Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Kesehatan Karya Husada, Vol 9 No 2 Tahun 2021

PISSN 2337649X/EISSN 2655-8874


Emmelia Ratnawati “Latihan “Salam Trendi” Terhadap Kekuatan Otot dan Kecepatan Berjalan Lansia
Paska Stroke di Kota Depok” (hal 112-121)

Received Revisied Acceptep


10 Desember 2020 20 Februari 2021 16 Juni 2021

LATIHAN “SALAM TRENDI” TERHADAP KEKUATAN OTOT


DAN KECEPATAN BERJALAN LANSIA PASKA STROKE DI
KOTA DEPOK
Emmelia Ratnawati1, Astuti Yuni Nursasi2, Sukihananto3
1. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Panti Rapih, Yogyakarta 55584, Indonesia
2. Program Studi Magister, Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Indonesia
3. Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Indonesia, Depok 16424, Indonesia
E-mail: emmelia_ratnawati@stikespantirapih.ac.id

ABSTRAK

Stroke pada lansia mengakibatkan keterbatasan kemandirian. Latihan Salam Trendi terdiri
dari latihan nafas dalam, stretching, dan rentang pergerakan sendi merupakan salah satu
latihan untuk mengurangi keterbatasan. Latihan dilakukan di rumah dan bersifat individual
2x/minggu selama 4 minggu. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi pengaruh latihan
“Salam Trendi” terhadap kekuatan otot dan kecepatan berjalan lansia paska stroke di Kota
Depok. Penelitian menggunakan desain Quasi Eksperimen pre dan post test design. Jumlah
sampel 44 responden yang terdiri dari kelompok perlakuan dan kelompok kontrol yang
dipilih dengan tehnik consecutive sampling. Evaluasi penelitian dilakukan pada hari
pertama dan minggu keempat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kekuatan otot lengan
(p=0.042) dan kaki (p = 0.005); kecepatan berjalan (p=0.002) berubah secara signifikan
setelah diberikan latihan. Hal ini berarti latihan Salam Trendi berpengaruh terhadap
peningkatan kekuatan otot dan kecepatan berjalan lansia paska stroke. Penelitian ini
merekomendasikan perlunya latihan ini sebagai salah satu intervensi perawat dalam asuhan
keperawatan lansia paska stroke di komunitas.

Kata kunci: Stroke; lansia; latihan Salam Trendi; kekuatan otot, kecepatan berjalan.

ABSTRACT

Stroke in the elderly resulted in limited autonomy. Exercise Salam Trendy consists of deep
breathing exercises, stretching, and range of motion is one exercise to reduce limitations.
Exercises done at home and individual 2x / week for 4 weeks. This study aimed to identify the
effects of exercise "Salam Trendy" against muscle strength and walking speed of elderly
post-stroke in Depok. Quasi-Experimental research design using pre and post test design.
Total sample of 44 respondents consisting of the treatment group and the control group were
selected with consecutive sampling technique. Evaluation studies conducted on the first and
fourth week. The results showed that the arm muscle strength (p = 0.042) and legs (p =
0.005); walking speed (p = 0.002) increased significantly after being given a workout. This
means that the exercise “Salam Trendy “ affect the increase in muscle strength and walking
speed. The study recommends the need for this exercise as one of the interventions of nurse
elderly post-stroke in the community.

Keyword: Stroke; the elderly; exercise Salam Trendy; muscle strength, walking speed.

Page 112 |
Jurnal Kesehatan Karya Husada, Vol 9 No 2 Tahun 2021
PISSN 2337649X/EISSN 2655-8874
Emmelia Ratnawati “Latihan “Salam Trendi” Terhadap Kekuatan Otot dan Kecepatan Berjalan Lansia
Paska Stroke di Kota Depok” (hal 112-121)

PENDAHULUAN Salah satu masalah akibat stroke


Lansia dengan stroke merupakan adalah gangguan motorik.
kelompok rentan. Kerentanan Ligamentum menjadi kaku dan terjadi
mencakup sakit kronis dan kecacatan penurunan kelenturan sehingga
yang berdampak pada mengurangi gerakan persendian.
ketidakmampuan, kualitas hidup, dan Immobilisasi dapat menyebabkan
pembiayaan kesehatan (Allender, kehilangan kekuatan otot. Penurunan
Rector, dan Warner, 2014). Lansia kemampuan muskuloskeletal
dengan stroke mengalami perubahan menurunkan aktivitas fisik dan latihan
fisiologis dan keterbatasan fungsional yang berpengaruh pada kemampuan
yang berakibat keterbatasan melakukan aktivitas sehari-hari
kemandirian. (Smeltzer dan Bare, 2008). Latihan
Hasil Riskesdas (2018) menyatakan pada lansia paska stroke seringkali
prevalensi stroke di Indonesia hanya dilakukan beberapa kali setelah
berdasarkan diagnosis dokter lansia pulang dari rumah sakit.
meningkat dari 0.7% (2013) menjadi Menurut Perry dan Potter (2009),
1.09%. Prevalensi stroke di Jawa Barat rehabilitasi kemampuan mobilitas
mencapai 1.1%. Profil usia terbanyak difokuskan pada range of motion, cara
penderita stroke adalah usia 55-64 berjalan, latihan dan toleransi terhadap
tahun: 3.3%, usia 65-74 tahun: 4.61%, aktivitas, dan sikap tubuh.
dan usia lebih dari 75 tahun: 6.7%. Latihan Salam Trendi merupakan
Pola penyakit stroke di rawat inap salah satu alternatif latihan yang dapat
rumah sakit usia 45->75tahun: 6.17%, dilakukan oleh lansia paska stroke.
di rawat jalan: 4.88% (Profil Latihan ini terdiri dari tiga latihan
Kesehatan Kota Depok, 2017). yaitu nafas dalam, stretching, dan
Konsekuensi fungsional pada rentang pergerakan sendi. Latihan
kardiovaskuler dan mekanisme Salam Trendi merupakan prosedur
barorefleks menurunkan kecepatan yang sederhana sehingga dapat
aliran darah ke serebral yang dapat dilakukan oleh lansia paska stroke di
menyebabkan stroke (Miller, 2012). rumah. Tujuan latihan Salam Trendi

Page 113 |
Jurnal Kesehatan Karya Husada, Vol 9 No 2 Tahun 2021
PISSN 2337649X/EISSN 2655-8874
Emmelia Ratnawati “Latihan “Salam Trendi” Terhadap Kekuatan Otot dan Kecepatan Berjalan Lansia
Paska Stroke di Kota Depok” (hal 112-121)

adalah relaksasi otot dan lansia paska stroke yang bertempat


mengoptimalkan fungsi motorik tinggal bertempat tinggal di wilayah
menggunakan kombinasi latihan untuk Kecamatan Sukmajaya,diberi latihan
meningkatkan kerja jantung, kekuatan Salam Trendi 15-20 menit, diulang
otot, dan meningkatkan kecepatan sekali dengan interval istirahat selama
berjalan. selama 3 menit, 2 kali per minggu,
Penelitian tentang range of motion selama 4 minggu. Kelompok kontrol
lebih banyak dilakukan di rumah sakit (n=22) adalah lansia paska stroke di
dan panti. Penelitian tentang wilayah Kecamatan Pancoran Mas.
kombinasi nafas dalam, stretching, Penelitian ini dilaksanakan pada 6 Mei
dan rentang pergerakan sendi pernah – 8 Juni 2015. Pengumpulan data
dilakukan Erwanto (2014) mengukur dilakukan dengan menggunakan
kemampuan rehabilitasi pada kuesioner uji kekuatan otot dan uji
kelompok lansia paska stroke di kecepatan berjalan 10 meter.
Cimanggis.
Berdasarkan uraian di atas menurut HASIL PENELITIAN
peneliti perlu dilakukan penelitian Analisis univariat menggambarkan
tentang pengaruh nafas dalam, karakteristik dari 44 responden
stretching, dan rentang pergerakan diantaranya rerata usia responden
sendi (Salam Trendi) terhadap adalah 64.86 tahun dalam rentang 60-
kekuatan otot dan kecepatan berjalan 74 tahun. Mayoritas jenis kelamin
lansia paska stroke di Kota Depok. adalah laki-laki (56.8%). Mayoritas
frekuensi stroke adalah serangan
METODE PENELITIAN pertama (88.6%). Kekuatan otot
Penelitian ini menggunakan design lengan pada kelompok perlakuan
quasi eksperimen dengan rancangan meningkat dari 3.00 menjadi 3.18
non randomized control group pretest setelah intervensi sedangkan
posttest. Besar sampel yang diambil kelompok kontrol tidak mengalami
dengan consecutive sampling dengan peningkatan. Kekuatan otot kaki pada
total sampling 44 lansia paska stroke. kelompok perlakuan meningkat dari
Kelompok perlakuan (n=22) adalah 3.95 menjadi 4.27 dan kelompok

Page 114 |
Jurnal Kesehatan Karya Husada, Vol 9 No 2 Tahun 2021
PISSN 2337649X/EISSN 2655-8874
Emmelia Ratnawati “Latihan “Salam Trendi” Terhadap Kekuatan Otot dan Kecepatan Berjalan Lansia
Paska Stroke di Kota Depok” (hal 112-121)

kontrol juga meningkat dari 4.23 Kek Kelo n M S S pValu


uata mpo e D E e
menjadi 4.32. Kecepatan berjalan pada n k a

kelompok kontrol meningkat dari 0.4 otot n


sih
menjadi 0.52 dan pada kelompok
kontrol juga meningkat dari 0.45 Kak Perla 2 Seb 3. 0 0. 0.000
i kuan 2 elu 9 . 15
menjadi 0.46. Setelah dilakukan m 5 7

latihan Salam Trendi terdapat 2


Ses 4. 0 0.
perbedaan signifikan pada kekuatan uda 2 . 10
otot lengan (p=0.042; α=0.05), h 7 4
6
kekuatan otot kaki (p=0.005;α=0.05), Seli 0. 0 0. 0.005
kecepatan berjalan (p=0.02;α=0.05). sih 3 . 10
2 4
8

Tabel 1. Perubahan kekuatan otot Kont 2 Seb 4. 0 0. 0.000


rol 2 elu 2 . 15
lansia paska stroke di Kota Depok m 3 6
Kek Kelo n M S S pValu 8
uata mpo e D E e Ses 4. 0 0.
n k a uda 3 . 12
otot n h 2 5
Len Perla 2 Seb 3. 1 0. 0.000 7
gan kuan 2 elu 0 . 30 Seli 0. 0 0. 0.162
m 0 4 sih 0 . 06
1 9 2
Ses 3. 1 0. 9
uda 1 . 29
h 8 3
7 Tabel 2. Perubahan kecepatan berjalan
Seli 0. 0 0. 0.042 lansia paska stroke di Kota Depok
sih 1 . 08
Kecepat n Mea SD SE p
8 3
an n Valu
9
Berjalan e
Kont 2 Seb 3. 1 0.
rol 2 elu 4 . 31
m 1 4 Perlakua Sebelu 2 0.40 0.2 0.05 0.00

7 n m 2 9 2

Ses 3. 1 0.
uda 4 . 31
h 1 4 Sesuda 0.52 0.3 0.07
7 h 5
Seli 0 0 0

Page 115 |
Jurnal Kesehatan Karya Husada, Vol 9 No 2 Tahun 2021
PISSN 2337649X/EISSN 2655-8874
Emmelia Ratnawati “Latihan “Salam Trendi” Terhadap Kekuatan Otot dan Kecepatan Berjalan Lansia
Paska Stroke di Kota Depok” (hal 112-121)

Selisih 0.11 0.1 0.03 darah ke otak. Insiden terjadinya


5
stroke berlipat sejak usia 55 tahun dan
Kontrol Sebelu 2 0.45 0.3 0.06 0.91
m 2 1 7 1 dua pertiga kejadian stroke terjadi
pada usia lebih dari 65 tahun (Guzman
Sesuda 0.47 0.3 0.06 et al, 2012). Stroke pada usia lanjut
h 1 7
diperkirakan dipengaruhi oleh masalah
Selisih 0.00 0.8 0.01
2 9 9
aterosklerosis yang banyak diderita
lansia. Smeltzer dan Bare (2008)
menyebutkan bahwa penyebab utama
PEMBAHASAN
stroke adalah trombosis serebral yang
Rerata usia responden penelitian ini
diakibatkan arterisklerosis dan
adalah 63.23 tahun pada kelompok
pelambatan sirkulasi serebral.
perlakuan dan 66.50 tahun pada
Haghighi et al (2009) menyebutkan
kelompok kontrol. Hal ini sesuai data
bahwa ada hubungan positif antara
BPS (2020) bahwa di Indonesia
usia dan pengetahuan tentang stroke
didominasi oleh lansia berusia 60-69
yaitu semakin tinggi usia dan tingkat
tahun dengan jumlah yang mencapai
pendidikan, pengetahuan tentang
64,29%. Hal ini dikuatkan oleh
stroke dan perawatannya juga
penelitian Limansyah (2014) usia
meningkat. Proses rehabilitasi
lansia paska stroke antara 63.74 –
merupakan suatu proses belajar yang
66.40. Usia ini juga sesuai data
melibatkan memori jangka panjang
Riskesdas (2013) yang menyebutkan
tentang kemampuan motorik sehingga
bahwa presentase profil lansia stroke
memudahkan untuk memiliki
usia 55-64 tahun sebesar 3.3%, usia
kemampuan motorik yang telah
65-74 tahun sebesar 4.16%. Usia
dipelajari terdahulu (Mudie dan
harapan hidup di Indonesia pada tahun
Matyas,2000). Hal tersebut
2020 adalah 71.47 tahun sehingga
menguatkan bahwa lansia mempunyai
proporsi lansia paska stroke sangat
kemampuan memori jangka panjang
mungkin pada usia tersebut.
yang menurun sehingga berdampak
Perubahan fungsi fisiologis
pada waktu pemulihan paska stroke.
kardiovaskuler karena bertambahnya
usia mempengaruhi kecepatan aliran
Page 116 |
Jurnal Kesehatan Karya Husada, Vol 9 No 2 Tahun 2021
PISSN 2337649X/EISSN 2655-8874
Emmelia Ratnawati “Latihan “Salam Trendi” Terhadap Kekuatan Otot dan Kecepatan Berjalan Lansia
Paska Stroke di Kota Depok” (hal 112-121)

Hasil penelitian ini menunjukkan mortalitas dan kecacatan yang lebih


bahwa mayoritas jenis kelamin lansia tinggi dibanding stroke pertama
paska stroke adalah laki-laki. Hasil karena pada stroke ulang, jaringan
penelitian Bergstrome et al (2011) otak belum sepenuhnya pulih dari
menyebutkan bahwa 67% dari serangan pertama sehingga berdampak
partisipan adalah laki-laki. Hal ini lebih berat (Bethesda Stroke Center,
dikuatkan oleh Black dan Hawk 2007). Cahyati (2011) menyebutkan
(2009) yang menyatakan bahwa risiko bahwa frekuensi stroke pada
stroke lebih besar pada laki-laki penelitiannya tidak mempengaruhi
daripada perempuan. Faktor risiko peningkatan kemampuan motorik
yang menyebabkan laki-laki menderita pasien stroke karena sebagian besar
stroke adalah stres, hipertensi, responden mendapat penanganan yang
merokok, alkohol, diet yang kurang cepat setelah serangan pertama.
baik, kurangnya latihan fisik, dan Hasil penelitian ini menunjukkan
penyakit lainnya. Penelitian Cahyati kekuatan otot meningkat setelah
(2011) di Tasikmalaya menyebutkan diberikan latihan Salam Trendi.
jenis kelamin tidak perbedaan dalam Penelitian Astrid (2008) menunjukkan
pemulihan kemampuan motorik pasien bahwa setelah diberikan latihan ROM
stroke. dengan frekuensi 4 kali sehari selama
Frekuensi serangan stroke pada 7 hari kekuatan otot meningkat secara
penelitian ini mayoritas terjadi pada signifikan. Hal ini dikuatkan oleh
serangan pertama. Hal ini penelitian Erwanto (2014) latihan
menunjukkan bahwa kejadian stroke NADA ROMS yang diberikan setiap
memang baru muncul setelah usia minggu selama 3 bulan memberikan
lebih dari 60 tahun, dan serangan pengaruh terhadap kekuatan otot
pertama merupakan kondisi yang baik lansia paska stroke.
dalam proses rehabilitasi. Gordon Peningkatan kekuatan otot dalam
(2002) menyebutkan bahwa perbaikan penelitian ini dapat disebabkan adanya
kelainan neurologis sebagian latihan dengan menggerakkan tangan
berlangsung pada 6 bulan pertama kaki dengan Gerakan fleksi, ekstensi,
rehabilitasi. Stroke ulang memiliki hiperekstensi, abduksi, adduksi, rotasi,

Page 117 |
Jurnal Kesehatan Karya Husada, Vol 9 No 2 Tahun 2021
PISSN 2337649X/EISSN 2655-8874
Emmelia Ratnawati “Latihan “Salam Trendi” Terhadap Kekuatan Otot dan Kecepatan Berjalan Lansia
Paska Stroke di Kota Depok” (hal 112-121)

sirkumduksi, eversi, inversi, pronasi, kelemahan pada satu sisi, control


dan supinasi. Setiap Gerakan tubuh yang menurun serta
dilakukan sampai terdapatnya sedikit ketidakstabilan pola berjalan.
tahanan, sistematis dan urutannya Keterbatasan berjalan pada klien
sama pada sesi latihan. stroke terjadi pada fase menapak dan
Kecepatan berjalan pada lansia paska fase mengayun kaki. Keterbatasan
stroke sebelum diberikan latihan pada pola berjalan juga disebabkan adanya
penelitian ini adalah 0.4 meter/detik, kontraksi dalam dan luar yang terjadi
sedangkan setelah diberikan latihan karena kurangnya pergerakan sendi
adalah 0.52 meter/detik. Latihan fisik secara penuh. Hal ini diperkuat dengan
secara teratur dan terbimbing dapat penelitian Tulandi, Kundre, dan
meningkatkan kemampuan berjalan Silolonga (2014) tentang Range of
khususnya kecepatan berjalan. Hal ini Motion pasif untuk Gerakan fleksi,
sejalan dengan penelitian Olawais et al hiperekstensi, abduksi, dan adduksi
(2011) yang menyebutkan bahwa pada panggul menunjukkan ada
latihan yang diberikan selama 12 pengaruh terhadap luas gerak sendi
minggu mempunyai efek terhadap panggul.
fungsi berjalan kelompok paska
stroke. Braden et al (2012)
melaporkan kecepatan berjalan pada
laki-laki adalah 0.54 meter/detik dan SIMPULAN DAN SARAN
0.40 meter/detik pada perempuan, Simpulan
serta setiap penurunan kecepatan 0.10 1. Terdapat perubahan bermakna
meter/detik mengindikasikan pada kekuatan otot lansia paska
buruknya status kesehatan. stroke sebelum dan sesudah
Berjalan merupakan kemampuan diberikan latihan Salam Trendi.
lokomotor yang digunakan untuk 2. Terdapat perubahan bermakna
memindahkan tubuh dari satu tempat pada kecepatan berjalan lansia
ke tempat yang lain (Carr dan paska stroke sebelum dan
Shepherd, 2010). Kemampuan setelah diberikan latihan Salam
berjalan klien stroke dipengaruhi oleh Trendi.

Page 118 |
Jurnal Kesehatan Karya Husada, Vol 9 No 2 Tahun 2021
PISSN 2337649X/EISSN 2655-8874
Emmelia Ratnawati “Latihan “Salam Trendi” Terhadap Kekuatan Otot dan Kecepatan Berjalan Lansia
Paska Stroke di Kota Depok” (hal 112-121)

Saran satisfaction of persons with stroke


1. Bagi perawat and their caregivers: associations
Melatih dan melibatkan kader with caregiver burden and the
serta keluarga cara merawat impact of stroke. Health And
lansia paska stroke terutama Quality of Life Outcomes, 9:1.
aktivitas fisik di rumah Bethesda Stroke Centre. (2007).
2. Bagi peneliti selanjutnya Faktor resiko stroke usia muda.
Disarankan kepada peneliti http://www.strokebethesda.com
selanjutnya terkait dukungan Black, J.M., &Hawks, J.H. (2009).
keluarga dalam latihan Salam Medical surgical nursing:
Trendi sehingga kemampuan Clinical management for positive
lansia paska stroke lebih outcomes (8thed). St Louise:
optimal. Elsevier. Inc.
Badan Pusat Statistik (2020). Statistik
DAFTAR PUSTAKA Penduduk Lansia 2020. Jakarta:
Allender, Judith Ann; Cherie Rector; Badan Pusat Statistik
Kristine D.W. (2014). Community Braden H., et al. (2012). Gait Speed Is
and public health nursing: Limited but Improves Over the
promoting the public’s health. 8th Course of Acute Care Physical
ed. Philadelphia: Lippincott Therapy. Journal of Geriatric
Williams & Wilkins Physical Therapy. Volume 35.
Astrid, M., Nurachmah, E., Budiharto. Number 3. July-September 2012.
(2008). Pengaruh Latihan Range DOI:
of Motion (ROM) Terhadap 10.1519/JPT.0b013e31828baale
Kekuatan Otot, Luas Gerak Sendi Cahyati Y., Nurachmah E., Hastono
dan Kemampuan Fungsional S.P. (2011). Perbandingan
Pasien Stroke di RS Sint Carolus Latihan ROM Unilateral dan
Jakarta. Tesis. Jakarta: Tidak Latihan ROM Bilateral Terhadap
dipublikasikan kekuatan Otot Pasien Hemiparese
Bergstorm A., Eriksson G., Koch L., Akibat Stroke Iskemik Di RSUD
Tham K. (2011). Combined life Kota Tasikmalaya dan RSUD Kab

Page 119 |
Jurnal Kesehatan Karya Husada, Vol 9 No 2 Tahun 2021
PISSN 2337649X/EISSN 2655-8874
Emmelia Ratnawati “Latihan “Salam Trendi” Terhadap Kekuatan Otot dan Kecepatan Berjalan Lansia
Paska Stroke di Kota Depok” (hal 112-121)

Ciamis. Tesis. Jakarta. Tidak Assosiation Scientific Statement


dipublikasikan From Council on Clinical
Carr, J.H, Shepherd, R.B. (2010). Cardiology, Subcommittee on
Neurological Rehabilitation: Exercise, Cardiac Rehabilitation,
Optimizing Motor Performance. and Prevention; the Council on
Sydney: Churchill Livingstone Cardiovaskuler Nursing; the
Dinas Kesehatan Kota Depok. (2017). Council on Nutrition, Physical
Profil Kesehatan Pemerintah Activity, and metabolism; and the
Daerah Kota Depok 2016. Depok: Stroke Council. Stroke: 35: 1230-
Dinas Kesehatan Kota Depok 1240. www.stroke.ahajournals.org
Erwanto, R., Sahar J., Widyatuti. Haghighi, Afshin. B., et al. (2010).
(2014). Pengaruh Intervensi Knowledge and attitude towards
Keperawatan Komunitas “Nafas stroke risk factors, warning
Dalam, Rentang Gerak Sendi dan symptoms and treatment in an
Peregangan” Terhadap Iranian population. Journal
Peningkatan Kemampuan Medical Principles and Practice:
Rehabilitasi Pada Kelompok 19: 468 – 472. DOI:
lansia Paska Stroke di Kelurahan 10.1159/000320306
Curug, Kecamatan Cimanggis. Kementerian Kesehatan RI. (2013).
KIA. Jakarta: Tidak Hasil Riskesdas 2013. Jakarta:
dipublikasikan Kementerian Kesehatan RI
Guzman, Allan, et al. (2012). Self- Kementerian Kesehatan RI. (2018).
concept, disposition, and Hasil Riskesdas 2018. Jakarta:
Resilience of Poststroke Filipino Kementerian Kesehatan RI
Elderly with Residual paralysis. Miller, Carol, A. (2012). Nursing for
Educational Gerontology, 38: 429 Wellness in Older Adults. Sixth
– 442 Edition. Philadelphia: Lippincott
Gordon, NF, et al (2004). Physical Williams & Wilkin
Activity and Exercise Mudie M.H., Mtyas T.A. (2000). Can
Recommendations for Stroke simultameous bilateral movement
Survivors: An American Heart involve the undamaged

Page 120 |
Jurnal Kesehatan Karya Husada, Vol 9 No 2 Tahun 2021
PISSN 2337649X/EISSN 2655-8874
Emmelia Ratnawati “Latihan “Salam Trendi” Terhadap Kekuatan Otot dan Kecepatan Berjalan Lansia
Paska Stroke di Kota Depok” (hal 112-121)

hemisphere in reconstruction of
neural networks damaged by
stroke? Disability and
Rehabilitation, 22(1/2): 23-37
Olawais OA., et al (2011). Exercise
training improves walking
function in an African group of
stroke survivors: a randomized
controlled trial. Journal Clinical
Rehabilitation. Volume 25. Hal
442-450. DOI:
10.1177/0269215510389199
Potter P.A.; Perry A.G. (2009).
Fundamentals of Nursing. 7th
Edition. St. Louise: Mosby
Elsevier
Smeltzer SC & Bare G. (2008).
Brunner & Suddarth: Textbook of
medical surgical nursing.
Philadelphia: Lippincott Williams
& Wilkins

Page 121 |

Anda mungkin juga menyukai