DOSEN PENGAMPU
DISUSUN OLEH:
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Mendala Metalogenik di
Indonesia” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen
pada mata kuliah TA3101 Genesa Bahan Galian. Selain itu, penulisan makalah ini juga
dilakukan untuk menambah pengetahuan dan semakin memperluas wawasan pemikiran
bagi para pembaca dan juga bagi penulis mengenai mendala metalogenik di Indonesia
Kami mengucapkan terimakasih kepada Bapak Dr.Eng. Syafrizal, S.T., M.T. dan
Dr.mont. Andy Yahya Al Hakim,S.T ., M.T. selaku dosen mata kuliah kebijakan pertambangan
yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih banyak dan mohon maaf apabila
terdapat kata-kata yang kurang berkenan. Penulisan ini tentunya tidak terlepas dari segala
kekurangan baik dari segi teknis maupun materi penulisan. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
JUDUL ………………………………………………………………………………………………………………………
i
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
2.1 …………… 4
2.2 ………… 29
DAFTAR REFERENSI
Sulawesi
Sulawesi terletak di bagian tengah wilayah kepulauan Indonesia dengan luas wilayah
sekitar 174.600 km². Bentuknya yang unik menyerupai huruf K dengan empat semenanjung,
yang mengarah ke timur, timur laut, tenggara dan selatan. Sulawesi berbatasan dengan
Borneo di sebelah barat, Filipina di sebelah utara, Flores di sebelah selatan, Timor di sebelah
tenggara dan Maluku di sebelah timur. Secara geologi regional Sulawesi terletak pada
pertemuan 3 Lempeng besar yaitu Eurasia Pasifik Eurasia, Pasifik, dan Indo Australia serta
sejumlah lempeng lebih kecil (Lempeng Filipina) yang menyebabkan kondisi tektoniknya
sangat kompleks. Kumpulan batuan dari busur kepulauan batuan bancuh kepulauan, batuan
bancuh, ofiolit, dan bongkah dari mikrokontinen terbawa bersama proses penunjaman,
tubrukan, serta proses tektonik lainnya (Van Leeuwen, 1994).
Mandala barat (West & North Sulawesi Volcano Plutonic Arc) sebagai jalur magmatik
(Cenozoic Volcanics and Plutonic Rocks) yang merupakan bagian ujung timur
Paparan Sunda
Mandala tengah (Central Sulawesi Metamorphic Belt) berupa batuan malihan yang
ditumpangi batuan bancuh sebagai bagian dari blok Australia
Mandala timur (East Sulawesi Ophiolite Belt) berupa ofiolit yang merupakan segmen
dari kerak samudera berimbrikasi dan batuan sedimen berumur Trias-Miosen
Banggai–Sula and Tukang Besi Continental fragments kepulauan paling timur
Banggai-Sula dan Buton merupakan pecahan benua yang berpindah ke arah barat
karena strike-slip faults dari New Guinea.
A. Persebaran Endapan Mineral di Sulawesi
Sulawesi dapat dibagi menjadi tiga provinsi geologi metalogenik, yaitu ada
1. Northern Sulawesi
2. Western Sulawesi
3. Eastern Sulawesi
Gambar. Distribusi tipe mineralisasi dan lokasi yang prospek di Northern Sulawesi
Tabel. Sistem persebaran endapan porfiri (Cu-Au±Mo) di Northern Sulawesi
Tabel. Sistem persebaran epitermal sulfidasi di Northern Sulawesi
B. Western Sulawesi Province
Pada daerah ini tipe mineralisasinya lebih sedikit dibandingkan Northern Sulawesi. Tipe
mineralisasi pada daerah ini juga berbeda dari Northern Sulawesi dikarenakan setting
tektonik yang berbeda diantara kedua provinsi.
Tabel. Sistem persebaran endapan porfiri Cu‐Au & Mo dan Au± base metal veins systems di Western Sulawesi
C. Eastern Sulawesi Province
Tipe Mineralisasi yang ditemukan di Eastern Sulawesi pada umumnya berasosiasi dengan massa
ofiolit, yaitu termasuk endapan besi, nikel laterit, dan endapan kromit utama dan kromit sekunder.
Selain itu juga diketahui adanya endapan alluvial dan emas di beberapa lokasi, seperti di Bombana.
Stratigrafi Sulawesi Utara
Berdasarkan stratrigrafi, susunan batuan yang membentuk Sulawesi Utara dari tua ke muda
adalah; Batu gamping Gatehouse, Batu lumpur Rumah kucing, Batu gamping Ratatotok, Intrusi
Andesit Porfiri, Volkanik Andesit, Epiklastik Volkanik dan Aluvial Endapan sungai dan Danau.
Komoditi Emas :
PT Vale Indonesia
PT Aneka Tambang
Komoditi Aspal:
PT Sarana Karya
Kalimantan
Pulau Kalimantan berada dibagian tenggara dari lempeng Eurasia. Pada bagian utara
dibatasi oleh cekungan marginal Laut China Selatan, di bagian timur oleh selat Makassar dan
di bagian selatan oleh Laut Jawa.
Pada Kala Oligosen (Tersier awal) Cekungan Kutai mulai turun dan terakumulasi sediment-
sediment laut dangkal khususnya mudstone, batupasir sedang dari Formasi serpih Bogan dan
Formasi Pamaluan. Pada awal Miosen, pengangkatan benua (Dataran Tinggi Kucing) ke arah barat
dari tunjaman menghasilkan banyak sedimen yang mengisi Cekungan Kutai pada formasi delta-delta
sungai, salah satunya di kawasan Sangatta. Ciri khas sedimensedimen delta terakumulasi pada
Formasi Pulau Balang, khususnya sedimen dataran delta bagian bawah dan sedimen batas laut,
diikuti lapisan-lapisan dari Formasi Balikpapan yang terdiri atas mudstone, bataulanau, dan batupasir
dari lingkungan pengendapan sungai yang banyak didominasi substansi gambut delta plain bagian
atas yang kemudian membentuk lapisan-lapisan batubara pada endapan di bagian barat kawasan
Pinang. Subsidence yang berlangsung terus pada waktu itu kemungkinan tidak seragam dan
meyebabkan terbentuknya sesar-sesar pada sedimen-sedimen. Pengendapan pada Formasi
Balikpapan dilanjutkan dengan akumulasi lapisan-lapisan Kampung Baru pada kala Pliosen. Selama
Kala Pliosen, serpih dari serpih Bogan dan Formasi Pamaluan yang sekarang terendapkan sampai
kedalaman 2000 meter, menjadi kelebihan tekanan dan tidak stabil, menghasilkan pergerakan diapir
dari serpih ini melewati sedimen-sedimen diatasnya menghasilkan struktur antiklin-antiklin rapat
yang dipisahkan oleh sinklin lebih datar melewati Cekungan Kutai dan pada kawasan Pinang
terbentuk struktur Kerucut Pinang dan Sinklin Lembak.
Stratigrafi Cekungan Tarakan
Cekungan Tarakan merupakan salah satu cekungan penghasil hidrokarbon di Kalimantan Timur
bagian utara. Batuan dasar pada cekungan Kalimantan Timur Utara terdiri dari sedimen-sedimen
berumur tua, meliputi Formasi Danau (Heriyanto dkk., 1991) atau disebut juga Formasi Damiu (IBS,
2006), Formasi Sembakung, dan Batulempung Malio. Sedimen-sedimen tersebut telah terkompaksi,
terlipatkan, dan tersesarkan. Formasi Danau Formasi Danau terdeformasi kuat dan sebagian
termetamorfosa, mengandung breksi terserpentinitisasi, rijang radiolaria, spilit, serpih,slate, dan
kuarsa. Formasi Sembakung dan Batulempung Malio Formasi Sembakung diendapkan di atas
Formasi Danau secara tidak selaras. Formasi ini terdiri dari sedimen volkanik dan klastik yang
berumur Eosen Awal-Eosen Tengah. Di atas Formasi Sembakung diendapkan batulempung berfosil,
karbonatan, dan mikaan yang dikenal dengan Batulempung Malio yang berumur Eosen Tengah.
Komoditi Batubara:
DAFTAR PUSTAKA
T.M. van Leeuwen dan E.P. Peter, “Mineral deposit of Sulawesi”, Proceeding of the Sulawesi
mineral resources seminar 2011 MGEI-IAGI, pp. 1-130, Menado, 2011.
Sompotan, Armstrong F. 2012. “Struktur Geologi Sulawesi”.
J.C. Carlile, dan A.H.G. Mitchell, “Magmatic arc and associated copper and gold
mineralization in Indonesia”, Journal of Geochemical Exploration, Vol. 50, pp. 91-142, 1994.
Kadarusman, Ade, “Basement Rocks of Sulawesi and Their Contribution to the Metallogenic
Formation”, Proceeding of the Sulawesi mineral resources seminar 2011 MGEI-IAGI, pp. 1-
130, Menado, 2011.
Van Bemmelen, R.W. 1949. Geology of Indonesia, Volume IA. The Hague Martinus Nijhoff,
Nedherland, 732 h.
Hall, R. 2011. Stratigraphy and Sediment Provenance, Barito Basin, Southeast
Kalimantan. Proceedings Indonesian Petroleum Association (IPA), 35 th Annual
Convention, Jakarta, IPA11.G-054.