Anda di halaman 1dari 13

TUGAS FISIKA

Makalah Hakikat Ilmu Fisika dan


Keselamatan Kerja Di Laboratorium

NAMA : LIANA DWI AMANDA


KELAS : X MIPA 7
GURU : WIRNA JUITA,S.Pd,M.Pd

SMAN 1 LUBUK ALUNG


TAHUN AJARAN 2020/2021
Kata Pengantar
Pertama dan utama, segala puji syukur dan hormat saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa.
Karena atas berkat rahmat dan kasih karunia-Nya, yang tidak henti-hentinya dilimpahkan pulalah
saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Hakikat Ilmu Fisika dan Keselamatan Kerja Di
Laboratorium” ini sesuai waktu yang telah ditentukan. Makalah ini disusun tidak dalam rangka
menyelesaikan tugas fisika saja. Tetapi diharapkan dapat juga diprioritaskan sebagai pendorong dan
pembangun pribadi cerdas yang kreatif dan dapat berpikir secara luas serta dapat dijadikan sebagai
contoh teladan bagaimana cara membuat makalah yang baik dan benar. Tiada gading yang tak retak.
Dari peribahasa itu, saya menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan
dan jauh dari kata kesempurnaan. Oleh karena itu, saya mengharapkan berbagai macam kritik dan
saran dari para pembaca untuk perbaikan makalah laporan ini, yang sifatnya membangun agar di
masa yang akan datang saya dapat membuat makalah kembali dengan hasil yang jauh lebih baik dari
sebelumnya. Akhir kalimat, saya mengucapkan terima kasih atas perhatiannya. Kiranya makalah ini
bermanfaat bagi penulis dan pembaca.

Sekian terima kasih

Wassalamualaikum. Wr. Wb.

Lubuk Alung,28 Juli 2020


Daftar Isi
Kata pengantar…………………………………………………………………

Daftar isi…………………………………………………………………………

Bab 1. PENDAHULUAN……………………………………………………….

1.1.Latar Belakang…………………………………………………………….

1.2.Perumusan Masalah………………………………………………………

1.3.Tujuan Pembuatan Makalah……………………………………………..

1.4.Manfaat Pembuatan Makalah……………………………………………

Bab 2. PEMBAHASAN………………………………………………………...

2.1. Hal Penting Tentang Keselamatan Kerja Di Laboratorium…………..

2.2. Peran Fisika dan Bidangnya………………………………………………

2.3.Hakikat Fisika (Proses, Produk,Sikap) dan Metode Ilmiah……………

Bab 3. PENUTUP……………………………………………………………….
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Fisika merupakan ilmu yang mempelajari tingkah laku alam dalam berbagai bentuk gejala
untuk dapat memahami apa yang mengendalikan kelakuan tersebut. Berdasarkan hal tersebut
maka belajar fisika tidak lepas dari penguasaan konsep dasar fisika melalui pemahaman. Teori
fisika tidak hanya sekedar hafalan, akan tetapi harus dibaca, dipahami, dan dipraktekkan. Belajar
fisika yang dikembangkan adalah kemampuan berpikir analitis, induktif, dan deduktif dalam
menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan peristiwa alam sekitar, baik secara kualitatif
maupun kuantitatif. Kegiatan fisika memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan sehari
hari. Seperti listrik, tanpa listrik kehidupan manusia akan hampa karena dengan listrik kita bisa
melakukan segala hal. Baik dari hal yang kecil sampai hal yang besar. Laboratorium merupakan
tempat dimana murid melakukan percobaan fisika, kimia, maupun biologi. Segala hal yang
dilakukan pasti memiliki aturan. Begitu pula di laboratorium ada banyak hal yang harus dan tidak
boleh dilakukan. Apabila kita melanggar suatu aturan maka akan terjadi kecelakaan yang terjadi
karena kelalaian.

1.2. Perumusan Masalah

a. Jelaskan apakah yang harus diketahui tentang keselamatan kerja di laboratorium?

b. Jelaskan ada berapa peran fisika di berbagai bidang?

c. Fisika Sebagai Produk Ilmiah

d. Fisika Sebagai Proses Ilmiah

e. Fisika Sebagai Sikap Ilmiah

1.3. Tujuan Pembuatan Makalah

a. Untuk lebih mengetahui segala hal yang berkaitan dengan keselamatan kerja di laboratorium

b. Untuk mengetahui peran fisika di beberapa bidang

c. Memahami Hakikat Fisika Sebagai Proses, Produk, dan Sikap

1.4. Manfaat Pembuatan Makalah

a. Kita dapat mengetahui segala hal yang belum kita ketahui tentang keselamatan kerja di
laboratorium

b. Kita dapat mengetahui peran fisika di berbagai bidang

c. Kita dapat Memahami Hakikat Fisika Sebagai Proses, Produk, dan Sikap
BAB II PEMBAHASAN

2.1. Hal Penting Tentang Keselamatan Kerja Di Laboratorium

Laboratorium sebagai tempat untuk melakukan eksperimen dalam kerja ilmiah termasuk salah satu
tempat yang memiliki resiko yang tinggi dan dapat menyebabkan kecelakaan apabila kita sering lalai.
Bekerja dapat kita lakukan dengan lancar dengan mengikuti dan memperhatikan beberapa hal
seperti:

a. Jenis bahaya dalam laboratorium

1. kebakaran, akibat penggunaan bahan kimia yang mudah terbakar

2. ledakan, akibat reaksi eksplosif dari bahan bahan reaktif

3. keracunan bahan kimia yang berbahaya

4. iritasi, peradangan pada kulit atau saluran pernafasan dan juga mata

5. luka pada kulit atau mata akibat pecahan barang

6. sengatan listrik

b. Usaha pencegahan kecelakaan di laboratorium

1. penyediaan berbagai alat dan bahan ditempat yang mudah dicapai

2. tidak mengunci pintu waktu laboratorium sedang dipakai

3. penyimpanan barang mudah terbakar di tempat khusus

4. pengadaan latihan menanggulangi kebakaran

5. penggunaan tegangan listrik yang rendah

c. Aturan di laboratorium

 Aturan umum diantaranya:

1. siswa tidak boleh masuk tanpa seizin guru

2. memakai jas praktikum ketika mulai praktikum

3. membaca semua petunjuk tidak makan dan minum

4. baca semua petunjuk untuk eksperimen

5. tidak menyalakan api

6. mengembalikan alat sesuai pada tempat semula

7. cuci tangan sebelum dan sesudah praktik

8. bersihkan meja praktikum setelah digunakan

 Aturan keselamatan terhadap listrik :

1. pastikan tangan dalam keadaan kering

2. pastikan listrik telah terputus saat pengubahan rangkaian listrik


3. jangan pakai steker yang bertumpuk tumpuk

d. Jenis Kecelakaan yang Mungkin Terjadi dan Penanganannya

 Pencegahan kejutan listrik:

1. menyediakan pemutus arus yang dekat dengan jangkauan

2. Mengetahui letak kabel yang terhubung dengan sumber tegangan utama saat berfungsi

3. Mengetahui kesesuian tegangan yang akan digunakan dengan kemampuan alat yang akan
digunakan

4. Menyediakan saklar penyambung dan pemutus ke stop kontak masing masing

5. Memastikan semua kabel terhubung sempurna

6. Memberikan petunjuk pada pengguna laboratorium sebelum melakukan kegiatan yang berkaitan
dengan arus listrik

 Pencegahan dan penanggulangan kebakaran

1. Menjauhkan bahan yang mudah terbakar

2. Memastikan selalu tersedia sumber air,selimut api dan pemadam

3. Bunsen segera dimatikan bila sudah digunakan

4. Botol yang berisi zat yang mudah terbakar jauhkan dari api

5. Nyala pembakar spirtus jika tak digunakan dipadamkan

6. Sisa fosfor segera dibakar

7. Meninggalkan laboratorium matikan dulu api,lampu,listrik dan lainnya yang bisa menimbulkan
kebakaran

8. Jangan buang sisa yang masih panas ketempat sampah

Penanggulangan kebakaran:

1. Apabila api membesar segera dipadamkan

2. Api yang baru timbul segera dipadamkan dengan karung basah atau selimut api

3. Menggunakan pemadam kebakaran

2.2. Peran fisika dan bidangnya

Setiap kegiatan pasti memiliki peran dan fungsi tersendiri. Begitu pula pada fisika yang memiliki
peran di setiap bidang tertentu, yaitu:

a. Bidang industri
Banyak penemuan penemuan baru dalam dunia industri yang melalui penelitian fisika
penemuan bahan semi konduktor,peralatan optik,bahan polimer,penemuan mesin mesin
industri ,dalam bidang industri otomotif AC sebagai pendingin ruangan yang menerapkan
hukum termodinamika.
b. Bidang Teknologi
Dalam perkembangan teknologi, fisika sangat berperan besar. Banyak sekali peralatan
dengan teknologi canggih yang menggunakan konsep dasar hukum fisika, misalnya
teknologi digital yang banyak berkembang saat ini menggunakan konsep gelombang
elektromagnetik. Penggunaan lampu TL, monitor komputer, layar LCD, dan lain-lain juga
menggunakan konsep fisika.
c. Bidang Telekomunikasi
Penemuan berbagai peralatan telekomunikasi dari telepon, telegraf, faksimile, internet, dan
handphone juga memanfaatkan hukum fisika tentang gelombang.
d. Bidang Transportasi
Peralatan transportasi tradisional hingga modern menggunakan konsep fisika. Dari
penggunaan  delman, gerobak atau alat transportasi tradisional lain yang memanfaatkan
gaya dorong dan gaya tarik. Peralatan transportasi darat, laut maupun udara semuanya 
menggunakan konsep dasar hukum fisika. Peralatan transportasi darat menerapkan konsep
hukum kecepatan , transportasi laut sperti kapal rapkan hukum-hukum fisika tentang fluida.
Begitu juga dengan transportasi udara seperti pesawat terbang juga memanfaatkan hukum
fisika tentang fluida. Penemuan LIft sebagai salah satu alat transportasi di dalam gedung
dan penemuan motor listrik juga memanfaatkan konsep fisika.
e. Bidang Kedokteran
Dalam bidang kedokteran fisika juga berperan sangat penting, diantaranya ditemukannya
peralatan kedokteran seperti endoskopi, CT scan, X-ray, radioterapi, dan elektromiogram.
f. Bidang energi
yaitu penemuan energi listrik, penemuan pembangkit listrik tenaga surya,(PLTS) yang
mengubah energi cahaya menjadi listrik, penemuan energi radioaktif sebagai salah satu
sumber energi alternatif.
g. Bidang Pertanian
Dalam bidang pertanian, sistem pengairan menggunakan pompa juga memanfaatkan
hukum fisika. Penggunaan teknologi radiasi memang sangat berguna karena salah satu
aplikasi ini dapat digunakan untuk mengatasi berbagai masalah dalam bidang pertanian
Indonesia. Penggunaan radiasi dalam bidang pertanian memang ada banyak sekali.
Contohnya, adalah untuk mengatasi serangan hama pengganggu tanaman pertanian yang
dapat menurunkan kuantitas dan kualitas dari hasil pertanian.

2.3. Hakikat Fisika dan Metode Ilmiah

A. HAKIKAT ILMU FISIKA

Pada hakikatnya, ilmu fisika merupakan sebuah kumpulan pengetahuan atau jalan berfikir dan cara
untuk penyelidikan. Dalam penerapan ilmu fisika harus memperhatikan hakikat ilmu fisika sebagai
berikut.

a. Fisika sebagai produk


Dalam rangka pemenuhan kebutuhan manusia, terjadi interaksi antara manusia dan
lingkungannya. Interaksi itu memberikan pembelajaran kepada manusia sehingga
menemukan pengalaman yang semakin menambah pengetahuan dan kemampuannya serta
berubah perilakunya.
Dalam wacana ilmiah, hasil-hasil penemuan dari berbagai kegiatan penyelidikan yang kreatif dari
para ilmuan di inventarisasi, dikumpulkan , dan disusun secara sistematis menjadi sebuah kumpulan
pengetahuan yang kemudian disebut sebagai produk atau  a body of knowledge.

Pengelompokan hasil-hasil penemuan itu menurut bidang kajian yang sejenis menghasilkan ilmu
pengetahuan yang kemudian disebut sebagai fisika, kimia, dan biologi. Untuk fisika, kumpulan
pengetahuan itu dapat berupa fakta, konsep, prinsip, hukum, rumus, teori, dan model.

a. Fisika sebagai proses


Fisika sebagai proses atau juga disebut sebagai  a way of investigating memberikan
gambaran mengenai bagaimana ilmuan bekerja melakukan penemuan-penemuan. Jadi,
fisika sebagai proses memberikan gambaran mengenai pendekatan yang digunakan untuk
menyusun pengetahuan.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pemahaman fisika sebagai proses sangat berkaitan
dengan kata-kata kunci fenomena, dugaan, pengamatan, pengukuran, penyelidikan, dan publikasi.
Pembelajaran yang merupakan tugas guru trmasuk kedalam bagian mempublikasikan. Dengan
demikian, pembelajaran fisika sebagai proses hendaknya berhasil mengembangkan keterampilan
proses sains pada diri siswa.

b. Fisika sebagai sikap


Dari penjelasan mengenai hakikat fisika sebagai produk dan hakikat fisika sebagai proses
diatas, tampak trlihat bahwa penyusunan pengetahuan fisika diawali dengan kegiatan-
kegiatan kreatif seperti pengamatan, pengukuran, dan penyelidikan atau percobaan, yang ke
semuanya itu memerlukan proses mental dan sikap yang berasal dari pemikiran.

Jadi, dengan pemikirannya orang bertindak dan bersikap sehingga akhirnya dapat melakukan
kegiatan-kegiatan ilmiah.Pemikiran-pemikiran para ilmua yang bergrak dlam bidang fisika itu
menggambarkan rasa ingin tahu dan rasa penasaran mereka yang besar, diiringi dengan rasa
percaya, sikap objektif, jujur, dan terbuka serta mau mendengarkan pendapat orang lain. Sikap-sikap
itulah yang kemudian memaknai hakikat fisika sebagai sikap atau a way of thinking.

Sains adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari gejala alam melalui pengamatan, eksperimen, dan
analisis. Hakikat fisika ialah Fisika sebagai produk,sikap,dan proses.

1. Fisika sebagai produk Produk yang dimaksud dalam fisika kumpulan pengetahuan yang
dapat berupa fakta, konsep, prinsip, hukum, rumus, teori, dan model.
 Fakta merupakan keadaan atau kenyataan yang sesungguhnya dari segala peristiwa yang
terjadi di alam.
 Konsep adalah abstraksi dari berbagai kejadian, objek, fenomena, dan fakta.
 Sedangkan rumus merupakan pernyataan matematis dari suatu fakta, konsep, prinsip,
hukum dan teori.
 Model adalah suatu ide, struktur, atau system dapat dipresentasikan untuk memodelkan
fenomena yang tidak dapat dilihat yang coba dijelaskan para ilmuwan, sangat berguna
dalam membantu memahami suatu fenomena alam atau suatu teori. Contohnya untuk
memahami teori atom ada model-model seperti model atom Thomson, model atom
Rutherford, dan model atom Bohr
 Hukum dan Prinsip pada fisika adalah suatu aturan dasar yang menyimpulkan pengamatan
berkaitan untuk menjelaskan suatu pola kejadian alam
 Teori pada fisika merupakan suatu penjelasan berdasarkan pada berbagai pengamatan yang
didukung oleh hasil-hasil eksperimen. Teori juga digunakan untuk menjelaskan suatu yang
tersembunyi atau tidak dapat langsung diamati.

2. Fisika sebagai proses semua jenis produk dihasilkan setelah kita mempelajari gejala alam
yang melibatkan materi, energy, dan interaksinya.
Proses tersebut meliputi langkah-langkah pengamatan, perumusan masalah, penyusunan
hipotesis melalui eksperimen, analisis data, dan penarikan kesimpulan
Berikut indikator yang perlu diperhatikan dalam langkah-langkah diatas.

a. Indikator Pengamatan
 Menggunakan alat indera yang sesuai.
 Memberi penjelasan apa yang diamati.
 Memilih bentuk pengamatan yang sesuai.
 Mencatat persamaan, perbedaan, keteraturan.
 Membandingkan
 Membuat pengamatan dalam perioda tertentu.
 Mencatat kekecualian/atau hal yg tak diharapkan.
 Menjelaskan suatu pola.
 Menemukenali (identifikasi menurut pola tertentu).

b.Indikator Perumusan Masalah

 Memberi urutan pada peristiwa yang terjadi.


 Mencari persamaan dan perbedaan.
 Menentukan kriteria pengelompikkan.
 Menempatkan pada kelompok tertentu berdasarkan kriteria.
 Memilih (memisahkan dengan jumlah kelompok tertentu).
 Mengelompokkan berdasarkan ciri-ciri tertentu yang ditemukan dalam pengamatan
 Memisahkan dengan berbagai cara
c. Indikator Penyusunan Hipotesis Melalui Eksperimen
 Mencoba menjelaskan pengamatan dalam terminologi konsep dan prinsip.
 Menyadari fakta bahwa terdapat beberapa kemungkinan untuk menjelaskan suatu gejala.
 Menggunakan penjelasan untuk membuat prediksi dari sesuai yang dapat diamati atau
dibuktikan

3. sebagai Sikap Setiap langkah dalam proses membutuhkan sikap ilmiah yang baik, antara lain
rasa ingin tahu, rasa percaya, kreatif, teliti, objektif, jujur, terbuka, mau bekerja sama, dan mau
mendengarkan pendapat orang lain. Beberapa sikap ilmuwan yang baik antara lain:

 Pengamatan Tajam
 Objektif
 Kemauan Berbagi
 Berpikiran Terbuka
 Rasa Ingin Tahu dan Penasaran.

B. METODE ILMIAH

  Ilmu fisika adalah bagian dari ilmu pengetahuan sains yang tergolong ke dalam ilmu pengetahuan
alam (IPA). Ilmu fisika berkembang dari adanya suatu hasil pengamatan yang dilakukan oleh para
ilmuan. Hasil pengamatan inilah yang kemudian menjadi dasar dari beberapa eksperimen yang akan
dilakukan hingga akhirnya terlahir sebuah hukum fisika. Proses inilah yang nantinya dinamakan

sebagai metode ilmiah. Metode ilmiah adalah prosedur dalam mendapatkan pengetahuan yang
disebut ilmu. Jadi, ilmu adalah pengetahuan yang didapatkan lewat metode ilmiah.

    Pengatahuan dapat dikatakan ilmiah jika memenuhi 4 syarat yaitu objektif, metodik,
sistematik, dan berlaku umum.
a. Objektif, yaitu sesuai dengan objeknya yang dapat dibuktikan dengan pengamatan,
tidak didasarkan atas persepsi peneliti atau orang lain.
b. Metodik, yaitu pengetahuan itu didapatkan dengan melakukan cara-cara tertentu yang
teratur dan terkontrol.
c. Sistematik, yaitu tersusun dalam sistem (tidak berdiri sendiri) yang saling berkaitan
dengan pengetahuan lain sehingga dapat menjelaskan sesuatu secara menyeluruh.
d. Berlaku umum, yaitu pengetahuan itu berlaku untuk semua orang dan dapat dibuktikan
oleh siapapun langkah-langkah yang sama.

Dalam pengamatan terhadap gejala alam diperlukan sebuah penelitian. Penelitian dalam
ilmu sains harus menerapkan metode ilmiah. Metode ilmiah atau proses ilmiah (scientific
method)  merupakan proses ilmuan untuk memperoleh  pengetahuan secara sistematis
berdasarkan bukti fisis. Ilmuan melakukan pengamatan serta membentuk hipotesis dalam
usahanya untuk menjelaskan fenomena alam. Prediksi yang dibuat berdasarkan hipotesis
tersebut diuji dengan melakukan eksperimen. Jika suatu hipotesis lulus uji berkali-kali,
hipotesis tersebut dapat menjadi suatu teori ilmiah. Metode ilmiah adalah cara menerapkan
prinsip-prinsip logis terhadap penemuan, pengesahan dan penjelasan tentang suatu
kebenaran.
1. UNSUR-UNSUR METODE ILMIAH
   Unsur utama metode ilmiah adalah pengulangan lima langkah berikut.
 Karakteristik (pengamatan dan pengukuran.
 Hipotesis (penjelasan teoretis yang merupakan dugaan atas hasil pengamatan dan
pengukuran)
 Prediksi (deduksi logis dari hipotesis).
 Eksperimen (pengujian atas semua hal di atas).
 Evaluasi dan pengulangan.

2. KRITERIA METODE ILMIAH

   Kriteria metode ilmiah antara lain sebagai berikut.


 Berdasarkan fakta. Keterangan yang ingin diperolehdalam penelitian yang akan
dianalisis harus berdasarkan fakta-fakta yang nyata , tidak berdasarkan daya khayal,
legenda atau sejenisnya.
 Bebas dari prasangka. Harus mempunyai sifat bebas prasangka , bersih dan jauh
dari pertimbangan subjektif.
 Menggunakan prinsip analisis. Semua masalah harus dicari sebab musabab serta
pemecahannya menggunakan analisis yang logis . Semua kejadian harus dicari
sebab akibat menggunakan analisis yang tajam.
 Perumusan masalah. Antara lain dengan menyusun hipotesis. Hipotesis digunakan
untuk memandu jalan pikiran ke arah tujuan yang ingin dicapai sehingga hasil yang
ingin diperoleh akan mengenai sasaran yang tepat.
 Menggunakan ukuran objektif. Ukuran yang digunakan tidak boleh dengan
mengandalkan perasaan atau menurut hati nurani. Pertimbangan-pertimbangan
harus dibuat secara objektif dengan pikiran waras.
 Menggunakan teknik kuantitatif dan atau kualitatif. Data yang didapat
menggunakan data ukuran kuantitatif.

3. KARAKTERISTIK METODE ILMIAH

   Karakteristik metode ilmiah antara lain sebagai berikut.


 Bersifat kritis dan analitis, artinya metode menunjukan adanya proses yang tepat
untuk mengindetifikasi masalah dan menentukan metode untuk memecahkan
masalah.
 Berisfat logis, artinya dapat memberikan argumentasi ilmiah kesimpulan yang
dibuat secara rasional berdasarkan bukti-bukti yang tersedia.
 Bersifat objektif, artinya dapat dicontoh oleh ilmuan lain dalam study yang sama
dengan kondisi yang sama pula.
 Bersifat empiris, artinya metode yang dipakai didasarkan pada fakta di lapangan.
 Bersifat konseptual, artinya proses penelitian dijalankan dengan pengembangan
konsep dan teori agar hasilnya dapat dipertanggungjawabkan.

4. LANGKAH-LANGKAH METODE ILMIAH

Metode ilmiah merupakan suatu prosedur (urutan langkah) yang harus dilakukan untuk
melakukan suatu proyek ilmiah (science project). Secara umum metode ilmiah meliputi
langkah-langhkah berikut.

a. Observasi Awal
   Setelah topik yang akan diteliti dalam proyek ilmiah ditentukan , langkah pertama untuk
melakukan proyek ilmiah adalah melakukan observasi awal untuk mengumpulkan informasi
segala sesuatu yang berhubungan dengan topik tersebut melalui pengalaman berbagai
sumber ilmu pengetahuan, dan berkonsultasi dengan ahli yang sesuai.
1.Gunakan semua referensi (buku, jurnal, majalah, koran, internet, interview, dan lainnya).
2.Kumpulkan informasi dari ahli (instrukutur, peneliti, insinyur, dan lainnya).
3.Lakukan eksplorasi lain yang berhubungan dengan topik

b. Mengidentifikasi Masalah
  Permasalahan merupakan pertanyaan ilmiah yang harus diselesaikan. Permasalahan
dinyatakan dalam pernyataan terbuka yaitu pertanyaan dengan jawaban berupa suatu
pertanyaan bukan jawaban YA atau TDAK. Sebagai contoh : Bagaimana cara menyimpan
energi surya dirumah?
 Batasi permasalahan seperlunya agar tidak terlalu luas
 Pilih pemasalahan yang penting dan menarik untuk diteliti
 Pilih permasalahan yang dapat diselesaikan secara eksperimen

c. Merumuskan atau Menyatakan Hipotesis


  Hipotesis merupakan suatu ide atau dugaan sementara tentang penyelesaian masalah
yang diajukan dalam proyek ilmiah. Hipotesis dirumuskan atau dinyatakan sebelum
penelitian yang seksama atas topik ilmiah dilakukan. Oleh karena itu kebenaran hipotesis ini
perlu diuji lebih lanjut melalui penelitian yang seksama. perlu diingatkan bahwa jika
menurut hasil pengujian ternyata hipotesis  tidak benar bukan berarti penelitian yang
dilakukan salah.
 Gunakan pengalaman atau pengamatan sebelumnya sebagai dasar hipotesis
 Rumuskan hipotesis sebelum memulai proyek eksperimen.

d. Melakukan Eksperimen
    Eksperimen dirancang dan dilakukan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Perhitungkan
semua variabel , yaitu semua yang berpengaruh pada eksperimen. Ada tiga jenis variabel
yang perlu diperhatikan pada eksperimen, yaitu variabel bebas, variabel terikat dan variabel
kontrol.
    Variabel bebas merupakan variabel yang dapat diubah secara bebas. Variabel terikat
adalah variabel yang diteliti, yang perubahannya bergantung pada variabel bebas. Variabel
kontrol adalah variabel yang selama eksperimen dipertahankan tetap.

 Usahakan hanya satu variabel bebas selama eksperimen.


 Pertahankan kondisi yang tetap pada variabel-variabel yang diasumsikan konstan.
 Lakukan eksperikan berulang kali untuk memvariasi hasil.
 Catat hasil eksperimen secara lengkap dan seksama.

e. Menyimpulkan Hasil Eksperimen


  Kesimpulan proyek merupakan ringkasan hasil  proyek eksperimen dari pernyataan
bagaimana hubungan antara hasil eksperimen dan hipotesis. Alasan-alasan untuk hasil
eksperimen yang bertentangan dengan hipotesis termasuk didalamnya. Jika dapat
dilakukan, kesimpulan dapat diakhiri dengan memberikan pemikiran untuk penelitian lebih
lanjut. Jika hasil eksperimen tidak sesuai dengan hipotesis:
 Jangan ubah hipotesis,
 Jangan abaikan hasil eksperimen
 Berikan alasan yang masuk akal mengapa tidak sesuai.
 Berikan cara-cara yang mungkin dilakukan selanjutnya untuk menemukan penyebab
ketidaksesuaian   
 Apabila cukup waktu lakukan eksperimen sekali lagi atau susun ulang eksperimen.
BAB III PENUTUP
Demikianlah makalah yang saya buat ini, semoga bermanfaat dan menambah pengetahuan
para pembaca. Saya mohon maaf apabila ada kesalahan ejaan dalam penulisan. Karena saya
hanyalah manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan Dan saya juga sangat
mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Sekian
penutup dari saya, atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.

Anda mungkin juga menyukai