Anda di halaman 1dari 3

PERSEDIAAN

Temuan Auditor : 1. Kami masih menemukan adanya barang persedian


Dental Film (150 lembar) yang sudah kadaluarsa di
tahun 2020 pada Bagian Radiologi,namun masih ada
pemakaian di tahun 2021
2. Kami menemukan adanya kesalahan dalam
pencatatan jumlah persediaan ke katu
stock,dikarenakan bagian apotek kurang teliti dalam
penjumlahan barang masuk dan keluar

Dampak : - Akan mengakibatkan perbedaan antara laporan


persediaan,kartu stock dan fisik barang.
- Dapat menyebabkan kerugian apabila persediaan
obat-obatan kadaluarsa,hilang atau rusak

Saran Auditor : - Sebaiknya RSBSA melakukan pengelolaan yang baik


pada penyimpanan obat dan lebih teliti dalam
memeriksa tanggal kadaluarsa obat-obat agar
jaminan mutu obat dan performa RSBSA tetap
terjaga.
- Sebaiknya bagian gudang lebih teliti dalam
pencatatan barang yang masuk dan keluar. Sehingga
saldo akhir persediaan sesuai dengan fisiknya

Komentar manajemen : 1.Penyebab

 pembelian dental 1 box isi 150 lembar, di tgl 30


desember 2019, expire 17 oktober 2020
 Batas pemakaian film dental setelah expire bisa
sampai 2 thn dengan kondisi kemasan masih bagus
 Terakhir penggunaan fim dental tg 5 april 2022 Sisa
stok film dental sampai 5 april 2022 , 102 lembar
Catatan :
 Selama pandemi poli gigi tutu tidak ada layanan
selama 5 bulan dari bulan mei s/d setember 2020
sehingga pengantar pemeriksaan dental otomatis
tidak ada
 Pengantar pemeriksaan gigi 90% pemeriksaan
panoramic
1.Tindak Lanjut

 Untuk sisa dental film sebanyak 102 lembar akan


koordinasi dengan penyedia apakah bisa di retur atau
tidak. Apabila tidak bisa terpaksa akan dilakukan
proses pemusnahan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
 Rencana ke depan akan memonitor tempat
penyimpanan matkes di bawah supervisi apoteker
dan bekerjasama dengan kepala ruangan guna
meningkatkan mutu matkes dalam hal penyimpanan
baiksecara suhu dan tanggal ekpired date.
 Referensi resmi mengenai batas penggunaan film
dental belum di temukan hanya berdasarkan
pengalaman dari para radiographer di rumah sakit. Ke
depan akan di gunakan sesuai aturan dan ketentuan
yang berlaku.

2. Penyebab
 Perhitungan ABK (analisa beban kinerja) di Instalasi
Farmasi masih terdapat kekurangan SDM, Jumlah
SDM 28 dari kebutuhan 76 SDM. Sehingga tidak
sesuai antara kartu dan fisik
 Jumlah obat yang ada di RSBSA kurang lebih ada 1000
item sehingga dalam siklus manajemen pengelolaan
sediaan farmasii mulai dari pemilihan sampai
pelaporan belum di dukung oleh IT yang sesuai
sehingga masih banyak di lakukan secara manual
 Sikap SDM yang apatis terhadap tugas dan tanggung
jawabnya sehingga tidak teliti dalam bekerja
 System masuk dan keluar obat yang belum di
jalankan sesuai SPO
2.Tindak Lanjut
 Menyesuaikan catatan di kartu stok dengan fisik
barang berdasarkan amprahan dari gudang dan
pengeluaran berdasarkan resep. Serta Pengajuan
SDM sesuai ABK sudah di ajukan dan sudah mulai ada
penambahan secara bertahap sejak januari 2022. Di
harapkan semua kegiatan yang ada di IFRS dapat
terselesaikan dengan baik sesuai aturan yang berlaku
 Membuat jadwal sesuai dengan program akreditasi
PKPO untuk melakukan review atau penyegaran
terhadap seluruh SDM di IFRS mengenai
pedoman/panduan, SPO atau kebijakan-kebijakan
terbaru mengenai kefarmasian
 Meningkatkan kembali saling kepedulian dan
komunikasi dalam bekerja sesuai kompetensi di
lingkungan IFRS khususnya.
 Mensosialisasikan kembali regulasi PKPO dan lebih
mengkhususkan lagi dalam hal permintaan barang ke
gudang sesuai jadwal dan jumlah rencana kebutuhan
yang di minta untuk kebutuhan di pelayanan,
sehingga PJ Rak wajib menuliskan kebutuhan raknya
masing-masing sebelum bagian amprah meminta
kegudang sesuai jadwal.

Bandung, April 2022


KEPALA INSTALASI FARMASI

Dra. WIWIK INDRAWATI, Apt.,.MMRS .


AKBP. NRP.68090574

Anda mungkin juga menyukai