1. Langkah-langkah yang terdapat dalam prosedur pengambilan sampel
Jenis teknik pengambilan sampel probability sampel yang pertama adalah dengan cara sederhana dan acak seperti melakukan pengundian atau menggunakan pendekatan bilangan yang acak. Kelebihan dari teknik ini adalah untuk mengurangi bias atau kecenderungan berpihak pada anggota populasi tertentu serta peneliti dapat mengetahui adanya kesalahan baku atau standar error yang ada pada penelitian. Sedangkan kelemahan dari teknik metode ini adalah rendahnya jaminan menguasai sampel yang terpilih karena bersifat representatif atau dapat mewakili populasi yang dituju.
Contoh pengambilan sampel metode acak sederhana:
Dibutuhkan kira-kira 15 sampel dari populasi penelitian dengan jumlah 90 orang. Peneliti perlu lebih dulu membuat undian untuk mendapatkan sampel pertama dari 90 populasi tersebut. Setelah mendapatkan sampel pertama, maka nama yang terpilih sebagai sampel akan dikembalikan lagi, sehingga populasi tetap utuh berjumlah 90 orang. Mengembalikan sampel terpilih tersebut, akan memungkinkan responden berikutnya tetap sama dengan responden yang telah dipilih pertama kali. Hal ini perlu dilakukan oleh peneliti secara terus menerus hingga jumlah 15 sampel terpenuhi semuanya. Ada beberapa langkah-langkah yang perlu dilakukan oleh peneliti untuk memilih sampel dengan menggunakan metode ini, diantaranya adalah sebagai berikut. Menyiapkan kerangka sampel penelitian Menyiapkan tabel angka random Menentukan metode pemilihan sampel yang akan digunakan oleh peneliti
2. Draft wawancara untuk bapak H. Abu Bakar
a. Terkait dengan produk pembiayaan yang ada di Koperasi Pondok Pesantren Manba’ul ‘Ulum, pembiayaan bagi hasil manakah yang mampu mendominasi seluruh pembiayaan yang ada? b. Bagaimanakah proses melakukan pembiayaan mudharabah di Koperasi Pondok Pesantren Manba’ul ‘Ulum? c. Apa maksud dan tujuan penerapan konsep mudharabah? d. Apa yang menjadi target market dari penyaluran mudarabah? e. Jenis pembiayaan apa (usaha) saja yang dibiayai pembiayaan mudharabah? f. Kebijakan apa yang diambil untuk menghindari risiko pembiayaan mudharabah? g. Bagaimanakah sistem pembagian hasil pembiayaan mudharabah? Apakah untuk masing-masing jenis usaha berbeda? Serta apakah jangka waktu pembiayaan juga akan mempengaruhi bagi hasil atas usaha? h. Dalam perhitungan pembagian margin, apakah dalam bentuk prosentase atau nominal? i. Bagaimana sistem dan prosedur pembayaran dan pelunasan pembiayaan mudharabah? j. Selama menerapkan konsep mudharabah, kendala apa saja yang cukup menghambat proses pelaksanaan? 3. Beberapa prinsip perlu dipertimbangkan dalam mengembangkan instrumen. Salah satu instrumen yang banyak digunakan untuk mengumpulkan data primer adalahkuesioner. Prinsip-prinsip untuk mengembangkan kuesioner yang baik diantaranyaadalah: setiap pertanyaan tidak boleh berlaras ganda (double barrelled questions),jelas dan tegas, spesifik, menggunakan bahasa dan kata yang mudah dimengerti, tidak mengarahkan jawaban responden (leading questions), tidak menyebabkan responden merasa terancam atau terpojokkan, serta tidak menggunakan pertanyaan atau pernyataan negatif. Kuesioner perlu diuji coba nonlapangan (arm-chair tryout) dan lapangan (detas tryout). Fokus perhatian dalam uji coba nonlapangan ini adalah mengkaji validitas isi, sedangkan fokus uji coba lapangan adalah untuk mengkaji kemudahan cara penggunaannya, tingkat pemahaman responden terhadap pertanyaan yang diajukan, komentar dan reaksi mereka, serta untuk mengetahui kalau ada pertanyaan yang bersifat mendua. Wawancara merupakan metode pengumpulan data yang sering digunakan untuk melengkapi data yang dikumpulkan melalui kuesioner. Wawancara perlu dilakukan dengan mengacu pada suatu pedoman yang terdiri dari serangkaian pertanyaan yang akan ditanyakan pada saat wawancara, termasuk di dalamnya petunjuk kepada pewawancara tentang apa yang harus dikatakan pada saat awal dan pada saat akhir suatu wawancara. Seperti halnya kuesioner, pedoman wawancara harus diujicobakan, baik di atas meja (uji coba nonlapangan) untuk mengecek validitas isi maupun di lapangan untuk mengecek pemahaman responden terhadap kata-kata yang sulit dimengerti,pengumpulan Data bahasa yang digunakan, maksud isi pertanyaan, serta reaksi responden terhadap wawancara tersebut.verbal, seperti tingkah laku, kegiatan, kelompok sosial, dsb. Observasi juga memerlukan pedoman agar Penelitian observasi digunakan untuk meneliti perilaku non prinsip dalam pemenyusunan pedoman observasi adalah: harus mengacu pada tujuan informasi yang diamati dapat dicatat dan diorganisasikan secara sistematik. Beberapa format yang jelas (misalnya ceklis, kategori, sistem koding). Pedoman perlu diuji coba penelitian, menggambarkan objek yang akan diamati beserta alasannya, menggunakan untuk menguji prosedur observasi dan mengecek reliabilitas kategori observasi dengan menggunakan paling sedikit dua orang pengamat yang independen. Yang Setelah instrumen dikembangkan, maka peneliti siap untuk mengumpulkan data.Tahap pengumpulan data pada penelitian survei umumnya menggunakan kuesioner.Tahap pengumpulan data dimulai pada saat Anda mendefinisikan tujuan kuesioner y diturunkan dari tujuan penelitian dan variable-variabel penelitian yang akan diukur. Tahap berikutnya adalah menentukan sampel penelitian yang harus mewakili populasi penelitian Anda. Setelah itu, tahapan selanjutnya adalah mengembangkan pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan dalam kuesioner serta memformat kuesioner sehinggaterlihat menarik dan sistematis. Tahap berikutnya adalah melakukan ujicoba untuk melihat validitas dan keterbacaan kuesioner dan untuk sekaligus mengestimasi jumlah pengembalian kuesioner nantinya. Dalam setiap survei melalui kuesioner, selalu saja ada responden yang tidak mengembalikan kuesioner. Oleh sebab itu, langkah yang tidak kalah pentingnya dalam pengumpulan data adalah melakukan komunikasi lanjutan dengan responden.