Anda di halaman 1dari 28

Apt. Kurniatul Hasanah, S.Si., M.

Farm

KONTRIBUSI KELENGKAPAN PENGISIAN FORMULIR REKONSILIASI


PASIEN RAWAT INAP YANG MEMBAWA OBAT SENDIRI
TERHADAP PENGGUNAAN OBAT RASIONAL DI RS X BEKASI
Pengertian Merupakan tahap penting yang perlu
dilakukan pada saat pasien akan
dirawat, dipindah rawat dan pulang
Sebagai proses membandingkan rawat untuk memastikan bahwa
instruksi pengobatan pasien mereka mendapatkan pengobatan
dengan seluruh obat yang yang benar selama tahap transisi di
digunakan pasien (Comer, Couto, dalam rumah sakit (Institute for
Aguiar, Wu, & Elliott, 2015). Healthcare Improvement, 2013).

Riwayat pengobatan yang


akurat dan lengkap penting Sebagai proses formal dari pemeriksaan
untuk memastikan bahwa menyeluruh, daftar pengobatan pasien
pengobatan diresepkan secara sebelumnya yang akurat dan
aman setelah pasien masuk membandingkannya dengan resep
rawat inap (Hayes, Donovan, pengobatan setelah transisi perawatan (pada
Smith & Hartman, 2007). saat admisi, setelah transfer ke unit
perawatan lain dan pada saat pasien pulang
(Dura'n-García, Fernandez-llamazares, &
Calleja-Herna´ndez, 2012).
Tujuan

Fernandez, 2009
Mengidentifikasi Steeb & Webster,
dan 2012
menyelesaikan Mendapatkan dan
diskrepansi yang mempertahankan
potensial informasi obat
menyebabkan pasien yang Jansen &
ROTD yang serius akurat dan
Bouwers, 2012
lengkap
→pertimbangan Menurunkan
terapi lanjutan insiden medication
→memastikan error
keamanan
&efektifitas
penggunaan obat
Waktu Pelaksanaan

2017 2018 2019


TRANSISI PERAWATAN PINDAH RAWAT

Saat akan dirawat inap di rumah sakit, rawat


Pindah ruang rawat atau dirujuk
jalan atau rawat di fasilitas kesehatan jangka
panjang

Realisasi tergantung kebijakan faskes → admisi, transisi, pulang rawat ….. dst
4 Tahap
01 Verifikasi →membuat daftar obat yang
sedang digunakan
Rekonsiliasi
Pengobatan
Klarifikasi dan evaluasi →setiap pengobatan
02 termasuk komposisi&dosis diperiksa
kesesuaiannya.

Rekonsiliasi →membandingkan instruksi


03 pengobatan baru >< pengobatan
sebelumnya → dokumentasi perubahannya.

Transmisi →daftar obat terbaru


04 diinformasikan kepada nakes berikutnya.
Tahap menurut The Joint Commission
(2006)

1 Mengembangkan 3
daftar pengobatan Membuat
untuk diresepkan keputusan klinis
berdasarkan
Mengembangkan Membandingkan
perbandingan
daftar pengobatan pengobatan pada
saat ini 2 2 daftar tersebut

4
mengkomunikasikan daftar baru kepada
5 caregiver dan pasien.
Peran Apoteker
Pengembangan kebijakan&prosedur untuk sistem
01 rekonsiliasi pengobatan berfokus kepada pasien.

Implementasi dan peningkatan pelaksanaan sistem


02 meliputi pengembangan alur kerja.

Pelatihan dan penilaian kompetensi dari kegiatan


03 rekonsiliasi pengobatan yang dilakukan.

04 Pengembangan aplikasi rekam medis elektronik.

05 Advokasi profesional dan komunitas.


Review
Diperlukan review/ validasi sistematik&lengkap
→untuk menjaga ketepatan&memperbaharui daftar
obat pasien untuk memastikan: (Catalonia Ministry of
Health, 2014).

1 Obat harus ditambah

1 2
2 Obat harus mulai digunakan
3
4
3 Obat harus mulai diubah

4 Obat harus dihentikan

dilakukan secara cermat


3 Bagian Utama Review

1. Pengobatan tidak dilanjutkan setelah admisi

(2) pengobatan dilanjutkan pada saat admisi dengan perubahan


dari regimen pada saat pasien dirawat jalan

(3) diskrepansi pengobatan antara profil pasien saat rawat


jalan dan hasil wawancara pasien.
Algoritma
Rekonsiliasi
Pengobatan
Pasien Saat
dirawat di RS
Simple Portfolio
Presentation
Esther et al pada jurnal “Medication Get a modern PowerPoint Presentation that is beautifully designed. Easy to change
reconciliation: passing phase or real colors, photos and Text.
need?” (2012)
Algoritma
Rekonsiliasi
Pengobatan
Pasien Saat
Pulang Rawat
Simple Portfolio
Presentation
Esther et al pada jurnal “Medication Get a modern PowerPoint Presentation that is beautifully designed. Easy to change
reconciliation: passing phase or real colors, photos and Text.
need?” (2012)
Diskrepansi
Definisi: duplikasi terapi, kesalahan dari dosis, bentuk sediaan atau frekuensi
dosis yang tidak tepat; dan kelalaian terhadap pengobatan sebelum rawat
inap yang tidak tercatat pada berkas rekam medis (Strunk, Matson, &
Steinke, 2008).
Diskrepansi terdiri dari: 1) disengaja; 2)tidak disengaja.

Diskrepansi disebabkan: kelalaian pengobatan, pelaksanaan, dosis, rute atau


frekuensi pemberian yang berbeda dari riwayat pengobatan pasien,
pengobatan yang berbeda dari kelompok obat yang sama tanpa alasan kuat
untuk diubah, duplikasi, interaksi, ketidaktersediaan obat dan tidak ada obat
pengganti serta peresepan yang tidak lengkap
Meskipun diskrepansi dapat terjadi selama beberapa transisi pada perawatan
pasein, tetapi diskrepansi lebih sering terjadi pada saat pasien pulang.

Rekonsiliasi pengobatan sangat berdampak pada pasien rawat jalan →ketika


diskrepansi terjadi diantara instruksi pengobatan dokter pada health record/
BRM dan pengobatan sebenarnya pada pasien.
Diskrepansi DISKREPANSI MEDICATION HISTORY
REVIEW

VS Rekonsiliasi pengobatan
sangat berdampak pada
Riwayat pengobatan terbaik
diperoleh dengan
pasien rawat jalan →ketika mewawancara pasien,

Medication diskrepansi terjadi diantara


instruksi pengobatan dokter
keluarga atau penunggu
pasien dalam 24 jam pertama
dirawat, melengkapi informasi
pada health record / BRM
History dan pengobatan
sebenarnya pada pasien.
tersebut dengan beberapa
BRM yang diberikan diantara
ruang perawatan, dengan

Review arsip resep elektronik dan


laporan klinis sebelumnya.
Tujuan utamanya adalah
untuk mengurangi diskrepansi
yang tidak terdokumentasi
baik yang disengaja maupun
yang tidak disengaja.
Metode Penelitian

DATA & SAMPEL

DESAIN PENELITIAN Data sekunder → BRM: ALAT PENGUMPUL DATA POPULASI


asesmen awal pasien,
Studi komparatif cross formulir rekonsiliasi Lembar rekapitulasi 466 BRM
sectional pengobatan pasien bawa rekonsiliasi pengobatan
sendiri, CPPT, FPO dan pasien
CHP

Kelengkapan pengisian formulir rekonsiliasi pasien yang membawa obat sendiri berkontribusi
terhadap penggunaan obat rasional pada pasien rawat inap di RS X Bekasi
Kerangka Konsep

VARIABEL BEBAS
Kelengkapan pengisian
formulir rekonsiliasi

VARIABEL TERIKAT
POR
Analisis Data
ANALISIS ANALISIS
ANALISIS
DATA 1: DATA 3:
SPSS UNIVARIAT DATA 2:
BIVARIAT
MULTIVARIAT
Distribusi
Jika ada
frek&proporsi: Analisis chi- hubungan
Usia, jenis
kelamin,
square untuk signifikan antara
kelengkapan form menganalisis kelengkapan
rekon, ketersed. hubungan atau pengisian form.
PPK, Jumlah pengaruh rekon & POR
peresepan variabel bebas atau nilai p>0,5.
berdasarkan dengan Jika pengaruh
PPK, Jumlah variabel terikat tidak signifikan
pilihan obat,
dan dengan atau nilai p< 0,5
nakes pelaksana →analisis
rekon, ada/ tidak
variabel
multivariat tidak
TTD dokter pada perancu
dilakukan.
formulir rekon
Alur
PemilihanSampel

X Bekasi

You can simply impress your


audience and add a unique zing
and appeal to your Presentations.
Easy to change colors, photos and
Text. Get a modern PowerPoint
Presentation that is beautifully
designed. You can simply impress
your audience and add a unique
zing and appeal to your
Presentations.
Karakteristik Pasien

Parameter Jumlah %
Kategori Usia
Anak (0-18 tahun) 46 24,3
Dewasa (>18 – 60 tahun) 123 65,1
Geriatri (>60 tahun) 20 10,6

Jenis Kelamin
Laki-laki 93 49,2
Perempuan 96 50,8
10 Besar Diagnosis Utama Pasien
Saat Dirawat
Diagnosa Utama Jumlah %
CKD on HD 40 21,2
Diare akut 21 11,1
Dispepsia 15 7,9
Stroke Iskemik/ Non Hemoragik 13 6,9
Diare akut dehidrasi Ringan Sedang 10 5,3
Bronkopneumonia 10 5,3
DHF 9 4,8
Congestif Heart Failure (CHF) 8 4,2
Tifoid 6 3,2
Abortus iminens 5 2,6
NSTEMI 5 2,6
Persalinan spontan 5 2,6
Kelengkapan Pengisian
Formulir Rekonsiliasi
Parameter Kriteria Jumlah % Total

Kelengkapan formulir Tidak lengkap 133 70,4 169

56 29,6 (100 %)
rekonsiliasi Lengkap

Tenaga kesehatan Perawat 83 43,9 169

106 56,1 (100 %)


pelaksana rekonsiliasi Apoteker

Tanda tangan dokter Tidak ada 123 65,1 169

66 34,9 (100 %)
pada formulir Ada

rekonsiliasi
Penggunaan Obat Rasional

Parameter Jumlah %
Peresepan Berdasarkan PPK
Tidak 117 61,9
Ya 72 38,1

Pilihan obat sesuai termasuk dosis,


rute pemberian dan durasi terapi
Tidak 153 81
Ya 36 19
Hubungan Kelengkapan Pengisian
Form Rekonsiliasi terhadap POR

Kelengkapan POR
Tidak Ya Total
p
formulir rekonsiliasi

Tidak lengkap 110 23 133 0,344

82,7% 17,3% 100,0%

Lengkap 43 13 56

76,8% 23,2% 100,0%


Hubungan Kelengkapan Pengisian
Form Rekonsiliasi dan Kualifikasi
Pelaksana Rekonsiliasi terhadap POR
Nakes Pelaksana POR

Rekonsiliasi Tidak Ya Total P

62 21 83 0,053
Perawat
74,7% 25,3% 100,0%

91 15 106
Apoteker
85,8% 14,2% 100,0%
Hubungan Kelengkapan Pengisian
Form Rekonsiliasi dan Kualifikasi Pelaksana
Rekonsiliasi terhadap POR

Adanya TTD POR


Total P
Dokter Tidak Ya

Tidak Ada 102 21 123 0,345

82,9% 17,1% 100,0%

Ada 51 15 66

77,3% 22,7% 100,0%


Analisa

• % penggunaan obat tidak rasional pada form rekon yang tidak lengkap terisi yang
ditemukan pada penelitian ini dan penggunaan obat tidak tepat yang ditemukan
oleh Rozich dkk tahun 2001 hampir sama → sekitar 82,9 dan 85 %.
• Persentase penggunaan obat tidak rasional yang ditemukan pada penelitian ini
pada formulir rekonsiliasi yang terisi lengkap dan temuan jumlah pasien yang
mendapatkan setidaknya satu obat tidak dalam pengawasan dokter atau dokter
mengetahui akan tetapi tidak terlibat dalam regimen pengobatan yang ditemukan
oleh Rozich dkk hampir sama yaitu sekitar 77,3 dan 74 % (Rozich & Resar, 2001).
Mengatasi Penyebab Penggunaan
Obat Tidak Rasional berdasarkan
(Brahma, Marak & Wahlang, 2012)
Kolaborasi rutin dokter, apt dan perawat mengenai informasi penggunaan obat pasien saat ini agar
tidak terjadi kondisi kurang/ adanya perbedaan informasi antara tenaga kesehatan satu dengan yang lain.

Pendidikan dan pelatihan terhadap tenaga medis terutama dokter dilakukan secara rutin khususnya
mengenai penulisan resep yang sebaiknya lebih tergantung pada diagnosis klinis harian pasien.

Meningkatkan komunikasi antara tenaga kesehatan dan pasien terutama


informasi dasar mengenai obat yang diberikan.

Memberikan pendidikan kesehatan kepada pasien mengenai terapi pengobatan dan


memberi pemahaman kepada pasien bahwa pengobatan yang diberikan harus
berdasarkan diagnosis klinis dan bukan atas dasar permintaan pasien.
Kesimpulan
1. Pasien persentase terbesar berumur
dewasa (24,3 %) dan jenis kelamin
perempuan (50,8%). Pengisian formulir
rekonsiliasi pasien yang membawa obat
sendiri persentase terbesar adalah tidak
lengkap (70,4%), dilakukan oleh apoteker
(56,1%) dan tidak ditanda tangani dokter
2. Berdasarkan penggunaan obat (65,1%).
rasional, persentase terbesar
peresepan yang berdasarkan
pedoman klinis hanya 38,1% dan
pilihan obat yang sesuai termasuk 3. Kelengkapan pengisian formulir rekonsiliasi
dosis, rute pemberian dan durasi pasien bawa obat sendiri, Kualifikasi tenaga
terapi hanya 19%. pelaksana rekonsiliasi, dan ada/ tidaknya
tanda tangan dokter tidak berhubungan
bermakna (p > 0,05) dengan penggunaan obat
rasional pada pasien rawat inap di RS X
Bekasi.
Awesome
Presentation
LOREM IPSUM DOLOR SIT AMET,
CU USU AGAM INTEGRE IMPEDIT.

Anda mungkin juga menyukai