Anda di halaman 1dari 3

Nama:Khafidul Ulum

Nim:221121034
Kelas:Afi 2B
Tugas UTS Akhlak Tasawuf

TASAWUF AKHLAKI

Dalam buku Tasawuf Akhlaki ini yang di tulis oleh Dr. H. Abd. Rahman, S.Pd.I., M.Ag.
menjelaskan tentang “Pemahaman Tasawuf Akhlaki” Yaitu tentang apa itu Tasawuf Akhlaki,
disini saya hanya meringkas sebagian dari pengertian Tasawuf Akhlaki. Dalam buku ini
dijelaskan bahwa pengertian Tasawuf Akhlaki sendiri ialah tasawuf yang berkonsentrasi
pada perbaikan akhlak manusia, mencari hakikat kebenaran yang mewujudkan manusia
yang dapat berma’rifat kepada Allah Swt, dengan metode-metode tertentu yang telah
dirumuskan. Tasawuf Akhlaki, biasa disebut juga dengan istilah tasawuf sunni, yaitu bentuk
tasawuf yang memagari dirinya dengan Al-Qur’an dan al-Hadits. Tasawuf Akhlaki ini
dikembangkan oleh ‘ulama salaf Al-Salih. Ajaran yang terdapat dalam tasawuf ini antara lain:

1) Takhalli, yaitu pengosongan diri dari sifat-sifat tercela.

2) Tahalli, yaitu pengisian dan membiasakan diri dengan sifat-sifat terpuji.

3) Tajalli, yaitu tersingkapnya Nur Ilãhi (cahaya Tuhan) seiring dengan sirnanya sifat-sifat
kemanusiaan yang negatif pada diri manusia setelah tahapan takhalli dan tahalli.

Jadi intinya, dalam pengertian Tasawuf Akhlaki yang di paparkan dalam buku ini kita di
anjurkan untuk mengamalkan 3 ajaran tersebut yaitu, takhalli dan tahalli dalam kehidupan
sehari-hari. Insya Allah secara otomatis akan muncul perasaan al-Murãqabah dalam qalb
(hati) al-Ãbid min al-Ma’bũd, dan akan selalu disertai dengan hidayah-Nya, Berkah-Nya,
serta rahmat-Nya, itulah yang disebut (Tajalli) Dalam tasawuf akhlãki. Karna Dalam diri
manusia ada potensi untuk menjadi baik (akhlak mulia) dan ada potensi untuk menjadi
buruk (akhlak tercela). Potensi untuk menjadi baik adalah al-‘Aql (akal) dan al-Qalb (hati).
Sementara potensi untuk menjadi buruk adalah An-Nafs (nafsu) yang dibantu oleh syaithan.

Sehubungan dengan hal tersebut, maka penulis buku ini memahami dari ungkapan Amin
Syukur bahwa ada dua aliran dalam tasawuf. Pertama, aliran tasawuf sunni, yaitu bentuk
tasawuf yang memagari dirinya dengan Al-Qur’an dan Al-Hadis secara ketat, serta
mengaitkan ahwãl (keadaan) dan maqãmat (tingkatan rohaniah) mereka. Kedua, aliran
tasawuf falsãfi, yaitu tasawuf yang bercampur dengan ajaran filsafat kompromi, dalam
pemakaian terma-terma filsafat yang maknanya disesuaikan dengan tasawuf. Amin Syukur
mengatakan bahwa tasawuf yang berbau filsafat itu tidak sepenuhnya dapat dikatakan
tasawuf dan juga tidak sepenuhnya dapat dikatakan sebagai filsafat.

Dalam buku ini sang penulis menguraikan secara detail tentang perbaikan Akhlak manusia,
disini di jelaskan bahwa Akhlak mulia adalah puncak dari semua ibadah yang diamalkan
manusia, ibarat Pohon kayu adalah buahnya. Buah pohon kayu itu baik atau buruk
tergantung perawatannya, demikian juga akhlak manusia. Jadi indikator ibadah dapat dilihat
dari akhlak manusia dalam kehidupan sehari-harinya. Namun sebelumnya, harus diuraikan
beberapa pengertiannya. Gambaran dan pengertian-pengertian akhlak, dari sudut
kebahasaan. Akhlak berasal dari bahasa Arab, yaitu isim mashdar (bentuk infinitif) dari kata
Akhlaqa, yukhliqu, ikhlaqan, sesuai dengan timbangan (wazan) Tsulasi mazid yakni af’ala,
yuf’ilu if’alan yang berarti al-sajiyah (perangai), ath-thabi’ah (kelakuan, tabiat, watak dasar),
al-‘adat (kebiasaan, kelaziman), al-marũ’ah (peradaban yang baik), dan al-dĩn (agama).

Dalam Mu’jam Al-Wasĩth, Ibrahim Anis mengatakan bahwa akhlak adalah sifat yang
tertanam dalam jiwa, yang dengannya lahirlah macam-macam perbuatan, baik atau buruk,
tanpa membutuhkan pemikiran dan pertimbangan. Selanjutnya di dalam Kitab Dairatul
Ma’arif, secara singkat akhlak diartikan, sifat-sifat manusia yang terdidik. Keseluruhan
definisi akhlak tersebut di atas tampak tidak ada yang bertentangan, melainkan memiliki
kemiripan antara satu dan lainnya.

Sebagai contoh Jika kita mengatakan si A misalnya sebagai orang yang berakhlak dermawan,
maka sikap dermawan tersebut telah mendarah daging, kapan dan dimanapun sikapnya itu
dibawanya, sehingga menjadi identitas yang membedakan dirinya dengan orang lain. Jika si
A tersebut kadang-kadang dermawan, dan kadang-kadang bakhil, maka si A tersebut belum
dapat dikatakan sebagai seorang yang dermawan. Demikian juga jika kepada si B kita
mengatakan bahwa ia termasuk orang yang taat beribadah, maka sikap taat beribadah telah
dilakukannya dimanapun ia berada

Ada banyak sekali pembahasan tentang Tasawuf Akhlaki yang terdapat dalam buku ini
seperti, Pembahasan lengkap tentang Pemahaman Tasawuf Akhlaki, Ajaran Tasawuf Akhlaki,
Faktor Penyebab Akhlak Tercela, Metode Pembinaan Akhlak, dan Manfaat Akhlaki . Namun
disini saya hanya meringkas sebagian dari pengertian Tasawuf Akhlaki

Mungkin hanya ini yang bisa saya paparkan tentang pengertian Tasawuf Akhlaki dalam buku
TASAWUF AKHLAKI yang di tulis oleh Dr. H. Abd. Rahman, S.Pd.I., M.Ag. Disini saya juga
masih belajar tentang apa itu Tasawuf Akhlaki, jadi jika ada salah dalam penulisan maupun
dalam tata bahasa saya mohon maaf, dan terimakasi

Referensi:
Buku Tasawuf Akhlaki, http://repository.iainpare.ac.id/2790/1/Tasawuf%20Akhlaki

Anda mungkin juga menyukai