaan, dimana ukuran Amigdala lebih mengecil pasca 12 bulan
kecelakaan.
Sebelum melakukan Uji T Paired Sampel, terdapat asumsi yang terlebih dahulu harus
dipenuhi, yaitu bahwa data-data kedua variabel terdistribusi dengan normal. Uji
Normalitas dilakukan dengan metode Shapiro-Wilk, karena data sampel < 50.
Tabel di atas adalah hasil uji normalitas dengan aplikasi SPSS. Pada table tersebut,
dapat dilihat bahwa nilai signifikansi uji Shapiro-Wilk pada kedua variabel adalah
0.394 > 0.05 dan 0.782 > 0.05, sehingga dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi
dengan normal. Setelah data telah dipastikan terdistribusi dengan normal, selanjutnya
dilakukan Uji T Paired Sample.
Berdasarkan tabel berisi hasil Uji T Paired Sample di atas, dapat diketahui bahwa:
Nilai signifikansi Uji T dengan interval kepercayaan 95% adalah 0.006 < 0.05,
yang artinya data kedua variabel secara signifikan menghasilkan perbedaan.
Berdasarkan table Paired Sample Statistics, mean ukuran Amigdala pasca 2
bulan kecelakaan adalah 19.775, sedangkan mean ukuran Amigdala pasca 12
bulan kecelakaan adalah 17.475.
Berdasarkan Uji T Paired Sample di atas, dapat disimpulkan bahwa Ha yang berbunyi,
“Ada perbedaan ukuran Amigdala pasca 2 bulan kecelakaan maupun pasca 12 bulan
kecelakaan, dimana ukuran Amigdala lebih mengecil pasca 12 bulan kecelakaan.”
Diterima, dibuktikan dengan hasil T Test yang signifikan dan mean ukuran Amigdala
pasca 12 bulan kecelakaan lebih kecil 2.3 nilai.
9. Exercise is known to produce positive psychological effects. Interestingly, not all
exercise is equally effective. It turns out that exercising in a natural environment (e.g.,
jogging in the woods) produces better psychological outcomes than exercising in
urban environments or in homes (Mackay & Neill, 2010). Suppose that a sports
psychologist is interested in testing whether there is a difference between exercise in
nature and exercise in the lab with respect to post-exercise anxiety levels. The
researcher recruit n = 7 participants who exercise in the lab and exercise on a nature
trail. The data below represent the anxiety scores that were measured after each
exercise session.
a) Treat the data as if the scores are from an independent-measures study using two
separate samples, each with n = 7 participants. Compute the pooled variance, the
estimated standard error for the mean difference, and the independent-measures t
statistic. Using a = 0.05, is there a significant difference between the two sets of
scores?
Sebelum melakukan Uji T Independen Sampel, terdapat asumsi yang terlebih dahulu
harus dipenuhi, yaitu bahwa data-data kedua variabel terdistribusi dengan normal,
dan keduanya bersifat homogen. Uji Normalitas dilakukan dengan metode Shapiro-
Wilk, karena data sampel < 50, sedangkan Uji Homogenitas menggunakan Levene
Test.
Tabel di atas adalah hasil uji normalitas dengan aplikasi SPSS. Pada table tersebut,
dapat dilihat bahwa nilai signifikansi uji Shapiro-Wilk pada kedua variabel adalah
0.221 > 0.05 dan 0.36 > 0.05, sehingga dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi
dengan normal. Setelah data telah dipastikan terdistribusi dengan normal, selanjutnya
adalah melakukan Uji Homogenitas yang dilakukan sekalian dengan Uji T
Independent Sample.
Tabel di atas berisi hasil Uji Homogenitas dan Uji T Independent Sample. Dapat
dilihat bahwa:
Nilai signifikansi Levene’s Test adalah 0.377 > 0.05, yang berarti kedua data
bersifat homogen sehingga dapat dilanjutkan ke Uji T.
Nilai signifikansi Uji T dengan interval kepercayaan 95% adalah 0.267 > 0.05,
yang berarti H0 diterima dan Ha ditolak.
Perbedaan Mean kedua variabel dapat dilihat pada table Group Statistics,
dimana mean tingkat kecemasan setelah berolahraga di alam adalah 41 dan
mean tingkat kecemasan setelah berolahraga di lab adalah 50.
Berdasarkan Uji T Independent Sample di atas, dapat disimpulkan bahwa H0 yang
berbunyi, “Tidak ada perbedaan tingkat kecemasan antara berolahraga di
laboratorium dan berolahraga di alam.” Diterima, dibuktikan dengan hasil Uji T yang
tidak signifikan. Namun sebaliknya, Tabel Group Statistics menunjukkan bahwa
Mean tingkat kecemasan setelah berolahraga di alam ternyata lebih rendah 9 nilai,
sesuai dengan Ha yang menyatakan bahwa tingkat kecemasan setelah berolahraga di
alam lebih rendah.
b) Now assume that the data are from a repeated-measures study using the same sample
of n = 7 participants in both treatment conditions. Compute the variance for the
sample of difference scores, the estimated standard error for the mean difference, and
the repeated-measures t statistic. Using a = 0.05, is there a significant difference
between the two sets of scores?
Sebelum melakukan Uji T Paired Sampel, terdapat asumsi yang terlebih dahulu harus
dipenuhi, yaitu bahwa data-data kedua variabel terdistribusi dengan normal. Uji
Normalitas dilakukan dengan metode Shapiro-Wilk, karena data sampel < 50.
Tabel di atas adalah hasil uji normalitas dengan aplikasi SPSS. Pada table tersebut,
dapat dilihat bahwa nilai signifikansi uji Shapiro-Wilk pada kedua variabel adalah
0.36 > 0.05 dan 0.221 > 0.05, sehingga dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi
dengan normal. Setelah data telah dipastikan terdistribusi dengan normal, selanjutnya
dilakukan Uji T Paired Sample.
Berdasarkan tabel berisi hasil Uji T Paired Sample di atas, dapat diketahui bahwa:
Nilai signifikansi Uji T dengan interval kepercayaan 95% adalah 0.024 < 0.05,
yang artinya data kedua variabel secara signifikan menghasilkan perbedaan.
Berdasarkan table Paired Sample Statistics, mean tingkat kecemasan saat
masih berolahraga di Lab adalah 50, sedangkan mean tingkat kecemasan saat
telah berolahraga di Alam adalah 41.
Berdasarkan Uji T Paired Sample di atas, dapat disimpulkan bahwa Ha yang
berbunyi, “Ada perbedaan tingkat kecemasan antara berolahraga di laboratorium
dan berolahraga di alam, dimana orang yang berolahraga di alam tingkat
kecemasannya lebih rendah..” Diterima, dibuktikan dengan hasil T Test yang
signifikan dan Mean tingkat kecemasan yang menurun 9 nilai sesudah berolahraga
di Alam.
10. Gamification refers to the application of game design and development to social,
industrial, and educational settings. For example, a gamification program might award
points or achievements to people for reaching specific goals. A recent experiment on
gamification in the workplace revealed that machinists’ motivation to work improved
when they were given feedback about their job performance through a game-like
smartphone app (Liu, Huang, & Zhang, 2017). Data like those observed by the authors
are listed below.
Test the hypothesis that gamification affected participants’ motivation to work. Use a
two-tailed test with a = 0.05.
Sebelum melakukan Uji T Paired Sampel, terdapat asumsi yang terlebih dahulu harus
dipenuhi, yaitu bahwa data-data kedua variabel terdistribusi dengan normal. Uji
Normalitas dilakukan dengan metode Shapiro-Wilk, karena data sampel < 50.
Tabel di atas adalah hasil uji normalitas dengan aplikasi SPSS. Pada table tersebut,
dapat dilihat bahwa nilai signifikansi uji Shapiro-Wilk pada kedua variabel adalah
0.315 > 0.05 dan 0.787 > 0.05, sehingga dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi
dengan normal. Setelah data telah dipastikan terdistribusi dengan normal, selanjutnya
dilakukan Uji T Paired Sample.
Berdasarkan tabel berisi hasil Uji T Paired Sample di atas, dapat diketahui bahwa:
Nilai signifikansi Uji T dengan interval kepercayaan 95% adalah 0.017 < 0.05,
yang artinya data kedua variabel secara signifikan menghasilkan perbedaan.
Berdasarkan table Paired Sample Statistics, mean motivasi bekerja sebelum
karyawan diberi feedback dengan metode gamifikasi adalah 5,44 sedangkan
mean motivasi bekerja sesudah karyawan diberi feedback dengan metode
gamifikasi adalah 7,44.
Berdasarkan Uji T Paired Sample di atas, dapat disimpulkan bahwa Ha yang berbunyi,
“Ada perbedaan motivasi bekerja antara karyawan sebelum dan sesudah diberi
feedback dengan metode gamifikasi, dimana motivasi bekerja karyawan lebih tinggi
sesudah diberi feedback dengan metode gamifikasi.” Diterima, dibuktikan dengan
hasil T Test yang signifikan dan Mean tingkat kecemasan yang naik 2 nilai sesudah
diberi feedback dengan metode gamifikasi.
DAFTAR PUSTAKA
Gravetter, F. J., Wallnau, L. B., Forzano, L.-A. B., & Witnauer, J. E. (2019). Essentials of Statistics for The
Behavioral Sciences. USA: Cengage.
Raharjo, S. (2021, Februari 19). Cara Uji Independent Sample T-Test dan Interpretasi dengan SPSS. Retrieved
from SPSS Indonesia: http://www.spssindonesia.com/2015/05/cara-uji-independent-sample-t-test-
dan.html
Raharjo, S. (2021, Februari 19). Cara Uji Paired Sample T-Test dan Interpretasi dengan SPSS. Retrieved from
SPSS Indonesia: http://www.spssindonesia.com/2016/08/cara-uji-paired-sample-t-test-dan.html