Anda di halaman 1dari 2

Transportasi Laut

Transportasi merupakan proses pemindahan barang atau manusia dari satu lokasi ke lokasi
lain oleh kendaraan yang digerakkan mesin atau manusia. Transportasi sendiri dibedakan ke
dalam 3 jenis yakni transportasi darat, transportasi udara, dan transportasi laut.

Transportasi laut merupakan sarana transportasi untuk memindahkan barang dan jasa dari
suatu wilayah ke wilayah lain yang dipisahkan oleh wilayah perairan. Transportasi laut diatur
dalam Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2010 tentang Angkutan di Perairan. Indonesia
merupakan negara maritim yang mempunyai banyak pulau, yang terdiri atas 17.499 pulau
dari Sabang sampai Merauke dan berpenduduk sekitar 267 juta jiwa. Karena kondisi tersebut,
untuk menjangkau antara satu pulau ke pulau lainnya digunakanlah transportasi laut.
Transportasi laut ini sangat berperan penting dalam aspek ekonomi, pengembangan wilayah,
dan pemerataan pembangunan di daerah terpencil yang bisa menghubungkan ke daerah yang
sudah berkembang.
Kota Surabaya terletak pada 112° 44’100” sampai 112° 32’40” BT dan 7° 11’50” sampai
70° 13’20” LS. Kota Surabaya memiliki luas wilayah 350,5 km² dan berpenduduk sebesar
2.942 juta jiwa (2019). Kota Surabaya juga terletak di utara Pulau Jawa bagian timur dan
berhadapan dengan Selat Madura serta Laut Jawa.

Kapal Ferry di Pelabuhan Ujung, Surabaya – Pelabuhan Kamal, Madura


Transportasi masyarakat Madura sebelum adanya jembatan Suramadu yang
menghubungkan Pulau Madura dengan Pulau Jawa adalah menggunakan kapal ferry, yang
melalui Pelabuhan Ujung di Surabaya bagian utara menuju Pelabuhan Kamal di Kabupaten
Bangkalan Madura. Kapal Ferry ini mempunyai peran penting dalam transportasi masyarakat
dalam memenuhi kebutuhannya. Dalam pengoperasiannya, kapal ferry dikelola PT. ASDP
INDONESIA FERRY (PERSERO) Cabang Perak Surabaya.
Dengan adanya kebijakan Pemerintah pusat pada tanggal 28 Oktober 2018 bahwa
Jembatan Suramadu yang menghubungkan Pulau Madura dengan Kota Surabaya digratiskan,
akan berdampak terhadap operasional kapal ferry yang ada, karena sebagian besar
masyarakat akan menggunakan Jembatan Suramadu, sehingga hal ini menyebabkan
penggunan kapal ferry berkurang, dan mengakibkan pendapatan perusahaan yang mengelola
kapal ferry menurun.
Setiap harinya terdapat 3 kapal motor yang beroperasi di Pelabuhan Ujung – Kamal
ini. Sebelum adanya Jembatan Suramadu, terdapat 16 kapal motor dan 3 dermaga yang
beroperasi, namun sekarang hanya 1 dermaga yang digunakan secara bergantian. Satu kapal
motor berlayar 10 kali pulang pergi dengan waktu tempuh sekitar 30 menit tiap perjalanan
dengan jarak kurang lebih 4 km. Sebelumnya, kapal ferry ini beroperasi selama 24 jam,
namun sekarang ini mengalami penurunan jam operasional menjadi 16 jam perhari, yaitu
pukul 05.00 – 21.00 WIB. Dengan rata-rata 60 penumpang setiap trip. Penurunan jumlah
penumpang ini sangat drastis sejak adanya Jembatan Suramadu yang dibuka sejak tahun
2009, sehingga mengakibatkan pendapatan perusahaan menurun. Dengan keadaan tersebut,
maka perlu diadakan suatu penelitian mengenai besaran tarif dan daya beli penumpang agar
tidak merugikan pihak operator, perusahaan atau pengelola angkutan, dan pengguna kapal
ferry.
Analisis perhitungan tarif yang dikeluarkan oleh penumpang adalah perhitungan dari
biaya operasional kapal, Ability To Pay (ATP), dan Willigness To Pay (WTP). Untuk
mengetahui besar ATP dan WTP, data didapat dari kuisioner yang disebar kepada
penumpang non kendaraan. Dari hasil analisis yang ada di Pelabuhan Ujung menurut biaya
operasional, tarif batas minimum kapal sebesar RP5.770 untuk penumpang umum dan
RP3.990 untuk penumpang khusus, sedangkan menurut kemampuan masyarakat (ATP)
sebesar RP5.354 untuk penumpang umum dan RP4.014 untuk penumpang khusus, dan
menurut kesediaan membayar masyarakat (WTP) sebesar RP5.503 untuk penumpang umum
dan RP4.661 untuk penumpang khusus. Dari hasil analisis menunjukkan bahwa kemampuan
dan kesediaaan membayar masyarakat masih di atas tarif yang berlaku.

Anda mungkin juga menyukai