NIM : 210308021
Revolusi Hijau
1. Tahun 1766-1834 : Lahirnya Revolusi Hijau diawali sejak Thomas Robert Malthus menyatakan bahwa
kemiskinan adalah masalah yang tidak bisa dihindari oleh manusia terjadi karena pertumbuhan penduduk
dan peningkatan produksi pangan yang tidak seimbang (Rai, 2018).
2. Metode-metode ini membantu memberi makan populasi yang terus bertambah. Dampak revolusi hijau
pada hasil dan produksi yang lebih tinggi terbukti, seperti kontribusinya dalam mengurangi kelaparan
dunia, terutama di Asia (FAO, 1996).
Melalui Revolusi Hijau, upaya peningkatan produktivitas pertanian Indonesia dilakukan dengan 4 cara,
yaitu:
1. Intensifikasi pertanian, yaitu upaya peningkatan produksi pertanian dengan menerapkan formula
pancausaha tani (pengolahan tanah, pemillhan bibit unggul, pemupukan, irigasi, dan pemberantasan
hama)
2. Rehabilitasi pertanian, yaitu upaya peningkatan produksi pertanian dengan cara pemulihan kemampuan
daya produktivitas sumber daya pertanian yang sudah kritis. (Rai, 2018)
PENGERTIAN AGRONOMI
Secara Etimologi, “AGRONOMI” berasal dari Bahasa Yunani, yaitu Agros dan Nomos. Agros → lahan
atau lapang produksi. Nomos → pengelolaan atau manajemen (Carleton, 1908). Sehingga, Agronomi
adalah ilmu yang mempelajari cara pengelolaan tanaman pertanian atau manajemen produksi
lahan/lapang produksi dan lingkungan dengan tujuan memperoleh produksi yang maksimal.
Berdasarkan atas pengertian Agronomi, terdapat 3 unsur pokok dan ketiganya disebut juga dengan
unsur-unsur agronomi, yaitu:
2.Pengelolaan (Manajemen)
3.Produksi Maksimum (sebagai hasil lapang produksi dan pengelolaan) Fokus agronomi adalah lapang
produksi/lingkungan tanaman.
1. Petani
2. Agronomist
3. Pengusaha pertanian
4. Penyuluh
5. Pelaku sarana agronomi
Tanaman (dalam kajian agronomi) adalah tumbuhan yang dibudidayakan manusia dan mempunyai
manfaat langsung untuk kebutuhan manusia.
Sarana produksi (saprodi) dalam agronomi merupakan bahan yang sangat menentukan dalam
keberhasilan budidaya tanaman pada suatu wilayah tertentu.
Contoh SAPRODI:
2. Pupuk
3. Bahan kimia pengendali musuh tanaman (pestisida)
5. Alat-alat pertanian yang berfungsi untuk memberikan kondisi optimum untuk pertumbuhan dan
perkembangan tanaman, misalnya cangkul, bajak, traktor, alat penyemprot, alat panen dan lain-lain.
Sasaran Agronomi
Produksi Maksimum. Produksi dapat berwujud satuan berat dari buah, biji, umbi, gabah, satuan volume
dari getah dan lain-lain.
Peranan Agronomi
Agronomi berperan dalam menyediakan bahan baku pangan, sehingga agronomi sangat penting perannya
dalam usaha memantapkan swasembada pangan beras, palawija, dan hortikultura dan memperbaiki
kualitas dari pangan tersebut.
Tindak Agronomi
Segala usaha dan upaya manusia berupa tindakan atau penerapan teknologi dalam melaksanakan
budidaya tanaman untuk mencapai produksi maksimum.
Aspek Agronomi
2. Aspek fisiologi
3. Aspek ekologi tanaman (Jumin, H. B., dan I. Nyoman Rai) Ke 3 aspek tersebut merupakan suatu gugus
ilmu tanaman (crop science), berperan dan mendukung tindakan-tindakan agronomi dari berbagai
tingkatan dan akan terlihat pada produksi maksimum tanaman.
TUGAS PROSES FOTOSINTESIS DAN RESPIRASI
Fotosintesis adalah suatu proses biokimia pembentukan karbohidrat dari bahan anorganik yang dilakukan
oleh tumbuhan, terutama tumbuhan yang mengandung zat hijau daun, yaitu klorofil. Selain yang
mengandung zat hijau daun, ada juga makhluk hidup yang berfotosintesis yaitu alga, dan beberapa jenis
bakteri dengan menggunakan zat hara, karbon dioksida, dan air serta dibutuhkan bantuan energi cahaya
matahari. Hampir semua makhluk hidup bergantung pada energi yang dihasilkan dalam proses
fotosintesis. Akibatnya fotosintesis menjadi sangat penting bagi kehidupan di bumi. Fotosintesis juga
berjasa menghasilkan sebagian besar oksigen yang terdapat di atmosfer bumi. Organisme yang
menghasilkan energi melalui fotosintesis (photos berarti cahaya) disebut sebagai fototrof. Fotosintesis
merupakan salah satu cara asimilasi karbon karena dalam fotosintesis karbon bebas dari CO2 diikat
(difiksasi) menjadi gula sebagai molekul penyimpan energi. Cara lain yang ditempuh organisme untuk
mengasimilasi karbon adalah melalui kemosintesis, yang dilakukan oleh sejumlah bakteri belerang.
Tumbuhan bersifat autotrof. Autotrof artinya dapat mensintesis makanan langsung dari senyawa
anorganik. Tumbuhan menggunakan karbon dioksida dan air untuk menghasilkan gula dan oksigen yang
diperlukan sebagai makanannya. Energi untuk menjalankan proses ini berasal dari fotosintesis. Berikut ini
adalah persamaan reaksi fotosintesis yang menghasilkan glukosa:
Glukosa dapat digunakan untuk membentuk senyawa organik lain seperti selulosa dan dapat pula
digunakan sebagai bahan bakar. Proses ini berlangsung melalui respirasi seluler yang terjadi baik pada
hewan maupun tumbuhan. Secara umum reaksi yang terjadi pada respirasi seluler berkebalikan dengan
persamaan di atas. Pada respirasi, gula (glukosa) dan senyawa lain akan bereaksi dengan oksigen untuk
menghasilkan karbon dioksida, air, dan energi kimia.
Tumbuhan menangkap cahaya menggunakan pigmen yang disebut klorofil. Pigmen inilah yang memberi
warna hijau pada tumbuhan. Klorofil terdapat dalam organel yang disebut kloroplas. Klorofil menyerap
cahaya yang akan digunakan dalam fotosintesis. Meskipun seluruh bagian tubuh tumbuhan yang
berwarna hijau mengandung kloroplas, namun sebagian besar energi dihasilkan di daun. Di dalam daun
terdapat lapisan sel yang disebut mesofil yang mengandung setengah juta kloroplas setiap milimeter
perseginya. Cahaya akan melewati lapisan epidermis tanpa warna dan yang transparan, menuju mesofil,
tempat terjadinya sebagian besar proses fotosintesis. Permukaan daun biasanya dilapisi oleh kutikula dari
lilin yang bersifat anti air untuk mencegah terjadinya penyerapan sinar Matahari ataupun penguapan air
yang berlebihan.
Respirasi adalah proses menghasilkan energi dengan memecah molekul kompleks menjadi molekul yang
lebih sederhana. Proses respirasi umumnya memecah molekul gula sederhana menjadi karbon dioksida,
uap air dan energi. Semua jenis jasad renik melakukan respirasi.[1] Dalam pengertian kegiatan kehidupan
sehari-hari, respirasi dapat disamakan dengan pernapasan. Namun, istilah respirasi mencakup proses-
proses yang juga tidak tercakup pada istilah pernapasan. Respirasi terjadi pada semua tingkatan
organisme hidup, mulai dari individu hingga satuan terkecil, sel. Apabila pernapasan biasanya
diasosiasikan dengan penggunaan oksigen sebagai senyawa pemecah, respirasi tidak melulu melibatkan
oksigen.
Pada dasarnya, respirasi adalah proses oksidasi yang dialami SET sebagai unit penyimpan energi kimia
pada organisme hidup. SET, seperti molekul gula atau asam lemak, dapat dipecah dengan bantuan enzim
dan beberapa molekul sederhana. Karena proses ini adalah reaksi eksoterm (melepaskan energi), energi
yang dilepas ditangkap oleh ADP atau NADP membentuk ATP atau NADPH. Pada gilirannya, berbagai
reaksi biokimia endotermik (memerlukan energi) dipasok kebutuhan energinya dari kedua kelompok
senyawa terakhir ini. Kebanyakan respirasi yang dapat disaksikan manusia memerlukan oksigen sebagai
oksidatornya. Reaksi yang demikian ini disebut sebagai respirasi aerob. Namun, banyak proses respirasi
yang tidak melibatkan oksigen, yang disebut respirasi anaerob. Yang paling biasa dikenal orang adalah
dalam proses pembuatan alkohol oleh khamir Saccharomyces cerevisiae. Berbagai bakteri anaerob
menggunakan belerang (atau senyawanya) atau beberapa logam sebagai oksidator Respirasi dilakukan
pada satuan sel. Proses respirasi pada organisme eukariotik terjadi di dalam mitokondria. Secara
sederhana, reaksi kimia yang terjadi dalam respirasi dapat dituliskan sebagai berikut:
Ketersediaan substrat. Tersedianya substrat pada tanaman merupakan hal yang penting dalam melakukan
respirasi. Tumbuhan dengan kandungan substrat yang rendah akan melakukan respirasi dengan laju yang
rendah pula. Demikian sebaliknya bila substrat yang tersedia cukup banyak maka laju respirasi akan
meningkat.Ketersediaan Oksigen. Ketersediaan oksigen akan mempengaruhi laju respirasi, tetapi
besarnya pengaruh tersebut berbeda bagi masing-masing spesies dan bahkan berbeda antara organ pada
tumbuhan yang sama. Fluktuasi normal kandungan oksigen di udara tidak banyak mempengaruhi laju
respirasi, karena jumlah oksigen yang dibutuhkan tumbuhan untuk berrespirasi jauh lebih rendah dari
oksigen yang tersedia di udara.
Suhu. Pengaruh faktor suhu bagi laju respirasi tumbuhan sangat terkait dengan faktor Q10, dimana
umumnya laju reaksi respirasi akan meningkat untuk setiap kenaikan suhu sebesar 10 oC, tetapi hal ini
tergantung pada masing-masing spesies.Tipe dan umur tumbuhan. Masing-masing spesies tumbuhan
memiliki perbedaan metabolsme, dengan demikian kebutuhan tumbuhan untuk berespirasi akan berbeda
pada masing-masing spesies. Tumbuhan muda menunjukkan laju respirasi yang lebih tinggi dibanding
tumbuhan yang tua. Demikian pula pada organ tumbuhan yang sedang dalam masa pertumbuhan.
Pertumbuhan adalah peristiwa perubahan biologi yang terjadi pada makhluk hidup yang berupa
pertambahan ukuran (volume, massa, dan tinggi). Sedangkan perkembangan adalah Proses menuju
tercapainya kedewasaan atau tingkat yang lebih sempurna (kompleks).
Biji yang sudah berkecambah akan segera diikuti oleh pertumbuhan primer karena pada pucuk dan
ujung akar terdapat jaringan yang bersifat meristematik (selalu membelah). Pemanjangan ujung akar dan
ujung batang tersebut disebut pertumbuhan primer.
Faktor luar adalah materi atau hal-hal yang terdapat diluar tanaman yang berdampak pada tanaman itu,
baik secara langsung ataupun tidak langsung. Termasuk ke dalam faktor luar iklim, gravitasi bumi, dan
lain-lain. Antara lain :
- Nutrisi/garam-garam mineral,
- Cahaya
- Suhu
- Kelembaban atau kadar air
1. Auksin
2. Sitokinin
3. Giberelic
4. Absisic acid
5. Etilen
6. Penghambat tumbuh
KURVA SIGMOID
a. suatu fungsi pertumbuhan yang mencirikan pola pertumbuhan tanaman sepanjang suatu generasi
secara khas. Kurva ni terbentuk oleh variabel berupa massa tanaman (bobot kering), volume, luas
daun, tinggi, atau penimbunan bahan kimia yang digambarkan terhadap waktu menjadi suatu
garis yang dapat ditarik dari data secara normal akan berbentuk sigmoid yang menyerupai huruf
S. Kurva sigmoid berlaku bagi tumbuhan lengkap, untuk bagian-bagiannya ataupun sel-selnya.
b. Pertumbuhan tanaman pada mulanya lambat kemudian berangsur-angsur lebih cepat sampai
tercapai titik maksimum akhirnya laju tumbuh menurun. Pola pertumbuhan tersebut cepat pada
fase vegetatif sampai titik tertentu akibat pertambahan sel tanaman kemudian melambat dan
akhirnya menurun pada fase senesen.
c. Bentuk kurva sigmoid untuk semua tanaman kurang lebih tetap, tetapi penyimpangan dapat
terjadi sebagai akibat variasi di lingkungan. Ukuran akhir, rupa, dan bentuk tumbuhan ditentukan
oleh kombinasi pengaruh faktor genetik dan lingkungan.
d. Pada kurva sigmoid digambarkan garis generalisasi atau kurva ukuran (meliputi bobot, tinggi,
panjang, lebar, luas, dan isi), log ukuran, dan laju pertumbuhan, masing-masing digambarkan
terhadap waktu. Fase-fase yang digambarkan dalam ukuran kurva tersebut meliputi :
- fase lag
- fase eksponensial
- fase stasioner
- Fase penuaan/sense
TUGAS PERBEDAAN TANAMAN DIKOTIL DAN MONOKOTIL
Tumbuhan monokotil yang berarti tumbuhan dengan biji tunggal merupakan salah satu jenis tumbuhan
dari dua kelompok tumbuhan yang memiliki bunga namun hanya memiliki satu buah daun lembaga.
Keadaan tersebut membuat biji dari tumbuhan monokotil tidak mengalami pembelahan. Tumbuhan
monokotil hanya memiliki sebuah kotiledon. Sedangkan Tumbuhan dikotil yang memiliki arti tumbuhan
dengan biji berkeping ganda. Biji pada tumbuhan dikotil dilindungi oleh semacam daun buah yang
biasanya disebut dengan karpel. Kotiledon atau daun lembaga dari tumbuhan monokotil berjumlah
sepasang yang berarti ada dua kotiledon di dalam embrio pada benih tumbuhan dikotil. Berbeda dengan
tumbuhan monokotil, kotiledon pada tumbuhan dikotil sudah tumbuh sejak tumbuhan memasuki tahap
biji, hal itulah yang menyebabkan terjadinya pembelahan biji pada tumbuhan dikotil.
Berikut akan kami sajikan beberapa klasifikasi dari tumbuhan monokotil dan dikotil secara lebih lengkap.
Tumbuhan monokotil atau tumbuhan yang memiliki keping biji tunggal memiliki beberapa klasifikasi
sebagai berikut.
a. Anggrek-anggrekan (Orchidaceae) : Anggrek menjadi salah satu tanaman hias yang memiliki jenis
beraneka ragam. Tanaman ini hidup dan tumbuh dengan baik di lingkungan yang tropis dan. Hal itu
membuat tanaman anggrek sangat mudah ditemukan di Negara Indonesia.
b. Pinang-pinangan (Arecaceae) : Tumbuhan dengan suku pinang-pinangan seperti buah kelapa memiliki
banyak manfaat. Tidak hanya buahnya saja, namun hampir seluruh bagian dari tumbuhan ini memiliki
kegunaan bagi manusia.
c. Jahe-jahean (Zingiberaceae : Tanaman dengan suku jahe-jahean seperti jahe, laos, kunyit, kencur, dan
lain sebagainya sangat mudah ditemukan di Indonesia. Tanaman-tanaman ini merupakan tumbuhan
monokotil yang memiliki manfaat terutama untuk kesehatan. Biasanya tanaman dengan suku jahe-jahean
diolah dan dijadikan sebagai obat-obatan atau juga bisa dijadikan bumbu untuk menambah cita rasa
masakan.
d. Bunga-bungaan (Capparaceae) : memiliki bentuk daun menjari dan berukuran relatif kecil dengan jenis
daun tunggal dan majemuk. Buah dari tanaman ini cenderung berbentuk memanjang dan seperti kaspul.
e. Cemara-cemaraan (Casuarinaceae) : rantingnya beruas dan memiliki bentuk dahan seperti jarum, serta
bentuk buah yang berbentuk seperti runjung berukuran kecil.
f. Semak-semak (Piperaceae) : memiliki wujud seperti semak-semak dengan daun yang memiliki
keunggulan berbau rasa pedas serta aromatic, seperti tumbuhan sirih.
g. Kapas-kapasan (Malvaceae) : memiliki bunga dengan bentuk corong yang berukuran besar disertai
dengan bunga yang menyatu dengan kelopaknya.
h. Mawar-mawaran (Rosaceae) : umumnya berbentuk seperti semak yang memanjat, memiliki duri dan
bergerak mengitari batang.
Bila fase vegetatif dan reproduktif diumpamakan seperti timbangan, tangan yang satu sebagai fase
vegetatif dan tangan yang lainnya sebagai fase reproduktif , diperoleh 3 konsep
1. Beberapa tan. pertanian memerlukan dominansi fase vegetatif selama siklus hidupnya
2. Ada yg memerlukan dominansi fase vegetatif pd awal siklus hidupnya dan seimbang antara fase
vegetatif dan reproduktif semasa akhir hidupnya.
3. Pada umumnya semua tan. memerlukan dominansi fase vegetatif selama tahap semai, setelah itu
tanaman dibagi atas 3 kelompok.
Faktor lingkungan dan teknik budidaya memberikan pengaruh yg nyata terhadap kedua fase pertumbuhan
tanaman tersebut Faktor lingkungan yg penting adalah :
•Suplai air
•Suhu
•Suplai cahaya
FAKTOR EXTERNAL
LINGKUNGAN TANAMAN
Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber daya alam seperti
tanah, air, energi, surya, garam mineral, serta flora atau fauna yang tumbuh diatas tanah maupun di
lautan
Dalam usaha budidaya harus diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman secara
ekologi, baik faktor biotik dan abiotik di lingkungan tumbuh tanaman tersebut.
• Faktor biotik adalah faktor hidup yang meliputi semua makhluk hidup di bumi, baik
tumbuhan maupun hewan, termasuk virus dan bakteri.
• Faktor abiotik, yaitu terdiri dari benda- benda mati seperti air, tanah, udara, cahaya,
matahari dan sebagainya.
Lingkungan biotik
• Faktor biotik adalah faktor hidup yang meliputi semua makhluk hidup di bumi, baik
tumbuhan, hewan dan manusia.
• Dalam ekosistem, tumbuhan berperan sebagai produsen, hewan berperan
sebagai konsumen, dan mikroorganisme berperan sebagai dekomposer.
• Kelompok-kelompok spesies dalam komunitas tidak berdiri sendiri, harus dapat
hidup bersama dengan saling mengatur.
• Di dalam hidup bersama ini interaksi di dalam spesies ada yang bersifat searah atau
dua arah.
Lingkungan abiotik
SUHU
Kekurangan air pada tanah menyebabkan terhambatnya proses osmosis. Proses osmosis akan terhenti atau
berbalik arah yang berakibat keluarnya materi- materi dari protoplasma sel-sel tumbuhan, sehingga
tanaman kering dan mati.
Fungsi air:
– Untuk fotosintesis.
– Pengangkut
– Mengaktifkan reaksi-reaksi enzim atau sebagai medium reaksi enzimatis
– Membantu proses perkecambahan biji.
– Menjaga (mempertahankan kelembapan).
– Untuk transpirasi.
– Meningkatkan tekanan turgor sehingga merangsang pembelahan sel.
– Menghilangkan asam absisi.
– Sebagai pelarut, air juga memengaruhi kadar enzim dan substrat sehingga secara tidak
langsung memengaruhi laju metabolisme.
KELEMBABAN
• Kelembaban ada kaitannya dengan laju transpirasi melalui daun karena transpirasi
akan terkait dengan laju pengangkutan air dan unsur hara terlarut.
• Bila kondisi lembap dapat dipertahankan maka banyak air yang diserap tumbuhan
dan lebih sedikit yang diuapkan.
• Kondisi ini mendukung aktivitas pemanjangan sel sehingga sel-sel lebih cepat
mencapai ukuran maksimum dan tumbuh bertambah besar.
CAHAYA
• Memberikan unsur- unsur mineral, baik sebagai medium pertukaran maupun sebagai
tempat persediaan.
• Memberikan air dan sebagai reservoir
• Sebagai tempat berpegang dan bertumpu untuk tegak
Nutrisi
• Unsur-unsur yang dibutuhkan dalam jumlah yang banyak disebut unsur makro
esensial
• Unsur-unsur yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit disebut unsur mikro esensial
• Jika salah satu kebutuhan unsur- unsur tersebut tidak terpenuhi, akan mengakibatkan
kekurangan unsur yang disebut defisiensi ygmengakibatkan pertumbuhan menjadi
terhambat.
HARA MAKRO DAN MIKRO
Unsur Hara MAKRO menyumbang 0.2 - 4.0% dari berat kering tanaman (dalam gram atau kilogram)
yang terdiri dari C, H, O, Ca, K, Mg, N, P, S
Unsur Hara MIKRO menyumbang 0.1 – 200 ppm (kurang dari 0.02%) dari berat kering tanaman (dalam
milligram atau ppm) yang terdiri dari Mn, Cu, Na, B, Mo, Fe, Zn, Ni, Cl, Si, Co, Va, W
Simbiosis amensalisme yaitu sebuah pola interaksi yang terjadi apabila suatu organisme merugikan
organisme lain dengan menghasilkan senyawa yang berbahaya, sehingga dapat membahayakan organisme
yang berinteraksi dengannya.
Tanaman gulma ini menghasilkan senyawa alelopati. Tanaman alang-alang (Impereta cylindrica) adalah
salah satu tanaman gulma yang dapat memberikan efek senyawa alelopati yang sangat kuat. Senyawa ini
dapat menjadikan alang- alang tumbuh lebih cepat dibandingkan dengan tanaman di sekitarnya. Adanya
tanaman gulma ini perlu dikendalikan dengan cepat agar tidak memberikan dampak negatif bagi tanaman
produksi lainnya.
Jamur ada yang dapat menguntungkan, misalnya jamur yang dapat dijadikan sebagai sumber makanan.
Namun, jamur juga banyak yang menyebabkan kerugian. Salah satunya yaitu Penicilium sp yang
merupakan salah satu jamur yang digunakan dalam bioteknologi modern. Jenis jamur ini biasa digunakan
menjadi sumber antibiotik bagi manusia.
Tanaman brokoli mampu mengeluarkan residu yang dapat mencegah jamur verticillium penyebab
penyakit layu pada beberapa tanaman sayur. Namun, senyawa yang terdapat pada brokoli ini akan
memberikan dampak negatif bagi tanaman kubis. senyawa ini menyebabkan tanaman kobis lebih cepat
membusuk.
Walaupun tanaman lamtoro menggunakan sistem tumpang sari pada beberapa jenis tanaman, namun tidak
ada pada tanaman gandum dan kunir. Karena senyawa yang dikeluarkan oleh lamtoro dapat menyebabkan
efek negatif bagi gandum ataupun kunir.
Tanaman lantana ini mengeluarkan senyawa alelopati yang dapat merugikan gulma anggur. Meskipun
gulma anggur ini merugikan tanaman anggur, namun gulma anggur tidak memberikan dampak seburuk
dampak yang diberikan oleh tanaman lantana.
di sekitarnya pohon pinus menghasilkan senyawa alelopati yang dapat menggagu kelangsungan hidup
tumbuhan di sekitarnya. Ini sebabnya di sekitar pohon pinus jarang sekali ditemukan pohon-pohon
lainnya, selain sejenis rumput-rumputan. Tanaman yang rentan terhadap senyawa alelokimia dari tanaman
lainnya dapat mengalami gangguan pada proses perkecambahan, pertumbuhan, serta perkembangannya.
simbiosis komensalisme adalah sebuah interaksi antara dua makhluk hidup yang menguntungkan salah
satu organisme, sementara organisme lain tidak dirugikan dan tidak diuntungkan. Artinya, salah satu
makhluk hidup akan diuntungkan sementara makhluk hidup lain tidak terpengaruh.
Dalam interaksi antara Anggrek dan pohon mangga, anggrek mendapat keuntungan karena memiliki
tempat untuk tumbuh, mendapatkan sinar matahari, air serta zat-zat untuk melakukan proses
fotosintesis,dengan menempel pada pohon mangga. Sementara pohon mangga tidak dirugikan atau pun
diuntungkan dari keberadaan tumbuhan anggrek ini.
Contoh lainnya dari simbiosis komensalisme bisa dilihat pada interaksi antara katak dan pepohonan.
Dimana Katak menggunakan daun dan bagian- bagian pohon lain sebagai tempat berteduh dan berlindung
dari hujan atau badai. Bagi Katak, hal ini tentu menguntungkan. Namun demikian pohon tidak
diuntungkan, tidak pula dirugikan. Dengan kata lain, tidak terpengaruh sama sekali.
Simbiosis protokooperasi merupakan jenis sismbiosis yang mirip dengan simbiosis mutualisme, namun
ada beberapa poin yang berbeda.
Contoh dari simbiosis protokooperasi adalah bunga dengan serangga. Memang benar bahwa dalam proses
penyerbukannya, bunga dibantu oleh serangga.
Namun selain serangga, bunga juga dibantu oleh beberapa faktor lain seperti jenis- jenis angin, jenis-
jenis air atau burung. Sehingga hal ini menyatakan bahwa interaksi antara serangga dan bunga bukanlah
interaksi yang mutlak.
Contoh dari simbiosis protokooperasi adalah bunga dengan serangga. Memang benar bahwa dalam proses
penyerbukannya, bunga dibantu oleh serangga.
Pengertian kompetisi
Kompetisi adalah interaksi antar 2 atau banyak spesies yang muncul akibat kesamaan kebutuhan akan
sumber daya yang bersifat terbatas, sehingga membatasi kemampuan bertahan atau Survival,
pertumbuhan dan reproduksi spesies
Sumber daya tersebut contohnya air, harakoma cahaya, CO2 dan ruang tumbuh. Kompetisi terbagi dua
yaitu:
• kompetisi intraspesifik
• kompetisi interspesifik
Kompetisi intraspesifik
Kompetisi interspesifik
Pola tanam adalah usaha penanaman pada sebidang lahan dengan mengatur susunan tatanan letak dan
urutan tanaman selama periode waktu tertentu termasuk masa pengolahan tanah dan masa tidak ditanami
selama periode tertentu.
Pola tanam digunakan sebagai landasan untuk meningkatkan produktivitas lahan. hanya saja, dalam
pengelolaannya diperlukan pemahaman kaedah teoritis dan keterampilan yang baik tentang semua faktor
yang menentukan produktivitas lahan tersebut. Biasanya pengelolaan lahan sempit untuk mendapatkan
hasil atau pendapatan yang optimal maka pendekatan pertanian terpadu, ramah lingkungan dan semua
hasil tanaman merupakan produk utama adalah pendekatan yang bijak (Handoko, 2008).
Pengetahuan mengenai pola tanam sangat perlu bagi petani, sebab dari usaha tani yang dilakukan
diharapkan dapat mendatangkan hasil yang maksimal. Tidak hanya hasil yang menjadi objek bahkan
keuntungan maksimum dapat dengan tidak mengabaikan pengawetan tanah dan menjaga kestabilan
kesuburan tanah.
Pola monokultur adalah pola tanam yang hanya menanam satu jenis tanaman di lahan, contoh sawah
ditanami padi saja.
Kelebihan pola tanam ini yaitu teknis budidayanya yang relatif mudah karena hanya menangani satu
tanaman saja.
Kelemahannya adalah tanaman menjadi lebih mudah diserang hama atau penyakit.
pola tanam polikultur adalah pola pertanian dengan banyak jenis tanaman pada satu bidang lahan yang
tersusun dan terencana dengan menerapkan aspek lingkungan yang lebih baik.
Keuntungan polikultur
a). mengurangi serangan organisme pengganggu tanaman atau opt misalnya bawang daun dapat mengusir
hama alpich dan ulat pada tanaman kubis karena mengeluarkan bau alicin.
b). Menambah kesuburan tanah dengan menanam tanaman yang mempunyai perakaran berbeda misalnya
tanaman berakar dangkal ditanam berdampingan dengan tanaman berakar dalam maka tanah di sekitarnya
akan lebih gembur.
1.Tumpang Sari
Tumpang sari adalah penanaman lebih dari satu tanaman pada waktu yang bersamaan atau selama periode
tanam pada satu tempat yang sama.
keuntungan sistem tumpang sari antara lain pemanfaatan lahan kosong di sela-sela tanaman pokok,
peningkatan produksi total persatuan luas karena lebih efektif dalam penggunaan cahaya air serta unsur
hara dapat mengurangi resiko kegagalan panen dan menekan pertumbuhan gulma.
Contoh tanaman yang dapat dijadikan sebagai tanaman Sela pada tanaman jagung adalah tanaman kedelai
2. Tumpang Gilir Atau Multiple Cropping adalah penanaman sistem tumpang gilir dilakukan secara
beruntun sepanjang tahun dengan mempertimbangkan faktor- faktor lain untuk mendapat keuntungan
maksimum
3. Tanaman Bersisipan
Merupakan pola tanam dengan menyisipkan satu atau beberapa jenis tanaman selain tanaman pokok
dalam waktu tanam yang berbeda atau waktu yang berbeda penanaman dua tanaman atau lebih di mana
tanaman yang kedua ditanam saat tanaman pertama sudah melewati fase vegetative
4. Tanaman Campuran Merupakan merupakan penanaman jenis tanaman campuran yang di mana pada
lahan dan waktu yang sama atau jarak waktu tanah yang singkat tanpa pengaturan jarak tanam dan
penentuan populasi. Kegunaan sistem ini dapat melawan atau menekan kegagalan panen total (kustantini,
2012).
Rotasi tanaman atau pergiliran tanaman adalah penanaman dua jenis atau lebih secara bergiliran pada
lahan penanaman yang sama dalam periode waktu tertentu. Setelah yang satu dipanen baru ditanam
tanaman berikutnya
dalam satu tahun, dan tanaman tersebut semisal tanaman jagung, padi, dan ubi kayu.
6.Alley Cropping Atau Berlorong adalah suatu sistem dimana tanaman pangan ditanam pada lorong atau
alley di antara barisan Tanaman pagar (sariata, ketut,.2007).
Sistem tersebut biasanya diterapkan pada lahan yang tergolong kering penanaman tanaman tahunan
seperti lamtoro segon mahoni dan lain sebagainya sebagai pagar tanaman pagar biasanya dimanfaatkan
sebagai kayu untuk kebutuhan furniture perlengkapan rumah maupun dapat dimanfaatkan sebagai kayu
bakar Tanaman pagar secara ekologis difungsikan untuk menampung air menyuburkan tanah menimalisir
potensi erosi dan longsor memicu peningkatan aktivitas mikroorganisme sehingga cocok untuk ditanami
tanaman semusim yang toleran
Ekologi: dapat menyumbangkan bahan organik dan Hara terutama nitrogen untuk tanaman lorong.
Mengurangi laju aliran permukaan dan erosi apabila Tanaman pagar ditanam secara rapat menurut garis
kontur. Terpaan angin dapat diminimalisir sehingga tanaman musiman tetap dalam kondisi yang baik
meningkatkan keanekaragaman hayati dan keseimbangan agroekosistem
Ekonomi: menghemat biaya pengelolaan lahan karena tidak perlu dilakukan pembajakan untuk
menggemburkan tanah titik mengurangi biaya pemupukan dengan memanfaatkan daun tanaman pagar
untuk dijadikan kompos atau mulsa. Ranting pohon tahunan dapat dimanfaatkan sebagai kayu bakar titik
SEXUAL
Reproduksi tanaman melalui biji (reproduksi seksual)à penggabungan 2 sel sex/ gamet yg masing2
memiliki 1 set kromosom (haploidal) utk membentuk 1 sel dgn 2 set kromosom (diploidal) yg disebut
zygote
Tanaman2 yang dihasilkan dari perbanyakan tanaman menggunakan benih (biji)= seedling
ASEXUAL
Perbanyakan secara aseksual tdk ada penggabungan gamet betina) dan gamet jantan (dapat menggunakan
organ vegetatif, biji apomixis, dan organ reproduksi (dgn kuljar)
Tanaman2 yang dihasilkan dari perbanyakan tanaman asexual= cloning
SEKSUAL VS ASEKSUAL
SEKSUAL = Turunan baru mungkin akan meniru salah satu sifat induk/meniru keduanya/tidak meniru
salah satu (terjadi penyimpangan)
ASEKSUAL = Sifat turunan sama dengan sifat induknya (kecuali kalau ada Mutasi)
ASEXUAL
• Organ vegetatip
• Organ reproduksi (tanpa kawin)à kultur jaringan
• Biji apomixis
• Perakarannya lebih lemah sehingga tanaman kurang kokoh (kecuali untuk Grafting dan
Budding yang batang bawahnya berasal dari biji)
• Umur tanaman relatif lebih pendek dibandingkan tanaman yang diperbanyak dengan biji.
PEMBIAKAN ASEKSUAL
1.BIJI APOMIKSIS
APOMIKSIS ADALAH: Mekanisme reproduksi secara aseksual tanpa fusi gamet jantan dan betina (Biji
tidak berasal dari penyerbukan pembuahan, tetapi berasal dari sel nuselus (Jd dlm pembentukan embrio,
jumlah kromosom tdk mengalami reduksi
APOMIK : Contoh tanaman yg dihasilkan melalui reproduksi apomiksis: Jeruk, manggis, manga
2. ORGAN VEGETATIP
• Stolon
• Umbi Lapis (bulb) bawang merah, tulip
• Umbi sisik (Corm) gladiol
• Akar batang (Rhizome) alang2
• Offshoot tanaman pisang
• Umbi Batang (Tubers) kentang
• cangkok
• Stek
c. Penyambungan Tanaman
• Grafting
• Budding
d. Kultur Jaringan
2 . LAYERING
Layering/mencangkok yaitu teknik perbanyakan tanaman secara vegetatip dengan cara mengusahakan
tumbuhnya akar pada dahan/ranting yg masih melekat pada induknya
GROUND LAYERING=MERUNDUK sering juga disebut dengan cangkok tanah atau cangkok
runduk /merunduk yaitu satu tehnik perbanyakan tanaman dengan cara melengkungkan/merundukkan
cabang atau ranting dan membenamkannya di dalam tanah sampai terbentuk akar
2. Tip Layering
3. Trench Layering
4. Serpentine Layering
5. Mound Layering
SAMBUNG
GRAFTING= Perbanyakan tanaman dengan cara menyambung satu atau lebih batang atas yg memiliki
lebih dari satu mata tunas ke batang bawah tanaman lain, sehingga menjadi satu kesatuan yg utuh dgn
membawa sifat masing2 induknya
BUDDING= Perbanyakan tanaman dengan cara menyambung satu atau lebih batang atas yg memiliki
satu mata tunas ke batang bawah tanaman lain, sehingga menjadi satu kesatuan yg utuh dgn membawa
sifat masing2 induknya
4. KULTUR JARINGAN
Yaitu Teknik perbanyakan tanaman dgn cara menumbuhkembangkan eksplan pada media buatan yang
kaya nutrisi +ZPT, secara in vitro dalam kondisi aseptic
TOTIPOTENSI =TOTAL GENETIK POTENSIAL yaitu kemampuan setiap sel tanaman (Yg hidup)
untuk tumbuh dan berkembang menjadi individu baru apabila ditempatkan pada kondisi yg sesuai dgn
pertumbuhannya
DEDIFERENSIASI= Kemampuan sel tanaman yg sudah dewasa untuk kembali meristematik dan
membentuk titik tumbuh baru
MATERI KETUJUH (7)
BAHAN TANAM
BAHAN TANAM BIJI TERBAGI DUA YAITU: BIJI GENERATIP BIJI APOMIXIS
BENIH UNGGUL JUGA TERBAGI DUA YAITU: BENIH BERMUTU DAN VARITAS UNGGUL
BENIH BERMUTU
Mutu fisik yang dicirikan oleh kebersihan dan kemulusan (tidak cacat) dari benih tersebut
Mutu kesehatanà dicerminkan oleh tidak adanya serangan hama & penyakit pada benih
VARIATAS UNGGUL
Adalah varietas yg memiliki banyak sifat2 agronomi yg unggul dibandingkan dengan varietas lain,
sehingga pada keadaan umum hasil produksinya lebih tinggi.
TEKNIK PENANAMAN
Perlu diperhatikan:
Pengolahan tanah
Penyiapan benih/bibit
Jenis tanaman
Waktu tanam
Jarak tanam
Pemeliharaan
BIBIT = Benih yang telah ditumbuhkan/ semaian yang akan digunakan utk tujuan penanaman atau
Bagian vegetatip tanaman seperti setek, cangkok
TANAM LANGSUNG
1. Broad Casting (Tebar) yaitu Utk benih berukuran kecil serta ukuran tanaman pd saat panenjg
relatif kecil atau dipanen pd fase pertumbuhan vegetatif awal (saat tanaman masih muda)
Contoh: Bayam
2. Larikan yaitu Pada permukaan lahan dapat ditanam dengan sistem larikan Contoh: Bayam dan
bbrp sayuran daun lain.
Larikan dibuat sesuai dg luas lahan/lebar bedeng dan jenis tanaman yg akan ditanam
Jarak antar larikan ditentukan oleh ukuran tanaman pd saat panen dan pertimbangan praktis utk
memudahkan pemeliharaan & panen
3. Lobang Tanam Dilakukan utk benih2 Sayur dan pangan yg berukuran relatif
JARAK TANAM
Pengaturan Jarak Tanam Dimaksudkan Utk: Mencegah Persaingan Dalam Mendapatkan Sinar Matahari,
Hara, Air
Keadaan Tajuk
Perakaran
Prinsip Penentuan Jarak Tanam yaitu Mahkota Daun (Tajuk Tanaman) Tidak Saling Menutupi (Kecuali
Utk Tujuan Lain)
PENYAPIHAN
Beberapa jenis tanaman seperti cabai, tomat, sawi dsbnya, sebelum ditanam ke bedeng tanam atau wadah
tanam yang tetap, terlebih dahulu harus melewati tahap pesemaian benih dan penyapihan calon bibit.
Tahapan-tahapan ini dilakukan berguna untuk menyeleksi bibit dan sebagai latihan hidup bagi tanaman
muda, sehingga nanti dapat diperoleh bibit yang bagus, sehat dan kuat untuk hidup di tempat penanaman
yang tetap.
TUJUAN PENYAPIHAN
• Mencegah persaingan dalam pengambilan unsur hara, air dan sinar matahari.
• (Bibit yg tumbuh berdesakan biasanya akan tumbuh memanjang dengan batang yang lemah dan
tidak jagur
• Untk Tanaman Perkebunan Terbagi Dua Yaitu Pra Nurseri Dan Main Nurseri
TRANSPLANTING
Waktu pemindahan bibit dari tempat pesemaian/penyapihan ke lahan penanaman tergantung pd jenis
tanamannya
ORGAN VEGETATIP
Stek
Organ Khusus
5. Kultur Jaringan
Utk saat ini hanya dapat dilakukan dgn Kultur jaringan Digunakan Bunga jantan Kultur anther/
1.Stek adalah bagian tanaman yang dipisahkan/diisolasi dari tanaman induknya untuk bahan kultur, agar
beregenerasi menjadi individu baru
Tipe/jenis stek dapat dikelompokkan berdasarkan bagian tanaman yang digunakan sebagai bahan stek.
a) Stek batang
*Chrysanthemum
*Coleus
*Carnation (anyelir)
b) Stek daun
c) Stek akar
Apel
Jambu biji
Kesemak
d) Stek umbi
Jika berbentuk potongan maka setiap potongan harus mempunyai calon mata tunas.
LAYERING
Layering atau mencangkok atau merunduk adalah suatu teknik perbanyakan tanaman dgn cara
mengusahakan tumbuhnya akar pada dahan/ranting yang masih melekat pada tanaman induknya.
Untuk layering, bahan tanam yang digunakan bisa batang (jarang), dahan atau ranting tanaman. Kalau
batang yg dicangkok, hanya bisa menghasilkan 1 individu baru karenanya jarang dilakukan
• Runners
• Stolons
• Offsets
• Suckers
• Crown Division
SAMBUNG
GRAFTING= Perbanyakan tanaman dengan cara menyambung satu atau lebih batang atas yg memiliki
lebih dari satu mata tunas ke batang bawah tanaman lain, sehingga menjadi satu kesatuan yg utuh dgn
membawa sifat masing2 induknya
BUDDING= Perbanyakan tanaman dengan cara menyambung satu atau lebih batang atas yg memiliki
satu mata tunas ke batang bawah tanaman lain, sehingga menjadi satu kesatuan yg utuh dgn membawa
sifat masing2 induknya
KULTUR JARINGANYaitu Teknik perbanyakan tanaman dgn cara menumbuhkembangkan eksplan
pada media buatan yang kaya nutrisi +ZPT, secara in vitro dalam kondisi aseptic BAHAN TANAM
UNTUK KULTUR JARINGAN ADALAH EKSPLAN.
Teknik pengendalian pertumbuhan dan perkembangan tanaman dalam bentuk fisik bertujuan untuk
memperoleh bentuk tanaman yang diinginkan.
- pemangkasan
- pelatihan
- topiary
TRAINING = PELATIHAN
Sistim pelatihan harus dilaksanakan untuk mengendalikan bentuk selama periode tumbuh (hidup)
tanaman. Bertujuan untuk memperoleh bangun (performance) yang telah ditentukan dlm usaha mencapai
produktivitas lebih besar, mutu, kemudahan tindakan pemeliharaan dan budidaya serta keindahan. Faktor
utama yg menentukan bentuk ialah posisi atau lokasi titik cabang pada batang pokok/utama dan arahan
berikutnya. Cabang dpt diarahkan ke sekeliling batang pd suatu bidang utk memperoleh bentuk alami,
atau diarahkan pd suatu bidang utk memperoleh bangun datar (dikenal sebagai espalier = pundak) dan
bentuk tiga dimensi.
PRUNING = PEMANGKASAN
Pruning diartikan sbg pemangkasan, yaitu pemotongan bagian-bagian tanaman yg tidak dikehendaki dgn
harapan nantinya tanaman tsb akan tumbuh dan berkembang lebih baik dan sesuai dgn keinginan.
Ada dua macam teknik pemangkasan,yaitu
o Pemancungan dan
o Penipisan.
Tujuan pemangkasan pada tanaman adalah untuk mengendalikan ukuran, mengendalikan bentuk,
keragaan tanaman saat perpindahan tanaman, pengaturan produksi bunga dan mutu jumlah
TOPIARI
Diartikan sebagai perlakuan fisik berupa pemahatan batang dengan maksud mengatur penampakan dan
kelenturan tanaman. Kadangkala topiari terhadap tanaman hias berdaun diarahkan pada pembentukan
kanopi. Topiari seringkali diterapkan pada budidaya tanaman dengan teknik bonsai dan juga tanaman
pagar dari jenis tanaman hias daun bertekstur halus dan lebat.
• Pertumbuhan vegetatif yg pesat biasanya terjadi setelah pemangkasan pucuk secara ekstensif.
• Pemangkasan berat akan merubah secara radikal keseimbangan antara akar dan pucuk. Hal ini
dikarenakan laju penyaluran nutrisi, air dan cadangan makanan dari sistim perakaran yg tidak
terganggu ke bagian atas tanaman yg nyatanya berjumlah sedikit akibat pemangkasan.
• Hubungan Fisiologis Pemangkasan dan Pembungaan
• Untuk menampilan tanaman lebih banyak berbunga (terutama tanaman taman tahunan berbunga),
pemangkasan diarahakan seminimal mungkin dan pemangkasan sistim perakaran yg dpt
dilakukan saat pemupukan melalui pengerukan tanah di sekitar sistim perakaran.
• Pembungaan juga dpt dilakukan dgn pemangkasan yg selekstif terhadap bbrp ranting yg tumbuh
lambat dan telah menua.
• Pengendalian pertumbuhan dan perkembangan menggunakan bahan kimia yang dapat berfungsi
menekan laju tumbuh
• bertujuan untuk mengatur penampilan tanaman sesuai dengan yang dikehendaki terutama agar
laju pertumbuhan tanaman tinggi tanaman tidak terlalu pesat
• Zat pengatur tumbuh (Plant Growth Regulator= PGR) merupakan senyawa organik (baik alami
maupun sintetik) dlm jumlah sedikit dpt mengatur (merangsang, menghambat ataumemodifikasi)
pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
• Zat pengatur tumbuh alami dikenal sebagai Phytohormone, meliputi Gibberellin, Auksin,
sitokinin, Asam Absisi dan Etilen.
Zat pengatur tumbuh yg bersifat menghambat pertumbuhan terutama tinggi tanaman seperti retardant
(contohnya Ancymidol, Paclubutrazole dan Unicunazole) bekerja melalui penghambatan sintesis
Gibberellin. Selain pengaturan tinggi tanaman, retardan juga dpt merangsang pembentukan klorofil
maupun karotenoid.
Pembuahan
Pembuahan adalah peristiwa peleburan inti sel kelamin jantan dan inti sel kelamin betina pada tumbuhan
berbiji terbuka (Gymnospermae) tiap inti generatif membuahi sel telur yang masing-masing akan menjadi
calon individu baru pembuahan tunggal tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae) merupakan
pembuahan ganda. Biji adalah organ tanaman yang terbentuk setelah terjadinya proses fertilisasi
(menyatunya/ meleburnya gamet jantan dan gamet betina). Biji dapat dianggap sebagai tanaman mini
karena di dalamnya sudah terdapat bagian- bagian tanaman yang tersusun dalam massa yang kompak.
Tanaman yang dikembangkan dengan cara-cara tersebut membutuhkan waktu yang lama untuk berbuah
karena proses pertumbuhan tanaman akan berlangsung dari awal. Tanaman akan tumbuh dari janin
terlebih dahulu, baru setelahnya akan tumbuh membentuk akar tunggang, akar serabut, batang, dan juga
daun.
Biaya yang dikeluarkan relatif murah, umur tanaman akan lebih lama, dapat menghasilkan varietas
varietas baru yaitu dengan cara menyilangkan.
Varietas yang baru muncul belum tentu lebih baik, Waktu berbuah lebih lama, kualitas tanaman bary
diketahui setelah tanaman berbuah.
MATERI KESEMBILAN (9)
Benih (Seed) Biji yang dipakai sebagai bahan tanam. Bibit (Seedling) Benih yang telah berkecambah.
Diperoleh dari hasil pemuliaan tanaman disebut dengan benih penjenis, misalnya klon, galur murni atau
varietas hibrida. Benih yang telah diproses harus dijaga agar susunan genetiknya tidak berubah.
Pemuliaan tanaman adalah upaya menciptakan tanaman yang lebih baik melalui perbaikan genetik, atau
suatu metode yang secara sistematik merakit keragaman genetik menjadi suatu bentuk yang bermanfaat
bagi kehidupan manusia.
Menurut Sadjad (1993), tergantung dari cara perbanyakannya, tanaman dapat diperbanyak dengan benih
atau bibit. Pengadaan benih dikategorikan baik apabila memenuhi kriteria:
• Benih harus tersedia tepat pada waktunya dengan jumlah sesuai kebutuhan.
• Bermutu tinggi, murni sifat genetiknya, tidak tercampur benih varietas lain.
• Tidak tercampur gulma, kotoran, dan terbatas dari hama dan penyakit.
• Harus mempunyai daya kecambah dan daya tumbuh yang tinggi yaitu daya kecambah min. 80%,
benih murni min, 95%, kandungan benih varietas lain maks. 5%, kotoran maks. 2%, dan benih
rumputan maks. 2%.
Adakalanya sebelum ditanam di tempat yang tetap, benih disemaikan terlebih dahulu. Persyaratan cara
pelaksanaan pesemaian yang baik antara lain:
• Benih yang disemaikan biasanya adalah dari tanaman yang lemah dan tidak kuat kalua langsung
ditanam di tempat yang tetap.
• Tempat menyemai umumnya berupa bedengan khusus.
• Tanah pesemaian harus subur, porus, dan gembur.
• Tempat pesemaian harus aman dari gangguan binatang.
• Penyiraman dilakukan dengan menggunakan gembor atau dengan sistem irigasi lain seperti
irigasi tetes, irigasicurah (sprinkler), atau pengkabutan.
• Sebaiknya tanaman baru dipindahkan ke tempat penanamannya di lapang setelah cukup kuat.
• Ada baiknya apabila bibit terlebih dahulu dipindahkan ke polibag untuk tujuan
penyesesuaian(aklimatisasi) dengan lingkungan yang baru, dengan menempatkannta pada
tempat sesuai sambil menunggu saat ditanam di tempat penanamannya.
• Tanaman muda yang baru dipindah perlu diberi pelindung.
SEJARAH
Awal budidaya tanaman umumnya dimulai dengan membabat hutan untuk memberi cahaya bagi tanaman
yang hendak ditanam, membuang tumbuhan yang mengganggu tanaman (gulma) karena bersifat
menyaingi tanaman, atau menggali tanah untuk menaruh benih atau bibit tanaman yang akan ditanam.
Alat-alat yang digunakan masih sederhana, misalnya dengan sebatang kayu, batu, patahan tulang, dan
lain-lain.
Seiring berjalannya waktu pengerjaan tanah dibantu dengan tenaga hewan/binatang yang bisa dijinakkan.
Selanjutnya dengan ditemukannya baja dalam abad ke-19, memberikan kemajuan dalam pertanian
dimana di tahun 1833 dikembangkan bajak dengan ujung baja. Mekanisme pembajakan yang semula
lurus ke depan, diubah menjadi gerakan berputar seperti bajak piringan (disk plows) dan garu (harrow),
sehingga tanah diiris miring oleh lempeng-lempeng bundar yang berputar. Gerak yang berputar ini jauh
lebih ringan dari gerak lurus ke depan.
Alat-alat pengolahan tanah mulai dari yang primitive sampai yang paling modern memiliki 4 prinsip
fungsi, yaitu:
1. Membalik tanah;
2. Membelah tanah;
3. Memecah tanah;
4. Meratakan Tanah
Tahap pengolahan tanah dipengaruhi oleh kondisi tanah, jenis tanaman, dan bahan tanam yang
digunakan.
Land-clearing bermaksud membersihkan areal lahan terhadap pepohonan, semak-semak, dan alang-alang
atau tumbuh-tumbuhan lainnya.
2. PEMBAJAKAN (PLOUGHING)
3. PENGGARUAN (HARROWING) menggunakan alat pengolah tanah yang disebut bajak, untuk
membelah dan/atau membalik tanah.
Berdasarkan tahapan kegiatan, hasil kerja dan dalamnya tanah yang menerima perlakukan pengolahan
tanah, kegiatan pengolahan tanah dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
• Pengolahan tanah pertama atau awal (primary tillage) yaitu membajak. Dalam pengolahan tanah
pertama:
- Tanah dibelah atau dipotong kemudian diangkat terus dibalik agar sisa sisa tanaman yang ada di
permukaan tanah dapat terbenam di dalam tanah.
- Kedalaman pemotongan dan pembalikan umumnya di atas 15 cm. Pada umumnya hasil
pengolahan tanah masih berupa bongkah- bongkah tanah yang cukup besar, karena pada tahap
pengolahan tanah ini penggemburan tanah belum dapat dilakukan dengan efektif.
• Pengolahan tanah kedua (secondary tillage) yaitu menggaru. Dalam pengolahan tanah kedua:
- Bongkah-bongkah tanah dan sisa-sisa tanaman yang telah terpotong pada pengolahan tanah
pertama akan dihancurkan menjadi lebih halus dan sekaligus mencampurnya dengan tanah.
Penanaman
Penanaman adalah kegiatan menanam, menyebar benih atau memindahkan bibit dari tempat penyemaian
ke lahan yang sudah disiapkan.
Ada lima faktor penting yang perlu diperhatikan dalam penanaman, yaitu:
1. Waktu tanam berkaitan erat dengan iklim, karena akan mempengaruhi air dan tingkat serangan
hama dan penyakit.
2. Jarak tanam Dalam penyuluhan pertanian sering dianjurkan “tandur jajar”, yaitu
3. penanaman dengan jarak tanam yang teratur dan barisan teratur.
4. Jarak tanam ditentukan oleh jenis tanaman, tingkat kesuburan tanah, kelembaban tanah, tujuan
pengusahaan tanaman, dan teknologi yang digunakan (manual atau mesin).
Keuntungan dari budidaya tanaman dengan jarak tanam yang teratur, yaitu:
Menurut Harjadi (1996) model pengaturan jarak tanam ada beberapa macam, yaitu:
Dalam banyak keadaan, penggunaan arah barisan ditentukan oleh arah lereng ataupun teras-teras.
Dilereng yang tidak berteras, sebaiknya barisan atau guludan tegak lurus arah lereng, dilereng yang
berteras arah barisan sering sejajar lereng atau tegaklurus teras.
04. Pengairan/Irigasi
PENGAIRAN/ IRIGASI
Pengairan yaitu usaha memberikan atau menambah air (irigasi) dengan jumlah yang cukup
dan bermutu baik serta membuang kelebihan air (drainase) pada waktu yang tepat.
Irigasi merupakan upaya yang dilakukan manusia untuk mengairi lahan pertanian agar
tanaman yang diusahakan kebutuhan airnya terpenuhi untuk pertumbuhannya.
Pembuangan air diperlukan karena bila air dalam tanah berlebihan menyebabkan
berkurangnya
udara dalam dalam tanah dan dalam keadaan demikian akan mengurangi kemampuan
tanaman
menyerap air oleh karena tanaman kekurangan oksigen.
Tanaman yang kekurangan oksigen respirasinya terhambat sehingga energy untuk menyerap
air tidak tersedia.
a. Bagiandari protoplasma, biasanya air membentuk 85% sampai90% dari berat keseluruhan bagian
hijau tanaman (jaringan yang sedang tumbuh).
b. Reagen yang penting dalam proses fotosintesa dan dalam proses hidrolitik seperti perubahan pati
menjadi gula.
c. Pelarut garam, gas, dan berbagai material yang bergerak ke dalam tanaman, melalui dinding sel
dan jaringan xylem serta menjamin kesinambungannya.
d. Sesuatu yang esensial untuk menjamin adanya turgiditas pertumbuhan sel, stabilitas bentuk daun,
proses membuka dan menutupnya mulut daun, kelangsungan gerak struktur tanaman.
Kegunaan Air Irigasi Selain Untuk Mencukupi Kebutuhan Air Bagi Pertumbuhan Tanaman Agar Dapat
Berproduksi Secara Maksimal, Juga Untuk:
2) Irigasi bawah permukaan (subsurface irrigation) yaitu jenis irigasi yang menyuplai air langsung ke
daerah akar tanaman yang membutuhkannya dengan menggunakan pipa bawah tanah atau dengan
mengatur muka air tanah.
3) Irigasi curah/pancaran (sprinkler irrigation) yaitu jenis irigasi yang dilakukan dengan cara meniru air
hujan dimana penyiramannya dilakukan dengan cara menyalurkan air dari sumber air ke daerah sasaran
atau area persawahan dengan menggunakan pipa tertentu. Ujung pipa disumbat dengan menggunakan
tekanan khusus dari alat pencurah sehingga menghasilkan pancaran air seperti air hujan. Air dari pancaran
pertama kali akan membasahi bagian atas dari tanaman,kemudian di bagian bawah, dan selanjutnya di
bagian dalam tanah. Pemberian air dengan cara ini dapatmenghemat dalam segi pengelolaan tanah karena
dengan pengairan ini tidak diperlukan permukaan tanah yangrata, juga dengan pengairan ini dapat
mengurangikehilangan air disaluran karena air dikirim melalui saluran tertutup.
4) Irigasi tetes (trickler/drip irrigation) yaitu jenis irigasiyang prinsipnya mirip dengan irigasi siraman
(menggunakan pipa dan ujung pipa disumbat), tetapi pipa yang mendistribusikan air tekanannya lebih
kecil, jalurnya dibuat melalui barisan tanaman, dilubangi dan diberikan nozel penetes dekat pangkal
tanaman, sehingga air menetes langsung mengenai akar tanaman. Pengaturan seperti ini akan
menyebabkan air yang muncul dari pipa atau selang tersebut berbentuk tetesan sehingga memiliki
keuntungan tidak ada air yang hilang melalui aliran permukaan.
5) Irigasi pompa (pumps irrigation) yaitu jenis irigasi yang memanfaatkan mesin pompa air untuk
mengalirkan air dari sumbernya ke lahan pertanian. Pengklasifikasian irigasi jenis ini semata-mata hanya
berdasarkan alat yang digunakan, yaitu pompa air. Pompa air diperlukan terutama bagi daerah yang letak
sumber airnya lebih rendah dari lahan pertanian yang akan diairi.
MATERI KESEPULUH (10)
Pupuk adalah bahan organik maupun anorganik yang ditambahkan pada media tanam atau tanaman untuk
mencukupi kebutuhan unsur hara/nutrisi yang diperlukan tanaman untuk pertumbuhan dan
memaksimalkan produktivitas. Pemupukan adalah setiap usaha dalam memberikan pupuk dengan tujuan
untuk menembah unsur hara yang diperlukan oleh tanaman agar produksi dan hasil panen meningkat.
Pupuk secara umum digolongkan menjadi dua jenis, yaitu pupuk organik dan pupuk anorganik. Namun,
pupuk juga dapat digolongkan berdasarkan berbagai kriteria lainnya seperti kandungan unsur hara, bentuk
fisik, cara aplikasi, cara melepaskan unsur hara setelah pupuk diaplikasikan, dan lain-lain.
Berdasarkan sumber bahannya, pupuk digolongkan menjadi dua jenis, yaitu pupuk organik dan
anorganik.Pupuk organik merupakan pupuk yang berasal dari pelapukan sisa-sisa tanaman, hewan dan
bahan alam lainnya, baik yang diproses secara alami maupun melalui rekayasa/campur tangan manusia.
Contoh pupuk organik antara lain pupuk kompos, pupuk kandang, pupuk hijau, humus dan pupuk organik
buatan.
Pupuk anorganik merupakan pupuk buatan atau pupuk alami yang terbuat dari bahan kimia. Pupuk
anorganik buatan dibuat oleh pabrik dengan cara meramu berbagai bahan kimia sehingga memiliki
persentase kandungan hara yang tinggi. Contohnya, pupuk urea, ZA, TSP, Rustika dan Nitrophoska.
Sedangkan pupuk anorganik alami yaitu pupuk yang terdapat di alam atau dibuat dengan bahan alam
tanpa proses yang berarti. Misalnya, pupuk alami batuan phosfat.
Berdasarkan bentuk fisiknya, pupuk digolongkan menjadi dua jenis yaitu pupuk padat dan pupuk cair
- Pupuk padat yaitu pupuk dengan bentuk fisik padatan, dapat berupa butir (granule), kristal, tablet
atau tepung. Pada umumnya pupuk padat adalah pupuk yang mengandung unsur hara makro.
- Pupuk cair yaitu pupuk yang berbentuk cair atau diproduksi dalam bentuk cair.
Jenis pupuk berdasarkan jumlah unsur hara yang dikandungnya Berdasarkan jumlah unsur hara yang
dikandung, pupuk digolongkan menjadi dua jenis, yaitu :
- Pupuk tunggal adalah pupuk dengan kandungan unsur hara satu macam saja, biasanya berupa
unsur hara makro primer. Contohnya, pupuk urea hanya mengandung N.
- Pupuk majemuk adalah pupuk yang mengandung unsur hara lebih dari satu macam. Penggunaan
pupuk ini lebih praktis karena hanya dengan satu kali penebaran, beberapa jenis unsur hara dapat
diberikan. Namun, dari sisi harga pupuk ini lebih mahal. Contohnya: pupuk NPK mengandung
unsur hara N, P dan K.
Berdasarkan macam atau jenis hara yang dikandung pupuk digolongkan menjadi tiga jenis, yaitu pupuk
makro, pupuk mikro dan pupuk campuran.
- Pupuk makro ialah pupuk yang mengandung hanya hara makro saja, contohnya pupuk NPK,
nitrophoska, dan rustika. Pupuk mikro ialah pupuk yang hanya mengandung hara mikro saja,
misalnya mikroplet dan metalik.
- Pupuk campuran ialah pupuk yang berisi campuran hara makro dan mikro, misalnya pupuk
gandasil, bayfolan, dan rustika.
-
d. Jenis pupuk berdasarkan tempat aplikasinya
Berdasarkan tempat aplikasinya, pupuk digolongkan menjadi dua jenis, yaitu pupuk daun dan pupuk akar.
Pupuk daun ialah pupuk yang cara pemupukan dilarutkan dalam air dan disemprotkan pada permukaan
daun. Pupuk akar atau pupuk tanah ialah pupuk yang diberikan ke dalam tanah disekitar akar, bisa dengan
ditabur/ditebar, di tugal, atau disemprotkan ke pangkal batang (soil drenching).
Berdasarkan reaksi fisiologisnya, pupuk dibedakan menjadi dua macam, yaitu pupuk dengan reaksi
fisiologis masam dan reaksi fisiologis basa.
- Pupuk mempunyai reaksi fisiologis masam artinya bila pupuk tersebut diberikan ke dalam tanah
maka kecenderungannya tanah menjadi lebih masam (pH menjadi menurun dibandingkan
sebelum pemupukan), contohnya ZA dan urea.
- Pupukyang mempunyai reaksi fisiologis basa ialah pupuk yang bila diberikan ke dalam tanah
menyebabkan pH tanah cenderung naik, contohnya dolomit, gipsum dan kalsium sianida.
f. Jenis pupuk berdasarkan cara melepaskan unsur hara
Berdasarkan cara melepaskan unsur hara, pupuk dapat digolongkan menjadi dua macam, yaitu pupuk fast
release dan pupuk slow release.
- Pupuk fast release (cepat tersedia) yaitu pupuk yang dalam waktu singkat setelah pemberian,
unsur haranya segera terlepas sehijgga dengan cepat dapat dimanfaatkan oleh tanaman (unsur
haranya mudah dan cepat dapat diserap oleh tanaman). Kelemahan pupuk ini adalah terlalu cepat
habis, bukan hanya karena diserap oleh tanaman tetapi juga menguap atau tercuci oleh air.
Contoh pupuk fast release antara lain urea, ZA dan KCL.
- Pupuk slow release atau yang sering disebut dengan pupuk lepas terkendali (controlled release)
yaitu pupuk yang akan melepaskan unsur hara yang dikandungnya sedikit demi sedikit sesuai
dengan kebutuhan tanaman.
Berdasarkan cara penggunaannya, pupuk dibedakan menjadi lima macam yaitu pupuk yang diberikan
dengan cara larikan, sebar, pop-up, tugal dan fertigasi. Larikan yaitu dengan membuat membuat parit
kecil disamping barisan tanaman sedalam 6-10 cm. Pupuk kemudian ditempatkan di dalam larikan
tersebut, lalu tutup kembali. Cara sebar (broadcast) yaitu dengan penebaran secara merata di atas
permukaan tanah, biasanya dilakukan sebelum penanaman untuk tanaman yang ditanam dengan jarak
tanam rapat. Pop-up yaitu pemberian pupuk dengan cara dimasukkan ke lubang tanam pada saat
penanaman benih atau bibit. Cara ini cocok untuk pupuk yang memiliki kadar garam yang rendah agar
tidak merusak benih atau biji, Seperti pupuk organik. Cara tugal yaitu pupuk ditempatkan ke dalam
lubang di samping tanaman sedalam 10- 15 cm. Lubang tersebut dibuat dengan alat tugal. Kemudian
setelah pupuk dimasukkan, lubang ditutup kembali dengan tanah. Fertigasi yaitu pemberian pupuk
dengan cara dilarutkan dalam air dan disiramkan pada tanaman melalui air irigasi. Lazimnya, cara ini
dilakukan untuk tanaman yang pengairannya menggunakan sistem irigasi tetes (drip irigatian), irigasi
curah (sprinkle irrigation) atau penanamannya dengan sistem hidroponik.
PEMUPUKAN
Pemupukan dilakukan untuk mencukupi kebutuhan unsur hara bagi tanaman. Pemupukan secara umum
bertujuan untuk:
Lima faktor yang mempengaruhi keberhasilan pemupukan agar tanaman dapat tumbuh dengan optimal.
Dalam istilah pemupukan hal tersebut dinamakan 5 (lima) tepat pemupukan, yaitu:
1. Tepat jenis, yaitu jenis pupuk disesuaikan dengan unsur hara yg dibutuhkan tanaman.
2. Tepat dosis, yaitu jumlah pemberian pupuk per satuan luas per satuan waktu harus
tepat takarannya, disesuaikan dengan jumlah unsur hara yang dibutuhkan tanaman
sesuai fase pertumbuhan tanaman.
3. Tepat waktu, yaitu waktu pemupukan harus sesuai dengan saat kebutuhan hara/umur
tanaman dan kondisi iklim/cuaca.
4. Tepat tempat, pemupukan harus memperhatikan tempat atau lokasi pemberian pupuk,
apakah di daun atau di akar/tanah. Kalau di tanah, berapa kedalaman atau jaraknya
dari pangkal akar agar mudah diserap tanaman dan pupuk tidak hilang.
5. Tepat cara, yaitu cara mengaplikaskan pupuk harus disesuaikan antara lain dengan
bentuk fisik dan sifat pupuk, jenis tanaman, dan kondisi lahan.
Pupuk Nitrogen
Pupuk Fosfor
Unsur fosfor (P) berperan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman, Tanaman menyerap P
dari larutan tanah dalam bentuk ion fosfat, terutama ion H2PO4dan HPO4-2. Untuk ion H2PO4- lebih
banyak dijumpai pada tanah yang lebih masam sedangkan ion HPO4-2 pada pH yang lebih tinggi
(kemasamannya lebih rendah, tetapi masih pada kisaran < 7).
Sifat unsur ini juga mudah terikat (terfiksasi) oleh unsur lain sehingga menyebabkan walaupun
sesungguhnya fosfor ada dalam tanah tetapi kondisinya menjadi tidak tersedia (unavailable) bagi
tanaman. Pada tanah masam (pH < 7) P terfiksasi oleh unsur Al dan Fe dalam bentuk Al-P dan Fe-P,
sedangkan pada tanah basa (pH > 7) P terfiksasi oleh Ca dan Mn menjadi Ca-P dan MnP.
Kekurangan pupuk fosfor menyebabkan daun tua menjadi keunguan cenderung kelabu, tepi daun
cokelat , tulang daun muda berwarna hijau gelap, pertumbuhan daun kecil, kerdil, dan akhirnya rontok,
pertumbuhan menjadi lambat dan tanaman kerdil.
Kelebihan menyebabkan penyerapan unsur lain terutama unsur mikro seperti besi (Fe), tembaga (Cu), dan
seng (Zn) terganggu. Namun gejalanya tidak terlihat secara fisik pada tanaman.
Pupuk Kalium
Peran K bagi tanaman sangat penting yaitu dalam pembentukan pati, mengaktifkan enzim, pembukaan
stomata, proses fisiologis dalam tanaman, pengaturan osmotik di dalam sel, sintesis asam amino dan
protein, mempengaruhi penyerapan unsur-unsur lain, Mempertinggi daya tahan terhadap penyakit
kekeringan dan serangan penyakit, mengeraskan jerami dan meningkatkan kualitas buah buahan
PupukOrganik
Pupuk organik merupakan pupuk yang berasal dari sisa-sisa bahan tanaman, kotoran hewan, dan pupuk
hijau. Unsur hara dari pupuk organik akan tersedia setelah sisa bahan tanaman dan kotoran hewan
tersebut mengalami pelapukan atau proses pembusukan oleh mikroorganisme. Jenis pupuk organik yang
banyak dikenal yaitu pupuk kompos, pupuk hijau dan pupuk kendang
Pupuk Kompos
Pupuk kompos dibuat atau hasil pembusukan sisa-sisa tanaman yang disebabkan oleh aktivitas
mikroorganisme pengurai. Kualitas kompos ditentukan oleh besarnya perbandingan antara jumlah karbon
(C) dan nitrogen (N) yang disebut dengan C/N ratio. Jika C/N rasio kompos tinggi, berarti bahan
penyusun kompos belum terurai secara sempurna atau kompos masih belum matang. Kualitas kompos
dianggap baik jika memiliki C/N rasio antara 12-15.
Pupuk Hijau
Pupuk hijau (green manure) adalah bagian tanaman yang masih hidup (sisa panen/limbah pertanian,
tanaman penutup tanah/cover crop, dan lain-lain) yang dimasukkan ke dalam tanah.
Pupuk hijau memiliki C/N rendah sehingga dapat cepat terurai bagi kebutuhan tanaman. Beberapa jenis
tanaman yang biasa dijadikan sumber pupuk hijau antara lain:
o Sisa tanaman produksi, pada saat panen tidak semua biomasa tanaman diangkut untuk
dijual tetapi sebagian ditinggal di lahan dan dibiarkan terurai sebagai pupuk hijau.
o Tanaman pagar, yaitu tanaman yang ditanam di sela-sela tanaman inti atau tanaman
lorong antar bedengan tanaman utama. Contoh: jenis tanaman legume seperti lamtoro
(Leuceana leucephala), gamal (Gliricidia sepium) dan kaliandra (Caliandra callothyrsus).
o Tanaman penutup tanah, ditanam pada masa bera atau masa ketika lahan tidak digunakan
dan tanaman yang ditanam berdampingan dengan tanaman inti, kemudian dipanen dan
dibenamkan ke tanah. Contoh: kacang tunggak (Vigna sinensis) dan kakacangan (Arachis
pintol).
o Tanaman liar, yaitu tanaman yang tumbuh liar disekitar lahan pertanian dan
biomassanya dimanfaatkan sebagai pupuk hijau. Contoh: kipait atau paitan (Tithonia
o diversifolia), babadotan atau wedusan (Ageratum conyzoides), dan azolla (Azolla sp).
o
Pupuk Kandang
Pupuk kandang merupakan pupuk oragnik yang berasal dari sisa (kotoran) hewan.
Ciri-ciri pupuk kandang yang baik dapat dilihat secara fisik atau kimiawi. Ciri fisiknya, berwarna cokelat
kehitaman, cukup kering, tidak menggumpal, dan tidak berbau menyengat, sedangkan ciri kimiawinya
C/N rasionya rendah dan temperaturnya relatif stabil. Pupuk kandang dari ayam atau unggas memiliki
unsur hara yang lebih besar daripada jenis ternak lain, karena kotoran padat pada unggas tercampur
dengan kotoran cair/urinnya. Umumnya kandungan unsur hara pada urin selalu lebih tinggi dari pada
kotoran padatnya
Pupuk Hayati
Pupuk hayati (biofertilizer) adalah pupuk yang mengandung mikroorganisme hidup yang ketika
diaplikasikan pada benih, permukaan tanaman, atau tanah, akan mendiami rizosfer atau bagian dalam dari
tanaman dan mendorong pertumbuhan dengan meningkatkan pasokan nutrisi tertentu bagi tanaman.
Pupuk hayati sering disebut pupuk bio atau pupuk mikrobiologis.
Peran utama pupuk hayati dalam budidaya tanaman ada dua macam, yakni sebagai pembangkit kehidupan
tanah (soil regenerator) dan sebagai penyubur tanah kemudian penyedia nutrisi bagi tanaman (feeding the
soil that feed the plant). Mikroorganisme yang terdapat dalam pupuk hayati bekerja dengan cara:
a. Penambat atau pelarut hara yang berguna bagi tanaman seperti penambat N dari udara atau
pelarut fosfat dan kalium.
b. Aktivitas mikroorganisme membantu memperbaiki kondisi tanah baik secara fisik, kimia
maupun biologi.
c. Menguraikan sisa-sisa zat organik untuk dijadikan nutrisi tanaman.
d. Mengeluarkan zat pengatur tumbuh yang diperlukan tanaman
e. Menekan pertumbuhan organisme parasit tanaman melalui kompetisi sehingga kemungkinan
tumbuh dan berkembangnya organisme patogen semakin kecil.
PERLINDUNGAN TANAMAN
Perlindungan Tanaman adalah segala usaha yang dilakukan manusia untuk melindungi tanaman dari
hambatan/gangguan dari luar yang mengakibatkan tanaman tidak dapat menghasilkan sesuai dengan yang
diharapkan dilihat dari kuantitas, kuantitas dan kontinyuitas.
Pengendalian Gulma
Defenisi dan Sifat Gulma atau tumbuhan pengganggu memiliki berbagai definisi, diantaranya yaitu:
1. Tumbuhan yang tumbuh tidak sesuai dengan tempatnya (a plant out of place)
2. Tumbuhan yang memberikan nilai negatif (aplant with negative value)
3. Tumbuhan yang tumbhnya tidak dikehendaki (an underivable plant)
4. Tumbuhan yang bersaing dengan manusia dalam memanfaatkan lahan
5. Tumbuhan yang tumbuh secara spontan, dan
6. Tumbuhan yang tidak berguna (belum diketahui kegunaannya).
• gulma obligat
• gulma fakultatif.
• gulma domestik
• gulma eksotik.
Berdasarkan karakteristik yang dimiliki, gulma dibedakan menjadi tiga golongan yaitu
Jenis Gulma Berdasarkan Tempat Tumbuhnya Berdasarkan tempat tumbuhnya, gulma dibedakan menjadi
gulma darat (terestrial) dan gulma air (aquatic).
Berdasarkan tingkat gangguannya, gulma dibedakan menjadi gulma biasa (common weed) dan gulma
ganas (noxius weed).
Berdasarkan kelompok tanaman budidaya sebagai tempat tumbuhnya, gulma dbedakan menjadi 3 yaitu:
Pengendalian gulma merupakan proses membatasi gulma sedemikian rupa sehingga tanaman dapat
dibudidayakan dapat tumbuh dan menghasilkan secara optimal. pengendalian bertujuan hanya
menekan/membatasi gulma sampai tingkat populasi yang tidak merugikan secara ekonomi/populasinya
tidak melampui ambang ekonomi (economic threshold), sehingga tidak perlu menekan gulma sampai
populasi nol.
Pengendalian bertujuan hanya menekan/membatasi gulma sampai tingkat populasi yang tidak merugikan
secara ekonomi/populasinya tidak melampui ambang ekonomi (economic threshold), sehingga tidak perlu
menekan gulma sampai populasi nol.
KLASIFIKASI HERBISIDA
Menurut Asthon dan Craft (1981), herbisida diklasifikasikan menjadi tiga golongan yaitu berdasarkan
cara kerja, selektifitas, dan sifat kimia.
• Herbisida kontak
• Herbisida sistemik
• Herbisida selektif
• Herbisida non-selektif
• Herbisida anorganik.
• Herbisida organik
Hama dalam arti luas adalah semua bentuk gangguan baik pada manusia, ternak, maupun
tanaman.
Penyakit tanaman adalah gangguan pada tanaman yang disebabkan oleh mikroorganisme sehingga
tanaman tidak bereproduksi atau mati secara perlahan-lahan. Mikroorganisme yang menyebabkan
tanaman menjadi sakit adalah jamur atau cendawan, bakteri, virus, protozoa, nematoda, dan lain lain.
Tujuan pengendalian hama secara terpadu adalah untuk menurunkan dan mempertahankan populasi
organisme pengganggu di bawah batas ambang ekonomi, menstabilkan produksi tanaman budidaya, dan
menjaga keseimbangan ekosistem.
Pengendalian fisik adalah pengendalian hama dengan cara mengubah faktor lingkungan fisik sedemikian
rupa sehingga dapat menimbulkan kematian pada hama dan mengurangi populasinya.
2. Pengendalian mekanik.
Pengendalian secara mekanik adalah tindakan yang dilakukan dengan tujuan untuk mematikan atau
memindahkan hama secara langsung, baik dengan tangan atau dengan bantuan alat dan bahan lain.
Pengendalian secara bercocok tanam atau sering disebut dengan pengendalian secara kultur teknis
adalah menciptakan kondisi agroekosistem lingkungan agar tidak sesuai untuk kehidupan dan
perkembangbiakan hama tanaman.
4. Pengendalian dengan Varietas Tahan
Pengendalian dengan varietas tahan (resisten) adalah pengendalian dengan cara memilih dan menanam
varietas yang tahan terhadap serangan hama.
Pengendalian secara biologi atau sering disebut pengendalian hayati adalah pemanfaatan dan penggunaan
musuh alami untuk mengendalikan populasi hama yang merugikan. Musuh alami adalah organisme yang
dapat menyerang serangga hama
Pengendalian secara kimiawi adalah pengendalian hama dengan menggunakan zat kimia yang disebut
pestisida. Pengendalian hama dengan cara ini biasa dilakukan dengan menyemprotkan pestisida pada
tanaman budidaya.
2. Penyebab penyakit antara lain mikroorganisme (virus, bakteri, jamur atau cendawan) dan kekurangan
zat tertentu dalam tanah.
3. Serangan penyakit umumnya tidak langsung sehingga tanaman mati secara perlahan-lahan.
Sesuai Undang-Undang Nomor 12 tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman dan usaha mencegah
masuknya suatu patogen ke suatu wilayah baru yang masih bebas patogen (karantina) sesuai Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan serta
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2002 tentang Karantina Tumbuhan.
Karantina Tumbuhan
Karantina tumbuhan bertujuan mencegah pemasukan dan penyebaran OPT ke suatu negara atau daerah
yang masih bebas dari OPT tersebut. Dapat dikatakan bahwa karantina mencegah pemasukan dan
penyebaran hama dan penyakit melalui tumbuhan (plant) dan hasil tumbuhan (plant product) dengan
menggunakan Undang-undang, sehingga terutama hanya akan berguna bagi penyakit yang disebarkan
lewat perdagangan.
Eradikasi (Pembersihan)
Eradikasi adalah pembersihan atau pemusnahan total tanaman yang terserang penyakit sampai ke akarnya
atau pemusnahan seluruh inang untuk membasmi suatu penyakit. Eradikasi dilakukan apabila ada OPT
yang berbahaya dan mengancam keselamatan tanaman secara luas
MATERI KESEBELAS (11)
Suatu tanah yang subur dapat diketahui dengan melihat ketebalan bunga tanah atau humus. Semakin tebal
maka menandakan tanah tersebut kaya dengan bahan organik dan unsur hara sehingga tanaman dapat
menyerap zat hara tersebut sebagai bahan baku untuk melakukan proses fotosintesis.
Tanah yang baik haruslah memiliki tingkat keasaman yang seimbang, perlu diketahui pH normal tanah
berada pada kisaran 6 hingga 8 atau pada kondisi terbaik memiliki pH 6.5 hingga 7.5. Tanah dengan
tingkat pH yang netral memungkinkan untuk tersedianya berbagai unsur kimiawi tanah yang seimbang.
Kehadiran sejumlah makhluk hidup berukuran kecil penghuni tanah sebagai tanda bahwa didalam tanah
tersebut tersedia berbagai bahan organik yang juga dibutuhkan mikroorganisme untuk menunjang
hidupnya.
Tanah yang subur akan berstruktur lempung yang berfungsi untuk mengikat berbagai mineral sehingga
tidak mudah hanyut terbawa air. Namun kadar lempung haruslah normal dan biasanya terletak pada
lapisan tanah tengah. Selain itu juga memiliki kandungan pasir yang mencukupi, manfaatnya supaya
memungkinkan terjadinya drainase dan air dapat terserap kedalam tanah dengan baik.
Kerusakan tanah merupakan peristiwa hilangnya unsur-unsur hara tanah atau ketidakmampuan tanah
untuk berproduktif seperti semula. Kerusakan Tanah ini terjadi akibat faktor alam dan manusia.
Fungsi tanah dalam pertanian dapat hilang atau menurun karena faktor alam maupun karena manusia.
Penurunan atau hilangnya fungsi tanah ini disebut dengan kerusakan tanah (degradasi tanah).
❑ Fisik tanah,
❑ Kimia tanah
Menurut meneg klh (1991) beberapa aktivitas manusia yang dapat menurunkan kualitas tanah yaitu Usaha
tani tanaman semusim terutama di daerah miring, yang tidak dibarengi dengan usaha konservasi tanah
dan air , Pembukaan lahan secara serampangan, Perladangan berpindah, Cara pengelolaan bahan organik,
pengangkutan dan pembakaran limbah pertanian, Penggembalaan berlebihan, Perubahan tata guna lahan,
Penempatan permukiman transmigrasi, Penambangan bahan galian
• Erosi :
Jenis kerusakan yang terjadi pada tanah yang pertama kita sebut sebagai erosi tanah Erosi tanah
merupakan peristiwa terangkatnya bagian- bagian tanah yang disebabkan air atau angin, terutama lapisan
teratas pada tanah dan diendapkan ke tempat lain.
• Pencemaran
Limbah industri/rumah tangga yang dibuang ke tanah dapat mengendap dalam tanah dan merusak
kandungan hara tanah. Selain itu limbah juga dapat merusak air tanah.
Pencemaran tanah merupakan gangguan keseimbangan pada tanah yang diakibatkan oleh masuknya
polutan hasil kegiatan manusia.
Polutan adalah bahan atau benda yang menyebabkan pencemaran, baik secara langsung maupun tidak
langsung.
Beberapa jenis polutan tanah yaitu limbah domestic dan limbah industry
• Penambangan Galian C
Penambangan bahan galian, seperti batu bara, emas, tembaga, dapat merusak struktur tanah dan
meninggalkan lubang bekas galian
Pada umumnya proses pembukaan lahan tambang dimulai dengan pembersihan lahan (land clearing)
yaitu menyingkirkan dan menghilangkan penutup lahan berupa vegetasi kemudian dilanjutkan dengan
penggalian dan pengupasan tanah bagian atas (top soil) atau dikenal sebagai tanah pucuk. Setelah itu
dilanjutkan kemudian dengan pengupasan batuan penutup (overburden), tergantung pada kedalaman
bahan tambang berada.
Proses tersebut secara nyata akan merubah bentuk topografi dari suatu lahan, baik dari lahan yg berbukit
menjadi datar maupun membentuk lubang besar dan dalam pada permukaan lahan khususnya terjadi pada
jenis surface mining.
Perubahan penggunaan lahan subur menjadi lahan industri/perumahan dapat merusak kesuburan tanah
dan menyebabkan tanah menjadi tidak produktif.
Faktor kependudukan: pesatnya peningkatan jumlah penduduk telah meningkatkan permintaan tanah
untuk perumahan, jasa, industri, dan fasilitas umum lainnya Faktor sosial budaya, antara lain keberadaan
hukum waris yang menyebabkanterfragmentasinya tanah pertanian Faktor ekonomi, yaitu tingginya
tingkat keuntungan (land rent3 atau rentabilitas lahan) yang diperoleh sektor non - pertanian dan
rendahnya land rent dari sektor pertanian itu sendiri. Degradasi lingkungan, antara lain kemarau panjang
y ang menimbulkan kekurangan air untuk pertanian terutama sawah.
Upaya menjaga tingkat kesuburan tanah dapat dilakukan dengan metode mekanik, vegetatif dan juga
kimia.
1. METODE MEKANIK
Pematang lahan atau guludan juga merupakan salah satu upaya menjaga kesuburan tanah Pematang atau
guludan ini dibuat dengan cara seperti membuat tanggul-tanggul kecil dan juga saluran air yang sejajar
garis kontur Pematang atau bulu dan ini mempunyai fungsi menahan laju air sehingga dapat memperbesar
kemungkinan air meresap ke dalam tanah Pengelolaan sejajar garis kontur atau Contour tillage.
Upaya menjaga kesuburan tanah dengan cara ini dilakukan dengan membuat rongga- rongga tanah yang
sejajar konturdan imembentuk igir-igir. Hal ini dapat memperlambat aliran permukaan dan juga dapat
memperbesar kemungkinan air meresap ke dalam tanah. Pada umumnya vegetasi ditanam dengan sistem
tumpeng sari Pembuatan cekdam Cekam merupakan Bendungan kecil pembuatan cekam atau bendungan
kecil ini mempunyai tujuan membendung aliran air permukaan
2. METODE VEGETATIF
Merupakan upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga kerusakan tanah dengan cara memanfaatkan
vegetasi yang ada. Metode vegetatif biasanya menggunakan cara-cara sebagai berikut:
Penghijauan
kegiatan penghijauan lingkungan dilakukan dengan cara menanami hutan kembali dengan bibit-bibit
pohon rotasi tanaman atau crop rotation. Metode rotasi tanaman atau crop Rotation ini dapat dilakukan
dengan cara memvariasi jenis-jenis tanaman pada saat pergantian masa tanam
reboisasi
reboisasi juga dikenal dengan istilah Penanaman hutan kembali reboisasi dilakukan dengan menanami
lahan yang gundul dengan tanaman-tanaman keras untuk mencegah erosi secara efektif.
penanaman tanaman penutup adalah menanami lahan dengan tanaman keras seperti pinus dan juga jati
yang bertujuan untuk menghambat penghancuran tanah pada lapisan atas oleh air hujan.
penanaman sejajar garis kontur ini bertujuan untuk memperbesar kemungkinan air Dapat meresap ke
dalam tanah dan juga menghambat laju erosi
penanaman tanaman berbaris merupakan kegiatan menanam secara tegak lurus arah aliran atau arah angin
3. METODE KIMIA
Metode kimia juga banyak disebut sebagai pengawetan pada tanah. Pengawetan pada tanah dengan
metode kimia dilakukan dengan menggunakan bahan kimia untuk memperbaiki struktur pada tanah.
Bahan- bahan kimia yang sering digunakan antara lain adalah bitumen, krilium, dan juga soil conditioner.
Daur Ulang
Daur ulang sampah sampah non organik daur ulang sampah plastik misalnya, Botol plastik dapat
dimanfaatkan kembali untuk membuat berbagai kerajinan tangan, pot atau tembat barang.
Limbah cair haruslah ditampung dan dilakukan proses pengolahan lebih lanjut supaya lebih ramah
lingkungan dan tidak berbahaya bagi tanah maupun bagi makhluk hidup yang ada di Bumi
Rehabilitasi Kerusakan Kimia dan Biologi Tanah
Kerusakan kimia dan biologi pada tanah ditandai dengan penurunan kandungan bahan organik dan
kenaikan kadar asam tanah tindakan perbaikan pada tanah ini dilakukan dengan cara pemberian bahan
organik dan zat kapur pemberian bahan organik dapat meningkatkan aktivitas mikrobia tanah sementara
pemberian zat kapur dapat membantu menetralisir kadar asam yang ada di dalam tanah.
Adalah Upaya penanggulangan pencemaran tanah kegiatan remediasi ini merupakan Upaya atau tindakan
yang yang dilakukan untuk membersihkan permukaan tanah yang tercemar kegiatan remediasi ini terbagi
menjadi tiga yakni sebagai berikut:
- Remediasi in situ merupakan upaya pembersihan lahan yang tercemar tanpa harus berpindah
tempat atau tetap di lokasi pencemaran saja
- Remediasi ex situ merupakan pembersihan yang tercemar dengan cara menggali tanah yang
tercemar dan dipindahkan ke lokasi lain kemudian setelah dipindahkan di tempat yang lebih aman
maka baru bisa dilakukan proses pembersihan pada tanah yang tercemar
- Bioremediasi, merupakan proses pembersihan pencemaran tanah dengan menggunakan bantuan
mikroorganisme seperti jamur dan juga bakteri. Kegiatan bioremediasi ini mempunyai tujuan
untuk memecah atau mengurangi pengaruh zat pencemar.
MATERI KETIGABELAS (13)
• Panen adalah rangkaian kegiatan pengambilan hasil budidaya berdasarkan umur, waktu, dan cara
sesuai dengan sifat dan/atau karakter produk.
• Pascapanen adalah rangkaian kegiatan yang dimulai dari pengumpulan hasil panen, proses
penanganan pascapanen hingga produk siap dihantarkan ke konsumen.
• Panen merupakan pekerjaan akhir dari budidaya tanaman (bercocok tanam), tapi merupakan awal
dari pekerjaan pasca panen, yaitu melakukan persiapan untuk penyimpanan dan pemasaran.
• Komoditas yang dipanen tersebut selanjutnya akan melalui jalur- jalur tataniaga, sampai berada di
tangan konsumen.
• Panjang-pendeknya jalur tataniaga tersebut menentukan tindakan panen dan pasca panen yang
bagaimana yang sebaiknya dilakukan.
• Pada dasarnya yang dituju pada perlakuan panen adalah mengumpulkan komoditas dari lahan
penanaman, pada taraf kematangan yang tepat, dengan kerusakan yang minimal, dilakukan secepat
mungkin dan dengan biaya yang “rendah”.
Untuk mendapatkan hasil panen yang baik, 2 hal utama yang perlu diperhatikan pada pemanenan, yaitu :
1. Menentukan waktu panen yang tepat, yaitu menentukan “kematangan” yang tepat dan saat panen
yang sesuai, dapat dilakuakan berbagai cara, yaitu :
• Cara visual/penampakan : misal dengan melihat warna kulit, bentuk buah, ukuran,perubahan bagian
tanaman seprti daun mengering dll.
• Cara Fisik : misal dengan perabaan, buah lunak, umbi keras, buah mudah ipetik, dll.
• Cara Komputasi : misal menghitung umur tanaman sejak tanam atau umur buah dari mulai bunga
mekar.
• Cara Kimia : misal melakukan pengukuran/analisi kandungan zat atau senyawa yang ada dalam
komoditas, seperti : kadar gula, kadar tepung, kadar asam, aroma, dll.
2. Melakukan penanganan panen yang baik, yaitu menekan kerusakan yang dapat terjadi. Dalam
suatu usaha pertanian (bisnis) cara-cara panen yang dipilih perlu diperhitungkan, disesuaikan
dengan kecepatan atau waktu yang diperlukan (sesingkat mungkin) dan dengan biaya yang
rendah.
Indikator Fisiologis
• Pengeringan (drying) bertujuan mengurangi kadar air dari komoditas. Pada biji- bijian
pengeringan dilakukan sampai kadar air tertentu agar dapat disimpan lama. Pada bawang merah
pengeringan hanya dilakukan sampai kulit mengering.
• Pendinginan pendahuluan (precooling) untuk buah-buahan dan sayuran buah. Buah setelah
dipanen segera disimpan di tempat yang dingin/sejuk, tidak terkena sinar matahari, agar panas
yang terbawa dari kebun dapat segera didinginkan dan mengurangi penguapan, sehingga
kesegaran buah dapat bertahan lebih lama. Bila fasilitas tersedia, precooling ini sebaiknya
dilakukan pada temperatur rendah (sekitar 10°C) dalam waktu 1 – 2 jam.
• Pemulihan (curing) untuk ubi, umbi dan rhizom. Pada bawang merah, jahe dan kentang dilakukan
pemulihan dengan cara dijemur selama 1 – 2 jam sampai tanah yang menempel pada umbi kering
dan mudah dilepaskan/umbi dibersihkan, setelah itu juga segera disimpan di tempat yang
dingin/sejuk dan kering. Untuk kentang segera disimpan di tempat gelap (tidak ada penyinaran).
Curing juga berperan menutup luka yang terjadi pada saat panen.
• Pengikatan (bunching) dilakukan pada sayuran daun, umbi akar (wortel) dan pada buah yang
bertangkai seperti rambutan, lengkeng dll. Pengikatan dilakukan untuk memudahkan penanganan
dan mengurangi kerusakan.
• Pencucian (washing) dilakukan pada sayuran daun yang tumbuh dekat tanah untuk membersihkan
kotoran yang menempel dan memberi kesegaran. Selain itu dengan pencucian juga dapat
mengurangi residu pestisida dan hama penyakit yang terbawa
• Pembersihan ( cleaning, trimming) yaitu membersihkan dari kotoran atau benda asing lain,
mengambil bagian-bagian yang tidak dikehendaki seperti daun, tangkai atau akar yang tidak
dikehendaki.
• Sortasi yaitu pemisahan komoditas yang layak pasar (marketable) dengan yang tidak layak pasar,
terutama yang cacat dan terkena hama atau penyakit agar tidak menular pada yang sehat.
MATERI KEEMPATBELAS (14)
Setelah komoditas dipanen, perlu penanganan pasca panen yang tepat supaya penurunan kualitas dapat
dihambat Komoditas pertanian terutama hortikultura kebanyakan dikonsumsi dalam keadaan segar
sehingga perlu penanganan pasca panen yang ekstra supaya tetap segar Yang dapat dilakukan setelah
pemanenan hanyalah mempertahankan kualitas dalam waktu selama mungkin bukan meningkatkan
kualitas Perlakuan utama dalam pasca panen: tujuannya menghambat laju transpirasi dan respirasi dari
komoditas
• susut kuantitas
• susut kualitas
FISIK
• Daun -- layu
• Buah – matang, ranum
• Bunga -- layu
• Batang -- mengeras
• Umbi – bertunas, berakar
KOMPOSISI
1. Pengeringan
2. Penyimpanan
B. Sayuran
C. Buah-buahan
Pendinginan pendahuluan: menurunkan suhu komoditas menjadi lebih rendah dari suhu di lapangan,
sehingga suhu komoditas mendekati suhu ruang simpan. Buah setelah dipanen segera disimpan di tempat
yang dingin/sejuk, tidak terkena sinar matahari, agar panas yang terbawa dari kebun dapat segera
didinginkan dan mengurangi penguapan, sehingga kesegaran buah dapat bertahan lebih lama. Bila
fasilitas tersedia, precooling ini sebaiknya dilakukan pada temperatur rendah (sekitar 10°C) dalam waktu
1 – 2 jam.
Pencucian : membersihkan komoditas dari kotoran yang melekat, menghilangkan bibit-bibit penyakit
yang masih melekat. Selain itu dengan pencucian juga dapat mengurangi residu pestisida dan hama
penyakit yang terbawa. Pencucian disarankan menggunakan air yang bersih, penggunaan desinfektan
pada air pencuci sangat dianjurkan.
Pengeringan : menghilangkan air yang berlebihan pada permukaan komodita. Pada biji-bijian
pengeringan dilakukan sampai kadar air tertentu agar dapat disimpan lama. Pada bawang merah
pengeringan hanya dilakukan sampai kulit mengering.
Pelapisan dengan lilin : khususnya untuk komoditas buah, tujuannya: mengurangi suasana aerobik dalam
buah, memberikan perlindungan yang diperlukan terhadap organisme pembusuk.
Sortasi mutu/grading menurut ukuran Sortasi juga pemisahan komoditas yang layak pasar (marketable)
dengan yang tidak layak pasar, terutama yang cacat dan terkena hama atau penyakit agar tidak menular
pada yang sehat
Pengemasan/Pengepakan/Pembungkusan
• Insektisida atau Fungisida untuk mencegah serangan hama dan penyakit setelah panen.
• Penyerap etilen (ethylene absorber) untuk mengikat gas etilen yang timbul selama penyimpanan
buah agar pematangan buah dapat diperlambat.
• Pemberian etilen untuk mempercepat pematangan atau untuk pemeraman.
• Pemberian zat penghambat pertunasan untuk menekan tumbuhnya tunas
• Pelilinan untuk mengganti atau menambah lapisan lilin yang ada dipermukaan buah.
• Pemberian kapur pada tangkai kubis (bekas potongan) untuk mencegah pembusukan.
• Pemberian senyawa tertentu untuk warna yang lebih baik