Oleh:
Thaifur Rahman
20208302021
Nur Ali Said Zakariya Al-Ansori
20208301021
FAKULTAS DAKWAH
SUMENEP
2021
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
Dari deretan pernyataan yang ada pada latar belakang di atas dapat ditarik
sebuah pertanyaan di bawah ini:
2
3. Siapa saja tokoh-tokoh sufi Tasawuf Akhlaqi?
4. Apa saja ajaran-ajaran yang ada dalam Tasawuf Akhlaqi?
C. Tujuan Penulisan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Akhlak
3
Sebelum melangkah lebih jauh tentang apa itu tasawuf akhlaqi, bagaimana
ajarannya serta apa definisi yang sekiranya mudah dicerna. Namun kali
ini, pemakalah tidak fokus pada definisi akhlak itu sendiri karena
pemakalah rasa definisi yang ada di google jauh lebih hebat.
Kata dan makna: akhlak, karakter, etika, moral, dan norma sering
disamakan. Sepintas keempat terminologi ini memiliki makna atau
pengertian yang sama. Namun jika dikaji secara lebih mendalam maka kita
akan menemukan kebenarannya. Keempat terminologi ini berbicara baik
dan buruk, benar dan salah, atau yang seharusnya dilakukan dan yang
seharusnya ditinggalkan.1
Akhlak merupakan bentuk jamak dari kata khuluq yang bermakna adat
kebiasaan, perangai, tabi'at, watak, adab, atau sopan santun dan agama.2
1
Nurul Wathoni, Menyelami Kesucian Diri (NTB: Forum Pemuda Aswaja, 2020)
2
Lihat Yoke Suryadarma dan Ahmad Hifdzil, Pendidikan Akhlak Menurut Imam Al-Ghazali, Jurnal
At-Ta'dib Vol. 10 no. 2 2015, 262-380.
3
Alwi Shihab, Islam Sufistik: Islam Pertama dan Pengaruhnya Hingga Kini di Indonesia (Bandung:
Mizan, 2001).
4
Meski sebenarnya makalah ini lebih cenderung pada pemikiran Imam Al-
Ghazali, paling tidak kita bisa tahu siapa saja pemeran dalam memainkan
tasawuf akhlaqi kala itu. Berikut nama-namanya:
a. Hasan Al-Bashri (21 – 110 H), yang nama lengkapnya Abu Sa’id Al-
Hasan bin Yasar, adalah seorang zahid yang amat masyhur di kalangan
tabi’in. Ia dilahirkan di Madinah pada tahun 21 H. (632 M.) dan wafat
pada hari Kamis bulan Rajab tanggal 10 tahun 110 H (728 M). Ia
dilahirkan dua malam sebelum Khalifah Umar bin Khathtab wafat. Ia
dikabarkan bertemu dengan 70 orang sahabat yang turut menyaksikan
peperangan Badr dan 300 sahabat lainnya.
b. Al-Muhasibi (165-243 H), nama lengkapnya adalah Abu ‘Abdillah Al-
Harits bin Asad Al-Bashri Al-Baghdadi Al-Muhasibi. Tokoh sufi ini
lebih dikenal dengan sebutan Al-Muhasibi. Ia dilahirkan di Bashrah,
Irak, tahun 165 H/781 M. dan meninggal di negara yang sama pada
tahun 243 H/857 M. Ia adalah sufi dan ulama besar yang menguasai
beberapa bidang ilmu seperti tasawuf, hadits, dan fiqh. Ia merupakan
figur sufi yang dikenal senantiasa menjaga dan mawas diri terhadap
perbuatan dosa. Ia juga sering kali mengintropeksi diri menurut amal
yang dilakukannya. Ia merupakan guru bagi kebanyakan ulama
Baghdad. Orang yang paling banyak menimba ilmu darinya dan
dipandang sebagai muridnya paling dekat dengannya adalah Al-Junaid
Al-Baghdadi (w. 298 H.) yang kemudian menjadi seorang sufi dan
ulama besar Baghdad.
c. Al-Ghazali (450 – 505 H), nama lengkapnya adalah Abu Hamid
Muhammad bin Muhammad bin Muhammad bin Ta’us Ath-Thusi
Asy-Syafi’i Al-Ghazali. Secara singkat dipanggil Al-Ghazali atau Abu
Hamid Al-Ghazali. Ia dipanggil Al-Ghazali karena dilahirkan di
kampung Ghazlah, suatu kota di Khurasan, Iran, pada tahun 450
5
H./1058 M, tiga tahun setelah kaum Saljuk mengambil alih kekuasaan
di Baghdad.4
1. Taubat (At-Taubah)
Taubat berasal dari bahasa Arab tâba- yatûbu- taubatan, yang mempunyai
arti menyesal atas perbuatan dosa.6 Menurut imam Al-Ghazali tobat berarti
penyesalan, sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Ibn Mas’ud:
الندم توبة
4
Diambil dari makalah Nunung N. Dkk di IAIN Syekh Nurjati Cirebon yang berjudul Tasawuf
Akhlaqi pada tahun 2013.
5
Yusra, Makalah Akhlak Tasawuf, http://uusmobile.blogspot.com, Diakses pada tanggal 29
September 2021 pukul 06.25 WIB.
6
Akhmad Sya’bi, Kamus Al-Qolam, Surabaya: Halim, 1997, h. 26.
7
Abdul Karim Al-Qusyairi, Ar-Risalah Al-Qusyairiyyah, Mesir: Darul Khair, T.th., h. 91.
6
yang syubhat. Sebagaimana ungkapan beliau dalam kitabnya Ihya’
Ulumuddin yang diterjemahkan oleh Ismail Yakub:
2. Sabar (Al-Shabr)
Al-Ghazali membagi sabar menjadi dua yaitu sabar yang berkaitan dengan
fisik dan sabar yang terpuji dan sempurna. Menurutnya yang dimaksud
sabar yang berkaitan dengan fisik adalah ketabahan dan ketegaran
memikul beban dengan badan. Contoh kesabaran yang seperti ini adalah
melakukan pekerjaan yang berat berupa ibadah , menahan penyakit, atau
ketabahan menahan pukulan.9 Sedang sabar yang terpuji dan sempurna
ialah kemampuan jiwa untuk menahan diri dalam berbagai keinginan
tabiat atau hawa nafsu.10
3. Kefakiran (Al-Faqr)
7
4. Zuhud (Az-Zuhd)
Zuhud menurut Ghazali adalah suatu sikap atau keadaan jiwa yang tidak
adanya perbedaan antara kemiskinan dan kekayaan. Al-Ghazali menyebut
tiga tanda seseorang memiliki sifat zuhud yaitu:
1) Tidak bergembira dengan yang ada dan tidak bersedih dengan sesuatu
yang tidak ada.
2) Sama saja baginya orang yang mencela dan memujinya. Hal itu tidak
akan mempengaruhi dalam beribadah.
3) Hendaknya ia bersama Allah dan hatinya lebih didominasi oleh
lezatnya ketaatan dan cinta Allah.11
5. Tawakal (Al-Tawakkal)
Tawakal dalam hal ini adalah menyerahkan segala urusan kepada Allah
SWT. Al-Ghazali membagi tawakal kedalam tiga tingkatan sebagaimana
dikutip Mulyadhi Kartanegara dalam bukunya “Menyelami Lubuk
Tasawuf”:
11
Ibid., hl. 199
12
Ibid., hal. 200
8
Dalam Al-Quran surat Al-Anfal ayat 2, Allah berfirman:
7. Rida (ar-Ridha)
13
Bachtiar Surin, Terjemah dan Tafsir Al-quran, Bandung: Fa. Sumatra, 1978, h. 107.
14
Ibid., hal. 102
15
Maksudnya: Allah meridhai segala perbuatan-perbuatan mereka, dan merekapun merasa puas
terhadap nikmat yang telah dicurahkan Allah kepada mereka.
16
Departemen Agama RI, Al-Quran dan…, h. 170.
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Demikian yang dapat pemakalah tulis mengenai makalah yang
berjudul Tasawuf Akhlaqi Al-Ghazali. Dapat ditarik kesimpulan bahwa.
1. Biografi Al-Ghazali, Imam al-Ghazali yang mempunyai nama lengkap
Abu Hamid Muhammad bin Muhammad bin Muhammad bin Ahmad
Al-Ghazali yang lahir di kota Thusi pada abad ke 5 H. salah satu
karyanya yang terkenal adalah Ihya’ ‘Ulumuddin.
2. Ajaran Tasawuf Akhlaki Al-Ghazali, ajarannya mengenai Aklak
Tasawuf diantaranya: tobat, sabar, kefakiran, zuhud, tawakal,
mahabbah, dan rida.
10
Daftar Pustaka
Shihab, Alwi, Islam Sufistik: Islam Pertama dan Pengaruhnya Hingga Kini
di Indonesia (Bandung: Mizan, 2001).
11