Anda di halaman 1dari 5

MANDALA BARAT

Oleh :

Herdiansyah Shorenata Widodo (12.2018.1.00337)

Stephany Fransin Matmey (12.2018.1.00349)

Bima Rinel Izuddin (12.2018.1.00374)

Catur Purnomo Sidi (12.2018.1.00375)

George Tinius Ransun (12.2018.1.00378)

JURUSAN TEKNIK GEOLOGI

FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL DAN KELAUTAN

INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA


2021

DAFTAR ISI

COVER

DAFTAR ISI................................................................................................i

BAB I PENDAHULUAN...........................................................................1

1.1 Latar Belakang.......................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah..................................................................................2
1.3 Tujuan.....................................................................................................2

BAB II ISI...................................................................................................3

2.1 Batasan wilayah Mandala........................................................................

2.2 Litostratigrafi penyusun Mandala............................................................

2.3 Tektonik dan struktur geologi yang ada di tiap Mandala.........................

DAFTAR ISI

i
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pulau Sulawesi merupakan wilayah yang kompleks karena merupakan


tempat pertemuan tiga lempeng besar, yaitu lempeng Indo – Australia,
lempeng Pasifik, lempeng Eurasia dan lempeng kecil Filipina. Karena proses
tumbukan ke empat lempeng ini, menyebabkan pulau Sulawesi memliki
empat buah lengan dengan proses tektonik yang berbeda – beda disetiap
wilayahnya. Berdasarkan struktur litotektonik Sulawesi dibagi menjadi empat
bagian, yaitu Mandala barat sebagai jalur magmatik yang merupakan bagian
ujung timur Paparan Sunda, Mandala tengah yang merupakan batuan malihan
yang di tumpangi batuan bancuh sebagai bagian dari blok Australia, Mandala
timur berupa ofiolit yang merupakan segmen dari kerak samudera
berimbrikasi dan batuan sedimen berumur Trias– Miosen, dan Fragmen
Benua Banggai–Sula–Tukang Besi yang terletak di kepulauan paling timur
dan tenggara Sulawesi yang merupakan pecahan benua yang berpindah ke
arah barat karena strike–slip faults dari New Guinea (Sompotan, 2012).

Mandala Barat (West & North Sulawesi Volcano-Plutonic Arc)


disebutkan sebagai busur magmatik yang dibedakan menjadi dua bagian yaitu
bagian utara dan bagian barat (Leeuwen, 1994). Bagian utara memanjang dari
Buol sampai sekitar Manado. Batuan ini bersifat Riodasitik sampai Andesitik,
terbentuk pada masa Eosen – Oligosen. Pada bagian Barat dari Buol sampai
sekitar Makasar mempunyai batuan penyusun lebih bersifat kontinen yang
terdiri atas batuan gunung api berumur Mesozoikum – Kuarter dan batuan
malihan berumur Kapur. Batuan tersebut diterobos oleh granitoid
berkomposisi granodioritik sampai granitik yang berupa batolit, stok, dan
retas. Mandala tengah (Central Sulawesi Metamorphic Belt) dipenuhi oleh
berbagai jenis batuan metamorf berupa batuan malihan yang ditumpangi oleh
batuan bancuh. Pada bagian ini terdapat batuan ofiolit mélange yang

1
ditunjukan dengan warna ungu dan terdapat batuan metamorf tekanan tinggi
yang ditunjukan degan warna orange. Mandala Timur (East Sulawesi
Ophiolite Belt), bagian ini merupakan kerak samudera berimbrikasi dan
batuan sedimen berumur pada zaman neogen dan kwarter yang ditunjukan
dengan abu – abu muda. Sedangkan batuan ofiolit ditunjukan dengan warna
hijau. Mandala Timur bagian Kendari Sulawesi Tenggara ditunjukan dengan
sesar lasolo yang merupakan sesar geser yang membagi daerah ini menjadi
dua lajur, yaitu Lajur Tinondo, yang menempati bagian Barat daya, Lajur
Hialu yang menempati bagian Timur Laut daerah ini. Lajur Tinondo
merupakan himpunan batuan yang bercirikan asal paparan benua, sedangkan
Lajur Hialu merupakan himpunan batuan yang bercirikan asal kerak
samudera (Rusmana dan Sukarna, 1985). Batuan yang terdapat di Lajur
Tinondo adalah Batuan Malihan Paleozoikum, dan diduga berumur Karbon.

1.2 Rumusan masalah

Adapun rumusan masalah pada penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :

 Bagaimana Batasan wilayah Mandala ?


 Bagaimana Litostratigrafi penyusun Mandala ?
 Bagaimana Tektonik dan struktur geologi yang ada di tiap Mandala ?

1.3 Tujuan

Adapun maksud dan tujuan pada penulisan makalah ini adalah sebagai

berikut:

 Untuk mengetahui Batasan wilayah Mandala.


 Untuk mengetahui Litostratigrafi penyusun Mandala.
 Untuk mengetahui Tektonik dan struktur geologi yang ada di tiap
Mandala.

2
BAB II
ISI
2.1 Batasan wilayah Mandala

DAFTAR PUSTAKA
Biantoro, E., M.I. Kusuma, dan L.F. Rotinsulu. 1996.Tarakan Sub-basin Growth
Fault, North-East Kalimantan: Their Roles in Hydrocarbon Entrapments.
Proceedings Indonesian Petroleum Association, 21st Silver Anniversary
Convention, 175-189.
Heriyanto, N., W. Satoto, dan S. Sardjono. 1991. Stratigrafi Regional Cekungan
Tarakan. Makalah Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI), Pertemuan
Ilmiah Tahunan Ke-20, hal. 261-280.
Purwanti, Yulie. 2009. Aplikasi Atribut Geologi Cekungan Tarakan, Geologi
Cekungan Tarakan, hal. 6 – 10. Universitas Indonesia.
Achamd winarko, 2018, Pemodelan fasies bawah permukaan lapisan "X" formasi
santul di lapangan "AW" berdasarkan data bantuan inti dan log cekungan
tarakan Kalimantan Utara, Trisakti.
Docplayer, 2017, BAB II GEOLOGI REGIONAL. Cekungan Tarakan merupakan
salah satu dari 3 (tiga) Cekungan Tersier utama.
Eko Mujiono, 2006, Geologi Daerah Kanduangan dan Sekitarnya, Geologi
Regional Kabupaten Nunukan, Provinsi Kalimantan Timur.
Enrico Putra, 2017, Pola Sedimentasi dan Pemodelan Fasies pada Formasi Santul
, Cekungan Tarakan, Kalimantan Timur.

Anda mungkin juga menyukai