Anda di halaman 1dari 29

METODE PENELITIAN

“SURVEI”
PENGERTIAN & ASPEK PENELITIAN SURVEI
Survei adalah penelitian sosial kuantitatif di mana
seseorang secara sistematis mengajukan pertanyaan yang
sama kepada banyak orang, kemudian mencatat dan
menganalisis jawaban mereka
Survei menghasilkan informasi yang secara inheren
bersifat statistik.
Pertanyaan penelitian (aspek) yang bisa diakomodasikan:
Behavior – Seberapa lama Anda menonton TV per hari?
Attitudes/beliefs/opinions – Apa masalah terbesar di Indonesia?
Characteristics – Berapa umur Anda? Di mana Anda bekerja?
Expectations – Apakah Anda bisa lulus semester ini?
Self-classification – Apakah Anda agamis atau tidak? Partai apa?
Knowledge – Berapa banyak WNA di Kota Tarakan?
JENIS PENELITIAN SURVEI

Dalam penelitian survei, seorang peneliti dapat


mengumpulkan data tertentu dengan memilih sampel
dari suatu populasi dengan menggunakan kuesioner
yang telah disiapkan sebelumnya
Survei dapat dikelompokkan menjadi 3 kategori:
Survei tertulis (written survey): melalui kuesioner tertulis
Survei oral (oral survey): menanyakan langsung, via telepon
Survei elektronik (electronic survey): penggunaan internet
(website & e-mail), SMS
METODE SURVEI
a. Isu mendesain survei secara keseluruhan

1. Mendisain survei b. Mempersiapkan kuesioner


c. Pre-testing kuesioner

a. Sampling
2. Melaksanakan survei
b. Mengadministrasikan survei

a. Memproses hasil survei


3. Menganalis hasil survei
b. Menganalisis hasil survei

a. Format laporan: FORMAL


4. Menuliskan hasil survei
b. Presentasi grafis
1.A. ISU MENDESAIN SURVEI
Ada EMPAT isu penting yang mesti diperhatikan:
a) Tingkah-laku Responden: peneliti harus memikirkan
bagaimana jenis survei yang cocok dengan kondisi calon
responden (ber-empati)
b) Sifat Pertanyaan: apakah closed-ended questions atau
open-ended questions – disesuaikan dengan kebutuhan
penelitian dan jenis media yang digunakan
c) Biaya, waktu dan personel: cakupan penelitian harus
disesuaikan dengan sumberdaya yang tersedia
d) Kemampuan instrumen terhadap kebutuhan pertanyaan
penelitian: harus ada keterkaitan antara instrumen survei
dengan pertanyaan penelitian. Misal: ketika sampel
dilibatkan dalam penelitian jumlahnya banyak dan tersebar,
maka mail-survei diperlukan
1.B. MEMPERSIAPKAN KUESIONER

Menciptakan kuesioner tidaklah mudah! Ada


beberapa hal yang harus diperhatikan dalam membuat
kuesioner:
1) Jenis pertanyaan: closed-ended vs open-ended questions.
Closed-ended questions berusaha untuk membatasi pilihan
jawaban responden.
Open-ended questions memberikan ruang kepada responden
untuk mengungkapkan jawaban mereka.
Kedua jenis pertanyaan bisa dikombinasikan.
Biasanya dimulai dengan closed-ended question sebagai
‘pemanasan’, kemudian diakhiri dengan open-ended questions.
1.B. MEMPERSIAPKAN KUESIONER
2) Format: rating scales, ranking scales, magnitudes estimation
scales, unfolding questions, funneling questions
a) Rating scales: menyatakan ‘rate’ terhadap sesuatu hal.
Biasanya digunakan skala Likert dengan 5 tingkat (misal:
sangat tidak setuju hingga sangat setuju).
b) Ranking scale: menanyakan kepada responden bagaimana
seseorang membuat ranking terhadap suatu idea (produk)
tertentu. Misal: ranking rasa lima jenis ice cream, dari 1
hingga 5. Skala ini lebih sulit dibandingkan dengan rating
scale.
c) Magnitude estimation scale: memberikan jawaban penilaian
angka. Misalnya, jika vanilla ice cream yang paling tidak
disukai diberi nilai 10, maka rasa kopi yang dianggap 10
kali lebih disukai mendapatkan angka 100.
d) Split or unfolding questions: dimulai dengan menanyakan
kepada responden pertanyaan umum, kemudian dilanjutkan
dengan pertanyaan-pertanyaan klarifikasi terhadap jawaban
sebelumnya.
1.B. MEMPERSIAPKAN KUESIONER
2) Format: (lanjutan)
e) Funneling questions: mengarahkan responden melalui suatu
konsep/isu kompleks dengan pertanyaan-pertanyaan yang
semakin lama mengarah kepada hal yang lebih spesifik:
pertanyaan umum → open-ended questions → specific
questions → closed-ended questions → forced-choice
questions.
f) Inverted funneling questions: kebalikan dr funneling
question.
g) Factorial questions: menggunakan cerita-cerita untuk
mempelajari pertimbangan dan proses pengambilan
keputusan. Misal: “Anda dalam keadaan bahaya karena
kantor Anda terbakar. Apakah Anda akan menyela-matkan
diri atau mau ke lantai atas untuk menyelamatkan teman
Anda”.
1.B. MEMPERSIAPKAN KUESIONER
3) Penggunaan Kata (wording of questions): bagaimana
membuat pertanyaan diartikan/didefinisikan sama oleh
peneliti dan responden. Untuk mencegah terjadinya
kesalahfahaman, perlu dihindari penggunaan kata-kata
tertentu yang akan menyebabkan kebingungan
responden.
4) Untuk mencegah hal tersebut di atas, maka perlu adanya
questionnaire pretest (pilot survei)
5) Isi: mencakup seluruh data dan informasi yang
dibutuhkan dalam penelitian.
6) Urut-urutan pertanyaan (order of questions): pertanyaan-
pertanyaan harus disusun secara “flowing” dari awal
hingga akhir. Hindari pengulangan-pengulangan
pertanyaan.
PENYUSUNAN KUESIONER
Yang perlu diperhatikan dalam penyusunan kuesioner:
Menyusun pertanyaan lebih merupakan suatu seni
dibandingkan dengan sains itu sendiri
Pertanyaan jangan membingungkan responden
Pertanyaan harus berurutan, dimulai dengan pertanyaan
untuk mendapatkan informasi dasar (karakteristik responden,
sumberdaya dasar, dst)
Jangan melibatkan responden dalam perhitungan langsung
(misal menanyakan tingkat pendapatan secara langsung)
Untuk mendapatkan nilai ekonomi, misal pendapatan atau
keuntungan, mulailah dengan menanyakan aspek teknis,
kemudian diikuti dengan harga-harga input dan output
Mencoba mengungkap aspek kualitatif disamping aspek
kuantitatif (supaya bisa menjawab pertanyaan WHY) ?
1.C. PRE-TESTING KUESIONER (PILOT SURVEI)
Membuat kuesioner yang sempurna tidaklah mungkin.
Namun, kita harus membuat kuesioner yang efektif.
Pre-testing dapat menguji kekuatan dan kelemahan dari
pertanyaan-pertanyaan yang kita buat, terutama mengenai
format, wording dan order
Dapat menguji validitas pertanyaan (apakah kita mengukur
sesuatu yang benar?) dan reliabilitas pertanyaan (apakah hasil
yang diperoleh akan sama ketika pertanyaan tersebut
ditanyakan di tempat lain oleh orang yang berbeda?)
Dapat menguji apakah pertanyaan dapat difahami oleh
responden
Dapat memperkirakan waktu yang diperlukan untuk
menyelesaikan satu set kuesioner
2.A. PROSEDUR DAN METODE
SAMPLING

Sampling Frame: Non-Probability Probability


Sampling Sampling
bagaimana kita memilih
Purposive Simple random
sampel dari suatu
sampling sampling
populasi?
Volunteer Systematic selection
Metode Sampling: subjects procedure sampling
Haphazard Stratified sampling
Probability sampling
sampling
Non-probability sampling Quota sampling Cluster sampling
Multistage sampling
NON-PROBABILITY SAMPLING
Non-probability sampling terdiri atas:
a) Purposive sampling: memilih secara sengaja (dengan suatu
kriteria tertentu) seorang individu untuk dijadikan sampel
b) Volunteer sampling: mencari volunteer yang mau/bersedia
diwawancarai
c) Haphazard (convenience/accidental) sampling: mencari seseorang
yang mudah ditemui/dijangkau untuk dijadikan sampel
d) Quota sampling: untuk memilih seseorang didasarkan pada
suatu kuota. Misalnya, jika berdasarkan sensus diketahui
bahwa jumlah wanita lebih banyak dibandingkan dengan
pria, maka demikian pula dengan sampel – ditentukan secara
proporsional – mencerminkan keterwakilkan sampel.
PROBABILITY SAMPLING
Probability Sampling ini lebih disukai oleh peneliti. Jenis-jenis
probability sampling antara lain:
 Simple random sampling: seorang sampel diambil secara acak dari suatu
daftar individual di dalam populasi. Penentuan acak dapat dilakukan
dengan dua cara: metode lotere (kocok nomor) atau menggunakan
angka acak.
 Systematic selection procedure sampling: merupakan variasi dari simple
random sampling, dimana sampel dipilih didasarkan pada angka-
angka acak (random number).
 Stratified sampling: mengelompokkan populasi ke dalam beberapa
kelompok yang lebih kecil, kemudian disampel secara acak dari
kelompok-kelompok tersebut.
 Cluster sampling: mengelompokkan populasi ke dalam beberapa
kelompok yang lebih kecil, kemudian disampel hanya dari satu
kelompok tersebut.
 Multistage sampling: pertama, disampling berdasarkan suatu area
geografis tertentu, kemudian disampel berdasarkan sub-set
berikutnya.
CONTOH MULTISTAGE SAMPLING

Nasional

Provinsi A Provinsi B
Kriteria Provinsi

Kab I Kab II Kriteria Kabupaten

Kec 1 Kec 2 Kec 3 Kriteria Kecamatan

Desa 1 Desa 2
Kriteria Desa

15 RT Petani 15 RT Konsumen Kriteria Responden


AKURASI DARI METODE PENELITIAN
Reliability: Apakah hasil yang didapat akan sama jika
pertanyaan tersebut ditanyakan kepada orang lain di lain
tempat dan oleh penanya lain?
Validity: Apakah kita mengukur dengan benar?
Triangulation: melakukan pengecekan silang (cross-
checking) terhadap data yang diperoleh dengan melakukan
beberapa jenis metode (beda waktu, beda metode, beda
peneliti)
Sampling Error: perbedaan antara hasil sampel dan
parameter populasi (hanya terjadi pada random sampling)
Non-sampling Error: kesalahan-kesalahan lain, selain
sampling error, yang tidak dapat dielakkan (researcher error,
interviewer error, respondent error)
SAMPLING & NON-SAMPLING ERRORS

Sampling Error: Kesalahan ini tidak dapat dieliminasi.


Pertanyaan yang sering muncul berkaitan dengan hal ini
adalah: (a) apakah sampel bersifat acak dan representatif
terhadap populasi?, (b) apakah sampel terlalu sedikit?

Non-sampling Error: kesalahan-kesalahan lain, selain


sampling error, yang tidak dapat dielakkan. Non-sampling
erors memiliki berbagai sumber
researcher error – definisi yang tidak jelas, isu reliability dan validity,
masalah analisis data
interviewer error – pendekatan terlalu umum, teknik wawancara
individual, pencatatan respons
respondent error – ketidakmampuan untuk menjawab, bohong, tidak
tersedia, tingkat respons rendah.
HUBUNGAN ANTARA EXPECTED ERROR
DAN SAMPLE SIZE

Expected
Error

sampling error

non-sampling error

Sample Size
PENGAMBILAN SAMPEL YANG IDEAL
Pengambilan sampel yang ideal akan memberikan
karakteristik sebagai berikut:
Dapat memberikan gambaran yang baik dan representatif
terhadap kondisi populasi (sampling frame)
Dapat memberikan presisi (akurasi) hasil penelitian yang
tinggi. Hal ini dapat dilihat dari simpangan baku dari nilai-
nilai variable yang diperoleh
Sederhana, sehingga mudah dilaksanakan
Dapat memberikan data dan informasi yang diperlukan
dalam penelitian dengan biaya yang relatif rendah
Efisien dalam penggunaan dana, waktu dan tenaga.
2.B. MENGADMINISTRASIKAN SURVEI

Prinsip: “Bagaimana agar saya


mendapatkan jawaban kuesioner?”
Kapan waktu yang tepat untuk melaksanakan
survei?
Berapa lama proses pengumpulan data akan
berlangsung?
Pengaturan pengadministrasian survei
(perizinan, transportasi, perlengkapan survei,
dan lainnya)
KUALITAS JAWABAN HASIL SURVEI
Kualitas jawaban hasil survei dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain:
 Tafsiran responden terhadap pertanyaan yang diajukan. Meskipun
pertanyaan yang diajukan kepada responden sama, namun jawaban bisa
berbeda. Perlu definisi dan kriteria yang jelas.
 Kesediaan responden untuk membantu penelitian. Responden yang
bersedia membantu penelitian biasanya akan memberikan jawaban yang
menggambarkan keadaan sebenarnya
 Situasi responden ketika wawancara dilaksanakan. Suasana hati responden
akan menentukan kualitas jawaban yang diberikan.
 Perhatian responden terhadap permasalahan yang ditanyakan. Apabila
responden memiliki perhatian terhadap permasalahan yang ditanyakan, ia
akan menjawab dengan baik dan benar
 Ingatan dan taksiran responden. Pertanyaan-pertanyaan survei umumnya
didasarkan atas ingatan dan taksiran responden, karena pertanyaan survei
biasanya mencoba untuk mengungkap suatu kejadian yang terjadi pada saat
lampau (recall method)
surveior harus mampu memilih waktu, cara, dan suasana yang tepat ketika
akan mewawancarai responden
3.A. MEMPROSES HASIL SURVEI
Memerlukan pengetahuan akan metode statistik dan software
packages
Tujuan: agar data hasil survei tercatat dengan baik dan dapat
dilaksanakan berbagai analisis yang diperlukan
Saran: data dimasukkan ke komputer dengan menggunakan
program pengelolaan data, seperti MS Excel atau MS Access,
sehingga data mudah dipilih-pilih (sort) dan diorganisasikan
Editing data harus dilakukan: bahkan sejak di lapangan, untuk
menjaga agar data complete and correct. Adakah data yang
nilainya “sangat berbeda dari yang lainnya” (outlier)?
Editing juga ditujukan untuk mengurangi bias dan
meningkatkan presisi (precision) data
3.B. MENGOLAH HASIL SURVEI
Peneliti harus mengetahui: mau diapakan data yang
telah terkumpul tersebut?
Daftar kode (code list) untuk setiap variabel diperlukan
ketika kita menggunakan data kuantitatif
Pemasukan data ke dalam software pengolah data
(misal: MS Excel)
Jenis pengolahan data tergantung kebutuhan, namun
paling tidak untuk setiap variabel diketahui nilai-nilai
minimum, maksimum, rata-rata, dan standard deviasi
Pengolahan selanjutnya dibahas pada Topik 3 -
Secondary Data Analysis
KELEBIHAN METODE SURVEI

Relatif tidak mahal


Dapat dilakukan dalam periode waktu cukup singkat
Dapat menjelaskan karakteristik dari responden dalam
jumlah besar
Fleksibel: mampu mengakomodasikan berbagai jenis
pertanyaan
Jika data distandarisasi, perbandingan antar kelompok
dapat dilakukan
Akurasi data dapat dicapai
KELEMAHAN METODE SURVEI

Ketika rancangan survei tidak baik, akan muncul


berbagai permasalahan
Sulit didapatkan data yang akurat jika penelitian
mengharuskan responden untuk mengingat-
ingat (recall) peristiwa yang terjadi dalam
periode waktu cukup panjang
Responden akan kelelahan jika kuesioner relatif
panjang
BAHAN BACAAN
Colorado State University. An Introduction to Research Processes.
http://writing.colorado.edu/references
Singarimbun, Masri dan Sofian Efendi (editor). 1985. Metode
Penelitian Survai. LP3ES, Jakarta.
Thames Valley University. Dissertation Guide.
http://brent.tvu.ac.uk/dissguide/htmlu0/hm1u0fra.htm
Newman, W Lawrence. 2000. Social Research Methods:
Qualitative and Quantitative Approaches (4th edition). Allyn &
Bacon, Boston.
Daniel, Moehar. 2003. Metode Penelitian Sosial Ekonomi. Bumi
Aksara, Jakarta.
CLOSED QUESTION
Apakah terjadi perubahan luas areal penanaman padi dalam tiga
tahun terakhir?  ya  tidak
Jika Ya, apakah terjadi:  peningkatan
 pengurangan
Kemukakan sebab-sebab terjadinya peningkatan (pengurangan)
luas areal penanaman tersebut:
Peningkatan Pengurangan
a. Membeli a. Dijual
b. Menyewa b. Digadaikan
c. Warisan c. Diwariskan
d. Bagi-hasil d. Dibagihasilkan
OPEN ENDED QUESTION

Apakah terjadi perubahan luas areal penanaman padi dalam


tiga tahun terakhir?  ya  tidak
Kemukakan sebab-sebab terjadinya peningkatan
(pengurangan) luas areal penanaman tersebut:
Jawaban:

…………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………….
JENIS PERTANYAAN: RATING SCALES
Rating scales: menyatakan ‘rate’ terhadap sesuatu hal

Pernyataan 1 2 3 4 5

Kerusakan lingkungan di Bogor 


sudah sangat parah
Sumberdaya alam Indonesia 
mendapatkan harga yang rendah
Lukisan Picasso sungguh sangat 
menakjubkan
Keterangan: 1 = strongly disagree, 5 = strongly agree

Anda mungkin juga menyukai