Tuti Alawiyah - TUTI ALAWIYAH 2014 PDF
Tuti Alawiyah - TUTI ALAWIYAH 2014 PDF
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
(S.Pd)
Oleh:
Tuti Alawiyah
NIM. 11140150000016
Penguji I
Dr. Iwan Purwanto, M.Pd 28 Juli 2021 .........................
NIP. 19730424 200801 1 01
Penguji II
Syairul Bahar, M.Pd 27 Juli 2021 .........................
NIP. 19890123 201903 1 011
Mengetahui:
Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
i
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
Oleh
Tuti Alawiyah
NIM 11140150000016
Yang Mengesahkan
Pembimbing I Pembimbing II
ii
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
Yang Mengesahkan
iii
LEMBAR PERNYATAAN UJI REFERENSI
Yang Mengesahkan
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
iv
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH
NIM : 11140150000016
Alamat : Jl. Mede GG. Sasmita Jaya No.54 RT 002, RW 004 Pamulang
Barat, Tangerang Selatan
Dengan surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan siap
menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan karya
sendiri.
Tuti Alawiyah
NIM: 11140150000016
v
ABSTRAK
vi
ABSTRACT
This research aims to find out how the effect of quality of service on customer
satisfaction at Lebak Jaya Motor Parung Workshop, Bogor, West Java. This
research uses a descriptive quantitative approach. The population of this research
is all customers at The Workshop Lebak Jaya Motor Parung, Bogor. The sample
used is using samples by chance or incidental sampling. The number of samples in
this study amounted to 100 customers Research data collection techniques
collected using questionnaires. The collected data was analyzed using validity
test, reliability test, normality test, homogeneity test, Partial t test, determinant
coefficient, and continued with simple linear regression analysis. Based on the
results of data analysis, there is an influence on the quality of service to customer
satisfaction. It can be seen where the results of the study from the results of the
test hypothesis t that showed that the value of service quality signification on the
table coefficients of 0.000 smaller than 0.05 with thitung > ttabel (20,382 > 1.98).
The coefficient of determination is 0.809 which means 80.9% of service quality is
explained by customer satisfaction variables. Also obtained the results of a simple
linear regression test Y = 0.205 + 0.950 X.
vii
KATA PENGANTAR
viii
6. Seluruh dosen jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang telah mem-
berikan ilmu selama penulis mengenyam pendidikan di kampus ini.
7. Kepada kedua orang tua, Abah Suhada dan Mamah Warnipah yang kasih sa-
yangnya kepada penulis tak terhingga. Terimakasih atas segala dukungan,
perhatian, doa dan kesabarannya, semoga Allah SWT menyayangi keduanya
sebagaimana keduanya menyayangi penulis.
8. Kepada suami saya tercinta Ferry Ferdiansyah yang selalu memberikan se-
mangat, perhatian serta doanya untuk penulis.
9. Kepada saudari saya Afri Dwi Annisa dan Alivia Farhatun Amanah ter-
sayang. Terimakasih atas perhatian, dukungan dan doanya.
10. Kepada seluruh teman, kakak dan adik anggota Himpunan Mahasiswa Juru-
san Pendidikan IPS yang telah mengajarkan betapa pentingnya berorganisasi
saat berada di dunia perkuliahan.
11. Kepada sahabat-sahabat terbaikku dari awal masuk kuliah semester pertama
hingga akhir semester, Annisa Aiunussalma, Ernawati, Ratu Aida Shafira,
Puspa Dwi Meilani. Terimakasih telah menemani hari-hari penulis selama
menjalani perkuliahan hingga akhir, dan telah menjadi tempat berkeluh kesah
selama masa perkuliahan.
12. Kepada sahabat-sahabat tersayang ciwi-ciwi surga, Ike Retno, Dini Utami,
Ernawati, Hery Junita, Chairunnisa, Evi Lutviah, Syifa Maulida. Terimakasih
selalu memberikan dukungan, perhatian dan doanya untuk penulis
13. Terimakasih teman-teman Jurusan Pendidikan IPS Angkatan 2014 atas
kekompakannya selama ini, baik di kelas maupun saat praktikum yang akan
menjadi kenangan yang terindah bagi penulis.
14. Dan semua pihak yang penulis sadari atau tidak telah membantu secara lang-
sung ataupun tidak dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan
satu persatu. Terimakasih atas segala dukungan, bantuan, dan doa yang telah
diberikan.
ix
Akhirnya, hanya doa yang dapat penulis panjatkan agar segala kebaikan
yang telah dilakukan semua pihak dibalas oleh Allah SWT dengan sebaik-baik
balasan. Penulis juga berharap semoga penelitian ini dapat memberikan kontribusi
yang positif bagi dunia pendidikan, serta menambah pustaka dan referensi bagi
yang membutuhkan saran dan masukkan sangat diharapkan penulis, demi kesem-
purnaan penelitian ini.
Penulis
x
DAFTAR ISI
xi
B. Metode Dan Desain Penelitian .............................................. 38
C. Populasi Dan Sampel ............................................................ 38
1. Populasi ............................................................................ 38
2. Sampel .............................................................................. 38
D. Variabel Penelitian dan Definisi Variabel ............................. 39
E. Teknik Pengumpulan Data .................................................... 42
F. Instrumen Penelitian .............................................................. 43
G. Uji Coba Instrumen ............................................................... 46
H. Teknik Analisis Data ............................................................. 46
xii
DAFTAR TABEL
xiii
DAFTAR GAMBAR
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
xv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini adanya kemajuan perekonomian global menodorong
pertumbuhan sektor jasa. Banyak peluang bisnis yang muncul dari sektor ini,
demikian pula halnya kesempatan kerja semakin luas. Di Amerika Serikat,
pekerjaan dalam sektor jasa mencapai 75-77% dari total lapangan kerja dan
70% dari GNP, serta diharapkan untuk menyediakan 90% dari keseluruhan
lapangan kerja baru pada dekade awal abad 21. Jumlah orang yang bekerja
dalam sektor jasa (seperti transportasi, komunikasi, perdagangan grosir dan
eceran, keungan dan asuransi, pemerintahan, hukum, pendidikan, dan
kesehatan) di Amerika Serikat pada tahun 2000 diperkirakan akan mencapai 96
juta orang. Sedangkan untuk tahun 2005 diproyeksikan mencapai 107,4 juta
orang. Sebuah artikel dalam majalah Fortune yang berjudul “Service Is
Everybody’s Business” malah berani memprediksikan bahwa lapangan kerja
baru tercipta di Amerika Serikat di tahun 2005 berasal dari sektor jasa.1
Di Indonesia perkembangan sektor jasa berlangsung pesat. Hal ini
ditunjukkan dengan meningkatnya presentase sektor jasa dalam Produk
Domestik Bruto, yaitu dari 37,3% di tahun 1983 menjadi 42,4% pada tahun
1993. Kenyataan ini mendorong adanya peningkatan minat dan perhatian, baik
dari kalangan akademisi maupun praktisi untuk menelaah dan mengkaji
berbagai permasalahan dalam sektor jasa.2
Persaingan bisnis dan usaha pada era globalisasi dewasa ini semakin
pesat. Persaingan yang semakin ketat menuntut pelaku usaha untuk mempunyai
keunggulan kompetitif agar mampu bersaing dengan pesaing usaha yang
lainnya dan mampu mempertahankan usahanya. Upaya untuk mempertahankan
bisnisnya adalah dengan meningkatkan kualitas produk, kualitas pelayanan
1
Tjiptono, Fandy, Manajemen Jasa, (Yogyakata: Penerbit Andi, 2002), hal. 3
2
Ibid, h. 3
1
2
3
Abdur Rohman, Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pelanggan Bengkel
MR. Montir Citayam, Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah,
2017, h. 1
3
4
Abdur Rohman, Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pelanggan Bengkel
MR. Montir Citayam, Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah,
2017, h. 2
4
memahami nilai-nilai yang diharapkan pelanggan dan atas dasar itu kemudian
berusaha memenuhi harapan tersebut semaksimal mungkin.5
Kini semakin disadari bahwa pelayanan dan kepuasan pelanggan
merupakan aspek vital dalam rangka bertahan dalam bisnis dan memenangkan
persaingan. Meskipun demikian tidaklah gampang untuk mewujudkan
kepuasan pelanggan secara menyeluruh. Pelanggan yang dihadapi saat ini
berbeda dengan pelanggan pada beberapa dasawarsa lalu. Kini pelanggan
semakin terdidik dan menyadari hak-haknya. Oleh karena itu dapatlah
dipahami bahwa ada kalangan pakar pemasaran yang berpendapat bahwa tidak
realistis bila suatu perusahaan mengharapkan tidak ada pelanggan yang tidak
puas. Namun tentu saja setiap perusahaan mengharapkan harus meminimalkan
ketidakpuasan pelanggan dengan memberikan pelayanan yang semakin hari
semakin baik.
Banyaknya pesaing tidak menghalangi Bengkel Lebak Jaya Motor
Parung untuk tetap bertahan, bahkan mampu berkembang pesat sampai
sekarang ini. Memberikan pelayanan yang memuaskan bagi pelanggan
merupakan tujuan utama dari Bengkel Lebak Jaya Motor Parung untuk tetap
eksis di dunia perbengkelan. Meskipun jumlah pelanggan bengkel Lebak Jaya
Motor cukup banyak, tidak menjamin bahwa pelanggan akan selalu loyal pada
bengkel tersebut. Karena dibalik banyaknya pelanggan terkadang masih ada
saja pelanggan yang merasa kurang puas (job return), rata-rata dalam sebulan
ada 1 sampai 2 pelanggan yang merasa kurang puas terhadap layanan jasa yang
diberikan.
Berdasarkan hasil wawancara awal yang dilakukan pada hari Sabtu, 8
Mei 2021 pada pukul 10.00 WIB, diperoleh informasi dari beberapa pelanggan
yang menyatakan bahwa kualitas pelayanan Bengkel Lebak Jaya Motor Parung
sudah cukup memuaskan. Hal ini dapat dilihat dari fasilitas yang diberikan
seperti ruang tunggu yang bersih dan rapi, harga spare part lebih murah
5
Abdur Rohman, Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pelanggan Bengkel
MR. Montir Citayam, Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah,
2017, h. 3
5
dibandingkan dengan bengkel lain, pelayanan servis yang cepat dan tanggap
terhadap keluhan pelanggan dan biaya servis itu sendiri relatif murah. Akan
tetapi menurut pelanggan yang lainnya, pelayanan di Bengkel Lebak Jaya
Motor Parung masih belum cukup memuaskan. Hal tersebut terjadi karena
kurang tersedianya lahan parkir dan ruang tunggu yang kurang memadai, dan
pelayanan yang diberikan oleh mekanik masih kurang baik terhadap pelanggan
dimana terdapat beberapa mekanik yang kurang ramah dan lamban dalam
melayani pelanggan.
Banyaknya bengkel yang menyediakan berbagai layanan kepada
pelanggan menjadikan pelanggan mempunyai banyak pilihan dalam memilih
bengkel yang sesuai dengan kebutuhan sehingga tidak menutup kemungkinan
pelanggan akan berpindah ke bengkel lain. Dengan persaingan yang semakin
kompetitif, dan untuk mendapatkan pelanggan yang banyak dan sesuai dengan
target atau tujuan dari bengkel maka diperlukannya sistem promosi dan mutu
pelayanan yang sesuai dengan prosedur dari bengkel tersebut.
Dalam memberikan pelayanan yang berkualitas, ada lima aspek yang
harus diperhatikan oleh suatu penyedia jasa layanan, sehingga diharapkan
dapat memberi rangsangan kepada calon pelanggan. Kelima aspek tersebut
adalah bukti langsung (tangibles), keandalan (reliability), daya tanggap
(responsiveness), jaminan (assurance) serta empati.6 Dengan menerapkan
strategi melalui peningkatan promosi dan kualitas pelayanan, maka akan
mampu mendapatkan pelanggan yang akan memutuskan untuk menggunakan
jasa layanan di Bengkel Lebak Jaya Motor Parung sehingga perusahaan dapat
bertahan, bersaing, dan mendapatkan simpati dari masyarakat.
Berdasarkan fenomena diatas peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan
Pelanggan pada Bengkel Lebak Jaya Motor Parung, Bogor, Jawa Barat”.
B. Identifikasi Masalah
6
Tjiptono, Fandy, Manajemen jasa, (Yogyakarta: Penerbit Andi, 2002), h. 70
6
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah, serta untuk memudahkan pembahasan
skripsi ini, menjaga agar penelitian lebih fokus dan terarah, tidak menimbulkan
keraguan dan salah penafsiran, maka pembatasan masalah dalam penelitian ini
yaitu Pelayanan di Bengkel Lebak Jaya Motor Parung masih belum cukup
memuaskan.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah yang telah dibuat, maka dapat
dirumuskan masalah penelitian yaitu Bagaimana pengaruh kualitas pelayanan
terhadap kepuasan pelanggan pada Bengkel Lebak Jaya Motor Parung, Bogor,
Jawa Barat?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: Untuk mengetahui
bagaimana pengaruh dari kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan
pada Bengkel Lebak Jaya Motor Parung, Bogor, Jawa Barat.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat dalam penelitian ini yaitu:
1. Manfaat Teoritis
a. Bagi Peneliti
7
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Pengertian Kualitas Pelayanan
a. Pengertian Kualitas
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kualitas didefinisikan
sebagai “tingkat baik buruknya sesuatu”. Kualitas dapat didefinisikan
sebagai tingkat keunggulan, sehingga kualitas merupakan ukuran relatif
kebaikan.
Sementara itu Collier memiliki pandangan lain dari kualitas jasa
pelayanan ini, yaitu menekankan pada kata pelanggan, pelayanan,
kualitas dan level atau tingkat. Pelayanan terbaik kepada pelanggan
(excellent) dan tingkat kualitas pelayanan merupakan cara terbaik yang
konsisten untuk dapat mempertemukan harapan konsumen (standar
pelayanan eksternal dan biaya) dan system konerja cara pelayanan
(standar pelayanan internal, biaya dan keuntungan). 7
Berdasarkan perspektif TQM (Total Quality Management),
mislanya, kualitas dipandang secara lebih komprehensif atau kolistik,
dimana bukan hanya aspek hasil saja yang ditekankan, meliankan juga
meliputi proses, lingkungan, dan sumber daya manusia. Perspektif ini
dirumuskan secara rinci oleh Goetsch & Davis yang mendefinisikan
kualitas sebagai “kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk,
jasa, sumber daya manusia, proses, lingkungan yang memenuhi atau
melebihi harapan”. 8
7
Muh Yunus Bandu, Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pelanggan pada
PT.PLN (Persero) Rayon Makassar Barat, Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Hasanuddin, 2013, h. 41-42
8
Fandy Thiptono dan Gregorius Chandra, Service, Quality & Satisfaction Edisi 3,
(Yogyakarta: CV Andi Offset, 2011), h. 164
Kualitas atau mutu dalam industri jasa pelayanan adalah suatu
penyajian produk atau jasa sesuai ukuran yang berlaku di tempat produk
tersebut diadakan dan penyampaiannya setidaknya sama dengan yang
diinginkan dan diharapkan oleh konsumen.9
Kualitas berakaitan erat dengan kepuasan pelanggan. Kualitas
memberikan dorongan khusus bagi para pelanggan untuk menjalin ikatan
relasi saling menguntungkan dalam jangka panjang dengan perusahaan.
Ikatan emosional semacam ini memungkinkan perusahaan untuk
memahami dengan seksama harapan dan kebutuhan spesifik pelanggan.
Pada gilirannya, perusahaan dapat meningkatkan kepuasan pelanggan,
dimana perusahaan memaksimumkan pengalaman pelanggan yang
menyenangkan dan meminimumkan atau meniadakan pelanggan
berkontribusi pada terciptanya rintangan beralih (switching barriers),
biaya beralih (switching costs), dan loyalitas pelanggan.10
Menurut Garvin ada lima macam perspektif kualitas yang
berkembang. Kelima macam perspektik inilah yang bisa menjelaskan
mengapa kualitas bisa diartikan secara beranekaragam oleh orang yang
berbeda dalam situasi yang berlainan. Adapun kelima macam perspektif
kualitas tersebut meliputi:11
1) Transcendental approach
Dalam pendekatan ini, kualitas dipandang sebagai excellence, di mana
kualitas dapat dirasakan atau diketahui, tetapi sulit didefinisikan dan
dioperasionalisasikan. Sudut pandang ini biasanya diterapkan dalam
dunia seni, misalnya seni musik, seni drama, seni tari, dan seni rupa.
Meskipun demikian suatu perusahaan dapat mempromosikan
produknya melalui pernyataan-pernyataan maupun pesan-pesan
komunikasi seperti tempat berbelanja yang menyenangkan
9
Muh Yunus Bandu, Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pelanggan pada
PT.PLN (Persero) Rayon Makassar Barat, Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Hasanuddin, 2013, h. 42
10
Fandy Thiptono dan Gregorius Chandra, Service, Quality & Satisfaction Edisi 3,
(Yogyakarta: CV Andi Offset, 2011), h. 172
11
Fandy Tjiptono, Manajemen Jasa, (Yogyakarta: Penertib Andi, 2002), h. 51-53
(supermarket), elegan (mobil), kecantikan wajah (kosmetik),
kelembutan dan kehalusan kulit (sabun mandi), dan lain-lain. Dengan
demikian fungsi perencanaan, produksi, dan pelayanan suatau
perusahaan sulit sekali menggunakan definisi seperti ini sebagai dasar
menejemen kualitas.
2) Product-based approach
Pendekatan ini menganggap bahwa kualitas merupakan karakteritik
atau atributyang dapat dikuantitatifkan dan dapat diukur. Perbedaab
dalam kualitas mencerminkan perbedaan dalam jumlah beberapa
unsur atau atribut yang dimiliki produk. Karena pandangan ini sangat
objektif, maka tidak dapat menjelaskan perbedaan dalam selera,
kebutuhan, dan prefensi individual.
3) User-based approach
Pendekatan ini didasarkan pada oemikiran bahwa kualitas tergantung
pada orang yang memandangnya, sehingga produk yang paling
memuaskan seseorang (misalnya perceived quality) merupakan
produk yang berkualitas paling tinggi. Perspektik yang subjektif dan
demand-oriented ini juga menyatakan bahwa pelanggan yang berbeda
memiliki kebutuhan dan keinginann yang berbeda pula, sehingga
kualitas bagi seseorang adalah sama dengan kepuasan maksimum
yang dirasakannya.
4) Manufacturing-based approach
Perspektif ini bersifat supply-based dan terutama memperhatikan
praktik-praktik perekayasaan dan pemanufakturan, serta
mendefinisikan kualitas kesesuaian/sama dengan persyaratan
(conformance to requirements). Dalam sector jasa, dapat dikatakan
bahwa kualitas bersifat operations-driven. Pendekatan ini berfokus
pada penyesuaian spesifikasi yang dikemabngkan secara internal,
yang seringkali didorong oleh tujuan peningkatan produktivitas dan
penekanan biaya. Jadi yang menentukan kualitas adalah standar-
standar yang ditetapkan perusahaan, bukan konsumen yang
menggunakannya.
5) Value-based approach
Pendekatan ini mengandung kualitas dari segi nilai dan harga. Dengan
memperhatikan trade-off antara kinerja dan harga, kualitas
didefinisikan sebagai “affordable excellence”. Kualitas dalam
perspektif bersifat relative, sehingga produk yang paling bernilai.
Akan tetapi yang paling bernilai adalah barang atau jasa yang paling
tepat dibeli (best-buy).
b. Pengertian Pelayanan
Pelayanan publik atau pelayanan umum dapat didefinisikan
sebagai segala bentuk jasa pelayanan baik dalam bentuk barang public
maupun jasa publik yang pada prinsipnya menjadi tanggung jawab dan
dilaksanakan oleh instansi pemerintah di pusat, di daerah, dan di
lingkungan Badan Usaha Milik Negara/Daerah, dalam rangka upaya
pemenuhan kebutuhan maysarakat maupun dalam rangka pelaksanaan
ketentuan peraturan perundang-undangan.12
Menurut Kristiadi kebijakan pelayanan umum yang baik terdiri
dari: pelayanan yang mencakup indikator-indikator pelayanan yang cepat
dan tepat, pelayanan langsung bagi pelayanan yang sifatnya sesaat,
memiliki pedoman informasi pelayanan yang transparan, menempatkan
petugas yang professional, ada kepastian biaya, menerapkan pola
pelayanan terpadu (satu atap) dan melakukan survey atas layanan yang
diberikan.13
Menurut Swasta pelayanan adalah kegiatan yang dapat
didefinisikan dan bersifat media penghubung antara suatu pihak dengan
pihak lain dengan maksud dan tujuan tertentu. Definisi diatas
mengandung makna bahwa pelayanan adalah sebuah aktivitas yang
12
Muh Yunus Bandu, Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pelanggan pada
PT.PLN (Persero) Rayon Makassar Barat, Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Hasanuddin, 2013, h. 8
13
Ibid, h. 8
bersifat sebagai penghubung antara yang diberikan layanan dengan
tujuan yang hendak dicapai.14
Menurut Kotler jasa adalah setiap tindakan atau perbuatan yang
dapat ditawarkan oleh suatu pihak lain, yang pada dasarnya bersifat
intangible (tidak berwujud fisik) dan tidak menghasilkan kepemilikan
sesuatu. Produksi jasa bisa berhubungan dengan produk fisik maupun
tidak.15
14
Ahmad Khusaini, Analisis Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Konsumen di SPA
Club Arena Yogyakarta, (Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta, 2016), h. 8-9
15
Fandy Tjiptono, Manajemen Jasa, (Yogyakarta: Penerbit Andi, 2002), h. 6
16
Ahmad Khusaini, Analisis Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Konsumen di SPA
Club Yogyakarta, Skripsi Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta, 2016, h. 12
Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan
bahwa kualitas pelayana adalah suatu kondisi yang berhubungan dengan
produk dan jasa untuk memnuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan
serta ketepatan untuk memenuhi harapan pelanggan.
Suatu mutu atau kualitas dianggap sangat baik jika penyedia jasa
memberikan pelayanan yang melebihi harapan pelanggan atau setara
dengan yang diharapkan pelanggan. Sedangkan mutu dianggap jelek jika
pelanggan memperoleh pelayanan yang lebih rendah dari harapannya.
Dengan demikian, pencapain kepuasan elanggan memrlukan
keseimbangan antara kebutuhan dan keinginan (need & want) dan apa
yang diberikan (given).
Dalam melaksanakan pelayanan kepada masyarakat terdapat dua
pihak yang berperan. Pertama, adalah pihak yang melayani atau
organisasi yang memberikan pelayanan, dalam hal ini pelayanan
administrasi publik disebut birokrasi.
Kedua, pihak yang dilayani atau pihak yang menerima pelayanan
(bisa individu, bisa badan). Pihak yang dipayani mempunyai persepsi
atau yang dijanjikan (berupa kinerja pelayanan) sedangkan pihak yang
dilayani mempunyai persepsi atau ekspektasi yaitu harapan. Kedua belah
pihak ini saling berhubungan dan besar kemungkinan timbul perbedaan
persepsi yang mengakibatkan timbulnya kesenjangan (gaps) dan
dampaknya akan menganggu kualitas pelayanan.
Persepsi konsumen merupakan penilaian subyektif terhadap
pelayanan yang diperolehnya. Harapan konsumen merupakan referensi
standar kinerja pelayanan, dan seringkali diformulasikan berdasarkan
keyakinan konsumen tentang apa yang akan terjadi.
Seiring dengan tingginya persaingan pelayanan pada saat ini,
pelayanan public dituntut untuk dapat meningkatkan kualitas pelayanan
dengan pelayanan yang prima. Tuntutan masyarakat, pelayanan public
yang prima, secara umum diartikan sebagai sikap dan kemampuan
karyawan dalam melayani masyarakat secara maksimal. Menurut
Tjiptono, beberapa cara atau pedoman untuk mencapai pelayanan prima
(service excellence), yaitu: “Setiap karyawan harus memiliki
keterampilan tertentu, daintaranya berpenampilan baik dan rapi, bersikap
ramah, memperlihatkan gairah kerja dan sikap selalu siap untuk
melayani, tenang dalam bekerja, tidak tinggi hati karena merasa
dibutuhkan, menguasai pekerjaan baik tugas yang berakaitan pada bagian
atau departemennya, maupun bagian lainnya, mampu berkomunikasi
dengan baik, bisa memahami Bahasa isyarat elanggan, dan memiliki
kemampuan menangani keluhan pelanggan secara professional.
Pelayanan prima (service excellence), menurut Brata adalah
“kepedulian kepada pelanggan dengan memberikan layanan terbaik
untuk memfasilitasi kemudahan pemenuhan kebutuhan dan mewujudkan
kepuasannya, agar mereka loyal kepada organisasi atau perusahaan”.
Suatu produk pelayanan atau jasa yang dihasilkan dapat dikatakan
berkualitas apabila didesain dan diproduksi sesuai dengan keinginan
masyarakat pengguna, dan didistribusikan melalui pelayanan dengan cara
yang baik, dan dapat dimanfaatkan dengan baik dalam upaya memenuhi
kebutuhan masyarakat.
Tjiptono mengemukakan ada empat unsur pokok yang terkandung
di dalam pelayanan yang prima (service excellence), yaitu kecepatan,
ketepatan, keramahan, dan kenyamanan. Keempat komponen ini
merupakan satu kesatuan yang terintegrasi, dalam artian jika ada salah
satu komponen yang kurang, maka pelayanan tidak akan excellence. Pada
umumnya pelanggan menginginkan produk jasa layanan yang memiliki
karakteristik lebih cepat, lebih murah, dan lebih baik. Dengan demikian
perlu diperhatikan dimensi waktu, dimensi biaya, maupun dmensi
kualitas baik produk maupun kualitas sikap. Pelayanan yang terbaik
adalah melayani setiap saat, secara cepat dan memuaskan, berlaku sopan,
ramah dan menolong, serta professional.
Sejalan dengan pelaksanaan otonomi daerah, pada hakikatnya
pemerintah harus mampu menyediakan pelayanan publik sesuai dengan
kebutuhan masyarakat. Hal ini sesuai dengan fungsi dari pemerintah
yaitu memberikan kesejahteraan kepada masyarakat. Tingkat
kesejahteraan masyarakat akan sangat tergantung pada pelayanan publik
yang prima yang dilaksanakan oleh pemerintah.
Penyediaan jasa publik selain dapat dilakukan oleh pemerintah,
juga dapat dilakukan oleh badan-badan swasta dengan pengaturan dan
pengawasan dari pemerintah. Namun demikian, Dwiyanto berpendapat
bahwa keterlibatan pemerintah dalam penyediaan pelayanan publik
masih sangat diperlukan jika mekanisme pasar tidak dapat dipakai untuk
memberi pelayanan kepada masyarakat secara efisien.
Pada hakikatnya terbentuknya organisasi pemerintah adalah untuk
memberikan pelayanan kepada masyarakat. Namun demikian tidak
semua organisasi publik dapat menyediakan pelayanan yang berkualitas
kepada masyarakat. Walaupun ada organisasi publik yang mampu
memberikan pelayanan yang berkualitas, belum tentu dapat bertahan.
Karena itu tidaklah mengherankan jika suatu waktu kita mendapatkan
pelayanan yang rendah kualitasnya dari organisasi publik yang sama.
Menurunnya kualitas pelayanan tersebut akan membawa dampak
buruk pada citra organisasi publik tersebut, karena masyarakat yang
menerima pelayanan buruk tersebuut, karena masyarakat yang menerima
pelayanan bruk tersebut akan menyampaikan kepada pihak lain dan hal
ini akan membentuk pendapat umum tentang organisasi publik tersebut.
Oleh karena itu untuk menjaga agar organisasi publik tetap memliki citra
baik dalam pandangan masyarakat, maka perlu dilakukan peningkatan
kualitas pelayanan. Gespersz menyebutkan adanya beberapa dimensi atau
atribut yang harus diperhatikan dalam perbaikan kualitas jasa atau
layanan, yaitu:
1) Ketepatan waktu pelayanan
2) Akurasi pelayanan, yang berkaitan dengan reliabilitas
3) Kesopanan dan keramahan dalam memberikan pelayanan
4) Tanggung jawab yang berkaitan dengan penerimaan pesanan, maupun
penanganan keluhan
5) Kelengkapan, menyangkut ketersediaan sarana pendukung
6) Kemudahan dalam mendapatkan pelayanan
7) Variasi model pelayanan, berkaitan dengan inovasi
8) Pelayanan pribadi, berkaitan dengan fleksibelitas/penanganan
permintaan khusus
9) Kenyamanan dalam memperoleh pelayanan, berkaitan dengan lokasi,
ruang, kemudahan, informasi
10) Atribut yaitu pendukung pelayanan lainnya, seperti kebersihan
lingkungan, AC, fasilitas ruang tunggu, fasilitas musik atau TV, dan
sebagainya.
Melalui langkah-langkah tersebut, minimal mengurangi citra buruk
pemerintah atas pelayanan publik khususnya pelayanan pelanggan. Jika
organisasi publik mampu menerapkan atribut kualitas pelayanan tersebut
dan melakukan perubahan budaya yang lebih berorientasi pada
pelanggan/masyarakat serta menjadikan kualitas pelayanan sebagai suatu
kebutuhan atau jalan hidup, maka dimungkinkan akan tercipta organisasi
publik yang benar-benar dapat memuaskan masyarakat dan implikasinya
masyarakat akan memberikan dukungan melalui legitimasi terhadap
organisasi publik tersebut.
Garvin (1987, 1988) mengemukakan dimensi kualitas yang bisa
digunakan sebagai serangkai perencanaan dalam analisis strategic. Berikut
ini adalah deskripsi kedelapan dimensi tersebut:17
1. Kinerja (Performance)
2. Fitur atau ciri-ciri tambahan (Features)
3. Reliabilitas (Reliability)
4. Kesesuaian dengan spesifikasi (Conformance to Spesifications)
5. Daya tahan (Durability)
17
Fandy Thiptono dan Gregorius Chandra, Service, Quality & Satisfaction Edisi 3, (Yogyakarta:
CV Andi Offset, 2011), h. 193-194
6. Serviceability, meliputi kecepatan, kompetensi, kenyamanan dan
kemudahan.
7. Estetika, yaitu daya Tarik produk terhadap panca indera.
8. Kualitas yang dipersiapkan (Perceived Quality)
Melalui serangkaian penelitian terhadap berbagai macam industry
jasa, Parasuraman, Zeithaml, dan Barry (1985) berhasil mengidentifikasi
sepuluh dimensi pokok kualitas jasa:18
1. Reliabilitas, melupiti dua aspek utama, yaitu konsitensi kinerja
(performance) dan sifat dapat dipercaya (dependability). Hal ini berarti
perusahaan mampu menyampaikan jasanya secara benar sejak awal
(right the first time), memenuhi janjinya secara akurat dan andal
(misalnya, menyampaikan jasa sesuai dengan jadwal yang disepakati),
menyinpan data (record) secara tepat, dan mengirimkan tagihan yang
akurat.
2. Responsivitas atau Daya Tanggap, yaitu kesediaan dan kesiapan para
karyawan untuk membantu para pelanggan dan menyampaiakn jasa
secara cepat. Beberapa contoh di antaranya: ketepatan waktu layanan,
pengiriman slip transaksi secepatnya, kecepatan menghubungi kembali
pelanggan, dan penyampaian layanan secara cepat.
3. Kompetensi, yaitu penguasaan keterampilan dan pengetahuan yang
dibutuhkan agar dapat menyampaikan jasa sesuai dengan kebutuhan
pelanggan. Termasuk di dalamnya adalah pengetahuan dan
keterampilan karyawan kontak, pengetahuan dan keterampilan personil
dukungan operasional, dan kapabilitas riset organisasi.
4. Akses, meliputi kemudahan untuk dihubungi atau ditemui
(approachability) dan kemudahan kontak. Hal ini berarti lokasi
fasilitas jasa mudah dijangkau, waktu mengantri atau menunggu tidak
terlalu lama, saluran komunikasi perusahaan mudah dihubungi
18
Fandy Thiptono dan Gregorius Chandra, Service, Quality & Satisfaction Edisi 3,
(Yogyakarta: CV Andi Offset, 2011), h. 196-197
(contohnya, telepon, surat, email, fax, dan seterusnya), dan jam operasi
nyaman.
5. Kesopanan (courtesy), meliputi sikap santun, respek, atensi, dan
keramahan para karyawan kontak (contohnya, resepsionis, operator
telepon, bell person, teller bank, dan lain-lain)
6. Komunikasi, artinya menyampaikan informasi kepada para pelanggan
dalam Bahasa yang mudah mereka pahami, serta selalu mendengarkan
saran dan keluhan pelanggan.
7. Kredibilitas, yaitu sifat jujur dan dapat dipercaya.
8. Keamanan (security), yaitu bebas dari bahaya, risiko atau keragu-
raguan.
9. Kemampuan memahami pelanggan, yaitu berupaya memahami
pelanggan dan kebutuhan spesifik mereka, memberikan perhatian
individual, dan mengenal pelanggan regular.
10. Bukti fisik (tangibles), meliputi penampilan fisik, peralatan, personil,
dan bahan-bahan komunikasi perusahaan (seperti kartu bisnis, kop
surat, dan lain-lain).
19
Fandy Tjiptono, Pemasaran jasa, (Yogyakarta: Penerbit CV Andi Offset, 2014), h. 282
3) Jaminan (assurance), yaitu mencakup pengetahuan, kompetensi,
kesopanan, dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki para staf; bebas dari
bahaya, risiko, dan keragu-raguan.
4) Empati (empathy), meliputi kemudahan dalam menjalani relasi,
komunikasi yang baik, perhatian pribadi, dan pemahaman atas
kebutuhan individual pada pelanggan.
5) Bukti fisik (tangible), meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, pegawai,
dan sarana komunikasi.
Untuk lebih menjelaskan pembahasan mengenai dimensi SerQual
(Service Quality) maka dibawah ini dijabarkan secara mendetail mengenai
kelima dimensi konsep Sevice Quality, antara lain: 20
1) Tangible (bukti fisik)
Adalah bukti fisik suatu perusahaan dalam menunjukkan
eksistensinya kepada pihak eksternal. Penampilan dan kemampuan
sarana dan prasarana fisik perusahaan dan keadaan lingkungan
sekitarnya adalah bukti nyata dari pelayanan yang diberikan oleh
pemberi jasa. Indikator yang dapat diukur dari tangible adalah sebagai
berikut:
a) Penampilan luar fasilitas perusahaan:
(1)Kondisi gedung.
(2)Kondisi sarana penunjang kegiatan
b) Penampilan dalam perusahaan:
(1)Kondisi kebersihan.
(2)Suasana dalam gedung.
(3)Sirkulasi udara (ventilasi).
(4)Pencahayaan dalam ruangan.
(5)Jumlah loket yang tersedia.
(6)Poster, spanduk atau brosur sebagai sarana penunjang kegiatan
perusahaan sehari-hari.
20
Ibid, h. 60-63
2) Reliability (kehandalan)
Dalam unsur ini, pemasar dituntut untuk menyediakan
produk/jasa yang handal. Produk/jasa jangan sampai mengalami
kerusakan atau kegagalan. Dengan kata lain, produk/jasa tersebut selalu
baik. Para anggota perusahaan juga harus jujur dalam menyelesaikan
masalah sehingga pelanggan tidak merasa ditipu. Selain itu, pemasar
juga harus tepat janji bila menjanjikan sesuatu kepada pelanggan. Sekali
lagi perlu diperhatikan bahwa janji bukan sekedar janji, namun juga
harus ditepati. Oleh karena itu, time schedule perlu disusun dengan
teliti. Indikator yang dapat diukur dari Reliability adalah sebagai
berikut:
a) Memberikan pelayanan sesuai janji.
b) Melakukan pelayanan pada saat pertama.
c) Menyediakan pelayanan pada waktu yang dijanjikan.
3) Responsivennes (ketanggapan)
Restoran cepat saji Mc. Donald’s menggunakan jam pengukuran
sebagai komitmen untuk melayani pelanggan dengan pelayanan cepat.
Bila satu menit telah berlalu dan pelanggan belum menerima menu
pesanan, maka pihak restoran akan memberikan bonus menu lain. Para
anggota perusahaan juga harus memperhatikan janji spesifik kepada
pelanggan. Unsur lain yang juga penting dalam hal sepat tanggap ini
adalah anggota perusahaan selalu siap membantu pelanggan. Apapun
posisi seseorang dalam perusahaan hendaknya selalu memperhatikan
pelanggan yang menghubungi perusahaan.
Dalam hal ini bisa diartikan kemampuan menolong konsumen dan
memberikan pelayanan yang cepat. Ndikator yang dapat diukur dari
responsiveness adalah sebagai berikut:
a) Karyawan cepat tanggap terhadap jasa yang dibutuhkan pelanggan.
b) Pelayanan yang tepat pada pelanggan.
c) Keinginan untuk membantu pelanggan.
4) Assurance (Jaminan)
Pada saat persaingan semakin kompetitif, anggota perusahaan
harus tampil lebih kompeten, artinya memiliki pengetahuan dan
keahlian di bidang masing-masing. Faktor security, yaitu memberikan
rasa aman dan terjamin kepada pelanggan merupakan hal yang penting
pula. Dalam situasi banyak pesaing, sangatlah beresiko bila menipu
pelanggan. Selain itu anggota perusahaan harus bersikap ramah dengan
menyapa pelanggan yang datang.
Dalam hal ini perilaku para karyawan harus membuat konsumen
tenang dan merasa perusahaan dapat menjamin jasa pelayanan yang
dibutuhkan pelanggan. Selain kedua faktor yang telah djelaskan di atas,
ada indikator dari pengukuran Assurance seperti yang terdapat di bawah
ini:
a) Karyawan memberi tahu konsumen, apa pelayanan yang dibutuhkan
konsumen dan akan dikerjakan.
b) Perilaku karyawan yang memberikan ketenangan bagi konsumen
bahwa transaksi yang dilakukannya terjamin.
c) Pengetahuan dan kemampuan SDM
5) Empathy (Empati)
Untuk mewujudkan sikap empati, setiap anggota perusahaan
hendaknya dapat mengelola waktu agar mudah dihubungi, baik melalui
telepon ataupun bertemu langsung. Dering telepon usahan maksimum
tiga kali, lalu segera dijawab. Ingat, waktu yang dimiliki pelanggan
sangat terbatas sehingga tidak mungkin menunggu terlalu lama.
Usahakan pula untuk melakukan komunikasi individu agar hubungan
dengan pelanggan lebih akrab. Anggota perusahaan juga harus
memahami pelanggan, artinya pelanggan terkadang seperti anak kecil
yang menginginkan segala sesuatu atau pelanggan terkadang seperti
orang tua yang cerewet.
Elemen-elemen kualitas pelayanan yang telah disebutkan di atas,
harus diramu dengan baik. Apabila tidak, hal tersebut menimbulkan
kesenjangan antara perusahaan dan pelanggan karena perbedaan
persepsi tentang wujud pelayanan yang diberikan mengalami perbedaan
dengan harapan pelanggan.
Garvin mengemukakan delapan dimensi kualitas yang bisa
digunakan sebagai rerangka perencanaan dan analisis strategik. Berikut ini
adalah deskripsi kedelapan dimensi tersebut dengan contoh aplikasi dari
produk mobil:21
1) Kinerja (Performance) Karakteristik operasi pokok dari produk inti
(Core Product) yang dibeli, misalnya kecepatan, konsumsi bahan bakar,
jumlah penumpang yang dapat diangkut, kemudahan dan kenyamanan
dalam mengemudi dan sebagainya.
2) Fitur atau ciri-ciri tambahan (Features), yaitu karakteristik sekunder
atau pelengkap, misalnya kelengkapan interior dan ekterior seperti dash
board, AC, sound system, door lock system, power steering, dan
sebagainya.
3) Reliabilitas (Reliability), yaitu kemungkinan kecil akan mengalami
kerusakan atau gagal dipakai, misalnya mobil tidak sering
mogok/ngadat/rewel/rusak.
4) Kesesuaian dengan spesifik (Conformace to specifications), yaitu
sejauh mana karateristik desain dan operasi memenuhi standar
keamanan dan emisi terpenuhi, seperti ukuran as roda untuk truk
tentunya harus lebih besar daripada mobil sedan.
5) Daya tahan (Durability), berkaitan dengan berapa lama produk tersebut
dapat terus digunakan. Dimensi ini mencakup umur teknis maupun
umur ekonomis penggunaan mobil. Umumnya daya tahan mobil buatan
Amerika atau Eropa lebih baik dibandingkan mobil buatan Jepang dan
Korea Selatan.
6) Serviceability, meliputi kecepatan, kompetensi, kenyamanan,
kemudahan direparasi, serta penanganan keluhan memuaskan. Layanan
21
Fandy Tjiptono, Ph.D & Gregorius Chandra, Service, Quality & Satisfaction Edisi 3,
(Yogyakarta: CV Andi Offset, 2011), h. 193-194
yang diberikan tidak terbatas hanya sebelum penjualan, tetapi juga
selama proses penjualan hingga purna jual, yang juga mencakup
layanan reparasi dan ketersediaan komponen yang dibutuhkan.
7) Estetika, yaitu daya tarik produk terhadap panca indera, misalnya
bentuk fisik mobil yang menarik, model atau desain yang artistic,
warna, dan sebagainya.
8) Kualitas yang dipersepsikan (Perceived Quality), yaitu citra dan
reputasi produk serta tanggung jawab perusahaan terhadapnya.
Biasanya karena kurangnya pengetahuan pembeli akan atribut atau fitur
produk yang akan dibeli, maka pembeli mempersepsikan kualitasnya
dari aspek harga, nama merek, iklan, reputasi perusahaan, maupun
negara pembuatnya (country of brand original, country of manufacture,
country of assembly, atau country of brand). Umumnya orang akan
mempersiapkan merek Mercedes, Roll Royce, Porsche, dan BMW
sebagai jaminan mutu.
Meskipun beberapa dimensi di atas dapat diterapkan pada bisnis
jasa, tetapi sebagian besar dimensi tersebut dikembangkan berdasarkan
pengalaman dan penelitian terhadap perusahaan manufaktur. Sementara itu
ada beberapa pakar pemasaran, seperti Parasuraman, Zeithaml, dan Barry
yang melakukan penelitian khusus terhadap beberapa jenis jasa dan
berhasil mengidentifikasi sepuluh faktor utama yang menentukan kualitas
jasa. Kesepuluh faktor tersebut melupiti:22
1) Reliabilitas, meliputi dua aspek utama, yaitu konsistensi kinerja
(performance) dan sifat dapat dipercaya (dependability). Hal ini berarti
perusahaan mampu menyampaikan jasa secara benar sejak awal (right
the first time), memenuhi janjinya secara akurat dan andal (misalnya,
menyampaikan jasa sesuai dengan jadwal yang disepakati), menyimpan
data (record) secara tepat, dan mengirimkan tagihan yang akurat.
2) Responsiveness yaitu kemauan atau kesiapan para karyawan untuk
memberikan jasa yang dibutuhkan pelanggan.
22
Fandy Tjiptono, Manajemen Jasa, (Yogyakarta: Penerbit Andi, 2002), h. 69-70
3) Competence, artinya setiap orang dalam suatu perusahaan memiliki
keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan agar dapat memberikan
jasa tertentu.
4) Access, meliputi kemudahan untuk dihubungi dan ditemui. Hal ini
berarti lokasi fasilitas jasa yang mudah dijangkau, waktu menunggu
yang tidak terlalu lama, saluran komunikasi perusahaan mudah
dihubungi, dan lain-lain.
5) Kesopanan (Courtesy), meliputi sikap santun, respek, atensi, dan
keramahan para karyawan kontak (seperti resepsionis, operator telepon,
bell person, teller bank, dan lain-lain.
6) Komunikasi, artinya menyampaikan informasi kepada para pelanggan
dalam bahsa yang mudah mereka pahami, serta selalu mendengarkan
saran dan keluhan pelanggan. Termasuk didalamnya adalah penjelasan
mengenai jasa atau layanan yang ditawarkan, biaya jasa, trade-off
antara jasa dan biaya, serta proses penanganan masalah potensial yang
mungkin timbul.
7) Kredibilitas, yaitu sifat jujur dan dapat dipercaya. Kredibilitas
mencakup nama perusahaan, reputasi perusahaan, karakter pribadi
karyawan kontak, dan interaksi dengan pelanggan (hard selling versus
soft selling approach).
8) Keamanan (security), yaitu bebas dari bahaya, resiko atau keragu-
raguan. Termasuk di dalamnya adalah keamanan secara fisik (physical
safety), keamanan finansial (financial security), privasi, dan kerahasiaan
(confidentiality).
9) Kemampuan memahami pelanggan, yaitu memahami pelanggan dan
kebutuhan spesifik mereka, memberikan perhatian individual, dan
mengenal pelanggan regular.
10) Bukti fisik (tangibles), meliputi penampilan fisik, peralatan, personil,
dan bahan-bahan komunikasi perusahaan (seperti kartu bisnis, kop
surat, dan lain-lain).
2. Kepuasan Pelanggan
a. Pengertian Kepuasan
Kata kepuasan (satisfaction) berasal dari bahasa latin “satis”
(artinya cukup baik, memadai) dan “facio” (melakukan atau membuat).
Kepuasan bisa diartikan sebagai “upaya pemenuhan sesuatu” atau
“membuat sesuai memadai”. Oxford Advance Learner’s Dictionary
mendeskripsikan kepuasan sebagai “the good feeling that you have when
you achived soething or when something that you wanted to happen does
happen”; “the act of fulfilling a need or desire”; dan “an acceptable way
of dealing with complaint, a debt, an injury, etc.” Sekilas definisi-definisi
ini kelihatan sangat sederhana, namun begitu dikaitkan dengan konteks
manajemen dan perilaku konsumen, istilah ini menjadi begitu
kompleks.23
Kepuasan adalah tingkat perasaan seseorang setelah
membandingkan kinrja/hasil yang dirasakannya dengan harapannya.
Kepuasan merupakan hasil dari penilaian konsumen bahwa pelayanan
telah memberikan tingkat kenikmatan dimana tingkat pemenuhan ini bisa
lebih atau kurang.24
Menurut Oliver, kepuasan adalah tingkat perasaan seseorang
(pelanggan) setelah membandingkan antara kinerja atau hasil yang
dirasakan (pelayanan yang diterima dan dirasakan) dengan yang
diharapkannya.25
Berdasarkan uraian berbagai teori di atas, dapat disimpulkan
bahwa kepuasan merupakan parameter seorang pelanggan setelah
membandingkan antara hasil yang dirasakan (pelayanan yang diterima)
dengan yang diharapkannya.
23
Fandu Tjiptono & Gregorius Chandra, Service, Quality & Satisfaction, (Ypgyakarta:
Penerbit CV Andi Offset, 2011), h. 292
24
Abdur Rohman, Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pelanggan Bengkel
MR. Montir Citayam, Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah,
2017, h. 7
25
Ibid, h. 7
b. Pengertian Pelanggan
Menurut Supranto, pelanggan adalah setiap individu yang
menerima suatu jenis barang atau jasa dari beberapa orang lain atau
kelompok orang.26
Lupiyoadi mendefinisikan pelanggan adalah seorang individu
yang secara continue dan berulang kali datang ke tempat yang sama
untuk memuaskan keinginannya dengan memiliki suatu produk atau
mendapatkan suatu jasa dan memuaskan produk atau jasa tersebut.27
Menurut Nasution, pelanggan adalah semua orang yang menuntut
perusahaan untuk memenuhi suatu standar kualitas tertentu yang akan
memberikan pengaruh pada performasi perusahaan dan manajemen
perusahaan.
Pelanggan adalah orang yang menerima hasil pekerjaan seseorang
atau suatu organisasi, maka hanya merekalah yang dapat menentukan
kualitasnya seperti apa dan hanya mereka yang dapat menyampaikan apa
dan bagaimana kebutuhan mereka. Hal inilah yang menyebabkan slogan
gerakan kualitas yang popular berbunyi “kualitas dimulai dari
pelanggan”. Setiap orang dalam perusahaan harus bekerja dengan
pelanggan internal dan eksternal untuk mennetukan kebutuhan mereka,
dan bekerja sama dengan pemasok internal dan eksternal. Ada beberapa
unsur yang penting di dalam kualitas yang ditetapkan pelanggan, yaitu:28
1) Pelanggan haruslah merupakan prioritas utama organisasi.
Kelangsungan hidup organisasi tergantung pada pelanggan.
2) Pelanggan yang dapat diandalkan merupakan pelanggan yang paling
penting. Pelanggan yang dapat diandalkan adalah pelanggan yang
membeli berkali-kali (melakukan pembelian ulang) dari organisasi
yang sama. Pelanggan yang puas dengan kualitas produk atau jasa
26
Ibid, h. 7
27
Abdur Rohman, Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pelanggan Bengkel
MR. Montir Citayam, Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah,
2017, h. 8
28
Fandy Tjiptono & ANastasua Diana, Total Quality Management, (Yogyakarta: Penerbit
CV Andi, 2020), h. 103
yang dibeli dari suatu organisasi menjadi pelanggan yang dapat
diandalkan. Oleh karena itu kepuasan pelanggan sangat penting.
3) Kepuasan pelanggan dijamin dengan menghasilkan produk berkualitas
tinggi. Kepuasan berimpilkasi pada perbaikan terus-menerus sehingga
kualitas harus diperbaharui setiap saat agar pelanggan tetap puas dan
loyal.
Bedasarkan uraian berbagai teori di atas, dapat disimpulkan
bahwa pelanggan merupakan seorang individu yang secara terus menerus
datang ke tempat yang sama untuk memuaskan keinginannya dengan
harapan mendapatkan suatu jasa dan memuaskan produk atau jasa
tersebut.
29
Fandy Tjiptono & Anastasia Diana, Total Quality Manajemen, (Yogyakarta: Penerbit CV
Andi, 2020), h. 102
30
Fandy Tjiptono, Total Quality Manajemen, Edisi Revisi, (Yogyakarta: Andy, 2003), h
103
Berasarkan uraian berbagai teori di atas, dapat disimpulkan
bahwa kepuasan pelanggan adalah merupakan perasaan senang atau
tidaknya seseorang yang muncul setelah membandingkan kinerja (hasil)
produk yang dipikirkan terhadap kinerja yang dibandingkan.
31
Abdur Rohman, Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pelanggan Bengkel
MR. Montir Citayam, Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah,
2017, h. 9
32
Abdur Rohman, Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pelanggan Bengkel
MR. Montir Citayam, Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah,
2017, h. 10
3) Emosi, yaitu pelanggan akan merasa bangga dan mendapatkan
keyakinan bahwa orang lain akan kagum terhadapdia bila
menggunakan produk dengan merek tertentu yang cenderung
mempunyai tingkat kepuasan yang lebih tinggi. Kepuasan yang
diperoleh bukan karena kualitas dari produk tetap sosial atau
f. Indikator Kepuasan Pelanggan
Kepuasan merupakan hasil dari penilaian pelanggan bahwa
pelayanan telah memberikan tingkat kenikmatan dimana tingkat
pengetahuan ini bisa lebih atau kurang.33
Menurut Wira Sutedja terdapat beberapa hal yang diinginkan
pelanggan antara lain:
1) Pelanggan ingin diperlakukan adil dan jujur, dan penuh hormat
2) Pelanggan ingin lokasi pelayanan strategis.
3) Pelanggan ingin pelayanan yang tepat waktu dan efisien.
4) Pelanggan ingin pemecahan yang baikatas persoalan mereka.
5) Pelanggan ingin diperlakukan seperti raja, yang ingin sealu dilayani
dan diperhatikan.
6) Pelanggan ingin uang mereka dihargai.
7) Pelanggan hanya menginginkan pelayanan yang terbaik.
33
Ibid, h. 10-12
4) Penanganan keluhan yang disampaikan pelanggan terhadap
perusahaan.
5) Perhatian yang diberikan oleh petugas pelayanan.
6) Kesesuaian antara tarif dan jasa yang dikenakan kepada pelanggan.
7) Kesesuaian antara hasil atau kinerja yang diterima dengan harapan
pelanggan.
B. Penelitian Relevan
Winter Boroallo (2014). Judul penelitian ini adalah Ananlisis Kualitas
Pelayanan Jasa Terhadap Tingkat Kepuasan Pelanggan pada AHASS Remaja
Motor Makassar. Metode penelitian yang digunakan adalah regresi linier
berganda dan menghasilkan kesimpulan bahwa variable bebas yang terdiri dari
bukti fisik, keandalan, daya tanggap, jaminan, dan empati mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan pelanggan
Ahmad Khusaini (2016). Judul penelitian ini adalah Analisis Kualitas
Pelayanan Terhadap Kepuasan Konsumen di SPA Club Arena Yogyakarta.
Jenis penelitian ini adalah skripsi. Metode penelitian yang digunakan adalah
metode surveidan teknik pengumpulan data yang dilakukan degan cara
memberi seperangkat pertanyaan tertulis kepada resonden untuk dijawab.
Variabel independen (X) pada penelitian ini adalah kualitas pelayanan, dan
variabel dependen (Y) pada penelitian ini adalah kepuasan konsumen.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui analisis kualitas pelayanan terhadap
kepuasan konsumen di SPA Club Arena Yogyakarta sebagian besar
mempunyai sikap puas 43,08%, sikap tidak puas sebesar 21,15%, sokap sangat
tidak puas sebesar 20,0%, dan sikap sangat puas sebesar 10,77%. Dapat
disimpulkan kualitas pelayanan terhadap kepuasan konsumen di SPA Club
Arena Yogyakarta adalah puas. Kualitas pelayanan berpengaruh terhadap
kepuasan konsumen di SPA Club Arena Yogyakarta, dengan demikian hal
tersebut dapat digunakan oleh pengelola terhadap kepuasan konsumen di SPA
Club Arena Yogyakarta untuk meningkatkan kualitas dari faktor-faktor
tersebut. Persamaan pada penelitian ini dan penelitian yang saya lakukan
adalah pada variabel independen sama-sama meneliti tentang kualitas
pelayanan, sedangkan perbedaan pada penelitian ini adalah pada variabel
dependennya adalah kepuasan konsumen sedangkan pada penelitian saya
variabel dependennya adalah keputusan menabung.
Muh Yunus Bandu (2010). Judul penelitian ini adalah Pengaruh Kualitas
Pelayanan Terhadap Kepuasan Pelanggan pada PT.PLN (Persero) Rayon
Makassar Barat. Jenis penelitian ini adalah skripsi. Metode penelitian
menggunakan analisis regresi linier berganda untuk mengetahui besarnya
pengaruh kepuasan pelanggan terhadap pelayanan jasa PT. PLN (Persero),
dengan pendekatan kuantitatif. Variabel independen (X) pada penelitian ini
adalah kualitas pelayanan, dan variabel dependen (Y) pada penelitian ini
adalah kepuasan pelanggan. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh
penulis mengenai analisis pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan
pelanggan pada PT.PLN (Persero) Rayon Makassar Barat, dapat dibuat
beberapa kesimpulan sebagai berikut: persamaan regresi yakni reliability,
responsiveness, assurance, empathy, dan tangible berpengaruh positif terhadap
kepuasan pelanggan, artinya apabila variabel independen naik, maka variabel
dependen juga meningkat, dan jika variabel independen turun, maka variabel
dependen juga menurun. Dari hasil koefisien regresi yang didapat
menunjukkan, variabel reliability menjadi faktor terbesar yang mempengaruhi
kepuasan pelanggan, kemudian empathy, tangible, responsiveness, sementara
assurance menjadi faktor terendah yang mempengaruhi kepuasan pelanggan.
Dari lima variabel yang mempengaruhi kepuasan pelanggan PT. PLN (Persero)
Rayon Makassar Barat, variabel yang dominan adalah variabel reliability
(kehandalan) berdasarkan hasil uji t, variabel reliability (kehandalan)
mempunyai nilai t hitung (5,155) > t tabel (1,986) paling besar dibandingkan
dengan variabel lainnya, dengan signifikan yang disyaratkan. Persamaan pada
penelitian ini adalah pada variabel indepennya yaitu kualitas pelayanan,
sedangkan perbedaan pada penelitian ini adalah pada variabel dependennya
yaitu kepuasan pelanggan
Okyawan Dwi Indaratno (2017). Judul penelitian ini adalah Pengaruh
Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pasien di Klinik Spesialis Graha
Amanah. Jenis penelitian ini adalah skripsi. Metode penelitian yang digunakan
adalah analisis regresi untuk mengetahui pengaruh dari variabel bebas terhadap
variabel terikat dengan menggunakan 1 (satu) persamaan. Variabel penelitian
pada penelitian ini adalah variabel independennya adalah kualitas pelayanan
dan variabel dependennya adalah kepuasan pasien. Berdasarkan hasil
penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai
berikut: Terdapat pengaruh positif dan signifikan variabel keandalan
(reliability) terhadap variabel kepuasan pasien di Klinik Graha Amanah Klaten.
Hal ini dapat dilihat dari nilai signifikansi yaitu 0,019 lebih kecil 0,05. Artinya
ada pengaruh variabel keandalan terhadap kepuasan pasien di Klinik Graha
Amanah Klaten. (Hipotesis terbukti). Terdapat pengaruh positifdan signifikan
variabel ketanggapan (responsiveness) terhadap variabel kepuasan pasien di
Klinik Spesialis Graha Amanah Klaten, hal ini dapat dilihat dari nilai
signifikansi yaitu 0,001 lebih kecil 0,05. Artinya ada pengaruh ketanggapan
terhadap kepuasan pasien di Klinik Spesialis Graha Amanah Klaten.(Hipotesis
terbukti). Terdapat pengaruh positif dan signifikan variabel keyakinan
(assurance) terhadap variabel kepuasan pasien di Klinik Spesialis Graha
Amanah Klaten. Hal ini dapat dilihat dari nilai signifikansi yaitu 0,002 lebih
kecil 0,05. Artinya ada pengaruh keyakinan (assurance) terhadap kepuasan
pasien di Klinik Spesialis Graha Amanah Klaten. (Hipotesis terbukti). Terdapat
pengaruh positif dan signifikan variabel empati (empathy) terhadap variabel
kepuasan pasien di Klinik Spesialis Graha amanah Klaten, hal ini dapat dilihat
dari nilai signifikansi yaitu 0.015 lebih kecil 0,05. Artinya ada pengaruh empati
terhadap kepuasan pasien di Klinik Spesialis Graha Amanah Klaten, (Hipotesis
terbukti). Terdapat pengaruh positif dan signifikan variabel berwujud
(tangible) terhadap variabel kepuasan pasien di Klinik Spesialis Graha Amanah
Klaten. Hal ini dapat dilihat dari nilai signifikasi yaitu 0,011 lebih kecil 0,05.
Ada pengaruh berwujud terhadap kepuasan pasien di Klinik Spesialis Graha
Amanah Klaten, (Hipotesis terbukti). Persamaan pada penelitian ini ada;ah
pada variabel independen yaitu kualitas pelayanan, dan perbedaan pada
penelitian ini adalah pada variabel depeden yaitu kepuasan pasien.
Oldy Ardhana (2010). Judul penelitian ini adalah Analisis Pengaruh
Kualitas Pelayanan, Harga, dan Lokasi Terhadap Kepuasan Pelanggan (Studi
Pada Bengkel Caesar Semarang). Jenis penelitian ini adalah skripsi. Metode
penelitian yang digunakan adalah metode analisis kualitatif dan analisis
kuantitatif. Variabel pada penelitian ini adalah variabel independennya yaitu
kualitas pelayanan, harga dan lokasi, sedangkan variabel dependennya yaitu
kepuasan pelanggan. Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan
terhadap seluruh data yang diperoleh, maka dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut: Kualitas pelayanan secara parsial berpengaruh positif terhadap
kepuasan pelanggan. Hal ini dibuktikan dengan t hitung lebih besar daripada
nilai t tabel yaitu 5560 > 1,661 denan tingkat signifikansi 0,000 < 0,05. Harga
secara parsial berpengaruh positif terhadap kepuasan pelanggan. Hal ini
dibuktikan dengan nilai t hitung lebih besar daripada nilai t tabel 4,879 > 1,661
dengan tingkat signifikansi 0,000 < 0,05. Lokasi secara parsial berpengaruh
positif terhadap kepuasan pelanggan. Hal ini dibuktikan dengan nilai t hitung
lebih besar daripada t tabel yaitu 3,383 > 1,661 dengan tingkat signifikansi
0,000 < 0,05. Secara simultan variabel kualitas pelayanan, harga, dan lokasi
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan pelanggan. Hal ini
dibuktikan dengan nilai F hitung lebih besar daripada nilai F tabel yaitu 47,337
> 2,70 dengan tingkat signifikansi 0,000 < 0,05. Dari hasil persamaan regresi
berganda, dapat diketahui bahwa kualitas pelayanan, harga, dan lokasi
memberikan pengaruh yang positif terhadap kepuasan pelanggan. Koefisien
determinasi (R2) ebesar 0,584 yang menunjukkan bahwa antara kualitas
pelayanan (X1), harga (X2) dan lokasi (X3) mampu menjelaskan secara
bersama-sama terhadap kepuasan pelanggam Bengkel Caesar Semarang
sebesar 58,40%, sedangkan sisanya 41,60% dipegaruhi oleh variabel lain yang
tidak diteliti.
Tabel 2.1
Penelitian yang Relevan
C. Kerangka Berfikir
(Realibility) (assurance)
34
Lailatul Hikmah, Pengaruh Uang Elektronik Terhadap Efisiensi Sistem Pembayaran
Transportasi di Wilayah Jabodetabek Studi Kasus Mahasiswa UIN Syarif HIdayatullah Jakarta,
Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, 2018, h. 51
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
4 Mengambil DataPenelitian √
7 Melengkapi Lampiran √
8 Sidang Munaqasah √
9 Revisi Skripsi √
37
38
35
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2017), cet ke-25, h.2
36
Ibid, h. 7
37
I’natut Thoifah, Statistik Pendidikan dan Metode Penelitian Kuantitatif, (Malang:
Madani 2015), h. 155
38
Ibid, h. 160
39
Ibid, h. 159-160
39
40
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2013). Cet ke-25 h.80
41
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2016). Cet ke-25, h. 81
42
Ibid, h. 85
40
1. Variabel Penelitian
a. Variabel bebas (Variabel Independen)
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang
menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat (variable
dependen).43 Variabel bebas pada penelitian ini adalah kualitas
pelayanan. Kualitas pelayanan adalah sebagai upaya pemenuhan
kebutuhan dan keinginan konsumen serta ketepatan penyampaiannya
dalam mengimbangi harapan konsumen.
Mempengaruhi
Gambar 3.1
Pengaruh Variabel X terhadap Variabel
b. Variabel terikat (Variabel Dependen)
Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.44 Dalam penelitian ini
variabel terikat adalah kepuasan pelanggan. Variabel ini disimbolkan
dengan huruf Y
Dipengaruhi
Gambar 3.2
Variabel Y dipengaruhi Variabel X
2. Definisi Operasional variabel
43
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2017). Cet-25, h. 38
44
Ibid, h. 38
41
Respon dan
3. Responsiveness Suatu kemauan kesiapan
(Ketanggapan) untuk membantu karyawan
dan memberikan
Keluangan waktu
pelayanan yang
karyawan
cepat (responsive)
dan tepat kepada
pelanggan, dengan
penyampaian
informasi yang jelas
Jaminan
4. Assurance (Jaminan) Pengetahuan,
keamanan
kesopansantunan,
pelanggan
dan kemampuan
Pengetahuan dan
para pegawai
kemampuan
perusahaan untuk
SDM
menumbuhkan rasa
percaya para
pelanggan kepada
perusahaan
Perhatian
5. Empathy (Empati) Memberikan
perusahaan
perhatian yang tulus
kepada
kepada para
pelanggan
pelanggan dengan
Memahami
berupaya
kebutuhan
memahami
42
keinginan pelanggan
konsumen Kemudahan
dalam melakukan
komunikasi
45
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2017). Cet-25, h. 142
46
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT. Rineka
Cipta, 2013), h. 201-202
44
Berikut adalah kisi-kisi instrumen dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 3.4
Kisi - Kisi Instrumen
47
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Penerbit
Alfabeta, 2016), Cet ke-23, h. 93
45
Dimensi Reliability
1. Memberikan 11 1
pelayanan sesuai
janji
2. Melakukan 12,13,14 3
pelayanan pada saat
pertama
3. Menyediakan 15 1
pelayanan pada
waktu yang
dijanjikan
Dimensi
Responsiveness
1. Karyawan cepat 16 1
tanggap terhadap
jasa yang
dibutuhkan
pelanggan
2. Pelayanan yang 17,18 2
tepat pada
pelanggan
3. Keinginan untuk 19,20 2
membantu
pelanggan
Dimensi Assurance
1. Memberitahu 21,22,23,24 4
nasabah tentang
pelayanan yang
dibutuhkan
2. Memberikan 25 1
46
Dimensi Empathy
1. Pengelolaan waktu 27 1
karyawan
2. Anggota perusahaan 28,29 2
harus memahami
pelanggan
2. Kepuasan 1. Keadilan dalam 30 1
Pelanggan mendapatkan
pelayanan
2. Kesigapan petugas 31 1
didalam pemberian
pelayanan
3. Penanganan keluhan 32 1
yang disampaikan
pelanggan terhadap
perusahaan
4. Perhatian yang 33 1
diberikan oleh
petugas pelayanan
5. Kesesuaian antara 34 1
tarif dan jasa yang
dikenakan kepada
pelanggan
6. Kesesuaian antara 35 1
hasil atau kinerja
yang diterima
dengan harapan
pelanggan
Untuk mendapatkan data yang baik, sebelum angket digunakan untuk
pengambilan data sesungguhnya sebaiknya dilakukan uji coba untuk
mengetahui validitas dan realibilitas, kemudian diperoleh alat atau instrument
yang betul-betul digunakan dalam survei yang sebenarnya.
48
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualilatif R&D, (Bandung: Alfabeta, 2017). Cet
ke-25, h. 147
49
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 23, (Semarang:
Badan Penerbit Undip, 2016), hal. 19
48
2. Uji Instumen
a. Uji Validitas
Uji validitas dilakukan untuk mengetahui apakah alat ukur yang
telah disusun dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur
secara tepat. Validitas suatu instrument akan menggambarkan tingkat
kemampuan alat ukur yang digunakan untuk mengungkapkan sesuatu
yang menjadi sasaran pokok pengukuran. Dengan demikian
permasalahan validitas instrument (angket) akan menunjukkan pada
mampu tidaknya instrument (angket) tersebut untuk mengukur objek
yang diukur. Apabila instrument tersebut mampu untuk mengukur apa
yang diukur, maka disebut valid dan sebaliknya, apabila tidak mampu
untuk mengukur apa yang diukur, maka dinyatakan tidak valid.51
Sedangkan menurut Singarimbun yang dikutip oleh Danang
Sunyoto juga menjelaskan tentang Uji Validitas yang merupakan suatu
alat ukur tes dalam kuesioner. Maka validitas artinya sejauh mana tes
dapat mengukur dengan tepat dan dapat dipertanggungjawabkan
kebenarannya. Rumus korelasi yang dapat digunakan adalah yang
dikemukakan oleh Pearson yang dikenal dengan rumus korelasi product
moment adalah sebagai berikut:
Keterangan:
rxy : koefisien korelasi antara variable X dan Y
x : skor masing-masing item
y : total skor
50
Ibid, h. 147
51
R. Gunawan Sudarmanto, Statistik Terapan Berbasis Komputer Dengan Prgogram IBM
SPSS Statistic 19, (Jakarta: Penerbit Mitra Wacana Media, 2013), h. 56
49
b. Uji Reliabilitas
Uji realibilitas adalah mengetahui konsistensi atau keteraturan
hasil pengukuran suatu instrument apabila instrument tersebut digunakan
lagi sebagai alat ukur suatu objek atau responden. Hasil uji realibilitas
dapat mencerminkan dapat dipercaya atau tidaknya suatu instrument
penelitian berdasarkan tingkat pemantapan dan ketepatan suatu alat ukur
dalam pengertian bahwa hasil pengukuran yang didapat merupakan
ukuran yang benar dari suatu yang diukur.52
Reliabilitas sebenarnya adalah alat untuk mengukur suatu
kuesioner yang merupakan indikator dari variable atau konstruk. Suatu
kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap
pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Pengukuran
reliabilitas dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:
1) Repeated Measure atau pengukuran ulang.
2) One shot atau pengukuran sekali saja. Pengukuran hanya sekali dan
kemudian dibandingkan dengan pertanyaan lain atau mengukur
korelasi antar jawaban pertanyaan.
52
Edy Supriyadi, SPSS + Amos, (Bogor: Penerbit In Media, 2014), h. 29
50
53
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 23, (Semarang:
Badan Penerbit-Undip, 2013), h. 48
54
Agus Widarjono, Analisis Multivariate Terapan Dengan Program SPSS, AMOS dan
SMARTPLS, (Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2010), h. 111
55
Imam Ghozali, Op.Cit, h. 154
51
Keterangan:
: Variabel Terikat
: Variabel Bebas
a dan : konstanta
Harga Harga
56
Riduwan, Pengantar Statistika Sosial,(Bandung: Alfabeta, 2009), h. 156
57
Ibid, hal. 158
58
Annisa Ainussalma, Pengaruh Fashion Style dalam Instagram Terhadap Perubahan
Gaya Berpakaian Mahasiswi, Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah, 2020), h. 72
52
Keterangan:
: koefisien korelasi momen produk antara variabel dengan variabel
: simpangan baku variabel
: simpangan baku variabel
Bila koefiesien korelasi tinggi, harga juga tinggi. Sebaliknya, bila
koefisien korelasi rendah, harga juga rendah. Selain itu, bila koefisien
korelatif negatif, harga juga negatif. Sebaliknya, bila koefisien korelasi
positif, harga juga positif. Harga dan harga dapat dicari degan rumus
berikut:
Keterangan :
= Regresi atas
= Variabel
= Konstanta regresi
= Koefisien regresi
= Jumlah data
∑ 𝑋𝑌 = Jumlah hasil perkalian dan
∑ 𝑋2 = Jumlah hasil perkalian skor
∑ 𝑌2 = Jumlah hasil perkalian skor
5. Uji Hipotesis
Hipotesis statistik merupakan dugaan ata pernyataan mengenai satu
atau lebih populasi yang perlu diuji kebenarannya. Benar atau tidaknya
suatu hipotesis statistik belum dapat diketahui dengan pasti kecuali
melakukan pengujian dengan menggunakan populasi59.
a. Uji t (parsial)
59
Bambang Suharjo, Statistika Terapan, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013) hal. 49
53
60
Imam Ghozali, Op.Cit, h. 97-98
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Umum Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Bengkel Lebak Jaya Motor yang terletak di
Jl. Haji Mawi Warujaya, Kec. Parung, Bogor, Jawa Barat. Secara umum
lokasi bengkel Lebak Jaya Motor termasuk lokasi yang strategis, mengingat
lokasi bengkel yang berada di jalan utama dan dilalui orang banyak. Hal
tersebut yang menjadi latarbelakang dibangunnya bengkel Lebak Jaya
Motor, Parung, Bogor. Kondisi bengkel yang memiliki lokasi yang sangat
strategis sehingga ramai dikunjungi oleh para pelanggan, hal ini membuat
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian ditempat tersebut.
a. Sejarah Singkat Bengkel Lebak Jaya Motor, Parung
Pemilik bengkel dari Lebak Jaya Motor, Parung bernama Bapak H.
Alwahid, beliau pada awalnya bekerja jadi sales sparepart, dari
pengalamnnya bapak H. Alwahid mengenai sparepart beliau mencoba
membuka bengkel kecil pada tahun 2004, berjalannya waktu dengan
kegigihannya bengkel yang dulunya kecil menjadi besar.
Kualitas pelayanan yang diberikan Bengkel Lebak Jaya Motor,
Parung dapat meningkatkan kepuasan bagi pelanggan sehingga bengkel
semakin ramai dengan pelanggan. Bermula dari pelanggan yang sedikit
menjadi banyak, akhirnya pemilik bengkel merekrut beberapa karyawan,
karena semakin banyaknya jumlah pelanggan berawal dari 2 orang
karyawan, sekarang jumlah karyawan mencapai 10 pegawai yang terdiri
dari 5 teknisi, 2 kasir dan 3 pegawai lainnya.
53
54
Tabel 4.1
Jumlah Pegawai Pada Bengkel Lebak Jaya Motor, Parung
No. Unit Kerja Jumlah Karyawan
1. Teknisi 5
2. Kasir 2
3. Pegawai Lainnya 3
Jumlah Karyawan 10
Sumber: Bengkel Lebak Jaya Motor, Parung
Kasir
2. Deskripsi Data
Data hasil penelitian diperoleh dari sampel sebanyak 100 pelanggan
bengkel Lebak Jaya Motor, Parung, Bogor. Deskripsi data penelitian ini
dimaksudkan untuk memberikan gambaran umum penyebaran atau
distribusi data. Data diolah dengan menggunakan teknik statistik deskriptif
untuk menggambarkan rata-rata (mean), nilai tengah (median), nilai yang
sering muncul (modus), simpangan baku (standard deviation), distribusi
frekuensi (variant), nilai maximum dan minimum, total nilai (sum), range,
dan disertai grafik histogram dari masing-masing variabel penelitian.
a. Variabel Kualitas Pelayanan (X)
Ringkasan data variabel kualitas pelayanan, mulai dari skor total
sampai dengan varians dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut.
Tabel 4.2
Data Variabel Kualitas Pelayanan (X)
di Bengkel Lebak Jaya Motor, Parung, Bogor
Keterangan Hasil
Skor Total 11313
Skor Terendah 58
Skor Tertinggi 145
Skor Rata-rata 113,13
Simpangan Baku 16,763
Modus 114
Median 114
Rentang 87
Varians 280,983
Keterangan Hasil
Skor Total 2346
Skor Terendah 12
Skor Tertinggi 30
Skor Rata-rata 23,46
Simpangan Baku 3,666
Modus 22
Median 24
Rentang 18
Varians 13,443
Tabel 4.4
Hasil Uji Validitas Variabel Kualitas Pelayanan (X) dan Kepuasan
Konsumen di Bengakel Lebak Jaya Motor, Parung, Bogor
Cronbach's N Of
Item Pertanyaan Keterangan
Alpha Item
Kualitas Pelayanan (X) 0,968 29 Reliabel
Kepuasan Konsumen (Y) 0,856 6 Reliabel
Sumber: Data primer yang diolah, 2021
Gambar 4.1
Hasil Uji Normalitas Kualitas Pelayanan dan Kepuasan Pelanggan
Tabel 4.8
Hasil Koefisien Regresi Linier Sederhana
Coefficientsa
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
Model B Std. Error Beta
1 (Constant) ,205 ,184
Kualitas Pelayanan ,950 ,047 ,900
a. Dependent Variable: Kepuasan Konsumen
Sumber: Data primer yang diolah, 2021
Berdasarkan tabel 4.7 persamaan regresi linear sederhana yang dibaca
adalah nilai dalam kolom B, baris pertama menunjukkan konstanta dan baris
selanjutnya menunjukkan koesifien regresi variabel independent.
Berdasarkan tabel 4.7 model regresi yang digunakan adalah sebagai berikut:
Y = 0,205 + 0,950 X
Dari hasil pengujian regresi linear sederhana di atas, maka dapat di
ketahui bahwa:
a. Nilai konstanta sebesar 0,205 menunjukkan bahwa jika variabel
independent (kualitas pelayanan) dianggap konstan atau nol maka niali Y
(kepuasan pelanggan) adalah sebesar 0,205.
b. Nilai koefisien variabel kualitas pelayanan (X) sebesar 0,950. Hal ini
berarti bahwa setiap kenaikan kualitas pelayanan sebesar 1 satuan, maka
kepuasan pelanggan akan naik sebesar 0,950 satuan dengan asumsi
variabel independen lain lainya tetap. Dapat disimpulkan bahwa
koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara kualitas
pelayanan dengan kepuasan pelanggan, artinya semakin baiknya kualitas
pelayanan maka akan semakin tinggi tingkat kepuasan pelanggan pada
Bengkel Lebak Jaya Motor, Parung.
2. Pembahasan
Hal ini sejalan dengan teori yang menyatakan pelayanan adalah suatu
tindakan yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan orang lain (kosumen,
pelanggan, tamu, pasien, penumpang dan lain-lain) pada tingkat
pemuasannya hanya dapat dirasakan oleh orang yang melayani dan yang
dilayani. Menurut Moneir, mendefinisikan pelayanan: sebagai suatu proses
pemenuhan kebutuhan melalui aktivitas orang lain. Lebih lanjut dikatakan
bahwa pelayanan umum adalah kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau
sekelompok orang dengan landasan faktor material, melalui sistem
prosedur, dan metode tertentu dalam rangka usaha memenuhi kepentingan
orang lain sesuai haknya. Kualitas pelayanan bukanlah dilihat dari sudut
pandang pihak penyelenggara atau penyedia layanan, melainkan
berdasarkan persepsi pelanggan, karena pelangganlah yang mengkonsumsi
dan merasakan pelayanan yang diberikan sehingga merekalah yang
seharusnya menilai dan menentukan kualitas pelayanan 61. Berdasarkan teori
tersebut membuktikan bahwa hasil penelitian yang dilakukan adalah sesuai
bahwa kualitas pelayanan memiliki pengaruh terhadap kepuasan pelanggan,
karena pelanggan yang dapat menilai kualitas pelayanan yang ada pada
Bengkel Lebak Jaya Motor, Parung. Kualitas pelayanan yang diberikan di
bengkel Lebak Jaya Motor Parung meningkat karena letak lokasi bengkel
yang strategis dan mudah dijangkau oleh para pelanggan, para karyawan
cepat dan tanggap dalam melayani keluhan pelanggan bengkel dan produk
yang dijual oleh bengkel tersebut juga relative murah.
Teori yang diungkapkan Menurut Kotler menyatakan bahwa kepuasan
pelanggan adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan
kinerja atau hasil yang ia rasakan dibandingkan dengan harapannya,
sedangkan Wilkie mendefinisikan kepuasan pelanggan sebagai suatu
tanggapan emosional pada evaluasi terhadap pengalaman konsumsi suatu
61
Ahmad Khusaini, Analisis Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Konsumen di SPA
Club Yogyakarta, (Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta, 2016), hal. 12.
65
produk atau jasa.62, hal ini membuktikan bahwa kualitas pelayanan yang
diberikan akan mempengaruhi kepuasan pelanggan, hal ini sejalan dengan
hasil penelitian yang menyatakan bahwa kualitas pelayanan berpengaruh
terhadap kepuasan pelanggan.
Berdasarkan perspektif TQM (Total Quality Management), misalnya,
kualitas dipandang secara lebih komprehensif atau kolistik, dimana bukan
hanya aspek hasil saja yang ditekankan, meliankan juga meliputi proses,
lingkungan, dan sumber daya manusia. Perspektif ini dirumuskan secara
rinci oleh Goetsch & Davis yang mendefinisikan kualitas sebagai “kondisi
dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, sumber daya manusia,
proses, lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan”63. Teori yang
diungkapkan membuktikan bahwa pelanggan akan merasa puas jika produk
atau jasa sesuai dengan harapan pelanggan.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Winter Boroallo (2014) menghasilkan kesimpulan bahwa kualitas pelayanan
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan pelanggan.
Penelitan lain yang sejalan dilakukan oleh Ahmad Khusaini (2016)
berdasarkan hasil penelitian diketahui kualitas pelayanan berengaruh
terhadap kepuasan konsumen di SPA Club Arena Yogyakarta. Dengan
demikian hal tersebut dapat digunakan oleh pengelola terhadap kepuasan
konsumen di SPA Club Arena Yogyakarta untuk meningkatkan kualitas dari
faktor-faktor tersebut.
Penelitian sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Muh Yunus
Bandu (2010) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Kualitas
Pelayanan Terhadap Kepuasan Pelanggan pada PT. PLN (Persero) Rayon
Makassar Barat. Hasil penelitian menyatakan bahwa variabel kualitas
pelayanan (reliability, responsiveness, assurance, empathy, dan tangible)
memiliki pengaruh positif dan sinifikan terhadap kepuasan pelanggan. Hal
62 Fandy Tjiptono, Total Quality Manajemen, Edisi Revisi, (Yogyakarta: Andy, 2003), h
103
63 Fandy Thiptono dan Gregorius Chandra, Service, Quality & Satisfaction Edisi 3,
(Yogyakarta: CV Andi Offset, 2011), h. 164.
66
C. Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti menyadari bahwa terdapat keterbatasan
yang dihadapi meskipun penelitian sudah diusahakan dan dilakukan sesuai
dengan prosedur ilmiah dan sesuai dengan keadaan yang ada di lapangan.
Berikut keterbatasan - keterbatasan yang dihadapi oleh peneliti selama
penelitian berlangsung:
1. Kesulitan di dalam penyebaran angket karena tidak setiap responden
bersedia untuk mengisi kuesioner.
2. Keterbatasan peneliti pada saat menghitung dan menganalisis data,
sehingga membutuhkan waktu yang cukup lama dalam pengelolaan data.
3. Hal-hal yang bersifat eksternal seperti sulitnya mendapatkan sumber
referensi buku.
4. Durasi waktu penelitian yang terbatas disesuaikan dan keterbatasan biaya
dalam melakukan penelitian.
68
BAB V
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan penelitian, diperoleh
kesimpulan bahwa pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan
bengkel Lebak Jaya Motor, Parung, Bogor adalah signifikan (berpengaruh).
Hal ini dibuktikan melalui persamaan regresi sederhana dimana Y = 0,205 +
0,950 X, yang memiliki arti bahwa kualitas pelayanan berpengaruh terhadap
kepuasan pelanggan sebanyak 0,950 sehingga dapat diketahui dalam setiap
peningkatan kualitas pelayanan sebesar 1 satuan, maka akan meningkatkan
kepuasan pelanggan dengan asumsi variabel independen lain lainnya tetap dan
dilihat dari hasil uji t, menunjukkan bahwa thitung yaitu sebesar 20,382 dengan
ttabel sebesar 1,98. Dapat disimpulkan bahwa thitung lebih besar dari ttabel, yang
artinya pengaruh antara kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan
adalah signifikan (berpengaruh). Sedangkan hasil koefisien determinasi
menunjukkan nilai (R²) = 0,809 atau 80,9%. Hal ini bermakna bahwa
kontribusi kualitas pelayanan (X) dalam meningkatkan kepuasan pelanggan
(Y) adalah sebesar 80,9%. Sedangkan 19,1% disebabkan oleh faktor lain
seperti harga, kualitas produk, lokasi dan lain - lain.
B. Implikasi
Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan positif antara kualitas
pelayanan dengan kepuasan pelanggan. Oleh karena itu perlu dirumuskan
implikasi dalam upaya meningkatkan kepuasan pelanggan melalui peningkatan
kualitas pelayanan.
Kepuasan pelanggan pada bengkel Lebak Jaya Motor, Parung, Bogor
memberikan implikasi terhadap kualitas pelayanan, kualitas pelayanan harus
69
tetap dioptimalkan dengan baik sebab jika kualitas pelayanan suatu bengkel
bernilai buruk ini akan mempengaruhi kepuasan pelanggan yang nantinya akan
berdampak semakin menurunnya jumlah pelanggan pada suatu bengkel
sehingga untuk tetap menjaga dan meningkatkan jumlah pelanggan maka
kualitas pelayanan harus tetap ditingkatkan.
C. Saran
Berdasarkan kesimpulan, implikasi dan data hasil penelitian di atas, maka
ada beberapa saran yang dapat diberikan untuk meningkatkan kepuasan
pelanggan melalui peningkatan kualitas pelayanan sebagai berikut:
1. Bagi Perusahaaan
a. Memberikan pelayanan yang terbaik bagi pelanggan seperti menyediakan
minum, makanan dan lainnya ketika pelanggan menunggu saat
melakukan service motornya.
b. Lebih meningkatkan komunikasi terhadap pelanggan, baik masalah
keluhan, saran maupun kritikan pelanggan, sehingga kita mengetahui
kekurangan dan kelebihan dari Bengkel Lebak Jaya Motor yang akan
memperbaiki dari kesalahan yang ada.
2. Bagi Konsumen
Disarankan untuk tetap merawat sepeda motor di bengkel Lebak Jaya
Motor, Parung, Bogor agar kendaraan selalu dalam kondisi yang terbaik.
Karena bengkel Lebak Jaya Motor, Parung, Bogor menawarkan pelayanan
yang maksimal dengan harga yang juga ramah di kantong.
DAFTAR PUSTAKA
Ghozali, Imam, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 23,
(Semarang: Badan Penerbit Undip, 2016)
LAMPIRAN-LAMPIRAN
74
75
76
77
78
79
80
81
82
KUESIONER
Nama :
NIM :
Fakultas :
Universitas :
Judul skripsi :
Saya memohon kesediaan dan waktunya untuk mengisi angket yang telah
disediakan sebagai bahan penelitian dan pengumpulan data sesuai dengan judul
skripsi di atas. Atas perhatian dan kerjasamanya, saya ucapkan terima kasih.
Identitas Responden
Nama Responden :
Jenis Kelamin :
Usia :
Pekerjaan :
1. ( ) Pelajar 3. ( ) Wirausaha
2. ( ) Pegawai Negeri 4. ( ) Pegawai Swasta
Frekuensi:
Resp. KP1 KP2 KP3 KP4 KP5 KP6 KP7 KP8 KP9 KP10 KP11 KP12 KP13 KP14 KP15 KP16 KP17 KP18 KP19 KP20 KP21 KP22 KP23 KP24 KP25 KP26 KP27 KP28 KP29 A_PK T_PK
1. 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 5 5 4 5 4 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 4 4 5 4,38 127
2. 5 4 4 5 3 5 4 2 3 5 4 5 4 3 4 3 4 4 4 4 4 5 5 4 4 3 3 4 3 3,93 114
3. 3 5 5 5 5 5 5 5 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 5 3 3 4,00 116
4. 5 4 4 4 2 5 4 3 5 2 2 2 3 4 3 3 4 4 5 2 2 2 2 2 4 3 5 5 5 3,45 100
5. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 5 5 4 4 3,72 108
6. 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4,38 127
7. 3 3 3 4 3 4 1 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 5 2 3 3 2,86 83
8. 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 5 5 4,48 130
9. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3,97 115
10. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3,69 107
11. 4 4 4 5 3 4 3 3 3 5 3 3 4 3 4 4 5 5 4 4 5 3 3 4 4 4 4 4 4 3,86 112
12. 4 4 3 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 2 2 3 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 3,93 114
13. 3 3 4 4 4 5 5 5 3 3 3 4 5 5 4 4 3 3 2 2 5 5 2 4 2 2 2 3 2 3,48 101
14. 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3,90 113
15. 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3,72 108
16. 5 5 5 5 3 5 5 4 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4,76 138
17. 4 4 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3,38 98
18. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3,86 112
19. 4 4 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 5 3 3 4 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3,45 100
20. 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 3 5 5 5 5 5 3 3 3 4 3 4,52 131
21. 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 4 5 5 5 5 4 4 5 4 4 4,69 136
22. 5 5 5 5 4 4 5 4 4 4 5 5 3 4 4 3 3 5 5 5 4 4 4 4 5 5 4 5 5 4,38 127
23. 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 4 5 5 5 5 4 4 4 5 4 4,76 138
24. 4 3 3 4 5 4 3 4 4 5 4 5 4 4 4 4 5 4 3 4 4 4 5 4 3 3 5 4 3 3,97 115
25. 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 4 5 4 4 3,55 103
26. 4 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 2 5 2 5 4 5 5 5 3 3 5 5 5 3 5 5 4,41 128
27. 4 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3,66 106
28. 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4,07 118
29. 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 4 4 3 4 3 4 3,55 103
30. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 3 5 4 4 4 4 5 3 3 4 4 4 4 3 4 3,97 115
31. 4 5 5 4 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 3 4 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4,41 128
32. 4 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 2 4 2 2 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 3,38 98
33. 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 3 4 4 5 4 4 5 5 4 5 2 5 4 5 4,38 127
34. 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3,07 89
35. 4 4 4 5 4 4 5 4 5 5 5 5 4 4 5 5 4 4 5 4 4 5 4 5 4 5 5 4 5 4,48 130
36. 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3,41 99
37. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3,93 114
38. 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 3 4 5 5 5 4 4 4 4 4 5 4 5 5 4,24 123
39. 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 3 5 4 3 5 5 5 3 2 2 2 3 5 5 5 5 4,31 125
40. 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3,83 111
41. 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 4 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3,34 97
42. 4 4 4 5 4 4 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4,21 122
87
Resp. KP1 KP2 KP3 KP4 KP5 KP6 KP7 KP8 KP9 KP10 KP11 KP12 KP13 KP14 KP15 KP16 KP17 KP18 KP19 KP20 KP21 KP22 KP23 KP24 KP25 KP26 KP27 KP28 KP29 A_PK T_PK
43. 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 3 2 2 2 3 3 2 2 3 2 3 2 2,62 76
44. 4 4 4 5 5 4 3 3 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4,10 119
45. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4,00 116
46. 4 5 4 5 5 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4 5 5 4 5 4 5 4,45 129
47. 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4 2 5 2 2 3 3 3 4 3 3 2 2 2 3,21 93
48. 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2,00 58
49. 3 3 4 4 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3,24 94
50. 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 2 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3,03 88
51. 5 5 4 5 5 5 3 4 4 5 4 5 5 5 5 4 4 5 4 4 4 5 5 5 5 5 4 4 4 4,52 131
52. 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3,00 87
53. 4 5 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 5 5 4 4 4 3 4 4 4 5 4 5 4,24 123
54. 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5,00 145
55. 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 5 5 4 4 4 3 5 4 4 5 5 5 4,14 120
56. 3 3 3 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 2 2 3 2 2 3 3 4 2 2 2 3,03 88
57. 3 3 3 4 4 4 3 4 3 4 3 3 4 3 3 2 3 3 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 3,41 99
58. 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4,72 137
59. 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3,79 110
60. 4 4 4 5 5 5 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 3 4 4,03 117
61. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4,07 118
62. 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4,97 144
63. 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 2 3 5 3 4 3 4 3,41 99
64. 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 3,79 110
65. 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 3 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4,31 125
66. 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3,55 103
67. 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 3 4 2 2 2 2 2,52 73
68. 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 3 4 4 4 4 5 5 5 4 4 5 5 3 5 4 5 5 4,48 130
69. 4 4 5 5 5 3 3 3 3 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 3 3 3 4 4 4,28 124
70. 4 4 3 4 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 4 5 3 2 3 3 3,28 95
71. 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4,41 128
72. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3,72 108
73. 4 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 5 5 4 5 4,69 136
74. 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 5 5 5 4,52 131
75. 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 3 3 5 5 5 5 5 5 5 5 3 3 5 5 5 4,69 136
76. 4 4 5 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 3,72 108
77. 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3,00 87
78. 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4,14 120
79. 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 5 4 4 4 5 5 5 4 3 4 5 4 3,86 112
80. 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3,45 100
81. 3 4 3 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 4 2 3 4 4 3 4 3 3 3 4 2 3,34 97
82. 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4,79 139
83. 4 4 4 4 3 3 4 4 4 5 4 3 3 3 4 3 5 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4,00 116
84. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4,00 116
85. 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4,93 143
86. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4,00 116
87. 4 5 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4,41 128
88. 5 5 5 5 5 5 2 3 3 4 3 3 4 3 2 2 4 5 4 4 4 3 3 5 2 2 2 4 4 3,62 105
89. 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 4 5 5 4,66 135
88
Resp. KP1 KP2 KP3 KP4 KP5 KP6 KP7 KP8 KP9 KP10 KP11 KP12 KP13 KP14 KP15 KP16 KP17 KP18 KP19 KP20 KP21 KP22 KP23 KP24 KP25 KP26 KP27 KP28 KP29 A_PK T_PK
90. 4 4 4 4 3 4 4 4 4 5 3 4 4 4 4 3 2 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 3,93 114
91. 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 3 4 4 3 4 3 4 4 4 3 5 5 4 4 4 4 4 4,00 116
92. 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3,00 87
93. 3 3 3 5 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3,90 113
94. 5 4 5 5 5 3 3 4 5 5 5 5 5 4 4 4 3 4 3 5 5 5 4 4 5 4 5 5 3 4,34 126
95. 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 5 5 5 4 4 4 4 4 3 4 5 5 3,93 114
96 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 4 3 3 5 3 3 4 3 3,17 92
97. 4 4 5 4 5 5 4 3 4 4 4 3 3 2 2 2 4 4 3 3 5 4 4 5 5 2 4 4 3 3,72 108
98. 5 5 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 5 3 3 4 4 4 4 5 4 4 3 3 3,93 114
99. 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3,24 94
100. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4,03 117
89
Statistics
Kualitas Pelayanan
N Valid 100
Missing 0
Mean 113,13
Std. Error of Mean 1,676
Median 114,00
a
Mode 114
Std. Deviation 16,763
Variance 280,983
Range 87
Minimum 58
Maximum 145
Sum 11313
a. Multiple modes exist. The smallest value is shown
Statistics
Kepuasan Konsumen
N Valid 100
Missing 0
Mean 23,46
Std. Error of Mean ,367
Median 24,00
a
Mode 22
Std. Deviation 3,666
Variance 13,443
Range 18
Minimum 12
Maximum 30
Sum 2346
a. Multiple modes exist. The smallest value is shown
92
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,968 29
Item-Total Statistics
Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted if Item Deleted Total Correlation Deleted
KP1 109,12 264,470 ,716 ,967
KP2 109,05 263,119 ,742 ,966
KP3 109,17 262,082 ,754 ,966
KP4 108,87 262,842 ,807 ,966
KP5 109,13 262,963 ,666 ,967
KP6 109,11 264,988 ,643 ,967
KP7 109,26 260,154 ,734 ,966
KP8 109,30 262,232 ,746 ,966
KP9 109,26 264,497 ,728 ,967
KP10 108,98 260,909 ,797 ,966
KP11 109,27 260,219 ,817 ,966
KP12 109,20 260,202 ,773 ,966
KP13 109,25 263,604 ,685 ,967
KP14 109,47 260,878 ,712 ,967
KP15 109,37 261,589 ,675 ,967
KP16 109,59 263,275 ,610 ,967
KP17 109,39 261,877 ,680 ,967
KP18 109,03 262,959 ,709 ,967
KP19 109,23 259,916 ,734 ,966
KP20 109,29 258,976 ,767 ,966
KP21 109,20 262,586 ,715 ,967
KP22 109,28 261,961 ,669 ,967
KP23 109,34 261,237 ,667 ,967
KP24 109,07 262,409 ,702 ,967
KP25 109,27 268,219 ,477 ,968
KP26 109,34 264,611 ,570 ,968
KP27 109,29 259,986 ,709 ,967
KP28 109,26 262,275 ,722 ,967
KP29 109,25 259,927 ,726 ,967
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
113,13 280,983 16,763 29
93
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,856 6
Item-Total Statistics
Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted if Item Deleted Total Correlation Deleted
KK1 19,58 9,680 ,647 ,831
KK2 19,56 9,724 ,593 ,841
KK3 19,59 9,477 ,661 ,828
KK4 19,52 9,646 ,663 ,828
KK5 19,58 9,478 ,613 ,838
KK6 19,47 9,625 ,689 ,824
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
23,46 13,443 3,666 6
94
Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N
Kepuasan Konsumen 3,9104 ,61074 100
Kualitas Pelayanan 3,9005 ,57833 100
Correlations
Kepuasan Kualitas
Konsumen Pelayanan
Pearson Correlation Kepuasan Konsumen 1,000 ,900
Kualitas Pelayanan ,900 1,000
Sig. (1-tailed) Kepuasan Konsumen . ,000
Kualitas Pelayanan ,000 .
N Kepuasan Konsumen 100 100
Kualitas Pelayanan 100 100
Model Summaryb
Adjusted Std. Error of
Model R R Square R Square the Estimate Durbin-Watson
a
1 ,900 ,809 ,807 ,26818 2,102
a. Predictors: (Constant), Kualitas Pelayanan
b. Dependent Variable: Kepuasan Konsumen
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
b
1 Regression 29,878 1 29,878 415,422 ,000
Residual 7,048 98 ,072
Total 36,927 99
a. Dependent Variable: Kepuasan Konsumen
b. Predictors: (Constant), Kualitas Pelayanan
Coefficientsa
Unstandardized Standardized Collinearity
Coefficients Coefficients Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) ,205 ,184 1,117 ,267
Kualitas Pelayanan ,950 ,047 ,900 20,382 ,000 1,000 1,000
a. Dependent Variable: Kepuasan Konsumen
96
97
98
BIODATA PENULIS
Agama : Islam
Riwayat Pendidikan :