Anda di halaman 1dari 11

TUGAS ERGONOMI

Ergonomic Work Environment

Dosen Pengampu :
Tranggono, S.T, M.T
Disusun Oleh :
Kevin Sholakhudin Nur
22032010196 / E

FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK
INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
JAWA TIMUR
2023
A. Nilai Ambang Batas
Nilai ambang batas adalah angka besaran yang masih dapat diterima atau ditoleransi
dalam penetapan status suatu kondisi. Status suatu kondisi terpenuhi jika nilai ambang
batastidak terlampaui. Jika nilai batas ambang terlampaui maka berlaku kondisi lainnya.
Sebagaicontoh nilai ambang batas angka kolesterol normal adalah 199 mg/dL. Jika seseorang
memiliki nilai angka kolesterol 200 mg/dL atau lebih maka dikatakan angka kolesterolnya di
atas normal. Artinya angka kolesterolnya terlalu tinggi, melebihi angka normal. Berikut ini
beberapa contoh nilai ambang batas. Berikut ini beberapa contoh nilai ambang batas:
 Nilai ambang batas kolesterol darah normal adalah 199 mg/dL
 Nilai ambang batas kelulusan ujian praktek adalah 70
 Nilai ambang TOEFL minimal untuk calon penerima beasiswa luar negeri adalah 500
 Nilai ambang batas kebisingan di tempat kerja adalah 85 dB

Lingkungan kerja yang aman dan sehat membuat setiap pekerja dapat melanjutkan
pekerjaan mereka secara efektif dan efisien, sehingga produktivitas kerja pun dapat
meningkat. Sebaliknya, jika tempat kerja tidak terorganisir dan banyak terdapat bahaya yang
tidak terkendali, kecelakaan kerja, kerusakan, dan absen sakit tak terhindarkan. Berbagai
bahaya yang tak terlihat jelas tersebut bisa mengakibatkan risiko kesehatan. Risiko kesehatan
akan muncul bila seseorang kontak dengan sesuatu yang mengakibatkan
gangguan/kerusakan bagi tubuh ketika terjadi pajanan yang berlebihan. Risiko kesehatan
ditempat kerja ini biasanya berasal dari lingkungan kerja, salah satunya faktor fisika.Faktor
fisika adalah faktor yang dapat memengaruhi aktivitas tenaga kerja yang bersifat fisika,
disebabkan oleh penggunaan mesin, peralatan, bahan, dan kondisi lingkungan di sekitar
tempat kerja yang dapat menyebabkan gangguan dan penyakit akibat kerja pada tenaga
kerja.Adapun beberapa Faktor Fisika dan Jenis-jenisnya, yakni :
 Iklim kerja: hasil perpaduan antara suhu, kelembaban, kecepatan gerakan udara dan
panas radiasi dengan tingkat pengeluaran panas dari tubuh tenaga kerja sebagai akibat
pekerjaannya meliputi tekanan panas dan dingin.
 Kebisingan: semua suara yang tidak dikehendaki yang bersumber dari alat-alat
proses produksi dan/atau alat-alat kerja yang pada tingkat tertentu dapat
menimbulkan gangguan pendengaran.
 Getaran: gerakan yang teratur dari benda atau media dengan arah bolak-balik dari
kedudukan keseimbangannya.
 Gelombang radio atau gelombang mikro: gelombang elektromagnetik
dengan frekuensi 30 kilo hertz sampai 300 Giga hertz.
 Sinar ultra ungu (ultra violet): sinar/radiasi elektromagnetik dengan
panjang gelombang 180 Nano meter sampai 400 Nano meter.
 Medan magnet statis: suatu medan atau area yang ditimbulkan oleh pergerakan
arus listrik.
 Tekanan udara: suatu tenaga yang bekerja untuk menggerakkan massa udara dalam
setiap satuan luas tertentu, tenaga yang menggerakkan massa udara tersebut
menekan searah gaya gravitasi bumi.
 Pencahayaan: sesuatu yang memberikan terang (sinar) atau yang menerangi,
meliputi pencahayaan alami dan pencahayaan buatan.
B. Faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah cahaya yang dibutuhkan untuk
melakukan tugas dengan nyaman
Cahaya adalah energi berbentuk gelombang elektromagnetik yang kasat mata dengan
panjang gelombang sekitar 380–750 nm.Pada bidang fisika, cahaya adalah radiasi
elektromagnetik, baik dengan panjang gelombang kasatmata maupun yang tidak.Selain itu,
cahaya adalah paket partikel yang disebut foton. Kedua definisi tersebut merupakan sifat
yang ditunjukkan cahaya secara bersamaan sehingga disebut "dualisme gelombang-
partikel". Paket cahaya yang disebut spektrum kemudian dipersepsikan secara visual oleh
indra penglihatan sebagai warna. Bidang studi cahaya dikenal dengan sebutan optika,
merupakan area riset yang penting pada fisika modern.Studi mengenai cahaya dimulai
dengan munculnya era optika klasik yang mempelajari besaran optik seperti: intensitas,
frekuensi atau panjang gelombang, polarisasi dan fase cahaya. Sifat-sifat cahaya dan
interaksinya terhadap sekitar dilakukan dengan pendekatan paraksial geometris seperti
refleksi dan refraksi, dan pendekatan sifat optik fisisnya yaitu: interferensi, difraksi,
dispersi, polarisasi. Masing-masing studi optika klasik ini disebut dengan optika geometris
dan optika fisis.
Pada puncak optika klasik, cahaya didefinisikan sebagai gelombang elektromagnetik
dan memicu serangkaian penemuan dan pemikiran, sejak tahun 1838 oleh Michael
Faraday dengan penemuan sinar katode, tahun 1859 dengan teori radiasi massa hitam oleh
Gustav Kirchhoff, tahun 1877 Ludwig Boltzmann mengatakan bahwa status energi sistem
fisik dapat menjadi diskrit, teori kuantum sebagai model dari teori radiasi massa hitam
oleh Max Planck pada tahun 1899 dengan hipotesis bahwa energi yang teradiasi dan
terserap dapat terbagi menjadi jumlahan diskrit yang disebut elemen energi, E.Pada tahun
1905, Albert Einstein membuat percobaan efek fotoelektrik, cahaya yang menyinari atom
mengeksitasi elektron untuk melejit keluar dari orbitnya. Pada pada tahun 1924 percobaan
oleh Louis de Broglie menunjukkan elektron mempunyai sifat dualitas partikel-
gelombang, hingga tercetus teori dualitas partikel-gelombang.
Albert Einstein kemudian pada tahun 1926 membuat postulat berdasarkan efek
fotolistrik, bahwa cahaya tersusun dari kuanta yang disebut foton yang mempunyai sifat
dualitas yang sama. Karya Albert Einstein dan Max Planck mendapatkan penghargaan
Nobel masing-masing pada tahun 1921 dan 1918 dan menjadi dasar teori mekanika
kuantum yang dikembangkan oleh banyak ilmuwan, termasuk Werner Heisenberg, Niels
Bohr, Erwin Schrödinger, Max Born, John von Neumann, Paul Dirac, Wolfgang Pauli,
David Hilbert,
Roy J. Glauber dan lain-lain.Era ini kemudian disebut era optika modern dan cahaya
didefinisikan sebagai dualisme gelombang transversal elektromagnetik dan aliran partikel
yang disebut foton. Pengembangan lebih lanjut terjadi pada tahun 1953 dengan
ditemukannya sinar maser, dan sinar laser pada tahun 1960. Era optika modern tidak serta
merta mengakhiri era optika klasik, tetapi memperkenalkan sifat-sifat cahaya yang lain
yaitu difusi dan hamburan.
Pencahayaan atau iluminasi adalah penggunaan cahaya yang disengaja untuk
mencapai efek praktis atau estetika. Pencahayaan mencakup penggunaan kedua sumber
cahaya buatan seperti lampu, serta penerangan alami dengan menangkap cahaya siang
hari. Pencahayaan siang hari (menggunakan jendela, lampu langit-langit, atau rak cahaya)
kadang-kadang digunakan sebagai sumber cahaya utama pada siang hari di gedung-
gedung. Ini dapat menghemat energi daripada menggunakan pencahayaan buatan, yang
mewakili komponen utama konsumsi energi pada bangunan. Pencahayaan yang tepat dapat
meningkatkan kinerja tugas, meningkatkan tampilan suatu area, atau memiliki efek
psikologis positif pada penghuninya.Pencahayaan dalam ruangan biasanya dilakukan
dengan menggunakan lampu, dan merupakan bagian penting dari rancangan dalam
ruangan. Pencahayaan juga bisa menjadi komponen intrinsik dari proyek lanskap.
 Standar Pencahayaan Tempat Kerja
Peraturan Menteri Tenaga Kerja (Permenaker) nomor 5 Tahun 2018 merupakan
regulasi utama yang mengatur tentang aspek lingkungan kerja dan higiene industri.
Regulasi ini telah dipakai oleh berbagai macam industri di Indonesia. Selain itu,
Permenaker nomor 5 Tahun 2018 juga menggantikan Peraturan Menteri Perburuhan
nomor 7 Tahun 1964 tentang Syarat Kesehatan, Kebersihan, serta Penerangan dalam
Tempat Kerja yang merupakan regulasi paling awal dalam pengaturan tentang standar
pencahayaan.Adapun standar pencahayaan berdasarkan Permenaker nomor 5 Tahun 2018
bisa dilihat dalam tabel berikut:
NO Keterangan Intensitas
(Lux)
1 Penerangan darurat 5
2 Halaman dan jalan 20
3 Pekerjaan membedakan barang kasar seperti: 50
a. Mengerjakan bahan-bahan yang kasar
b. Mengerjakan arang atau abu
c. Menyisihkan barang-barang yang besar
d. Mengerjakan bahan tanah atau batu
e. Gang-gang, tangga di dalam gedung yang
selalu dipakai
f. Gudang-gudang untuk menyimpan barang-
barang besar dan kasar

4 Pekerjaan yang membedakan barang-barang 100


kecil secara sepintas lalu seperti:
a. Mengerjakan barang-barang besi dan baja
yang setengah selesai (semi finished)
b. Pemasangan yang kasar
c. Penggilingan padi
d. Pengupasan/pengambilan dan penyisihan
bahan kapas
e. Pengerjaan bahan-bahan pertanian lain yang kira-kira
setingkat dengan d.
f. Kamar mesin dan uap
g. Alat pengangkut orang dan barang
h. Ruang-ruang penerimaan dan pengiriman
dengan kapal
i. Tempat menyimpan barang-barang sedang dan kecil
j. Toilet dan tempat mandi
5 Pekerjaan membeda-bedakan barang kecil yang agak 200
teliti seperti:
a. Pemasangan alat-alat yang sedang (tidak besar)
b. Pekerjaan mesin dan bubut yang kasar
c. Pemeriksaan atau percobaan kasar terhadap barang-
barang
d. Menjahit textil atau kulit yang berwarna muda
e. Pemasukan dan pengawetan bahan-bahan
makanan dalam kaleng
f. Pembungkusan daging
g. Mengerjakan kayu
h. Melapis perabot

6 Pekerjaan pembedaan yang teliti daripada barang- 300


barang kecil dan halus seperti:
a. Pekerjaan mesin yang teliti
b. Pemeriksaan yang teliti
c. Percobaan-percobaan yang teliti dan halus
d. Pembuatan tepung
e. Penyelesaian kulit dan penenunan bahan-bahan katun
atau wol berwarna muda
f. Pekerjaan kantor yang berganti-ganti menulis dan
membaca, pekerjaan arsip dan seleksi surat-surat
7 Pekerjaan membeda-bedakan barang-barang halus 500-1.000
dengan kontras yang sedang dalam waktu yang lama
seperti:
a. Pemasangan yang halus
b. Pekerjaan-pekerjaan mesin yang halus
c. Pemeriksaan yang halus
d. Penyemiran yang halus dan pemotongan gelas kaca
e. Pekerjaan kayu yang halus (ukir-ukiran)
f. Menjahit bahan-bahan wol yang berwarna tua
g. Akuntan, pemegang buku, pekerjaan steno,
mengetik atau pekerjaan kantor yang lama
8 Pekerjaan membeda-bedakan barang-barang yang 1000
sangat halus dengan kontras yang sangat kurang
untuk waktu yang lama seperti:
a. Pemasangan yang extra halus (arloji, dll)
b. Pemeriksaan yang ekstra halus (ampul obat)
c. Percobaan alat-alat yang ekstra halus
d. Tukang mas dan intan
e. Penilaian dan penyisihan hasil-hasil tembakau
f. Penyusunan huruf dan pemeriksaan copy
dalam pencetakan
g. Pemeriksaan dan penjahitan bahan pakaian berwarna
tua.
C. Hubungan antara kontras dan visibilitas
Visibilitas tergantung pada perbedaan derajat terang / kontras yang relatif diantara
objek sekelilingnya. Apabila terdapat perbedaan kontras yang besar, maka tingkat
pencahayaan yang diperlukan rendah. Namun bila terdapat perbedaan kontras yang kecil
maka tingkat pencahayaan yang diperlukan tinggi.
Kecerahan merupakan ukuran dari sebuah permukaan yang memancarkan sinar atau
memantulkan sinar dari sumber cahaya. Karena visibilitas juga tergantung pada kecerahan
bidang visualnya, maka daya pantul dari bidang – bidang pada lingkaran kerja menjadi
lebih penting untuk diperhatikan, sama halnya dengan memperhatikan kekuatan sumber
cahaya itu sendiri.
Pencahayaan yang baik adalah pencahayaan yang memungkinkan seorang tenaga
kerja melihat pekerjaannya dengan teliti, cepat dan tanpa upaya yang tidak perlu, serta
membantu menciptakan lingkungan kerja yang nikmat dan menyenangkan.
Dalam suatu lingkungan kerja, warna digunakan dengan maksud untuk menciptakan
kontras warna dan menciptakan efek psikologis lingkungan kerja yang optimal. Oleh
karena itu pengaturan warna ruangan tempat kerja perlu diperhatikan / disesuaikan dengan
kegiatan kerja. Semakin sedikit kontras warna yang ditangkap oleh mata maka semakin
baik efek yang ditimbulkan. Selain itu warna pencahayaan dan komposisi spektrumnya
sangat penting dalam membandingkan dan mengkombinasikan warna. Karena warna
dalam lingkungan sebagai akibat pencahayaan menentukan wajah dari lingkungan.
 Contoh dari hubungan kontras dan visabilitas:
 Intensitas cahaya hilal dan syafaq dapat diketahui dengan cara analisis kontras hilal
terhadap cahaya.
 Lampu pada ruangan tertutup maupun terbuka
 Pantulan cahaya dari matahari ataupun lampu kendaraan dll
D. Ceritakan kondisi kerja (kamar belajar) kalian. Berikan masukan dan analisa
kondisi lingkungan kerja yang ergonomis sehingga dapat meningkatkan
produktivitas kerja. Berikan dokumentasi dari beberapa sudut, termasuk titik
sumber cahaya existing beserta rekomendasi dari masing2 faktor lingkungan
kerja yang lain (Pencahayaan, Kebisingan, Getaran, Suhu, dan Jadwal kerja).

Berdasarkan kondisi terkini dari ruang belajar saya yakni meja yang terbuat dari kayu
dengan menghadap ke arah timur dan sebelah kanan adalah Lemari Baju. Dari analisis
keergonomian dari kondisi kamar belajar ada beberapa hal yang sangat menunjang
kenyamanan. Seperti meja yang lebar, posisi meja yang pas, kursi yang nyaman, terdapat
Laptop dan Bolpoint serta ada kotak penyimpanan untuk dapat dialih fungsikan sebagai
alat tulis dan sebagainya, Cara belajar seperti ini efektif karena tempat untuk belajar sudah
sangat memadai dan tidak membuang waktu untuk banyak istirahat dikarenakan badan
membungkuk saat belajar.
Berdasarkan kondisi yang ada yaitu sangat efektif untuk belajar, terdapatnya jendela
disamping untuk sirkulasi udara. Selanjutnya yaitu terdapatnya pencahayaan yang pas dimana
lampu belajar yang sudah memadai dikarenakan adanya lampu belajar yang proposional.
Fungsinya untuk menerangi di waktu belajar.

Anda mungkin juga menyukai