(PICTURE)
PROPOSED BY:
Skolastika Marganing Pradipta Putri (113160113) as Manager Operation
Andi Dedy Setiawan (113160140) as Drilling Engineer
Fiky Eka Ramadhan (113160006) as Production Engineer
Theomas Abdi Jaya (113160048) as Production Engineer
Cahyadi Julianto (113160142) as Simulation Engineer
Tesya Ananda Siregar (113160144) as Surface Engineer
Sealtiel Jean Madaun (113160141) as Surface Engineer
DAFTAR ISI
m = 1,871255208 ≈ 1,87
Tabel klasifikasi batuan berdasarkan nilai m
Tabel V-1
Klasifikasi Batuan berdasarkan Faktor Sementasi
(https://www.scribd.com/document/359191164/Well-Completion-2)
Menurut Tabel V-1. Klasifikasi Batuan berdasarkan Faktor Sementasi, dengan nilai m
sebesar 1,187; maka lapisan sandstone yang dianalisa tergolong dalam moderately
cemented. Dengan nilai faktor sementasi tersebut maka reservoir yang kita
produksikan dapat diketahui merupakan unconsolidated sandstone. Sehingga
formation completion yang cocok untuk sumur ICK-12 yaitu cased hole
completion.
5.2.2. Perforasi
Setelah proses cased hole completion selesai dikerjakan, hal selanjutnya
yang harus dilakukan ialah kegiatan perforasi. Perforator yang digunakan
adalah bullet gun perforator karena alat ini cocok untuk formasi yang memiliki
nilai faktor sementasi kecil (formasi unconsolidated) yakni sebesar 1,87(< 2).
Selain itu bullet gun perforator juga cocok digunakan untuk lapisan produktif
yang tebal karena pemakain bullet gun menyebabkan terjadinya perekahan
formasi. Keuntungan lainnya dari pemakaian bullet gun perforator yaitu biaya
yang dikeluarkan lebih murah daripada jet gun perforator serta lubang
perforasi yang dihasilkan alat ini berbentuk bulat, rata pada setiap sisi
lubangnya, dan tidak tajam sehingga sewaktu-waktu dapat ditutup dengan
klep-klep bola bila diperlukan.
Kegiatan perforasi dilakukan dalam kondisi underbalance dimana Ph
lumpur komplesi lebih kecil daripada Pf. Keuntungan dari metode
underbalance ini yaitu memungkinkan aliran balik dari formasi ke dalam
lubang sumur, sehingga hancuran dari hasil perforasi dapat segera keluar dan
tidak menyumbat lubang perforasi. Selain itu, dengan metode ini tidak
memungkinkan terjadinya mud loss dan skin akibat reaksi antara lumpur
dengan mineral batuan. Pemilihan metode underbalance ini dilakukan karena
surface facilities untuk sumur ICK-12 sudah siap sehingga dengan
menggunakan metode underbalanced ini, fluida produksi dari formasi bisa
langsung berproduksi setelah proses perforasi. Berikut dapat dilihat
perhitungan dari tekanan formasi dan tekanan hidrostatis densitas lumpur
komplesi:
Perhitungan tekanan formasi
Pf = 0,433 x kedalaman perforasi
= 0,433 x 1427,77
= 618,22441 psi
Perhitungan densitas lumpur komplesi
Ph yang diinginkan = 297,2319 Psi (dari Pwf desain)
Ph = 0,052 x Densitas Lumpur x Kedalaman perforasi
𝑃ℎ
Densitas Lumpur = 0,052 𝑥 𝑘𝑒𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑟𝑓𝑜𝑟𝑎𝑠𝑖
297,2319
Densitas Lumpur = 0,052 𝑥 1427,77 = 4,003444586 ppg ≈ 4 ppg
2. Menentukan GOR
Potensi Gas x 1000000 1000000
GOR = = = 10558,324 SCF/STB
Potensi Oil 94,712
3. Menentukan SG mix
SG mix = (Wc x SGw) + ((1-Wc) x SGo)
= (0,819998708 x 1,012) + ((1-0,819998708) x 0,9099)
= 0,9936218681
4. Menentukan GLR
Potensi Gas x 1000000 1000000
GLR = = = 1900,511998 SCF/STB
Potensi Gross 526,174
5. Menentukan WOR
Potensi Water 431,462
WOR = = = 4,5555157
Potensi Oil 94,712
= 0,0000157052 psi-1
B. Langkah Perhitungan pada Pembuatan Kurva IPR
1. Mencari PI (Productivity Index)
Qtest 526,174
PI = (Ps-Pwf) = (550-200) = 1,503354286 STBd/psi
2. Mencari harga Qb (Laju Produksi saat Pwf=Pb)
Qb = PI x (Ps – Pb)
= 1,503354286 x (550 – 318,5163) = 348,0020125 bpd
3. Mencari harga laju produksi maksimum (Qmax)
Qmax = Qb + ((PI x Pb)/1,8)
= (348,0020125 + ((1,503354286 x 318,5163)/1,8)
= 614,0258151 bpd
4. Mencari harga laju produksi (Q) untuk Pwf ≥ Pb
Q = PI x (Ps – Pwf)
5. Mencari harga laju produksi (Q) untuk Pwf ˂ Pb
Q = Qb + ((Qmax – Qb) x (1 – (0,2 x Pwf/Pb) – (0,8 x (Pwf/Pb)2)))
Tabel IX-1.
Tabulasi Hasil Perhitungan IPR
pwf q
550 0
500 75,16771429
400 225,5031429
318,5163 348,0020125
300 375,1193617
200 496,7092114
100 576,3446959
0 614,0258151
IPR
600
500
400
Pwf (psi)
300
200 IPR
100
0
0 100 200 300 400 500 600 700
Q (bpd)
Q Pwf
100 550
200 600
300 630
400 700
500 780
600 850
700 900
1000
900
800
700
600
Pwf (psi)
500
IPR
400
TIP
300
200
100
0
0 200 400 600 800
Q (bpd)
Grafik 9.2. Kurva IPR dan Tubing Intake Performance Perhitungan Excel
Grafik 9.3. Kurva IPR dan Tubing Intake Performance Hasil Pipesim
Dari hasil pembacaan grafik didapatkan harga gradien gas sebesar 0,059.
Gambar 9.1. Gambar Kurva Desain Gas Lift Valve Hasil Pipesim
Gambar 9.2. Gambar Tabulasi Desain Gas Lift Valve Hasil Pipesim
I. Mencari Sensitivitas terhadap GLR dengan Traverse
Tabel IX-4.
Tabel Sensitivitas terhadap Berbagai Harga GLR
Pwf
Q GLR GLR GLR GLR GLR GLR GLR GLR
200 300 400 800 1000 1200 1300 1500
100 800 450 380 280 250 185 200 250
200 780 480 400 300 280 220 210 300
300 750 470 390 360 300 260 240 400
400 730 550 480 400 390 370 350 420
500 780 600 520 480 420 410 390 450
600 800 630 580 500 480 460 440 460
700 810 650 585 560 540 520 500 500
900
800
700 IPR
600 GLR 200
Pwf (psi)
Tabel IX-5.
Tabel Qoptimum berdasarkan Sensitivitas terhadap GLR
GLR Q opt
300 130
400 220
800 290
1000 330
1200 350
1300 380
1500 270
400
350
300
250
Q (bpd)
200
150 Q opt vs GLR
100
50
0
0 500 1000 1500 2000
GLR (scf/stb))
2) Pada desain gas lift manual didapatkan hasil jumlah valve dan kedalaman
tiap valve, seperti pada tabel
Perhitungan Valve Secara Manual
Valve Depth (ft) P Tubing (psi) P Casing (psi)
Valve 1 600 115 405
Valve 2 1000 125 280
Valve 3 1400 135 285
Valve 4 1760 145 290
Valve 5 2140 155 295
Valve 6 2500 165 298
Valve 7 2840 175 300
Valve 8 3160 185 305
Valve 9 3480 190 308
Valve 10 3800 200 310
Valve 11 4080 210 313
Valve 12 4360 215 315
GRAFIK TRAVERSE
Q = 100 STBd
Q= 200 STBd
Q = 300 STBd
Q= 400 STBd
Q = 500 STBd
Q = 600 STBd
Q = 700 STBd